• Tidak ada hasil yang ditemukan

SD/MI Jumlah Guru 8.94 9.0 9.08 9,

Dalam dokumen RPJMD BAB 2 Gambaran Umum (Halaman 42-49)

A. Fokus Layanan Urusan Wajib 1) Urusan Pendidikan

1 SD/MI Jumlah Guru 8.94 9.0 9.08 9,

1.2. Jumlah Murid 124.709 125.718 126.653 127.556 1.3. Rasio 13,95 13,81 14,04 14,00 2 SMP/MTs 2.1. Jumlah Guru 5.714 5.742 5.645 5724 2.2. Jumlah Murid 65.555 65.245 64.220 67.445 2.3. Rasio 11,47 11,36 11,38 12,00 3 SMA/MA/SMK 3.1 Jumlah Guru 5.271 5.333 5.371 5.369 3.2 Jumlah Murid 53.435 54.664 56.595 60.588 3.3 Rasio 10,14 10,25 10,54 11,00

Sumber: Dinas Pendidikan, Tahun 2012

Dari tabel diatas dapat dilihat kecenderungan rasio jumlah guru dan murid menunjukkan tren yang stabil dalam periode 4 tahun terakhir, baik untuk tingkat SD maupun SMP. Hal ini menunjukkan tetap terjaganya perbandingan jumlah ideal antara guru dan murid di Kabupaten Jombang, sehingga mutu pengajaran tetap terjaga. Rasio jumlah guru dan murid tidak terpengaruh oleh kondisi wilayah kecamatan di perkotaan ataupun di pinggiran, karena bisa jadi yang di pinggiran lebih rendah rasionya.

Sedangkan jika dibandingkan dengan standar nasional, maka pada tahun 2012 rasio jumlah guru dan murid sebesar 1:14 masih di bawah standar nasional sebesar 1:23. Demikian juga pada tingkat SMP rasio jumlah guru dan murid sebesar 1:12 masih di bawah standar nasional yang sebesar 1:16. Sedangkan rasio jumlah guru dan murid sebesar 1:11. Hal ini menunjukkan bahwa jumlah guru untuk jenjang pendidikan dasar, baik SD maupun SMP, telah mencukupi perbandingan ideal yang ditetapkan secara nasional. Rasio jumlah

guru dan murid tingkat SD/Mi, SMP/MTs dan SMA/MA/SMK menurut kecamatan tersaji dalam tabel berikut:

Tabel 2.17

Rasio Guru dan Murid Semua Jenjang Pendidikan Tahun 2012 Menurut Kecamatan di Kabupaten Jombang

No. Kecamatan SD/MI SMP/MTs SMA/MA/SMK Jumlah Guru Jumlah Murid Rasio Jumlah Guru Jumlah Murid Rasio Jumlah Guru Jumlah Murid Rasio 1 Bandarkdm 359 4.524 13 111 1.404 13 69 815 12 2 Perak 368 5.328 14 261 3.476 13 250 4.694 19 3 Gudo 334 5.060 15 116 1.412 12 61 741 12 4 Diwek 803 10.723 13 714 7.206 10 713 6.594 9 5 Ngoro 851 11.198 13 341 3.832 11 345 3.089 9 6 Mojowarno 640 9.125 14 348 3.154 9 160 849 5 7 Bareng 346 4.713 14 143 2.139 15 61 674 11 8 Wonosalam 245 3.238 13 96 1.293 13 61 415 7 9 Mojoagung 493 8.282 17 357 4.259 12 370 5.407 15 10 Somobito 515 7.690 15 260 3.198 12 151 1.465 10 11 Jogo Roto 553 7.085 13 399 3.876 10 389 2.097 5 12 Peterongan 419 6.284 15 369 4.623 13 611 4.593 8 13 Jombang 1.002 15.174 15 897 11.405 13 1.343 21.621 16 14 Megaluh 316 3.538 11 152 1.737 11 125 339 3 15 Tembelang 385 5.230 14 225 2.838 13 171 1.160 7 16 Kesamben 399 5.858 15 315 3.928 12 76 924 12 17 Kudu 193 2.678 14 127 1.426 11 155 1.167 8 18 Ploso 251 3.443 14 127 1.647 13 128 2.711 21 19 Kabuh 248 3.335 13 113 1.417 13 55 631 11 20 Plandaan 296 3.057 10 121 1.461 12 36 362 10 21 Ngusikan 163 1.993 12 132 1.714 13 39 240 6 Jumlah 9.179 127.556 14 5.724 67.445 12 5.369 60.588 11

Sumber: Dinas Pendidikan, Tahun 2012 d) Fasilitas Pendidikan

Dalam rangka memberikan pelayanan pendidikan terbaik kepada masyarakat diperlukan sarana dan prasarana sekolah yang memadai. Untuk itu Pemerintah Kabupaten Jombang bersama seluruh

stakeholder yang ada berupaya menjamin ketersediaan bangunan sekolah dalam kondisi baik.

Perkembangan jumlah bangunan sekolah dalam kondisi baik selama dua tahun terakhir menunjukan tren yang naik. Untuk SD/MI mengalami kenaikan yang cukup signifikan pada tahun 2011 yakni

dari 63% meningkat menjadi 81,98%. Demikian pula untuk SMP/MTs menunjukan tren yang meningkat, dari 76,61% pada tahun 2009 naik menjadi 97,68% pada tahun 2012. Adapun untuk SMA/SMK/MA cenderung stabil yakni dari 91,95% pada tahun 2009 turun sedikit menjadi 90,21% pada tahun 2010, kemudian pada tahun 2011 naik lagi menjadi 91,25% dan di tahun 2012 tetap 91,25%. Perkembangan jumlah bangunan sekolah kondisi baik tahun 2010 sampai dengan tahun 2012 tersaji pada grafik berikut:

Grafik 2.14

Perkembangan Bangunan Sekolah Kondisi Baik di Kabupaten Jombang Tahun 2010-2012

Sumber: Dinas Pendidikan, Tahun 2010-2012

Terjadinya kenaikan signifikan atas prosentase bangunan sekolah kondisi baik pada SD/MI pada tahun 2012 lebih dipengaruhi oleh terealisasinya rehabilitasi gedung SD dan SMP yang bersumber dari Dana Alokasi Khusus (DAK).

2) Urusan Pekerjaan Umum

a) Sanitasi

Salah satu aspek yang penting dalam menjaga kualitas lingkungan adalah dengan menjaga kondisi sanitasi masyarakat. Berdasarkan Profil Kesehatan Kabupaten Jombang rumah tangga dengan akses sanitasi layak, yang ditinjau dari kepemilikan jamban sehat sehat, mengalami peningkatan dari 60,28% pada tahun 2009, menjadi 84,19% pada tahun 2012.

Jika ditinjau dari tingkat timbulan sampah pada tahun 2012 mencapai 116,71 ton/hari, sedangkan sampah yang terangkut mencapai 67,69 ton/hari atau sebesar 58%. Memperhatikan hal tersebut dari total timbulan sampah per hari selain yang terangkut

SD/MI SMP/MTS SMA/SMK/MA 2010 63.00 82.58 90.21 2011 57.47 83.99 91.25 2012 81.98 97.68 91.25 0.00 20.00 40.00 60.00 80.00 100.00 120.00

untuk sampah yang diolah per harinya sebesar 14,23% atau 16,61 ton/hari, dari total sampah yang diolah tersebut yang diolah untuk dijadikan kompos sebesar 10,96% atau 12,79 ton/hari dan untuk di daur ulang sebesar 3,84% atau 3,82 ton/hari. Selain itu dari total timbulan sampah per harinya, masih terdapat yang tidak terangkut maupun diolah yaitu sebesar 27,77% atau 32,41 ton/hari. Meninjau dari tingkat pelayanan persampahan mencapai 83,22%, hal ini mengandung makna bahwa dari total wilayah yang harus dilayani yaitu seluas 3.479 Ha baru dapat direalisasikan di wilayah perkotaan saja yaitu seluas 2.895 Ha. Sedangkan untuk jumlah penduduk yang harus terlayani sampai dengan tahun 2012 mencapai 58%, atau dari total jumlah penduduk di wilayah perkotaan sebesar 96.704 jiwa baru bisa melayani penduduk sebesar 56.088 jiwa.

Terkait dengan penanganan sanitasi lingkungan khususnya drainase lingkungan untuk wilayah perkotaan Jombang, bahwa dengan semakin meningkatnya perkembangan kawasan pemukiman mengakibatkan sering terjadinya genangan di beberapa lokasi dengan luasan mencapai 7.111 m² pada tahun 2013.

b) Air Bersih

Untuk memenuhi kebutuhan air minum sehari-hari masyarakat di Kabupaten Jombang memperoleh air dari berbagai sumber baik dengan menggunakan sistem perpipaan maupun sistem non perpipaan. Sarana air bersih perpipaan diperoleh dari PDAM dan non PDAM yang dikelola masyarakat. Sistem air minum non perpipaan menggunakan sumur gali, penangkap air hujan serta dari mobil tangki. Penggunaan penangkap air hujan sebagai sumber air bersih terutama dilakukan oleh masyarakat yang kesulitan mendapatkan sumber air minum, dimana alternatif sumber air lainnya baik sistem perpipaan maupun sistem lain tidak memungkinkan. Di Kabupaten

Jombang penduduk dengan akses air minum ”Aman” sebesar 73,845%

penduduk. Prosentase penggunaan sumber air minum penduduk

kategori ”Aman” masing-masing jenis sumber di Kabupaten Jombang. Tabel 2.18.

Prosentase Penduduk Dengan Akses Air Minum “Aman”

No Sumber air Prosentase

1 PDAM 7,84%

3 SPT 26,95%

4 Lainnya 0,00%

5 HIPPAM 2,23%

Total 73,845%

Sumber : Hasil Analisa

Menurut hasil proyeksi menunjukkan jumlah penduduk Kabupaten Jombang secara berturut-turut adalah 1.261.051 jiwa (tahun 2013), 1.365.215 jiwa (tahun 2017), 1.477.984 jiwa (tahun 2022) dan 1.600.067 (tahun 2027). Penduduk sejumlah tersebut harus semuanya (100%) terlayani oleh air minum yang aman.

Di wilayah-wilayah khususnya perkotaan atau kecamatan dengan jumlah penduduk besar harus mendapat prioritas yang lebih besar dalam pemenuhan air minum, dilihat dari data proyeksi jumlah penduduk menunjukkan bahwa Kecamatan Jombang memiliki jumlah penduduk paling besar yaitu 143.926 jiwa (tahun 2013), 155.815 jiwa (tahun 2017), 168.685 jiwa (tahun 2022) dan 182.619 (tahun 2027). Kedua adalah Kecamatan Diwek, secara berturut-turut yaitu 105.893 jiwa (tahun 2013), 114.640 jiwa (tahun 2017), 124.110 jiwa (tahun 2022) dan 134.361 (tahun 2027). Di Kabupaten Jombang secara garis besar, terdapat 2 jenis kebutuhan air yaitu untuk memenuhi kebutuhan domestik (rumah tangga) dan kebutuhan non domestik (memenuhi kebutuhan non rumah tangga), kebutuhan air bersih untuk kebutuhan domestik (rumah tangga) merupakan kebutuhan penduduk untuk masak, mandi, cuci dan kakus. Besarnya pemakaian untuk keperluan ini bervariasi untuk setiap wilayah. Standart yang

biasa digunakan sebagai dasar perkiraan adalah “Kategori Kota dan

Standar kebutuhan Air Bersih Untuk Rumah Tangga” yang dikeluarkan oleh Ditjen Cipta Karya. Selain dari standar tersebut, kebutuhan air bersih juga dapat diambil berdasar pemakaian konsumen yang tercatat dalam rekening bulanan PDAM.

Berdasar data pemakaian air dan data jumlah rekening yang ada di PDAM Kabupaten Jombang Bulan Juni tahun 2013 dari data jumlah pemakaian air dan jumlah rekening diketahui bahwa pemakaian air rata-rata di PDAM sebesar 122 L/orang/hari dengan asumsi satu sambungan digunakan oleh enam jiwa. Jumlah pemakaian ini bervariasi di masing - masing unit yang berkisar antara 81 – 115 L/orang/hari. Pemakaian air tertinggi berada di BNA Jombang dan IKK Diwek yaitu 115 L/orang/hari dan konsumsi

terendah di IKK Kabuh sebesar 81 L/orang/hari. Sedangkan kebutuhan air non domestik adalah kebutuhan air untuk memenuhi kebutuhan non rumah tangga, yaitu untuk kegiatan ekonomi dan perkotaan misalnya untuk industri, perkantoran, pertokoan, hotel, penginapan, rumah makan, rumah sakit, puskesmas, sekolah, rumah ibadah, dan lain-lain. Perhitungan secara pasti untuk mengetahui kebutuhan air jenis ini sangat sulit dilakukan, karena beragamnya jenis fasilitas serta setiap sambungan akan memerlukan air yang berbeda dengan sambungan lainnya. Untuk memperkirakan kebutuhan non domestik, dilakukan dengan mengambil prosentase dari kebutuhan domestik.

Berdasar data pemakaian air di PDAM Kabupaten Jombang, jumlah pemakaian air non domestik Kabupaten Jombang pada bulan Agustus 2012 sebanyak 25.237 m3 sedang pemakaian total pada bulan yang sama sebesar 257.328 m3. Jika dibandingkan dengan jumlah pemakaian total, Konsumsi air non domestik ini sekitar 8,26% dari total konsumsi air di Kabupaten Jombang. Dalam penyusunan Rencana Induk ini direncanakan kebutuhan air non domestik dialokasikan sebesar 15 % dari kebutuhan domestik. Angka 15% ini tetap sampai dengan akhir perencanaan dengan asumsi bahwa perkembangan kebutuhan air non domestik sebanding dengan peningkatan kebutuhan air domestik.

Disamping itu untuk pembangunan dan penyediaan air bersih diarahkan pada daerah-daerah yang masuk kategori rawan air bersih, dengan harapan masyarakat dapat memperoleh kebutuhan air bersih yang cukup sesuai baku mutu air dan memenuhi syarat kesehatan, karena dengan semakin banyak masyarakat yang memperoleh air bersih maka akan semakin baik kondisi kesehatannya, memperhatikan hal tersebut ukuran air bersih dikatakan sehat apabila memenuhi kelayakan secara fisik, kimia dan bakteriologis. Merujuk dari ketentuan tersebut maka untuk memenuhi kebutuhan masyarakat akan air bersih khususnya pada wilayah yang dikategorikan sering mengalami kerawanan ketersediaan air bersih bagi wilayah perdesaan dan wilayah sekitar hutan, berdasarkan data di wilayah Kabupaten Jombang terdapat 48 desa pada 9 kecamatan. Realisasi yang telah dicapai sampai dengan tahun 2013 adalah dengan melakukan kegiatan penyusunan studi geolistrik pada 23 titik lokasi

dan pengeboran air bersih pada 35 lokasi pada daerah rawan air bersih.

3) Urusan Perumahan

Kabupaten Jombang sesuai arahan RTRW Provinsi Jawa Timur bahwasannya berdasarkan rencana struktur ruang khususnya dalam rencana sistem perkotaan adalah sebagai Pengembangan Kegiatan Lokal, atau masuk dalam bagian Wilayah Pengembangan dari Germakertasusila Plus yang diarahkan untuk pengembangan tanaman pangan, perkebunan, hortikultura, kehutanan, perikanan, peternakan, pertambangan, perdagangan, jasa, pendidikan, kesehatan, pariwisata, transportasi, dan industri. Disamping hal itu Kabupaten Jombang juga dilewati jalur jalan tol trans jawa yang memungkinkan Kabupaten Jombang akan menjadi daerah tujuan investasi di Jawa Timur, memperhatikan hal tersebut Kabupaten Jombang dalam jangka waktu 5 (lima) tahun kedepan perlu mempersiapkan prasarana, sarana serta utilitas yang salah satunya adalah perumahan baik yang diselenggarakan secara mandiri oleh masyarakat maupun oleh pengembang. Jika ditinjau dari data yang ada saat ini yaitu sampai dengan tahun 2013 jumlah rumah sebanyak 394.202 unit, dengan rata-rata pertambahan rumah dalam kurun waktu 5 (lima) tahun terakhir sebesar 7,5%. Dari kondisi tersebut apabila dikaitkan dengan jumlah backlog rumah yang ada di Kabupaten Jombang dengan asumsi 1 Kepala Keluarga menempati 1 Rumah dimana sampai dengan akhir tahun 2013 jumlah Kepala Keluarga sebanyak 442.054 KK, maka pada tahun 2013 masih terdapat adanya kekurangan hunian sebesar 47.852 unit.

Dalam rencana penataan kawasan permukiman di wilayah Kabupaten Jombang, disamping hal-hal sebagaimana tersebut diatas, maka yang dipandang perlu untuk menjadi perhatian adalah berkenaan dengan keberadaan kawasan permukiman yang tertata maupun yang tidak tertata. Makna dari kawasan permukiman yang tertata disini adalah kawasan permukiman yang tertib baik konfigurasi tapaknya yaitu kondisi bangunan, kondisi jaringan jalan dan lahan yang tidak melanggar aturan dan kaidah tata ruang dan ketentuan zonasi serta memiliki legalitas. Dari data yang ada saat ini kawasan permukiman di Kabupaten Jombang seluas 27.862,05 Ha, berdasarkan total luasan

permukiman tersebut dari 21 kecamatan maka prosentase luas permukiman tertata yang paling kecil berada di kecamatan jombang yaitu mencapai 54,30% atau seluas 1.049,98 Ha dari total keseluruhan luas permukiman yaitu 1.933,81 Ha, sehingga masih terdapat 45,7% atau seluas 883,83 Ha pada kondisi belum tertata yaitu yang berada di desa Jombang, desa Sambong Dukuh dan desa Candimulyo.

Disamping itu berdasarkan hasil pendataan terhadap kondisi rumah masyarakat di Kabupaten Jombang, masih terdapat 11.400 rumah dari total rumah tangga miskin di Kabupaten Jombang sebesar 74.300 rumah tangga. Untuk memfasilitasi kebutuhan masyarakat akan rumah yang layak huni dan lingkungan permukiman yang sehat, Pemerintah Kabupaten Jombang melaksanakan kegiatan rehabilitasi rumah yang tidak layak huni maupun peningkatan lingkungan permukiman, khususnya bagi masyarakat berpenghasilan rendah. Realisasi Pelaksanaan Rehabilitasi Rumah Tidak Layak Huni Tahun 2009 – 2013

Anggaran APBD APBN KODAM CSR

2009 400 50 2010 190 50 1.000 2011 448 605 100 2012 119 708 1.000 2013 381 2.000 Total 1.538 3.413 2.000 100

Dalam dokumen RPJMD BAB 2 Gambaran Umum (Halaman 42-49)

Dokumen terkait