• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III DESKRIPSI PENELITIAN

3.6 Jumlah Pegawai Berdasarkan Golongan dan Jenis

No Golongan Jenis Kelamin LK PR Jumlah 1 IV 6 6 12 2 III 70 54 124 3 II 21 4 25 4 I 2 - 2 Total 99 64 163

BAB IV

PENYAJIAN DATA

Setelah diadakan penelitian dan pengumpulan data di lapangan, baik melalui wawancara dan pengamatan langsung maupun beberapa peraturan dan keputusan pemerintah maka diperoleh berbagai data dan informasi dari leading sektor atau Sekretaris Dinas dan beberapa pejabat eselon yang ada kaitannya dengan transparansi pelayanan informasi di Dinas Komunikasi dan Informatika Propinsi Sumatera Utara. Data yang diperoleh selama penelitian disajkan dalam bentuk analisis data dengan menggunakan daftar pertanyaan yang kemudian akan diimplementasikan.

Adapun penyajian data berisikan tentang data leading sektor maupun pejabat-pejabat lainnya serta data variabel penyajian data mengenai leading sektor maupun pejabat struktural lainnya adalah untuk mengetahui spesifikasi (ciri-ciri khusus) yang dimiliki leading sektor, yaitu umur, pendidikan, dan pengalaman pekerjaan. Sedangkan penyajian data tentang variabel penelitian adalah untuk menjawab permasalahan-permasalahan dalam penelitian.

Data-data yang penulis peroleh melalui data primer akan penulis sajikan dalam bentuk narasi atau deskriptif sesuai dengan kenyataan di lapangan. Adapun data-data primer tersebut adalah berupa hasil narasi wawancara langsung dari pihak-pihak yang terlibat langsung dalam memberikan pelayanan informasi di Dinas Komunikasi dan Informatika

4.1 Penyajian Data Tentang Transparansi Informasi Berdasarkan Hasil

Wawancara dengan Informan

Berdasarkan UU RI No. 14/2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik, bahwa transparansi adalah keterbukaan dalam melaksanakan proses pengambilan keputusan dan keterbukaan dalam mengemukakan informasi materiil dan relevan mengenai perusahaan (Pasal 14 butir h). Sementara informasi adalah keterangan, pernyataan, gagasan, dan tanda-tanda yang mengandung nilai, makna, dan pesan baik data, fakta maupnun penjelasannya yang dapat dilihat, didengar dan dibaca yang disajkan dalam berbagai kemasan format sesuai dengan perkembangan teknologi informasi dan komunikasi secara elektronik maupun non elektronik (Pasal 1).

Adapun penyajian data berdasarkan wawancara dengan leading sektor maupun pejabat struktural dan pejabat fungsional antara lain sebagai berikut :

1. Manajemen dan Penyelenggaraan Pelayanan Informasi

Transparansi manajemen dan pelayanan informasi kepada publik di Dinas Komunikasi dan Informatika khususnya dalam memperoleh atau mengakses informasi yang diperlukan berjalan baik dan siap setiap saat karena manajemen dan penyelenggaraan informasi disesuaikan dengan ketentuan dan peraturan yang telah ditetapkan.

Hal ini sesuai dengan penjelasan maupun pernyataan yang disampaikan oleh leading sektor, Bapak Ayub, SE dimana dalam

memberikan penjelasan tentang manajemen dan penyelenggaraan pelayanan informasi publik atau masyarakat. Pelayanan informasi publik ini diklasifikasikan menjadi: Pertama, pelayanan informasi kepada masyarakat secara umum misalnya kepada mahasiswa, pelajar, organisasi kemasyarakatan. Kedua, pelayanan informasi kepada masyarakat pers misalnya wartawam media cetak dan wartawan media elektronik.

2. Prosedur Pelayanan

Berdasarkan hasil wawancara dengan pejabat pelayanan informasi bahwa prosedur yang dilakukan di Dinas Komunikasi dan Informatika Propinsi Sumatera Utara sebenarnya sudah berjalan baik sesuai dengan peraturan yang telah ditetapkan. Namun belum berjalan seperti yang diharapkan. Dalam hal-hal tertentu misalnya Dinas Pertanian ingin menyampaikan informasi tentang perkembangan produksi padi di Sumatera Utara pada waktu tertentu, tentunya Dinas ini harus menyampaikan melalui Kantor Dinas Komunikasi dan Informatika dalam bentuk temu pers yang dihadiri para wartawan media cetak oleh atasannya. Demikian juga dalam hal ini Pejabat Pengelola Informasi dan Dokumentasi (PPID) telah diberikan wewenang menolak memberikan informasi yang dikecualikan dan menentukan atau menerapkan suatu informasi dapat atau tidaknya diakses oleh publik.

3. Biaya Pelayanan Informasi

penelitian dari hasil wawancara Pejabat Pelayanan Informasi menyediakan informasi secara gratisn, sedangkan untuk penggandaan atau perekaman, pemohon atau pengguna informasi publik dapat melakukan penggandaan atau fotokopi sendiri di gedung Dinas Komunikasi dan Informatika atau dengan menyediakan CD kosong untuk perekaman data dan informasinya. 4. Waktu Penyelesaian Pelayanan

Dari hasil wawancara bahwa jangka waktu penyelesaian untuk memenuhi permintaan pemohon dilaksanakan paling lambat 10 hari kerja sejak diterimanya permintaan permohonan sesuai dengan ketentuan peraturan yang berlaku.

5. Pejabat yang berwenang dan bertanggungjawab

Berdasarkan informasi yang diperoleh di lapangan bahwa dalam memberikan pelayanan informasi kepada publik, yang wajib memberikan adalah Kepala Dinas, Sekretaris, dan pejabat pelayanan yang ditunjuk oleh atasan sesuai dengan peraturan yang berlaku.

6. Lokasi Pelayanan

Bahwa lokasi pelayanan informasi pada Dinas Komunikasi dan Informatika yang terletak Jl.H.M Said No 27 sudah merupakan suatu tempat yang ditetapkan khusus melayani informasi kepada publik dimana letaknya lokasi ini sudah strategis.

7. Janji Pelayanan

Berdasarkan dari hasil pengamatan bahwa dalam pelayanan informasi sudah merupakan suatu komitmen yang dianjurkan dari pusat yaitu memberikan pelayanan yang terbaik dan tidak mengecewakan kepada masyarakat. Hal ini bisa terwujud apabila ada suatu tekad atau motivasi kerja kepada pegawai Dinas dalam memberikan pelayanann yang sebaik-baiknya.

8. Standar Pelayanan

Berdasarkan dari hasil pengamatan dan wawancara yang dilakukan pada Dinas ini sudah memberikan strandar pelayanan yang baik hal itu terlihat dari kemampuan pegawai ataupun pejabat yang sudah ditunjuk dalam melayani publik, termasuk dengan adanya fasiilitas dan sarana yang mendukung, waktu penyelesaian serta hasil penyelesaian yang sudah diberikan kepada publik.

9. Informasi Pelayanan

Berdasarkan hasil wawancara yang diperoleh bahwa informasi pelayanan yang diberikan kepada masyarakat pada setiap unit pelayanan informasi selalu siap melayani masyarakat sesuai dengan kebutuhan informasi yang dibutuhkan. Selain itu juga Dinas ini juga melakukan sosialisasi atau coffemorning dengan lembaga maupun Dinas lainnya dengan melibatkan wartawan maupun masyarakat khususnya dalam memberikan informasi yang diperlukan baik di bidang pemerintahan

cukup puas dengan mendapatkan informasi dari pejabat khususnya dalam melengkapi referensi penulisan saya.

4.2 Penyajian Data tentang Transparansi dalam Pelayanan Informasi di Dinas Komunikasi dan Informatika

Sesuai dengan teknik pengumpulan data yang digunakan penulis, yaitu teknik wawancara, maka berikut akan disajikan hasil pengumpulan data tentang Transparansi dalam Pelayanan Informasi Di Dinas Komunikasi dan Informatika. Hasil wawancara akan penulis sajikan dalam bentuk narasi deskriptif. Hasil wawancara dengan Kepala Dinas yang diwakili oleh Sekretaris Dinas Bapak Ayub, SE bahwa hambatan yang dihadapi dalam menerapkan prinsip transparansi dalam pelayanan informasi adalah :

a. Terbatasnya Dana

Yang dimaksudkan terbatasnya dalam hal ini adalah dana yang diperlukan untuk misalnya penggandaan informasi yang bersifat insidentil maupun yang cepat. Hal ini bisa terjadi sewaktu-waktu apabila ada suatu kegiatan pelayanan informasi tetapi anggarannya tidak tersedia dalam mata anggaran atau pos anggaran yang telah dianggarkan sebelumnya.

b. Perlunya mempersiapkan Sumber Daya Manusia yang muda, terampil, dan ahli terutama dalam menggunakan IT untuk mengimbangi arus informasi yang cepat.

Terbatasnya sarana dan prasarana juga dapat menjadi suatu hambatan untuk melaksanakan kegiatan pelayanan informasi mengingat tugas yang diberikan kepada dinas cukup banyak dan Dinas Komunikasi dan Informatika Propinsi Sumatera Utara merupakan dapur atau informasi pemerintahan Propinsi Sumatera Utara.

BAB V

ANALISA DATA

Dalam bab ini, penulis akan mencoba menganalis serta menginterprestasikan seluruh data yang telah dikumpulkan dan disajikan pada bab sebelumnya. Adapun jenis metode yang digunakan adalah metode kualitatif deskriptif, dimana data dan fakta yang didapatkan di lapangan dideskripsikan sebagaimana adanya diiringi dengan penafsiran dan analisa yang rasional.

Dari seluruh data yang telah peneliti dapatkan dari lapangan selama penelitian, baik itu melalui studi kepustakaan, wawancara, serta melalui observasi atau pengamatan langsung terhadap fenomena-fenomena yang berkaitan dengan judul penelitian penulis yaitu “Penerapan Prinsip Transparansi dalam Pelayanan Informasi Publik (Studi Dinas Komunikasi dan Informatika Propinsi Sumatera Utara)”.

Untuk dapat mewujudkan prinsip Transparansi informasi sekaligus untuk dapat mewujudkan good governance perlu dilakukan berbagai cara atau teknik untuk mengimplementasikan sistem pelayanan informasi yang transparan. Dengan adanya penerapan sistem ini dimulai dari hal yang paling kecil yang tentunya diharapkan akan berdampak pada hal yang paling besar lagi. Dalam penyelenggaraan pelayanan informasi yang transparan kepada masyarakat publik, sangat perlu dilakukan sebagai tolok ukur dalam menilai sistem pemerintahan dan birokrasi khususnya pelayanan informasi secara transparan yang ada di Indonesia. Indikator yang dimaksudkan dalam

pelayanan informasi secara transparan antara lain manajemen dan penyelenggaraan pelayanan publik, prosedur pelayanan, rincian biaya pelayanan, waktu penyelesaian pelayanan, pejabat yang berwenang dan bertanggungjawab, lokasi pelayanan, janji pelayanan, standar pelayanan dan informasi pelayanan.

Dengan indikator di atas akan diketahui bagaimana penerapan transparansi informasi dalam pelayanan kepada masyarakat publik pada Dinas Komunikasi dan Informatika Propinsi Sumatera Utara.

5.1 Transparansi dalam Pelayanan Informasi

Transparansi informasi di dalam penyelenggaran informasi publik perlu dijelaskan pengertian transparansi informasi tersebut agar tidak membingungkan masyarakat pengguna informasi itu. Adapun pengertian transparansi informasi tersebut adalah merupakan pelaksanaan tugas dan kegiatan (informasi) yang bersifat terbuka bagi masyarakat dari proses kebijakan, perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan ataupun pengendaliannya, serta mudah diakses atau diperoleh oleh semua pihak yang memerlukan informasi tersebut.

Adapun transparansi informasi dalam penyelenggaraan pelayanan publik adalah :

1. Manajemen dan Penyelenggaraan Pelayanan Publik

Transparansi terhadapa manajemen dan penyelenggaraan pelayanan publik meliputi kebijakan, perencanaan, pelaksanaan, dan pengendalian

mudah diakses oleh masyarakat sehingga masyarakat memiliki peran aktif dalam hal tersebut. Sebagaimana hasil wawancara peneliti dengan leding sektor dalam hal ini Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika Propinsi Sumatera Utara bahwa dalam mewujudkan transparansi informasi peran serta secara aktif sangat diperlukan dari masyarakat pengguna informasi karena dengan demikian transparansi informasi dapat merupakan ssalah satu untuk mewujudkan good governance. Kegiatan atau kebijakan apa saja yang dilakukan oleh Dinas sebaiknya harus diinformasikan atau disosialisasikan kepada masyarakat sehingga masyarakat dpat mengetahui dan berperan serta untuk melaksanakan kegiatan khususnya kegiatan informasi tentang pembangunan dan pemerintahan. Hanya saja kadang-kadang kegiatan informasi yang disosialisasikan ataupun diinformasikan banyak masyarakat tidak mengetahuinya tentang kebijakan yang dilaksanakan pemerintah. Dengan demikian dapat ditarik kesimpulan bahwa manajemen dan penyelenggaraan sosialisasi informasi pembangunan secara transparan tidak berjalan secara efektif sehingga diperlukan manajemen yang lebih baik dan produktif.

2. Prosedur Pelayanan

Prosedur pelayanan informasi adalah rangkaian proses atau tata kerja yang berkaitan satu sama sehingga menunjukkan adanya tahapan cara-cara yang harus ditempuh serta ada kepastian yang jelas dalam pelayanan informasi yang secara terbuka. Prosedur pelayanan informasi kepada masyarakat sebaiknya harus sederhana, mudah dipahami,

mudah dilaksanakan, serta diwujudkan dalam bentuk bagan alir (Flow Chart) yang dipampangkan dalam suatu ruangan informasi. Flow chart itu sangat penting dalam setiap penyelenggaraan pelayanan informasi kepada publik karena merupakan sebagai petunjuk kerja bagi pemberi pelayanan memberikan informasi bagi penerima pelayanan juga sebagai media publikasi yang terbuka yang dapat mendorong terwujudnya sistem dan mekanisme kerja yang efektif dan efisiensi serta sebagai pengendali dan acuan bagi masyarakat maupun aparat, dalam melakukannya pengawasan penilaian. Tetapi dalam kenyataannya di lapangan peneliti masih melihat belum selengkapnya yang diharapkan bagi pengguna informasi.

3. Rincian Biaya Pelayanan

Biaya pelayanan informasi pada Dinas, pada prinsipnya tidak ada tetapi pejabat pengelola informasi menyediakan informasi publik secara gratis (tidak dipungut biaya) sedangkan untuk penggandaan atau perekaman pemohon atau pengguna informasi publik dapat melakukan penggandaan atau fotokopi di sekitar gedung Dinas Komunikasi dan Informatika atau menyediakan CD/DVD kosong atau flasdisk untuk perekaman dan informasi lainnya.

4. Waktu Penyelesaian Pelayanan

Di dalam penyelesaian pelaksanaan pelayanan informasi prosesnya dalam memenuhi permintaan informasi publik dilakukan setelah pemohon informasi publik memenuhi persyaratan yang ditentukan dan waktu penyelesaian dilaksanakan paling lambat 10 (sepuluh) hari kerja

sejak diterimanya permintaan, Pejabat pengelola informasi dan dokumentasi (PPID) akan menyampaikan pemberitahuan yang berisikan informasi yang diminta berada di bawah penguasaannya atau tidak dan PPID dapat memperpanjang waktu paling lambat 7 hari kerja. Selanjutnya penyampaian pendistribusikan atau penyerahan informasi publik kepada pemohon informasi publik dilakukan secara langsung melalui email, fax ataupun jasa Pos. Berdasarkan penglihatan peneliti hal waktu penyelesaian pelayanan informasi telah berjalan dengan baik hal ini terbukti dari sewaktu penulis memperoleh informasi atau data yang diperlukan dalam penyusunan skripsi ini. Demikian juga pelayanan informasi pada masyarakat umum, contohnya pelajar, mahasiswa dapat mempergunakan secara langsung atau diakses informasi yang diperlukan melalui penyediaan internet di halaman gedung kantor tersebut.

5. Pejabat yang Berwenang dan Bertanggungjawab

Dalam proses pelayanan informasi secara transparan dan bertanggungjawab adalah Kepala Dinas maupun Sekretaris serta dibantu oleh Pejabat Struktural dan pejabat fungsional yang diberikan wewenang untuk melayani pemberian informasi secara terbuka. Namun hal-hal informasi yang dikecualikan atau bersifat rahasia negara itu yang berhak memberikan adalah Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika Propinsi Sumatera Utara.

Tempat dan lokasi pelayanan informasi secara terbuka tetap dilakukan di kantor tersebut yang telah disediakan ruangan khusus untuk memberikan pelayanan informasi, contoh dalam kegiatan temu pers yang dilaksanakan oleh suatu Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) misalnya SKPD Pertanian itu harus dilaksanakan satu ruangan pertemuan yang mengundang pejabat yang berwenang untuk memberikan penjelasan dan pengertian serta pemahaman tentang informasi instansi yang bersangkutan yang dihadiri oleh para wartawan media cetak maupun wartawan media elektronik. Hal itu telah berjalan dengan baik sesuai dengan penjelasan oleh leading sektor dalam hal ini Sekretaris.

7. Janji Pelayanan

Akta atau janji pelayanan informasi oleh aparat atau karyawan-karyawan dinas merupakan komitmen tertulis di unit kerja pelayanan instansi pemerintahan dalam menyediakan pelayanan informasi kepada masyarakat. Dapat pula dilakukan suatu kesepakatan melalui motto pelayanan dengan penyusunan dengan kata-kata yang memberi semangat baik kepada pemberi maupun penerima informasi. Berdasakan pengamatan peneliti kesepakatan tersebut telah peneliti temukan pelaksanaannya belum maksimal seperti yang diharapkan. 8. Standar Pelayanan

Dalam setiap unit pelayanan instansi pemerintah wajib menyusun standar pelayanan masing-masing sesuai dengan tugas dan wewenangnya dan dipublikasikan kepada mayarakat agar adanya

kenyamanan dan kepastian bagi penerima pelayanan informasi. Standar pelayanan itu dapat berupa waktu pelayanan, mekanisme dan prosedur pelayanan, dasar hukum dan lain-lain.

9. Informasi Pelayanan

Untuk memenuhi kebutuhan informasi pelayanan kepada masyarakat, Dinas Komunikasi dan Informatika Propinsi Sumatera Utara melalui setiap unit kerja masing-masing wajib mempublikasikan mengenai cara-cara pelayanan informasi dan setiap pejabat yang berwenang wajib memberikan informasi yang dibutuhkan masyarakat atau publik. Jadi informasi yang dibutuhkan oleh masyarakat harus transparan atau terbuka terkecuali informasi yang bersifat pengecualian maupun yang bersifat rahasia negara.

5.2 Hambatan-Hambatan

Hambatan-hambatan yang dihadapi dalam menerapkan prinsip transparansi informasi antara lain:

a. Terbatasnya Dana

Yang dimaksudkan terbatasnya dalam hal ini adalah dana yang diperlukan untuk misalnya penggandaan informasi yang bersifat insidentil maupun yang cepat. Hal ini bisa terjadi sewaktu-waktu apabila ada suatu kegiatan pelayanan informasi tetapi anggarannya tidak tersedia dalam mata anggaran atau pos anggaran yang telah dianggarkan sebelumnya.

Hambatan dalam sumber daya manusia ini terjadi ketika menggunakan sarana dan prasarana yang tersedia seperti penggunaan website, internet, dan lain-lain. Dimana sumber daya manusia tidak mampu menggunakan alat teknologi yang canggih karena sumber daya manusia pada umumnya telah lanjut usia. Jadi harus diperlukan tenaga sumber daya manusia yang berkualitas yang mampu dan sanggup menggunakan sarana an prasarana yang disediakan. Dengan kata lain perlunya pengupgrade sumber daya manusia atau tenaga yang mudah dan energik dan mampu bekerja secara profesional.

c. Terbatasnya sarana dan prasarana

Terbatasnya sarana dan prasarana juga dapat menjadi suatu hambatan untuk melaksanakan kegiatan pelayanan informasi mengingat tugas yang diberikan kepada dinas cukup banyak dan Dinas Komunikasi dan Informatika Propinsi Sumatera Utara merupakan dapur atau informasi pemerintahan propinsi sumatera utara.

BAB VI

PENUTUP

Berdasarkan uraian-uraian yang telah penulis kemukakan pada bab-bab sebelumnya, maka pada bab-bab ini penulis akan mengambil beberapa kesimpulan dari hasil penelitian lapangan yang penulis lakukan selama ini serta memberikan saran sebagai langkah terakhir dalam penulisan hasil penelitian ini.

6.1 Kesimpulan

Kesimpulan yang dapat diambil dari hasil penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Informasi adalah merupakan salah satu kebutuhan masyarakat atau publik yang diperlukan untuk dapat dipergunakan oleh pemakai informasi. Dengan tersedianya informasi yang diperlukan maka segala kegiatan akan dapat berjalan sebagaimana yang diinginkan atau diharapkan. Untuk itu informasi tersebut dapat diperoleh atau disiapkan oleh Dinas Komunikasi dan Informatika Propinsi Sumatera Utara.

2. Untuk mendapatkan informasi yang diperlukan oleh pengguna informasi masyarakat atau publik harus ada pelayanan informasi yang transparan yang disediakan oleh Dinas sehingga masyarakat pengguna informasi tidak mengalami kesulitan untuk mendapatkannya. Namun disisi lain untuk pelayanan informasi secara transparan harus memenuhi standar pelayanan informasi yaitu manajemen dan penyelenggara pelayanan publik, prosedur pelayanan, waktu penyelesaian pelayanan,

rincian biaya pelayanan, pejabat yang berwenang dan bertanggungjawab, lokasi pelayanan, janji pelayanan, dan informasi pelayanan.

3. Untuk dapat memberikan pelayanan informasi secara lebih luas dan transparan harus didukung dengan pendanaan yang cukup, pengadaan sumber daya manusia yang berkualitas, energik dan tenaga muda yang profesional dan bertanggungjawab.

6.2 Saran

Adapun saran yang dapat penulis berikan dan dapat menjadi perhatian antara lain:

1. Perlunya pengrekrutan tenaga pegawai yang muda, berpendidikan yang ahli dalam bidang komunikasi dan terampil serta memiliki keahlian (skill) di bidang TI sehingga dapat diharapkan mampu melaksanakan tugas secara maksimal.

2. Pemimpin dapat memberikan perhatian atau motivasi secara berkesinambungan terutama dalam meningkatkan kualitas kerja dan perlunya memberikan apresiasi tentang karir pegawai yang berprestasi. 3. Dalam hal pelayanan informasi kepada masyarakat publik perlu

diadakan perbaikan atau peningkatan kualitas pelayanan sehingga masyarakat publik dapat merasa puas atau senang mendapatkan informasi yang diinginkan atau diharapkan.

BAB II

METODOLOGI PENELITIAN

2.1. Bentuk Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif yang bertujuan untuk menguraikan bagaimana penerapan prinsip transparansi dalam pelayanan informasi publik (Studi Kantor Dinas Komunikasi dan Informatika Provinsi Sumatera Utara). Metode deskriptif dengan pendekatan analisa kualitatif memusatkan perhatian pada masalah-masalah atau fenomena-fenomena yang ada pada saat penelitian dilakukan atau masalah yang bersifat aktual, kemudian menggambarkan fakta-fakta tentang masalah yang diselidiki sebagaimana adanya diiringi dengan interprestasi yang rasional dan akurat.

Dengan demikian penelitian ini akan menggambarkan fakta-fakta dan menjelaskan keadaan dari objek penelitian berdasarkan fakta-fakta yang ada dan mencoba menganalisa kebenarannya berdasarkan data yang diperoleh.

2.2. Lokasi Penelitian

Penelitian ini berlokasi di Kantor Dinas Komunikasi dan Informatika dengan alamat Jl. H.M.Said No.27 Medan.

2.3. Informan Penelitian

Penelitian kualitatif tidak dimaksudkan untuk membuat generalisasi dari hasil penelitiannya. Oleh karena itu, pada penelitian kualitatif ini tidak dikenal adanya populasi dan sampel (Bagong Suyanto, 2005:171). Subjek penelitian yang telah tercermin dalam fokus penelitian ditentukan secara sengaja. Subjek penelitian ini menjadi informan yang akan memberikan berbagai informasi yang diperlukan selama proses penelitian. Informan adalah seseorang yang benar-benar mengetahui suatu persoalan tertentu yang darinya dapat diperoleh informasi yang jelas, akurat, dan terpercaya, baik berupa pernyataan, keterangan, atau data-data yang dapat membantu dalam memahami persoalan atau permasalahan tersebut.

Dalam penelitian penulis menggunakan informan kunci (key informan), dan informan utama. Informan kunci adalah mereka yang mengetahui dan memiliki berbagai informasi pokok yang diperlukan dalam penelitian. Sedangkan informan utama adalah mereka yang terlibat langsung dalam interaksi sosial yang akan diteliti.

Adapun yang menjadi informan kunci dalam penelitian ini adalah Kepala Dinas dan Sekretaris sedangkan yang menjadi informan utama adalah pejabat struktural maupun pejabat fungsional.

2.4. Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini, penulis menggunakan teknik pengumpulan data dengan dua cara yaitu :

1. Pengumpulan Data Primer, yaitu data yang diperoleh melalui kegiatan penelitian langsung ke lokasi penelitian untuk mencari data-data yang lengkap dan berkaitan dengan masalah yang diteliti dan dilakukan melalui :

a. Wawancara, yaitu dilakukan untuk memperoleh data yang lengkap dan mendalam dari informan. Metode ini dilakukan dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan secara langsung dan terbuka kepada informan dan memiliki relevansi terhadap masalah yang berhubungan dengan penelitian.

b. Observasi, yaitu dengan mengadakan pengamatan langsung dan selanjutnya mengadakan pencatatan yang ditemukan terhadap gejala-gejala yang ditemukan dalam penelitian.

2. Pengumpulan Data Sekunder, data ini diperoleh dari :

a. Penelitian Kepustakaan, cara ini ditempuh dengan mempelajari sejumlah buku, tulisan, dan karya ilmiah yang ada hubungannya dengan masalah yang diteliti.

b. Studi Dokumentasi, cara ini dilakukan dengan jalan melakukan penelaahan terhadap catatan-catatan tertulis yang ada di lokasi penelitian.

Dokumen terkait