• Tidak ada hasil yang ditemukan

HASIL PENELITIAN

A. Gambaran Umum Kondisi dan Potensi Nagari Saruaso Kecamatan Tanjung Emas Kabupaten Tanah Datar

1) Jumlah Pertumbuhan Penduduk Nagari Saruaso

Jumlah penduduk Nagari Saruaso tahun 2017 tercatat sebanyak 8.169 jiwa, terdiri dari sebanyak 4.011 jiwa laki-laki dan sebanyak 4.158 jiwa perempuan sebagaimana tabel berikut

No. Jorong Luas(Km2) Penduduk (jiwa)

LK PR Jumlah

1. Saruaso Barat 9,19 1.473 1.531 3.004

2. SaruasoTimur 4,50 717 691 1.408

3. Saruaso Utara 8,30 558 569 1.127

4. Sungai Emas 4,25 401 414 815

5. KubangLandai 10,80 901 969 1.870

6. TalagoGunung 11,50 321 324 645

65

Jumlah 48,54 4.011 4.158 8.169

Sumber : BPS Kabupaten Tanah DatarTahun 2017 Tabel 4.2

Luas Wilayah dan Jumlah Penduduk Berdasarkan Jorong Tahun 2017

2) Kepadatan dan Penyebaran Penduduk a) Menurut Jenis Pekerjaan

Apabila ditinjau pekerjaan penduduk Nagari Saruaso usia 15 Tahun keatas menurut lapagan usaha, ternyata lebih banyak berusaha di sektor pertanian sebagaimana tabel berikut.

No JenisPekerjaan LK PR Jumlah

1. Pertanian 1.950 1.634 3.584

2. Pertambangan dan penggalian 38 25 63

3. Industr ipengolahan 73 46 119

4. Listrikdan air 7 - 7

5. Bangunan/konstruksi 317 - 317

6. Perdagangan, hotel/ restoran 25 15 40

7. Pengangkutan dan komunikasi 0 0 0

8. Lemb. Keuangan, jasapersewaan 7 5 12

9. Jasa-jasa 0 0 0

10. Lainya (real estate, penyediaan air dll) 3 0 3

Jumlah 2.420 1.725 4.145

Sumber : Pemerintah Nagari Saruaso 2017 Tabel 4.3

Pekerjaan Penduduk Usia 15 Tahunke Atas Nagari Saruaso Menurut Lapangan Usaha Tahun 2017

b) Menurut Kepadatan Penduduk

Apabila ditinjau kepadatan penduduk Nagari Saruaso lima tahun terakhir, maka tahun 2017 tingkat kepadatan penduduk lebih padat dibanding tahun sebelumnya sebagaimana tabel berikut.

Tahun Jumlah penduduk (jiwa)

Luas Wilayah (Km2)

Kepadatan Penduduk(jiwa/Km2)

2013 8.225 7 1.175

2014 8.275 7 1.182

2015 8.297 7 1.186

2016 8.114 48,54 167,16

2017 8.169 48,54 168,85

BPS Kabupaten Tanah DatarTahun 2016 dan 2017 Tabel 4.4

Komposisi Penduduk Nagari Saruaso Menurut Kepadatannya Tahun 2013-2017

c) Menurut Tingkat Pendidikan

Secara umum pembangunan sektor pendidikan di Nagari Saruaso cukup baik. Hal ini terlihat dari partisi pasi mengikuti pendidikan dan tingkat pendidikan masyarakat sebagaimana tabel berikut.

Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan yang Ditamatkan Tahun 2017 B. Praktek Jual Beli Benih di Jorong Saruaso Barat Nagari Saruaso

Kecamatan Tanjung Emas Kabupaten Tanah Datar

Jual beli benih adalah transaksi jual beli yang dilakukan antara penjual benih dan pembeli yang kekurangan benih. Praktek jual beli benih ini di Jorong Saruaso Barat Nagari Saruaso Kecamatan Tanjung Emas

67

Sementara di sisi lain, ada pihak yang menjual benih atau kelebihan benih, namun mereka juga ingin mendapatkan keuntungan dari benih yang mereka jualkan, maka disini terjadilah praktek jual beli benih.

Praktek jual beli benih di jorong Saruaso Barat Nagari Saruaso Kecamatan Tanjung Emas ini dilakukan dengan cara petani yang kelebihan benih meletakan benih yang berlebih di tepi sawah lalu pembeli mengambil terlebih dahulu benih ditepi sawah dengan cara kepalan (genggaman) untuk ditanami disawahnya dan setelah benih diambil dari persemaian kesokan harinya petani yang kekurangan benih mengatakan kepada petani yang mempunyai benih bahwa benih yang diambil sudah ditanaminya disawahnya.

Berdasarkan uraian singkat yang penulis paparkan dari wawancara, Bapak Jon-Pembeli, 25 September 2019, bahwasannya pembeli yang kekurangan benih mencari benih untuk menutupi kekurangannya di hari itu juga terlebih dahulu, baru nantiknya dikatakan ke orang yang punya benih, dikarenakan kalau menunggu hari besok maka upah untuk orang yang menanam padi akan dikeluarkan kembali.

Penulis kembali mewawancara ibuk Efli sebagai pembeli benih warga Jorong Saruaso Barat Nagari Saruaso Kecamatan Tanjung Emas pada tanggal 25 September 2019 jam 16.30 Wib. Berdasarkan wawancara penulis tersebut dapat dipahami bahwa benih yang ditinggalkan ditepi sawah oleh petani yang sudah menanam padi di lahan sawahnya atau benih yang berlebih tersebut merupakan suatu tradisi yang dilakukan petani di Saruaso setelah proses menanam padi. Benih yang ditinggalkan tersebut sudah menjadi kebolehan bagi petani lainnya yang kekurangan benih untuk mengambilnya di pematang sawah tersebut, karena mengingat dari manfaat benih tersebut dapat dimanfaatkan oleh petani lain untuk menanam disawah yang kekurangan benih. Sehingga dengan memanfaatkan sisa benih tersebut dapat membantu petani lainnya yang kekurangan benih dalam masa proses menanam padi, dari pada benih

tersebut menguning di pematang sawah dan dibiarkan begitu saja hal itu akan menyebabkan mubazir, hal inilah yang dimanfaatkan oleh petani lainnya.

Berdasarkan wawancara penulis lakukan dengan Bapak Hartono Jorong Saruaso Barat Nagari Saruaso Kecamatan Tanjung Emas yang ber profesi sebagai petani ia mengatakan bahwasanya ia tidak mempunyai benih dan setiap kekurangan benih, ia selalu membeli benih untuk sawahnya. Ia juga mengatakan sudah menjadi kebiasaan kalau ia membeli benih kepada orang lain. Alasannya karena sawahnya sudah di aliri air apabila sawah tidak di kasih benih maka pertumbuhan padi tidak bagus.

Sebagaimana hasil wawancara penulis dengan Bapak Hartono bahwa pembeli mengambil benih di persemaian yang telah diikat di tepi sawah.

Dan benih dipakai untuk sawahnya setelah itu baru di bicarakan kepada penjual benih karena benih yang telah diikat diambil utuk sawahnya apabila pembeli memberitahu kepada pemilik benih maka upah untuk orang yang menanam benih akan bertamabah.

Selanjutnya penulis mewancarai ibuk Nelly sebagai penjual benih Warga Jorong Saruaso Barat Nagari Saruaso Kecamatan Tanjung Emas wawancara dengan Ibu Nelly pada tanggal 26 September 2019 Jam 14.35 wib. Berdasarkan wawancara yang penulis lakukan dapat dipahami bahwa dalam Jual beli benih yang dilakukan oleh Ibu Nelly tidak memakai akad jual beli terlebih dahulu karena benih itu sudah di tetapkan untuk orang yang kekurangan benih. Setelah itu terjadi akad setelah ada orang yang memakai benih dan sudah ditanam disawahnya sesuai harga biasa yaitu Rp.200 perikatnya.

penulis mewawancarai proses jual beli benih kepada pembeli benih salah satunya bernama Ibu Ratnawilis (40) tahun pada tanggal 25 September 2019 pada jam 16.00 Wib, ibu Ratnawilis menjelaskan kepada penulis bahwa Jual beli benih yang dilakukan oleh Ibu Ratnawilis sama alasannya dengan Ibu Nelly karena benih yang sudah diikat yang

69

diletakkan di tepi sawah bertujuan untuk menolong orang yang kekurangan benih bagi orang yang kekurangan boleh menggunakannya terlebih dahulu baru dilakukan akad jual beli bagi Ibu Ratnawilis harga benih yang sudah diikat di jual sesuai dengan harga yang biasa dilakukan masyarakat.

Kemudian penulis kembali mewawancara Bapak Manik pada tanggal 27 September warga Saruaso Barat Nagari Saruaso Kecamatan Tanjung Emas Bahwa praktek jual beli benih yang dilakukan oleh pembeli bahwa pembeli mengambil terlebih dahulu benih di persemaian dengan cara kepalan tangan untuk sawahnya yang akan ditanam. kemudian pembeli mengatakan kepada penjual bahwa benih yang dia ambil sudah ia tanam di sawah dan pembeli mengatakan kepada penjual bahwa dia akan membayar berdasarkan kepalan benih yang ia tanam, sehingga petani yang menjual benih komplen terhadap pembeli yang langsung mengambil benih tersebut seusai paparan wawancara dengan Bapak Manik tersebut bahwa penjual benih komplain terhadap pembeli, karena kelebihan benih yang ia miliki diperlukan untuk menanami sawah yang lain. Disamping itu pembeli tidak memberitahu terlebih dahulu kepada penjual benih dan lagsung saja mengambil benih dan ditanam disawahnya. Komplain ini telah diselesaikan secara kekeluargaan dengan pertemuan Ninik Mamak ke dua belah pihak dan hasil pertemuan tercapai kesepakatan bahwa pembeli menambah benih penjual untuk menanami sawah yang lain.

Dari hasil wawancara penulis dengan Informan yang terdiri dari penjual dan pembeli dapat dijelaskan bahwa praktek Jual beli benih yang dilakukan oleh masyarakat Jorong Saruaso Barat Nagari Saruaso Kecamatan Tanjung Emas sudah menjadi kebiasaan bahwa benih yang telah berlebih dan telah diikat kemudian diletakkan ditepi sawah benih digunakan oleh orang yang membutuhkan benih walaupun belum terjadi akad. alasannya apabila dikatakan kepada pemilik benih terlebih dahulu orang yang menanam akan berhenti bekerja padahal pekerjaannya belum selesai apabila dilanjutkan ke hari selanjutnya dan orang punya sawah

mencari kembali orang untuk menanam padi di sawahnya dan membayar kembali untuk orang menanam tersebut. apabila benih yang telah diikat diletakan ditepi sawah tidak di pergunakan oleh pemilik sawah padahal ada orang membutuhkan maka benih tersebut akan mubazir. Dengan adanya benih yang diikat ditepi sawah dapat menolong orang yang kekurangan benih karena orang yang mmebutuhkan benih tidak lagi mencari ke yang lain dan harga benih yang jual sesuai harga biasanya

C. Tinjauan Fiqih Muamalah tentang Jual Beli Benih di Jorong Saruaso