• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tinjauan Fiqih Muamalah tentang Jual Beli Benih di Jorong Saruaso Barat Nagari Saruaso Kecamatan Tanjung Emas Kabupaten Tanah Datar

HASIL PENELITIAN

C. Tinjauan Fiqih Muamalah tentang Jual Beli Benih di Jorong Saruaso Barat Nagari Saruaso Kecamatan Tanjung Emas Kabupaten Tanah Datar

Jual beli merupakan sebuah sarana untuk memenuhi kebutuhan di Jorong Saruaso Barat Nagari Saruaso Kecamatan Tanjung Emas. Jual beli bukan hanya sebagai kegiatan ekonomi saja, namun juga merupakan suatu wadah untuk berinteraksi dan bersosialisasi antar warga.

Dalam Fikih Muamalah rukun jual beli adalah adanya orang yang berakad yaitu penjual benih dan pembeli benih, ada sighat atau lafadz ijab qabul oleh penjual benih dan pembeli benih dengan akad secara lisan, ada barang yang di beli yaitu benih, ada nilai tukar pengganti barang yaitu pembeli memberikan uang kepada penjual benih.

Dalam praktek Jual beli benih di Jorong Saruaso Barat Nagari Saruaso Kecamatan Tanjung Emas benih berlebih diletakan ditepi sawah yang sudah di cabut bagi yang membutuhkan boleh mengambilnya setelah itu di bicarakan kepada orang yang punya sawah karena kebutuhan mendesak.

merupakan kebiasaan bahwa benih yang berlebih boleh dimanfaatkan oleh siapa saja walaupun belum di bicarakan kepada orang yang mempunyai benih boleh dimanfaatkan karena pada saat itu orang sedang bekerja di sawah, benih tersebut kurang jika dicari orang yang mempunyai benih maka orang yang menanam akan berhenti bekerja padahal sawah tersebut belum selesai ditanam dan orang yang menanam padi tidak bisa bekerja lagi. Petani yang kekurangan benih mencari kembali orang yang bisa menanam padi untuk sawahnya.

71

Oleh sebab itu, dalam keadaan darurat tersebut, petani yang kekurangan benih mengambil benih di persemaian setelah itu, petani yang kekurangan benih memberitahu kepada petani yang mempunyai benih, karena benih dipersemaian tersebut tidak digunakan lagi karena dalam keadaan darurat apabila benih tidak diberikan kepada petani yang kekurangan benih maka petani yang kekurangan benih membayar upah kembali kepada orang yang akan menanam benihnya tersebut. jadi kebiasaan sudah menjadi hukum karena menghilangkan kemudharatan.

Berdasarkan salah satu syarat ijab dan qabul dalam jual beli akad kepemilikan barang dilangsungkan dalam satu majelis, dalam kenyataannya petani yang kekurangan benih langsung mengambil benih dipersemaian dan mengatakannya setelah benih ditanam kepada si pemilik benh karena benih sangat dibutuhkan pada saat itu.

Sebagaimana kaedah fiqh muamalah yaitu:

ُةَمًكَحُم ُﺓ َد اَﻌل ا

“Adat kebiasaan itu dapat ditetapkan sebagai landasan hukum.”

Berdasarkan kaedah Fiqh muamalah diatas bahwa di Jorong Saruaso Barat Nagari saruaso Kecamatan Tanjung Emas dimana petani yang kekurangan benih mengambil benih dipersemaian dikarenakan petani yang kekurangan benih dalam keadaan darurat apabila benih tersebut tidak ada maka petani yang kekurangan benih mencari kembali orang untuk menanam padi disawahnya hal ini sudah menjadi tradisi bagi masyarakat Jorong Saruaso Barat Nagari Saruaso Kecamatan Tanjung Emas.

Benih yang ditinggalkan ditepi sawah oleh petani yang sudah menanam padi di lahan sawahnya atau benih yang berlebih tersebut merupakan suatu tradisi yang dilakukan petani di Saruaso setelah proses menanam padi. Benih yang ditinggalkan tersebut sudah menjadi kebolehan bagi petani lainnya yang kekurangan benih untuk mengambilnya di pematang sawah tersebut, karena mengingat dari manfaat benih tersebut dapat dimanfaatkan oleh petani lain untuk menanam disawah yang kekurangan benih. Sehingga dengan memanfaatkan sisa benih tersebut dapat membantu

petani lainnya yang kekurangan benih dalam masa proses menanam padi, dari pada benih tersebut menguning di pematang sawah dan dibiarkan begitu saja hal itu akan menyebabkan mubazir, hal inilah yang dimanfaatkan oleh petani lainnya.

Sebagaimana firman Allah dalam surat



“dan berikanlah kepada keluarga-keluarga yang dekat akan haknya, kepada orang miskin dan orang yang dalam perjalanan dan janganlah kamu menghambur-hamburkan (hartamu) secara boros”.

Berdasarkan ayat diatas bahwa jual beli benih di Jorong Saruaso Barat Nagari Saruaso Kecamatan Tanjung Emas benih yang berlebih setelah ditanam diletakkan ditepi sawah kemudian benih tersebut sudah menguning karena tidak digunakan oleh pemilik sawah.

Benih yang sudah diikat yang diletakkan di tepi sawah bertujuan untuk menolong orang yang kekurangan benih bagi orang yang kekurangan boleh menggunakannya terlebih dahulu baru dilakukan akad jual beli harga benih yang sudah diikat di jual sesuai dengan harga yang biasa dilakukan masyarakat yaitu Rp 200,00 perikat.

Sebagaimana firman Allah dalam surat Al-maidah ayat 2:



“ Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu melanggar syi'ar-syi'ar Allah, dan jangan melanggar kehormatan bulan-bulan haram, jangan (mengganggu) binatang-binatang had-ya, dan binatang-binatang qalaa-id, dan jangan (pula) mengganggu orang-orang yang mengunjungi Baitullah sedang mereka mencari kurnia dan keredhaan dari Tuhannya

73

dan apabila kamu telah menyelesaikan ibadah haji, Maka bolehlah berburu. dan janganlah sekali-kali kebencian(mu) kepada sesuatu kaum karena mereka menghalang-halangi kamu dari Masjidilharam, mendorongmu berbuat aniaya (kepada mereka). dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. dan bertakwalah kamu kepada Allah, Sesungguhnya Allah Amat berat siksa-Nya.

Berdasarkan ayat diatas bahwa transaksi jual beli benih di Jorong Saruaso Barat Nagari saruaso Kecamatan Tanjung Emas dimana penjual benih menolong petani yang kekurangan benih dengan cara petani yang kelebihan benih mengambil benih dari persemaain setelah itu mengikat benih tersebut dan petani yang kekurangan benih tidak perlu mencarinya lagi dan harga yang ditetapkan oleh penjual atau petani yang kelebihan benih dengan harga biasa yaitu Rp.200,- perkepalnya.

Penulis berkesimpulan bahwa kebiasaan pengambilan benih sebelum akad di Jorong Saruaso Barat Nagari Saruaso Kecamatan Tanjung Emas termasuk urf shahih karena didalamnya terdapat unsur tolong menolong, dan tidak mubazir dikarenakan hal ini sudah menjadi kebiasaan bagi warga Jorong Saruaso Barat Nagari Saruaso Kecamatan Tanjung Emas.

Sementara mengenai komplen sudah diselesaikan dengan cara kekeluargaan.

Jual beli benih dengan cara tersebut merupakan kebiasaan masyarakat Jorong Saruaso Barat Nagari Saruaso Kecamatan Tanjung Emas kebiasaan tersebut dianggap sah (al-urf al-sahih) bahwa kebiasaan yang berlaku ditengah-tengah masyarakat tidak bertentangan dengan nash (ayat atau Hadits) tidak menghilangkan kemaslahatan dan tidak mendatangkan mudharat.

74 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian mengenai Tinjaun Fiqh muamalah terhadap Jual beli benih di Jorong Saruaso Barat Nagari Saruaso Kecamatan Tanjung Emas Kabupaten Tanah Datar yaitu dengan kesimpulan sebagai berikut:

1. Praktek Jual beli benih yang sudah biasa dilakukan di Jorong Saruaso Barat Nagari Saruaso Kecamatan Tanjung Emas dilaksanakan dengan cara benih penjual yang telah berlebih di cabut oleh penjual lalu diikat dan diletakkan di ditepi sawah kemudian orang yang membutuhkan benih mengambil benih tersebut untuk ditanam di sawahnya karena adanya kekurangan benih. Mengambil benih yang sudah diletakkan di tepi sawah yang sudah berlebih tersebut tanpa didahului oleh akad antara penjual dengan orang yang membutuhkan benih. Akad Jual beli baru dilaksanakan setelah benih ditanam di sawah pembeli.

2. Tinjauan Fiqh muamalah terhadap pelaksanaan tradisi jual beli benih di Jorong Saruaso Barat Nagari Saruaso Kecamatan Tanjung Emas bahwasanya akad jual beli seharusnya disebutkan di awal, namun dalam praktek yang terjadi akad dalam jual beli itu disebutkan diakhir.

Berdasarkan fikih muamalah akad jual beli seperti itu tergolong fasid, tetapi karena sudah menjadi kebiasaan masyarakat Jorong Saruaso maka kebiasaan tersebut dianggap sah, yang dapat disebut dengan urf shahih.karena terdapat unsur kemaslahatan,berupa tolong menolong,

dan menghindari terjadinya mubazir.

75

B. Saran

Dengan adanya beberapa uraian di atas maka peneliti memeberikan saran-saran untuk menjadi pertimbangan yaitu sebagai berikut:

1. Praktek Jual beli benih di Jorong Saruaso Barat Nagari saruaso Kecamatan Tanjung Emas, Khusus bagi petani yang menjual benih dalam Jual beli harus di dahului oleh akad baru penyerahan barang.

2. Setiap ada persoalan dalam Jual beli benih antara penjual dengan pembeli disarankan agar dapat diselesaikan dengan musyawarah dan kekeluargaan.