• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

3.4. JUMLAH SAMPEL

Besar sampel penelitian dihitung dengan memakai rumus :

2σ2 (Z1-α/2 + Z1-β ) 2 n1=n2 = --- (μ0- μa) 2

Keterangan:

n = besar sampel minimum

Z1-α/2 = nilai distribusi normal baku (tabel Z) pada α =5% 1,96 Z1-β = nilai distribusi normal baku (tabel Z) pada β =90% 1,28 σ2 = harga varians di populasi (1,5)

μ0-μa = perkiraan selisih nilai mean yang diteliti dengan mean di populasi = 1,8 jam

Maka diperoleh :

2(1,5)2 (1,96 + 1,28 ) 2

n1=n2 = --- = 14,58 (1,8) 2

Dengan pembulatan maka diperoleh besar sampel 15 kasus.

3.5. KRITERIA SAMPEL 3.5.1.Kriteria Inklusi

1. Semua pasien hamil yang akan dilakukan terminasi terhadap kehamilannya di kamar bersalin RSUP H. Adam Malik Medan dan RSUD Dr. Pirngadi Medan.

2. Tidak ada riwayat seksio sesarea pada kehamilan sebelumnya. 3. Kehamilan dengan presentasi kepala.

3.5.2. Kriteria Eksklusi

1. Pasien hamil yang kontra indikasi untuk dilakukan pematangan serviks dan induksi persalinan, yaitu :

Malposisi dan malpresentasi janin Insufisiensi plasenta

Panggul sempit

Disproporsi sefalopelvik Cacat rahim

Gemelli

Distensi yang berlebihan ( hidramnion ) Plasenta previa Tumor pelvis 3.6. KERANGKA KONSEPSIONAL Terminasi kehamilan Misoprostol Kateter foley Skor pelvik/ pematangan serviks Keberhasilan persalinan spontan Waktu induksi sampai persalinan Luaran neonatal

3.7. CARA KERJA

Pengumpulan data diperoleh dari penderita yang berkunjung ke Poliklinik Obstetri atau yang berada di kamar bersalin yang memenuhi syarat-syarat penelitian yang ditetapkan (kriteria inklusi), selanjutnya dilakukan pemeriksaan sebagai berikut :

1. Wawancara tentang identitas, riwayat kehamilan sekarang, maupun riwayat kehamilan sebelumnya serta penyakit-penyakit yang pernah dideritanya

2. Pasien selaku calon peserta penelitian diberi keterangan tentang tujuan dan prosedur penelitian. Bila setuju, pasien dimintakan persetujuan tertulisnya,bila tidak setuju pasien sebagai calon peserta penelitian berhak menolak ikut dalam penelitian.

3. Selanjutnya dilakukan pemeriksaan secara umum meliputi keadaan umum, tanda-tanda vital, pemeriksaan fisik dan laboratorium rutin. Pemeriksaan obstetrik yang lengkap meliputi pemeriksaan luar dan pemeriksaan dalam dan dilakukan penilaian skor pelvik.

4. Pasien calon peserta penelitian ditatalaksanakan sesuai dengan nomor random yang telah dibuat dengan menggunakan random secara blok. 5. Kemudian pasien dibagi kedalam kedua kelompok dimana kelompok I

mendapat misoprostol tablet 50 µg intravaginal yang diletakkan di dalam kassa gulung dan diletakkan di forniks posterior dan kelompok II dilakukan pemasangan kateter foley no.18 intraservikal dimana balon kateter dikembangkan dengan diiisi cairan NaCl 0,9% sebanyak 30 cc, untuk pematangan serviks.

6. Pada kelompok misoprostol, setelah 6 jam dilakukan penilaian ulang skor pelvik kemudian dilanjutkan dengan induksi persalinan pada kedua

kelompok dengan pemberian oksitosin 10 IU per drips fls pertama dengan tetesan dimulai dari 4 tetes/menit kemudian dinaikkan jumlah tetesan sebanyak 4 tetes tiap 15 menit sampai tercapai kontraksi yang adekuat dengan jumlah tetesan maksimum adalah 40 tetes/menit.

7. Sedangkan pada kelompok kateter foley, setelah 12 jam dilakukan penilaian ulang skor pelvik kemudian dilanjutkan dengan induksi persalinan pada kedua kelompok dengan pemberian oksitosin 10 IU per drips flask (fls) pertama dengan tetesan dimulai dari 4 tetes/menit kemudian dinaikkan jumlah tetesan sebanyak 4 tetes tiap 15 menit sampai tercapai kontraksi yang adekuat dengan jumlah tetesan maksimum adalah 40 tetes/menit.

8. Pemberian oksitosin flask (fls) kedua dilanjutkan sampai terjadinya persalinan dimana dosis oksitosin yang diberikan sebesar 10 IU dengan jumlah tetesan 40 tetes/menit.

9. Induksi persalinan dikatakan gagal jika setelah pemberian oksitosin 10 IU per drips sebanyak 2 fls belum terjadi persalinan atau selama pemberian oksitosin terjadi maternal atau fetal distress.

3.8. KERANGKA KERJA

Ibu yang akan bersalin di RSUP H. Adam Malik dan RSUD Dr. Pirngadi Medan.

Kriteria inklusi untuk pematangan serviks dan induksi persalinan

Pengambilan sampel secara acak

Pematangan serviks dengan kateter foley intraservikal

Pematangan serviks dengan misoprostol intravaginal

Gambar 5. Kerangka kerja

Induksi persalinan dengan oksitosin fls I Induksi persalinan dengan oksitosin fls I

Berhasil Gagal

Analisa Induksi persalinan dengan oksitosin fls II

Berhasil Gagal

Analisa Analisa Berhasil Gagal

Analisa Induksi persalinan dengan oksitosin fls II

Berhasil Gagal

Analisa Analisa Skor pelvik >5

3.9. BATASAN OPERASIONAL

1. Pematangan serviks : suatu mekanisme yang dilakukan terhadap serviks dengan skor pelvik < 5 agar terjadi pematangan serviks sehingga dapat dilakukannya induksi persalinan.

2. Induksi persalinan : suatu mekanisme yang dilakukan terhadap ibu hamil yang belum inpartu untuk memulai suatu persalinan dengan menstimulasi uterus.

3. Kateter Foley : suatu alat yang terbuat dari karet digunakan untuk membantu proses berkemih, dapat digunakan untuk pematangan serviks secara intraservikal.

4. Misoprostol : merupakan prostaglandin E1 yang digunakan untuk

gangguan gastrointestinal dan akhir-akhir ini dapat digunakan sebagai suatu metode untuk pematangan serviks dan induksi persalinan yang dapat diberikan secara oral, rektal dan vaginal.

5. Oksitosin : obat sintetik yang analog dengan hormon oksitosin yang dihasilkan oleh hipofise posterior yang digunakan untuk menstimulasi kontraksi uterus.

6. Persalinan : suatu proses mengeluarkan hasil konsepsi berupa janin dan plasenta.

7. Kontraksi uterus (his) : gerakan otot uterus yang terjadi secara periodik dalam proses persalinan, disebut adekuat bila tercapai kontraksi sebanyak 4-6 kali dalam 10 menit dengan durasi 40-60 detik lamanya. 8. Skor pelvik : parameter yang digunakan untuk menilai kematangan

yaitu pembukaan, pendataran, penurunan kepala, konsistensi serviks dan posisi serviks.

9. Seksio sesarea : proses persalinan dimana janin dan plasenta dikeluarkan melalui abdomen

10. Fetal distress : gawat janin yang ditandai dengan denyut jantung janin > 180 kali/mnt atau < 100 kali/mnt.

11.Maternal distress : perburukan keadaan dari ibu yang dilihat dari keadaan umum dan tanda vital dari ibu.

12. Gagal induksi : keadaan dimana telah selesai dilakukannya induksi persalinan dengan oksitosin 10 IU per drips sebanyak 2 fls tetapi tidak terjadi proses persalinan normal

13. Usia kehamilan : usia dari kehamilan ibu pada saat penelitian ini dilakukan.

Dokumen terkait