• Tidak ada hasil yang ditemukan

III. METODE PENELITIAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Struktur Komunitas Makroavertebrata

4.1.1. Jumlah Taksa dan Kelimpahan Makroavertebrata

Dari hasil pengamatan sebanyak 3 kali waktu sampling, dengan 4 kali ulangan ditemukan 33 genus makroavertebrata dari 19 famili. famili tersebut tidak semua ditemukan di setiap stasiun, hal itu dapat dilihat pada Tabel 12. Jumlah famili yang ditemukan ditampilkan dalam grafik pada Gambar 5.

Gambar 5. Grafik Jumlah famili rata-rata pada setiap stasiun

Jumlah famili pada setiap stasiun bervariasi, misalnya stasiun 1 pada setiap waktu pengamatan ditemukan jumlah famili makroavertebrata, berkisar antara 11 sampai 18 famili, di stasiun 2 berkisar 8 sampai 14 famili, di stasiun 3 berkisar 9 sampai 12 famili, dan di stasiun 4 berkisar 7 sampai 14 famili. Jumlah famili

yang didapat pada setiap stasiun tidak berbeda nyata, hal tersebut didapat dengan hasil uji yang dapat dilihat pada Lampiran 15.

Jumlah famili yang paling banyak ditemukan pada stasiun 1, dimana jumlah famili yang ditemukan mencapai 17 famili. Hal itu terjadi dikarenakan stasiun 1 masih berada di daerah hulu, sehingga walaupun di sekitar stasiun 1 ini terdapat beberapa kegiatan manusia, namun perairannya masih bersih dan belum terkontaminasi bahan organik berlebih. Selain itu pada stasiun 1 ini, substratnya masih terdiri dari bebatuan yang besar, dengan aliran sungai yang memiliki banyak titik beriak yang sangat disukai oleh organisme makroavertebrata. Sedangkan jumlah famili terendah ditemukan pada stasiun 3. Hal tersebut terjadi karena banyaknya kegiatan antropogenik, selain itu daerah sekitar sungai digunakan sebagai tempat mencuci, dipinggir sungai juga terdapat tempat pembuangan sampah, sehingga perairan di sekitar stasiun 3 cukup tercemar. Aliran air pada stasiun 3 di beberapa titik memang agak tenang, sehingga makroavertebrata yang ditemukan juga berkurang. Famili apa saja yang ditemukan pada masing-masing stasiun dapat dilihat pada Tabel 12.

Tabel 12. Famili yang ditemukan pada setiap stasiun.

Ordo Famili Stasiun 1 Stasiun 2 Stasiun 3 Stasiun 4 Hydropsydae Tricoptera Rhyacophilidae - - Simuliidae Tipulidae - - - Tendipedidae Diptera Heleidae Psephenidae - Coleoptera Elmidae Lepidoptera Pyralidae Heptagenidae Metretopopidae Siphlonuridae Ephemeroptera Baetidae Plecoptera Chloroperlidae - - - Annelida Glossiphonidae - - Synceridae Gastropoda Thiaridae - Planariidae - - Oligochaeta Lumbricullidae - - Jumlah 17 16 14 13

Pada stasiun 1 ini hampir semua famili ditemukan, tetapi famili yang paling mendominasi dan banyak ditemukan adalah jenis Hydropsydae. Di stasiun 2 ini ditemukan famili yang tidak jauh berbeda dari stasiun 1, untuk famili Tipulidae hanya ditemukan pada stasiun 1. Substrat pada stasiun 2 sendiri berupa bebatuan kecil, serta pasir berkerikil. Pada stasiun 3 ini famili yang ditemukan lebih sedikit serta jumlah dari masing-masing genus juga lebih sedikit. Jenis yang banyak ditemukan di stasiun 3 ini adalah famili Hydropsydae, Tendipedidae, dan Pyralidae. Hal tersebut dikarenakan masih terdapat substrat kerikil pasir disertai sedikit lumpur. Ordo Ephemeroptera yang ditemukan hanya sedikit, hal tersebut dikarenakan perairan stasiun 3 kualitasnya menurun, sehingga jenis-jenis tersebut kurang dapat mentolerirnya. Pada stasiun 4 ini jumlah famili dan organismenya semakin ke waktu pengamatan ke tiga pada bulan Oktober, makin sedikit. Hal ini karena waktu pengamatan ke tiga masuk kedalam siklus musim hujan, dimana curah hujan sudah semakin besar, dan menyebabkan aliran sungai pun semakin deras, sehingga makroavertebrata yang ada terbawa oleh arus sungai.

Seluruh makroavertebrata yang ditemukan pada setiap stasiun dihitung kelimpahannya. Nilai kelimpahan pada tiap stasiun dapat dilihat pada Lampiran 13. Nilai kelimpahan makroavertebrata dapat dilihat pada Gambar 6.

Kelimpahan makroavertebrata dari hasil pengamatan sangat bervariasi, tetapi jelas terlihat, bahwa kelimpahan paling rendah terdapat pada stasiun 4, dan terlihat menurun dari pengambilan contoh bulan Agustus hingga Oktober. Dari kelimpahan yang didapat paling rendah pada stasiun 4 bisa dikatakan stasiun 4 ini kondisi perairannya sudah mengalami gangguan, sehingga kesehatan sungainya sungainya pun terganggu, dan bisa dikatakan kondisinya tidak sehat. Nilai kelimpahan rata-rata pada setiap stasiun cukup berbeda nyata, dilihat dari gambar grafik pun terdapat nilai yang bervariasi pada masing-masing stasiun. Nilai hasil uji kelimpahan tersebut dapat dilihat secara lengkap pada Lampiran 15. Menurunnya nilai kelimpahan terjadi pada bulan Oktober ini diduga karena musim hujan, dimana curah hujan pada bulan ini lebih banyak di banding ke dua bulan sebelumnya, sehingga debit air serta kecepatan arus pun lebih besar, sehingga makroavertebrata terbawa arus sungai. Pengambilan contoh yang ke satu di lakukan pada bulan Agustus, dimana pada bulan ini masih musim kemarau,

walaupun ada hujan tetapi curah hujannya tidak begitu besar, sehingga debit air, dan kecepatan arus di sungai masih stabil, sehingga cocok bagi habitat makroavertebrata.

Gambar 6. Grafik Kelimpahan rata-rata makroavertebrata.

Pada grafik terlihat datanya semakin menurun berbeda dengan stasiun lainnya dimana pada pengambilan contoh yang ke dua meningkat, hal tersebut terjadi akibat arus di stasiun 1 semakin besar, karena nilai kelimpahan makroavertebrata di Sungai Cihideung, dipengaruhi oleh parameter fisika, kimia, substrat dasar perairan, dan kecepatan arus (Hawkes 1979).

Untuk data jumlah genus rata-rata yang ditemukan pada setiap stasiun, sebagai informasi tambahan dapat dilihat pada Gambar 7. Dari gambar dapat dilihat genus yang paling banyak ditemukan yaitu pada stasiun 1, dan yang paling sedikit ditemukan yaitu pada stasiun 3. Hal tersebut dapat memperlihatkan bahwa perairan stasiun 3 ini sudah tidak sehat, dengan rendahnya jumlah genus yang ditemukan.

Gambar 7. Grafik Genus rata-rata pada setiap stasiun

4.1.2. Komposisi Kelimpahan dan Biomassa Makroavertebrata

Komposisi makroavertebrata dan biomassa makroavertebrata pada setiap stasiun dapat dilihat pada Gambar 7. Dari gambar tersebut dapat dilihat perbandingan antara komposisi kelimpahan makroavertebrata dan komposisi biomassanya. Komposisi kelimpahan merupakan jumlah organisme yang ditemukan pada setiap pengambilan contoh, sedangkan komposisi biomassa makroavertebrata merupakan bobot dari masing-masing organisme yang ditemukan pada setiap pengambilan contoh.

Rata-rata pada stasiun 1, pada setiap pengambilan contoh, organisme yang mendominasi adalah jenis Tricoptera dan Diptera yang termasuk jenis fakultatif, hal tersebut dikarenakan substrat yang cocok pada stasiun 1 ini. Untuk biomassanya rata-rata yang mendominasi pada stasiun 1 ini adalah jenis Tricoptera, dan Gastropoda. Tricoptera dapat mendominasi, karena memiliki jumlah kelimpahan yang besar, sehingga bobot yang didapat pun besar ke dua ordo ini termasuk kedalam organisme yang mampu mentolerir bahan organik dalam jumlah yang sedang. Stasiun 1 ini masih bagus perairanya, dan masih tergolong sehat, dilihat dari organisme makroavertebrata masih terdapat jenis Plecoptera yang termasuk organisme sensitif, dan masih banyaknya ditemukan

organisme fakultatif. Untuk daerah sekitar stasiun 1 terdapat perkebunan dan pemukiman, namun tidak padat.

a). b). Agustus 0% 20% 40% 60% 80% 100% 1 2 3 4 Stasiun Pengamatan Agustus 0% 20% 40% 60% 80% 100% 1 2 3 4 Stasiun Pengamatan September 0% 20% 40% 60% 80% 100% 1 2 3 4 Stasiun Pengamatan Septem ber 0% 20% 40% 60% 80% 100% 1 2 3 4 Stasiun Pengamatan Oktober 0% 20% 40% 60% 80% 100% 1 2 3 4 Stasiun Pengamatan Oktober 0% 20% 40% 60% 80% 100% 1 2 3 4 Stasiun Pengamatan

Keterangan: a= komposisi kelimpahan; b= komposisi biomassa

Gambar 8. Komposisi Kelimpahan dan biomassa makroavertebrata

Untuk stasiun 2, rata-rata pada setiap pengambilan contoh ordo yang ditemukan paling banyak dan mendominasi adalah Ephemeroptera dan

Tricoptera. Berbeda dengan kelimpahan, untuk biomassanya yang mendominasi adalah jenis Gastropoda dan Ephemeroptera. Gastropoda melimpah karena hewan tersebut merupakan hewan bercangkang, sehingga memiliki berat yang lebih besar dibanding organisme lainnya. Jenis Tricoptera dan Ephemeroptera yang banyak ditemukan pada stasiun 2 ini, merupakan organisme intoleran yang dapat digunakan untuk menunjukan keadaan daerah aliran suatu perairan yang belum tercemar berat (Wilhm 1975). Perairan stasiun 2 ini dapat dikategorikan masih cukup sehat, walaupun masuk ke dalam kategori tercemar ringan. Pencemaran tersebut diduga berasal dari daerah sekitar sungai yang terdapat pemukiman penduduk dan wilayah perkebunan, dan beberapa meter di atas stasiun 2 ini terdapat tambak ikan yang masih cukup aktif. Untuk biomassanya sendiri lebih dipengaruhi oleh bobot organisme yang ditemukan, tanpa berhubungan langsung dengan bahan pencemar.

Untuk stasiun 3, rata-rata organisme yang mendominasi adalah ordo Tricoptera pada pengambilan bulan Agustus, dan Diptera pada pengambilan contoh bulan September dan Oktober. Berbeda dengan kelimpahan, untuk biomassa stasiun 3 yang mendominasi adalah jenis Gastropoda dan Lepidoptera. Gastropoda dan Lepidoptera dapat mendominasi dalam biomassa karena ukurannya lebih besar dari jenis Ticoptera dan Diptera, sehingga walaupun nilai kelimpahannya lebih besar, namun tidak pada nilai biomassa, karena biomassa salah satunya dipengaruhi oleh ukuran satuan organisme itu sendiri. Pada stasiun 3 ini diduga sudah mendapat masukan bahan organik yang lebih besar dan perairannya sudah tidak sehat, karena banyak ditemukan organisme jenis Diptera yang beberapa jenisnya masuk kedalam jenis fakultatif dan toleran. Menurut Hawkes (1979) meningkatnya kandungan bahan organik di perairan akan meningkatkan pula jenis-jenis makroavertebrata yang tahan terhadap perairan tercemar.

Rata-rata kelimpahan pada stasiun 4 juga tidak berbeda jauh dengan stasiun 3, dimana ordo Ephemeroptera mendominasi pada bulan Agustus dan September, untuk Oktober banyak ditemukan ordo Diptera. Hal tersebut di karenakan pada pengambilan September dan Oktober sudah mulai memasuki musim penghujan, aliran air lebih deras, dan masukan bahan organik lebih besar. Untuk biomassa

yang mendominasi adalah Gastropoda, hal tersebut diduga pada stasiun 4 ini keanekaragaman jenis makin menurun sehingga Gastropoda yang mendominasi dari segi biomassa, walaupun untuk kelimpahannya tidak terlalu besar.

Dari rata-rata komposisi biomassa makroavertebrata, yang memiliki bobot terbesar didominasi oleh jenis Gastropoda, tetapi untuk komposisi kelimpahan makroavertebratanya didominasi oleh jenis Tricoptera, Ephemeroptera dan Diptera. Untuk jenis Tricoptera ini bahkan jumlahnya ada yang mencapai 223 pada salah satu stasiun, namun dari segi bobot tidak terlalu besar sesuai dengan ukuran per jenisnya. Seperti yang kita ketahui Gastropoda merupakan hewan avertebrata yang bercangkang, sehingga bobot terbesarnya itu berasal dari cangkangnnya. Sehingga dapat disimpulkan bahwa kelimpahan yang besar tidak berarti bobotnya ikut besar, demikian juga sebaliknya., karena besar biomassa makroavertebrata ini salah satunya dipengaruhi oleh ukuran dari organisme makroavertebrata. Ukuran dari satuan organisme juga mempengaruhi dari bobot yang didapat. Hal tersebut dapat dilihat dari data kelimpahan jenis makroavertebrata dan biomassa pada Lampiran 13 dan 14.

Dari famili yang ditemukan pada setiap stasiun dapat digolongkan menjadi insekta dan non-insekta. Famili yang termasuk ke dalam jenis insekta adalah Tricoptera, Lepidoptera, Diptera, Ephemeroptera, Coleoptera, dan Plecoptera, sedangkan yang tidak termasuk insekta adalah Turbellaria, Gastropoda, Oligochaeta, Annelida dan Polichaeta. Untuk jenis insekta biasanya berada pada substrat yang relatif berbatu besar dan berpasir (Setiawan 2008).

Dokumen terkait