• Tidak ada hasil yang ditemukan

TINJAUAN PUSTAKA

2.3 Nilai Tambah Produk UMKM

2.3.4 Jumlah Tenaga Kerja dan Kesempatan Kerja

Kesempatan kerja adalah memanfaatkan sumber daya manusia untuk menghasilkan barang dan jasa. Kegiatan ekonomi di masyarakat membutuhkan tenaga kerja. Kebutuhan akan tenaga kerja itu dapat juga di sebut sebagai kesempatan kerja (demand for labor). Semakin meningkat pembangunan, semakin besar pula kesempatan kerja yang tersedia. Hal ini berarti semakin besar pula pemintaan akan tenaga kerja. Sebaliknya, semakin besar jumlah penduduk, semakin besar pula kebutuhan akan lowongan pekerjaan (kesempatan kerja). Tenaga kerja merupakan faktor yang penting dalam proses produksi yang lain

seperti tanah, modal dan lain-lain. Maka manusia merupakan penggerak bagi seluruh faktor-faktor produksi tersebut. Istilah kesempatan kerja mengandung pengertian lapangan pekerjaan atau kesempatan yang tersedia untuk bekerja akibat dari suatu kegiatan ekonomi (produksi). Dengan demikian pengertian kesempatan kerja adalah mencakup lapangan perkerjaan yang sudah diisi dan semua lapangan pekerjaan yang masih lowong. Dari lapangan pekerjaan yang masih lowong tersebut (yang mengandung arti adanya kesempatan), kemudian timbul kebutuhan akan tenaga kerja. Kebutuhan tenaga kerja nyata-nyata diperlukan oleh perusahaan/lembaga menerima tenaga kerja pada tingkat upah, posisi, dan syarat kerja tertentu. Data kesempatan kerja secara nyata sulit diperoleh, maka untuk keperluan praktis digunakan pendekatan bahwa jumlah kesempatan kerja didekati melalui banyaknya lapangan kerja yang terisi yang tercermin dari jumlah penduduk yang bekerja. Kebutuhan tenaga kerja didasarkan pada pemikiran bahwa tenaga kerja dalam masyarakat merupakan salah satu faktor yang potensial untuk pembangunan ekonomi secara keseluruhan, dengan demikian jumlah penduduk yang cukup besar dapat menentukan percepatan laju pertumbuhan ekonomi.

2.3.5 Teknologi

Dalam arti ini dapat diketahui melalui barang-barang, benda-benda atau alat-alat yang berhasil dibuat oleh manusia untuk memudahkan dan menggampangkan realisasi hidupnya di dalam dunia. Hal mana juga memperlihatkan tentang wujud dari karya cipta dan karya seni (Yunani techne) manusia selaku homo technicus. Dari sini muncullah istilah “teknologi”, yang berarti ilmu yang mempelajari tentang “techne” manusia. Tetapi pemahaman

seperti itu baru memperlihatkan satu segi saja dari kandungan kata “teknologi”. Teknologi sebenarnya lebih dari sekedar penciptaan barang, benda atau alat dari manusia selaku homo technicus atau homo faber. Teknologi bahkan telah menjadi suatu sistem atau struktur dalam eksistensi manusia di dalam

dunia

dalam kemampuan dan keunggulan manusia, tetapi ia bahkan telah menjadi suatu “daya pencipta” yang berdiri di luar kemampuan manusia, yang pada gilirannya kemudian membentuk dan menciptakan suatu komunitas manusia yang lain. Dalam bentuk yang paling sederhana, kemajuan teknologi dihasilkan dari pengembangan cara-cara lama atau penemuan metode baru dalam menyelesaikan tugas-tugas tradisional seperti bercocok tanam, membuat baju, atau membangun rumah klasifikasi dasar dari kemajuan teknologi yaitu :

Kemajuan teknologi yang bersifat netral (bahasa Inggris: neutral technological progress) Terjadi bila tingkat pengeluaran (output) lebih tinggi dicapai dengan kuantitas dan kombinasi faktor-faktor pemasukan (input) yang sama. Posner (1961) tergolong yang pertama yang secara teoritis berusaha menerangkan pola perdagangan dari sisi kemajuan teknologi. Model kesenjangan teknologi yang diciptakan Posner merupakan generalisasi dari model Ricardian. Perdagangan berlangsung karena perbedaan antar negara dalam hal teknologi. Model Posner merupakan hasil pengamatan Posner tentang proses dinamis perkembangan suatu produk, yang dijelaskan sebagai berikut. Selama proses dan produk baru terus-menerus dikembangkan, negara dimana inovasi tersebut berlangsung untuk sementara waktu akan menikmati keuntungan dari kemajuan teknologi dibanding negara mitradagangnya. Keunggulan ini akan berakhir ketika

teknologi baru ini ditiru negara lain, dan sebelum teknologi baru ini ditiru negara lain, negara yang melakukan inovasi dapat mengekspor produk baru tersebut meskipun tidak mempunyai basis keunggulan komparatif dari segi faktor endowmen maupun intensitas faktor. Dengan berjalannya waktu, inovasi menyebar keseluruh dunia dan keunggulan yang pada awalnya diterima menghilang. Keunggulan yang dimiliki negara inovator akan tetap diperoleh jika kemajuan teknologi terus berlangsung dan penemuan-penemuan baru terus dibuat serta selalu ada perubahan produk-produk baru dimananegara yang melakukan inovasi memperoleh keunggulan komparatif. Kontribusi yang diberikan Posner adalah menjelaskan prosesdinamis dimana kemajuan teknologi terus menerus diperbaharui pada produk-produk yang berbeda, dan pada saat yang sama teknologi yang ada ditransfer ke negara-negara lain. Salah satu kelemahan dari model kesenjangan teknologi adalah model ini gagal untuk menerangkan mengapa suatu inovasi, pada saat ditemukan pertama kali, tidak mendapat keunggulan di lokasi yang mempunyai biaya paling rendah. Alasannya cukup mudah dipahami bahwa pihak yang melakukan inovasi akan menolak untuk membagi pengetahuannya kepada yang lain (teori posner) Hirsch (1967), yang mengikuti pemikiran Kuznets (1953), berpendapat bahwa produk-produk baru akan melewati suatu siklus perubahan sistematis dalam teknologi. Produk-produk baru pada awalnya membutuhkan sejumlah besar tenaga kerja terampil untuk produksi dan perkembangannya. Setelah ada sejumlah permintaan yang lebih besar, produk memerlukan teknik produksi yang lebih intensif kapital. Pada akhirnya ketika produk menjadi dewasa dan standar, proses produksi menjadi rutin dan tenaga kerja yang kurang terampil dapat memainkan peranan yang lebih

besar. Hirsch juga menerangkan lokasi produksi dengan mengaplikasikan teorema Hecksher-Ohlin pada siklus tersebut untuk produk yang baru, tumbuh dan dewasa (Hirsch, 1967).Menurut Vernon, pembuat produk-produk baru harus berada dekat dengan pasar sehingga mendapatkan keuntungan berupa umpan balik dari konsumen, yang bermanfaat dalam modifikasi produk dan pelayanan. Vernon menekankan bahwa inovasi itu sendiri dibantu oleh kedekatan dengan siapa yang yang membutuhkan inovasi. Jadi, baik inovasi maupun produksi cenderung akan dikonsentrasikan di negara-negara dimana diketahui adakebutuhan dan keinginan baru (vernon,1963). Sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwasanya Teknologi adalah suatu system baik dalam bentuk alat maupun dalm bentuk program baru yang telah mengalami perkembangan, perubahan untuk menghasilkan suatu produk yang jauh lebih banyak , lebih efisien dan lebih efektif tanpa menambah modal ataupun bahan baku.

Dokumen terkait