• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hasil pengamatan selama penelitian terhadap total hasil tangkapan (kg) per trip dan per hauling pada bagan tancap dengan menggunakan bantuancahaya lampu mercury 500 watt disajikan pada Gambar 13 dan 14.

Gambar 13. Grafik total hasil tangkapan per trip pada alat tangkap bagan tancap menggunakan lampu merkuri 500watt sebagai atraktor ikan

Pada Gambar 14 dapat dilihat fluktuasi hasil tangkapan yang signifikan tiap tripnya. Total tangkapan berkisar antara 10,7 kg sampai 70,4 kg dimana total tangkapan tertinggi diperoleh 70,4 kg pada trip 4. Total tangkapan tersebut diperoleh dengan melakukan proses hauling sebanyak 3 kali pada pukul 00.01, pukul 03.40, dan pukul 06.00 Wita dengan total tangkapan per hauling masing-masing 32 kg, 8,4 kg, dan 30 kg. Adapun kecepatan arus masing-masing-masing-masing per hauling berturut-turut 0,05 meter/detik, 0,10 meter/detik, dan 0,05 meter/detik.

0 20 40 60 80

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22

total tangkapan (kg)

trip

n = 662,9 kg

Diduga faktor bulan gelap dan kondisi arus yang tidak kencang pada trip ke 4 menjadi penunjang efektifitas lampu merkuri dalam menarik perhatian ikan untuk berkumpul pada catchable area. Faktor bulan gelap menjadi hal penting dalam menunjang kesuksesan penangkapan karena mengakibatkan ikan menjadi lebih bersifat fototaxis positif dan lebih fokus pada cahaya lampu merkuri yang dipasang pada bagan tancap sedangkan faktor arus perairan yang tidak kencang turut menunjang karena mengakibatkan cahaya yang masuk ke perairan tidak terpecah dan lebih terfokus pada suatu area, juga daya rambatnya lebih jauh ke dalam perairan sehingga ikan yang menjadi fishing target menjadi lebih betah tinggal pada catchable area sampai proses hauling dimulai. Adapun total tangkapan terkecil diperoleh 10,7 kg pada trip 12 dengan proses hauling sebanyak 2 kali yaitu pada pukul 01.57 dan pukul 05.40. Adapun total tangkapan per hauling masing-masing 2,3 kg dan 8,4 kg dengan kecepatan arus berturut-turut 0,08 meter/detik dan 0,11meter/detik. Diduga faktor bulan terang yang mengakibatkan cahaya lampu merkuri tidak efektif masuk ke perairan sehingga membuat sulitnya ikan terfokus pada satu titik menjadi penyebab minimnya hasil tangkapan. faktor bulan gelap juga membuat sifat fototaxis positif ikan menjadi berkurang, sedangkan faktor arus kencang membuat cahaya yang masuk ke perairan terpecah dan tidak terfokus sehingga membuat ikan tidak betah tinggal lama pada catchable area. Hal ini sesuai dengan pernyataan (Nadir, 2000), bahwa pengaruh gelombang dan arus menyebabkan bias cahaya dari lampu berubah – ubah dan tidak beraturan dan akhirnya menimbulkan sinar yang menakutkan. Dari keseluruhan trip dapat diketahui bahwa rata-rata hasil tangkapan mencapai 30,13 kg/trip.

Menurut Subani (1972) meskipun cahaya lampu dapat menarik ikan berkumpul, akan tetapi tidak semua cahaya dapat menarik ikan.Tidak tertariknya ikan oleh cahaya lampu tersebut dapat disebabkan oleh beberapa faktor lain

antara lain lampu tidak cukup terang untuk mengajak ikan berkumpul atau ada sinar lain yang menerangi seluruh permukaan air misalnya bulan purnama, sehingga cahaya lampu tidak lagi menarik perhatian ikan. Dikatakan pula bahwa pada waktu bulan tidak bersinar, cahaya lampu akan menarik gerombolan ikan dan berpusat pada titik terang lampu. Pada waktu bulan purnama, cahaya bulan terbagi rata sehingga keadaan perairan menjadi terang. Dalam keadaan seperti ini sulit untuk mengkonsentrasikan ikan - ikan kearah cahaya. Adapun total hasil tangkapan per hauling selama 22 trip dapat dilihat pada Gambar 14.

Gambar 14. Grafik total hasil tangkapan per hauling pada alat tangkap bagan menggunakan lampu merkuri 500 watt sebagai atraktor ikan

Pada Gambar 15 dapat dilihat bahwa jumlah hasil tangkapan berkisar antara 2,3 kg sampai 32 kg dengan fluktuasi yang cukup signifikan pada tiap haulingnya. Total tangkapan tertinggi saat hauling selama penelitian berlangsung adalah 32 kg yaitu pada hauling ke 9, trip ke 4 dengan kondisi kecepatan arus pada saat itu ialah 0,05 meter/detik sedangkan jumlah tangkapan yang terkecil diperoleh saat hauling ialah 2,3 kg pada hauling ke 27, trip 12 dengan kondisi

0 5 10 15 20 25 30 35

1 3 5 7 9 1113

15 17 19 21 23 25 2729 31 33 35 37 3941 43 45 47

Total tangkapan (kg)

Hauling

n = 662,9 kg

kecepatan arus pada saat itu ialah 0,08 meter/detik. Diduga faktor bulan dan kondisi arus yang berperan besar dalam efektifitas lampu sebagai atraktor untuk mengumpulkan ikan. Dari keseluruhan hauling dapat diketahui bahwa rata-rata hasil tangkapan adalah 14,10 kg.

Sebagai pembanding, data jumlah hasil tangkapan per trip bagan tempat penelitian dan data jumlah hasil tangkapan bagan nelayan yang beroperasi tidak jauh dari lokasi penelitian dapat dilihat pada Gambar 16.

Gambar 15. Grafik perbandingan jumlah hasil tangkapan bagan tempat penelitian (dengan perlakuan) dan bagan nelayan lain (tampa perlakuan)

Pada gambar 16 dapat dilihat jumlah hasil tangkapan bagan nelayan yang beroperasi tidak jauh dari lokasi penelitian sangat berbeda dengan jumlah hasil tangkapan bagan dengan menggunakan lampu merkuri 500 Watt sebagai atraktor dalam mengumpulkan ikan dimana bagan nelayan lain hasil tangkapannya lebih baik. Adapun hasil tangkapan pertrip bagan nelayan lain yaitu berkisar antara 8 kg sampai 70 kg dengan rata-rata tangkapan pertrip 35,73

0 10 20 30 40 50 60 70 80

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22

Hasil Tangkapan (kg)

Trip Bagan nelayan lain Bagan tempat penelitian

kg. Tapi ini dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya jumlah lampu yang digunakan sebagai atraktor oleh bagan nelayan lain jauh lebih banyak dengan intensitas yang lebih tinggi dan juga posisi letak bagan yang lebih tertutup oleh pulau-pulau sekitar sehingga pengaruh faktor oseanografi seperti arus dan ombak lebih minim pengaruhnya dibanding pada bagan yang menjadi lokasi penelitian. Faktor arus yang terlalu kencang akan membuat tingkat absorbsi cahaya yang masuk ke perairan menjadi lebih tinggi sehingga akan berpengaruh terhadap daya tembus cahaya ke perairan. Adapun faktor lain yang turut menunjang ialah konstruksi bagan nelayan lain yang juga menjadi pengamatan tidak menggunakan bingkai pada jaringnya melainkan hanya menggunakan pemberat di kedelapan sisi jaring yang kemudian dihubungkan hanya pada satu roller. Konstruksi seperti ini terbukti lebih baik dibandingkan dengan konstruksi bagan yang menjadi tempat penelitian yang dimana menggunakan bingkai pada jaring yang dihubungkan pada dua buah roller karena pengaruh faktor arus saat hauling menjadi lebih minim sehingga terkadang bagan tersebut dapat melakukan hauling lebih banyak dibandingkan bagan yang menjadi tempat penelitian sehingga tentunya berpengaruh terhadap jumlah hasil tangkapan per tripnya.

Diduga banyaknya jumlah hasil tangkapan juga dipengaruhi oleh banyak tidaknya makanan di suatu perairan. Ikan-ikan yang mencari makan, apabila tersedia makanan akan tinggal lama di daerah iluminasi cahaya untuk makan dan sebaliknya akan segera meninggalkan daerah tersebut jika tidak tersedia makanan.

Menurut Ayodhya (1976;1981) dalam Sudirman dan Mallawa (2004), ikan pelagis bersifat phototaksis. Cahaya merangsang ikan dan menarik ikan untuk berkumpul pada sumber cahaya itu atau juga karena rangsangan cahaya (stimulus),ikan lalu memberikan responnya. Sedangkan menurut (Sudirman dan

Nessa, 2011), ikan-ikan pototaksis positif akan memilih cahaya yang disenanginya, berenang di atas atau di bawah jaring dan berdiam lama disekitar iluminasi cahaya. Ikan yang pototaksis positif dan mencari makan akan melakukan keduanya yaitu berada didaerah iluminasi sambil melakukan aktifitas makan (feeding activity).

Sumberdaya ikan pelagis merupakan sumberdaya neritik, karena penyebarannya di perairan dekat pantai, di daerah-daerah dimana terjadi proses penaikan air (upwelling) dan sumberdaya ini dapat membentuk biomassa yang sangat besar. Sumberdaya ikan pelagis kecil merupakan suatu sumberdaya yang poorly behaved, karena makanan utamanya adalah plankton, sehingga kelimpahannya sangat tergantung kepada faktor-faktor lingkungan. Hal tersebut menyebabkan sumberdaya ini akan berbeda kelimpahannya pada setiap wilayah perairan (Nelwan, 2004).

F. Perbandingan Hasil Tangkapan (Primary catch, By catch, danDiscard

Dokumen terkait