• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kabupaten Hulu Sungai Selatan

Dalam dokumen Bab II Kondisi Daerah (Halaman 33-41)

Secara geografis Kabupaten Hulu Sungai Selatan terletak diantara 02°29’58” s.d 02°56’10” Lintang Selatan dan 114°51’19” s.d 115°36’19” Bujur Timur dengan ibukotanya yaitu Kandangan yang terletak 2°47’ Lintang Selatan dan 115°40’ Bujur Timur yang dilewati oleh Sungai Amandit, anak sungai dari Sungai Barito.

Kabupaten Hulu Sungai Selatan memiliki batas-batas administrasi sebagai berikut :

 Sebelah Utara : berbatasan dengan Kabupaten Hulu Sungai

Tengah dan ……… Hulu Sungai Utara

 Sebelah Selatan : berbatasan dengan Kabupaten Tapin

 Sebelah Barat : berbatasan dengan Kabupaten Hulu Sungai Utara dan Tapin

 Sebelah Timur : berbatasan dengan Kabupaten Hulu Sungai Tengah dan ………...Kotabaru

Kabupaten Hulu Sungai Selatan terdiri dari 11 kecamatan yaitu Padang Batung, Loksado, Telaga Langsat, Angkinang, Kandangan, Sungai Raya, Simpur, Kalumpang, Daha Selatan, Daha Utara, dan Daha Barat.

Jumlah penduduk Kabupaten Hulu Sungai Selatan pada tahun 2007 tercatat sebesar 207.402 yang tersebar di 144 desa/kelurahan. Pada tahun 2008 terjadi peningkatan menjadi 208.507 jiwa. Dan terus meningkat menjadi 249.073 pada tahu 2012.

Secara geologis Kabupaten Hulu Sungai Selatan terdiri dari pegunungan yang memanjang dari arah timur ke selatan, namun dari arah barat ke utara merupakan dataran rendah alluvial yang terkadang berawa-rawa (rawa monoton) sehingga udaranya terasa dingin dan agak lembab.

Kabupaten Hulu Sungai Selatan memiliki daerah dengan lereng relatif datar (0-8%) yang meliputi lebih dari 74% wilayah kabupatennya, bahkan terdapat kecamatan yang seluruh wilayahnya termasuk sangat datar (0-2%) yaitu kecamatan Angkinang, Kandangan, Simpur, Kalumpang, Daha Selatan, Daha Utara, dan Daha Barat.

Daerah berbukit dengan lereng terjal (antara 25 sampai lebih dari 40%) yang mencapai luas hampir 12% yang tersebar di 4 kecamatan yaitu Padang Batung, Telaga Langsat, sebagian Sungai Raya, dan yang paling luas di Kecamatan Laksado. Daerah dengan lereng terjal ini merupakan bagian dari jalur Pegunungan Meratus yang sebagian difungsikan sebagai kawasan lindung.

Tekstur tanah di Kabupaten Hulu Sungai Selatan dapat dikelompokkan menjadi 2 jenis yaitu halus dan sedang. Tanah bertekstur sedang dengan presentasi sebesar 69% dimiliki seluruh kecamatan. Sedangkan tanah yang bertekstur halus dengan presentasi sekitar 30% tersebar di 5 wilayah kecamatan, yakni Kecamatan Padang Batung, Loksado, Sungai Raya, Daha Selatan, dan Daha Utara. Jumlah curah hujan di Kabupaten Hulu Sungai Selatan dalam setahun mencapai 1.819,5 mm dengan banyaknya hujan 181 hari.

Kawasan yang dikembangkan di Kabupaten Hulu Sungai Selatan meliputi 3 aspek potensi yaitu berdasarkan ketersediaan sumber daya alam, sumber daya manusia, dan sumber daya buatan. Ada beberapa kawasan pengembangan di Kabupaten Hulu Sungai Selatan yaitu kawasan hutan produksi, kawasan pertanian, kawasan perkebunan, kawasan peternakan, kawasan perikanan, kawasan pertambangan berupa mangan, emas, batubara dan besi serta mineral non logam, kawasan industri berupa industri rumahan makanan ringan (dodol dan kerupuk), industri ikan kering, propeler, industri imitasi, pandai besi dan gerabah, serta industri hasil hutan dan pertanian berupa rotan dan gula merah, kawasan pariwisata berupa wisata budaya, wisata sejarah dan wisata religius serta wisata alam berupa pegunungan dan air terjun, kawasan pemukiman dengan luas 4.533 Ha yang terdiri dari kawasan pemukiman kota dan kawasan pemukiman desa serta kawasan perdagangan dan jasa, dan kawasan pertahanan keamanan.

Pada bidang ekonomi dan ketenaga kerjaan persentase penduduk yang bekerja disektor formal di Kabupaten Hulu Sungai Selatan menurut jenis kelamin terdiri dari laki-laki 73,4%, perempuan 85,5% dan jumlah total laki-laki dan perempuan 78,4%. Sedangkan penduduk yang bekerja disektor informal menurut jenis kelamin terdiri dari laki-laki 26,6%, perempuan 14,5% dengan jumlah total laki-laki dan perempuan 21,6%.

Jumlah angkatan kerja di Kabupaten Hulu Sungai Selatan pada tahun 2010 sebesar 109.733 orang, kemudian naik menjadi 110.554 orang pada tahun 2012. Dari jumlah angkatan kerja tersebut jumlah pengangguran pada tahun 2010 sebesar 6.773 orang naik lagi menjadi 7.144 pada tahun 2012. Kenaikan jumlah pengangguran ini merupakan dampak dari meningkatnya jumlah angkatan kerja yang tidak diimbangi dengan penyerapan tenaga kerja.

Pada bidang pendidikan Kabupaten Hulu Sungai Selatan memiliki sarana pendidikan yang meliputi 146 Taman Kanak-kanak yang terdistribusi merata disetiap kecamatan, 245 sekolah dasar dengan jumlah tertinggi di Kecamatan Kandangan sejumlah 45 unit, sedangkan dengan jumlah terendah terdapat di Kecamatan Kalumpang yaitu sejumlah 10 unit, untuk jumlah MI di Kabupaten Hulu Sungai Selatan berjumlah 39 unit. Untuk jumlah total fasilitas pendidikan sekolah lanjutan tingkat pertama 31 unit, dan MTs berjumlah 21 unit. Jumlah fasilitas SMA di Kabupaten Hulu Sungai Selatan keseluruhannya berjumlah 10 unit yang tersebar di Kecamatan Kandangan, Sungai Raya, Simpur, dan Daha Utara. Sementara jumlah fasilitas MA berjumlah 7

unit. Disamping itu terdapat fasilitas SMK 4 unit dan 26 unit Pondok Pesantren.

Pemberantasan buta aksara di Kabupaten Hulu Sungai Selatan telah diupayakan secara maksimal sejak tahun 2006 dan telah memberikan hasil yang signifikan kepada sebanyak 17.675 jiwa penduduknya.

Fasilitas kesehatan yang terdapat di Kabupaten Hulu Sungai Selatan berupa 3 bauh rumah sakit, 21 puskesmas, 69 pustu, dan 28 poskesdes.

Jaringan transportasi di Kabupaten Hulu Sungai Selatan terdiri dari sistem transportasi darat dan sungai. Berdasarkan data Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Hulu Sungai Selatan terdapat 537,450 km jalan aspal, 75,881 km jalan kerikil, dan 221,041 km jalan tanah.

Fasilitas peribadatan di Kabupaten Hulu Sungai Selatan terdiri dari 122 unit mesjid dan 680 mushalla yang tersebar diseluruh kecamatan secara merata. Selain itu ada 2 gereja dan 45 unit balai adat.

Pemenuhan kebutuhan air baku dikembangkan dengan sistem irigasi. Ada 7 daerah irigasi yang menjadi sumber pengairan di Kabupaten Hulu Sungai Selatan yaitu Kuangan, Nunungin, Pamujaan, Taal, Hawatu, Tayub, dan Jarau. Pelayanan air minum dilayani oleh PDAM dan sebagian diambil langsung dari air sungai atau mata air bagi wilayah yang belum dilalui pipa PDAM.

Kondisi ekonomi makro Kabupaten Hulu Sungai Selatan dapat dilihat dari nilai PDRB harga berlaku. Pertumbuhan ekonominya berdasarkan harga konstan per tahun selam 5 tahun terakhir mencapai rata-rata 4,43% yang lebih banyak didukung sektor, pertanian, peternakan, kehutanan dan perikanan (32,79%), sektor jasa (22,22%), sektor perdagangan (19,64%), dan sektor lain (<10%). PDRB per kapita penduduk pada tahun 2011 sebesar Rp.5.301.777. Meskipun perkonomian terus tumbuh namun berbanding terbalik dengan jumlah masyarakat miskin. Jumlah penyandang kesejahteraan sosial secara umum cenderung meningkat setiap tahunnya. Kendala yang dihadapi dalam mengatasi permasalan ini adalah berkembangnya permasalahan sosial sejalan dengan akses informasi yang semakin meningkat, perekonomian yang melemah dan menurunnya kepatuhan terhadap nilai agama masyarakat.

Kabupaten Hulu Sungai Selatan memiliki potensi pertanian tanaman pangan yang besar yang tersebar di 11 kecamatan dengan komoditas pertanian berupa padi, jagung, ubi kayu, ubi jalar, kacang hijau, kedelai dan kacang tanah. Selain itu pada sektor kehutanan dan perkebunan Kabupaten Hulu Sungai Selatan memiliki hutan lindung seluas 23.918 Ha dan hutan produksi konservasi seluas 18.722 Ha. Perkebunan yang dikembangkan di Kabupaten Hulu Sungai Selatan didominasi oleh perkebunan rakyat dengan komoditas karet, kelapa, cengkeh, lada, kapuk, kopi, coklat dan kemiri. Dan dominasi utama areal perkebunannya ada pada perkebunan karet dan perkebunan kelapa sawit. Pada sektor perikanan Kabupaten Hulu Sungai Selatan memiliki usaha perikanan budidaya dan usaha perikanan tangkap. Pada sektor

peternakan hewan ternak yang dikembangkan diantaranya adalah sapi, kerbau, kambing dana domba serta ayam pedaging, ayam buras dan itik alabio.

Pada sektor pariwisata Kabupaten Hulu Sungai Selatan berpotensi untuk mengembangkan pariwisata alam yang menjadi unggulan Kalsel ataupun nasional karena keragaman objek wisata yang dimilikinya baik berupa wisata alam ataupun budaya yang dapat dikembangkan untuk kunjungan wisata dalam dan luar negri.

Pada sektor energi Kabupaten Hulu Sungai Selatan mempunyai potensi besar dalam penyediaan tenaga listrik terutama yang berasal dari tenaga air dab tenaga surya. Pada tahun 2007 hingga 2011 telah dikembangkan pembangkit listrik tenaga air mikrohidro dan pembangkit listrik tenaga surya di berbagai kecamatan. Pertoambangan di Kabupaten Hulu Sungai Selatan didominasi oleh tambang batu yang menghasilkan 3.277.947,68 m ton pada tahun 2012 disampin hasil tambang berupa mineral non logam lainnya.

Dalam proses pembangunannya, Kabupaten Hulu Sungai Selatan memiliki beberapa isu strategis yang menjadi perhatian pemerintah Kabupaten, yaitu:

1. Peningkatan tata pemerintahan yang baik 2. Peningkatan SDM pendidikan dan kesehatan

3. Perbaikan kondisi ekonomi daerah yang berbasis pada pengembangan agri bisnis dan agro industri

4. Peningkatan kesejahteraan sosial

5. Peningkatan indeks pembangunan manusia 6. Peningkatan kualitas dan kuantitas infrastruktur

7. Pengembangan wilayah dan pemukiman serta akses daerah terisolasi dan terpensil dengan percepatan pengembanagn wilayah berwawasan lingkungan

8. Peningkatan pengamalan keagamaan

C. Kabupaten Hulu Sungai Tengah

Secara geografis Kabupaten Hulu Sungai Tengah terletak diantara 02°27’5.213” s.d 02°46’54.559” Lintang Selatan dan 115°8’ 56.965” s.d 115°53’32.520” Bujur Timur dengan ibu kota Barabai. Kabupaten Hulu Sungai Tengah memiliki luas wilayah 1.770,77 Km2 dan merupakan

Kabupaten terkecil ke-4 di Kalimantan Selatan. Secara administratif, Hulu Sungai Tengah memiliki 11 kecamatan, 8 kelurahan dan 161 desa.

Kabupaten Hulu Sungai Tengah memiliki batas-batas administrasi sebagai berikut :

 Sebelah Utara : berbatasan dengan Kabupaten Balangan

 Sebelah Selatan : berbatasan dengan Kabupaten Hulu Sungai Selatan

 Sebelah Barat : berbatasan dengan Kabupaten Hulu

Sungai Utara

 Sebelah Timur : berbatasan dengan Kabupaten Kotabaru

Jumlah penduduk Kabupaten Hulu Sungai Tengah pada tahun 2009 tercatat sebesar 246.643 jiwa yang tersebar di 161 dengan rasio 119.715 laki-laki dan 126.928 perempuan dengan densitas setiap 1 km terdapat 163 orang.

Secara topografi, Hulu Sungai Tengah terdiri dari tiga kawasan berupa: kawasan rawa, dataran rendah, dan wilayah pegunungan Meratus. Ketinggian terendah hingga tertinggi di Hulu Sungai Tengah adalah <-7 m dpl seluas 24.586,15 Ha, >-7 -25 m dpl seluas 30.839,69 Ha, >25-100 m dpl seluas 22.251,72 Ha, >100-500 m dpl seluas 49.030,5 Ha, > 500-1000 m dpl seluas 41.216,73 dpl dan >1000 m dpl seluas 9.152,63 Ha. Kondisi kemiringan tanah di Hulu Sungai Tengah bervariasi namun tetap didominasi tanah dengan kemiringan 0-2% seluas 132.517,72 Ha.

Jumlah curah hujan di Kabupaten Hulu Sungai Tengah dalam setahun mencapai 227 mm dengan banyaknya hujan 107 hari/tahun. Temperatur rata-rata menunjukkan antara 21,19 s.d 32,93° C.

Penggunaan lahan di Kabupaten Hulu Sungai Tengah terbagi atas kampung seluas 2.363 Ha, industri 1 Ha, pertambangan 305 Ha, sawah 32.368 Ha, pertanian lahan kering 743 Ha, kebun campuran 8.884 Ha, perkebunan 18.315 Ha, semak dan ilalang 17.107 Ha, hutan 63.939 Ha, perairan 237 Ha dan penggunaan lain seluas 61.915 Ha.

Kawasan yang dikembangkan di Kabupaten Hulu Sungai Tengah diantaranya adalah kawasan rawa dengan komoditas padi dan hortikultura serta budidaya kerbau rawa dan lumbung ikan. Selain di daerah rawa, daerah dataran rendah yang tidak tergenang juga digunakan untuk pengembangan komoditas padi, holtikultura,perikanan dan peternakan dan kawasan ini lebih potensial begai kawasana budidaya dibandingkan kawasan rawa karena dapat dikelola sepanjang tahun. Dari kawasan ini dihasilkan komoditas utama Kabupaten Hulu Sungai Tengah berupa padi, sayur, ternak besar dan kecil, perikanan keramba dan kola, karet, kelapa, serta tanaman lainnya.

Tingkat kesejahteraan dan pemerataan ekonomi Hulu Sungai Tengah dapat dinilai dengan angka PDRB. Pada tahun 2005-2009 terjadi peningkatan PDRB-ADHB sebesar Rp.723.642.150.000 atau meningkat sebesar 65,96% dengan nilai total PDRB-ADHB sebesar Rp.1.820.776.490.000 dengan rata-rata pertumbuhan setahun sebesar 13,5%.

Sektor pertanian diikuti sektor jasa perdagangan, hotel dan restoran masih memberikan dominasi pada perkembangan PDRB dalam struktur perekonomian struktur Hulu Sungai Tengah. Sektor pertanian

menyumbang 38,73% PDRB-ADHK diikuti jasa sebesar 20,08% dan sektor perdagangan hotel dan restoran sebesar 14,35%. Kontribusi terkecil diberikan oleh sektor listrik dan air minum serta pertambangan dan penggalian yang masing-masing berkontribusi 0,27% dan 0,44%. PDRB perkapita menurut harga berlaku pada tahun 2009 mengalami pertumbuhan sebesar Rp. 2.766.558.075.

Angka melek hutuf Hulu Sungai Tengah pada tahun 2009 adalah 97,14 %, angka rata-rata sekolahnya sebesar 7,43 tahun. Umur harapan hidup penduduknya sebeesar 64,91 tahun. Indeks pembangunan mahal sebesar 70,46 dan pengeluaran riil perkapita sebesar 634,37.

Pada bidang pendidikan Kabupaten Hulu Sungai Tengah memiliki sarana pendidikan yang meliputi 177 taman kanak-kanak yang terdistribusi merata disetiap kecamatan, 271 SD, 35 SMP, dan 14 SMA/SMK. Dengan tenaga pengajar 175 orsng guru TK, 2353 orang guru SD, 503 guru SMP, dan 252 orang guru SMU/SMK. Selain itu terdapat 3 perguruan tinggi di Hulu Sungai Tengah denan jumlah siswa sebanyak 1.050 orang. Adapun partisipasi pada jenjang pendidikan SMU yaitu sebesar 88,01 (APK) dan 79,87 (APM).

Fasilitas kesehatan yang terdapat di Kabupaten Hulu Sungai Tengah berupa 1 buah Rumah Sakit, 19 Puskesmas, 45 Pustu, dan 101 Poskesdes, 355 Posyandu, 1 Balai Pengobatan, 2 Laboratorium Klinik dan 3 Apotek. Jumlah tenaga dokter umum yang menunjang pelayanan kesehatan di Kabupaten Hulu Sungai Tengah sebanyak 31 orang, disamping 7 dokter spesialis, 6 dokter gigi, 3 apoteker, 201 bidan. 211 perawat, dan 137 dukun/bidan kampung.

Berdasarkan data tahun 2009 panjang jalan di Kabupaten Hulu Sungai Tengah telah mencapai 901,80 km, kondisi jalan yang dalam kondisi baik mencapai 355,56 km dan selama 5 tahun hingga 2009 telah dibangun 323,18 km jalan dan dipelihara 274,51 km jalan. Rasio jalan baik pada tahun 2009 sudah mencapai 65,09 %.

Kabupaten Hulu Sungai Tengah dengan luas wilayah 177.077 Ha terdiri dari wilayah pegunungan, dataran dan berdasarkan keadaan wilayah tersebut potensi unggulan daerah yang dikembangkan oleh pemerintah Kabupaten adalah pada sektor pertanian. Daya saing daerah Kabupaten Hulu Sungai Tengah teletak pada potensi pertanian tanaman pangannya yang besar yang tersebar di 11 kecamatan dengan tanaman pangan, holtikultura, peternakan, maupun perkebunan.

Lahan rawa di Kabupaten Hulu Sungai Tengah dimanfaatkan pada sektor perikanan. Hulu Sungai Tengah merupakan salah satu lumbung beras di samping itu juga dikembangkan usaha penggemukan sapi. Potensi unggulan lainnya adalah ketersediaan infrastruktur khususnya jalan. Jalan di Hulu Sungai Tengah telah mencapai kawasan terpencil dengan kondisi jalan yang cukup baik. Infrastruktur telekomunikasi juga sudah menjangkau wilayah Kabupaten dengan beroprasinnya jaringan seluler Telkomsel, Indosat, dll. Selain itu lebih dari 85% wilayah Kabupaten telah dijangkau jaringan listrik.

Hulu Sungai Tengah memiliki beberapa obyek wisata alam, seperti wisata pegunungan, goa, dan danau serta beberapa obyek wisata budaya dan religius seperti situs mesjid dan makam wali.

Lokasi yang strategis menjadikan Hulu Sungai Tengah mampu mengembangkan sektor perdagangan dan jasa sehingga banyak perusahaan perdagangan maupun jasa yang berdiri di Hulu sungai tengan di samping sektor indusrti rumah tangga kecil dan menengah dan sektor pertambangan.

Kondisi yang harus diperhatikan serta dikelola dengan baik dalam perencanaan pembangunan di Kabupaten Hulu Sungai Tengah dirumuskan dalam isu strategis pembangunan daerah. Adapun isu strategis pembangunan Kabupaten Hulu Sungai Tengah diantaranya yaitu:

1. Peningkatan kesejahteraan masyarakat dan pengurangan kemiskinan serta pengangguran melalui pemberdayaan masyarakat dan ekonomi masyarakat serta peluasan lapangan kerja

2. Peningkatan kemandirian ekonomi daerah melalui pembinaan wirausaha

3. Pengelolaan sumber daya alam yang berkelanjutan dan berwawasan lingkungan

4. Peningkatan infrastuktur berbasis wilayah tata ruang untuk mendukung pertumbuhan ekonimi.

5. Peningkatan tata kelola dan pemerintahan yang baik 6. Peningkatan penerapan good governance

7. Pembangunan sumberdaya manusia

8. Penguatan struktur ekonomi berbasis sumberdaya lokal

9. Peningkatan kualitas lingkungan dan pencegahan degredasi lingkungan

10. Revitalisasi pertanian dan industri pertanian

11. Revitalisasi industri kecil menengah, koprasi dan UMKM serta lembaga keuangan mikro bagi pertumbuhan ekonomi daerah

12. Revitalisasi fasilitas dan pengelaan pasar

13. Peningkatan pembangunan masyawakat yang dinasis berbasis agama dan buaya

14. Pengembangan budaya politik dan kemasyarakatan untuk pengembangan daerah

15. Peningkatan pemberdayaan perlindungan perempuan dan perlindungan anak serta pembinaan pemuda dan olah raga

16. Optimalisasi Hulu Sungai Tengah sebagai pusat pergangan dan jasa dikawasan banua 6

17. Adanya prioritas pengembangan wilayah Hulu Sungai Tengah sebagai pusat pengembangan wilayah banua 6

18. Perlunya pengembangan infrastruktur pusat kegiatan ekonomi dan publik

19. Pengembangan jaringan transportasi dan infrastruktur pertanian, antara lain jalan usaha tani dan irigasi.

Dalam dokumen Bab II Kondisi Daerah (Halaman 33-41)

Dokumen terkait