• Tidak ada hasil yang ditemukan

Anambas

sendiri pada masa pemerintahan kolonial belanda pernah menjadi pusat kewedanaan yakni berpusat di Tarempa. Ketika itu, Tarempa adalah pusat pemerintahan di pulau tujuh termasuk wilayah Kabupaten Kepulauan Anambas yang disebut district dan Jemaja wilayahnya disebut Onderdistrict dengan ibukota Letung. Berdasarkan Surat Keputusan Delegasi Republik Indonesia tanggal 18 Mei 1956, Provinsi Sumatera Tengah menggabungkan diri ke dalam Wilayah Republik Indonesia, dan Kepulauan Riau diberi status Daerah Otonomi Tingkat II yang dikepalai Bupati sebagai kepala daerah yang membawahi 4 Kewedanaan.

Setelah tiba di Bandara Palmatak, wisatawan dapat memanfaatkan jasa angkutan ojek menuju pelabuhan Palmatak untuk melanjutkan perjalanan ke Kota Tarempa. Angkutan umum yang melayani rute Matak menuju kota Tarempa hanyalah

Speedboat dengan harga tiket Rp 50 ribu per orang. Setelah perjalanan selama 20 menit, wisatawan akan sampai di Kota Tarempa. Dari kota ini, jika wisatawan ingin mengunjungi pulau-pulau lainnya, moda angkutan umum yang tersedia lebih beragam. Selain kapal Pelni, masyarakat setempat umumnya menggunakan angkutan kapal penyeberangan dan

speedboat untuk menjangkau pulau-pulau lain di sekitarnya. Beberapa rute jarak jauh dari Kota Tarempa bisa memanfaatkan kapal cepat yang dioperasikan secara komersial oleh pihak swasta. Di antaranya, layanan kapal Ferry cepat rute Pelabuhan Kota Tarempa – Pelabuhan Kota Letung di Pulau Jemaja dengan harga tiket sekitar Rp 120.000 per orang.

Bagi wisatawan yang melakukan perjalanan melalui Tanjung Pinang, perjalanan

menuju Anambas dari Bandara Raja Haji Fisabilillah (RHF) Tanjung Pinang memiliki dua alternatif. Pertama, wisatawan bisa memanfaatkan jasa angkutan udara perintis yang dilayani Susi Air dengan harga tiket Rp 350.000 per penumpang dengan rute RHF ke Bandara Letung, Pulau Jemaja. Hanya saja, frekuensi penerbangan angkutan udara perintis itu hanya sekali seminggu, yakni hari Rabu saja.

Alternatif kedua adalah dengan memanfaatkan jasa angkutan Express Air dengan harga tiket Rp 1.200.000 per orang dengan rute Bandara RHF – Bandara Matak (Pulau Palmatak). Kedua bandara di Anambas ini berada di pulau terpisah dari kota Tarempa.

Untuk menuju Kota Tarempa dari Bandara Letung di Pulau Jemaja, wisatawan bisa memanfaatkan angkutan kapal ferry cepat KM VOC Batavia maupun KM Trans Nusantara dengan harga tiket sekitar Rp 120 ribu per orang dengan waktu tempuh sekitar 20 menit. Jarak Pelabuhan Letung ke Pelabuhan Tarempa cukup jauh jika dibandingkan dengan jarak Kota Tarempa dengan Kota Matak di Pulau Palmatak. Oleh karena itu, masyarakat Kota Tarempa lebih banyak memanfaatkan penerbangan Express Air menuju Bandara Matak yang dibangun perusahaan minyak PT Conoco Philips – Medco. Kapasitas angkutan pesawat Express Air juga lebih besar yakni sekitar 30 penumpang dibandingkan dengan Susi Air yang hanya mampu mengangkut maksimal 15 orang. Menuju Anambas Via Laut

Selain jalur udara, Pulau Anambas juga bisa diakses melalui jalur laut. Angkutan laut yang tersedia yakni kapal Pelni dan kapal ferry. Kapal Pelni yang berlayar ke Tarempa dari Tanjung Pinang adalah KM Bukit Raya dan KM Lawit dengan lama perjalanan 18 jam. Hanya saja, bagi wisatawan yang ingin menggunakan kapal Pelni dari Tanjung Pinang harus melalui Pelabuhan Kijang yang

POTRET

jaraknya sekitar 45 menit dari pusat kota Tanjung Pinang.

Harga tiket kapal Pelni tergantung kelas. Kelas 1 sekitar Rp 500.000, kelas 2 sebesar 400.000 dan kelas ekonomi sekitar Rp 130.000. Bagi penumpang yang ingin berada di kabin nyaman dan tidak bercampur dengan orang ramai bisa menyewa kamar anak buah kapal (ABK) atau kamar perwira. Harga untuk menyewa kamar ABK mencapai Rp 1.200.000 untuk satu kamar berisi empat tempat tidur. Sedangkan untuk sewa kamar perwira sekitar Rp 2 juta yang cukup untuk tiga orang.

Selain Kapal Pelni, pelayanan angkutan laut bisa menggunakan Kapal ferry. Kapal Ferry yang menuju Tarempa adalah kapal ferry VOC Batavia dan kapal ferry KM Trans Nusantara dengan kapasitas 155 penumpang dan dengan  waktu tempuh 9 - 10 jam. Harga tiket ferry sekitar 425 ribu dengan ruangan yang nyaman ber-AC dan tidak ada kategori kelas. Kapal ferry ini berangkat melalui Pelabuhan Sri Bintan Pura, yang terletak di kota Tanjung Pinang. Kapal ferry VOC Batavia berangkat tiga kali seminggu, yakni setiap hari Senin, Rabu dan Jumat. Sementara, KM Trans Nusantara setiap hari Selasa, Kamis dan Sabtu. Khusus hari Minggu, kedua kapal cepat ini tidak beroperasi. Namun, bila cuaca buruk, kapal ferry tidak akan berlayar.

Bagi yang ingin mencari suasana petualangan yang mendebarkan, maka wisatawan bisa naik kapal perintis atau kapal ikan. Jarak tempuhnya lumayan lama sekitar 30 jam. Sebuah perjalanan yang mengasyikkan dengan diiringi alunan gelombang Laut Natuna Utara yang mendayu-dayu.

Transportasi di Kepulauan Anambas Jumlah pulau yang menjadi bagian Kabupaten Kepulauan Anambas ada 226 pulau. Dari jumlah tersebut, hanya 26 pulau saja yang berpenghuni dan sisanya kosong. Untuk menjangkau pulau-pulau yang berada di Kepulauan Anambas, moda transportasi utama masyarakat setempat adalah perahu nelayan atau dikenal dengan kapal pompong. Kapal jenis ini umumnya mengangkut penumpang dari kalangan siswa sekolah, pedagang maupun anggota masyarakat lokal dari satu pulau ke pulau lain.

Bagi wisatawan yang kesulitan ikut dengan perahu nelayan bisa menyewa perahu pompong dengan harga sekitar Rp 500 ribu per hari yang bisa mengangkut 15 orang penumpang. Kapal pompong ini lebih sering dipilih mengingat sejumlah pulau tak berpenghuni di Kepulauan Anambas cukup menarik minat para wisatawan karena keindahan alam bawah laut, pantai dan alam berbukit dengan aneka jenis pohon khas tropis miliknya.

Sementara, di darat, moda transportasi utama masyarakat Anambas umumnya menggunakan kendaraan roda dua. Kendaraan jenis ini dimanfaatkan masyarakat untuk melayani angkutan ojek yang mengantar penumpang kapal dari pelabuhan ke daerah tujuan di darat. Kondisi jalan di pulau-pulau yang berpenghuni di Anambas berbeda- beda sesuai kepadatan penduduknya. Tiga pulau besar yang ada di Kepulauan Anambas yakni, Pulau Jemaja, Siantan dan Palmatak, memiliki sarana angkutan umum bus perintis sebanyak 8 bus yang disediakan oleh Pemerintahan Kabupaten Kepulauan Anambas. Namun, angkutan minibus yang mampu mengangkut 16 penumpang ini jarang beroperasi dan hanya menyesuaikan kebutuhan masyarakat. Masyarakat bisa menyewa minibus ini dengan harga yang terjangkau. Bagi wisatawan dari luar Anambas, mereka bisa menyewa minibus ini untuk kebutuhan kelompok yang besar. Namun, bagi wisatawan yang datang satu atau dua orang saja, maka mereka cukup memanfaatkan jasa ojek. (*)

Pasien kapal feri cepat Tarempa - Letung - Tanjung Pinang Kepri

Kapal Ferry Cepat di Pelabuhan Tarempa Pelabuhan Matak

Angkutan barang Kota Letung

1 6 7

2 3 4

POTRET

L

autan yang luas terbentang serta kawasan yang masih sangat alami dengan kombinasi warna biru, hijau dan putih menjadi ciri khas pemandangan di Kepulauan Anambas. Jernihnya air di dasar laut menampakkan ikan-ikan dan karang-

karang laut yang sangat menawan, memikat hati siapapun yang melihatnya. Pesona alam Anambas yang menawan akan memanjakan setiap insan yang berkunjung.Tak ada pilihan yang lebih baik selain menikmatinya.

Lautan luas merupakan wisata utama di Kepulauan Anambas mengingat kawasan ini dikelilingi pulau. Kepulauan Anambas merupakan kabupaten di Kepulauan Riau yang terdiri atas 256 pulau besar dan kecil yang saling berdekatan. Dari jumlah tersebut, baru 26 pulau yang ditempati, sementara sisanya masih berupa pulau kosong, tak berpenghuni. Tiga pulau terbesar dengan penghuni terbanyak adalah Pulau Jemaja, Pulau Palmatak, dan Pulau Siantan.

Ada banyak lokasi wisata di Kepulauan Anambas yang dapat dieksplor. Lokasi wisata utamanya merupakan pulau-pulau kecil yang

tersebar di sekitar Kepulauan

Anambas, namun saling berdekatan.

Dokumen terkait