• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kabupaten Nias Barat….….….….….….….….….….…

BAB II LANDASAN TEORI

E. Kabupaten Nias Barat….….….….….….….….….….…

waktu dalam proses pengambilan data.

7. Ayahanda Yafeti Daeli, Ibunda Isani Zebua, adik Ridho Juniarto Daeli, Fatilina Daeli, dan Seal Tiel Daeli yang telah memberikan motivasi, nasihat, dukungan dan doa.

8. Fajrin Saratisa Hia yang telah memberikan motivasi, saran, dukungan dan doanya.

9. Tim kelompok skripsi Rati Hia, Frans Lahagu dan Sefin Gulo atas bantuan dan kerjasamanya selama penelitian.

10.Teman-teman Pendidikan Fisika angkatan 2012 yang telah memberikan dukungan dan motivasi bagi penulis.

11.Serta semua pihak yang telah membantu dan memberikan ide dalam proses

penulisan skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penyelesaian skripsi ini sehingga segala kritik dan saran yang bersifat membangun sangat diharapkan. Semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi semua pihak yang membutuhkan.

Yogyakarta, 27 Juli 2016

DAFTAR PUSTAKA

HALAMAN JUDUL……….. i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING………...……….. ii

HALAMAN PENGESAHAN……… iii

HALAMAN PERSEMBAHAN………. iv

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA……… v

HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA.. vi

ABSTRAK………. vii

ABSTRACT………... viii

KATA PENGANTAR……… ix

DAFTAR ISI……….. xi

DAFTAR TABEL……….. xiii

DAFTAR GAMBAR………. xiv

DAFTAR LAMPIRAN……….. xv BAB I PENDAHULUAN ………... 1 A. Latar Belakang……… 1 B. Batasan Masalah………. 4 C. Rumusan Masalah………... 4 D. Tujuan Penelitian……… 4 E. Manfaat Penelitian ………. 4

BAB II LANDASAN TEORI………... 5

A. Kemampuan Berdasarkan Hakekat Fisika…….….….…... 5

B. Tujuan Pembelarajan ….….….….….….….….….….…… 6

C. Evaluasi Pembelajaran……… 9

D. Materi Fisika….….….….….….….….….….….….….….. 11

E. Kabupaten Nias Barat….….….….….….….….….….…... 12

BAB III METODE PENELITIAN….….….….….….….….….….…... 17

A. Jenis Penelitian ….….….….….….….….….….….….…... 17

B. Tempat dan Waktu Penelitian ….….….….….….….….…. 17 C. Populasi dan Sampel Penelitian ….….….….….….….….. 18

D. Variabel Penelitian ….….….….….….….….….….….…. 18 E. Instrumen Penelitian….….….….….….….….….….….… 18 F. Validitas Instrumen………... 19 G. Metode Analisis Data….….….….….….….….….….…… 19

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ….….….…… 21

A. Pelaksanaan Penelititian ….….….….….….….….….…… 21 B. Data, Analisis Data dan Pembahasan ….….….….….…… 23 1. Deskripsi data secara umum….….….….….….….….. 23

2. Kemampuan siswa berdasarkan tingkatan/level dalam

aspek kognitif….….….……… 25

3. Kemampuan siswa perbidang dalam Fisika….….….. 31

4. Kemampuan siswa persekolah…...….….….….….…. 34

BAB V PENUTUP….….….….….….….….….….….….….….….…. 38

A. Kesimpulan ….….….….….….….….….….….….….…... 38 B. Saran ….….….….….….….….….….….….….….….…... 39

DAFTAR PUSTAKA….….….….….….….….….….….….….….….…. 40

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Jumlah sekolah yang tersebar pada setiap kecamatan di

Kabupaten Nias Barat ……….. 13

Tabel 2. Jumlah guru yang tersebar pada setiap kecamatan di Kabupaten Nias Barat ……….. 14

Tabel 3. Jumlah siswa SMA dan SMK yang tersebar pada setiap kecamatan di Kabupaten Nias Barat ………... 15

Tabel 4. Daftar nama sekolah di setiap kecamatan ………... 15

Tabel 5. Daftar nama sekolah di kabupaten Nias Barat ……… 17

Tabel 6. Kisi-kisi soal berdasarkan bidang-bidang dalam fisika …….. 19

Tabel 7. Penskoran berdasarkan butir soal ……… 20

Tabel 8. Pengkategorian skor ………. 20

Tabel 9. Jadwal pelaksanaan penelitian disetiap sekolah... 21

Tabel 10. Deskripsi Data Secara Keseluruhan……….. 23

Tabel 11. Distribusi Frekuensi dan Mean Pada Setiap Kategori……….. 24

Tabel 12. Rata-rata Skor (%) Tiap Tingkatan Pada Aspek Kognitif……. 25

Tabel 13. Distribusi Mean Tiap Bidang Fisika………. 31

Tabel 14. Distribusi Skor Setiap Sekolah………. 34

Tabel 15. Distribusi skor yang diperoleh sekolah dalam tiap level…….. 35

Tabel 16. Distribusi skor yang diperoleh setiap sekolah dalam bidang-bidang Fisika……… 36

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Peta Kabupaten Nias Barat………... 13

Gambar 2. Grafik hubungan antara jumlah siswa terhadap persentase

skor……… 24

Gambar 3. Grafik hubungan antara persentase skor terhadap

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Instrumen Penelitian……… 42

Lampiran 2. Surat Permohonan Ijin Penelitian……… 52

Lampiran 3. Surat Ijin Penelitian dari Dinas Pendidikan……… 53

Lampiran 4. Surat Keterangan Pelaksanaan Penelitian……… 54

Lampiran 5. Berita Acara dan Daftar Hadir Siswa……….. 65

Lampiran 6. Distribusi Jawaban Siswa……… 115

Lampiran 7. Distribusi Skor Siswa……….. 137

Lampiran 8. Distribusi Skor Pada Pilihan Jawaban Siswa……….. 159

Lampiran 9. Analisis Skor Pada Masing-masing Level dalam Aspek Kognitif……… 160

Lampiran 10. Skor pada setiap butir soal……… 165

Lampiran 11. Lembar Jawaban Siswa………..……….. 166

Lampiran 12. Distribusi Skor Pada Setiap Bidang Dalam Fisika………… 180

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Proses belajar mengajar mempunyai tujuan pembelajaran yang harus dicapai. Tujuan pembelajaran pada masing-masing mata pelajaran berbeda-beda. Dalam mata pelajaran Fisika, tujuan yang ingin dicapai salah satunya untuk menguasai konsep dan prinsip Fisika serta memupuk sikap ilmiah. Konsep dan prinsip Fisika ini diperoleh dari gejala-gejala fisik yang terjadi pada alam. Oleh karena itu, Fisika merupakan ilmu yang mempelajari gejala-gejala fisik dari alam.

Belajar ilmu Fisika merupakan hal yang menyenangkan karena mempelajari fenomena yang ada disekitar kita. Fenomena ini merupakan hal yang tidak asing tetapi sering dijumpai bahkan sering dilakukan setiap hari. Pada kenyataannya, siswa mempunyai anggapan bahwa Fisika merupakan mata pelajaran yang sulit untuk dipelajari. Ada berbagai alasan yang diungkapkan oleh siswa salah satunya yaitu bahwa Fisika itu merupakan mata pelajaran yang isinya rumus-rumus yang memang sulit dipahami. Pandangan ini membuat motivasi dan minat siswa untuk belajar Fisika menurun.

Kemampuan siswa dalam mempelajari Fisika sangat dipengaruhi oleh motivasi dan minat siswa itu sendiri dalam belajar Fisika. Disamping itu, masih banyak faktor yang mempengaruhi kemampuan siswa antara lain guru pengampu, sarana dan prasarana, dan faktor-faktor yang lain. Guru banyak mempunyai peran untuk menanamkan minat dan motivasi pada siswa untuk belajar. Tetapi sumber untuk belajar Fisika semuanya bukan pada guru saja.

Guru hanya mendampingi supaya siswanya aktif dan sesuai dengan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai. Selama ini, siswa telah mengandalkan gurunya sebagai satu-satunya sumber untuk belajar. Maka siswa hanya menunggu materi yang diberikan oleh guru. Kebiasaan ini akan berakibat langsung pada kemampuan siswa dalam menguasai materi Fisika yang dipelajarinya.

Kemampuan yang dimiliki oleh siswa pada masing-masing daerah berbeda-beda. Hal ini dapat ditunjukkan dengan survei tentang kualitas pendidikan yang dimiliki oleh setiap daerah. Pada tahun ini, kota yang memiliki tingkat atau kualitas pendidikan yang tinggi dipegang oleh kota Yogyakarta. Hal ini merupakan kebanggaan pada masing-masing daerah. Kota atau daerah yang masih belum mencapai kualitas yang baik juga saling bersaing untuk membenahi pendidikan pada daerahnya. Langkah awal yang ditempuh untuk membenahi masalah pendidikan tersebut dengan mengetahui tingkat kemampuan para siswanya. Tingkat kemampuan ini dilihat pada masing-masing bidang, misalnya pada bidang Matematika, Fisika, Bahasa Indonesia, dan lain sebagainya.

Kabupaten Nias Barat merupakan kabupaten yang baru terbentuk dari kabupaten Nias. Kualitas pendidikan di kabupaten ini sangat rendah hal ini dikarenakan kurangnya tenaga pengajar. Tenaga pengajar yang dimaksud adalah tenaga pengajar yang profesional pada bidangnya. Dari hasil observasi pada tahun 2015, SMA di kabupaten Nias Barat sangat kekurangan tenaga pengajar khususnya dalam bidang Fisika. Jumlah guru bidang Fisika yang

sudah tercatat sebagai guru PNS atau GKD (Guru Kontrak Daerah) adalah 10 orang yang tersebar pada 12 sekolah. Selain itu juga, fasilitas penunjang proses pembelajaran yang ada tiap sekolah sangat minim. Dalam penelitian ini, peneliti berminat untuk mengetahui kemampuan siswa dalam bidang Fisika. Kemampuan siswa yang ingin diukur yaitu siswa SMA di kabupaten Nias Barat. Peneliti memilih kabupaten Nias Barat sebagai tempat penelitian karena peneliti ingin melihat sejauh mana tingkat pengetahuan Fisika siswa SMA diseluruh kabupaten Nias Barat. Peneliti juga merupakan anak daerah yang melanjutkan studi di Yogyakarta dengan harapan bahwa setelah menyelesaikan program S1 Pendidikan Fisika di Universitas Sanata Dharma, peneliti kembali ke Nias Barat untuk mengabdi sebagai seorang guru Fisika. Hasil dari penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan untuk melihat dimana letak kekurangan siswa dalam mata pelajaran Fisika.

Penelitian ini dilakukan bersama dengan peneliti lain yang mengambil sampel yang sama dengan peneliti atau dilakukan dengan tim. Anggota tim yaitu 4 orang dengan topik penelitian yang berbeda-beda sehingga instrumen yang digunakan digabungkan menjadi sebuah buku kecil atau booklet. Tujuan

penelitian ini dilakukan dengan tim yaitu untuk mempermudah dalam pengambilan data setiap siswa yang tersebar diseluruh SMA di kabupaten Nias Barat.

Oleh karena itu, peneliti ingin mengukur tingkat kemampuan siswa kelas XI SMA di Kabupaten Nias Barat dalam bidang Fisika.

B. Batasan Masalah

Berdasarkan uraian masalah diatas maka dalam penelitian ini dilakukan pembatasan masalah yaitu penelian ini hanya membahas tentang kemampuan siswa dalam aspek kognitif.

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang diatas maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “bagaimana kemampuan siswa kelas XI IPA SMA di Kabupaten Nias Barat dalam bidang Fisika?”.

D. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana kemampuan siswa kelas XI IPA SMA di Kabupaten Nias Barat dalam bidang Fisika.

E. Manfaat Penelitian

Dengan terlaksananya penelitian ini maka akan mempunyai beberapa manfaat, yaitu :

1. Bagi Peneliti

Menambah pengalaman dan memperluas pengetahuan dalam bidang pengukuran tingkat kemampuan siswa dalam bidang Fisika.

2. Bagi Pemerintah Daerah Kabupaten Nias Barat

Sebagai tolak ukur untuk mengadakan evaluasi terhadap tingkat pendidikan khususnya dalam bidang Fisika.

BAB II

LANDASAN TEORI A. Kemampuan Berdasarkan Hakikat Fisika

Kemampuan merupakan kecakapan, kepandaian, atau kepiawaian yang dimiliki seseorang. Dalam dunia pendidikan, kemampuan atau kecakapan sering kali dilihat pada prestasi yang dimiliki oleh seorang siswa. Prestasi ini merupakan hasil belajar siswa setelah mempelajari berbagai mata pelajaran. Pada penelitian ini, kemampuan yang dibahas yaitu kemampuan siswa dalam bidang Fisika. Kemampuan dalam bidang Fisika atau sains tidak lepas dengan hakekat sains itu sendiri.

Berdasarkan hakekatnya sains mempunyai tiga aspek yaitu aspek produk, aspek proses, dan aspek sikap. Aspek produk dalam sains diterapkan pada prinsip-prinsip, hukum-hukum, dan teori-teori yang didalamnya merupakan hasil rekaan manusia. Hasil rekaan ini yang nantinya digunakan untuk menjelaskan dan memahami alam dan berbagai fenomena yang ada didalamnya. Melalui prinsip, hukum, dan teori yang dirumuskan mampu menjelaskan fenomena yang terjadi, memprediksi peristiwa yang akan terjadi dan dapat diuji dengan eksperimen yang berkaitan (Carin & Sund. 1998:4). Hal itu merupakan tujuan yang harus dicapai dalam aspek produk.

Aspek proses pada sains merupakan metode diperolehnya pengetahuan yang berupa prinsip, hukum, dan teori. Metode ini merupakan metode keilmuan yang terus dikembangkan berdasarkan hasil atau metode sebelumnya. Metode keilmuan ini mempunyai kerangka dasar yaitu sadar akan adanya masalah dan

perumusan masalah, pengamatan dan pengumpulan data yang relevan, penyusunan atau klasifikasi data, perumusan hipotesis, deduksi dan hipotesis, serta mengadakan tes atau pengujian kebenaran hipotesis. Dari kerangka tersebut maka aktivitas yang dilakukan oleh seorang peneliti yaitu melakukan observasi, mengukur, memprediksi, mengklasifikasi, membandingkan, menyimpulkan, merumuskan hipotesis, melakukan eksperimen, menganalisis data, membuat laporan, dan

mengkomunikasikan hasil yang diperoleh (Sarkim : Humaniora dalam Pendidikan

Sains).

Berdasarkan proses yang dicapai untuk mendapatkan produk dalam sains maka membentuk sikap keilmuan. Sikap keilmuan ini merupakan salah satu aspek dalam sains yaitu aspek sikap. Aspek ini merupakan hasil dari proses yang dilalui oleh seorang ilmuan. Aspek sikap adalah berbagai keyakinan, opini dan nilai-nilai yang harus dipertahankan oleh seorang ilmuan ketika mengembangkan pengetahuan baru. Nilai-nilai ini diantaranya adalah tanggung jawab, rasa ingin tahu, disiplin, tekun, dan terbuka terhadap pendapat orang lain (Sarkim :

Humaniora dalam Pendidikan Sains).

B. Tujuan Pembelajaran

Menurut Sanjaya (2008:125), tujuan pembelajaran atau tujuan instruksional merupakan kemampuan yang harus dimiliki siswa setelah mempelajari bahasan tertentu. Menurut Bloom (dalam Sanjaya, 2008:125-130), tujuan pembelajaran yang harus dirumuskan terbagi dalam tiga domain, yaitu domain kognitif (pengetahuan), afektif (sikap), dan psikomotorik (keterampilan). Domain kognitif

adalah tujuan pembelajaran dalam bidang kemampuan intelektual atau kemampuan berpikir. Domain kognitif menurut Bloom terdiri dari 6 tingkatan, yaitu: pengetahuan, pemahaman, aplikasi/penerapan, analisis, sintesis, dan evaluasi.

Pengetahuan merupakan tingkatan paling rendah dalam tujuan kognitif. Pada tingkatan ini, siswa mampu mengingat informasi yang sudah dipalajarinya. Kemampuan ini kebanyakan dicapai dengan menghafalkan teks atau rumus yang telah diberikan. Misalnya, siswa mampu menyebutkan bunyi hukum Newton I, mampu menyebutkan rumus kecepatan, dan lain sebagainya. Tingkatan ini sangat penting untuk mencapai tujuan-tujuan pembelajaran yang lebih tinggi.

Pemahaman merupakan tingkatan yang bukan hanya mengingat fakta. Kemampuan yang dicapai pada tingkatan ini yaitu kemampuan menjelaskan, menafsirkan atau kemampuan menangkap makna atau arti suatu konsep. Misalnya, siswa mampu menjelaskan transfer panas secara konveksi. Pemahaman untuk menafsirkan sesuatu, contohnya yaitu menjelaskan grafik kecepatan terhadap perpindahan posisi.

Aplikasi/penerapan merupakan tujuan kognitif yang berhubungan dengan kemampuan menerapkan suatu bahan pelajaran yang sudah dipelajari. Pada tujuan ini siswa mampu menerapkan teori-teori, hukum-hukum, konsep-konsep yang telah dipelajari ke dalam situasi baru. Kemampuan yang dicapai siswa pada kemampuan penerapan ini, misalnya siswa mampu memecahkan persoalan dengan menggunakan hukum-hukum, konsep-konsep, teori-teori yang ada pada Fisika. Kemampuan tercapai jika didukung oleh kemampuan mengingat dan memahami konsep tertentu.

Analisis adalah kemampuan untuk menguraikan atau memecah suatu bahan pelajaran ke dalam bagian-bagian atau unsur-unsur serta hubungan antar bahan tersebut (Sanjaya, 2008:127). Tujuan kognitif ini merupakan tujuan pembelajaran yang kompleks dan hanya mungkin dipahami dan dikuasai oleh siswa yang telah menguasai kemampuan memahami dan menerapkan. Tingkatan ini digunakan untuk pencapaian tujuan pembelajaran tingkat atas.

Sintesis adalah kemampuan untuk menghimpun bagian-bagian ke dalam suatu keseluruhan yang bermakna, seperti merumuskan tema, melihat hubungan abstrak dari berbagai informasi yang tersedia. Sintesis merupakan kebalikan dari analisis. Analisis mampu menguraikan menjadi bagian-bagian, sedangkan sistesis adalah kemampuan untuk menyatukan unsur atau bagian-bagian menjadi sesuatu yang utuh. Kemampuan menganalisis dan sintesis merupakan kemampuan dasar untuk mengembangkan atau menciptakan inovasi dan kreasi baru (Sanjaya, 2008:127).

Evaluasi merupakan tujuan kognitif yang paling tinggi. Tujuan ini merupakan kemampuan membuat penilaian terhadap sesuatu. Penilaian ini diambil berdasarkan maksud dan kriteria tertentu. Tujuan ini juga merupakan kemampuan untuk memberikan suatu keputusan dengan berbagai pertimbangan dan ukuran-ukuran tertentu. Misalnya, memberikan keputusan bahwa sesuatu yang diamati itu baik, buruk, menguntungkan, merugikan, dan lain sebagainya. Kemampuan ini diperoleh ketika kemampuan sebelumnya dipenuhi.

Tingkatan-tingkatan tujuan pembelajaran pada domain kognitif ini saling berkaitan satu sama lain. Artinya tingkatan paling rendah merupakan prasyarat bagi

tingkatan selanjutnya. Tingkatan pengetahuan, pemahaman, dan merapkan merupakan tujuan kognitif tingkat rendah. Artinya, pada tingkatan ini siswa hanya mampu mengingat, mengungkapkan apa yang diingatnya dan menerapkannya sesuai dengan aturan-aturan tertentu yang sifatnya pasti. Tingkatan analisis, sintesis, dan evaluasi merupakan tujuan kognitif tingkat tinggi. Dikatakan tujuan kognitif tingkat tinggi karena kemampuan pada tingkatan ini siswa bukan hanya mampu mengingat atau mampu menerapkan. Tetapi siswa mempunyai kemampuan berkreasi dan kemampuan mencipta (Sanjaya, 2008:128).

Berdasarkan perkembangan ilmu pengetahuan taksonomi Bloom mengalami revisi dengan memasukkan unsur metakognitif sebagai tingkatan tertinggi dari domain kognitif. Tingkatan ini dinamakan sebagai mencipta (create)

yang menggantikan posisi evaluasi dengan menghilangkan sistesis. Semua tingkatan dalam domain kognitif yang asalnya kata benda diubah menjadi kata

kerja. Misalnya, pengetahuan (knowledge) diubah menjadi mengingat

(remembering). Oleh karena itu, tingkatan dalam domain kognitif berdasarkan hasil

revisi tersebut adalah tingkatan paling rendah mengingat, memahami, menerapkan, menganalisis, mengevaluasi, dan tingkatan paling tinggi mencipta (Krathwohl, D.R. 2002).

C. Evaluasi Pembelajaran

Evaluasi pembelajaran merupakan proses yang ditempuh untuk pemberian makna atau ketetapan kualitas hasil pengukuran dengan cara membandingkan angka hasil pengukuran dengan kriteria tertentu (Uno & Koni, 2012:3). Kriteria ini

merupakan batas kriteria minimal. Kriteria yang telah ditetapkan sebelum pengukuran dan bersifat mutlak disebut dengan Penilaian Acuan Patokan (PAP) atau Penilaian Acuan Kriteria (PAK). Kriteria yang ditentukan setelah kegiatan pengukuran dilakukan dan berdasarkan pada keadaan kelompok atau bersifat relative disebut Penilaian Acuan Norma (PAN) atau Penilaian Acuan Relatif (PAR).

Menurut Sudijono (2011:5-9), evaluasi adalah kegiatan atau proses untuk menilai sesuatu yang mencakup dua kegiatan yaitu pengukuran dan penilaian. Untuk dapat menentukan nilai maka dilakukan pengukuran dan wujud dari pengukuran tersebut adalah pengujian atau dalam istilah pembelajaran yaitu tes. Fungsi evaluasi pembelajaran secara pokok yaitu (1) mengukur kemajuan pembelajaran, (2) menunjang penyusunan rencana pembelajaran, dan (3) memperbaiki atau melakukan penyempurnaan kembali dalam proses pembelajaran.

Gronlund & Linn (Kusaeri & Suprananto, 2012:10-11), evaluasi pembelajaran digolongkan dalam 4 kelompok yaitu:

1. Evaluasi penempatan (placement evaluation) yaitu untuk menentukan

kemampuan siswa di awal pembelajaran.

2. Evaluasi formatif (formatif evaluation) yaitu untuk memantau kemajuan

belajar selama pembelajaran.

3. Evaluasi diagnostik (diagnostic evaluation) yaitu untuk mendiagnosis

4. Evaluasi sumatif (summative evaluation) yaitu untuk mengevaluasi

prestasi siswa di akhir pembelajaran yang didesain untuk menentukan seberapa jauh tujuan pembelajaran telah tercapai.

D. Materi Fisika

Fisika merupakan mata pelajaran yang wajib diikuti oleh siswa Sekolah Menengah Atas (SMA). Berdasarkan kurikulum, materi Fisika yang diberikan untuk dipelajari oleh siswa dibagi-bagi pada tiap tingkatan kelas. Pembagian ini tentu berdasarkan tingkat kesulitan dari materi tersebut. Materi yang diberikan pada kelas X merupakan materi-materi dasar dalam Fisika sedangkan pada kelas XI merupakan materi lanjutan dari materi yang telah diberikan pada kelas X. Materi-materi yang tersebar pada kelas X dan XI berdasarkan kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) yaitu:

1. Kelas X :

a. Besaran dan Pengukuran

b. Vektor

c. Hukum Newton

d. Suhu dan Kalor

e. Optika Geometri

f. Alat Optik g. Listrik Dinamis 2. Kelas XI :

b. Hukum Newton tentang Gerak

c. Usaha dan Energi

d. Elastisitas

e. Momentum dan Impuls

Materi Fisika diatas digolongkan kedalam empat bidang yaitu bidang Mekanika, bidang Termofisika, bidang Optika, dan bidang Kelistrikan.

E. Kabupaten Nias Barat

Kabupaten Nias Barat merupakan salah satu kabupaten di propinsi Sumatera Utara, Indonesia yang berdiri pada tanggal 26 Mei 2009.Berdasarkan UU Nomor 46 Tahun 2008, luas wilayah Kabupaten Nias Barat adalah 544,09 Km2

yang terdiri dari 8 Kecamatan dan 110 Desa dengan ibukota terletak di Kecamatan Lahomi. Kabupaten Nias Barat berbatasan dengan (www.niasbaratkab.go.id) :

1. Sebelah Utara dengan Kecamatan Tugala Oyo Kabupaten Nias Utara.

2. Sebelah Selatan dengan Kecamatan Lolowau Kabupaten Nias Selatan.

3. Sebelah Timur dengan Kecamatan Botomuzoi, Kecamatan Hiliserangkai, Kecamatan Gido, dan Kecamatan Mau Kabupaten Nias.

4. Sebelah Barat dengan Samudera Hindia

Batas-batas wilayah Kabupaten Nias Barat tersebut diatas dapat dilihat pada peta berikut:

Gambar 1. Peta Kabupaten Nias Barat (sumber: Bappeda Nias Barat)

Berdasarkan data pada tahun 2015 dari Dinas Pendidikan Kabupaten Nias Barat, jumlah sekolah yang tersebar diberbagai tingkat pendidikan mulai dari SD, SMP/MTs, SMA/MA, dan SMK diseluruh Kabupaten Nias Barat dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 1. Jumlah sekolah yang tersebar pada setiap kecamatan di Kab. Nias Barat

No Kecamatan Jumlah Total

SD SMP/MTS SMA/MA SMK 1 Lahomi 14 3 1 2 20 2 Lolofitu Moi 10 4 2 1 17 3 Mandrehe 17 8 3 2 30 4 Mandrehe Barat 11 3 - 2 16 5 Mandrehe Utara 14 5 2 2 23 6 Moro’o 14 6 1 1 22

No Kecamatan Jumlah Total

SD SMP/MTS SMA/MA SMK

7 Sirombu 15 6 2 - 23

8 Ulu Moro’o 8 3 1 1 13

Jumlah 103 38 12 11 164

Jumlah guru yang tersebar dalam berbagai tingkat pendidikan mulai dari SD, SMP/MTs, SMA/MA, dan SMK pada setiap kecamatan di Kabupaten Nias Barat dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 2. Jumlah guru yang tersebar pada setiap kecamatan di Kab. Nias Barat

No Kecamatan Total Total

PNS GKD GTT 1 Lahomi 106 15 39 160 2 Lolofitu Moi 102 9 29 140 3 Mandrehe 213 33 53 299 4 Mandrehe Barat 59 10 37 106 5 Mandrehe Utara 57 16 40 113 6 Moro’o 71 22 48 141 7 Sirombu 122 14 40 177 8 Ulu Moro’o 39 15 35 89 Jumlah 769 134 321 1224

Jumlah siswa SMA dan SMK di Kabupaten Nias Barat pada tahun 2015 pada Tabel 3 berikut:

Tabel 3. Jumlah siswa SMA dan SMK pada setiap kecamatan di Kab. Nias Barat

No Kecamatan Jumlah Siswa

Laki-laki Perempuan Total

1 Lahomi 340 308 648 2 Lolofitu Moi 369 327 696 3 Mandrehe 871 768 1634 4 Mandrehe Barat 90 100 190 5 Mandrehe Utara 243 230 473 6 Moro’o 273 219 492 7 Sirombu 303 295 598 8 Ulu Moro’o 145 143 288 Jumlah 2634 2385 5019

Kabupaten ini mempunyai 12 Sekolah Menengah Atas (SMA) baik negeri maupun swasta yang tersebar pada 7 kecamatan. Daftar Sekolah Menengah Atas (SMA) yang tersebar pada 7 kecamatan tersebut dapat dilihat pada tabel 4 berikut :

Tabel 4. Daftar nama sekolah di setiap kecamatan

Kecamatan Nama Sekolah

Sirombu SMAN 1 Sirombu SMAS Kristen Arastamar Lolofitu Moi SMAN 1 Lolofitu Moi

SMAN 2 Lolofitu Moi Lahomi SMAN 1 Lahomi

Mandrehe

SMAN 1 Mandrehe SMAN 2 Mandrehe SMAS BNKP Karmel Moro'o SMAN 1 Moro'o Ulu Moro'o SMAN 1 Ulu Moro'o Mandrehe Utara SMAN 1 Mandrehe Utara

Masing-masing sekolah diatas berada dibawah naungan Dinas Pendidikan kabupaten Nias Barat. Oleh karena itu, sekolah-sekolah ini mengikuti peraturan kurikulum yang berlaku. Sampai saat ini kurikulum yang digunakan oleh masing-masing sekolah adalah Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP).

Dokumen terkait