• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tempat dan Waktu Penelitian ….….….….….….….….…. 17

BAB III METODE PENELITIAN….….….….….….….….….….…

B. Tempat dan Waktu Penelitian ….….….….….….….….…. 17

1. Tempat

Penelitian dilaksanakan di SMA se-Kabupaten Nias Barat. Nama-nama sekolah yang dijadikan tempat penelitian adalah sebagai berikut :

Tabel 5. Daftar nama sekolah di kabupaten Nias Barat.

Kecamatan Nama Sekolah

Sirombu SMAN 1 Sirombu SMAS Kristen Arastamar Lolofitu Moi SMAN 1 Lolofitu Moi

SMAN 2 Lolofitu Moi Lahomi SMAN 1 Lahomi

Kecamatan Nama Sekolah

Mandrehe

SMAN 1 Mandrehe SMAN 2 Mandrehe SMAS BNKP Karmel Moro'o SMAN 1 Moro'o Ulu Moro'o SMAN 1 Ulu Moro'o Mandrehe Utara SMAN 1 Mandrehe Utara

SMAS Permata

2. Waktu

Penelitian ini dilaksanakan pada tahun ajaran 2015/2016 semester genap yaitu pada bulan Februari 2016.

C. Populasi dan Sampel Penelitian

Pada penelitian ini, yang menjadi populasi adalah seluruh siswa kelas XI IPA SMA di kabupaten Nias Barat. Sampel pada penelitian ini adalah sama dengan populasi. Dimana seluruh siswa kelas XI IPA SMA di kabupaten Nias Barat digunakan sebagai sampel.

D. Variabel Penelitian

Variabel pada penelitian ini adalah kemampuan siswa dalam bidang Fisika.

E. Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan pada penelitian ini adalah soal tes pilihan ganda. Soal-soal dibuat berdasarkan materi Fisika yang telah dipelajari siswa dari kelas X (semester gasal-genap) sampai kelas XI (semester gasal). Pengambilan materi yang

dipelajari siswa disesuaikan dengan kurikulum yang berlaku di sekolah yaitu kurikulum 2006 (KTSP).

Tabel 6. Kisi-kisi soal berdasarkan bidang-bidang dalam fisika. Aspek kognitif

Butir Soal

Mekanika Termofisika Optika Kelistrikan

Level mengingat 1,5,10,14 25 18,22 29

Level memahami 2,6,7,8,15 26 19,20,21 31

Level menerapkan 3,9,11,16 27 23 30

Level menganalisis 4,,12,13,17 28 24 32

Soal-soal yang digunakan sebagai instrumen merupakan soal pilihan berganda. Soal-soal ini diambil dari buku Seri Pendalaman Materi Fisika untuk SMA/MA. Instrumen penelitian dapat dilihat pada Lampiran 1.

F. Validitas Instrumen

Jenis validitas instrumen yang dilakukan adalah validitas isi. Validitas ini dilakukan oleh dua orang dosen Pendidikan Fisika Universitas Sanata Dharma.

G. Metode Analisis Data

Untuk memberikan skor pada masing-masing soal yang dijawab benar dan salah oleh siswa ditunjukkan pada Tabel 7.

Tabel 7. Penskoran berdasarkan butir soal

No Siswa Nomor Soal Skor 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 dst 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 0 0 1 0 0 1 1 1 dst 2 2 3 3 4 4 dst dst

Soal yang dijawab benar oleh siswa diberikan skor satu (1) dan jika salah diberikan skor nol (0). Pemberian skor ini dituliskan pada kolom nomor soal yang telah tersedia pada masing-masing level kognitif. Untuk melihat kemampuan siswa berdasarkan level kognitif yaitu dengan menjumlahkan skor yang dijawab benar pada masing-masing level kognitif.

Skor yang diperoleh setiap responden merupakan persentase jawaban yang benar dari jumlah kesuluruhan soal yang diberikan. Skor ini kemudian dikategorikan menjadi 5 yaitu, A (sangat tinggi), B (tinggi), C (cukup), D (rendah), dan E (sangat rendah) dengan masing-masing interval skor berdasarkan PAP tipe II

(Masidjo, 1995).

Tabel 8. Pengkategorian skor

No Kategori Interval Skor (%) Keterangan

1 A 81 -100 Sangat Tinggi

2 B 66 - 80 Tinggi

3 C 56 - 65 Cukup

4 D 46 - 55 Rendah

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Pelaksanaan Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Menengah Atas (SMA) kelas XI IPA seluruh Kabupaten Nias Barat yaitu pada tanggal 9 – 25 Februari 2016. Sebelum melakukan pengambilan data, peneliti memberikan surat permohonan ijin penelitian di Kabupaten Nias Barat. Setelah diberikan ijin dari dinas pendidikan kabupaten Nias Barat kepada peneliti maka peneliti mengunjungi sekolah untuk pengambilan data. Surat permohonan ijin penelitian dan surat ijin penelitian dari Dinas Pendidikan Nias Barat dapat dilihat pada Lampiran 2 dan Lampiran 3.

Pengambilan data dilakukan dengan menyebarkan soal-soal Fisika pada siswa kelas XI tiap SMA yang ada di Kabupaten Nias Barat. Untuk memberikan soal kepada siswa terlebih dahulu melakukan kunjungan di sekolah dengan tujuan menegosiasi jam yang akan digunakan pada saat penelitian. Surat keterangan pelaksanaan penelitian dari sekolah dapat dilihat pada Lampiran 4.

Tabel 9. Jadwal pelaksanaan penelitian disetiap sekolah

No. Nama Sekolah Waktu Pelaksanaan Penelitian

1 SMAN 1 Mandrehe 10, 12 Februari 2016

2 SMAS BNKP Karamel 10, 13 Februari 2016

3 SMAS Kristen Arastamar 12 Februari 2016

4 SMAN 1 Ulu Moro'o 13 Februari 2016

5 SMAN 2 Mandrehe 13 Februari 2016

No. Nama Sekolah Waktu Pelaksanaan Penelitian

7 SMAN 1 Moro'o 16 Februari 2016

8 SMAN 2 Lolofitu Moi 17 Februari 2016

9 SMAN 1 Sirombu 18 Februari 2016

10 SMAN 1 Lolofitu Moi 19 Februari 2016

11 SMAN 1 Mandrehe Utara 20 Februari 2016

Waktu pelaksanaan penelitian diatas merupakan waktu pengambilan data atau pemberian soal-soal kepada siswa. Dari waktu tersebut terlihat bahwa ada beberapa pelaksanaan penelitian dilaksanakan pada tanggal yang sama. Tetapi pelaksanaan penelitian tersebut dilaksanakan pada jam yang berbeda karena ada beberapa sekolah yang masuk pada sore hari.

Dalam pengambilan data pada masing-masing sekolah dilakukan dalam tim dengan jumlah anggota 4 orang yaitu peneliti sendiri, Fajrin Saratisa Hia, Fransiskus Trisudieli Lahagu, dan Yosefin Sulistyawantic Gulo. Masing-masing anggota tim mempunyai topik penelitian yang berbeda-beda. Untuk mempermudah dalam pengambilan data maka dilakukan secara serentak artinya siswa mengisi instrumen dari keempat peneliti secara bersamaan. Oleh karena itu, instrumen yang digunakan oleh keempat peneliti disatukan ke dalam buku kecil/booklet.

Penelitian dilakukan dalam tim sangat membantu untuk menyebarkan kuisioner di 11 sekolah menengah atas yang tersebar di kabupaten Nias Barat. Selain itu juga, membantu dalam melakukan pengawasan siswa yang melakukan pengisian kuisioner dalam kelas yang berbeda untuk setiap sekolah. Berita acara dan daftar hadir siswa dapat dilihat pada Lampiran 5.

B. Data, Analisis Data dan Pembahasan 1. Deskripsi data secara umum

Data yang diperoleh merupakan jawaban dari setiap butir soal. Distribusi jawaban siswa dan distribusi skor siswa dapat dilihat pada Lampiran 6 dan Lampiran 7. Dengan bantuan program SPSS diperoleh deskripsi umum tentang data yang diperoleh. Hasil analisis ini dapat dilihat pada Tabel 10. Dari hasil tersebut diketahui bahwa skor kemampuan siswa di kabupaten Nias Barat secara keseluruhan adalah 26.40%. Pencapaian ini dapat digolongkan pada kategori sangat rendah (E). Artinya kemampuan siswa tersebut masih sangat rendah dari kategori cukup (C).

Tabel 10. Deskripsi Data Secara Keseluruhan

N Minimum (%) Maximum (%) Mean (%) Std. Deviation Skor 506 6.00 53.00 26.40 7.99648 Valid N (listwise) 506

Analisis untuk melihat penyebaran masing-masing skor (%) yang diperoleh 506 responden dapat dilihat pada Gambar 2. Dari Gambar 2. terlihat bahwa skor terdistribusi pada skor 6% sampai 53% dan sebagian besar responden memiliki skor pada 25%.

Gambar 2. Grafik hubungan antara jumlah siswa terhadap persentase skor

Banyaknya responden yang berada pada masing-masing kategori dapat dilihat pada Tabel 11. Dari tabel tersebut dapat dilihat bahwa hampir seluruh siswa yaitu 498 dari 506 orang berada pada kategori E (sangat rendah) dengan rata-rata skor 26%. Dan sebagian kecil berada pada kategori D (rendah) dengan rata-rata skor 50%. Tidak ada seorang pun siswa yang berada pada kategori C (cukup), B (tinggi), dan A (sangat tinggi). Distribusi skor pada pilihan jawaban dapat dilihat pada Lampiran 8.

Tabel 11. Distribusi Frekuensi dan Mean Pada Setiap Kategori

Kategori Interval Skor (%) Mean Persentase Skor (%) Frekuensi Persentase Jumlah Siswa (%) A 81 -100 0 0 0 B 66 - 80 0 0 0 C 56 - 65 0 0 0

Kategori Interval Skor (%) Mean Persentase Skor (%) Frekuensi Persentase Jumlah Siswa (%) D 46 - 55 50 8 1.58 E 0 - 45 26 498 98.42

2. Kemampuan siswa berdasarkan tingkatan/level dalam aspek kognitif

Berdasarkan tingkatan pada aspek kognitif maka skor rata-rata yang diperoleh siswa terpapar pada Tabel 12. Analisis skor pada masing-masing level dapat dilihat pada Lampiran 9. Dari tabel tersebut menunjukkan bahwa sebagian besar kemampuan siswa berada pada level mengingat dengan persentase skor 29.40%. Pada level ini siswa mampu mengungkapkan kembali informasi yang telah diperoleh. Siswa yang berada level ini lebih banyak menghafalkan teks atau rumus dan mengungkapkannya kembali.

Tabel 12. Rata-rata Skor (%) Tiap Tingkatan Pada Aspek Kognitif

Aspek Kognitif Mean (%) Kategori

Level Mengingat 29.40 E (Sangat Rendah)

Level Memahami 24.29 E (Sangat Rendah)

Level Menerapkan 25.30 E (Sangat Rendah)

Level Menganalisis 26.85 E (Sangat Rendah)

Tabel 12 menunjukkan bahwa rata-rata skor yang paling rendah yaitu pada level memahami dengan persentase skor 24.29%. Artinya, pada level ini siswa belum mampu menjelaskan dan menafsirkan atau belum mampu menangkap makna dalam suatu konsep. Dari Tabel 12 dapat dilihat bahwa terjadi anomali skor atau ketidaknormalan skor. Terlihat bahwa skor pada level menerapkan dan menganalisis lebih besar dari pada skor pada level memahami. Hal ini disebabkan

oleh soal-soal yang digunakan peneliti pada level memahami merupakan soal-soal konseptual tentang Fisika. Dapat dilihat bahwa siswa sangat kurang dalam menguasai konsep-konsep Fisika. Tetapi pada level menganalisis dan level menerapkan peneliti menggunakan soal-soal yang membutuhkan perhitungan dan penurunan rumus. Terlihat bahwa siswa lebih mampu menyelesaikan soal-soal perhitungan dari pada menyelesaikan soal-soal konseptual. Hal ini terlihat pada persentase skor rata-rata pada level menerapkan dan level menganalisis lebih besar dari pada persentase skor rata-rata pada level memahami.

Jika dilihat pada masing-masing soal maka persentase skor paling tinggi yang diperoleh siswa yaitu pada soal nomor 27 dengan skor 59%. Skor pada masing-masing butir soal dapat dilihat pada lampiran 10. Soal tersebut adalah

”perhatikan tabel koefisien muai panjang berikut : logam 1 = 1.2x10-5/0C, logam 2 = 2.6x10-5/0C, logam 3 = 9.6x10-5/0C, logam 4 = 4.2x10-5/0C, dan logam 5 =

1.1x10-5/0C. Pada suhu kamar, panjang awal kelima logam sama. Logam yang

terpanjang saat dipanaskan adalah logam . . . ”. Sedangkan skor paling rendah

yang diperoleh siswa yaitu pada soal nomor 26 dengan skor 6.3%. Soal tersebut adalah ”nilai suhu yang sama ditunjukkan oleh termometer Celsius dan Fahrenheit adalah...”. Dari soal ini terlihat bahwa keseluruhan siswa belum menguasai konsep skala pada termometer. Lembar jawaban siswa dapat dilihat pada Lampiran 11.

a. Level mengingat

Pada level ini diperoleh persentase skor rata-rata yaitu 29.40% dengan kategori E (sangat rendah). Artinya pada level ini siswa belum mampu

mengungkapkan kembali apa yang telah dipelajari. Skor paling tinggi yang peroleh siswa pada level ini yaitu soal nomor 5 dan nomor 14 dengan persentase skor 57% dan 54%. Soal nomor 5 yaitu menunjukkan benda dalam keadaan diam pada grafik jarak (s) terhadap waktu (t). Terlihat bahwa 57% siswa dapat menunjukkan benda dalam keadaan diam dari grafik s vs t sedangkan 43% siswa lainnya masih belum mampu menunjukkannya. Soal nomor 14 yaitu syarat-syarat yang berlaku pada tumbukan lenting sempurna. Dari soal ini 54% siswa mampu menyebutkan syarat-syarat yang berlaku pada tumbukan lenting sempurna sedangkan 46% lainnya masih belum mampu. Sebagian besar siswa pada soal ini menjawab bahwa salah satu syarat berlakunya tumbukan lenting sempurna yaitu tidak berlakunya hukum kekekalan momentum.

Persentase skor paling rendah yang diperoleh siswa pada level mengingat yaitu pada soal nomor 25, 18, dan 29 dengan skor 10%, 13% dan 13%. Soal nomor 25 yaitu ”suatu zat yang mempunyai kalor jenis tinggi akan....(a) lambat mendidih, (b) cepat mendidih, (c) lambat melebur, (d) lambat naik suhunya jika dipanaskan,

(e) cepat naik suhunya jika dipanaskan.”. dari soal ini terlihat bahwa hampir seluruh siswa tidak dapat menjawab pertanyaan tersebut dengan benar. Tetapi kebanyakan siswa menjawab bahwa suatu zat yang mempunyai kalor jenis tinggi akan cepat mendidih. Jawaban lainnya adalah suatu zat yang mempunyai kalor jenis tinggi akan cepat naik suhunya jika dipanaskan.

Soal nomor 18 yaitu ”cermin cembung menghasilkan bayangan...” dari soal ini hampir seluruh siswa tidak dapat menyebutkan sifat bayangan yang dihasilkan oleh cermin cembung atau hanya 13% yang menjawab dengan benar. Kebanyakan

siswa menjawab bahwa cermin cembung menghasilkan bayangan nyata dan besar atau cermin cembung menghasilkan bayangan maya dan diperbesar. Soal nomor 29 yaitu ”arus listrik dapat mengalir dalam suatu penghantar listrik jika terdapat....”

dari persentase skor yang diperoleh siswa pada soal tersebut menunjukkan bahwa sebagian besar siswa belum mampu menjawab dengan benar soal tersebut. Kebanyakan siswa menjawab bahwa arus listrik dapat mengalir dalam suatu penghantar listrik jika terdapat potensial listrik pada setiap titik dalam penghantar tersebut. Jawaban yang diharapkan adalah arus listrik dapat mengalir dalam suatu penghantar listrik jika terdapat beda potensial listrik pada ujung-ujung penghantar tersebut.

b. Level memahami

Persentase skor rata-rata yang diperoleh siswa pada level ini adalah 24.29% dengan skor paling tinggi yaitu pada soal nomor 6 yaitu 56%. Soal ini yaitu

”seseorang penerjun dengan parasut ternyata melayang dan jatuh dengan

kecepatan konstan. Hal ini diakibatkan karena....” dari soal ini 56% siswa

menjawab dengan benar. Tetapi kebanyakan siswa menjawab bahwa seseorang penerjun dengan parasut ternyata melayang dan jatuh dengan kecepatan konstan diakibatkan karena tidak ada gaya yang bekerja penerjun. Artinya hampir setengah

dari jumlah siswa belum mampu memahami atau menguasai konsep dari peristiwa tersebut.

Skor paling rendah yang diperoleh siswa yaitu pada soal nomor 7 dan 26 dengan skor 7.1% dan 6.3%. Soal nomor 7 yaitu ”Dengan mengabaikan gaya

berbeda dijatuhkan secara bersamaan maka benda dengan massa besar lebih

cepat, 2) jika dua buah benda dengan massa berbeda dijatuhkan secara bersamaan

maka benda dengan massa kecil lebih cepat, 3) massa tidak mempengaruhi

kecepatan benda yang jatuh, 4) kecepatan benda yang jatuh dipengaruhi oleh

ukuran benda, 5) kecepatan benda yang jatuh dipengaruhi oleh bentuk benda.

Pernyataan yang benar dari pernyataan diatas adalah....”. Dari soal ini hampir seluruh siswa menjawab bahwa benda yang jatuh dipengaruhi oleh massa, ukuran, dan bentuk benda. Artinya bahwa siswa belum menguasai konsep gerak jatuh bebas.

Soal nomor 26 yaitu ”Nilai suhu yang sama ditunjukkan oleh termometer

Celcius dan Fahrenheit adalah...” dari soal ini hanya 6.3% siswa yang menjawab dengan benar. Tetapi hampir seluruh siswa menjawab bahwa nilai suhu yang sama ditunjukkan oleh termometer Celcius dan Fahrenheit adalah 400 atau -320. Artinya, hampir seluruh siswa belum mampu memahami atau menguasai konsep dan konversi skala pada termometer.

c. Level menerapkan

Pada level ini, persentase skor rata-rata yang diperoleh siswa adalah 25.30% dengan skor tertinggi pada soal nomor 27 yaitu 59%. Soal tersebut adalah

”Perhatikan tabel koefisien muai panjang berikut : logam 1 = 1.2x10-5/0C, logam 2 = 2.6x10-5/0C, logam 3 = 9.6x10-5/0C, logam 4 = 4.2x10-5/0C, dan logam 5 =

1.1x10-5/0C. Pada suhu kamar, panjang awal kelima logam sama. Logam yang

pada soal ini menunjukkan bahwa hampir setengah dari jumlah siswa masih belum mampu menerapkan konsep pemuaian kedalam soal tersebut.

Skor paling rendah yang diperoleh siswa pada level ini yaitu pada soal nomor 11 dengan skor 12%. Soal tersebut adalah ”Sebuah pegas dengan konstanta

pegas sebesar 400 N/m disimpangkan sejauh 12 cm, besarnya energi potensial

yang dimiliki pegas adalah...”. Soal ini merupakan penerapan konsep energi pada pegas tetapi terlihat bahwa hampir seluruh siswa belum mampu menerapkan konsep tersebut untuk menghitung besanya energi potensial pada pegas.

d. Level menganalisis

Pada level ini, persentase skor rata-rata yang diperoleh siswa yaitu 26.85%. Dari beberapa soal dalam level ini diperoleh skor paling tinggi yaitu pada soal nomor 4 dengan skor 35%. Soal ini tentang menghitung resultan dua buah vektor gaya dengan titik tolak yang sama tetapi arah gayanya yang berbeda. Dari soal tersebut siswa menghitung komponen resultan gaya pada sumbu x dan y. Berdasarkan hasil yang diperoleh hampir setengah dari jumlah siswa mampu menyelesaikan dan menganalisis soal tersebut. Tetapi sebagian besar siswa masih belum mampu menyelesaikan soal tersebut.

Skor terendah yang diperoleh siswa yaitu berada pada soal nomor 12 dengan skor 15%. Soal tersebut tentang menentukan besar energi potensial dari grafik hubungan antara gaya terhadap pertambahan panjang pegas. Dari grafik tersebut jika pertambahan panjangnya 6 cm, berapa besar energi potensial dari pertambahan panjang tersebut. Dari hasil yang diperoleh, hampir seluruh siswa belum mampu

menganalisis grafik tersebut untuk menentukan besarnya energi potensial dari pertambahan panjang pegas tersebut.

3. Kemampuan Siswa Perbidang dalam Fisika

Skor yang diperoleh siswa berdasarkan bidang-bidang dalam Fisika dapat dilihat pada Tabel 13. Skor rata-rata paling besar yang diperoleh siswa berada pada bidang Mekanika dan Termofisika yaitu 27.4%. Skor paling rendah yang diperoleh siswa yaitu bidang Optika dengan skor 23.5% dan skor pada bidang Kelistrikan yaitu 25.8%. Distribusi skor pada masing-masing bidang dalam Fisika dapat dilihat pada Lampiran 12.

Tabel 13. Distribusi Mean Tiap Bidang Fisika

Bidang Mean (%) Kategori

Mekanika 27.4 E (Sangat Rendah)

Optika 23.5 E (Sangat Rendah)

Termofisika 27.4 E (Sangat Rendah)

Kelistrikan 25.8 E (Sangat Rendah)

Dari Gambar 2 dibawah dapat dilihat lebih jelas distribusi skor pada masing-masing bidang dalam Fisika. Skor rata-rata terendah yang diperoleh siswa yaitu 23.5% berada pada bidang Optika. Soal yang paling sulit pada bidang ini yaitu soal nomor 19. Soal tersebut adalah ”jika sebuah benda di depan lensa positif

digerakkan mendekati lensa, bayangan nyata akan...”. Dari soal tersebut hampir

seluruh siswa menjawab bahwa bayangan nyata akan bergerak dengan kecepatan yang lebih cepat dari bendanya. Jawaban lain yang diungkapkan siswa adalah bayangan nyata akan bergerak dengan kecepatan yang sama dengan bendanya.

Dalam bidang optika juga skor rata-rata paling besar yang diperoleh siswa adalah pada soal nomor 22 dengan skor 41%. Soal tersebut yaitu ”ciri-ciri bayangan maya

adalah...”. Selain jawaban yang sebenarnya, siswa juga menjawab bahwa ciri bayangan maya adalah tidak dapat dilihat oleh mata dan selalu diperbesar dari ukuran yang sebenarnya.

Gambar 3. Grafik hubungan antara persentase skor terhadap bidang-bidang dalam Fisika.

Pada bidang kelistrikan, siswa memperoleh skor rata-rata yaitu 25.8%. Skor paling rendah yang diperoleh siswa yaitu pada soal nomor 29 dengan skor 13%. Soal ini merupakan soal konseptual tentang arus listrik yang mengalir ke dalam suatu penghantar. Tetapi sebagian besar siswa menjawab bahwa yang dibutuhkan arus listrik untuk dapat mengalir ke dalam suatu penghantar yaitu muatan positif dan muatan negatif yang ada pada penghantar. Seharusnya arus listrik mengalir

dalam suatu penghantar jika ada elektron dalam penghantar tersebut. Sedangkan skor paling besar yang diperoleh siswa yaitu pada soal nomor 31 dengan skor 45%. Soal ini tentang ”semakin besar beda potensial pada ujung-ujung kawat

penghantar maka semakin...” tetapi selain jawaban yang benar, siswa juga menjawab bahwa semakin besar beda potensial pada ujung kawat penghantar maka semakin besar pula hambatan jenis penghantar.

Pada bidang mekanika, siswa memperoleh skor yang paling rendah pada soal nomor 7 dengan skor 7.1%. Soal tersebut berbicara tentang gerak jatuh bebas yaitu jika sebuah benda dijatuhkan maka dengan mengabaikan gaya gesek udara, kecepatan benda yang dijatuhkan tidak dipengaruhi oleh massa. Tetapi kenyataannya hampir seluruh siswa menjawab bahwa benda yang bermassa besar lebih cepat dari pada benda yang bermassa kecil ketika dijatuhkan secara bersamaan. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar siswa di kabupaten Nias Barat mempunyai konsep yang sangat rendah tentang gerak jatuh bebas. Sedangkan skor paling besar yang diperoleh siswa berada pada soal nomor 5 dengan skor 57% tentang membaca grafik s (jarak) vs t (waktu).

Siswa memperoleh skor paling tinggi pada bidang Termofisika yaitu berada pada soal nomor 27 dengan skor 59% tentang menentukan logam terpanjang saat dipanaskan dari data yang telah tersedia. Sedangkan skor paling rendah yang diperoleh siswa yaitu pada soal nomor 26 dengan skor 6.3% tentang nilai suhu yang sama pada skala termometer Celsius dan Fahrenheit. Penjelasan tentang soal ini telah dibahas pada persentase skor paling tinggi yang diperoleh siswa.

4. Kemampuan Siswa Persekolah

Berikut adalah tabel distribusi skor pada setiap sekolah di Kabupaten Nias Barat. Dari Tabel 14. ini terlihat bahwa semua sekolah berada pada kategori E (sangat rendah) artinya kemampuan Fisika siswa pada masing-masing sekolah sangat rendah.Distribusi skor pada setiap sekolah dapat dilihat pada Lampiran 13.

Tabel 14. Distribusi Skor Setiap Sekolah

No Nama Sekolah Jumlah

Sampel Skor

Skor

(%) Kategori

1 SMAN 1 Lolofitu Moi 51 422 25.9 E (Sangat Rendah)

2 SMAN 1 Mandrehe Utara 16 145 28.3 E (Sangat Rendah)

3 SMAN 1 Lahomi 25 295 36.9 E (Sangat Rendah)

4 SMAS Kristen Arastamar 7 45 20.1 E (Sangat Rendah)

5 SMAN 1 Sirombu 72 565 24.5 E (Sangat Rendah)

6 SMAS BNKP Karamel 44 371 26.3 E (Sangat Rendah)

7 SMAN 1 Mandrehe 84 683 25.4 E (Sangat Rendah)

8 SMAN 1 Ulu Moro'o 42 303 22.5 E (Sangat Rendah)

9 SMAN 2 Mandrehe 47 397 26.4 E (Sangat Rendah)

10 SMAN 2 Lolofitu Moi 48 401 26.1 E (Sangat Rendah)

11 SMAN 1 Moro'o 70 639 28.5 E (Sangat Rendah)

Persentase skor paling tinggi yang diperoleh sekolah yaitu SMAN 1 Lahomi 36.9%. Pada setiap soal, SMAN 1 Lahomi mendapat skor paling besar pada soal nomor 5 dan 14 dengan jumlah siswa yang menjawab dengan benar 22 siswa dari 25 siswa atau dalam persentase skor yaitu 88% dari 100%. Soal nomor 5 yaitu menunjukkan benda dalam keadaan diam dari grafik perpindahan (s) terhadap waktu (t). Dan soal nomor 14 yaitu tentang syarat berlakunya tumbukan lenting sempurna. Dari persentase skor tersebut dapat disimpulkan bahwa hampir seluruh siswa SMAN 1 Lahomi mampu menunjukkan benda dalam keadaan diam dan mampu mengungkapkan syarat berlakunya tumbukan lenting sempurna. Tetapi

pada soal nomor 7 dan 25 siswa SMAN 1 Lahomi memperoleh skor 0%. Soal nomor 7 tentang faktor-faktor atau besaran yang mempengaruhi kecepatan benda yang jatuh dengan mengabaikan gaya gesek udara dan soal nomor 25 yaitu pengaruh kalor jenis zat terhadap suhu. Artinya, siswa tidak tahu konsep gerak jatuh bebas dan pengaruh kalor jenis yang dimiliki zat terhadap suhu. Hal ini ditunjukkan tidak ada siswa yang mampu menjawab dengan benar soal tersebut.

Skor paling rendah adalah SMAS Kristen Arastamar 20.1% dengan skor tertinggi pada soal nomor 5 dan 22 dengan jumlah siswa yang menjawab dengan benar yaitu 4 siswa dari 7 siswa atau dengan persentase skor 57.14%. Soal nomor 22 yaitu menyebutkan ciri-ciri bayangan maya. Dari persentase skor pada soal nomor 5 dan 22 tersebut dapat disimpulkan bahwa sebagian besar siswa mampu menunjukkan bedan dalam keadaan diam dari grafik s vs t dan mampu

Dokumen terkait