• Tidak ada hasil yang ditemukan

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.2 Analisis Kuantitatif

4.2.2 Kadar Kalsium, Magnesium, Besi dan Mangan dalam Sampel

Pada pengukuran sampel yang dilakukan secara spektrofotometri serapan atom, dilakukan pengenceran sebesar 100 kali untuk kalsium, 400 kali untuk magnesium dan untuk besi serta mangan tanpa adanya pengenceran. Hal ini dilakukan karena sampel memiliki kadar mineral yang cukup tinggi agar diperoleh nilai serapan yang berada dalam rentang kalibrasi. Konsentrasi kalsium, magnesium, besi dan mangan dalam sampel ditentukan berdasarkan persamaan garis regresi kurva kalibrasi larutan baku kalsium, magnesium, besi dan mangan. Data dan contoh perhitungan dapat dilihat pada Lampiran 10 - Lampiran 11 halaman 61-62 dan Lampiran 12 halaman 63-64 .

Analisis dilanjutkan dengan perhitungan statistik (Perhitungan dapat dilihat pada Lampiran 13 – Lampiran 16 halaman 65-78 dan rekapitulasi data kadar kalsium, magnesium, besi dan mangan setelah uji t dalam sampel dapat dilihat pada Lampiran 17 – Lampiran 19 halaman 82-84. Hasil analisis kuantitatif mineral kalsium, magnesium, besi dan mangan dalam sampel dapat dilihat pada Tabel 4.1 berikut ini:

Tabel 4.1. Kadar Mineral Kalsium, Magnesium, Besi dan Mangan dalam Sampel

10-3 1 PMKS 30,7430 ± 0,2898 33,8027 ± 0,2358 0,4571 ± 0,0118 0,2962 ± 0,0053 2 PMKR 26,5849 ± 0,2225 24,4033 ± 0,1572 0,4239 ± 0,0078 0,2268 ± 0,0054 Keterangan : PMKS = Polong Muda Kecipir Segar

PMKR = Polong Muda Kecipir Rebus

Menurut Handayani (2013), kadar mineral kalsium, magnesium, besi dan mangan dalam polong muda kecipir dapat dilihat pada Tabel 4.2 berikut ini.

Tabel 4.2. Kadar Mineral Yang Terdapat Dalam Polong Muda Kecipir

NO. Mineral Kadar (mg/100 gram bobot segar)

1. Kalsium 53-330

2. Magnesium 58

3. Besi 0,2-2,3

4. Mangan 2,2

Berdasarkan Tabel 4.2 di atas menunjukkan kandungan mineral yang terdapat dalam polong muda kecipir berbeda dengan Tabel 4.1, hal ini dapat terjadi karena kandungan hara yang berbeda-beda, kesuburan tanah, jenis tanah dan pengelolaan tanaman (Rosmarkam dan Yuwono, 2002).

Data yang didapat dari Tabel 4.1 dihitung besar persentase penurunan kadar dari masing–masing mineral kalsium, magnesium, besi dan mangan yang terdapat dalam sampel (Contoh perhitungan dapat dilihat pada Lampiran 20 halaman 85-86). Pengaruh perebusan terhadap penurunan kadar kalsium, magnesium, besi dan mangan dalam sampel dapat dilihat pada Tabel 4.3 berikut ini:

Tabel 4.3. Pengaruh Perebusan Terhadap Penurunan Kadar Kalsium, Magnesium, Besi dan Mangan dalam Sampel

Mineral

Kadar Sampel (mg/100g)

Penurunan Kadar (%) Polong Muda Kecipir

Segar

Polong Muda Kecipir Rebus

Kalsium 30,7430 26,5849 13,5253

Magnesium 33,8027 24,4033 27,8066

Besi 0,4571 0,4239 7,2631

Mangan 0,0002962 0,0002268 23,3900

Berdasarkan Tabel 4.3 di atas dapat diketahui bahwa adanya pengaruh perebusan terhadap penurunan kadar kalsium, magnesium, besi dan mangan dalam sampel. Hal ini terjadi karena pada proses perebusan menggunakan aquademineralisata yang bersifat menarik mineral yang terdapat dalam sampel dan adanya perebusan dapat melarutkan zat-zat organik di dalam sampel.

Hasil uji beda nilai rata-rata kadar kalsium, magnesium, besi dan mangan antar sampel dapat dilihat pada Lampiran 21- Lampiran 24 halaman 87-93 dan pada Tabel 4.4 berikut ini:

Tabel 4.4. Hasil Uji Beda Nilai Rata-Rata Kadar Kalsium, Magnesium, Besi dan

Mangan antar Sampel

No. Kadar Sampel t hitung t table Hasil 1. Kalsium PMKS 45,9021 3,1693 Beda PMKR 2. Magnesium PMKS 133,7735 3,1693 Beda PMKR 3. Besi PMKS 9,4857 3,2498 Beda PMKR 4. Mangan PMKS 385,5556 3,1693 Beda PMKR

PMKR = Polong Muda Kecipir Rebus

Berdasarkan Tabel 4.4 di atas dapat diketahui bahwa t hitung > dari t tabel dengan taraf kepercayaan 99% dan kadar kalsium, magnesium, besi dan mangan pada polong muda kecipir segar lebih besar dibandingkan dengan kadar kalsium, magnesium, besi dan mangan pada polong muda kecipir rebus. Hal ini kemungkinan terjadi karena proses perebusan. Kadar kalsium dalam polong muda kecipir segar mengalami penurunan yang tidak terlalu jauh dengan pada polong muda kecipir rebus karena sifat kalsium oksalat yang merupakan bentuk kalsium yang terdapat pada polong muda kecipir segar yang sukar larut dalam air, namun kadar tetap berkurang karena terjadinya pelepasan kalsium akibat proses pemanasan. Kadar magnesium di dalam polong muda kecipir segar jauh lebih besar dari kadar magnesium di dalam polong muda kecipir rebus, hal ini disebabkan karena Magnesium diserap dalam bentuk Mg2+ dan merupakan bagian dari hijau daun atau disebut sebagai klorofil yang larut di dalam air dengan proses pemanasan. Jadi, saat direbus maka kadar mineral magnesium yang terdapat di dalamnya berkurang. Begitu juga dengan kadar besi dan mangan yang berkurang pada polong muda kecipir karena adanya proses perebusan.

4.2.3 Uji Perolehan Kembali (Recovery)

Hasil uji perolehan kembali (recovery) kadar kalsium, magnesium, besi dan mangan setelah penambahan masing-masing larutan baku dapat dilihat pada Lampiran 26 halaman 98-101 dan contoh perhitungannya pada Lampiran 27 halaman 102-113 .

Persen perolehan kembali (recovery) kadar mineral kalsium, magnesium, besi dan mangan dalam sampel dapat dilihat pada Tabel 4.5 berikut ini:

Tabel 4.5. Persen Uji Perolehan Kembali (recovery) Kadar Mineral Kalsium,

Magnesium, Besi dan Mangan dalam Sampel No. Mineral Persen perolehan kembali

(%) Syarat rentang persen recovery (%) 1. Kalsium 106 80 – 120 2. Magnesium 104,52 3. Besi 102,86 4. Mangan 100,95

Berdasarkan Tabel 4.5 di atas menunjukkan adanya kecermatan kerja yang memuaskan pada saat pemeriksaan kadar kalsium, magnesium, besi dan mangan dalam sampel. Hasil yang diperoleh dari uji perolehan kembali memberikan ketepatan pada pemeriksaan kadar mineral dalam sampel. Suatu metode dikatakan teliti jika nilai perolehan kembalinya antara 80-120% (Ermer dan McB. Miller, 2005).

4.2.4 Simpangan Baku Relatif

Nilai simpangan baku dan simpangan baku relatif kalsium, magnesium, besi dan mangan dalam sampel dapat dilihat pada Tabel 4.6, sedangkan perhitungannya dapat dilihat pada Lampiran 28 halaman 114-117.

Tabel 4.6. Nilai Simpangan Baku dan Simpangan Baku Relatif Kalsium,

Magnesium, Besi dan Mangan dalam Sampel

2. Magnesium 1,3109 1,25%

3. Besi 5,4051 5,25%

4. Mangan 2,6893 2,66%

Berdasarkan Tabel 4.6 di atas dapat dilihat nilai simpangan baku (SD) dan simpangan baku relatif untuk masing-masing mineral. Nilai simpangan baku relatif (RSD) untuk analit dengan kadar part per million (ppm) adalah tidak lebih dari 16% dan untuk analit dengan kadar part per billion (ppb) nilai simpangan baku relatif (RSD) tidak lebih dari 32%. Dari hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa metode yang dilakukan memiliki presisi yang baik (Harmita, 2004).

Dokumen terkait