• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Karakteristik Penelitian

6. Kadar kolesterol total

Kadar kolesterol total seluruh responden memiliki rata-rata sebesar 195,03 mg/dL dengan simpangan deviasi 35,25. Menurut National Cholesterol Education Program (2001), nilai optimal kadar kolesterol total yang disarankan di bawah 200 mg/dL. Hal ini menunjukkan bahwa rata-rata kadar kolesterol total responden diatas optimal, dikarenakan nilai simpangan deviasi yang tinggi dan menyebabkan rerata kadar kolesterol total melebihi 200 mg/dL. Hasil uji normalitas Kolmogorov-Smirnov pada taraf kepercayaan 95% menghasilkan nilai signifikansi sebesar 0,200 yang berarti data kadar kolesterol total terdistribusi normal.

Kadar kolesterol total yang terlampau tinggi di atas normal sering disebut sebagai hiperkolesterolemia atau hiperlipidemia. Hiperlipidemia sendiri mampu menimbulkan efek negatif pada sistem kardiovaskular. Salah satu efek negatif yang dapat muncul adalah atherosklerosis, yang merupakan salah satu penyebab paling dominan pada kejadian CVD (Stapleton et al., 2010). Penelitian kohort yang dilakukan oleh Nagasawa et al., (2012) menemukan, pada responden pria usia 40-69 tahun, terjadi fenomena semakin meningkatnya kadar serum kolesterol total, semakin meningkat pula angka kejadian jantung koroner dan angka kematian akibat penyakit tersebut.

7. Rasio kadar LDL/HDL

Rasio kadar LDL/HDL merupakan perbandingkan antara kadar LDL dengan kadar HDL. Rasio LDL/HDL seluruh responden memiliki rata-rata sebesar 2,84 dengan simpangan deviasi 0,82. Menurut Millan, et al. (2009), nilai rasio LDL/HDL yang normal di bawah 2,5. Hal ini menunjukkan bahwa rata-rata rasio LDL/HDL responden diatas normal. Uji normalitas Kolmogorov-Smirnov pada taraf kepercayaan 95% menghasilkan nilai signifikansi 0,200 yang menunjukkan bahwa data terdistribusi normal.

Nilai normal rasio kadar LDL/HDL, merujuk pada klasifikasi rasio lipid menurut, Millian, et al. (2009). Target rasio kadar LDL/HDL bagi pria sebesar <2,5. Nilai LDL bertindak sebagai agen atherogenik (penyebab atherosklerosis), sedangkan HDL bertindak sebagai lipoprotein protektif. Kenaikan rasio kadar LDL/HDL mampu meningkatkan risiko terjadinya atherosklerosis yang berujung pada CVD. Hal ini dapat terjadi dikarenakan kadar agen atherogenik yeng terlalu

tinggi, atau kadar lipoprotein protektif yang terlalu rendah. Hal ini juga diperkuat oleh penelitian yang dilakukan oleh Momiyama, Ohmori, Kato, Taniguchi, Nagata, and Ohsuzu (2012) yang menemukan bahwa rasio kadar LDL/HDL berhubungan lebih erat dengan atherosklerosis pada bagian aorta thoraks, jika dibandingkan dengan kadar LDL atau HDL sendiri. Penelitian yang dilakukan oleh Chehrei, et al. (2007) dan Chiou, et al. (2005) menemukan bahwa rasio LDL/HDL berkorelasi positif terhadap pengukuran antropometri seperti pengukuran LP dan RLPP.

8. Rasio kadar Kolesterol Total/HDL

Rasio kadar kolesterol total/HDL adalah perbandingan antara kadar kolesterol total dengan kadar HDL. Rasio kolesterol total/HDL seluruh responden memiliki rata-rata sebesar 4,69 dengan simpangan deviasi 1,16. Menurut Millan, et al. (2009), nilai rasio kolesterol total/HDL yang normal di bawah 3,5. Hal ini menunjukkan bahwa rata-rata rasio kolesterol total/HDL seluruh responden diatas normal. Uji normalitas Kolmogorov-Smirnov pada taraf kepercayaan 95% menghasilkan nilai signifikansi sebesar 0,200 yang berarti bahwa data rasio kolesterol total/HDL responden terdistribusi normal.

Nilai normal rasio kadar kolestertol total/HDL, merujuk pada klasifikasi rasio lipid menurut, Millian, et al. (2009). Target rasio kadar kolesterol total/HDL bagi pria sebesar <3,5. Seperti pada rasio LDL/HDL, kolesterol total bertindak sebagai agen atherogenik, sedangkan HDL sebagai lipoprotein protektif. Beberapa penelitian observasional besar yang dilakukan oleh Framingham Study, LRCP, dan PROCAM, menemukan bahwa rasio kolesterol total/HDL dianggap sebagai

rasio lipid yang lebih kuat dalam memprediksi CVD jika dibandingkan dengan kadar HDL, LDL, dan trigliserid sendiri (Millian, et al., 2009). Beberapa penelitian seperti yang dilakukan oleh Lemos-Santos, et al. (2004), Chehrei, et al. (2007), dan Gharakhanlou, et al., (2011), menunjukkan adanya korelasi positif antara pengukuran antropometri seperti LP dan RLPP terhadap rasio kolesterol total/HDL.

B. Perbandingan Rerata Kadar LDL, HDL, Kolesterol Total, Rasio Kolesterol Total/HDL, dan LDL/HDL Responden pada LP≥94 cm dan

LP<94 cm

Analisis komparatif bertujuan untuk mengetahui adanya perbedaan yang bermakna antara ukuran LP normal dan di atas normal pada kadar LDL, HDL, kolesterol total, rasio kolesterol total/HDL, dan LDL/HDL responden. Pada penelitian ini, ukuran LP diklasifikasikan berdasarkan WHO (2008). Ukuran LP dibagi menjadi dua kelompok, yaitu LP≥94 cm dan LP<94 cm. Jumlah responden yang memiliki LP≥94 cm sebanyak 14 responden, sedangkan jumlah responden yang memiliki LP<94 cm sebanyak 52 responden. Awalnya, kadar LDL, HDL, kolesterol total, rasio kolesterol total/HDL, dan LDL/HDL yang telah terbagi menjadi dua kelompok LP, diuji normalitasnya. Kelompok LP≥94 cm diuji mengunakan uji Shapiro-Wilk, sedangkan kelompok LP<94cm menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov. Jika kedua kelompok terdistribusi normal, maka uji komparatif menggunakan uji t tidak berpasangan, sedangkan jika tidak terdistribusi normal, maka uji komparatif menggunakan uji Mann-Whitney. Nilai

signifikansi >0,05 menunjukkan bahwa data kedua kelompok tidak berbeda bermakna (Dahlan, 2009).

Tabel X. Perbandingan Rerata Profil Lipid pada LP≥94 cm dan LP<94 cm

Profil Lipid LP≥94 cm (n=14) LP<94 cm (n=52) Signifikansi (p) LDL 125,14 ± 33,24 117,32 ± 29,32 0,145 HDL 41,93 ± 8,98 43,38 ± 8,95 0,888 Kolesterol total 205,71 ± 38,35 192,16 ± 34,19 0,059 Kolesterol total/HDL 5,08 ± 1,36 4,59 ± 1,09 0,162 LDL/HDL 3,01 ± 0,75 2,79 ± 0,83 0,391

Hasil uji komparatif LP menunjukkan bahwa seluruh profil lipid tidak berbeda bermakna antara kelompok LP≥94 cm dan LP<94 cm dengan melihat nilai signifikansi yang dihasilkan. Nilai signifikansi yang dihasilkan seluruhnya di atas 0,05 yang berarti profil lipid kedua kelompok tidak berbeda bermakna. Hal ini menunjukkan bahwa, perbedaan ukuran LP tidak mampu menimbulkan perbedaan rerata profil lipid yang bermakna pada dua kelompok responden.

Hasil penelitian ini tidak menyerupai penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Felix-Redondo, Grau, Baena-Dies, Delgano, de Leon, Guembe, et al. (2013), Vishwanath, Prashant, Acharya, Suma, Kiran, and Karthik (2012), dan Ibrahim, Elamragy, Girgis, and Nour (2011). Hasil dari ketiga penelitian tersebut menemukan adanya perbedaan kadar LDL, HDL, dan kolesterol total yang bermakna antara kelompok LP≥94 cm dan LP<94 cm. Perbedaan ini dapat disebabkan akibat penggunaan rentang usia yang berbeda. Penelitian serta kondisi responden yang bisa saja berbeda. Felix-Redondo, et al. (2013) menggunakan rentang usia 35-74 tahun, penelitian Ibrahim, et al. (2011) menggunakan rentang usia 25-90 tahun, serta Vishwanath, et al. (2012)

menggunakan rentang usia 18-30 tahun. Perbedaan rentang usia mampu mengubah profil lipid responden. Kondisi pasien pada ketiga penelitian yang berbeda dengan penelitian sekarang juga dapat mempengaruhi profil lipid responden.

Hasil penelitian Kusuma (2011) dan Vishwanath, et al. (2012) juga tidak menemukan adanya perbedaan rasio kolesterol/HDL yang bermakna antara dua kelompok responden dengan lingkar pinggang yang berbeda. Penelitian Vishwanath, et al. (2012) juga tidak menemukan adanya perbedaan rasio LDL/HDL yang bermakna antara dua kelompok responden dengan lingkar pinggang yang berbeda. Namun, hasil penelitian Paulina (2011) tidak menyerupai hasil penelitian ini. Penelitian Paulina (2011) tidak menemukan adanya perbedaan rasio LDL/HDL yang bermakna antara dua kelompok responden dengan lingkar pinggang yang berbeda. Hal ini dapat terjadi dikarenakan rentang usia yang digunakan berbeda, yang mampu mempengaruhi profil lipid seseorang, serta penggunaan cut off lingkar pinggang yang berbeda pula.

C. Perbandingan Rerata Kadar LDL, HDL, Kolesterol Total, Rasio Kolesterol Total/HDL, dan LDL/HDL Responden pada RLPP≥0,90

dan RLPP<0,90

Analisis komparatif bertujuan untuk mengetahui adanya perbedaan yang bermakna antara RLPP normal dan di atas normal pada kadar LDL, HDL, kolesterol total, rasio kolesterol total/HDL, dan LDL/HDL responden. Pada penelitian ini, RLPP dikalsifikasikan berdasarkan WHO (2008). RLPP dibagi

menjadi dua kelompok, yaitu RLPP≥0,90 cm dan RLPP<0,90 cm. Jumlah responden yang memiliki RLPP≥0,90 sebanyak 24 responden, sedangkan jumlah responden yang memiliki RLPP<0,90 sebanyak 42 responden. Awalnya, kadar LDL, HDL, kolesterol total, rasio kolesterol total/HDL, dan LDL/HDL yang telah terbagi menjadi dua kelompok RLPP diuji normalitasnya menggunakan uji Shapiro Wilk. Jika kedua kelompok terdistribusi normal, maka uji komparatif menggunakan uji t tidak berpasangan, sedangkan jika tidak terdistribusi normal, maka uji komparatif menggunakan uji Mann-Whitney. Nilai signifikansi >0,05 menunjukkan bahwa data kedua kelompok tidak berbeda bermakna (Dahlan, 2009).

Tabel XI. Perbandingan Profil Lipid pada RLPP≥0,90 dan RLPP<0,90

Profil Lipid RLPP≥0,90 (n=24) RLPP<0,90 (n=42) Signifikansi (p) LDL 121,64 ± 35,66 117,45 ± 26,76 0,591 HDL 40,19 ± 8,74 44,72 ± 8,68 0,046* Kolesterol total 199,99 ± 37,75 192,20 ± 33,87 0,392 Kolesterol total/HDL 5,14 ± 1,22 4,43 ± 1,05 0,041* LDL/HDL 3,04 ± 0,82 2,72 ± 0,80 0,128

* p<0,05 menunjukkan adanya perbedaan yang bermakna

Hasil uji komparatif RLPP menunjukkan bahwa profil lipid HDL dan rasio kolesterol total/HDL berbeda bermakna antara kelompok RLPP≥0,90 dan RLPP<0,90 dengan melihat nilai signifikansi yang di bawah 0,05, sedangkan untuk profil lipid LDL, kolesterol total, dan rasio LDL/HDL tidak berbeda bermakna antara kelompok RLPP≥0,90 dan RLPP<0,90 dengan melihat nilai signifikansi yang di atas 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa perbedaan RLPP responden mampu menimbulkan perbedaan kadar HDL dan rasio kolesterol

total/HDL, namun tidak menimbulkan perbedaan kadar LDL, kolesterol total, dan rasio LDL/HDL.

Hasil penelitian lain yang menyerupai hasil penelitian ini antara lain penelitian Parikh, Mani, and Iyer (2002), Paulina (2011), Mishra, et al. (2012), dan Vishwanath, et al. (2012). Keempat penelitian tersebut tidak menemukan perbedaan kadar LDL, kolesterol total, dan rasio LDL/HDL yang bermakna antara dua kelompok responden dengan RLPP yang berbeda. Hasil penelitian Mishra, et al. (2012) menyerupai hasil penelitian ini dalam hal kadar HDL. Penelitian Mishra, et al. (2012) menemukan adanya perbedaan kadar HDL yang bermakna antara dua kelompok responden dengan RLPP yang berbeda. Namun, hasil penelitian Parikh, et al. (2002) dan Vishwanath, et al. (2012) tidak menyerupai hasil penelitian ini dalam hal rasio kolesterol total/HDL. Kedua penelitian tersebut tidak menemukan perbedaan yang bermakna antara dua kelompok responden dengan RLPP yang berbeda. Hal ini dapat disebabkan karena perbedaan rentang usia yang digunakan serta penggunaan cut off yang berbeda pula.

D. Korelasi antara LP dan RLPP terhadap Kadar LDL, HDL, Kolesterol Total, Rasio Kolesterol Total/HDL, dan Rasio LDL/HDL

Uji korelasi pada penelitian ini dilakukan antara LP dan RLPP, terhadap kadar LDL, HDL, kolesterol total, rasio kolesterol total/HDL, dan rasio LDL/HDL. Uji korelasi menggunakan uji Pearson, dikarenakan seluruh data terdistribusi normal. Uji koefisien determinasi juga dilakukan untuk mengetahui seberapa besar variabel bebas mampu mempengaruhi variabel tergantung.

Tabel XII. Korelasi Lingkar Pinggang dan Rasio Lingkar Pinggang Panggul terhadap Profil Lipid

Lingkar Pinggang Profil Lipid Koefisien Korelasi

(r) Signifikansi (p) Koefisien Determinasi (r2) LDL 0,138 0,135 0,019 HDL -0,330** 0,003 0,109 Kolesterol Total 0,167 0,090 0,028 Kolesterol Total/HDL 0,387** 0,001 0,150 LDL/HDL 0,308** 0,006 0,095

Rasio Lingkar Pinggang Panggul Profil Lipid Koefisien Korelasi

(r) Signifikansi (p) Koefisien Determinasi (r2) LDL 0,064 0,306 0,004 HDL -0,338** 0,003 0,114 Kolesterol Total 0,099 0,215 0,010 Kolesterol Total/HDL 0,352** 0,002 0,124 LDL/HDL 0,241* 0,026 0,058

* Korelasi bermakna pada taraf kepercayaan 0,05 ** Korelasi bermakna pada taraf kepercayaan 0,01

Gambar 7. Diagram Sebaran Korelasi antara Lingkar Pinggang dengan LDL (×), HDL (○), dan Kolesterol Total (□)

Gambar 8. Diagram Sebaran Korelasi antara Rasio Lingkar Pinggang Panggul

Gambar 9. Diagram Sebaran Korelasi antara Lingkar Pinggang terhadap Kolesterol Total/HDL (○) dan LDL/HDL (□)

Gambar 10. Diagram Sebaran Korelasi antara Rasio Lingkar Pinggang Panggul terhadap Kolesterol Total/HDL (○) dan LDL/HDL (□)

1. Korelasi lingkar pinggang dan rasio lingkar pinggang panggul terhadap kadar LDL

Korelasi Pearson antara LP dengan LDL menghasilkan koefisien korelasi sebesar 0,138 dengan signifikansi 0,135. Korelasi yang dihasilkan positif tidak bermakna dengan kekuatan sangat lemah. Koefisien determinasi yang dihasilkan sebesar 0,019 yang berarti bahwa hanya 1,9% data kadar LDL yang terpengaruh oleh karena meningkatnya nilai LP, sedangkan 98,1% lainnya terpengaruh oleh karena faktor lain.

Korelasi Pearson antara RLPP dengan LDL menghasilkan koefisien korelasi sebesar 0,064 dengan signifikansi 0,306. Seperti halnya pada koefisien korelasi antara LP dengan LDL, korelasi yang dihasilkan antara RLPP terhadap LDL positif tidak bermakna dengan kekuatan sangat lemah. Koefisien determinasi yang dihasilkan sebesar 0,004 yang berarti bahwa hanya 0,4% data kadar LDL yang terpengaruh oleh karena meningkatnya nilai RLPP, sedangkan 99,6% lainnya terpengaruh oleh karena faktor lain. Diagram sebaran korelasi antara LP dengan kadar LDL, serta RLPP dengan kadar LDL dapat dilihat pada gambar 6 dan gambar 7.

Hasil penelitian ini menyerupai hasil penelitian Barreira, et al. (2012) yang menemukan adanya korelasi positif bermakna antara LP dengan kadar LDL (r=0,25; p<0,05), dan RLPP dengan kadar LDL (r=0,27; p<0,05) pada 667 responden dengan rentang umur 18-69 tahun. Hasil penelitian Esmaillzadeh, et al. (2004) juga menyerupai hasil penelitian ini yang menemukan korelasi positif

antara LP dengan kadar LDL (r=0,21; p<0,05), serta antara RLPP dengan kadar LDL (r=0,37; p<0,05) pada 4449 pria dengan rentang umur 18-74 tahun.

2. Korelasi lingkar pinggang dan rasio lingkar pinggang panggul terhadap kadar HDL

Korelasi Pearson antara LP dengan HDL menghasilkan koefisien korelasi sebesar -0.330 dengan signifikansi 0,003. Korelasi yang dihasilkan negatif bermakna dengan kekuatan lemah. Koefisien determinasi yang dihasilkan sebesar 0,109 yang artinya sebanyak 10,9% data kadar HDL yang terpengaruh oleh karena meningkatnya nilai LP, sedangkan sebanyak 89,1% dipengaruhi oleh faktor lain.

Korelasi antara RLPP dengan kaadr HDL menghasilkan koefisien korelasi sebesar -0,338 dengan nilai signifikansi 0,003. Seperti halnya korelasi antara LP dengan kadar HDL, korelasi yang dihasilkan negatif bermakna dengan kekuatan lemah. Koefisien determinasi yang dihasilkan sebesar 0,114 yang berarti bahwa hanya 11,4% data kadar HDL yang terpengaruh oleh meningkatnya nilai RLPP, sedangkan 88,6% lainnya terpengaruh oleh karena faktor lain.Diagram sebaran korelasi antara LP dengan kadar HDL, serta antara RLPP dengan kadar HDL dapat dilihat pada gambar 6 dan gambar 7.

Hasil penelitian lain yang menyerupai penelitian ini adalah penelitian Welborn, Dhaliwal, and Bennett (2003), yang menemukan korelasi negatif antara LP dengan kadar HDL (r=-0,21; p<0,05), serta antara rasio lingkar pinggang panggul dengan kadar HDL (-0,22; p<0,05) pada 4508 pria dengan rentang usia 20-69 tahun. Hasil penelitian Dalton, et al. (2003) juga menyerupai hasil

penelitian ini yang menemukan korelasi negatif antara LP dengan HDL (r=-0,310; p<0,05) pada 11247 pria dengan umur lebih dari 25 tahun. Hasil penelitian de Oliveira, Fagundes, Moreira, Trindade, andde Carvalho (2010), juga menyerupai hasil penelitian ini yang menemukan korelasi negatif yang bermakna antara RLPP dan kadar HDL (r=-0,285; p<0,05) pada 180 pria dengan rerata umur 39,6±10,6 tahun.

3. Korelasi lingkar pinggang dan rasio lingkar pinggang panggul terhadap kadar kolesterol total

Korelasi Pearson antara LP dengan kolesterol total menghasilkan koefisien korelasi sebesar 0,167 dengan signifikansi 0,090. Korelasi yang dihasilkan positif tidak bermakna dengan kekuatan sangat lemah. Koefisien determinasi yang dihasilkan sebesar 0,028, yang artinya hanya 2,8% data kadar kolesterol total yang terpengaruh oleh karena meningkatnya nilai LP, sedangkan 97,2% lainnya terpengaruh oleh faktor lainnya.

Korelasi Pearson antara RLPP dengan kadar kolesterol total menghasilkan nilai koefisien korelasi sebesar 0,099 dengan signifikansi 0,255. Seperti halnya dengan korelasi antara LP dengan kadar kolesterol total, korelasi yang dihasilkan positif tidak bermakna dengan kekuatan sangat lemah. Koefisien determinasi yang dihasilkan sebesar 0,010, yang artinya hanya 1% data kadar kolesterol total yang terpengaruh oleh karena meningkatnya nilai RLPP, sedangkan 99% data lainnya terpengaruh oleh faktor lain. Diagram sebaran korelasi antara LP dengan kadar kolesterol total, serta antara RLPP dengan kadar kolesterol total dapat dilihat pada gambar 6 dan gambar 7.

Hasil penelitian sebelumnya yang juga menemukan korelasi positif antara LP dengan kadar kolesterol total adalah penelitian Esmaillzadeh, et al. (2004) (r=0,28; p<0,05), serta penelitian Barreira, et al. (2012) (r=0,30; p<0,05). Hasil penelitian sebelumnya yang juga menemukan korelasi positif antara RLPP dengan kadar kolesterol total adalah penelitian Welborn, et al. (2003) (r=0,17; p<0,05) serta penelitian Kusuma (2011) (r=0,198; p=0,100).

4. Korelasi lingkar pinggang dan rasio lingkar pinggang panggul terhadap rasio kadar kolesterol total/HDL

Korelasi Pearson antara LP dengan rasio kolesterol total/HDL menghasilkan koefisien korelasi sebesar 0,387 dengan signifikansi 0,001. Korelasi yang dihasilkan positif bermakna dengan kekuatan lemah. Koefisien determinasi yang dihasilkan sebesar 0,15, yang artinya bahwa hanya 15% data rasio kolesterol total/HDL yang terpengaruh oleh karena meningkatnya nilai LP, sedangkan 85% lainnya terpengaruh oleh karena faktor lainnya.

Korelasi Pearson antara RLPP dengan rasio kolesterol total/HDL menghasilkan nilai koefisien korelasi sebesar 0,352 dengan signifikansi 0,002. Seperti halnya dengan korelasi antara LP dengan rasio kolesterol total/HDL, korelasi yang dihasilkan positif bermakna dengan kekuatan lemah. Koefisien determinasi yang dihasilkan sebesar 0,124, yang artinya hanya 12,4% data rasio kolesterol total/HDL yang terpengaruh oleh karena meningkatnya nilai RLPP, sedangkan 87,6% lainnya terpengaruh oleh karena faktor lainnya. Diagram sebaran korelasi antara LP dengan rasio kolesterol total/HDL, serta RLPP dengan rasio kolesterol total/HDL dapat dilihat pada gambar 8 dan gambar 9.

Hasil penelitian sebelumnya yang juga menemukan adanya korelasi antara LP dengan rasio kadar kolesterol total/HDL, adalah penelitian Lemos-Santos, et al. (2004) (r=0,29; p<0,01), Kusuma (2011) (r=0,564; p=0,000), serta Chehrei, et al. (2007) (r=0,248; p<0,05). Hasil penelitian Kusuma (2011) juga menyerupai hasil penelitian ini yang menemukan adanya korelasi positif bermakna antara RLPP dengan rasio kolesterol total/HDL (r=0,317; p=0,008). 5. Korelasi lingkar pinggang dan rasio lingkar pinggang panggul terhadap

rasio kadar LDL/HDL

Korelasi Pearson antara LP dengan rasio LDL/HDL menghasilkan koefisien korelasi sebesar 0,308 dengan signifikansi 0,006. Korelasi yang dihasilkan positif bermakna dengan kekuatan lemah. Koefisien determinasi yang dihasilkan sebesar 0,095, yang berarti bahwa hanya 9,5% data rasio LDL/HDL yang terpengaruh oleh karena meningkatnya nilai LP, sedangkan 90,5% lainnya terpengaruh oleh karena faktor lain.

Korelasi Pearson antara RLPP dengan kadar rasio LDL/HDL menghasilkan nilai koefisien korelasi sebesar 0,241 dengan signifikansi 0,026. Seperti halnya dengan korelasi antara LP dengan rasio LDL/HDL, korelasi yang dihasilkan positif bermakna dengan kekuatan lemah. Koefisien determinasi yang dihasilkan sebesar 0,058 yang artinya hanya 5,8% data rasio LDL/HDL yang terpengaruh oleh karena meningkatnya nilai RLPP, sedangkan 94,2% lainnya terpengaruh oleh karena faktor lain. Diagram sebaran korelasi antara LP dengan rasio LDL/HDL dapat dilihat pada gambar 8 dan gambar 9.

Hasil penelitian sebelumnya yang juga menemukan korelasi positif antara LP dengan rasio LDL/HDL, adalah penelitian Chehrei, et al. (2007) (r=0,229; p<0,05), serta Paulina (2011) (r=0,440; p=0,000). Hasil penelitian sebelumnya yang juga menemukan korelasi positif antara RLPP dengan rasio LDL/HDL adalah penelitian Paulina (2011) (r=0,320; p=0,007) dan penelitian Chiou, et al. (2005) (r=0,179; p<0,001).

Hasil korelasi antara LP dan RLPP dengan kedua rasio lipid, menunjukkan bahwa pengukuran LP lebih berkorelasi dengan kenaikan rasio lipid. Hal ini dikarenakan nilai koefisien korelasi antara LP dengan kedua rasio lipid lebih tinggi daripada nilai koefisien antara RLPP dengan kedua rasio lipid. Hasil tersebut juga didukung oleh hasil uji koefisien determinasi, yang menunjukkan pengukuran LP lebih mempengaruhi kedua rasio lipid dibandingkan dengan RLPP.

Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi korelasi antara LP dan RLPP terhadap rasio lipid dalam penelitian ini, antara lain adalah beberapa responden mengkonsumsi jamu. Jurnal review yang ditulis oleh Bei, Guo, Wu, and Cao (2012) menemukan bahwa jamu atau obat tradisional, mampu mengontrol kadar lipid darah melalui beberapa mekanisme, seperti menghambat absorpsi lipid pada usus, menurunkan produksi lipid endogen, meningkatkan katabolisme lipid, dan meregulasi faktor transkripsi dalam proses metabolisme lipid.

Faktor lain yang juga mampu mempengaruhi korelasi dalam penelitian ini adalah merokok. Menurut penelitian Parchwani, Upadhyah, and Chandan (2013), merokok mampu menyebabkan ketidaknormalan pada profil lipid. Hasil

dari penelitian Parchwani, et al. (2013) tersebut juga menemukan bahwa rasio kolesterol total/HDL dan rasio LDL/HDL lebih tinggi pada kelompok perokok, dibandingkan dengan kelompok kontrol.

Beberapa faktor tersebut mampu mempengaruhi profil lipid responden yang kebanyakan mengonsumsi jamu dan merokok, sehingga mampu mempengaruhi koefisien korelasi yang dihasilkan.

60 BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan

Terdapat korelasi positif bermakna dengan kekuatan lemah antara LP terhadap rasio kolesterol total/HDL (r=0,387; p=0,001) dan LDL/HDL (r=0,308; p=0,006), serta RLPP terhadap rasio kolesterol total/HDL (r=0,352; p=0,002) dan LDL/HDL (r=0,241; p=0,026) pada staf pria dewasa sehat di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

Dokumen terkait