• Tidak ada hasil yang ditemukan

Korelasi lingkar pinggang dan rasio lingkar pinggang panggul terhadap rasio lipid pada staf pria dewasa sehat di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Korelasi lingkar pinggang dan rasio lingkar pinggang panggul terhadap rasio lipid pada staf pria dewasa sehat di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta."

Copied!
129
0
0

Teks penuh

(1)

INTISARI

Metode antropometri adalah metode sederhana, mudah, dan cepat yang dapat menunjukkan status nutrisi dan kesehatan seseorang. Metode antropometri yang sering digunakan adalah pengukuran lingkar pinggang (LP) dan rasio lingkar pinggang panggul (RLPP). Kedua pengukuran tesebut mampu memprediksi adanya obesitas sentral yang merupakan salah satu penyebab dislipidemia. Kondisi dislipidemia adalah salah satu risiko dari munculnya atherosklerosis yang merupakan salah satu penyebab penyakit kardiovaskular. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui korelasi antara LP dan RLPP terhadap rasio lipid pada staf pria dewasa sehat di Universitas Sanata Dharma.

Penelitian ini merupakan penelitian obsevasional analitik dengan rancangan penelitian potong lintang. Pemilihan responden dilakukan secara non-randomdengan teknik purposive samplinm. Variabel yang diukur adalah lingkar pinggang, lingkar panggul, kadar LDL, kadar HDL, dan kadar kolesterol total darah. Analisis data dengan uji normalitas Kolmomorov-Smirov, dan Shapiro-Wilk, uji komparatif

Mann-Whitney dan uji t tidak berpasangan, serta uji korelasi Pearson dengan taraf kepercayaan 95%.

Hasil dari penelitian ini adalah dari responden sebanyak 66 orang, ditemukan adanya korelasi lemah bermakna antara LP dengan rasio kolesterol total/HDL (r=0,387; p=0,001), dan rasio LDL/HDL (r=0,308; p=0,006), serta antara RLPP dengan rasio kolesterol total/HDL (r=0,352; p=0,002) dan rasio LDL/HDL (r=0,241; p=0,026) pada staf pria dewasa sehat di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

(2)

ABSTRACT

Anthropometry is a simple, easy, dan fast method that can indicate status of nutrition and health. Anthropometry method that often used are waist circumference and waist to hip ratio. Both of that method can predict central obesity which is one of the causes of dyslipidemia. Dyslipidemia is one of the risks of atherosclerosis which is one of the causes of cardiovascular disease. The aim of this study is to find correlation between waist circumference and waist to hip ratio toward lipid ratio in healthy adult male staff in Sanata Dharma University.

This study is an analytic observational study with cross sectional study design. Non-random and purposive sampling technique was used to collect the respondents. Waist circumference, hip circumference, LDL levels, HDL levels, and total cholesterol levels were measured. Data was analyzed statistically with Kolmogorov-Smirnov and Shapiro-Wilk normality test, Mann-Whitney and t independent sample test, followed by Pearson correlation test with 95% confeidence interval.

The result of this study, from 66 respondents there is a weak significant correlation between waist circumference toward total cholesterol/HDL ratio (r=0,387; p=0,001) and toward LDL/HDL ratio (r=0,308; p=0,006), also between waist to hip ratio toward total cholesterol/HDL ratio (r=0,352; p=0,002) and toward LDL/HDL ratio (r=0,241; p=0,026) in healthy adult male staff in Sanata Dharma University.

(3)

KORELASI LINGKAR PINGGANG DAN RASIO LINGKAR PINGGANG PANGGUL TERHADAP RASIO LIPID PADA STAF PRIA DEWASA

SEHAT DI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm)

Program Studi Farmasi

Oleh Bagas Abiyoga NIM : 118114008

FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS SANATA DHARMA

(4)

i

KORELASI LINGKAR PINGGANG DAN RASIO LINGKAR PINGGANG PANGGUL TERHADAP RASIO LIPID PADA STAF PRIA DEWASA

SEHAT DI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm)

Program Studi Farmasi

Oleh Bagas Abiyoga NIM : 118114008

FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS SANATA DHARMA

(5)

ii

(6)

iii

(7)

iv

Halaman Persembahan

“Orang yang tak pernah melakukan kesalahan adalah orang

yang tak pernah mencoba sesuatu yang baru” – Albert

Einstein

“Seiring dengan kekuatan yang besar, datang juga tanggung

jawab yang besar” – Stan Lee

(8)

v

(9)

vi

(10)

vii PRAKATA

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Pengasih atas berkat dan penyertaan-Nya yang berkelimpahan sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Korelasi Lingkar Pinggang dan Rasio

Lingkar Pinggang Panggul terhadap Rasio Lipid pada Staf Pria Dewasa Sehat di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta” dan memenuhi salah satu syarat untuk

memperoleh gelar Sarjana Farmasi (S.Farm.) Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

Dalam proses penyusunan skripsi ini penulis banyak menerima bantuan dan dukungan dari berbagai pihak, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. dr. Fenty, M.Kes., Sp.PK., selaku dosen pembimbing yang selalu memberi perhatian dan masukan yang berguna bagi peneliti selama proses penulisan skripsi ini. Terima kasih atas seluruh waktu dan kesabaran yang telah diberikan untuk membimbing dan mendampingi penulis dari awal hingga akhir penyusunan skripsi ini.

2. Ibu Dr. Rita Suhadi, M.Si., Apt., dan Ibu Aris Widayati, M.Si., Ph.D., Apt., selaku dosen penguji yang telah memberikan bimbingan dan masukan selama proses penulisan skripsi ini.

(11)

viii

4. Seluruh dosen Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta yang telah memberikan ilmu dan bimbingan kepada penulis selama perkuliahan.

5. Wakil Rektor I yang telah memberikan izin peneliti untuk melakukan penelitian di lingkup Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

6. Biro Personalia yang telah bersedia membantu peneliti dalam menyediakan data staf Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

7. Seluruh responden penelitian yang bersedia meluangkan waktu dan membantu peneliti dalam melakukan penelitian ini.

8. Laboratorium Patologi Klinik Rumah Sakit Bethesda Yogyakarta yang telah membantu penulis dalam analisis darah.

9. Papa (Drs. Tri Warsono, MM.), Mama (Dra. Yetti Yuliati Soebari), dan Kakak (Aji Satria Putra, S.Psi.) yang telah membantu penulis baik secara materiil dan imateriil, serta doa, perhatian, dan kasih sayang yang tak berkesudahan dari awal proses penyusunan skripsi ini hingga akhir.

10.Teman dan sahabat terbaik yang selalu memberi semangat, Bonaventura Sukintoko Pramudyo, Maria Patrisia Triyasari Nala, Asrianti Massau, Lorensius Imus Ventora, Scolastika Christifide Permatasari, Marcellina Avistya Windhan Kumalasari, Viadeta Filia Diandra, Arfita Anggrayny, Brigita Rosalia Nurmalita, Lisa Sudaryanto, Angela Irena Sumartono, Deby Darmayanti, dan Shinta Christia Maharani.

(12)

ix

Anindiati P. Putri, om Yohanes Yongky Hartanto, mbak Lutgardis Festidita, mas Eduardus Hardika Sandy Atmaja, Dennis Meilky La’lang, dan Aprilini Khaterin Johan yang selalu memberi semangat, keceriaan, tawa, dan kasih sayang selama proses penulisan skripsi ini.

12.Teman-teman SLP 2014, pak Fidelis Chosa Kastuhandani, mam Maria Ananta, mbak Gerisca Scara Belli, Adhimulya Nugraha Putra, Indrias Pratama, Retno Lestari Surya Ningrum, dan Stella Vania Puspitasari, yang selalu memberi semangat, kasih sayang, dan perhatian selama proses penulisan skripsi ini.

13.My friends from AJCU-AP SLP 2014, Linlin, Mayuko, Natsuki, Emi, Aaya, Hoto, Morgan, Anselmo, Joey, Nadya, kuya Barry, Darlene, Shaira,

Ayang, Ron, Francis, kuya Jim, Jess, all of KKP officers and volunteers,

also last but not least, John Chin, thank you for the support and always

make me happy during this thesis writing.

14.Teman-teman Fakultas Farmasi Universtas Sanata Dharma dari seluruh angkatan, terutama angkatan 2011 dan kelas FKK A, atas kebersamaan dan keceriaan selama ini.

15.Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu, yang telah membantu dalam proses penyusunan skripsi ini. Waktu, bimbingan, dan dukungan kalian sangat berarti dalam penyelesaian skripsi ini.

(13)

x

penulis sehingga dapat menjadi lebih baik lagi. Penulis juga berharap skripsi ini dapat berguna dan berkontribusi dalam pengembangan ilmu pengetahuan.

Yogyakarta, 30 Oktober 2014

(14)

xi DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... `v

HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ... vi

PRAKATA ... vii

DAFTAR ISI ... xi

DAFTAR TABEL ... xvi

DAFTAR GAMBAR ... xvii

DAFTAR LAMPIRAN ... xviii

INTISARI ... xxii

ABSTRACT ... xxiii

BAB I. PENGANTAR ... 1

A. Latar Belakang ... 1

1. Rumusan masalah ... 3

2. Keaslian penelitian ... 3

3. Manfaat penelitian ... 8

B. Tujuan Penelitian ... 9

1. Tujuan umum ... 9

(15)

xii

BAB II. PENELAAHAN PUSTAKA... 10

A. Antropometri ... 10

1. Lingkar pinggang ... 10

2. Rasio lingkar pinggang panggul ... 12

B. Obesitas Sentral ... 13

C. Kolesterol Darah ... 14

1. LDL ... 16

2. HDL ... 17

D. Rasio Lipid ... 18

E. Penyakit Kardiovaskular... 19

F. Landasan Teori ... 20

G. Hipotesis ... 22

BAB III. METODE PENELITIAN... 23

A. Jenis Penelitian ... 23

B. Rancangan Penelitian ... 23

C. Variabel Penelitian ... 24

1. Variabel bebas ... 24

2. Variabel tergantung ... 24

3. Variabel pengacau ... 24

D. Definisi Operasional ... 24

E. Responden Penelitian ... 25

F. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 26

(16)

xiii

H. Teknik Sampling ... 28

I. Instrumen Penelitian ... 29

J. Tata Cara Penelitian ... 29

1. Observasi awal ... 29

2. Permohonan izin dan kerjasama ... 30

3. Pembuatan informed consent dan leaflet ... 31

4. Pencarian responden ... 31

5. Validitas dan reabilitas instrumen penelitian ... 33

6. Pengukuran parameter antropometri dan pengambilan sampel darah ... 33

7. Analisis sampel darah responden ... 34

8. Pembagian hasil pemeriksaan ... 34

9. Pengolahan data ... 35

K. Analisis Data ... 35

L. Kesulitan Penelitian ... 37

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ... 38

A. Karakteristik Penelitian ... 38

1. Usia ... 38

2. Lingkar pinggang ... 39

3. Rasio lingkar pinggang panggul ... 40

4. Kadar HDL ... 41

5. Kadar LDL ... 41

(17)

xiv

7. Rasio kadar LDL/HDL ... 43 8. Rasio kolesterol total/HDL ... 44 B. Perbandingan Rerata Kadar LDL, HDL, Kolesterol Total, Rasio

Kolesterol Total/HDL, dan LDL/HDL Responden pada LP≥94cm dan LP<94cm ... 45 C. Perbandingan Rerata Kadar LDL, HDL, Kolesterol Total, Rasio

Kolesterol Total/HDL, dan LDL/HDL Responden pada RLPP≥0,90 dan RLPP<0,90 ... 47 D. Korelasi antara Lingkar Pinggang dan Rasio Lingkar Pinggang

Panggul terhadap Kadar LDL, HDL, Kolesterol Total, Rasio

Kolesterol Total/HDL, dan Rasio LDL/HDL ... 49 1. Korelasi Lingkar Pinggang dan Rasio Lingkar Pinggang

Panggul terhadap Kadar LDL ... 53 2. Korelasi Lingkar Pinggang dan Rasio Lingkar Pinggang

(18)

xv

B. Saran ... 60

DAFTAR PUSTAKA ... 61

LAMPIRAN ... 68

(19)

xvi

DAFTAR TABEL

Tabel I. Ukuran Lingkar Pinggang Ideal... 11

Tabel II. Nilai Rasio Lingkar Pinggang Panggul Ideal ... 13

Tabel III. Kategori Kadar Kolesterol Total ... 15

Tabel IV. Kategori Kadar LDL ... 17

Tabel V. Kategori Kadar HDL ... 18

Tabel VI. Rasio Lipid Ideal Pria ... 19

Tabel VII. Penelitian Korelasional antara LP dan RLPP terhadap Rasio Lipid ... 21

Tabel VIII. Interpretasi Hasil Uji Hipotesis Berdasarkan Kekuatan Korelasi, Nilai p, dan Arah Korelasi ... 36

Tabel XI. Profil Karakteristik Responden ... 38

Tabel X. Perbandingan Profil Lipid pada LP≥94 cm dan LP<94 cm ... 46

Tabel XI. Perbandingan Profil Lipid pada RLPP≥0,90 dan RLPP<0,90 ... 48

(20)

xvii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Posisi Pita Pengukur dalam Pengukuran Lingkar Pinggang ... 12

Gambar 2. Cara Mengukur Rasio Lingkar Pinggang Panggul ... 13

Gambar 3. Letak Lemak Viseral dan Lemak Subkutan pada Bagian Abdominal ... 14

Gambar 4. Bagan Hipotesis Penelitian ... 22

Gambar 5. Skema Pencarian Responden ... 26

Gambar 6. Bagan Kajian Penelitian Payung ... 28

Gambar 7. Diagram Sebaran Korelasi antara Lingkar Pinggang dengan LDL (×), HDL (○), dan Kolesterol Total (□) ... 51

Gambar 8. Diagram Sebaran Korelasi antara Rasio Lingkar Pinggang Panggul dengan LDL (×), HDL (○), dan Kolesterol Total (□) ... 51

Gambar 9. Diagram Sebaran Korelasi antara Lingkar Pinggang terhadap Kolesterol Total/HDL (○) dan LDL/HDL (□) ... 52

(21)

xviii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Surat Ethical Clearance... 69

Lampiran 2. Surat Izin Penelitian... 70

Lampiran 3. Surat Izin Peminjaman Tempat Penelitian ... 71

Lampiran 4. Hasil Laboratorium ... 72

Lampiran 5. Leaflet Tampak Depan... 73

Lampiran 6. Leaflet Tampak Belakang ... 73

Lampiran 7. Informed Consent ... 74

Lampiran 8. Pedoman Wawancara ... 75

Lampiran 9. Uji Reliabilitas Instrumen Pengukuran... 76

Lampiran 10. Hasil Validasi Instrumen oleh Balai Metrologi (halaman 1) ... 77

Lampiran 11. Hasil Validasi Instrumen oleh Balai Metrologi (halaman 2) ... 78

Lampiran 12. Pengukuran Lingkar Pinggang dan Lingkar Panggul ... 79

Lampiran 13. Deskriptif dan Uji Normalitas Usia Responden ... 80

Lampiran 14. Deskriptif dan Uji Normalitas Lingkar Pinggang... 81

Lampiran 15. Deskriptif dan Uji Normalitas Rasio Lingkar Pinggang Panggul ... 82

Lampiran 16. Deskriptif dan Uji Normalitas Kadar HDL ... 83

Lampiran 17. Deskriptif dan Uji Normalitas Kadar LDL ... 84

Lampiran 18. Deskriptif dan Uji Normalitas Kadar Kolesterol Total ... 85

Lampiran 19. Deskriptif dan Uji Normalitas Rasio LDL/HDL ... 86

(22)

xix

Lampiran 21. Deskriptif dan Uji Normalitas LDL pada LP≥94 cm dan

LP<94 cm ... 88 Lampiran 22. Deskriptif dan Uji Normalitas HDL pada LP≥94 cm dan

LP<94 cm ... 89 Lampiran 23. Deskriptif dan Uji Normalitas Kolesterol Total pada

LP≥94 cm dan LP<94cm ... 90

Lampiran 24. Deskriptif dan Uji Normalitas Kolesterol Total/HDL pada LP≥94 cm dan LP<94 cm ... 91

Lampiran 25. Deskriptif dan Uji Normalitas LDL/HDL pada LP≥94 cm

dan LP<94 cm ... 92 Lampiran 26. Uji Komparatif LDL, HDL, Kolesterol Total,

Kolesterol Total/HDL, dan LDL/HDL antara LP≥94 cm dan LP<94 cm ... 93 Lampiran 27. Deskriptif dan Uji Normalitas LDL pada RLPP≥0,90 dan

RLPP<0,90 ... 94 Lampiran 28. Deskriptif dan Uji Normalitas HDL pada RLPP≥0,90 dan

RLPP<0,90 ... 95 Lampiran 29. Deskriptif dan Uji Normalitas Kolesterol Total pada

RLPP≥0,90 dan RLPP<0,90 ... 96 Lampiran 30. Deskriptif dan Uji Normalitas Kolesterol Total/HDL pada

RLPP≥0,90 dan RLPP<0,90 ... 97

(23)

xx

Lampiran 32. Uji Komparatif LDL, HDL, Kolesterol Total,

Kolesterol Total/HDL, dan LDL/HDL antara RLPP≥0,90 dan

RLPP<0,90 ... 99 Lampiran 33. Uji Korelasi Pearson antara Lingkar Pinggang dan

Rasio Lingkar Pinggang Panggul terhadap kadar LDL, HDL, Total Kolestereol, Rasio Kolesterol Total/HDL, dan

LDL/HDL ... 100 Lampiran 34. Uji Koefisien Determinasi antara Lingkar Pinggang terhadap

LDL ... 100 Lampiran 35. Uji Koefisien Determinasi antara Lingkar Pinggang terhadap

HDL ... 100 Lampiran 36. Uji Koefisien Determinasi antara Lingkar Pinggang terhadap

Kolesterol Total ... 100 Lampiran 37. Uji Koefisien Determinasi antara Lingkar Pinggang terhadap

rasio Kolesterol Total/HDL ... 101 Lampiran 38. Uji Koefisien Determinasi antara Lingkar Pinggang terhadap

Rasio LDL/HDL ... 101 Lampiran 39. Uji Koefisien Determinasi antara Rasio Lingkar Pinggang

Panggul terhadap LDL ... 101 Lampiran 40. Uji Koefisien Determinasi antara Rasio Lingkar Pinggang

Panggul terhadap HDL ... 101 Lampiran 41. Uji Koefisien Determinasi antara Rasio Lingkar Pinggang

(24)

xxi

Lampiran 42. Uji Koefisien Determinasi antara Rasio Lingkar Pinggang

Panggul terhadap rasio Kolesterol Total/HDL ... 102 Lampiran 43. Uji Koefisien Determinasi antara Rasio Lingkar Pinggang

(25)

xxii INTISARI

Metode antropometri adalah metode sederhana, mudah, dan cepat yang dapat menunjukkan status nutrisi dan kesehatan seseorang. Metode antropometri yang sering digunakan adalah pengukuran lingkar pinggang (LP) dan rasio lingkar pinggang panggul (RLPP). Kedua pengukuran tesebut mampu memprediksi adanya obesitas sentral yang merupakan salah satu penyebab dislipidemia. Kondisi dislipidemia adalah salah satu risiko dari munculnya atherosklerosis yang merupakan salah satu penyebab penyakit kardiovaskular. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui korelasi antara LP dan RLPP terhadap rasio lipid pada staf pria dewasa sehat di Universitas Sanata Dharma.

Penelitian ini merupakan penelitian obsevasional analitik dengan rancangan penelitian potong lintang. Pemilihan responden dilakukan secara non-random dengan teknik purposive sampling. Variabel yang diukur adalah lingkar pinggang, lingkar panggul, kadar LDL, kadar HDL, dan kadar kolesterol total darah. Analisis data dengan uji normalitas Kolmogorov-Smirov, dan Shapiro-Wilk, uji komparatif Mann-Whitney dan uji t tidak berpasangan, serta uji korelasi Pearson dengan taraf kepercayaan 95%.

Hasil dari penelitian ini adalah dari responden sebanyak 66 orang, ditemukan adanya korelasi lemah bermakna antara LP dengan rasio kolesterol total/HDL (r=0,387; p=0,001), dan rasio LDL/HDL (r=0,308; p=0,006), serta antara RLPP dengan rasio kolesterol total/HDL (r=0,352; p=0,002) dan rasio LDL/HDL (r=0,241; p=0,026) pada staf pria dewasa sehat di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

(26)

xxiii

ABSTRACT

Anthropometry is a simple, easy, dan fast method that can indicate status of nutrition and health. Anthropometry method that often used are waist circumference and waist to hip ratio. Both of that method can predict central obesity which is one of the causes of dyslipidemia. Dyslipidemia is one of the risks of atherosclerosis which is one of the causes of cardiovascular disease. The aim of this study is to find correlation between waist circumference and waist to hip ratio toward lipid ratio in healthy adult male staff in Sanata Dharma University.

This study is an analytic observational study with cross sectional study design. Non-random and purposive sampling technique was used to collect the respondents. Waist circumference, hip circumference, LDL levels, HDL levels, and total cholesterol levels were measured. Data was analyzed statistically with Kolmogorov-Smirnov and Shapiro-Wilk normality test, Mann-Whitney and t independent sample test, followed by Pearson correlation test with 95% confeidence interval.

The result of this study, from 66 respondents there is a weak significant correlation between waist circumference toward total cholesterol/HDL ratio (r=0,387; p=0,001) and toward LDL/HDL ratio (r=0,308; p=0,006), also between waist to hip ratio toward total cholesterol/HDL ratio (r=0,352; p=0,002) and toward LDL/HDL ratio (r=0,241; p=0,026) in healthy adult male staff in Sanata Dharma University.

(27)

1 BAB I

PENGANTAR

A. Latar Belakang

Penyakit kardiovaskular atau cardiovascular disease (CVD) merupakan salah satu penyakit yang mematikan selama 10 tahun terakhir. Penyakit ini menyebabkan sebanyak 17,3 juta orang meninggal pada tahun 2008, dan diprediksi pada tahun 2030, 23,3 juta orang akan meninggal karena penyakit in. Fakta lain dari penyakit ini adalah sebesar 80% kasus CVD yang terjadi di dunia, muncul di negara-negara berkembang, seperti di Indonesia. Kasus CVD di negara Indonesia sendiri, menduduki peringkat pertama sebagai penyebab kematian yang paling utama. Salah satu penyebab dari CVD ini antara lain karena kadar lipid atau kadar kolesterol dalam darah yang berlebihan (Porth and Matfin, 2009; World Health Organization, 2013; World Health Organization, 2014).

(28)

CVD adalah kolesterol total/HDL, dan LDL/HDL. Kedua rasio tersebut berasosiasi dengan faktor risiko CVD, rasio kolesterol total/HDL menunjukkan risiko ischemic heart disease, sedangkan untuk rasio LDL/HDL menunjukkan risiko atherosklerosis (Ebbert and Jensen, 2013; Lemieux, Lamarche, Couillard, Pascot, Cantin, Bergeron, et al., 2001; Enomoto, Adachi, Hirai, Fukami, Satoh, Otsuka, et al., 2011).

Salah satu cara untuk memprediksi obesitas sentral adalah dengan pengukuran antropometri. Pengukuran antropometri adalah pengukuran lingkar tubuh secara sederhana, mudah dan cepat. Beberapa contoh pengukuran antropometri adalah pengukuran lingkar pinggang (LP), dan rasio lingkar pinggang panggul (RLPP). Kedua pengukuran tersebut mampu memprediksi adanya obesitas sentral yang merupakan salah satu risiko CVD pada manusia. Pengukuran antropometri merupakan salah satu prediktor risiko CVD pada pria yang paling baik, khususnya pengukuran LP dan RLPP (Chan, Watts, Barret, and Burke, 2003; Gharakhanlou, Farzad, Agha-Alinejad, Steffen, and Bayati, 2012).

(29)

mengontrol kolesterol darah yang mudah dan adalah dengan pengukuran LP dan RLPP.

Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui korelasi antara LP dan RLPP terhadap rasio kadar lipid yang merupakan salah satu indikator adanya risiko CVD. Hal ini dapat terjadi, karena kadar lipid dalam darah yang tinggi mampu membentuk atherosklerosis yang mengganggu laju aliran darah dan pada akhirnya mengganggu kerja jantung (McPhee, and Ganong, 2011). Maka, adanya penelitian ini diharapkan mampu membantu masyarakat dalam memprediksi risiko CVD melaui pengukuran LP dan RLPP.

1. Rumusan Masalah

Permasalahan penelitian ini adalah : Apakah terdapat korelasi bermakna antara lingkar pinggang dan rasio lingkar pinggang panggul dengan rasio lipid ? 2. Keaslian Penelitian

Penelitian sejenis yang pernah dilakukan adalah :

(30)

b.“Korelasi Lingkar Pinggang dan Rasio Lingkar Pinggang Panggul Terhadap Rasio Kadar LDL/HDL pada Diabetes Melitus Tipe 2 di RSUD Kabupaten Temanggung“ (Anjani, 2013). Hasil penelitian ini korelasi

sangat lemah antara LP terhadap rasio kadar LDL/HDL (r = 0,127) dan korelasi lemah antara rasio LP-panggul terhadap rasio kadar LDL/HDL (r = 0,304). Perbedaan penelitian tersebut dengan penelitian sekarang adalah responden yang diteliti merupakan pasien penyakit Diabetes Melitus tipe 2. c.“Korelasi Lingkar Pinggang dan Rasio Lingkar Pinggang Panggul dengan

Rasio Kolesterol Total/HDL” (Kusuma, 2011). Pada penelitian ini

responden yang diteliti adalah 70 orang dosen dan karyawan pria di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta dengan usia 40±5 tahun. Hasil dari penelitian ini menemukan adanya korelasi positif bermakna antara LP dengan rasio kolesterol total/HDL (r=0,564; p=0,000) dan antara RLPP dengan rasio kolesterol total/HDL (r=0,317; p=0,008). Perbedaan penelitian tersebut dengan penelitian saat ini adalah range usia yang digunakan.

d.“Korelasi Lingkar Pinggang dan Rasio Lingkar Pinggang Panggul dengan Rasio LDL/HDL” (Paulina, 2011). Pada penelitian ini responden yang

(31)

p=0,000). Perbedaan penelitian tersebut dengan penelitian saat ini adalah range usia yang digunakan.

e. “A Study of Correlation between Lipid Profile and Waist to Hip Ratios in Patients with Diabetes Mellitus” (Sandhu, Kolev, and Sandhu, 2008). Hasil

dari penelitian ini adanya korelasi positif antara RLPP dengan kolesterol serum (r = 0,48) dan kadar LDL (r = 0,35) pada pria usia 41-60 tahun. Perbedaan penelitian tersebut dengan penelitian saat ini adalah variabel yang diukur hanya RLPP, kadar serum kolesterol, dan kadar LDL, serta probandus yang diteliti harus menderita Diabetes Mellitus.

f. “Rasio Lingkar Pinggang dan Panggul dengan Penyakit Jantung Koroner di RSUD Kabupaten Sukoharjo” (Sunarti dan Maryani, 2013). Hasil dari

penelitian ini adalah adanya korelasi bermakna antara RLPP dengan penyakit jantung koroner (r = 0,397). Perbedaan penelitian tersebut dengan penelitian sekarang adalah analisis yang dilakukan antara RLPP dengan status hipertensi, status hiperglikemik, dan penyakit jantung koroner pada probandus yang diteliti.

g.“Correlation of dyslipidemia with waist to height ratio, waist circumference, and body mass index in Iranian adults” (Chehrei, Sadrnia,

(32)

(r=0,229; p<0,05), serta adanya korelasi bermakna antara rasio lingkar pinggang-tinggi badan dengan rasio kadar kolesterol total/HDL (r=0,255; p<0,05) dan rasio kadar LDL/HDL (r=0,240; p<0,05). Perbedaan penelitian tersebut dengan penelitian sekarang dapat dilihat dari variabel yang diteliti. Pada penelitian yang dilakukan Chehrei, et al., analisis yang dilakukan adalah korelasi antara BMI, LP, rasio lingkar pinggang-tinggi badan dengan rasio kadar kolesterol total/HDL, dan rasio kadar LDL/HDL, sedangkan pada penelitian sekarang, analisis yang dilakukan antara LP dan RLPP dengan raiso kadar kolesterol total/HDL, dan rasio kadar LDL/HDL. h. “Relationship of Waist-Hip Ratio and Body Mass Index to Blood Pressure

of Individuals in Ibadan North Local Government” (Sanya, Ogwumike,

(33)

i. “Comparison of body mass index and waist circumference as predictors of cardiometabolic health in a population of young Canadian adults

(Brenner, Tepylo, Eny, Cahill, and EL-Sohemy, 2010). Hasil dari penelitian ini adalah adanya korelasi antara BMI dengan rasio kadar kolesterol total/HDL (r=0,35) dan antara LP dengan rasio kadar kolesterol total/HDL (r=0,38). Perbedaan penelitian tersebut dengan penelitian sekarang adalah variabel yang di analisis antara BMI dan LP terhadap rasio kadar kolesterol total/HDL, sedangkan pada penelitian sekarang yang dianalisis adalah korelasi antara LP dan RLPP dengan rasio kadar kolesterol total/HDL, dan LDL/HDL.

j. “Anthropometric correlation of lipid profile in healthy aviators” (Cadha, Singh, Kharbanda, Vasdes, and Ganjoo, 2006). Hasil dari penelitiaan ini adalah BMI berkorelasi dengan peningkatan kolesterol pada responden lanjut usia (r=0,36; p<0,001), sedangkan RLPP berkorelasi dengan trigliserid (r=0,42; p<0,001). Perbedaan penelitian tersebut dengan penelitian sekarang ada pada variabel yang dianalisis. Penelitian Cadha, et al. menganalisis korelasi antara BMI, BFP, RLPP, serta LP terhadap

kolesterol total, LDL, HDL, trigliserid, dan VLDL, sedangkan pada penelitian sekarang, yang dianalisis adalah korelasi antara LP dan RLPP terhadap rasio kadar kolesterol total/HDL dan rasio kadar LDL/HDL. k.“Waist circumference, waist-hip ratio and body mass index and their

correlation with cardiovascular disease risk factors in Australian adults

(34)

penelitian ini adalah adanya korelasi antara BMI dengan trigliserid (r=0,317), antara LP dengan trigliserid (r=0,324), dan antara RLPP dengan trigliserid (r=0,353). Perbedaan penelitian tersebut dengan penelitian sekarang ada pada analisis yang dilakukan. Penelitian Dalton, et al., menganalisis korelasi antara BMI, LP, dan RLPP terhadap trigliserid, HDL, dan tekanan darah sistolik, sedangkan pada penelitian sekarang yang dianalisis adalah korelasi antara LP dan RLPP dengan rasio kadar kolesterol total/HDL, dan LDL/HDL. Responden pada penelitian Dalton, et al. juga berusia mulai 25 tahun keatas, sedangkan pada penelitian sekarang,

responden berusia 40-50 tahun. 3. Manfaat Penelitian

a. Manfaat Teoritis Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi mengenai korelasi antara pengukuran LP dan RLPP terhadap rasio lipid pada staf pria Kampus Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

(35)

B. Tujuan Penelitian

1. Tujuan umum

Tujuan umum penelitian ini adalah untuk mengetahui adanya korelasi antara pengukuran LP dan rasio RLPP terhadap rasio lipid pada staf pria dewasa sehat di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

2. Tujuan khusus

(36)

10 BAB II

PENELAAHAN PUSTAKA

A. Antropometri

Antropometri adalah salah satu metode yang ideal untuk menentukan status nutrisi seseorang. Pengukuran ini sangat banyak dilakukan karena murah dan mudah dilakukan bagi orang awam. Beberapa jenis pengukuran antropometri antara lain, pengukuran berat badan, tinggi badan, lipatan kulit, serta lingkar berbagai bagian tubuh (sirkumferensia). Beberapa contoh gangguan kesehatan yang sering menyerang orang dewasa, serta dapat dideteksi dengan antropometri, antara lain manlnutrisi (kurang nutrisi/kelebihan nutrisi), diabetes melitus, penyakit kardiovaskular, gangguan kognitif, osteoporosis, penurunan kerja fungsional, dan semua gangguan yang menyebabkan kematian (Gibney, Margetts, Kearney, dan Arab, 2009; Preedy, 2012).

Pengukuran antropometri baik dalam memprediksi adanya gangguan metabolisme tubuh seperti dislipidemia, hipertensi, diabetes, dan hiperurisemia, serta berkorelasi positif terhadap jumlah lemak tubuh, lemak abdomen, dan faktor risiko kardiovaskular. Pada pria di negara Tongkok, RLPP dan ukuran LP merupakan prediktor terbaik pada kasus dislipidemia (Barreira, Staiano, Harrington, Heymsfield, Smith, Bouchard, et al., 2012; Zhang, Deng, He, Ling, Su, and Chen, 2013).

1. Lingkar pinggang

(37)

dibuktikan dengan penelitian yang dilakukan oleh Seidell, Perusse, Despres, and Bouchard (2001), yang menemukan bahwa LP memiliki korelasi positif dengan timbunan lemak di bagian abdomen, atau yang lebih sering disebut obesitas sentral.

Obesitas sentral berkorelasi positif terhadap risiko penyakit seperti penyakit kardiovaskular baik pada pria maupun wanita (Kwiterovich, 2012). Hal ini didukung oleh penelitian Asia Pacific Cohort Studies Collaboration (2006), yang menemukan bahwa pengukuran antropometri seperti pengukuran LP, berasosiasi kuat dengan risiko munculnya penyakit kardiovaskular seperti ischemic heart disease pada populasi di wilayah Asia Pasifik.

Lingkar pinggang dapat digunakan sebagai prediktor risiko munculnya penyakit kardiovaskular (Coulston, Boushey, and Ferruzzi, 2013). Hal ini didukung oleh penelitian Brenner, et al. (2010), yang menemukan bahwa pengukuran LP merupakan prediktor yang lebih baik dibanding pengukuran BMI, dalam memprediksi munculnya risiko penyakit kardiovaskular di kalangan pria.

Cara pengukuran LP yang tepat, dapat dilakukan pada titik tengah antara tulang rusuk terakhir dengan iliac crest. Pita pengukur harus menempel pada kulit, namun tidak sampai menekan. Pengukuran LP juga sebaiknya dilakukan ketika akhir respirasi (World Health Organization, 2008).

Tabel I. Ukuran Lingkar Pinggang Ideal (World Health Organization, 2008) Jenis Kelamin LP

Laki-laki 94 cm

(38)

Gambar 1. Posisi Pita Pengukur dalam Pengukuran Lingkar Pinggang (Coulston, Boushey, and Ferruzi, 2013)

2. Rasio lingkar pinggang panggul

(39)

Penelitian yang dilakukan oleh Chan, et al. (2003) menemukan adanya korelasi positif antara RLPP terhadap jaringan lemak intraabdomen yang menyebabkan obesitas sentral. Beberapa contoh jaringan lemak tersebut, antara lain jaringan lemak intraperitoneal, retroperitoneal, anterior subcutaneous, dan posterior subcutaneous. Pengukuran RLPP dilakukan dengan mengukur bagian

pinggang pada lingkar terkecil, biasanya tepat di atas pusar, dan mengukur bagian panggul pada lingkar terbesar, mengitari pantat (World Health Organization, 2008).

Tabel II. Nilai Rasio Lingkar Pinggang Panggul Ideal (World Health Organization, 2008)

Jenis Kelamin Ukuran RLPP Ideal Laki-laki < 0,90 Perempuan < 0,85

Gambar 2. Cara Mengukur Rasio Lingkar Pinggang Panggul (Dewar, 2013)

B. Obesitas Sentral

(40)

viseral dan jaringan lemak subkutan. Jaringan lemak yang paling berisiko adalah jaringan lemak viseral, karena jaringan lemak tersebut melepaskan lebih banyak asam lemak ke darah dibandingkan dengan jaringan lemak lainnya, yang akhirnya mampu mempengaruhi profil kadar lipid dalam darah manusia (Kopelman, Caterson and Dietz, 2009; Sizer and Whitney, 2013; Chan, et al., 2003).

Gambar 3. Letak Lemak Viseral dan Lemak Subkutan pada Bagian Abdominal (Katch, 2012)

C. Kolesterol Darah

(41)

lumen pembuluh darah akan menebal dan menghambat suplai oksigen ke seluruh tubuh dan jantung (Scanlon and Sanders, 2007; Zhao, and Kerwin, 2012).

Semakin bertambahnya usia, risiko munculnya dislipidemia atau ketidakseimbangan kadar kolesterol darah akan meningkat. Hal ini dapat terjadi dikarenakan, semakin bertambahnya usia, klirens LDL dari sirkulasi darah akan menurun, kemampuan tubuh dalam mengkonversi kolesterol menjadi garam empedu juga menurun, serta aktivitas enzim pensintesis garam empedu juga menurun (Humayun, Shah, Alam, and Hussein, 2009; Trapani and Pallottini, 2010).

Hiperlipidemia atau meningkatnya kadar kolesterol total darah, mampu menimbulkan efek negatif pada kardiovaskular. Salah satu contoh efek negatif adalah atherosklerosis (Stapleton, Goodwill, James, Brock, Frisbee, 2010). Hasil penelitian Nagasawa, Okamura, Iso, Tamakoshi, Yamada, Watanabe, et al., (2012), menemukan bahwa pada usia middle age, meningkatnya kadar kolesterol total dalam darah, mampu meningkatkan risiko terkena jantung koroner. Penelitian yang dilakukan Lemos-Santos, et al. (2004), Barreira, et al. (2012), dan Gharakhanlou, et al. (2012), juga menemukan bahwa kadar kolesterol total berkorelasi dengan ukuran LP dan RLPP.

Tabel III. Kategori Kadar Kolesterol Total (National Cholesterol Education Program, 2001)

Kadar kolesterol total Kategori Kurang dari 200 mg/dL Rendah

(42)

Beberapa macam kolesterol darah antara lain : 1. LDL

Low-density lipoprotein atau sering disingkat LDL, merupakan salah satu

jenis kolesterol yang berasal dari pemecahan VLDL (very-low density lipoprotein). Jenis kolesterol ini merupakan penyusun terbesar dari kolesterol total

darah, dikarenakan jumlahnya yang sangat banyak di sirkulasi tubuh manusia. Kolesterol LDL yang berlebih, dapat menyebabkan gangguan kardiovaskular terutama atherosklerosis pada pembuluh darah manusia. Hal ini dapat terjadi karena LDL yang berlebih akan disimpan di dalam pembuluh darah manusia, khususnya pembuluh darah arteri. Pembentukan atherosklerosis diperantarai oleh banyaknya LDL dalam sirkulasi darah dan mampu menembus dinding endotelium dan masuk ke bagian intima pembuluh darah dengan bantuan lipoprotein lipase dan heparin sulfat proteoglikan. Makrofag yang menganggap LDL sebagai benda asing, “dipanggil” oleh faktor kemotaksis VCAM dan ICAM pada dinding arteri.

Kemudian masuk kedalam intima pembuluh darah, yang kemudian matur menjadi foam cells. Semakin banyaknya LDL dan foam cells tersebut di dalam intima,

maka pembuluh darah akan menebal dan menghambat sirkulasi darah, sehingga meningkatkan risiko ischemic heart disease (Rolfes, Pinna, and Whitney, 2011; Tomkin and Owens, 2012).

(43)

pengukuran LP, RLPP juga memiliki korelasi positif dengan kadar kolesterol LDL sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Ghorbanian, et al. (2012).

Tabel IV. Kategori Kadar LDL Darah (National Cholesterol Education Program, 2001)

Kadar Kolesterol LDL Kategori Kurang dari 100 mg/dL Optimal

100 – 129 mg/dL Di atas optimal 130 – 159 mg/dL Batas awal tinggi 160 – 189 mg/dL Tinggi 190 mg/dL ke atas Sangat tinggi 2. HDL

High-density lipoprotein (HDL), merupakan salah satu jenis kolesterol

dengan kerapatan yang lebih tinggi dibanding LDL. Hal ini dapat terjadi dikarenakan struktur HDL yang mengandung lebih banyak protein dan lebih sedikit lemak dibandingkan dengan LDL. Fungsi utama dari HDL adalah membawa kolesterol yang berlebihan dari jaringan dan pembuluh darah ke dalam hati untuk dimetabolisme dan dikeluarkan. Berbeda dengan kolesterol LDL, kadar koleterol HDL yang tinggi, akan semakin baik, sebaliknya jika kadar kolesterol HDL semakin rendah, maka risiko terkena penyakit kardiovaskular semakin besar.

(44)

Penelitian Gupta, Rastogi, Sarna, Gupta, Sharma, and Kothari, (2007), serta Lemos-Santos, et al, (2004), menemukan bahwa pengukuran LP dan RLPP memiliki korelasi negatif dengan HDL. Korelasi negatif ini dapat diartikan semakin besar nilai LP dan RLPP, maka semakin kecil kadar kolesterol HDL, yang manifestasinya adalah semakin besar risiko terkena penyakit kardiovaskular (Rolfes, Pinna, and Whitney, 2011; Scanlon and Sanders, 2007).

Tabel V. Kategori Kadar HDL

(National Cholesterol Education Program, 2001)

Kadar Kolesterol HDL Kategori Keterangan Kurang dari 40 mg/dL (pria)

Kurang dari 50 mg/dL (wanita)

Rendah. Faktor risiko penyakit kardiovaskular Lebih dari 60 mg/dL Tinggi Bukan faktor risiko

penyakit kardiovaskular

D. Rasio Lipid

(45)

tersebut dapat digunakan sebagai prediktor adanya penyakit kardiovaskular, misalnya jantung iskemik. Rasio LDL/HDL mampu memprediksi munculnya atherosklerosis, sedangkan kolesterol total/HDL mampu memprediksi munculnya penyakit ischemic heart disease (Durstine, 2006; Enomoto et al., 2011; Lemieux, et al., 2001).

Beberapa penelitian, seperti penelitian Gharakanlou, et al. (2012), Chehrei, et al. (2007), Lemos-Santos, et al. (2004), dan Chiou, Lin, Weng, Ou, Liu, and Fang, (2005), menemukan bahwa pengukuran antropometri seperti pengukuran LP dan RLPP.

Tabel VI. Rasio Lipid Ideal Pria

(Millan, Pinto, Munoz, Zuniga, Rubies-Prat, Pallardo, et. al , 2009) Rasio Lipid Ukuran Rasio Ideal

Kolesterol total/HDL < 3,5

LDL/HDL < 2,5

E. Penyakit Kardiovaskular

(46)

F. Landasan Teori

Metode antropometri adalah salah satu metode yang dapat digunakan untuk menentukan status nutrisi seseorang. Metode ini banyak digunakan karena mudah untuk dilakukan oleh semua orang. Beberapa teknik dalam metode ini antara lain pengukuran LP dan RLPP, yang merupakan suatu teknik yang dapat memprediksi adanya obesitas sentral pada seseorang. Obesitas sentral ini dapat mempengaruhi kadar kolesterol darah pada tubuh oleh karena adanya timbunan lemak pada bagian abdominal yang banyak melepas kolesterol ke sirkulasi darah.

Kolesterol darah antara lain terdiri atas LDL dan HDL. Kedua jenis kolesterol darah tersebut memiliki peran dalam munculnya penyakit kardiovaskular. Penentuan faktor risiko penyakit kardiovaskular tidak bisa hanya menggunakan kadar LDL atau HDL saja, tetapi menggunakan rasio LDL/HDL. Karena dari rasio ini dapat disimpulkan semakin tinggi rasio, maka semakin tinggi pula risiko penyakit kardiovaskular. Selain LDL dan HDL, faktor risiko penyakit kardiovaskular lainnya adalah kolesterol total.

(47)

Tabel VII. Penelitian Korelasional antara LP dan RLPP terhadap Rasio Lipid

(48)

G. Hipotesis

Ada korelasi bermakna antara lingkar pinggang dan rasio lingkar pinggang panggul terhadap rasio lipid pada staf pria dewasa sehat di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

Gambar 4. Bagan Hipotesis Penelitian Lingkar

Pinggang

Rasio Lingkar Pinggang

Panggul

Kolesterol Total/HDL

(49)

23 BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian observasional analitik. Jenis penelitian observasi analitik adalah jenis yang mencoba menggali bagaimana dan mengapa fenomena kesehatan dapat terjadi, yang selanjutnya dilakukan analisis korelasi antara faktor risiko dan faktor efek. Faktor efek adalah suatu akibat dari adanya faktor risiko, sedangkan faktor risiko adalah suatu kondisi/keadaan yang mengakibatkan terjadinya efek. Analisis korelasi yang dilakukan dalam penelitian observasional, dapat menunjukkan seberapa jauh kontribusi faktor risiko tertentu terhadap adanya suatu efek (Notoadmodjo, 2010). Pada penelitian ini dilakukan analisis korelasi LP dan RLPP terhadap rasio lipid. Lingkar pinggang dan RLPP bertindak sebagai faktor risiko, sedangkan rasio lipid sebagai efek.

B. Rancangan Penelitian

(50)

C. Variabel Penelitian

1. Variabel bebas : ukuran LP dan RLPP

2. Variabel tergantung : rasio lipid kolesterol total/HDL, dan LDL/HDL 3. Variabel pengacau :

a. Terkendali : keadaan puasa

b. Tidak terkendali : gaya hidup atau lifestyle responden serta keadaan patologis

D. Definisi Operasional

1. Karakteristik penelitian meliputi pengukuran LP, RLPP, dan hasil pemeriksaan laboratorium. Hasil pemeriksaan laboratorium yang dianalisis adalah kadar LDL, HDL, dan kolesterol total.

2. Responden pria dewasa sehat adalah responden pria dengan rentang usia 40-50 tahun dan tidak menderita penyakit degeneratif seperti diabetes mellitus dan hipertensi, serta tidak mengkonsumsi obat-obatan terkait penyakit kardiovaskular dan sindrom metabolik yang dipastikan melalui proses wawancara.

(51)

4. Pengukuran lingkar panggul dapat dilakukan pada bagian terbesar panggul mengitari bagian pantat. Hasil pengukuran dinyatakan dalam sentimeter (cm).

5. Pengukuran rasio RLPP dilakukan dengan membagi nilai LP dengan nilai lingkar panggul.

6. Kadar HDL, LDL, dan kolesterol total didapat dari hasil pemeriksaan laboratorium Rumah Sakit Bethesda dengan kondisi responden berpuasa selama 10-12 jam sebelum dilakukannya pengambilan darah, dinyatakan dalam mg/dL.

7. Pengukuran rasio lipid dilakukan dengan membagi nilai LDL dengan HDL, serta nilai kolesterol total dengan HDL.

8. Kriteria kadar LDL, HDL, dan kolesterol total berdasarkan National Cholesterol Education Program (2001).

9. Kriteria rasio kadar LDL/HDL dan kolesterol total/HDL berdasarkan Millan, Pinto, Munoz, Zuniga, Rubies-Prat, Pallardo, et. al. (2009). 10. Kriteria LP, lingkar panggul, dan rasio lingkar panggul

berdasarkan World Health Organization (2008).

E. Responden Penelitian

(52)

penyakit degeneratif seperti diabetes dan hipertensi, serta bersedia untuk berpuasa selama 10-12 jam. Kriteria eksklusi yang ditentukan adalah, tidak hadir saat pengambilan data. Jumlah responden yang menandatangani informed consent sebagai bentuk persetujuan untuk mengikuti penelitian ini sebanyak 78 responden. Namun, pada hari dan waktu pengambilan data yang telah ditentukan, sebanyak 12 responden tidak hadir dalam penelitian ini, sehingga total responden yang hadir dalam pengumpulan data sebanyak 66 responden.

Gambar 5. Skema Pencarian Responden

F. Lokasi dan Waktu Penelitian

Pengambilan data dilakukan selama dua hari dengan perincian waktu penelitian sebagai berikut :

1. Tanggal 25 September 2014 bertempat di Hall Utara Kampus III Universitas Sanata Dharma Yogyakarta, pukul 07.00 – 12.00.

(53)

G. Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian payung Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta yang berjudul “Korelasi Pengukuran Antropometri

terhadap Rasio Lipid dan HBA1c pada Staf Pria dan Wanita Dewasa Sehat di Universitas Sanata Dharma”, serta “Laju Filtrasi Glomerulus Pada Staf Pria dan

Wanita Dewasa Sehat dengan Formula Cockroft-Gault, Modification of Diet in Renal Disease, dan Chronic Kidney Disease Epidemiology di Universitas Sanata

Dharma”, dan telah memperoleh ijin dari Komisi Etik Fakultas Kedokteran UGM.

(54)

Gambar 6. Bagan Kajian Penelitian Payung

H. Teknik Sampling

(55)

sebanyak 194 orang menurut data dari Biro Personalia. Oleh karena itu, perlu dilakukan sampling guna menghemat biaya analisis, mempercepat pelaksanaan penelitian, serta menghemat tenaga (Notoadmodjo, 2010). Pada penelitian korelasional, sampel yang digunakan minimal 30 sampel tiap kelompok (Lodico, Spaulding, and Voegtle, 2006). Oleh karena itu, pada penelitian ini, ditetapkan bahwa sampel yang dibutuhkan sebanyak minimal 60 sampel, 30 sampel untuk responden tanpa obesitas sentral, dan 30 sampel untuk responden dengan obesitas sentral.

I. Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan adalah pita pengukur merk Butterfly® untuk mengukur lingkar pinggang dan lingkar panggul responden. Pengukuran kadar LDL, HDL, dan kolesterol total menggunakan alat analisis Cobas C 581®.

J. Tata Cara Penelitian

1. Observasi awal

(56)

responden yang cukup. Pada tahap ini juga, dilakukan pencarian tempat pengambilan data yang sesuai dengan yang peneliti butuhkan.

Observasi atau pencarian laboratorium untuk menganalisis sampel darah responden juga dilakukan. Setelah berdiskusi dengan anggota penelitian yang lainnya serta dosen pembimbing, maka dipilih Laboratorium Patologi Klinik Rumah Sakit Bethesda Yogyakarta. Alasan pemilihan laboratorium tersebut dikarenakan, Laboratorium Patologi Klinik Rumah Sakit Bethesda Yogyakarta sudah terakreditasi, biaya analisis darah yang relatif murah, serta hasil yang didapatkan juga relatif cepat.

2. Permohonan izin dan kerjasama

(57)

Rektor I memberikan izin peneliti untuk menggunakan responden dosen dan karyawan administratif dan edukatif Universitas Sanata Dharma.

3. Pembuatan informed consent dan leaflet

Pembuatan leaflet bertujuan membantu responden dalam memahami gambaran mengenai penelitian ini. Leaflet dibuat dengan ukuran A4 dan diberi judul “Korelasi Antropometri dan Pengukuran Laju Filtrasi Glomerulus”. Konten

dari leaflet ini antara lain berisi tujuan penelitian, penjelasan singkat mengenai pengukuran antropometri, manfaat penelitian, penjelasan singkat mengenai pengukuran laju filtrasi glomerulus, serta penjelasan mengenai pemeriksaan laboratorium yang akan dilakukan. Pengukuran antropometri yang dijelaskan meliputi pengukuran lingkar pinggang, RLPP, body fat percentage, dan body mass index, sedangkan pemeriksaan laboratorium yang akan dilakukan meliputi,

kadar LDL, HDL, kolesterol total, HbA1c, dan serum kreatinin. Informed consent digunakan sebagai bukti kesediaan calon responden untuk dapat mengikuti penelitian ini. Pembuatan informed consent ini sesuai dengan standar yang dikeluarkan Komisi Etik Penelitian Kedokteran dan Kesehatan Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada Yogyakarta.

4. Pencarian responden

(58)

ditetapkan menjadi 194 orang. Penyortiran ini perlu dilakukan karena data staf yang diberikan kepada peneliti, masih data seluruh staf Universitas Sanata Dharma dengan usia yang bervariasi. Setelah disortir, peneliti segera mencari staf tersebut ke tempat kerjanya. Namun, pada akhirnya tidak semua staf yang ada di dalam daftar nama dapat ditemui dan dapat ditawari untuk mengikuti penelitian ini. Hal ini dapat terjadi karena beberapa alasan seperti, staf tersebut sedang cuti, atau sedang studi lanjut. Selanjutnya, jika calon responden dapat ditemui, maka calon responden diberi penjelasan mengenai penelitian ini secara umum, tujuan penelitian dan manfaat yang didapat dari penelitian ini, dan dijelaskan juga mengenai kriteria inklusi dan eksklusi yang telah ditetapkan. Pada tahap ini, sebagian calon responden menolak mengikuti penelitian ini dikarenakan beberapa alasan, seperti menderita penyakit degeneratif seperti diabetes melitus tipe 2, takut terhadap jarum suntik, waktu penelitian yang bertabrakan dengan acara lain, sedang sibuk dalam beberapa minggu ke depan, atau menolak untuk berpuasa selama 10-12 jam.

(59)

5. Validitas dan reliabilitas instrumen penelitian

Validitas adalah suatu indeks yang menunjukkan ketepatan pengukuran alat ukur sesuai dengan yang diukur, sedangkan reliabilitas menunjukkan sejauh mana suatu alat ukur dapat dipercaya atau diandalkan (Notoadmojo, 2010). Instrumen yang digunakan pada penelitian dan diuji validitas dan reliabilitas adalah pita pengukur Butterfly®.

Instrumen penelitian dikatakan valid jika menunjukkan pengukuran yang sebenarnya sesuai dengan yang diukur. Pengujian validitas instrumen Butterfly® dilakukan oleh Balai Metrologi Yogyakarta. Hasil pengujian validitas instrumen menunjukkan bahwa instrumen yang digunakan valid, ditunjukkan dengan ukuran skala pada instrumen penelitian yang sudah tepat sesuai dengan skala yang ditunjukkan. Lembar hasil pengujian instrumen penelitian terlampir pada Lampiran 10 dan 11.

Suatu instrumen dapat dikatakan reliable, serta memiliki presisi yang baik apabila nilai CV (coefficient of variation) ≤ 5% (Direktorat Bina Pelayanan

Penunjang Medik, 2011). Pengujian reliabilitas dilakukan pada dua pita pengukur dengan replikasi pengukuran sebanyak lima kali. Nilai CV dari pita pengukur pertama sebesar 0,551%, sedangkan untuk nilai CV dari pita pengukur kedua sebesar 0,595%. Kedua nilai CV tersebut, dapat dikatakan valid dan reliable, karena kedua pita pengukur memiliki nilai CV yang ≤ 5%.

6. Pengukuran parameter antropometri dan pengambilan sampel darah

(60)

sedangkan pengukuran antropometri dilakukan oleh peneliti, meliputi pengukuran lingkar pinggang dan lingkar panggul. Pengukuran LP dan lingkar panggul dilakukan menurut panduan dari WHO (2008). Pengukuran LP dilakukan pada titik tengah antara tulang rusuk dan illiac crest, sedangkan untuk lingkar panggul dilakukan pada bagian terbesar dari panggul mengitari bagian pantat. Pita pengukur yang dilingkarkan pada tubuh responden, tidak boleh terlalu ketat, menekan pada kulit, dan membuat responden tidak nyaman. Kemudian posisi pita pengukur paralel terhadap lantai, dan posisi responden berdiri tegak, tangan di samping, kaki rapat satu sama lain. Pengukuran dilakukan pada fase terakhir respirasi normal.

7. Analisis sampel darah responden

Sampel darah responden yang telah diambil, dibawa ke Laboratorium Patologi Klinik Rumah Sakit Bethesda untuk dianalisis kadar LDL, HDL, dan kolesterol total.

8. Pembagian hasil pemeriksaan

(61)

9. Pengolahan data

Data diolah pertama kali dengan menyusun data yang sejenis, kemudian menggolongkan data-data ke dalam kategori yang telah ditetapkan, dan terakhir melakukan analisis data.

K. Analisis Data

Data diolah secara statistik dengan taraf keperayaan 95%. Program statistik yang digunakan adalah SPSS versi 16. Uji normalitas data dilakukan dengan uji Kolmogorov-Smirov, jika data >50, dan uji Shapiro-Wilk, jika data ≤50 responden. Suatu data yang memiliki distribusi tidak normal jika nilai p<0,05. Kemudian, dilakukan uji komparatif menggunakan uji Mann-Whitney serta uji t tidak berpasangan, jika nilai p>0,05 maka kedua kelompok data yang dianalisis tidak berbeda bermakna. Terakhir adalah uji korelasi Pearson, serta uji koefisien determinasi. Suatu korelasi dianggap bermakna jika nilai p<0,05 (Dahlan, 2009).

Pertama kali yang dilakukan pada analisis data adalah mendeskripsikan data. Data yang dianalisis meliputi, usia, LP, RLPP, kadar LDL, HDL, kolesterol total, rasio kolesterol total/HDL, dan rasio LDL/HDL. Data tersebut dianalisis dengan cara menghitung rata-rata, simpangan deviasi, serta normalitas tiap-tiap kelompok data data. Uji normalitas menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov, dikarenakan seluruh data berjumlah lebih dari 50 data.

(62)

berdasarkan RLPP≥0,90 dan RLPP<0,90. Kemudian, tiap-tiap kelompok diuji

normalitasnya, jika kedua kelompok data terdistribusi normal, maka dilanjutkan dengan uji t tidak berpasangan. Namun, jika kedua kelompok data tidak terdistribusi normal, maka dilanjutkan dengan uji Mann-Whitney.

Analisis terakhir adalah uji korelasi antara LP dan RLPP terhadap kadar LDL, HDL, kolesterol total, rasio kolesterol total/HDL, dan LDL/HDL. Dikarenakan seluruh data yang akan diuji korelasi terdistribusi normal, maka uji korelasi yang digunakan adalah uji Pearson. Uji korelasi Pearson menggunakan uji hipotesis one-tail. Terakhir, uji koefisien determinasi dilakukan untuk menggambarkan seberapa besar perubahan variabel tergantung bisa dijelaskan oleh perubahan variabel bebas (Santosa dan Ashari, 2009)

Tabel VIII. Interpretasi Hasil Uji Hipotesis Berdasarkan Kekuatan Korelasi, Nilai p, dan Arah Korelasi

(Dahlan, 2009)

Parameter Nilai Interpretasi

Kekuatan korelasi (r) 0,00 – 0,199 Arah korelasi + (positif)

- (negatif)

Searah, semakin besar nilai satu variabel, semakin besar pula variabel lainnya

(63)

L. Kesulitan Penelitian

(64)

38 BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Karakteristik Responden

Penelitian ini melibatkan staf pria dewasa sehat di kampus Universitas Sanata Dharma dengan rentang usia antara 40-50 tahun. Rentang usia 40-50 tahun menurut Santrock (2004) merupakan kategori usia dewasa pertengahan. Jumlah responden pada penelitian ini sebanyak 66 orang pria. Analisis deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan dan mengetahui karakteristik data yang diperoleh. Profil karakteristik responden yang dianalisis meliputi, usia, LP, RLPP, kadar HDL, LDL, kolesterol total, rasio kadar LDL/HDL dan rasio kadar kolesterol total/HDL. Uji normalitas data yang diperoleh menggunakan Kolmogorov-Smirnov, dikarenakan jumlah data ≥50.

Tabel XI. Profil Karakteristik Responden Karakteristik Profil (n=66) p Usia (tahun) * Nilai signifikansi > 0,05 berarti terdistribusi normal (mean±SD)

1. Usia

Responden yang ikut terlibat pada penelitian ini, berada pada rentang usia 40-50 tahun. Data usia responden diuji normalitasnya dengan metode Kolmogorov-Smirnov pada taraf kepercayaan 95%. Rerata usia responden

(65)

Hasil uji normalitas menghasilkan signifikansi sebesar 0,200 yang berarti data usia responden terdistribusi normal.

Semakin bertambahnya usia, maka risiko dislipidemia semakin tinggi (Trapani, et al., 2010). Hal ini sesuai dengan hasil penelitian de Souza, Filho, de Souza, Reis, Neto, Bastos, et al. (2003) yang menemukan bahwa semakin bertambahnya usia, maka semakin tinggi pula kadar kolesterol dalam darah. Meningkatnya kolesterol dalam darah juga mampu meningkatkan risiko penyakit kardiovaskular dan atherosklerosis. Penelitian lain yang dilakukan oleh Humayun, et al. (2009) juga menemukan bahwa semakin bertambahnya usia, kemungkinan

terjadinya kejadian dislipidemia juga semakin tinggi. 2. Lingkar pinggang

Hasil analisis statistik deskriptif pada data LP menunjukkan bahwa rerata LP seluruh responden sebesar 86,13 cm dengan simpangan deviasi 9,93. Menurut WHO (2008), kriteria normal LP untuk pria sebesar <94,00 cm, sehingga dapat dikatakan bahwa responden penelitian memiliki LP diatas normal. Hal ini dapat terjadi dikarenakan simpangan deviasi yang tinggi dan menyebabkan rerata nilai LP melebihi 94 cm. Dari hasil uji normalitas menggunakan Kolmogorov-Smirnov dengan taraf kepercayaan 95% menghasilkan nilai signifikansi sebesar 0,200 yang dapat diartikan bahwa data LP terdistribusi normal.

(66)

Brenner, et al. (2010) pada 358 pria menunjukan bahwa pengukuran LP merupakan prediktor yang lebih kuat daripada BMI dalam memprediksi risiko gangguan kardiovaskular. Penelitian lain yang dilakukan Asia Pacific Cohort Studies Collaboration (2006), juga menemukan bahwa pengukuran antropometri

seperti pengukuran LP, berasosiasi kuat dengan risiko munculnya penyakit kardiovaskular seperti ischemic heart disease pada wilayah Asia Pasifik.

3. Rasio lingkar pinggang panggul

Rasio lingkar pinggang panggul merupakan hasil perbandingan antara LP dan lingkar panggul responden. Hasil analisis data RLPP menunjukkan data memiliki rata-rata sebesar 0,88 dengan simpangan deviasi 0,06. Menurut WHO (2008), kriteria nilai normal dari RLPP untuk pria sebesar <0,90. Hal ini menunjukkan bahwa rata-rata RLPP responden diatas normal, dikarenakan nilai simpangan deviasi yang menyebabkan rerata RLPP diatas 0,90. Hasil uji normalitas menggunakan Kolmogorov-Smirnov dengan taraf kepercayaan 95% menunjukkan nilai signifikansi sebesar 0,200 yang berarti bahwa data RLPP responden terdistribusi normal.

(67)

abdominal, antara lain jaringan lemak intraperitoneal, retroperitoneal, anterior subcutaneous, dan posterior subcutaneous.

4. Kadar HDL

Kadar HDL seluruh responden, memiliki rata-rata sebesar 43,07 mg/dL dengan standar deviasi 8,91. Menurut National Cholesterol Education Program (2001), nilai HDL yang baik untuk pria sebesar > 40 mg/dL. Hal ini menunjukkan bahwa rata-rata kadar HDL responden masih dibawah normal. Hal ini dapat terjadi dikarenakan nilai simpangan deviasi yang tinggi dan menyebabkan rerata kadar HDL dibawah 40 mg/dL. Hasil uji normalitas Kolmogorov-Smirnov pada taraf kepercayaan 95% menghasilkan nilai signifikansi sebesar 0,200 yang menandakan bahwa data kadar HDL terdistribusi normal.

Obesitas sentral mempu menurunkan kadar HDL melalui mekanisme kompleks yang melibatkan penghambatan gen apoA-1 dan ABCA1 pada hepatosit sebagai penhasil HDL (Wang and Peng, 2011). Beberapa penelitian seperti yang dilakukan oleh Gharakhanlou, et al. (2012), dan Lemos-Santos, et al. (2004), menemukan bahwa LP dan RLPP berkorelasi negatif dengan kadar HDL. Hal ini menunjukkan bahwa semakin besar LP dan RLPP, semakin sedikit kadar HDL seseorang.

5. Kadar LDL

Kadar LDL seluruh responden memiliki rata-rata sebesar 118,98 mg/dL dengan simpangan deviasi 30,10. Menurut National Cholesterol Education Program (2001), nilai optimal kadar LDL yang disarankan sebesar kurang dari

(68)

optimal. Hasil uji normalitas Kolmogorov-Smirnov pada taraf kepercayaan 95% menghasilkan nilai signifikansi sebesar 0,200 yang menandakan bahwa data kadar LDL terdistribusi normal.

Low density lipoprotein adalah salah satu lipoprotein yang kerapatannya

lebih kecil daripada HDL. Hal ini disebabkan karena penyusunnya yang lebih banyak lemak daripada protein. Kadar LDL yang terlalu banyak mampu meningkatkan risiko CVD melalui pembentukan atherosklerosis (Rolfes, Pinna, and Whitney, 2011). Beberapa penelitian seperti yang dilakukan oleh Brenner, et

al. (2010), Chehrei, et al. (2007), dan Ghorbanian, et al. (2012), menemukan bahwa LP dan RLPP memiliki korelasi positif dengan kadar LDL. Hal ini menunjukkan bahwa semakin tinggi nilai LP dan RLPP seseorang, maka semakin tinggi pula kadar LDL dalam tubuh.

6. Kadar kolesterol total

Kadar kolesterol total seluruh responden memiliki rata-rata sebesar 195,03 mg/dL dengan simpangan deviasi 35,25. Menurut National Cholesterol Education Program (2001), nilai optimal kadar kolesterol total yang disarankan di

(69)

Kadar kolesterol total yang terlampau tinggi di atas normal sering disebut sebagai hiperkolesterolemia atau hiperlipidemia. Hiperlipidemia sendiri mampu menimbulkan efek negatif pada sistem kardiovaskular. Salah satu efek negatif yang dapat muncul adalah atherosklerosis, yang merupakan salah satu penyebab paling dominan pada kejadian CVD (Stapleton et al., 2010). Penelitian kohort yang dilakukan oleh Nagasawa et al., (2012) menemukan, pada responden pria usia 40-69 tahun, terjadi fenomena semakin meningkatnya kadar serum kolesterol total, semakin meningkat pula angka kejadian jantung koroner dan angka kematian akibat penyakit tersebut.

7. Rasio kadar LDL/HDL

Rasio kadar LDL/HDL merupakan perbandingkan antara kadar LDL dengan kadar HDL. Rasio LDL/HDL seluruh responden memiliki rata-rata sebesar 2,84 dengan simpangan deviasi 0,82. Menurut Millan, et al. (2009), nilai rasio LDL/HDL yang normal di bawah 2,5. Hal ini menunjukkan bahwa rata-rata rasio LDL/HDL responden diatas normal. Uji normalitas Kolmogorov-Smirnov pada taraf kepercayaan 95% menghasilkan nilai signifikansi 0,200 yang menunjukkan bahwa data terdistribusi normal.

(70)

tinggi, atau kadar lipoprotein protektif yang terlalu rendah. Hal ini juga diperkuat oleh penelitian yang dilakukan oleh Momiyama, Ohmori, Kato, Taniguchi, Nagata, and Ohsuzu (2012) yang menemukan bahwa rasio kadar LDL/HDL berhubungan lebih erat dengan atherosklerosis pada bagian aorta thoraks, jika dibandingkan dengan kadar LDL atau HDL sendiri. Penelitian yang dilakukan oleh Chehrei, et al. (2007) dan Chiou, et al. (2005) menemukan bahwa rasio LDL/HDL berkorelasi positif terhadap pengukuran antropometri seperti pengukuran LP dan RLPP.

8. Rasio kadar Kolesterol Total/HDL

Rasio kadar kolesterol total/HDL adalah perbandingan antara kadar kolesterol total dengan kadar HDL. Rasio kolesterol total/HDL seluruh responden memiliki rata-rata sebesar 4,69 dengan simpangan deviasi 1,16. Menurut Millan, et al. (2009), nilai rasio kolesterol total/HDL yang normal di bawah 3,5. Hal ini

menunjukkan bahwa rata-rata rasio kolesterol total/HDL seluruh responden diatas normal. Uji normalitas Kolmogorov-Smirnov pada taraf kepercayaan 95% menghasilkan nilai signifikansi sebesar 0,200 yang berarti bahwa data rasio kolesterol total/HDL responden terdistribusi normal.

(71)

rasio lipid yang lebih kuat dalam memprediksi CVD jika dibandingkan dengan kadar HDL, LDL, dan trigliserid sendiri (Millian, et al., 2009). Beberapa penelitian seperti yang dilakukan oleh Lemos-Santos, et al. (2004), Chehrei, et al. (2007), dan Gharakhanlou, et al., (2011), menunjukkan adanya korelasi positif antara pengukuran antropometri seperti LP dan RLPP terhadap rasio kolesterol total/HDL.

B. Perbandingan Rerata Kadar LDL, HDL, Kolesterol Total, Rasio

Kolesterol Total/HDL, dan LDL/HDL Responden pada LP≥94 cm dan

LP<94 cm

Analisis komparatif bertujuan untuk mengetahui adanya perbedaan yang bermakna antara ukuran LP normal dan di atas normal pada kadar LDL, HDL, kolesterol total, rasio kolesterol total/HDL, dan LDL/HDL responden. Pada penelitian ini, ukuran LP diklasifikasikan berdasarkan WHO (2008). Ukuran LP dibagi menjadi dua kelompok, yaitu LP≥94 cm dan LP<94 cm. Jumlah responden yang memiliki LP≥94 cm sebanyak 14 responden, sedangkan jumlah responden

yang memiliki LP<94 cm sebanyak 52 responden. Awalnya, kadar LDL, HDL, kolesterol total, rasio kolesterol total/HDL, dan LDL/HDL yang telah terbagi menjadi dua kelompok LP, diuji normalitasnya. Kelompok LP≥94 cm diuji mengunakan uji Shapiro-Wilk, sedangkan kelompok LP<94cm menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov. Jika kedua kelompok terdistribusi normal, maka uji

(72)

signifikansi >0,05 menunjukkan bahwa data kedua kelompok tidak berbeda bermakna (Dahlan, 2009).

Tabel X. Perbandingan Rerata Profil Lipid pada LP≥94 cm dan LP<94 cm Profil Lipid LP≥94 cm nilai signifikansi yang dihasilkan. Nilai signifikansi yang dihasilkan seluruhnya di atas 0,05 yang berarti profil lipid kedua kelompok tidak berbeda bermakna. Hal ini menunjukkan bahwa, perbedaan ukuran LP tidak mampu menimbulkan perbedaan rerata profil lipid yang bermakna pada dua kelompok responden.

Hasil penelitian ini tidak menyerupai penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Felix-Redondo, Grau, Baena-Dies, Delgano, de Leon, Guembe, et al. (2013), Vishwanath, Prashant, Acharya, Suma, Kiran, and Karthik (2012), dan

(73)

menggunakan rentang usia 18-30 tahun. Perbedaan rentang usia mampu mengubah profil lipid responden. Kondisi pasien pada ketiga penelitian yang berbeda dengan penelitian sekarang juga dapat mempengaruhi profil lipid responden.

Hasil penelitian Kusuma (2011) dan Vishwanath, et al. (2012) juga tidak menemukan adanya perbedaan rasio kolesterol/HDL yang bermakna antara dua kelompok responden dengan lingkar pinggang yang berbeda. Penelitian Vishwanath, et al. (2012) juga tidak menemukan adanya perbedaan rasio LDL/HDL yang bermakna antara dua kelompok responden dengan lingkar pinggang yang berbeda. Namun, hasil penelitian Paulina (2011) tidak menyerupai hasil penelitian ini. Penelitian Paulina (2011) tidak menemukan adanya perbedaan rasio LDL/HDL yang bermakna antara dua kelompok responden dengan lingkar pinggang yang berbeda. Hal ini dapat terjadi dikarenakan rentang usia yang digunakan berbeda, yang mampu mempengaruhi profil lipid seseorang, serta penggunaan cut off lingkar pinggang yang berbeda pula.

C. Perbandingan Rerata Kadar LDL, HDL, Kolesterol Total, Rasio

Kolesterol Total/HDL, dan LDL/HDL Responden pada RLPP≥0,90

dan RLPP<0,90

(74)

menjadi dua kelompok, yaitu RLPP≥0,90 cm dan RLPP<0,90 cm. Jumlah

responden yang memiliki RLPP≥0,90 sebanyak 24 responden, sedangkan jumlah

responden yang memiliki RLPP<0,90 sebanyak 42 responden. Awalnya, kadar LDL, HDL, kolesterol total, rasio kolesterol total/HDL, dan LDL/HDL yang telah terbagi menjadi dua kelompok RLPP diuji normalitasnya menggunakan uji Shapiro Wilk. Jika kedua kelompok terdistribusi normal, maka uji komparatif

menggunakan uji t tidak berpasangan, sedangkan jika tidak terdistribusi normal, maka uji komparatif menggunakan uji Mann-Whitney. Nilai signifikansi >0,05 menunjukkan bahwa data kedua kelompok tidak berbeda bermakna (Dahlan, 2009).

Tabel XI. Perbandingan Profil Lipid pada RLPP≥0,90 dan RLPP<0,90 Profil Lipid RLPP≥0,90

* p<0,05 menunjukkan adanya perbedaan yang bermakna

Gambar

Tabel I. Ukuran Lingkar Pinggang Ideal World Health Organization
Gambar 1. Posisi Pita Pengukur dalam Pengukuran Lingkar Pinggang and
Tabel II. Nilai Rasio Lingkar Pinggang Panggul Ideal World Health Organization
Gambar 3. Letak Lemak Viseral dan Lemak Subkutan pada Bagian Abdominal
+7

Referensi

Dokumen terkait

Penempatan sensor tersebut dipasang dibagian belakang pintu atau jendela ruangan, yang bertujuan untuk menghindari seringnya kita membuka pintu atau jendela yang dapat

dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kandungan protein yang diperlukan untuk pertumbuhan ayam Kampung dari 2-12 minggu adalah 16% dengan kandungan energi termetabolis sebesar

mudah diperoleh, setidak-tidaknya mudah dibuat oleh guru pada waktu mengajar. Media grafis umumnya dapat dibuat guru tanpa biaya yang mahal, disamping sederhana

Prosesnya dimulai dari bagian stok barang memasukkan atau mengubah data jenis bahan baku, kemudian aplikasi bertugas menyimpan data kedalam data master jenis dan

Dari analisa permasalahan di temukan bahwa penggunaan kartu dalam pembuatan data pasien dan rekam medik, serta tidak terintegrasinya sistem administrasi yang ada

43 Total regulatory adjustments to Additional Tier 1 capital Jumlah faktor pengurang (regulatory adjustment) terhadap AT1. 44 Additional Tier 1 capital (AT1) Jumlah AT 1 setelah

Hasil yang didapatkan dari penelitian ini yaitu implementasi kebijakan UMKM di Kabupaten Sragen ternyata belum efektif, dilihat dari 13 variabel kebijakan yang

Fenomena ini berindikasi posisi spesifik asam stearat tidak sama dengan asam oleat dan atau asam linoleat dalam lemak susu yang dihasilkan oleh sapi dengan pemberian ransum