HASIL PENELITIAN
4.4. Kadar Mineral Mikro pada Tepung campuran Pisang Awak dan Tepung Beras
Mineral mikro yang akan di analisis pada tepung campuran pisang awak dan tepung beras yaitu zat besi, seng, iodium dan selenium. Berdasarkan hasil uji laboratorium, kadar zat besi, seng, iodium dan selenium yang terkandung dalam tepung campuran pisang awak dan tepung beras dapat dilihat pada tabel 4.4.
Tabel 4.4. Kadar Zat besi, Seng, Iodium dan Selenium pada Tepung campuran Pisang Awak dan Tepung Beras (dalam 100 gram bahan)
NO Zat Gizi Standar MP-ASI
Tepung campuran Pisang Awak dan
Tepung Beras Keterangan Sumbangan Mineral terhadap AKG bayi 1 Besi (mg) 5 – 8 3,43 Belum memenuhi standar MP-ASI 24,3%/hari 2 Seng (mg) 2.5 – 4.0 8,08 Memenuhi standar MP-ASI 53,8%/hari 3 Iodium (ug) 45 – 70 42,74 Belum memenuhi standar MP-ASI 23,74%/hari 4 Selenium (ug) 10 – 15 0,30 Belum memenuhi standar MP-ASI 10%/hari
Berdasarkan tabel 4.4 diatas, kadar mineral mikro tertinggi yang dimiliki tepung campuran pisang awak dan tepung beras adalah seng, dimana kadar seng yang dihasilkan tepung campuran pisang awak dan tepung beras sebesar 8,08 mg. Sedangkan kandungan mineral terendah yang dimiliki tepung campuran pisang awak dan tepung beras adalah selenium, dimana selenium yang dihasilkan tepung campuran pisang awak dan tepung beras hanya sebesar 0,30 ug.
BAB V PEMBAHASAN
5.1 Kadar Mineral Makro pada Tepung campuran Pisang Awak dan Tepung Beras
5.1.1 Kadar Kalsium pada Tepung campuran Pisang Awak dan Tepung Beras
Mineral makro merupakan mineral yang dibutuhkan tubuh dalam jumlah yang besar yaitu lebih dari 100 mg sehari, dan salah satu mineral makro yaitu kalsium. Kalsium memiliki peranan penting pada bayi yaitu pembentukan tulang. Pada tahap pertumbuhan, janin dibentuk matriks sebagai cikal bakal tulang tubuh, bentuknya sama dengan tulang tetapi masih lunak dan lentur sampai lahir. Matriks yang merupakan sepertiga bagian dari tulang terdiri atas serabut yang terbuat dari protein kolagen yang diselubungi oleh bahan gelatin (Almatsier, 2009).
Selain itu, kalsium berperan dalam mengatur pembekuan darah, katalisator reaksi-reaksi biologik dan pembentukan gigi. Gigi permanen mengalami kalsifikasi ketika anak berumur 3 bulan dan 3 tahun, jika kekurangan kalsium selama masa pembentukan gigi dapat menyebabkan kerentanan terhadap kerusakan gigi. Pada waktu otot berkontraksi, kalsium berperan dalam interaksi protein di dalam otot yaitu aktin dan miosin. Jika darah kalsium kurang dari normal, maka otot tidak bisa mengendur sesudah kontraksi, tubuh akan kaku dan dapat menimbulkan kejang
Pada tepung campuran pisang awak dan tepung beras mengandung kalsium yaitu sebesar 14,70 mg dan dapat memberikan sumbangan kalium terhadap AKG anak usia 7-12 bulan hanya sebesar 1,83%/hari. Oleh sebab itu, jika bayi mengkonsumsi formula pisang awak sebagai MP-ASI, maka sebaiknya harus ditambahkan dengan bahan makanan lain yang lebih tinggi kadar
42
kalsiumnya seperti susu dan kacang kedelai. Sehingga bayi tidak akan kekurangan kalsium yang dapat menyebabkan gangguan pertumbuhan, tulang kurang kuat, mudah bengkok dan rapuh.
Sebaliknya jika bayi mengalami kelebihan kalsium, dapat menimbulkan batu ginjal atau gangguan ginjal. Di samping itu, dapat menyebabkan susah buang air besar. Kelebihan kalsium terjadi bila mengkonsumsi suplemen kalsium berupa tablet dan konsumsi kalsium tidak melebihi 2500 mg sehari.
Sumber kalsium utama adalah susu, ikan kering, kacang-kacangan dan sayuran hijau. Tetapi susu nonfant merupakan sumber uatam kalsium, katena ketersediaan biologiknya yang tinggi. Kebutuhan kalsium akan terpenuhi jika mengkonsumsi makanan yang seimbang tiap hari.
Jika bayi mengkonsumsi tepung campuran pisang awak dan tepung beras sebagai MP-ASI setiap hari yaitu sebesar 50 gram, dengan asumsi sekali konsumsi sebesar 25 mg, maka sumbangan kalsium terhadap AKG hanya sebesar 1,83%/hari. Sedangkan jika bayi mengkonsumsi pisang awak masak setiap hari sebanyak 2 buah pisang atau 50 gram, dengan asumsi sekali konsumsi sebanyak 25 gram, maka sumbangan kalsium dari pisang awak terhadap AKG sebesar 0,45%/hari.
5.1.2 Kadar Kalium pada Tepung campuran Pisang Awak dan Tepung Beras
Kalium merupakan ion yang bermuatan positif, akan tetapi berbeda dengan natrium, kalium terutama terdapat didalam sel. Perbandingan natrium dan kalium didalam cairan intraseluler adalah 1:10, sedangkan didalam cairan intraseluler adalah 28:1 dan sebanyak 95% kalium tubuh berada di dalam cairan intraseluler.
Kalium di absorpsi melalui usus halus. Sebanyak 80-90% kalium yang dimakan diekskresi melalui urin, selebuhnya dikeluarkan melalui feses dan sedikit melalui keringat dan cairan lambung. Kalium berperan dalam keseimbangan cairan dan elektrolit serta keseimbangan asam basa. Di dalam sel kalium berfungsi sebagai katalisator dalam banyak reaksi biologik terutama dalam metabolisme energi, protein dan pertumbuhan sel.
Pada tepung campuran pisang awak dan tepung beras mengandung kalium yang tinggi yaitu 396,40 mg dan dapat memberikan sumbangan kalium terhadap AKG anak usia 7-12 bulan sebesar 56,62%/hari. Oleh sebab itu, jika bayi mengkonsumsi formula pisang awak sebagai MP-ASI, maka bayi tidak akan kekurangan kalium yang dapat menyebabkan kehilangan nafsu makan dan menurunkan kemampuannya untuk memompa darah.
Sebaliknya jika bayi kelebihan kalium akut dapat terjadi bila konsumsi melalui saluran cerna. Hiperkalemia akut dapat terjadi bila ada gangguan fungsi ginjal. Kalium terdapat dalam semua makanan yang berasal dari tumbuh-tumbuhan dan hewan, dan sumber utama adalah makanan mentah dan segar, terutama buah, sayuran dan kacang-kacangan. Kebutuhan minimum kalium sebesar 2000 mg sehari.
Kalium pada tepung campuran pisang awak dan tepung beras di analisis dengan menggunakan metode ICP (Inductively Couple Plasma). Berdasarkan Kepmenkes No.224/Menkes/SK/II/2007 tentang persyaratan MP-ASI tidak tercantum ketentuan anjuran kalium, begitu juga anjuran kalium pada AKG menurut Widyakarya Nasional Pangan dan Gizi (2004), tidak tertera kadar kalium yang dianjurkan dalam sehari.
44
Namun, dalam buku (Potassium Over View) disebutkan anjuran kalium anak usia 7-12 bulan sebesar 700 mg/hari, sementara dari ASI telah memberikan sumbangan kalium sebesar 350 mg, maka kandungan kalium tambahan yang harus ada dalam MP-ASI sebesar 350 mg/hari. Kadar kalium pada tepung campuran pisang awak dan tepung beras sebesar 396,40 mg, sedangkan kadar kalium pada pisang awak sebesar 74,83 mg.
Jika bayi usia 7-12 bulan mengkonsumsi tepung campuran pisang awak dan tepung beras sebagai MP-ASI setiap hari yaitu sebesar 50 gram, dengan asumsi sekali konsumsi sebesar 25 mg, maka sumbangan kalium terhadap AKG sebesar 28,31%/hari. Sedangkan jika bayi usia 7-12 bulan mengkonsumsi pisang awak masak setiap hari sebanyak 2 buah pisang atau 50 gram, dengan asumsi sekali konsumsi sebanyak 25 gram, maka sumbangan kalium dari pisang awak sebesar 16,62 %/hari.
5.1.3 Kadar Natrium pada Tepung campuran Pisang Awak dan Tepung Beras
Natrium adalah kation utama dalam cairan ekstraseluler, dimana 35-40% natrium ada di dalam kerangka tubuh. Cairan saluran cerna sama seperti cairan empedu dan pankreas dan mengandung banyak natrium. Hampir seluruh natrium yang dikonsumsi di absorpsi, terutama didalam usus halus. Natrium dikeluarkan melalui urin dan di atur oleh hormon aldosteron yang dikeluarkan kelenjar adrenal bila kadar natrium darah menurun (Almatsier, 2009).
Sebagai kation utama dalam cairan ekstraseluler berperan dalam menjaga keseimbangan cairan dalam tubuh, secara normal tubuh dapat menjaga keseimbangan antara natrium di luar sel dan kalium di dalam sel. Jika jumlah
natrium di dalam sel meningkat secara berlebihan, maka air akan masuk ke dalam sel yang mengakibatkan pembengkakan dalam jaringan tubuh.
Selain itu, pada bayi natrium berperan dalam transmisi saraf, kontraksi otot, dan sebagai alat pengangkut zat-zat gizi lain melalui membran, terutama melalui dinding usus sebagai pompa natriun. Kebutuhan natrium didasarkan pada kebutuhan untuk pertumbuhan dan taksiran kebutuhan natrium sehari untuk orang dewasa yaitu sebesar 500 mg. Sedangkan, dalam buku (Infant Nutrition and Feeding) menjelaskan kebutuhan natrium anak usia 7-12 bulan sebesar 100-200 mg/hari.
Sumber natrium adalah garam dapur, kecap dan makanan yang diawetkan dengan garam dapur. Kekurangan natrium dapat menyebabkan kejang, apatis dan kehilangan nafsu makan. Jika kadar natrium darah turun perlu diberikan natrium dan air untuk mengembalikan keseimbangan. Sebaliknya jika kelebihan natrium dapat menimbulkan keracunan akut yang menyebabkan edema dan hipertensi, hal ini dapat diatasi dengan banyak minum.
Dalam makanan bayi tidak boleh menambahkan gula dan garam karena mengingat ginjal bayi perlu kuat untuk mencerna asupan garam dan gula yang berlebih. Namun dalam makanan untuk anak usia 1-4 tahun ditambahkan garam dengan tujuan untuk meningkatkan selera makan. Jumlah natrium yang dikonsumsi bayi pada makanan sesuai dengan metode memasak yang digunakan, kebiasaan makan dan pola makan keluarga bayi.
Kadar natrium di analisis dengan menggunakan metode ICP 9Inductively Couple Plasma), dimana kadar natrium yang dihasilkan pada tepung campuran pisang awak dan tepung beras sebesar 8,58 mg. Sedangkan, sumbangan natrium
46
terhadap AKG anak umur 7-12 bulan belum diketahui karena pada AKG berdasarkan Widyakarya Nasional Pangan dan Gizi (2004) tidak tercantum anjuran kalium bayi.
Namun, untuk melihat berapa besar sumbangan natrium dari tepung campuran pisang awak dan tepung beras terhadap AKG anak usia 7-12 bulan, maka saya berpedoman pada buku (Infant Nutrition and Feeding). Dalam buku ini menjelaskan bahwa AKG natrium anak usia 7-12 bulan sebesar 100-200 mg/hari, sementara dari ASI telah memberikan sumbangan natrium sebesar 100 mg, maka kandungan natrium tambahan yang harus ada dalam MP-ASI sebesar 100 mg/hari. Jadi, jika bayi usia 7-12 bulan mengkonsumsi tepung campuran pisang awak dan tepung beras sebagai MP-ASI setiap hari yaitu sebesar 50 gram, dengan asumsi sekali konsumsi sebesar 25 gram, maka sumbangan natrium dari tepung campuran pisang awak dan tepung beras terhadap AKG sebesar 3,43%/hari. Sedangkan jika bayi usia 7-12 bulan mengkonsumsi pisang awak masak setiap hari sebanyak 2 buah pisang atau 50 gram, dengan asumsi sekali konsumsi sebanyak 25 gram, maka sumbangan natrium dari pisang awak terhadap AKG sebesar 0,18 %/hari.
5.1.4 Kadar Fosfor pada Tepung campuran Pisang Awak dan Tepung Beras
Fosfor merupakan mineral kedua terbanyak di dalam tubuh yaitu 1% dari berat badan. Kurang lebih 85% fosfor di dalam tubuh terdapat sebagai garam kalsium fosfat. Fosfor di dalam tulang berada dalam perbandingan 1:2 dengan kalsium dan selebihnya terdapat di dalam sel tubuh, separuhnya di dalam otot dan di dalam cairan ekstraseluler.
Fosfor dapat diabsorpsi secara efisien sebagai fosfor bebas di dalam usus setelah dihidrolisis dan dilepas dari makanan bayi. Bayi dapat menyerap 85-90% fosfor berasal dari ASI, sebanyak 65-70% fosfor berasal dari susu sapi dan 50-70% fosfor berasal dari susunan makanan normal dapat diabsorpsi oleh anak-anak dan orang dewasa (Almatsier, 2009).
Peranan fosfor sangat besar dalam perkembangan dan pertumbuhan bayi seperti kalsifikasi tulang dan gigi yang di awali dengan pengendapan fosfor pada matriks tulang, mengatur pengalihan energi melalui proses fosforilasi fosfor mengaktifkan berbagai enzim dan vitamin B dalam pengalihan energi pada metabolisme karbohidrat, lemak dan protein.
Selain itu, fosfor merupakan bagian dari ikatan tubuh esensial, absorpsi dan transportasi zat gizi dan pengaturan keseimbangan asam basa. Fosfat memegang peranan penting sebagai buffer untuk mencegah perubahan tingkat keasaman cairan tubuh dan ini terjadi karena kemampuan fosfor mengikat tambahan ion hidrogen. Fosfor terdapat dalam semua makanan terutama makanan kaya protein seperti daging, ayam, ikan, telur dan susu.
Angka kecukupan fosfor sehari yang dianjurkan berdasarkan Widyakarya Nasional Pangan dan Gizi (2004) untuk anak usia 7-12 bulan yaitu sebesar 225 mg. Kekurangan fosfor jarang terjadi karena banyak terdapat dalam makanan, tetapi kekurangan fosfor bisa terjadi jika menggunakan obat antasid untuk menetralkan asam lambung seperti aluminium hidroksida untuk jangka panjang. Sebaliknya jika kelebihan fosfor dapat menimbulkan kejang (Almatsier. 2009).
48
Fosfor dalam tepung campuran pisang awak dan tepung beras di analisis dengan menggunakan metode spektrofotometri dan diperoleh kadar fosfor yaitu sebesar 100,7 mg, sedangkan kebutuhan fosfor untuk anak usia 7-12 bulan berdasarkan AKG menurut Widyakarya Nasional Pangan dan Gizi (2004) yaitu sebesar 225 mg, sementara dari ASI telah memberikan sumbangan fosfor sebesar 125 mg, maka kandungan fosfor tambahan yang harus ada dalam MP-ASI sebesar 100 mg/hari.
Jika bayi mengkonsumsi tepung campuran pisang awak dan tepung beras sebagai MP-ASI setiap hari yaitu sebesar 50 gram, dengan asumsi sekali konsumsi sebesar 25 mg, maka sumbangan fosfor terhadap AKG sebesar 22,37%/hari. Sedangkan jika bayi mengkonsumsi pisang awak masak setiap hari sebanyak 2 buah pisang atau 50 gram, dengan asumsi sekali konsumsi sebanyak 25 gram, maka sumbangan fosfor dari pisang awak terhadap AKG sebesar 13,33%/hari.
5.2 Kadar Mineral Mikro pada Tepung campuran Pisang Awak dan Tepung Beras
5.2.1 Kadar Zat Besi pada Tepung campuran Pisang Awak dan Tepung Beras
Mineral mikro terdapat dalam jumlah sangat kecil di dalam tubuh namun mempunyai peranan esensial untuk kehidupan, kesehatan dan reproduksi. Salah satu mineral mikro yaitu zat besi. Menurut kelompok ahli FAO tahun 1970, kebutuhan zat besi untuk balita dan anak-anak yakni sebesar 10 mg/hari. Kebutuhan tubuh akan zat besi diantaranya ialah untuk pembentukan hemoglobin yang merupakan bagian dari sel darah merah yang membawa oksigen keseluruh tubuh. Selain itu, untuk pembentukan mioglobin yang merupakan bagian dari
sel-sel otot yang menyimpan oksigen dan enzim dalam tubuh (Jalal dan Atmojo, 1996).
Selain itu besi berperan dalam sistem kekebalan tubuh dan peningkatan prestasi belajar pada anak balita diberikan suplemen besi. Angka kecukupan besi sehari yang dianjurkan berdasarkan Widyakarya Nasional Pangan dan Gizi (2004) untuk anak usia 7-12 bulan yaitu sebesar 7 mg dan sumber terbaik besi yaitu pada makanan hewani seperti daging, ayam dan ikan.
Defesiensi besi rentan menyerang anak-anak, remaja, ibu hamil dan menyusuui. menurut kelompok ahli Unicef (1997) anemia kekurangan zat besi pada bayi dapat mengganggu fungsi kognitif dan perkembangan serta dapat berdampak pada kehilangan 5-10 IQ poin. Sebaliknya jika kelebihan zat besi jarang terjadi karena makanan, tetapi dapat disebabkan oleh suplemen besi, dan gejalanya seperti sakit kepala, pingsan, muntah, diare dan denyut jantung meningkat.
Kadar zat besi pada tepung campuran pisang awak dan tepung beras di analisis dengan menggunakan metode AAS (Atomic Absorption Spectrophotometry), diperoleh kadar zat besi sebesar 3,43 mg, sedangkan kebutuhan besi untuk anak usia 7-12 bulan berdasarkan AKG menurut Widyakrya Nasional Pangan dan Gizi (2004) yaitu sebesar 7 mg, sementara dari ASI telah memberikan sumbangan besi sebesar 4 mg, maka zat besi tambahan yang harus ada dalam MP-ASI sebesar 3 mg/hari.
Jika bayi usia 7-12 bulan mengkonsumsi tepung campuran pisang awak dan tepung beras sebagai MP-ASI setiap hari yaitu sebesar 50 gram, dengan asumsi sekali konsumsi sebesar 25 mg, maka sumbangan zat besi terhadap AKG
50
sebesar 24,3%/hari. Sedangkan jika bayi usia 7-12 bulan mengkonsumsi pisang awak masak setiap hari sebanyak 2 buah pisang atau 50 gram, dengan asumsi sekali konsumsi sebanyak 25 gram, maka sumbangan zat besi dari pisang awak terhadap AKG sebesar 7,8%/hari.
Berdasarkan pernyataan diatas dapat dilihat bahwa, kadar zat besi pada tepung campuran pisang awak dan tepung beras tidak mencukupi untuk bayi. Dan jika dijadikan sebagai MP-ASI, maka sebaiknya ditambahkan dengan makanan lain yang lebih tinggi kadar zat besi seperti ikan teri dan labu kuning. Sehingga dengan mengkonsumsi formula pisang awak, bayi tidak akan kekurangan besi yang dapat mengganggu perkembangan serta menurunkan kekebalan tubuh.
5.2.2 Kadar Seng pada Tepung campuran Pisang Awak dan Tepung Beras Seng merupakan komponen dari banyak enzim dalam tubuh yang ada hubungannya dengan proses metabolisme karbohidrat dan energi. Dalam tubuh mengandung 2-2,5 gram seng yang terbesar di hampir semua sel dan sebagian besar seng berada di dalam hati, pancreas, ginjal, otot dan tulang. Seng dikeluarkan tubuh melalui feses, urin dan jaringan tubuh yang dibuang seperti jaringan kulit.
seng memegang peranan esensial dalam banyak fungsi tubuh, misalnya berperan dalam pemeliharaan keseimbanagn asam basa, pencernaan protein, pembentukaan kulit, metabolisme jaringan ikat dan penyembuhan luka. Selain itu, seng juga berperan dalam fungsi kekebaln tubuh, metabolisme tulang, pembentukan struktur serta proses penggumpalan darah. Kerana seng berperan dalam reaksi-reaksi yang luas, maka jika anak kekurangan seng akan berpengaruh banyak terhadap jaringan tubu terutama pada saat pertumbuhan.
Kadar seng pada tepung campuran pisang awak dan tepung beras di analisis dengan menggunakn metode AAS (Atomic Absorption Spectrophotometry) diperoleh kadar seng sebesar 8,08 mg, sedangkan kebutuhan seng untuk anak usia 7-12 bulan berdasarkan AKG menurut Widyakarya Nasional Pangan dan Gizi (2004) yaitu sebear 7,5 mg. Dari ASI telah memberikan sumbangan seng sebesar 4 mg, maka kadar seng tambahan yang harus ada dalam MP-ASIsebesar 3,5 mg/hari.
Jika bayi usia 7-12 bulan mengkonsumsi tepung campuran pisang awak dan tepung beras sebagai MP-ASI setiap hari yaitu sebesar 50 gram, dengan asumsi sekali konsumsi sebesar 25 mg, maka sumbangan seng terhadap AKG sebesar 53,8%/hari. Sedangkan jika bayi usia 7-12 bulan mengkonsumsi pisang awak masak setiap hari sebanyak 2 buah pisang atau 50 gram, dengan asumsi sekali konsumsi sebanyak 25 gram, maka sumbangan seng dari pisang awak terhadap AKG sebesar 17,7%/hari.
Kadar seng pada tepung campuran pisang awak dan tepung beras sudah mencukupi sesuai dengan kebutuhan bayi, maka jika bayi mengkonsumsi formula pisang awak sebagai MP-ASI, bayi tidak akan kekurangan seng yang dapat menyebabkan gangguan pertumbuhan, kesulitan berbahasa, mengganggu pusat sistem saraf dan fungsi otak. Sebaliknya jika kelebihan seng sampai sepulyh kali AKG dapat mempengaruhi metabolisme kolesterol dan mempercepat timbulnya aterosklerosis.
52
5.2.3 Kadar Iodium pada Tepung campuran Pisang Awak dan Tepung Beras
Iodium ada di dalam tubuh dalam jumlah relatif sedikit yaitu sekitar 15-23 mg. Sekitar 75% dari iodium berada dalam kelenjar tiroid yang digunakan untuk mensintesis hormon tiroksin, dimana tiroksin adalah hormon yang mengatur aktivitas berbagai organ, mengontrol pertumbuhan dan membantu proses metabolisme. Iodium diabsorpsi dalam bentuk iodida dan diekskresi melalui ginjal.
Berdasarkan Widyakarya Nasional Pangan dan Gizi (2004), angka kecukupan iodium untuk anak usia 7-12 bulan yaitu sebesar 90 ug/hari dan sumber utama iodium berasal dari makanan laut berupak ikan, udang dan kerang. Dengan demikian, pada ibu hamil jangan sampai menderita kekurangan iodium karena dapat mengganggu pertumbuhan dan perkembangan janin. Seorang anak yang menderita kretinisme memiliki bentuk tubuh abnormal dan IQ sekitar 20 yang meneybabkan kemampuan belajar rendah (Almatsier, 2009).
Kadar iodium pada tepung campuran pisang awak dan tepung beras di analisis dengan menggunakan metode HPLC, dimana kadar iodium yang diperoleh sebesar 42,74 ug, sedangkan kebutuhan iodium untuk anak usia 7-12 bulan berdasarkan AKG menurut Widyakarya Nasioanal Pangan dan Gizi (2004) yaitu sebear 90 ug. Dimana ASI telah memberikan sumbangan iodium sebesar 45 ug dan kandungan iodium tambahan yang harus ada dalam MP-ASI sebesar 45 ug/hari.
Jika bayi usia 7-12 bulan mengkonsumsi tepung campuran pisang awak dan tepung beras sebagai MP-ASI setiap hari yaitu sebesar 50 gram, dengan
asumsi sekali konsumsi sebesar 25 mg, maka sumbangan iodium terhadap AKG sebesar 23,74%/hari.
5.2.4 Kadar Selenium pada Tepung campuran Pisang Awak dan Tepung Beras
Selenium bekerja sama dengan vitamin E dalam peranannya sebagai antioksida, selenium berperan serta dalam sistem enzim yang mencegah terjadinya radikal bebas dengan menurunkan konsentrasi peroksida dalam sel, sedangkan vitamin E menghalangi bekerjanya radikal bebas setelah terbentuk. Dengan demikian, jika mengkonsumsi selenium dalam jumlah cukup akan menghemat penggunaan vitamin E.
Pada bayi dan balita membutuhkan lebih banyak selenium pada masa pertumbuhan, karena selenium berfungsi untuk mempertahankan kesehatan dan mencegah penyakit, sebagai bagian dari enzim antioksidan dan juga berperan dalam sistem pertahanan tubuh. Oleh karena itu, bayi harus memenuhi kebutuhan selenium agar tidak mudah terserang penyakit dan sistem imunoglobin dalam tubuh bayi tidak lemah.
Sumber utama selenium terdapat pada makanan laut, hati, daging dan unggas. Dimana angka kecukupan selenium sehari yang dianjurkan berdasarkan Widyakarya Nasional Pangan dan Gizi (2004) yaitu sebesar 10 ug. Kekurangan selenium pada anak dapat menyebabkan rasa kaku, pembengkakan dan rasa sakit pada sendi jari-jari yang diikuti oleh osteoarthritis secara umum, terutama dirasakan pada siku, lutut dan pergelangan kaki.
Kadar selenium pada tepung campuran pisang awak dan tepung beras di analisis dengan menggunakan metode ICP (Inductively Couple Plasma), dimana kadar selenium yang diperoleh sebesar 0,30 ug, sedangka kebutuhan selenium
54
untuk anak usia 7-12 bulan berdasarkan AKG menurut Widyakarya Nasional Pangan dan Gizi (2004) yaitu sebesar 10 ug. Dari ASI telah memberikan sumbangan selenium sebesar 5 ug dan kandungan selenium tambahan yang harus ada dalam MP-ASI sebesar 5 ug/hari.
Jika bayi mengkonsumsi tepung campuran pisang awak dan tepung beras sebagai MP-ASI setiap hari yaitu sebesar 50 gram, dengan asumsi sekali konsumsi sebesar 25 mg, maka sumbangan selenium terhadap AKG hanya