• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN KEPUTAKAAN

B. Kajian Teori

1. Tafsir Maudhu‟î

Secara etimologi tafsir merupakan keterangan dan penjelasan yang berlanjut, mengenai isi yang terkandung didalam kitab suci Al-Qur‟ân. Sedangkan menurut istilah tafsir merupakan ilmu untuk dapat memahami kitab Allah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW. untuk menjelaskan makna yang terkandung dalam Al-Qur‟an berdasarkan kemampuan manusia. Metode penafsiran Al-Qur‟an dibagi menjadi empat macam,23 salah satunya adalah tafsir maudhu‟î.

Tafsir maudhu‟î merupakan penafsiran dengan metode penyusunan ayat Al-Qur‟an menjadi satu tema. Secara istilah tafsir maudhu‟i adalah sebuah himpunan ayat-ayat Al-Qur‟an yang memiliki pembahasan yang sama dan menyusunnya menjadi satu dalam satu tema berdasarkan kronologi serta sebab turunnya ayat tersebut. Menurut semantik, tafsir maudhu‟î berarti menafsirkan Al-Qur‟an menurut tema atau topik tertentu.24

2. Parenting

A. Pengertian Parenting

Menurut kementrian Pendidikan dan kebudayaan, parenting merupakan sebuah interaksi yang terjadi antara orangtua dan anak yang memiliki tujuan untuk mendukung perkembangan fisik,

23Hujair A. H. Sanaky, “Metode Tafsir: Perkembangan Metode Tafsir Mengikuti Warna atau Corak Mufassirin”, Jurnal Al-Mwarid, Vol. 18, (2018), 263. (Penjelasan: Macam-macam metode Tafsir Al-Qur‟an: Tafsir Tahlili, Tafsir Ijmali, Tafsir Muqaran, dan Tafsir Maudhu‟i.)

24Usman, Ilmu Tafsir, (Yogyakarta: Teras, 2009), 311.

emosi, sosial, intelektual, dan pribadi. Sedangkan parenting menurut Hurlock adalah mendidik anak agar mereka dapat menyesuaikan diri mereka, khususnya terhadap lingkungan sosialnya, sehingga kelak si anak dapat diterima di masyarakat.25Pengasuhan orangtua terhadap anaknya berfungsi untuk memberikan kelekatan dan ikatan lahir batin antara orangtua dan anak.

Menurut John M. Echols secara bahasa parenting berasal dari bahasa Inggris, yakni berasal dari kata parent yang berarti orangtua.26 Parenting juga berarti memberikan dukungan secara fisik, emosional, dan juga perkembangan kecerdasan anak, sejak dia bayi sampai dewasa. Pemberian parenting pada anak merujuk pada bagaimana cara mendidik dan membesarkan anak dan tidak harus memiliki hubungan secara biologis.

Parenting merupakan pola interaksi antara orangtua dan anak, bisa juga dikatakan perilaku orangtua saat berinteraksi dengan anak, termasuk cara penerapan aturan, mengajarkan nilai-nilai norma, memberikan perhatian dan kasih sayang dan

25Muhammad Fikri At-Tamimy, “Konsep Parenting Dalam Perspektif Surah Luqman dan Implementasinya (Studi Kasus Pada Pengasuh Pondok Pesantren Ath-Harul Arifin Banjarmasin), (Malang, Universias Maulana Malik Ibrahim, 2016), 1.

26Penti Supenti dan IisRodiah, “Peran ProgramParentingDalamMeningkatkkanKemandirianAnak

(PenelitianKelompokBermainAt-TaqwaCidewaDesaDewasariKecamatanCijeungjingKabupatenCiamis, JurnalGaruda:

TarbiyahAlAulad: JurnalPendidikanIslamAnakUsia Dini2, no. 2 (Juli 2017), 58.

menunjukkan sikap dan perilaku baik sehingga orangtua dapat menjadi panutan bagi anaknya.27

Parenting adalah serangkaian interaksi oleh orangtua kepada anak yang dilakukan secara berlanjut, dimana proses tersebut dapat memberikan perubahan pada kedua belah pihak (orangtua dan anak).28 Parenting pada dasarnya adalah sebuah parental control, yaitu sebuah peorses bagaimana cara orangtua memberikan kontrol kepada anak, dapat membimbing anak, dan mendampinginya dalam melaksanakan tuga-tugas, serta perkembangannya untuk menuju proses dewasa.29

Menurut Theresa Indira Shanti, mengatakan bahwa parenting merupakan pola interaksi antara orangtua dengan anak-anaknya, yaitu tentang bagaimana sikap dan perilaku orangtua ketika berinteraksi dengan anak. Termasuk cara dalam menerapkan sebuah aturan, mengajarkan norma, serta memberikan kasih sayang.30

Khon mendeskripsikan parenting dengan cara orangtua untuk berinteraksi dengan anak-anaknya, yang meliputi pemberian

27Adelia Fitri, “Pengaruh Parenting Islami Terhdap Karakter Disiplin Anak Usia Dini Yang Bersekolah di PAUD Pembina Desa Kembang Seri Kabupaten Kepahiang”, (Bengkulu, Institut Agama Islam Negeri Bengkulu, 2020), 11.

28Fitri, 12.

29Muhammad Fikri At-Tamimy, “Konsep Parenting Dalam Perspektif Surah Luqman dan Implementasinya (Studi Kasus Pada Pengasuh Pondok Pesantren Ath-Harul Arifin Banjarmasin), (Malang, Universias Maulana Malik Ibrahim, 2016), 21.

30Mualifah, Psycho Islamic SmartParenting, (Yogya, DIVA Press, 2009), 43.

peraturan, pemberian hadiah, pemberian perhatian, pemberian hukuman, serta tanggapan orangtua terhadap setiap perilaku anak.31

Wahyuni menjelaskan, bahwa pola asuh (parenting) adalah model dan cara pemberian pelakuan seseorang kepada orang lain dalam suatu lingkungan sosial, atau dengan kata lain pola asuh adalah model atau cara orangtua memperlakukan anak dalam suatu lingkungan keluarga sehari-hari, baik perlakuan yang berupa fisik maupun psikis.32

Dari uraian diatas dapat disimpulakan jika parenting merupakan sebuah pola atau model dalam mendidik anak yang dilakukan secara berulang, baik dari segi pemberian peraturan atau kasih sayang, dengan tujuan agar anak dapat tumbuh kembang dengan matang hingga menuju proses pendewasaan.

B. Parenting Dalam Islam

Parenting dalam islam atau biasa dikenal dengan istilah islamic parenting ini merupakan bentuk pola asuh orangtua yang didasarkan kepada syariat islam, bisa mengacu kepada Al-Qur‟an dan hadis. Di dalam Al-Qur‟an sudah sering disebutkan bagaimana cara memberikan pendidikan kepada anak mulai masih berada didalam kandungan. Dalam syariat islam mendidik dan membimbing anak merupakan sebuah kewajiban bagi selluruh

31Muhammad Fikri At-Tamimy, “Konsep Parenting Dalam Perspektif Surah Luqman dan Implementasinya (Studi Kasus Pada Pengasuh Pondok Pesantren Ath-Harul Arifin Banjarmasin), (Malang, Universias Maulana Malik Ibrahim, 2016), 10.

32At-Tamimy, 12.

orangtua. Islam mengatur seluruh pola pengasuhan anak sejak masih dalam kandungan dapat dilihat dari perintah Allah untuk makan dan minum dari hasil yang baik dan halal, sebab itu akan memperngaruhi tumbuh kembang janin.33 Tujuan dari qur‟anic parenting adalah mempersiapkan generasi yang memiliki moral yang mengacu pada norma-norma islam.34

C. Macam-Macam Jenis Parenting

Parenting memiliki berbagai macam jenis, tergantung dari kepribadian dan juga kesepakatan antara orangtua. Setiap orangtua memiliki gaya parentingnya masing-masing dalam mendidik anak.

Menurut pakar psikologi Baumrind, beliau berpendapat bahwa parenting dibagi menjadi 4 jenis parenting, yaitu:

1. Authoritarian parenting

Gaya parenting ini bersifat otoriter, orangtua memberikan kendali penuh atas anaknya dalam memaksakan kehendak orangtua dan juga memiliki peraturan-peraturan yang bersifat patuh terhadap peraturan terrsebut. Parenting jenis ini cenderung mengekang kehendak dan keinginan pribadi anak. Mereka berpendapat bahwa pilihan orangtua adalah yang paling benar, jadi anak diberikan kebebasan dalam memilih apa dia sukai dan apa yang dia mau.

33At-Tamimy, 25.

34 Adelia Fitri, “Pengaruh Parenting Islami Terhadap Karakter Disiplin Anak Usia Dini Yang Bersekolah di PAUD Pembina Desa Kembang Seri Kabupaten Kepahiang”, (Bengkulu, Institut Agama Islam Negeri Bengkulu, 2020), 13

Parenting jenis ini betujuan agar orangtua dapat membentuk sikap dan kepribadian anak sesuai dengan apa yang orangtua harapkan. Anak yang biasa mendapat pola parenting jenis ini biasanya menyebabkan dia menjadi tidak mandiri, jarang mendapat pujian dari orangtuanya. Jenis parenting ini juga memberikan pembatasan terhadap hak-hak anak, namun orangtua juga menuntut anak untuk memiliki tanggung jawab yag baik sebagai orang yang sudah dewasa.

Orangtua cenderung memerintah anak dan harus bersikap tuntuk dan patuh terhadap pendapat orangtua, sehingga anak tidak mendapat kebebasan dalam berpendapat dan berekspresi.

Orantua memberikan kontrol ketat kepada anak-anaknya, sehingga ketika anak melakakukan kesalahan maka hukuman-hukuman yang dberikan kepada anak, aik itu bersifat fisik maupun non-fisik.

Authoritarian parenting ini memiliki beberapa ciri-ciri:

a. Memperlakukan anaknya dengan tegas

b. Suka memberikan hukuman anak yang dianggap tidak sesuai dengan keinginann dan juga kemauan orangtua c. Kurangnya memberikan kasih sayang dan juga kurang

mengapresiasi prestasi anak

d. Tidak memiliki rasa empati terhadap anak

e. Mudah menyalahkan segala aktivitas yang dilakukan anak.

2. Authorative parenting

Parenting authoritative yaitu orangtua selalu memberikan alasan serta penjelasan dalam setiap sikap dan peraturan yang diterapkan. Dalam gaya parenting ini anak dapat memahami apa yang menjadi keinginan orangtua terhadap anaknya. Orangtua cenderung memiliki sikap tegas, sehingga dapat mendorong si anak memiliki sikap tegas, objektif, tetap kreatif dan percaya diri, serta memiliki rasa tanggung jawab yang besar. Anak yang orangtuanya menerapkan jenis parenting otoritatif akan menjadi anak yang berperilaku kompeten secara sosial, menjadi mandiri, tidak cepat puas, memiliki pergaulan yang baik, danmemiliki harga diri yang tinggi.

Ciri-ciri Authoritative parenting, yaitu:

a. Hak-hak anak dan kewajiban orangtua dapat diberikan secara seimbang.

b. Saling melengkapi antara orangtua dan anak.

c. Orangtua melibatkan anak dalam mengambil keputudan dan kepentingan keluarga.

d. Orangtua memiliki tingkat pengendalian tinggi terhadap anak-anaknya untuk dapat bertindak sesuai dengan usia dan kemampuan anak.

e. Orangtua dan anak memiliki komunikasi yang hangan dan kepedulian yang besar antara satu sama lain.

3. Neglectful Parenting

Pada gaya perenting ini orangtua tidak berperan aktif dalam kehidupan si anak. Orangtua lebih bersikap dingin dan acuh, sehingga komunikasi antara orangtua dan anak menjadi buruk. Menurut At-Tamimy mengatakan, orangtua dengan tipe pengasuhan seperti ini tidak akan bias menjawab ketika ada yang bertanya “sudah jam 10 malam, anakmu ada dimana?”.

Ciri-ciri neglectful parenting, yaitu:

a. Oarngtua memberikan kebebasan penuh kepada anak.

b. Anak akan dituntut oleh orangtuanya untuk bisa bertanggung jawab kepada dirinya sendiri sejak masih kanak-kanak

c. Anak diiberikan kebebasan seperti orang dewasa.

d. Orangtua tidakk terlalu banyak mengatur dan mengontrol anak-anaknya.

e. Tidak adanya kehangatan diantara rangtua dan anak.

4. Indulgent Parenting

Gaya parenting ini orangtua sangat terlibat dalam kehidupan anaknya, tetapi tidak memberikan batasan atau kekangan pada perilaku anak-anknya. Orangtua dalam jenis parenting ini cenderung membiarkan anak-anaknya melakukan

apa yang ia inginkan, dan membiarkan si anak mencari cara sendiri untuk bias mencapai tujuannya. Model parenting ini sedikit memberikan batasan kepada anak, sehingga anak dapat tumbuh menjadi lebih percaya diri serta dapat mengontol emosi dan juga perilakunya sendiri.

Ciri-ciri indulgent parenting, yaitu:

a. Orangtua dapat mempercayai setiap keputusan yang diambil oleh anaknya.

b. Orangtua jarang memberikan tuntutan kepada anak.

c. Anak dapat tumbuh menjadi disiplin dan percaya diri.

d. Orangtua tidak memberikan aturan-aturan yang banyak.

D. Faktor-Faktor yang memperngaruhi parenting

Seperti yang sudah dijelaskan di awal, jika parenting yang di lakukan oleh setiap orangtua berbeda-beda. Ada banyak faktor yang dapat mempengaruhi pola parenting setiap orangtua untuk bisa mengembangkan kreativitas anak, antara lain:

1. Adanya komunikasi yang menghargai anak sebagai pribadi Orangtua seharusnya cenderung menempatkan anak sebagai pribadi yang penting dalam setiap persoalan. Mereka dapat memandang anak bukan sebagai makhluk yang harus selalu patuh, melainkan ditempatkan secara sejajar.

Mendengarkan setiap pendapat mereka dan ditanggapi secara serius dan tidak mengesampingkan masukan anak, orangtua

tidak harus membentak dan bertanya kenapa masalah itu terjadi, tetapi menanyakan dengan halus masalah yang sebenarnya.

Orangtua tidak harus mengedepankan egosentrisme sesaat, tetapi dengan penuh kasih sayang dan cinta yang tulus.Terkait dengan sikap dan perlakuan orangtua, ada tiga aspek yang harus dicermati pada anak, diantaranya:

2. Menaruh perhatian pada perkembangan bakat dan kemandirian anak

Orangtua tidak memaksakan kehendak terkait dengan perkembangan bakat dan kemandirian anak.Orangtua harusnya dapat mengahargai usaha, kinerja, dan prestasi anak dengan penuh kebanggaan.Sikap seperti ini dapat menunjukkan adanya kepedulian yang cukup besar untuk menjadikan anak sebagai pribadi yang berprestasi dalam segala bidang.

3. Adanya keteladan yang baik

Orangtua yang selalu memberikan teladan yang baik terhadap anak-anaknya. Keteladanan akan menjadi kunci sukses orangtua dalam mendidik anak sebab anak akan cenderung mengikuti apa yang dicontohkan oleh kedua orangtuanya. Orangtua yang memberikan keteladanan akan cara dan gaya hidup serta kerja yang kreatif, secara sadar atau tidak akan ditiru oleh anak-anaknya.

4. Penanaman disiplin

Penanaman kedisiplinan menjadi penting untuk dapat memberikan contoh kepada anak. Sikap disiplin bukan saya bisa membentuk karakter anak, tetapi juga bisa berkaitan langsung dengan ketekunan dalam mengerjakan sesuatu.

Penanaman disiplin di satu pihak akan menunjukkan mana yang benar dan mana yang salah, dan disiplin keluarga yang konsisten serta pasti, kapan tidur, bekerja, santai, kapan pergi keluar rumah. Tetapi dipihak lain, ada harapan agar anak-anak bisa hidup dan bekerja berdasarkan keyakinan sendiri dan tidak menepati peraturan dan orangtua secara buta. 35

35Muhammad Takdir Ilahi, “Quantum Parenting”, (Jogjakarta: Katahati, 2017), h. 141-143.

Dokumen terkait