• Tidak ada hasil yang ditemukan

PARENTING DALAM TAFSÎR AL-MISBÂĤ (Studi Tafsir Tematik) SKRIPSI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "PARENTING DALAM TAFSÎR AL-MISBÂĤ (Studi Tafsir Tematik) SKRIPSI"

Copied!
93
0
0

Teks penuh

(1)

SKRIPSI

Oleh:

NINI GALUH PARAMUDITHA RAHAYU FIRSTIAN NIM: U20181046

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI KIAI HAJI ACHMAD SIDDIQ JEMBER

FAKULTAS USHULUDDIN ADAB DAN HUMANIORA

JANUARI 2023

(2)

SKRIPSI

Diajukan kepada Universitas Islam Negeri Kiai Haji Achmad Siddiq Jember

Untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar Sarjana Agama (S.Ag)

Fakultas Ushuluddin Adab dan Humaniora Program StudiIlmu Al-Qur‟an danTafsir

Oleh:

Nini Galuh Paramuditha Rahayu Firstian NIM: U20181046

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI KIAI HAJI ACHMAD SIDDIQ JEMBER

FAKULTAS USHULUDDIN ADAB DAN HUMANIORA

JANUARI 2023

(3)

PARENTING DALAM TAFSÎR AL-MISBÂĤ (Studi Tafsir Tematik)

SKRIPSI

Diajukan kepada Universitas Islam Negeri Kiai Haji Achmad Siddiq Jember

Untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar Sarjana Agama (S.Ag)

Fakultas Ushuluddin Adab dan Humaniora Program Studi Ilmu Al-Qur‟an danTafsir

Oleh:

Nini Galuh Paramuditha Rahayu Firstian NIM: U210181046

Disetujui Pembimbing

SitiQurrotulAini, Lc., M.Hum.

NIP. 198604202019032003

(4)

PARENTING DALAM TAFSÎR AL-MISBÂH (Studi Tafsir Tematik)

SKRIPSI

Telah diuji dan diterima untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar Sarjana Agama (S.Ag)

Fakultas Ushuluddin, Adab dan Humaniora Program Studi Ilmu Al-Qur‟an dan Tafsir

Hari :Rabu

Tanggal :04 Januari 2023 Tim Penguji Ketua

Dr. Uun Yusufa,. M.A NIP. 198007162011011004

Sekretaris

Irfa‟ Asy‟at Firmansyah, M. Pd.I NIP. 201907179

Anggota :

1. Aslam As‟ad, Ph. D. ( )

2. Siti Qurrotul Aini, Lc., M.Hum. ( )

Menyetujui

Dekan Fakultas Ushuluddin Adab dan Humaniora

Prof. Dr. M. Khusna Amal, S. Ag., M. Si NIP. 197212081998031001

(5)

MOTTO

ِةٌَِّزَبْلا ُزٍَْخ ْمُه َكِ ى ٰٰۤلوُا ِت ٰحِل ّٰصلا اوُلِمَعَو اْوُىَمٰا َهٌِْذَّلا َّنِا

Artinya : Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh, mereka itu adalah Sebaik-baik makhluk. (Q.s Al-Bayyinah :7)1

1 Departmen Republik Indonesia ( Al-Qur‟an dan Terjemah) Qs. Al-Bayyinah : 7

(6)

PERSEMBAHAN

Alhamdulillâhi Rabbil „Âlamîn, dengan ini saya mengucapkan syukur atas segala nikmat yang telah Allah berikan kepada saya sehingga sampai detik ini saya bisa menyelesaikan tugas akhir perkuliahan jenjang strata satu. Dengan rasa hormat dan kasih sayang karya tulis ini saya persembahkan kepada:

1. Ayahanda (Hermanto) dan Ibu (Sulasmi Defi Wulandari), yang selalu memberikan dukungan, semangat serta kasih sayang yang begitu tulus dan kesabaran yang tiada hentinya dalam mendidik dan mengajarkan banyak hal. Tidak lupa doa yang selalu menyertai dalam setiap langkah demi kesuksesan penulis.

2. Adik (Kinar) yang selalu memberikan dukungan dan doa untuk penulis dalam berproses hingga saat ini.

3. Kim Namjoon, Kim Seokjin, Min Yoongi, Jung Hoseok, Park Jimin, Kim Taehyung, dan Jeon Jungkook, tujuh orang yang telah menemani dan menghibur saya dalam mengerjakan skripsi ini dengan penuh semangat melalui karya-karyanya.

4. Muhammad Fatuhul Arifin yang sudah memberikan kontribusi waktu dan tenaganya untuk membantu saya dalam menyelesaikan penulisan skripsi ini.

5. Cucun dan Devka yang telah menyemanngati dan memberikan do‟a kepada saya.

(7)

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah dengan mengucapkan syukur dan segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan program sarjana Strata 1 (S1). Shalawat serta salam semoga tetap tercurahlimpahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW, yang senantiasa memberikan syafaatnya di hari kiamat kelak.

Penulis menyadari bahwa selama proses penyusunan hingga selesainya skripsi ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak, baik secara langsung maupun tidak langsung. Maka dari itu pada kesempatan kali ini penulis menyampaikan banyak terimakasih kepada yang terhormat:

1. Prof. Dr. H. Babun Suharto, SE, MM selaku rektor Universitas Islam Negeri Kiai Haji Achmad Siddiq Jember yang telah memberikan fasilitas serta layanan dan juga bimbingan yang sangat memuaskan kepada penulis selama proses belajar.

2. Prof. Dr. M Khusna Amal, S. Ag., M. SI. selaku Dekan Fakultas Ushuluddin Adab dan Humaniora Universitas Kiai Haji Achmad Shiddiq Jember yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk melakukan penelitian.

3. H. Mawardi Abdullah, Lc., M.A. selaku Ktua Program Studi Ilmu Al-Qur‟an dan Tafsir Fakultas Ushuluddin Adan dan Humaniora Universitas Islam Negeri Kiai Haji Achmad Shiddiq yang telah meluangkan waktunya untuk menyetujui hasil skripsi yang telah penulis selesaikan.

(8)

membimbing penulis dengan sabar hingga selesainya skripsi ini.

5. Aslam As‟ad, Ph.D. selaku dosen pembimbing akademik yang telah memberikan bimbingan dan motivasi terhadap mata kuliah yang telah penulis tempuh.

6. Segenap dosen pengajar Fakultas Ushuluddin Adab dan Humaniora yang telah memberikan ilmu pengetahuan dan pengalamannya selama proses perkuliahan.

7. Seluruh pihak yang telah memberikan semangat dan doa kepada penulis sampai terselesainya skripsi ini.

Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam penulisan skripsi ini, yang disebabkan oleh keterbatasan ilmu serta teori penelitian yang penulis kuasai.

Maka dari itu penulis mengharapkan kritikan dan saran yang membangun terhadap skripsi ini.

Jember, 20 Oktober 2022 Penulis

(9)

PEDOMAN TRANSLITERASI

Transliterasi ini berpedoman pada buku pedoman penulisan karya ilmiah

Universitas Islam Negeri Kiai Haji Achmad Siddiq Jember tahun 2021.

Awal Tengah Akhir Sendiri Latin/Indonesia

ا ا a/i/u

B

T

Th

J

H

Kh

D

Dh

R

Z

S

Sh

s{

ﺿ d{

t{

z{

„(ayn)

Gh

F

Q

K

L

M

N

ﻪ،ﺔـ oﺓ، H

W

ي ي Y

Untuk menunjukkan bunyi hidup panjang (madd) caranya dengan menuliskan coretan horizontal (macron) diatas huruf â (آ î (يإ) dan û (وأ).

(10)

ABSTRAK

Nini Galuh Paramuditha Rahayu Firstian, 2022: PARENTING DALAM TAFSÎR AL-MISBÂH (Studi Tafsir Tematik).

Kata Kunci: Parenting, Maudhû’î, dan Tafsîr Al-Misbâh.

Dalam Al-Qur‟ân terdapat banyak ayat-ayat yang membahas mengenai pendidikan, salah satunya adalah pendidikan pada anak. Keluarga khususnya ayah dan ibu memiliki peran penting dalam pemberian pola asuh pada anak-anaknya.

Pola asuh atau yang biasa disebut parenting yang baik akan mempengaruhi kepribadian anak hingga dewasa.Parenting yang baik juga disebutkan dalam Al- Qur‟ân berada di banyak surat. Untuk dapat menjelaskan secara mendalam mengenai parenting dalam tafsir Al-Mîsbâh. Fokus penelitian pada skripsi ini adalah: 1). Apa saja ayat-ayat yang membahas tentang parenting? 2). Bagaimana penafsiran Quraish Shihab tentang ayat-ayat parenting? Sedangkan penelitian itu bertujuan untuk mengetahui ayat-ayat parenting dan pemikiran Quraish Shihab mengenai ayat-ayat parenting.

Penelitian ini menggunakan metode kualitatif berdasarkan pada riset kepustakaan (library research). teknik pengumpulan data yang digunakan menggunakan metode dokumentasi dan teknik analisis data menggunakan analisis deskriptif dan content analisis.

Kesimpulan pada penelitian ini adalah: 1). Ayat-ayat dalam Al-Qur‟an yang membahas mengenai parenting yaitu: a). Q.S At-Tahrîm ayat 6. b). Q.S An-Nisâ‟

ayat 9. c). Q.S Al-Furqân ayat 74. d). Q.S Luqmân ayat 12-19. e). Q.S Al-Isrâ‟

ayat 23-25. 2). Pemikiran Quraish Shihab dalam kitab tafsir Al-Misbah pada ayat- ayat yang membahas menganai parenting, masuk dalam jenis authoritative parenting. Pada ayat lain Quraish Shihab juga menjelaskan dengan rinci ayat-ayat mana saja yang bisa menjadi acuan dalam proses pola asuh orangtua yang diberikan kepada anaknya

(11)

DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

MOTTO ... iv

PERSEMBAHAN ... v

KATA PENGANTAR ... vi

PEDOMAN TRANSLITERASI... viii

ABSTRAK ... ix

DAFTAR ISI ... x

DAFTAR TABEL ... xii

Bab I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar belakang ... 1

B. Fokus penelitian ... 6

C. Tujuan penelitian ... 7

D. Manfaat Penelitian ... 7

E. Definisi Istilah ... 8

F. Sistematika Pembahasan ... 9

BAB II KAJIAN KEPUTAKAAN ... 11

A. Penelitian Terdahulu ... 11

B. Kajian Teori ... 21

BAB III METODE PENELITIAN... 32

A. Pendekatan dan Jenis Penelitian ... 32

(12)

C. Teknik Pengumpulan Data ... 33

D. Teknik Analisis Data ... 34

BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA ... 35

A. Biografi ... 35

B. Ayat-Ayat Parenting... 42

BAB V PENUTUP ... 75

A. Kesimpulan ... 75

B. Saran ... 76

DAFTAR PUSTAKA ... 77

(13)

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Al-Qur‟ân merupakan kalam Allah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW. melalui perantara malaikat Jibril. Al-Qur‟ân juga merupakan sumber utama ajaran agama islam dan menjadi petunjuk jalan umat islam untuk meraih kesuksesan dunia dan akhirat. Sedangkan secara etimologi Al-Qur‟ân berasal dari Bahasa Arab dengan bentuk kata benda abstrak, mashdar dari kata (qarâ‟a-yaqrâu-qur‟ânan) yang berarti bacaan.2 Al-Qur'ân diturunkan sedikit demi sedikit, selama 22 tahun lebih. Ayat- ayat Al-Qur'ân berinteraksi dengan budaya dan perkembangan masyarakat yang dijumpai. Meski demikian nilai-nilai yang ada di dalamnya dapat diterapkan pada setiap situasi.3 Oleh sebab itu Al-Qur‟ân terus dipelajari dan dipahami. Dalam memahami Al-Qur‟ân keberadaan seseorang pada lingkungan budaya atau kondisi sosial, dan juga perkembangan ilmu memiliki pengaruh besar dalam menangkap pesan-pesan dalam Al-Qur'ân.

Dalam Al-Qur‟ân telah dijelaskan mengenai segala tatanan kehidupan manusia, salah satunya adalah pendidikan. Pendidikan memiliki peran penting bagi manusia, terutama pendidikan pada seorang anak.

Anak merupakan anugerah dan juga amanah yang diberikan oleh Allah kepada manusia. Setiap anak dilahirkan dalam keadaan suci, oleh sebab itu orangtua memiliki peran penting dalam proses pembentukan

2Muhammad Yasir dan Ade Jamaruddin, Studi Al-Qur‟an (Riau: Asa Riau, 2016), 1.

3M. Quraish Shihab, Tafsir Al-Misbah: Kesan, Pesan dan Keserasian (Ciputat: Lentera Hati, 2000), VII.

(14)

sudah berkembang sangat pesat. Sehingga pendidikan menjadi sangat penting bagi semua orang, khususnya bagi anak-anak. Pendidikan juga memiliki peran penting dalam membentuk pola pikir dan juga perilaku seseorang. Pada masa kanak-kanak seorang anak akan mulai dalam pembentukan karakter yang dipengaruhi oleh keluarga. Sehingga keluarga, khususnya orangtua memiliki peran penting dalam pemberian pola asuh yang baik. Lokman menyatakan bahwa salah satu faktor utama pendorong masalah sosial di kalangan remaja adalah kegagalan pengasuhan oleh orangtua sendiri. Dia juga menyebutkan bahwa:

"Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa penyebab utama kerusakan moral adalah kemerosotan dalam hal pengasuhan , didikan, bimbingan dan kontrol oleh orangtua atau wali. Selain itu, tekanan hidup, pengejaran kemewahan serta keterlibatan dalam kegiatan sosial lainnya menyebabkan orangtua dan anak memiliki lebih sedikit waktu atau kesempatan untuk berbicara, berdiskusi, berdampingan satu sama lain. Situasi ini menyebabkan remaja menjalani cara hidup sendirian tanpa bimbingan dan pengawasan orangtua".5

Pola asuh anak atau yang biasa disebut dengan parenting merupakan pola asuh dalam mendidik anak, yaitu proses membesarkan, mendidik serta mengajari segala sesuatu yang nantinya akan mempengaruhi kehidupan anak ketika sudah dewasa.6 Parenting juga bisa diartikan sebagai pola interaksi antara orang tua dan anak. Pola interkasi

4Farhan Masrury, “Konsep Parenting Dalam Perspektif Al-Qur‟an (Analisis Surah Al-Luqman Ayat 13-19), Minhaj: Jurnal Ilmu Syariah, 2, no. 2 (Juli 2020): 206.

5Masrury, 207.

6Muhammad Fikri At-Tamimy, “Konsep Parenting Dalam Perspektif Surah Luqman dan Implementasinya (Studi Kasus Pada Pengasuh Pondok Pesantren Ath-Harul Arifin Banjarmasin)” (Malang, Universias Maulana Malik Ibrahim, 2016), 1.

(15)

tersebut bisa berupa sikap atau perilaku yang orangtua berikan pada saat berinteraksi secara langsung dengan anak, termasuk cara penerapan aturan, nilai, dan juga norma, serta memberikan kasih sayang kepada anak.7

Parenting dilakukan ketika anak masih berada di dalam kandungan hingga ia dewasa. Sehingga parenting yang diberikan kepada seorang anak baiknya sesuai dengan fase-fase tumbuh kembang anak. Bentuk parenting setiap orangtua pun berbeda-beda, hal ini dikarenakan setiap keluarga khususnya orangtua memiliki kebiasaan-kebiasaan dan juga aturan-aturan yang berbeda-beda. Pola parenting memiliki pengaruh besar dalam pembentukan karakter seorang anak.

Sistem parenting yang baik merupakan bentuk pola asuh yang dapat menimbulkan rasa percaya diri, rasa mandiri, memiliki nilai-nilai agama yang baik, serta rasa peduli dengan lingkungan masyarakat sekitar.

Pola parenting yang baik juga akan ditunjukkan dengan sikap penuh perhatian dan sangat responsif terhadap anak-anaknya.8 Sedangkan pola parenting yang tidak baik akan menimbulkan dampak buruk pada tumbuh kembang emosional dan spiritual seorang anak. Sehingga mengakibatkan anak memiliki karakter yang buruk dan dapat memiliki perilaku negatif.

Hal itu bisa saja terjadi dikarenakan seorang anak kurang mendapat perhatian yang intens dari orangtuanya.

7Zulfa Mustaqimah, “Nilai-NilaiParenting Islami Dalam Q.S AN-Nisa‟ Ayat 9 Telaah Tafsir Al- Misbah Karya Muhammad QuraishShihab” (Yogyakarta, Universitas Islam Indonesia, 2021), 2.

8Sigit Purnomo, “Materi-Materi Pilihan Dalam Parenting Education Menurut Munif Chatib,”

Golden Age (Jurnal Ilmiah Tumbuh Anak Usia Dini) 1, no. 1 (April 2016): 2.

(16)

dari kedua orangtua (ibu dan ayah). Meskipun seorang ibu bisa dikatakan sebagai madrasah pertama bagi seorang anak, tidak bisa dipungkiri bahwa peran ayah juga sangat penting dalam tumbuh kembang anak.9 Oleh sebab itu, hal pertama yang harus diperhatikan adalah tentang kesiapan ayah dan ibu dalam mendidik anak.10

Tidak adanya kesiapan orangtua dalam mendidik anak menyebakan hubungan antara orangtua dan anak hanya sebatas hal-hal formal saja, yang menyebabkan si anak menjadi kurang perhatian dan kurang kasih sayang dari kedua orangtuanya. Namun, sangat disayangkan tidak setiap orangtua dapat menjalankan atau memahami peran dan tugas sebagai orangtua dengan baik, hal ini disebabkan oleh banyak faktor salah satunya yaitu kesibukan orangtua. Orangtua yang terlalu sibuk bekerja tidak jarang lupa untuk memberikan hak anak, terutama secara spiritual. Mereka cenderung lebih memikirkan kebutuhan anak dari segi materi. Korelasi karir dan pembinaan anak seharusnya tidak boleh dipisahkan. Selain itu, kurangnya pemahaman dan keingintahuan orangtua dalam hal cara mendidik anak yang benar sesuai dengan syariat islam juga merupakan salah satu faktor penyebabnya. Dari beberapa faktor tersebut menyebabkan orangtua tidak dapat berkomunikasi dengan baik kepada anak dan tidak sering juga mereka akan memaksakan kehendaknya tanpa berdiskusi

9Purnomo, 3.

10Muhammad Fikri At-Tamimy, “Konsep Parenting Dalam Perspektif Surah Luqman dan Implementasinya (Studi Kasus Pada Pengasuh Pondok Pesantren Ath-Harul Arifin Banjarmasin)", (Malang, Universias Maulana Malik Ibrahim, 2016), 4.

(17)

terlebih dahulu. Para orangtua juga sering menginginkan anak-anak mendengarkan apa yang mereka ucapkan, tetapi jarang dari mereka mau untuk mendengarkan apa yang dikatakan anak-anaknya.12

Dalam syariat islam, parenting didasarkan kepada Al-Qur‟an, atau yang biasa disebut dengan Qur'anic Parenting. Qur'anic Parenting merupakan konsep tentang pola asuh dan pola pendidikan anak sesuai dengan nilai-nilai yang diajarkan Al-Qur'an. Seperti pada Q.S At- Tahrim/6: 66:

Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:















































Artinya: "Wahai orang-orang yang beriman! Peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, dan keras, yang tidak durhaka kepada Allah terhadap apa yang Dia perintahkan kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan."(QS. At-Tahrim 66: Ayat 6).

Pada ayat diatas menjelaskan bahwa tugas seorang mukmin ialah menjaga diri, istri, anak-anak, dan juga anggota keluarganya dari api neraka. Maka tidak cukup bagi dirinya sendiri menjadi seseorang yang bertaqwa apabila ia membiarkan anak, istri, dan keluarganya menuju

11Khiyarotun Nichlatil, “Konsep ParentingDalam Surat Ash-Shaffat Ayat 100-107 (Studi Tafsir Al-Misbah)”, (Pemalang: Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah, 2017), 2

12Idrus H. Alkaf, 17 Langkah Menjadi Orangtua Sukses, (Bandung: Semesta, 2015), 35.

(18)

emosi para anggota keluarga menjadi hal yang penting.14

Pada ayat lain juga dijelaskan bahwa pendidikan pada anak dimulai dari orangtuanya, yang menarik untuk dibahas dan digali karena mengandung konsep parenting yang bisa dijadikan acuan orangtua dalam mendidik anak.

Sehubungan dengan hal itu penulis ingin menggunakan tafsir Al- Misbah karya M. Quraish Shihab yang digunakan sebagai acuan dalam membahas isi kandungan yang terdapat dalam ayat-ayat yang membahas mengenai parenting, karena penjelasan dalam tafsir Al-Misbah tersaji secara rinci dan lebih mudah dipahami. Berdasarkan pemaparan diatas, maka penulis akan menyajikan hal-hal yang berkaitan dengan pola asuh orangtua dalam mendidik dan mengasuh anak sesuai dengan ajaran yang terdapat dalam Al-Qur'an, yang kemudian dituangkan dituangkan dalam penelitian yang berjudul "Parenting Dalam Tafsir Al-Mîsbâh (Studi Tafsir Tematik).”

B. Fokus Penelitian

Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan diatas, terdapat beberapa hal yang menjadi pokok pembahasan dalam penelitian ini, yaitu:

13Husen Mazhahiri, Pintar Mendidik Anak; Panduan Lengkap Bagi Orang Tua, Guru, dan Masyaraka Berdasarkan Ajaran Islam (Jakarta: Lentera Abadi, 1999), 16.

14Adelia Fitri, “Pengaruh Parenting Islami Terhadap Karakter Disiplin Anak Usia Dini Yang Bersekolah di PAUD Pembina Desa Kembang Seri Kabupaten Kepahiang” (Bengkulu, Institut Agama Islam Negeri Bengkulu, 2020), 5.

(19)

1. Apa saja ayat-ayat yang membahas tentang parenting?

2. Bagaimana penafsiran Quraish Shihab tentang ayat-ayat parenting?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menjawab pertanyaan yang telah dipaparkan pada rumusan masalah diatas, yaitu:

1. Untuk mengetahui ayat-ayat yang membahas tentang parenting.

2. Untuk dapat mendeskripsikan penafsiran Quraish Shihab tentang ayat- ayat parenting.

D. Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian berisi tentang kontribusi yang diberikan setelah penelitian ini selesai. Adapun manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Manfaat Teoritis

Penelitian ini dapat dimaksudkan untuk menjadi tambahan wawasan atau tambahan informasi sehingga dapat dijadikan perbandingan bagi penelitian selanjutnya. Selain itu penelitian ini dapat menjadi inspirasi khususnya yang terkait dengan parenting dan studi al-Qur‟an.

2. Manfaat Praktis a. Bagi Penulis

Dapat menambah dan mengembangkan khazanah keilmuan tafsir dan pengalaman serta kreatifitas penulis dalam mengerjakan penelitian akademik.

(20)

Penulis berharap hasil penelitian ini dapat menjadi kontribusi terhadap perkembangan keilmuan keislaman, khususnya dibidang tafsir Al-Qur‟an.Selain itu, penulis juga berharap hasil penelitian ini dapat menjadi inovasi baru dan menjadi bahan kajian pustaka penelitian selanjutnya.

c. Bagi Masyarakat

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi kontribusi agar masyarakat dapat memahami dengan benar tentang parenting.

Sehingga dikemudian hari tidak ada kesalahpahaman tentang bagaimana parenting menurut Al-Qur‟an.

E. Definisi Istilah

Definisi istilah berisi tentang pengertian istilah-istilah penting yang menjadi titik peneliti di dalam judul penelitian. Tujuannya supaya tidak ada kesalahpahaman terhadap makna istilah yang dimaksud oleh peneliti.15

Parenting berasal dari kata parent yang merupakan seseorang yang mendampingi dan membimbing semua tahapan tumbuh kembang anak, yang merawat,melindungi, serta mengarahkan kehidupan baru seorang anak dalam setiap tahapan perkembangannya.16

Ilmu parenting dapat dipelajari melalui sumber-sumber terpercaya di internet, buku yang membahas tentang parenting, atau dapat dilihat

15Tim Penyusun, Pedoman Penulisan Karya Ilmiah (Jember: IAIN Jember Press, 2017), 45.

16 Resiana Nooraeni, “Implementasi Program Parenting Dalam Menumbuhkan Perilaku Pengasuhan Posiif Orang Tua di PAUD Tulip Tarogong Kaler Garut,” Jurnal Pendidikan Luar Sekolah 13, no. 2 (Oktober 2017): 32.

(21)

melalui konten kreator yang sering membahas menganai parenting.

Sebagai umat muslim sebaiknya kita memperlajariparenting melalui kitab suci Allah, yaitu Al-Qur‟an. Didalam Al-Qur‟an terdapat berisi banyak pembahasan termasuk mengenai parenting.

Oleh karena ayat Al-Qur‟an memiliki makna yang tersembunyi, maka diperlukan adanya penafsiran ayat. Agar kita dapat mengetahui dan memahami maksud dari ayat tersebut. Untuk dapat memahami maksud kandungan dalam Al-Qur‟an, penulis menggunakan tafsir Al-Misbah karya M. Quraish Shihab.

F. Sistematika Pembahasan

Sistematika pembahasan digunakan untuk memberikan gambaran tentang isi penelitian, sehingga akan mempermudah dalam melakukan tujuan terhadap isinya. Penelitian ini terdiri dari lima bab dengan masing- masing bahasan tersendiri, yaitu:

Bab pertama adalah pendahuluan, yang berisi tentang latar belakang, fokus penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian, definisi istilah, dan sistematika pembahasan.

Bab kedua adalah kajian kepustakaan, yang berisi tentang penelitian terdahulu dan kajian teori.

Bab ketiga adalah metode penelitian, yang berisi tentang pendekatan dan jenis penelitian, jenis dan sumber data, Teknik pengumpulan data, Teknik analisis data, Teknik keabsahan data, dan tahap-tahap penelitian.

(22)

gambaran objek penelitian, penyajian data dan analisis, dan pembahasan penemuan penelitian.

Bab kelima adalah penutup, yang berisi tentang kesimpulan dan saran.

(23)

BAB II

KAJIAN KEPUSTAKAAN

A. Penelitian terdahulu

Berdasarkan penelusuran penulis, ada beberapa tulisan yang membahas serupa dengan penelitian ini, akan tetapi pembahasannya berbeda dengan penelitian ini, diantaranya adalah:

1. Nurul Husna, ”Islamic Parenting; Aktualisasi Pendidikan Islam Dalam Tafsir Q.S Al-Baaqarah/2: 132-133 dan Q.S Luqman/31:

12-19”. (Skripsi, Universitas Islam Negeri Walisongo, Semarang, 2016). Skripsi ini membahas tentang pengaktualisasian Pendidikan Islam dalam pola asuh dan mendidik anak secara Islami dalam keluarga Nabi Ibrahim dan Luqman pada masa saat ini. Jenis penelitian dalam skripsi ini adalah penelitian kualitatif dan menggunakan metode studi pustaka, kemudian dianalisis menggunakan tafsir tahlili dan analisis isi (content analysis).17 2. Muhammad Fikri At-Taminy, “Konsep Parenting Dalam Perspektif

Surah Luqman dan Implementasinya (Studi Kasus Pada Pengaasuh Pondok Pesantren Ath-harul Arifin, Banjarmasin)”. (Skripsi, Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim, Malang, 2016).

Pada skripsi ini penulis bertujuan untuk mendeskripsikan point-

17Nurul Husna, “Islamic Parening; Aktualisasi Pendidikan Islam Dalam Tafsir Q.S Al-Baqarah/2:

132-133 dan Q.S Luqman/31: 12-19” (Yogyakara, Universitas Islam Negeri Walisongo, 2016).

(24)

point parenting dalam surah Luqman pada keluarga yang menjadi subjek penelitian.18

3. Ice, “Konsep Mendidik Anak Dalam Al-Qur‟an (Suatu Kajian Tafsir Tahlili Q.S Luqman/31: 12-19)”. (Skripsi, Universitas Islam Negeri Alauddin, Makassar, 2013). Dalam skripsi ini mengungkap tentang makna Pendidikan anak yang disertai dengan beberapa metode dan pembentukan kepribadian anak.19

4. Adelia Fitri, “Pengaruh Parenting Islami Terhadap Karakter Disiplin Anak Usia Dini Yang Bersekolah di PAUD Pembina Desa Kembang Seri Kabupaten Kepahiang”. (Skripsi, Institut Agama Islam Negeri Bengkulu, 2020). Skripsi ini membahas tentang seberapa besar pengaruh parenting islami terhadap karakter anak usia dini yang ada di PAUD Pembina Desa Kembang Seri Kabupaten Kapahiang.20

5. Zulfa Mustaqimah S, “Nilai-Nilai Parenting Islami Dalam Q.S An- Nisaa‟ Ayat 9 Telaah Tafsir Al-Mishbah Karya Muhammad Quraish Shihab. (Tesis, Universitas Islam Indonesia, 2021). Tesis

18Muhammad Fikri At-Tamimy, “Konsep Parenting Dalam Perspektif Surah Luqman dan Implementasinya (Studi Kasus Pada Pengasuh Pondok Pesantren Ath-Harul Arifin Banjarmasin), (Malang, Universias Maulana Malik Ibrahim, 2016).”

19Ice, “Konsep Mendidik Anak dalam Al-Qur‟an (Suatu Kajian Tafsir Tahlili Q.S Luqman/31: 12- 19)” (Makassar, Universitas Islam Negeri Alauddin, 2013).

20Adelia Fitri, “Pengaruh Parenting Islami Terhadap Karakter Disiplin Anak Usia Dini Yang Bersekolah di PAUD Pembina Desa Kembang Seri Kabupaten Kepahiang”, (Bengkkulu, Institut Agama Islam Negeri Bengkulu, 2020).

(25)

ini berfokus untuk mencari nilai-nilai parenting islami pada Q.S An-Nisaa‟ ayat 9 menurut dalam tafsir Al-Mishbah.21

6. Sherina Riza Chairunnisa, “Pengaruh ToxicParentingTerhadap Perilaku Emosional Anak Usia Dini di Kecamatan Pondok Aren Tahun 2021”. (Skripsi, Universitas Syarif Hidayatullah Jakarta, 2021). Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui ada atau tidak pengaruh yang signifikan dari toxicparentingpada pola perilaku emosi anak usia dini dii Kecamatan Pondok Aren.22

Table 2.1

Persamaan dan Perbedaan

Kajian Terdahulu dengan Penelitian yang akan Dilakukan No Nama, Judul,

Tahun

Hasil Penelitian

Persamaan Perbedaan 1. Nurul Husna,

2017, “Islamic Parenitng;

Aktualisasi Pendidikan Islam Dalam Tafsir Q.S Al- Baqarah/2: 132-

Q.S Al-

Baqarah ayat 132-133 dan

Q.S Al-

Luqman ayat 12-19 tertuju pad acara orangtua

a. Sama-sama membahas tentang parenting dalam Al- Qur‟an.

b. Sama-sama menggunaka

Penelitian ini menggunakan Q.S Al-Baqarah ayat 132-133 dan Q.S Al- Luqman ayat 12-19.

Sedangkan penelian yang dilakukan oleh peneliti

21Zulfa Mustaqimah S, “Nilai-Nilai Parenting Islami Dalam Q.S An-Nisaa‟ Ayat 9 Telaah Tafsir Al-Mishbah Karya Muhammad Quraish Shihab”, (Yogyakarta, Universitas Islam Indonesia, 2021).

22Sherina Riza Chairunnisa, “Pengaruh Toxic ParentingTerhadap Perilaku Emosional Anak Usia Dini di Kecamatan Pondok Aren Tahun 2021”, (Jakarta, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, 2021).

(26)

No Nama, Judul, Tahun

Hasil Penelitian

Persamaan Perbedaan 133 dan Q.S

Luqman/31: 12- 19”

dalam mendidik anak- anaknya.

Diantaranya:

pertama, pendidikan aqidah.

Kedua, pendidikan ibadah.

Ketiga, pendidikan muamalah.

Keempat, pendidikan akhlak.

n pendekatan kualitatif dengan menggunaka n metode library reseach.

menggunakan Q.S At-Tahrim ayat 6.

2. Muhammad

Fikri At-

Tamimy, 2016.

“Konsep

Parenting Dalam

Penelitian ini mengambil subjek pada sebuah

keluarga

a. Sama-sama membahas parenting dalam Al- Qur‟an.

a. penerapan point- point parenting pada surah Al- Luqman dalam mendidik anak.

(27)

No Nama, Judul, Tahun

Hasil Penelitian

Persamaan Perbedaan Perspektif Surah

Luqman dan Implementasinya (Studi Kasus Pada Pengasuh Pondok

Pesantren Ath- harul Arifin”.

muslim yang menerapkan pendidikan- pendidikan islami dalam mendidik dan membesarkan anak-

anaknya. Dari hasil

penelitian ini adalah bahwa keluarga subjek memang benar menerapkan point-point parenting dalam surah Luqman dalam

b. Sama-sama menggunakan pendekatan kualitatif.

Sedangkan penelitian yang dilakukan

peneliti hanya fokus kepada penafsiran pada Q.S At-Tahrim ayat 6.

b. Menggunakan metode studi kasus.

Sedangkan penelitian yang dilakukan

peneliti menggunakan metode library reseach.

(28)

No Nama, Judul, Tahun

Hasil Penelitian

Persamaan Perbedaan mendidik

anak- anaknya.

3. Ice, 2013.

“Konsep

Mendidik Anak

Dalam Al-

Qur‟an (Suatu Kajian Tafsir Tahlili Q.S Luqman/31: 12- 19)”.

Berdasarkan penelitian ini diketahui bahwa mendidik anak dalam al-Qur‟an sangat dibutuhkan demi tercapainya hak anak dan menghindari beberapa kesalahan dalam mendidik anak.

Sama-sama membahass tentang parenting dalam Al-Qur‟an.

a. Penelitian ini membahas

tentang cara mendidik anak menurut Al- Qur‟an.

Sedangkan penelitian yang dilakukan

peneliti hanya fokus kepada parenting pada Q.S At-Tahrim menurut M.

Quraish Shihab.

b. Penelitian Ice menggunakan metode tahlili.

Sedangkan

(29)

No Nama, Judul, Tahun

Hasil Penelitian

Persamaan Perbedaan penelitian yang dilakukan

peneliti menggunakan metode maudhu‟i.

4. Adelia Fitri, 2018. “Pengaruh Parenting Islami Terhadap

Karakter

Disiplin Anak

Usia Yang

Bersekolah di PAUD Pembina Desa Kembang Seri Kabupaten Kapahiang”.

Terdapat pengaruh positif yang signifikan antara parenting Islami dengan karakter disiplin anak.

Semakin tinggi tingkat parenting Islami yang diterapkan makan semakin

Sama-sama membahas

tentang parenting.

a. Penelitian ini lebih fokus dengan pengaruh parenting islami dengan karakter disiplin anak.

Sedangkan penelitian yang dilakukan

peneliti lebih fokus untuk membahas

parenting dalam tafsir ayat At- Tahrim ayat 6.

b. Penelitian yang

(30)

No Nama, Judul, Tahun

Hasil Penelitian

Persamaan Perbedaan tinggi pula

karakter disiplin anak, begitu pula sebaliknya.

dilakukan Adelia Fitri

menggunakan pendekatan kuantitattif dengan metode regresi linier.

5. Zulfa

Mustaqimah S, 2021. “Nilai- Nilai Parenting Islami Dalam Q.S An-Nisaa‟

Ayat 9 Telaah Tafsir Al- Misbah Karya Muhammad Quraish Shihab”.

Nilai-nilai parenting islami dalam

Q.S An-

Nisaa‟ ayat 9 adalah

keteladan, habituasi, nasihat, dan balasan (reward and punishment) berbasi ketaqwaan sebagai

a. Sama-sama membahas tentang parenting dalam Al- Qur‟an.

b. Sama-sama memakai penafsiran Al- Misbah.

Penelitian Zulfa Mustaqimah S, menggunkan Q.S An-Nisa‟ ayat 9.

Sedangkan

penelitian yang peneliti lakukan memakai Q.S At- Tahrim ayat 6.

(31)

No Nama, Judul, Tahun

Hasil Penelitian

Persamaan Perbedaan jbaran dari

qoulan sadiidan untuk menghindark an anak dari dzurriyyatan dhi‟aafa.

6. Serina Riza Chairunnisa, 2021. “Pengaruh Toxic Parenting Terhadap

Perilaku

Emosional Anak Usia Dini di Kecamatan Pondok Aren Tahun 2021”.

Penelitian ini membuktikan bahwa

terdapat pengaruh yang signifikan antara toxic parenting dengan perilaku emosional anak usia dini di Kecamatan

Sama-sama membahas parenting.

a. Penelitian ini lebih fokus membahas toxic parenting.

Sedangkan penlitian yang dilkukan peneliti membahas

tentang parenting dalam tafsir Q.S At-Tahrim ayat 6.

b. Penelitian ini menggunakan

(32)

No Nama, Judul, Tahun

Hasil Penelitian

Persamaan Perbedaan

Pondok Aren. pendekatan

kuantitif dengan metode

korealisional.

Sedangkan penelitian yang dilakukan

peneliti menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode library reseach.

Dalam literatur yang penulis temukan, kiranya belum ada pembahasan mengenai parentiing pada Q.S At-Tahrim ayat 6, dengan menggunakan tafsir Al-Misbah karya M. Quraish Shihab.Sekalinya ada pembahasan mengenai parenting, namun penelitian ini memiliki konteks yang berbeda.

(33)

B. Kajian Teori

1. Tafsir Maudhu‟î

Secara etimologi tafsir merupakan keterangan dan penjelasan yang berlanjut, mengenai isi yang terkandung didalam kitab suci Al- Qur‟ân. Sedangkan menurut istilah tafsir merupakan ilmu untuk dapat memahami kitab Allah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW. untuk menjelaskan makna yang terkandung dalam Al-Qur‟an berdasarkan kemampuan manusia. Metode penafsiran Al-Qur‟an dibagi menjadi empat macam,23 salah satunya adalah tafsir maudhu‟î.

Tafsir maudhu‟î merupakan penafsiran dengan metode penyusunan ayat Al-Qur‟an menjadi satu tema. Secara istilah tafsir maudhu‟i adalah sebuah himpunan ayat-ayat Al-Qur‟an yang memiliki pembahasan yang sama dan menyusunnya menjadi satu dalam satu tema berdasarkan kronologi serta sebab turunnya ayat tersebut. Menurut semantik, tafsir maudhu‟î berarti menafsirkan Al-Qur‟an menurut tema atau topik tertentu.24

2. Parenting

A. Pengertian Parenting

Menurut kementrian Pendidikan dan kebudayaan, parenting merupakan sebuah interaksi yang terjadi antara orangtua dan anak yang memiliki tujuan untuk mendukung perkembangan fisik,

23Hujair A. H. Sanaky, “Metode Tafsir: Perkembangan Metode Tafsir Mengikuti Warna atau Corak Mufassirin”, Jurnal Al-Mwarid, Vol. 18, (2018), 263. (Penjelasan: Macam-macam metode Tafsir Al-Qur‟an: Tafsir Tahlili, Tafsir Ijmali, Tafsir Muqaran, dan Tafsir Maudhu‟i.)

24Usman, Ilmu Tafsir, (Yogyakarta: Teras, 2009), 311.

(34)

emosi, sosial, intelektual, dan pribadi. Sedangkan parenting menurut Hurlock adalah mendidik anak agar mereka dapat menyesuaikan diri mereka, khususnya terhadap lingkungan sosialnya, sehingga kelak si anak dapat diterima di masyarakat.25Pengasuhan orangtua terhadap anaknya berfungsi untuk memberikan kelekatan dan ikatan lahir batin antara orangtua dan anak.

Menurut John M. Echols secara bahasa parenting berasal dari bahasa Inggris, yakni berasal dari kata parent yang berarti orangtua.26 Parenting juga berarti memberikan dukungan secara fisik, emosional, dan juga perkembangan kecerdasan anak, sejak dia bayi sampai dewasa. Pemberian parenting pada anak merujuk pada bagaimana cara mendidik dan membesarkan anak dan tidak harus memiliki hubungan secara biologis.

Parenting merupakan pola interaksi antara orangtua dan anak, bisa juga dikatakan perilaku orangtua saat berinteraksi dengan anak, termasuk cara penerapan aturan, mengajarkan nilai- nilai norma, memberikan perhatian dan kasih sayang dan

25Muhammad Fikri At-Tamimy, “Konsep Parenting Dalam Perspektif Surah Luqman dan Implementasinya (Studi Kasus Pada Pengasuh Pondok Pesantren Ath-Harul Arifin Banjarmasin), (Malang, Universias Maulana Malik Ibrahim, 2016), 1.

26Penti Supenti dan IisRodiah, “Peran ProgramParentingDalamMeningkatkkanKemandirianAnak (PenelitianKelompokBermainAt-

TaqwaCidewaDesaDewasariKecamatanCijeungjingKabupatenCiamis, JurnalGaruda:

TarbiyahAlAulad: JurnalPendidikanIslamAnakUsia Dini2, no. 2 (Juli 2017), 58.

(35)

menunjukkan sikap dan perilaku baik sehingga orangtua dapat menjadi panutan bagi anaknya.27

Parenting adalah serangkaian interaksi oleh orangtua kepada anak yang dilakukan secara berlanjut, dimana proses tersebut dapat memberikan perubahan pada kedua belah pihak (orangtua dan anak).28 Parenting pada dasarnya adalah sebuah parental control, yaitu sebuah peorses bagaimana cara orangtua memberikan kontrol kepada anak, dapat membimbing anak, dan mendampinginya dalam melaksanakan tuga-tugas, serta perkembangannya untuk menuju proses dewasa.29

Menurut Theresa Indira Shanti, mengatakan bahwa parenting merupakan pola interaksi antara orangtua dengan anak- anaknya, yaitu tentang bagaimana sikap dan perilaku orangtua ketika berinteraksi dengan anak. Termasuk cara dalam menerapkan sebuah aturan, mengajarkan norma, serta memberikan kasih sayang.30

Khon mendeskripsikan parenting dengan cara orangtua untuk berinteraksi dengan anak-anaknya, yang meliputi pemberian

27Adelia Fitri, “Pengaruh Parenting Islami Terhdap Karakter Disiplin Anak Usia Dini Yang Bersekolah di PAUD Pembina Desa Kembang Seri Kabupaten Kepahiang”, (Bengkulu, Institut Agama Islam Negeri Bengkulu, 2020), 11.

28Fitri, 12.

29Muhammad Fikri At-Tamimy, “Konsep Parenting Dalam Perspektif Surah Luqman dan Implementasinya (Studi Kasus Pada Pengasuh Pondok Pesantren Ath-Harul Arifin Banjarmasin), (Malang, Universias Maulana Malik Ibrahim, 2016), 21.

30Mualifah, Psycho Islamic SmartParenting, (Yogya, DIVA Press, 2009), 43.

(36)

peraturan, pemberian hadiah, pemberian perhatian, pemberian hukuman, serta tanggapan orangtua terhadap setiap perilaku anak.31

Wahyuni menjelaskan, bahwa pola asuh (parenting) adalah model dan cara pemberian pelakuan seseorang kepada orang lain dalam suatu lingkungan sosial, atau dengan kata lain pola asuh adalah model atau cara orangtua memperlakukan anak dalam suatu lingkungan keluarga sehari-hari, baik perlakuan yang berupa fisik maupun psikis.32

Dari uraian diatas dapat disimpulakan jika parenting merupakan sebuah pola atau model dalam mendidik anak yang dilakukan secara berulang, baik dari segi pemberian peraturan atau kasih sayang, dengan tujuan agar anak dapat tumbuh kembang dengan matang hingga menuju proses pendewasaan.

B. Parenting Dalam Islam

Parenting dalam islam atau biasa dikenal dengan istilah islamic parenting ini merupakan bentuk pola asuh orangtua yang didasarkan kepada syariat islam, bisa mengacu kepada Al-Qur‟an dan hadis. Di dalam Al-Qur‟an sudah sering disebutkan bagaimana cara memberikan pendidikan kepada anak mulai masih berada didalam kandungan. Dalam syariat islam mendidik dan membimbing anak merupakan sebuah kewajiban bagi selluruh

31Muhammad Fikri At-Tamimy, “Konsep Parenting Dalam Perspektif Surah Luqman dan Implementasinya (Studi Kasus Pada Pengasuh Pondok Pesantren Ath-Harul Arifin Banjarmasin), (Malang, Universias Maulana Malik Ibrahim, 2016), 10.

32At-Tamimy, 12.

(37)

orangtua. Islam mengatur seluruh pola pengasuhan anak sejak masih dalam kandungan dapat dilihat dari perintah Allah untuk makan dan minum dari hasil yang baik dan halal, sebab itu akan memperngaruhi tumbuh kembang janin.33 Tujuan dari qur‟anic parenting adalah mempersiapkan generasi yang memiliki moral yang mengacu pada norma-norma islam.34

C. Macam-Macam Jenis Parenting

Parenting memiliki berbagai macam jenis, tergantung dari kepribadian dan juga kesepakatan antara orangtua. Setiap orangtua memiliki gaya parentingnya masing-masing dalam mendidik anak.

Menurut pakar psikologi Baumrind, beliau berpendapat bahwa parenting dibagi menjadi 4 jenis parenting, yaitu:

1. Authoritarian parenting

Gaya parenting ini bersifat otoriter, orangtua memberikan kendali penuh atas anaknya dalam memaksakan kehendak orangtua dan juga memiliki peraturan-peraturan yang bersifat patuh terhadap peraturan terrsebut. Parenting jenis ini cenderung mengekang kehendak dan keinginan pribadi anak. Mereka berpendapat bahwa pilihan orangtua adalah yang paling benar, jadi anak diberikan kebebasan dalam memilih apa dia sukai dan apa yang dia mau.

33At-Tamimy, 25.

34 Adelia Fitri, “Pengaruh Parenting Islami Terhadap Karakter Disiplin Anak Usia Dini Yang Bersekolah di PAUD Pembina Desa Kembang Seri Kabupaten Kepahiang”, (Bengkulu, Institut Agama Islam Negeri Bengkulu, 2020), 13

(38)

Parenting jenis ini betujuan agar orangtua dapat membentuk sikap dan kepribadian anak sesuai dengan apa yang orangtua harapkan. Anak yang biasa mendapat pola parenting jenis ini biasanya menyebabkan dia menjadi tidak mandiri, jarang mendapat pujian dari orangtuanya. Jenis parenting ini juga memberikan pembatasan terhadap hak-hak anak, namun orangtua juga menuntut anak untuk memiliki tanggung jawab yag baik sebagai orang yang sudah dewasa.

Orangtua cenderung memerintah anak dan harus bersikap tuntuk dan patuh terhadap pendapat orangtua, sehingga anak tidak mendapat kebebasan dalam berpendapat dan berekspresi.

Orantua memberikan kontrol ketat kepada anak-anaknya, sehingga ketika anak melakakukan kesalahan maka hukuman- hukuman yang dberikan kepada anak, aik itu bersifat fisik maupun non-fisik.

Authoritarian parenting ini memiliki beberapa ciri-ciri:

a. Memperlakukan anaknya dengan tegas

b. Suka memberikan hukuman anak yang dianggap tidak sesuai dengan keinginann dan juga kemauan orangtua c. Kurangnya memberikan kasih sayang dan juga kurang

mengapresiasi prestasi anak

d. Tidak memiliki rasa empati terhadap anak

e. Mudah menyalahkan segala aktivitas yang dilakukan anak.

(39)

2. Authorative parenting

Parenting authoritative yaitu orangtua selalu memberikan alasan serta penjelasan dalam setiap sikap dan peraturan yang diterapkan. Dalam gaya parenting ini anak dapat memahami apa yang menjadi keinginan orangtua terhadap anaknya. Orangtua cenderung memiliki sikap tegas, sehingga dapat mendorong si anak memiliki sikap tegas, objektif, tetap kreatif dan percaya diri, serta memiliki rasa tanggung jawab yang besar. Anak yang orangtuanya menerapkan jenis parenting otoritatif akan menjadi anak yang berperilaku kompeten secara sosial, menjadi mandiri, tidak cepat puas, memiliki pergaulan yang baik, danmemiliki harga diri yang tinggi.

Ciri-ciri Authoritative parenting, yaitu:

a. Hak-hak anak dan kewajiban orangtua dapat diberikan secara seimbang.

b. Saling melengkapi antara orangtua dan anak.

c. Orangtua melibatkan anak dalam mengambil keputudan dan kepentingan keluarga.

d. Orangtua memiliki tingkat pengendalian tinggi terhadap anak-anaknya untuk dapat bertindak sesuai dengan usia dan kemampuan anak.

(40)

e. Orangtua dan anak memiliki komunikasi yang hangan dan kepedulian yang besar antara satu sama lain.

3. Neglectful Parenting

Pada gaya perenting ini orangtua tidak berperan aktif dalam kehidupan si anak. Orangtua lebih bersikap dingin dan acuh, sehingga komunikasi antara orangtua dan anak menjadi buruk. Menurut At-Tamimy mengatakan, orangtua dengan tipe pengasuhan seperti ini tidak akan bias menjawab ketika ada yang bertanya “sudah jam 10 malam, anakmu ada dimana?”.

Ciri-ciri neglectful parenting, yaitu:

a. Oarngtua memberikan kebebasan penuh kepada anak.

b. Anak akan dituntut oleh orangtuanya untuk bisa bertanggung jawab kepada dirinya sendiri sejak masih kanak-kanak

c. Anak diiberikan kebebasan seperti orang dewasa.

d. Orangtua tidakk terlalu banyak mengatur dan mengontrol anak-anaknya.

e. Tidak adanya kehangatan diantara rangtua dan anak.

4. Indulgent Parenting

Gaya parenting ini orangtua sangat terlibat dalam kehidupan anaknya, tetapi tidak memberikan batasan atau kekangan pada perilaku anak-anknya. Orangtua dalam jenis parenting ini cenderung membiarkan anak-anaknya melakukan

(41)

apa yang ia inginkan, dan membiarkan si anak mencari cara sendiri untuk bias mencapai tujuannya. Model parenting ini sedikit memberikan batasan kepada anak, sehingga anak dapat tumbuh menjadi lebih percaya diri serta dapat mengontol emosi dan juga perilakunya sendiri.

Ciri-ciri indulgent parenting, yaitu:

a. Orangtua dapat mempercayai setiap keputusan yang diambil oleh anaknya.

b. Orangtua jarang memberikan tuntutan kepada anak.

c. Anak dapat tumbuh menjadi disiplin dan percaya diri.

d. Orangtua tidak memberikan aturan-aturan yang banyak.

D. Faktor-Faktor yang memperngaruhi parenting

Seperti yang sudah dijelaskan di awal, jika parenting yang di lakukan oleh setiap orangtua berbeda-beda. Ada banyak faktor yang dapat mempengaruhi pola parenting setiap orangtua untuk bisa mengembangkan kreativitas anak, antara lain:

1. Adanya komunikasi yang menghargai anak sebagai pribadi Orangtua seharusnya cenderung menempatkan anak sebagai pribadi yang penting dalam setiap persoalan. Mereka dapat memandang anak bukan sebagai makhluk yang harus selalu patuh, melainkan ditempatkan secara sejajar.

Mendengarkan setiap pendapat mereka dan ditanggapi secara serius dan tidak mengesampingkan masukan anak, orangtua

(42)

tidak harus membentak dan bertanya kenapa masalah itu terjadi, tetapi menanyakan dengan halus masalah yang sebenarnya.

Orangtua tidak harus mengedepankan egosentrisme sesaat, tetapi dengan penuh kasih sayang dan cinta yang tulus.Terkait dengan sikap dan perlakuan orangtua, ada tiga aspek yang harus dicermati pada anak, diantaranya:

2. Menaruh perhatian pada perkembangan bakat dan kemandirian anak

Orangtua tidak memaksakan kehendak terkait dengan perkembangan bakat dan kemandirian anak.Orangtua harusnya dapat mengahargai usaha, kinerja, dan prestasi anak dengan penuh kebanggaan.Sikap seperti ini dapat menunjukkan adanya kepedulian yang cukup besar untuk menjadikan anak sebagai pribadi yang berprestasi dalam segala bidang.

3. Adanya keteladan yang baik

Orangtua yang selalu memberikan teladan yang baik terhadap anak-anaknya. Keteladanan akan menjadi kunci sukses orangtua dalam mendidik anak sebab anak akan cenderung mengikuti apa yang dicontohkan oleh kedua orangtuanya. Orangtua yang memberikan keteladanan akan cara dan gaya hidup serta kerja yang kreatif, secara sadar atau tidak akan ditiru oleh anak-anaknya.

(43)

4. Penanaman disiplin

Penanaman kedisiplinan menjadi penting untuk dapat memberikan contoh kepada anak. Sikap disiplin bukan saya bisa membentuk karakter anak, tetapi juga bisa berkaitan langsung dengan ketekunan dalam mengerjakan sesuatu.

Penanaman disiplin di satu pihak akan menunjukkan mana yang benar dan mana yang salah, dan disiplin keluarga yang konsisten serta pasti, kapan tidur, bekerja, santai, kapan pergi keluar rumah. Tetapi dipihak lain, ada harapan agar anak-anak bisa hidup dan bekerja berdasarkan keyakinan sendiri dan tidak menepati peraturan dan orangtua secara buta. 35

35Muhammad Takdir Ilahi, “Quantum Parenting”, (Jogjakarta: Katahati, 2017), h. 141-143.

(44)

BAB III

METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Penelitian kualitatif merupakan suatu penelitian yang ditujukan untuk mendeskripsikan dan menganalisis fenomena, peristiwa, aktivitas sosial, sikap, serta pemikiran orang secara individual atau kelompok.36

Untuk memberikan penjelasan atau penafsiran terhadap ayat yang sudah dipilih, peneliti akan menggunakan metode library reseach (studi pustaka), yaitu studi dengan mengkaji buku-buku yang relevan dengan permasalahan yang diangkat dalam penelitian ini.37

B. Sumber Data

Sumber data yang dijadikan sumber dari penelitian ini yaitu bersifat kepustakaan yang diambil dari dokumen kepustakaan seperti, buku, artikel, kitab serta literatur lainnya yang sesuai dengan pembahan pada penelitian ini.Supaya mendapat data yang akurat maka sumber data tersebut dibagi menjadi sumber data primer dan sumber data sekunder.

1. Sumber data primer

Sumber data primer merupakan sumber data yang diperoleh melalui subjek penelitian dengan menggunakan alat pengukuran atau alat pengambilan data langsung pada subjek sebagai sumber

36Sugiono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D (Bandung:

Alfabeta, 2010), 3.

37Husna, “Islamic Parening; Aktualisasi Pendidikan Islam Dalam Tafsir Q.S Al-Baqarah/2: 132- 133 dan Q.S Luqman/31: 12-19” (Yogyakarta, Universitas Islam Negeri Walisongo, 2016), 16.

(45)

informasi.38 Sedangkan sumber data primer yang penulis gunakan dalam penelitian ini adalah kitab tafsir Al-Misbah karya Muhammad Quraish Shihab.

2. Sumber data sekunder

Sumber data sekunder yang digunakan dalam penelitian ini adalah literatur-literatur yang terkait dengan penelitian yang hendak dibahas, yaitu sumber data yang mendukung sumber data primer sebagai acuan yang terkait dengan permasalahan, seperti buku, jurnal, dan skripsi maupun thesis yang relevan dengan judul yang penulis angkat.

C. Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data menurut bahasa merupakan suatu proses, cara, perbuatan pengumpulan, penghimpunan, serta pengarahan. Sedangkan data merupakan keterangan yang benar dan nyata. Dengan demikian pengumpulan data dapat diartikan sebagai prosedur yang sistematis dan memiliki standar untuk menghimpun data yang diperlukan dalam rangka menjawab masalah penelitian sekaligus menyiapkan bahan-bahan yang mendukung kebenaran pada kesesuaian teori yang akan dihasilkan.39

Adapun Teknik pengumpulan data yang penulis lakukan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan metode dokumentasi, yaitu

38Saifuddin Azwar, Metode Penelitian (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1998), 91.

39Zulfa Mustaqimah, “Nilai-NilaiParenting Islami Dalam Q.S An-Nisa Ayat 9 Telaah Tafsir Al- Misbah Karya Muhammad QuraishShihab”, (Yogyakarta: Universitas Islam Indonesia, 2021), 62.

(46)

mencari data mengenai hal-hal yang berupa catatan, jurnal, skripsi, buku, dan sebagainya.

D. Teknik Analisis Data

Adapun metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif dan content analysis. Metode analisis konten merupakan Teknik penelitian untuk membuat kesimpulan dan validitas data dengan memperhatikan konteksnya.Penelitian ini juga menggunakan metode maudhu‟i, yaitu metode tafsir yang berusaha menjelaskan kandungan ayat-ayat Al-Qur'an dari berbagai segi dengan memperhatikankesamaantema atau topik tertentu.

(47)

BAB IV

PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA A. Biografi

1. Biografi Muhammad Quraish Shihab

M. Quraish Shihab merupakan mufassir kontemporer asal Indonesia.Lahir di Rappang, Sulawesi Selatan, pada 16 Februari 1944.Ayahnya yang bernama Abdurrahman Shihab merupakan seorang ulama dan guru besar dibidang tafsir.40Beliau dipandang sebagai seorang ulama, pengusaha, dan juga politikus. Kontribusinya dibidang pendidikan terbukti dari usahanya dalam membina dua perguruan tinggi di Ujung Pandang, yaitu Universitas Muslim Indonesia (UMI), sebuah perguruan tinggi swasta tersebar di kawasan Indonesia bagian timur, dan IAIN Alauddin Ujung Pandang.41

Quraish Shihab menyelesaikan pendidikan dasarnya di Ujung Pandang, lalu Quraish Shihab melanjutkan pendidikan menengahnya di Malang. Beliau juga menjadi seorang santri di Pondok Pesantren Darul Hadis Al-Faqihiyyah. Lalu beliau melanjutkan pendidikannya di Kairo, Mesir, dan diterima di kelas II Tsanawiyah Al-Azhar.Beliau meraih gelar Lc. (S-1), pada tahun 1967 di Fakultas Ushuluddin Jurusan Tafsir dan Hadis Universitas Al-Azhar. Lalu beliau melanjutkan pendidikan di fakultas yang sama, dan pada tahun 1969

40Zulfa Mustaqimah, “Nilai-NilaiParenting Islami Dalam Q.S An-Nisa Ayat 9 Telaah Tafsir Al- Misbah Karya Muhammad QuraishShihab”, (Yogyakarta: Universitas Islam Indonesia, 2021), 58.

41Achmad Syauqi Alfanzari, “Mendidik Diri dan Keluarga (Kajian Tafsir Surah At-Tahrim, Perspektif Quraish Shihab), (Surabaya: Universitas Islam Negeri Sunan Ampel, 2016), 26.

(48)

meraih gelar MA untuk spesialisasi di bidang tafsir Al-Qur‟an. Pada 1982 beliau meraih gelar Doktor dibidang ilmu-ilmu Al-Qur‟an dengan yudisium Summa Cum Laude disertai penghargaan Tingkat Pertama (mumtaz ma‟a martabat al-syaraf al-„ula).42

Pada tahun 1984 Quraish Shihab kemali ke Indonesia, dan ditugaskan di Fakultas Ushuluddin dan Fakultas Pasca-Sarjana di IAIN Syarif Hidayatullah (saat ini UIN Syarif Hidayatullah).43 Pada tahun 1992-1998, ia menjabat sebagai rektor IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Beliau juga pernah menjabat sebagai ketua Majelis Ulama Indonesia pusat (1985-1998); anggota MPR-RI (1982-1987 dan 1987- 2002); dan pada tahun 1998, beliau dipercaya untuk menjadi Menteri Agama RI.44

2. Karya-Karya Muhammad Quraish Shihab

Selain aktif di bidang akademik dan non-akademik, Quraish Shihab juga aktif dalam menulis, baik menulis di media masa maupun menulis buku. Sebagai cendekiawan muslim beliau juga sangat produktif dalam melahirkan karya-karya baru. beberapa karya-karya beliau, diantaranya:

a. Tafisr Al-Manar: Keistimewaan dan Kelemahannya.

b. Mahkota Tuntunan Ilahi: Tafsir Surat Al-Fatihah.

42M. Quraish Shihab, Membumikan Al-Qur‟an, Fungsi dan Peran Wahyu dalam Kehidupan Masyarakat, (Bandung: Mizan, 1993), 29

43 Achmad Syauqi Alfanzari, “Mendidik Diri dan Keluarga (Kajian Tafsir Surah At-Tahrim, Perspektif Quraish Shihab), (Surabaya: Universitas Islam Negeri Sunan Ampel, 2016), 29.

44 M. Quraish Shihab, Membumikan Al-Qur‟an: Fungsi dan Peran Wahyu dalam Kehidupaan Masyarakat, Ed. Ke-2, Cet. Ke-1, (Jakarta: Mizan, 2013), 7.

(49)

c. Atas Nama Agama: Wacana Agama Dalam Dialog Bebas Konflik.

d. Tafsir Al-Qur‟an Al-Karim: Tafsir Surat-Surat Pendek Berdasarkan Urutan Turunnya Wahyu.

e. Fatwa-Fatwa Muhammad Quraish Shihab Seputar Ibadah Mahdhah.

f. Mu‟jizat Al-Qur‟an: Ditinjau Dari Aspek Kebebasan, Isyarat Ilmiah dan Pemberitaan Ghaib.

g. Lentera Hati: Kisah Dan Hikmah Kehidupan.

h. Wawasan Al-Qur‟an: Tafsir Maudhu‟i Atas Pelbagai Persoalan Umat.

i. Membumikan Al-Qur‟an: Fungsi dan Peran Wahyu Dalam Kehidupan Masyarakat.

j. Sejarah dan „Ulumul Al-Qur‟an.

k. Tafsir Al-Misbah: Pesan, Kesan dan Keserasian Al-Qur‟an.45 3. Tafsir Al-Misbah

Dari segi bahasa, Al-Misbah berarti “lampu, pelita atau lentera”.Hal itu mengindikasikan bahwa makna kehidupan dan berbagai persoalan yang dihadapi oleh manusia dapat diterangi oleh cahaya Al-Qur‟an.Quraish Shihab bercita-cita supaya Al- Qur‟an semakin membumi dan kandungannya dapat dipahami oleh para pembaca.46

45 Zaenal Arifin. “Karakteristik Tafsir Al-Misbah”, Jurnal Al-Ifkar, 8, no.1 (Maret 2020), 9.

http://ejournal.kopertais4.or.id/mataram/index.php/ifkar/article/view/4063/2998

46 Mafri Amin dan Lilik Umi Katsum, Literatus Tafsir Indonesia, (Ciputat: LP. UIN Jakarta, 2011). 251.

(50)

Ada beberapa alasan yang disampaikan oleh Quraish Shihab kenapa Tafsir Al-Misbah ditulis, yaitu: pertama, memberikan langkah mudah bagi umat Islam dalam memahami isi kandungan aya-ayat Al-Qur‟an. Kedua, adanya kekeliruan umat muslim dalam memaknai fungsi Al-Qur‟an. Ketiga, adanya kekeliruan akademisi yang kurang bias memahami hal-hal ilmiah seputar ilmu Al-Qur‟an. Dan keempat, adanya dorongan dari umat Islam Indonesia yang menggugah hati dan membulatkan hati Quraish Shihab untuk menuliskan tafsirannya.47

Tafsir Al-Mîsbâh terdiri dari 15 jilid, jilid 1 terdiri dari Q.S Al-Fâtihah sampai Q.S Al-Baqarah, jilid 2 terdirii dari Q.S Ali Imrân sampai dengan Q.S An-Nisâ‟, jilid 3 terdiri dari Q.S Al- Mâidah, jilid 4 terdari dari Q.S Al-An‟âm, jilid 55 terdiri dari Q.S Al-A‟râf sampai dengan At-Taubah, jilid 6 terdiri dari Q.S Yunus sampai dengan Ar-Ra‟ad, jilid 7 terdiri dari Q.S Ibrahim samapai dengan Q.S Al-Isrâ‟, jilid 8 terdiri dari Q.S Al-Kahfi sampai dengan Q.S Al-Anbiyâ‟, Jilid 9 terdiri dari Q.S Al-Hajj sampai dengan Q.S Al-Furqân, jilid 10 terdiri dari Q.S Asy-syu‟arâ sampai dengan Al-Ankabût, jilid 11 terdiri dari Q.S Ar-Rûm sampai dengan Yâsîn, jilid 12 terdiri dari Q.S Ash-Shâffât sampai dengan Az-Zukhruf, jilid 13 terdirii dari Q.S Ad-Dukhân sampai dengan

47 Lufaefi, “Tafsir Al-Misbah: Tekstualitas, Rasionalitas dan Lokalitas Tafsir Nusantara”, Substantia: Jurnal Ilmu-Ilmu Ushuluddin, 21, no.1 (April 2019), 31.

https://jurnal.ar.raniry.ac.id/index.php/substantia/article/download/4474/pdf

(51)

Al-Wâqi‟ah, jilid 14 terdiri dari Q.S Al-Hadid sampaii dengan Al- Mursalât, jilid 15 terdiri dari Q.S terdiri dari juz „amma.48

a. Sumber tafsir

Dalam penulisan tafsir Al-Misbah, Quraish Shihab mengambil dari beberapa penafsiran terdahulu untuk dijadikan rujukan.Selain mengambil rujukan dari mufassir sebelumnya, Quraish Shihab juga banyak mengambil riwayat-riwayat sebagai sumber penafsiran, baik rujukannya kembali ke ayat Al-Qur‟an itu sendiri, maupun hadis-hadis Nabi Saw. Beliau mengakui sendiri jika dalam penulisan tafsir Al-Misbah beliau mengambil rujukan dari beberapa pendapat ulama dan juga mufassir-mufassir sebelumnya. Quraish Shihab menyebutkan beberapa kitab tafsir yang dijadikan rujukan dalam kitab tafsir Al-Misbah volume 1, pada bagian “sekapur sirih” dan “pengantar”, kitab-kitab tersebut yaitu Fi Zhilal Al-Qur‟an Karya Sayyid Quthb, Tafsir Al-Qur‟an Al-Azhim karya Ibnu Katsir, Al-Kasyaf karya Az-Zamakhsyari, dan beberapa kitab lainnya.49

b. Sistematika penulisan

Sistematika penulisan tafsir Al-Misbah yang dimaksud adalah rangkaian yang dipakai dalam penyajian tafsir, dan tafsir Al-Misbah menggunakan tartib mushafi, yaitu menafsirkan seluruh

48 Nur Chanifah dan Abu Samsudin, Pendidikan Karakter Islami: Karakter Ulul Albab di dalam Al-Qur‟an (Purwokerto: CV Pena Persada, 2019), 116

49Taufikurrahman, “Pendekatan Qurais Shihab dalma Tafsir Al-Misbah”, Jurnal Al-Makrifat, 4, no. 1, (April 2019), 83.

http://ejournal.kopertais4.or.id/tapalkuda/index.php/makrifat/article/view/3302/2463

(52)

ayat Al-Qur‟an sesuai dengan susunan ayat-ayat dalam mushaf.

Sebelum menafsirkan ayat-ayat Al-Qur‟an, Quraish Shihab terlebih dulu memberikan pengantar terhadap surat yang akan ditafsirkan.

Pegantar tersebut memuat beberapa penjelasan antara lain:

1) Penyebutan jumlah ayat dan penjelasan yang berkaitan dengan penamaan surat.

2) Nama surat dan nama-nama lain dari surat tersebut, serta alasan penamaannya.

3) Disebutkan tempat turun surat (Makkiyah atau Madaniyyah) 4) Nomor surat berdasarkan urutan mushaf dan urutan turunnya,

kadang disebutkan juga nama-nama surat sebelum atau sesudahnya.

5) Tema pokok atau tujuan surat danpendapat-pendapat ulama.

6) Disebutkan munasabah sebelum dan sesudahnya.

Fungsi dari penjelasan yang diberikan oleh Quraish Shihab pada pengantar setiap surat ialah memberikan kemudahan bagi para pembaca untuk bisa memahami poin-poin yang terkandung dalam surat tersebut.

Tahap selanjutnya yaitu membagi atau mengkelompokkan ayat-ayat daam suatu surat kedalam kelompok kecil yang terdiri atas beberapa ayat yang dianggap memiliki keterkaitan erat.

Selanjutnya memberikan penjelasan tentang arti kosakata dari kata pokok atau kata kunci yang terdapat dalam ayat tersebut. Lalu pada

Referensi

Dokumen terkait

Makalah ini bukan studi tafsir tematik ( mawdhû î), tetapi lebih dekat kepada al-tafsîr al-mawdhi’ î atau studi keislaman dengan menyusun beberapa ayat yang terkait dengan ragam

Tesis ini berjudul Konsep Pemuda dalam al-Qur’an (Studi Tafsir Tematik), latar belakang penelitian ini adalah Perbincangan seputar pemuda selalu menarik dan mengundang

Meskipun berdasarkan pemaha- man tekstual atas al-Mâidah : 5 bahwa pria Muslim diperbolehkan menikahi wanita ahli kitab, namun karena al- Qur’an, disimpulkan Tafsir Tematik al-

oleh al- Shâfi„î dalam memahami al - Qur‟an, serta kecendrungan aliran yang terdapat pada Tafsîr al-Imâm al-Shâfi‘î , sehingga dapat diketahui karakteristik

Metode yang digunakan dalam penyusunan Tafsir al-Qur’an Tematik Kementerian Agama RI ini adalah metode tematik, atau dikenal juga dengan istilah maudhu’i..

Dengan menggunakan metode tafsir tematik sebagai penajam dalam analisis ayat- ayat, dan teori Psikoanalisis sebagai penajam dalam analisis relevansi antara stoikisme dalam al-Qur’an

Tafsir ini termasuk tafsir kontemporer yang bercorak Adabi Ijtima‟i, di mana penguraiannya terpusat pada pengungkapan balaghah dan kemukjizatan Al-Qur‟ân yang menjelaskan makna dan

Penelitian ini bertujuan untuk: a Mengetahui pandangan Sayyid Quthub dan Hamka tentang kebahagiaan dalam tafsir mereka Tafsîr Fî Zhilâl Al-Qur‟an dan Tafsîr Al-Azhar b Menemukan