• Tidak ada hasil yang ditemukan

STOIKISME PERSPEKTIF AL-QUR’AN (STUDI TAFSIR TEMATIK)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "STOIKISME PERSPEKTIF AL-QUR’AN (STUDI TAFSIR TEMATIK)"

Copied!
104
0
0

Teks penuh

Ismatullah, M.S.I selaku Koordinator Program Studi Ilmu Al-Qur'an dan Tafsir, Fakultas Ushuluddin, Adab dan Ilmu Pengetahuan Manusia, UIN Prof. Karena pada hakikatnya Al-Qur’an adalah lautan yang tiada habisnya (bahr lā-sahila lahu) yang semakin banyak digali isinya maka akan semakin banyak ditemukan mutiaranya (Mustaqim, 2022). Penelitian ini akan mengkaji lebih jauh konsep ketabahan dalam Al-Qur’an melalui kajian tematik tafsir.

Untuk mengetahui seberapa relevan prinsip Stoicisme dari sudut pandang Al-Qur'an dengan teori psikoanalisis Sigmund Freud. Secara teoritis, penelitian ini diharapkan dapat memperkaya ilmu pengetahuan khususnya dalam bidang kajian tafsir Al-Quran. Selain untuk mempertegas dan membuka wawasan pembaca, Al-Quran juga memperkenalkan tips.

Penelitian ini memberikan kesimpulan bahwa Al-Qur'an dan filsafat Stoicisme mempunyai satu arah. Selain itu, ditemukan pula indikator serupa dari Al-Quran dan filosofi Stoicisme untuk mencapai hidup bahagia.

PENDAHULUAN

  • Latar Belakang Masalah
  • Rumusan Masalah
  • Tujuan Penelitian
  • Manfaat Penelitian
  • Tinjauan Pustaka
  • Kerangka Teori
  • Metode Penelitian
    • Jenis Penelitian
    • Sumber Data
    • Teknik Pengumpulan Data
    • Teknik Analisis Data
    • Sistematika Pembahasan

Teknik pengumpulan data merupakan kiat-kiat yang harus digunakan seorang peneliti ketika mengumpulkan data penelitian. Menurut Sugiyono, teknik dokumentasi adalah teknik yang digunakan dalam melakukan penelitian dengan cara mengumpulkan catatan berupa tulisan dan gambar sesuai dengan urgensi penelitian (Sugiyono, 2016). Teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan teknik analisis deskriptif, yaitu dengan mendeskripsikan kumpulan data yang bersumber dari informasi yang masih dalam ranah penelitian penulis, seperti yang sebagian besar bersumber dari Al-Qur'an, dan dari sastra tafsir klasik hingga modern pada umumnya.

PRINSIP-PRINSIP STOIKISME PERSPEKTIF AL-QUR’AN

Gambaran Umum Stoikisme

  • Pengertian dan Sejarah Stoikisme
  • Prinsip-Prinsip Stoikisme

Secara umum, kesabaran adalah untuk manusia, tetapi ia khusus untuk orang yang beriman. Kemudian apabila ia telah roboh (mati), makanlah sebahagian daripadanya dan berilah makan kepada orang yang berpuas hati dengan apa yang ada padanya (jangan meminta-minta) dan orang yang meminta-minta. Tetapi ayat ini menjelaskan bahawa sifat-sifat seperti itu tidak akan didapati kecuali pada orang yang sabar dan berlapang dada.

Sesungguhnya Kami akan memberi balasan kepada orang-orang yang sabar dengan pahala yang lebih baik dari apa yang selalu mereka usahakan" (Ministry, 2019). Jangan sampai orang-orang yang tidak beriman (kebenaran ayat-ayat Allah) bersedih hati" (Ministry, 2019). orang-orang yang bersungguh-sungguh berjuang di jalan Allah, mereka akan mendapat petunjuk (Hamka, 1982).

Di penghujung ayat ini, Allah memerintahkan kepada nabi agar nabi tidak merasa susah dan sedih oleh orang yang meraguinya. Dalam ayat ini telah dibincangkan tentang sifat orang yang dengki dengan pencapaian orang lain. Kesabaran yang kuat, yang tidak mudah ditumbangkan oleh segala bentuk tipu daya daripada orang yang dengki (Hamka, 1982).

Ayat ini bukan sahaja mengandungi peringatan, tetapi juga ditujukan oleh Allah bagi mereka yang beriman dalam bentuk penghiburan. Tanda kedua orang yang mentaati Allah ialah orang yang dapat menahan apa sahaja yang menimpanya. Kuasa yang ditunjukkan tidak akan menjejaskan orang yang tidak menggunakan akal untuk memahami ayat-ayat tersebut.

Ini gambaran bahwa orang yang tidak menggunakan pikirannya dapat menyebabkan kebodohan dan mengarah pada pemikiran yang kekinian. Tanda-tanda tersebut hanya dapat dipahami oleh orang-orang yang cerdas dan mau memahaminya (Shihab, 2002). Sesungguhnya kalau sabar, sesungguhnya lebih baik bagi yang sabar” (Kementerian Agama, 2019).

Istilah Stoikisme dalam Al-Qur’an

Ayat-Ayat Stoikisme dalam Al-Qur’an

  • Ayat-Ayat Qana’ah Periode Makkah
  • Ayat-Ayat Qana’ah Periode Madinah
  • Ayat-Ayat Sabar Periode Makkah
  • Ayat-Ayat Sabar Periode Madinah
  • Ayat-Ayat Pemanfaatan Akal Periode Makkah
  • Ayat-Ayat Pemanfaatan Akal Periode Madinah

Ayat ini muncul sebagai satu bentuk penghiburan kepada Nabi dan orang-orang yang beriman pada masa awal perjuangan Islam di Makkah. Sehingga dalam tempoh menunggu penaklukan kota Mekah, hati orang-orang mukmin menjadi lemah dan resah. Riwayat lain menjelaskan bahawa ayat ini juga membicarakan tentang keadaan orang-orang kafir apabila tibanya hari kiamat.

-kualiti yang baik itu) tidak akan mendapat pahala melainkan orang yang sabar dan tidak akan diberi pahala (pula) melainkan orang yang sangat beruntung" (Kemenag, 2019). Namun bagi kaum Stoik, balasan kepada orang yang tidak bertaubat. kerana perbuatan mereka itu terasa seperti membuang tenaga dan masa. Dalam ayat ini, Allah memerintahkan Nabi (saw) supaya bersabar dengan perbuatan orang-orang kafir sehingga datang azab Allah seperti kesabaran Ulul Azmi.

Anda pasti akan mendengar banyak perkara yang menyakitkan hati anda, daripada mereka yang diberi Bible sebelum anda, dan daripada orang ramai. Wahai orang-orang yang beriman, bersabarlah, kuatkanlah kesabaranmu, tetaplah bersiap siaga di perbatasan (negerimu) dan bertakwalah kepada Allah supaya kamu beruntung” (Kemenag, 2019). Bagi dia yang tidak melupakan Allah dalam segala-galanya tidak menjadi keliru tentang dirinya sendiri (Hamka, 1982). Iaitu) orang-orang yang apabila disebut nama Allah, gemetarlah hati mereka, sabar terhadap apa yang menimpa mereka, mendirikan solat dan menafkahkan sebahagian dari rezeki yang Kami berikan kepada mereka” (Kementerian Agama, 2019).

Seburuk-buruk makhluk yang bergerak di muka bumi di sisi Allah ialah mereka yang pekak dan bisu (tidak mahu mendengar dan tidak mahu bercakap benar), iaitu mereka yang tidak faham. Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengambil orang-orang di luar lingkungan (agama) kamu menjadi kawan seagama (kerana) mereka tidak akan berhenti (menimpakan) kemudharatan kepadamu. Ayat ini diturunkan kerana orang kafir sering menggunakan harta dan kecantikan fizikal untuk menarik perhatian umat Islam.

Oleh karena itu, ayat ini berisi peringatan bagi orang-orang beriman agar tidak menjadikan orang-orang kafir sebagai teman yang diberi amanah yang seharusnya tetap tersembunyi di dalam hati mereka (Shihab, 2009).

Analisis Tema Ayat-Ayat Stoikisme dalam Al-Qur’an

Hal ini terlihat dari kebiasaan mereka menebar kebencian baik dari mulut dalam bentuk kata-kata dan nada bicara yang sering 'terpeleset di lidah', atau bahkan tersimpan di dalam hati mereka (Shihab, 2009). Jika manusia menggunakan pikirannya untuk berpikir, maka ia akan mampu memilih siapa yang layak dijadikan sahabat dan orang kepercayaan. Dengan akal, seharusnya manusia dapat mengetahui, memahami, menimbang dan menganalisis perilaku siapa saja yang berperilaku buruk dan merusak diri sendiri.

Dalam ayat-ayat tentang kesabaran pada masa Makkah, ditemukan bahwa kesabaran pada masa itu terbagi menjadi beberapa jenis, yaitu: kesabaran dalam hinaan dan kata-kata yang dilontarkan orang-orang kafir kepada umat Islam, kesabaran dalam menunggu janji dan ketetapan Allah, kesabaran dalam berdakwah, sabar dalam beribadah istiqomah, dan bersabar menghadapi cobaan sebagaimana yang dilakukan para nabi dan rasul sebelumnya. Sedangkan ayat tentang kesabaran pada masa Madinah cenderung lebih banyak membahas tentang kesabaran dalam kehidupan sosial manusia. Sabar-sabar tersebut antara lain sabar terhadap berbagai sifat manusia, sabar terhadap orang-orang munafik, sabar terhadap pengkhianatan, sabar terhadap keyakinan seseorang, dan sabar terhadap rasa takut yang sering menguasai pikiran manusia.

Dalam ayat-ayat penggunaan akal pada masa Mekkah dijelaskan perintah berpikir dan menggunakan akal. Perintah-perintah tersebut antara lain memikirkan bagaimana langit dan bumi tercipta, pergantian siang dan malam, proses turunnya hujan, dan ayat-ayat kauniyah lainnya. Selain itu manusia juga diperintahkan untuk memikirkan bagaimana cara menciptakan dirinya dari yang lemah menjadi lemah lagi, nikmat yang dilimpahkan, memaksimalkan kecerdasannya untuk berbuat baik dan jahat, serta perintah untuk merenungkan isi Al-Qur'an. 'an sebagai petunjuk.

Sedangkan ayat penggunaan akal pada masa Madinah antara lain perintah menggunakan akal untuk kepentingan diri sendiri, baik dalam kehidupan pribadi maupun sosial. Maksimalkan kecerdasan Anda untuk menjaga keseimbangan dalam hidup, karena untuk dapat hidup dengan baik, manusia perlu mengetahui potensi alam agar dapat mengolah sumber daya yang ada. Selain itu, penting juga untuk tidak mudah terkecoh dengan berbagai karakter manusia yang bertopeng seribu, dan tidak memberikan kemudahan bagi mereka untuk mengungkap hal-hal yang dapat merugikan dirinya.

Sebab orang yang tidak mau menggunakan pikirannya untuk berpikir adalah seperti binatang yang bodoh.

RELEVANSI STOIKISME PERSPEKTIF AL-QUR’AN DENGAN

Teori Psikoanalisis

Id merupakan lapisan psikologis paling dasar yang terbentuk dari keinginan dan dibawa oleh manusia sejak lahir. Misalnya saja ketika bayi lapar dan menangis maka rasa lapar atau haus akan semakin meningkat sehingga mengharuskan bayi segera diberikan makanan atau minuman (R.A. Husna, 2021). Menurut Freud, ego merupakan bagian dari kepribadian yang bertugas menghadapi berbagai hal yang nyata atau realistis.

Ego beroperasi berdasarkan kenyataan yang berusaha memuaskan keinginan id, namun tetap dengan cara yang dapat diterima oleh lingkungan sosial (R. A. Husna, 2021). Ego juga mengendalikan segala sesuatu yang masuk ke dalam kesadaran dan apa yang akan dilakukan tubuh, sehingga dapat dikatakan ego mampu menjamin kesatuan kepribadian (Bertens, 2016). Ego akan berusaha mengarahkan pikiran untuk tetap diam dan menunggu hingga perjumpaan selesai, alih-alih hanya bertindak berdasarkan dorongan id (R. A. Husna, 2021).

Superego akan menekan segala keinginan dan desakan yang tidak dapat diterima dari id dan berjuang mengendalikan ego agar dapat bertindak sesuai norma dan moralitas (R. A. Husna, 2021). Bagaimanapun, kunci dari kepribadian yang sehat adalah jiwa yang seimbang antara id, ego dan superego. Seseorang yang beroperasi dengan impuls id yang dominan dapat menjadi impulsif dan tidak terkendali.

Demikian pula, seseorang yang beroperasi dengan superego yang dominan cenderung sangat kaku dan menghakimi. Jadi cara menjadi manusia seutuhnya adalah dengan bertindak menyeimbangkan antara id, ego dan superego (R. A. Husna, 2021).

Relevansi Stoikisme Perspektif Al-Qur’an dengan Teori Psikoanalisis

  • Kendali Ego
  • Kendali Superego

PENUTUP

Kesimpulan

Prinsip ketabahan dalam Al-Qur'an tercermin pada sikap kana'i atau mencintai nasib, kesabaran dalam menghadapi hal-hal yang bisa dan tidak bisa dikendalikan, dan penggunaan akal sebagai wujud hidup selaras dengan alam. . Prinsip Stoicisme yang dijelaskan dalam Al-Qur'an berkaitan dengan komponen sistem kepribadian manusia yang ditemukan oleh Sigmund Freud. Kepribadian manusia itu tersusun atas tiga komponen yaitu id, ego, dan superego yang ketiganya berfungsi dalam domainnya masing-masing.

Id bekerja di alam ilusi, ego bekerja di alam realitas dan cenderung logis, sedangkan superego merupakan prinsip paling ideal yang menambatkan id dan ego agar bekerja sesuai dengan moralitas. Dengan demikian prinsip ketabahan dalam Al-Qur’an menjadi terlihat sebagai sikap alamiah manusia dengan validasi dari hasil yang menunjukkan bahwa sikap amor fati atau qanā’ah atau mencintai takdir dan sabar berada di bawah naungan superego sebagai pagar pembatas. moralitas.

Rekomendasi

Sejarah dan Pemetaan Model Penelitian Kajian Sastra Al-Qur'an dan Tafsir (Ilmu Tafsir).

Referensi

Dokumen terkait

Makalah ini menyoroti hukum pernikahan beda agama menurut Muhammadiya dengan menggunakan Tafsir Tematik al-Qur’an, setelah melakukan kajian ayat 221 al-Baqarah dan al-Mâidah ayat

Sehubungan dengan itu, di kalangan ulama dikenal apa yang disebut sebagai kaidah-kaidah tafsir (qawa’id al-tafsīr), latar belakang turunnya suatu ayat (sabab al-nuzīl),

Penulis menggunakan teori psikoanalisis sebagai pendekatan dalam membaca tafsir sufi untuk menjelaskan hubungan aḥwāl (keadaan jiwa se- saat) dan maqāmāt (keadaan jiwa stabil

Nini Galuh Paramuditha Rahayu Firstian, 2022: PARENTING DALAM TAFSÎR AL-MISBÂH (Studi Tafsir Tematik). Kata Kunci: Parenting, Maudhû’î, dan Tafsîr Al-Misbâh. Dalam

Menyatakan dengan sebenarnya bahwa skripsi yang saya yang berjudul: “Irhâb dalam Al-Qur’an (Kajian Tafsir Tematik dengan Pendekatan Semantik) ” adalah benar-benar

Para ulama tafsir, dalam hal ini Ibnu Jarȋr, Ibnu Katsȋr dan Wahbah Zuhaili menafsirkan ayat-ayat Nashārā hampir dengan nada yang sama, bahwa mereka ada yang baik, ada yang tidak

Menurut hasil analisis yang diperoleh bahwa konsep pendidikan Islam dalam al-Qur‟an surat al-Jumu‟ah ayat 1-5 menurut tafsir al-Maraghi adalah konsep pendidikan Islam

Dalam tafsir tematik, seorang mufassir tidak lagi menafsirkan ayat demi ayat secara berurutan sesuai urutannya dalam mushaf, tetapi menafsirkan dengan jalan menghimpun seluruh atau