• Tidak ada hasil yang ditemukan

Dalam pendirian industri terdapat investasi, yaitu kegiatan yang akan menuntut waktu yang singkat, dan tingkat keyakinan yang tinggi akan keberhasilan statu pertukaran penggunakan untuk harapan berkembangnya penggunaan tersebut dimasa yang akan datang (Holmes, 1998). Menurut Frankel (1990), proyek pendirian industri dibedakan dengan kerangka waktu yang relatif singkat, ada titik awal dan akhir yang pasti, tidak rutin, hubungan yang kadang kala unik dari aktivitas-aktivitas dan dibatasi oleh waktu, anggaran, dan alokasi sumber daya untuk suatu keadaan proyek tertentu.

Menurut Kadariah et al. (1999) dan Sutojo (1983), kajian terhadap keadaan dan prospek suatu industri dilakukan atas aspek-aspek tertentu yaitu aspek teknis, aspek manajerial dan administratif, aspek organisasi, aspek pemasaran, aspek finansial dan aspek ekonomi. Ditambahkan oleh Umar (2001) kajian terhadap keadaan dan prospek suatu industri juga memerlukan analisis terhadap aspek lingkungan, aspek legalitas, dan aspek sosial ekonomi. Aspek-aspek tersebut biasanya dianalisis dengan teknik-teknik tertentu dengan mempertimbangkan manfaat bagi industri tersebut.

1. Aspek Pasar dan Pemasaran

Aspek pasar dan pemasaran dikaji untuk mengungkapkan permintaan, penawaran, harga, program pemasaran, dan perkiraan penjualan yang dapat dicapai oleh perusahaan, atau pangsa pasar yang dapat dikuasai oleh perusahaan (Husnan dan Suwarsono, 1993).

pasar bersifat menentukan, karena banyak keputusan tentang investasi tergantung dari hasil analisa pasar (Simarmata, 1992).

Kegunaan dari analisa pasar adalah untuk menentukan besar, sifat, dan pertumbuhan permintaan total akan produk yang bersangkutan, deskripsi tentang produk dan harga jual, situasi pasaran dan adanya persaingan, berbagai faktor yang ada pengaruhnya terhadap pemasaran produk serta program pemasaran yang sesuai untuk produk (Edris, 1993).

2. Aspek Teknis dan Teknologis

Aspek ini merupakan salah satu aspek penting bagi proyek, karena merupakan jawaban dari pertanyaan dapat tidaknya produk tersebut dibuat. Hal ini sangat dirasakan jika bidang usaha yang digunakan bersifat

manufacturing atau proses yang poros intinya adalah teknologi (Simarmata, 1992).

Menurut Sutojo (1983), evaluasi aspek teknis dan teknologis meliputi : a. Penentuan lokasi proyek, yaitu dimana suatu proyek akan didirikan,

baik untuk pertimbangan lokasi dan lahan proyek. Peubah-peubah yang perlu diperhatikan antara lain : iklim dan keadaan tanah, fasilitas transportasi, ketersediaan tenaga kerja, tenaga listrik dan air, sikap masyarakat dan rencana masa depan perusahaan untuk perluasan. b. Penentuan kapasitas produksi ekonomis yang merupakan volume atau

jumlah satuan produk yang dihasilkan selama waktu tertentu.

c. Pemilihan teknologi yang tepat yang dipengaruhi oleh kemungkinan pengadaan tenaga ahli, bahan baku dan bahan pembantu, kondisi alam dan lainnya tergantung proyek yang didirikan.

d. Penentuan proses produksi yang akan dilakukan dan tata letak pabrik yang dipilih, termasuk tata letak bangunan dan fasilitas lain.

3. Aspek Manajemen Operasional

Menurut Husnan dan Suwarsono (1993) hal yang perlu dipelajari dalam aspek manajemen operasional adalah manajemen dalam masa pembangunan proyek yang meliputi pelaksanaan proyek tersebut, jadwal

penyelesaian proyek, aktor yang melakukan studi setiap aspek manajemen dalam operasi. Manajemen dalam operasi meliputi bentuk organisasi/badan usaha yang dipilih, struktur organisasi, deskripsi jabatan dan spesifikasi jabatan, jumlah tenaga kerja yang digunakan, anggota direksi dan tenaga lain.

Menurut Ariyoto (1990), manajemen adalah cara mencapai tujuan dari pada sumber-sumber yang ada. Sumber-sumber ini adalah uang (modal), mesin dan peralatan, personil (tenaga kerja) dan material. Tujuan kajian aspek manajemen adalah untuk mengetahui apakah pembangunan dan implementasi bisnis dapat direncanakan, dilaksanakan, dan dikendalikan sehingga rencana bisnis dapat dinyatakan layak atau sebaliknya (Umar, 2001).

4. Aspek Legalitas

Aspek ini penting karena menyangkut hukum yang mengatur tingkah laku badan usaha. Untuk menampung aspirasi dalam mencapai tujuan usaha diperlukan suatu wadah untuk melegalitas kegiatan. Dalam evaluasi yuridis, salah satu pokok pengamatan yang merupakan kekuatan yang menunjang gagasan usaha adalah tentang izin-izin yang harus dimiliki, karena dapat dikatakan bahwa izin usaha merupakan syarat legalisasi usaha (Ariyoto, 1990).

Menurut Husnan dan Suwarsono (1993), dalam pengkajian aspek yuridis atau hukum, hal yang perlu diperhatikan meliputi bentuk badan usaha yang akan digunakan dan berbagai akte, sertifikat serta izin yang diperlukan.

5. Aspek Lingkungan

Menurut Umar (2001), kajian aspek lingkungan hidup bertujuan untuk menentukan dapat dilaksanakannya industri secara layak atau tidak dilihat dari segi lingkungan hidup. Hal-hal yang berkaitan dengan aspek lingkungan antara lain peraturan dan perundang-undangan AMDAL dan

kegunaannya dalam kajian pendirian industri dan pelaksanaan proses pengelolaan dampak lingkungan

6. Aspek Finansial

Evaluasi aspek finansial dilakukan untuk memperkirakan jumlah dana yang diperlukan. Selain itu dipelajari struktur pembiayaan serta sumber dana yang menguntungkan (Djamin, 1992).

Dari aspek finansial dapat diperoleh gambaran tentang struktur permodalan bagi perusahaan, yang mencakup seluruh kebutuhan modal untuk dapat melaksanakan aktivitas mulai dari perencanaan sampai pabrik beroperasi. Secara umum biaya dikelompokkan menjadi biaya investasi dan biaya modal kerja. Kemudian dilakukan penilaian aliran dana yang diperlukan dan kapan dana tersebut dapat dikembalikan sesuai dengan jumlah waktu yang ditetapkan, serta apakah proyek tersebut menguntungkan atau tidak (Edris, 1993).

Menurut Gray et al. (1992), dalam rangka mencari ukuran yang menyeluruh sebagai dasar penerimaan/penolakan atas pengurutan suatu proyek, telah dikembangkan berbagai cara yang dinamakan kriteria investasi. Pada aspek finansial dilakukan evaluasi terhadap kriteria investasi. Kriteria investasi yang digunakan adalahBreak Even Point, Net Present Value, Internal Rate of Return, Net Benefit Cost Ratio, Pay Back Period dan analisis sentivitas (Sutojo, 1993). Selain itu perlu dilakukan perhitungan biaya investasi dan kebutuhan modal kerja (Behrens dan Hawranek, 1991).

Menurut Sutojo (1993), aspek ekonomi lebih menitikberatkan pada keuntungan yang akan diperoleh oleh masyarakat sekitarnya, pemerintah setempat dan lingkungan dimana proyek didirikan. Manfaat ekonomi itu antara lain penambahan pendapatan daerah serta penambahan lapangan kerja baru.

III. METODOLOGI

A. Kerangka Pemikiran

Pengembangan industri pengolahan jarak pagar harus mempertimbangkan beberapa faktor, yaitu analisa pasar pemasaran, analisa ketersediaan bahan baku, analisa teknis dan teknologis, analisa manajemen operasi, analisa legalitas, analisa lingkungan, serta analisa finansial. Hasil dari analisa tersebut dapat memberikan gambaran mengenai permasalahan dan kendala-kendala yang mungkin ada, sehingga dapat disusun rekomendasi pengembangannnya.

Teknik yang dilakukan untuk pengembangan industri ini adalah mengumpulkan data-data yang dibutuhkan, baik data primer atau sekunder. Data yang telah terkumpul kemudian diolah dan dihitung perincian biaya investasi industri. Sebelum perincian biaya, terlebih dahulu ditentukan asumsi. Asumsi-asumsi finansial yang digunakan, antara lain umur ekonomis proyek, biaya-biaya operasional, kapasitas produksi, jumlah produk yang terjual, dan sebagainya. Kerangka pemikiran dapat dilihat pada Gambar 2.

Dokumen terkait