STUDI KELAYAKAN PENDIRIAN INDUSTRI BIODIESEL TERPADU DARI JARAK PAGAR (Jatropha curcas L) DI KAWASAN
PABRIK GULA JATITUJUH, MAJALENGKA, JAWA BARAT
Oleh
EUIS ROHMAWATI F34102033
FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
STUDI KELAYAKAN PENDIRIAN INDUSTRI BIODIESEL TERPADU DARI JARAK PAGAR (Jatropha curcas L) DI KAWASAN
PABRIK GULA JATITUJUH, MAJALENGKA, JAWA BARAT
SKRIPSI
Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
SARJANA TEKNOLOGI PERTANIAN
Pada Departemen Teknologi Industri Pertanian Fakultas Teknologi Pertanian
Institut Pertanian Bogor
Oleh
EUIS ROHMAWATI F34102033
FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
INSTITUT PERTANIAN BOGOR FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
STUDI KELAYAKAN PENDIRIAN INDUSTRI BIODIESEL TERPADU DARI JARAK PAGAR (Jatropha curcas L) DI KAWASAN
PABRIK GULA JATITUJUH, MAJALENGKA, JAWA BARAT
SKRIPSI
Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
SARJANA TEKNOLOGI PERTANIAN
Pada Departemen Teknologi Industri Pertanian Fakultas Teknologi Pertanian
Institut Pertanian Bogor
Oleh
EUIS ROHMAWATI F34102033
Dilahirkan di Sukabumi, pada tanggal 8 Juni 1983 Tanggal lulus : 2 Februari 2007
Disetujui, Bogor, Februari 2007
Dr. Ir. Sukardi, MM Ir. Saptariyanti A.K. Puteri
SURAT PERNYATAAN
Saya menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa skripsi dengan judul Studi Kelayakan Pendirian Industri Biodiesel Terpadu dari Jarak Pagar (Jatropha curcas L) di Kawasan Pabrik Gula Jatitujuh, Majalengka, Jawa Barat adalah hasil karya saya sendiri dengan arahan dosen pembimbing akademik, kecuali yang dengan jelas ditunjukkan rujukannya.
Bogor, 5 Februari 2007 Yang membuat pernyataan,
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Sukabumi pada tanggal 8 Juni 1983. Penulis merupakan anak anak pertama, putri dari pasangan Bapak Jemi Saelan dan Ibu Hj. P. Nurjanah. Pada tahun 1996, penulis
menyelesaikan pendidikan sekolah dasar di SDN Parakan Lima II. Penulis menyelesaikan pendidikan sekolah menengah di SLTPN 13 Sukabumi pada tahun 1999. Kemudian penulis melanjutkan pendidikan di SMUN 3 Sukabumi dan lulus pada tahun 2002. Pada tahun 2002, penulis diterima pada program sarjana Institut Pertanian Bogor melalui jalur Undangan Seleksi Masuk Institut Pertanian Bogor (USMI) di Departemen Teknologi Industri Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian, Institut Pertanian Bogor.
Semasa kuliah penulis pernah aktif dalam beberapa kepanitiaan seperti Lepas Landas Sarjana 2004 sebagai anggota divisi dokumentasi dan publikasi. Anggota divisi dokumentasi dan publikasi hari warga industri (HAGATRI) 2004. Penulis pernah menjadi staff kewirausahaan pada BEM FATETA tahun 2003.
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah puji dan syukur penulis panjatkan ke-hadirat Allah SWT, karena atas limpahan nikmat, rahmat dan hidayah-Nya, penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul Studi Kelayakan Pendirian Industri Biodiesel dari Jarak Pagar (Jatropha curcas L) di Kawasan Pabrik Gula Jatitujuh, Majalengka, Jawa Barat.
Skripsi ini merupakan syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Teknologi Industri Pertanian di Departemen Teknologi Industri Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian, Institut Pertanian Bogor.
Studi kelayakan merupakan perencanaan untuk mengetahui kelayakan dari suatu pendirian industri dengan cara melakukan analisis terhadap aspek-aspek yang mempengaruhi. Pada umumnya, studi ini dilakukan secara kerja tim, namun penulis mencoba untuk membuat studi ini sebagai suatu skripsi. Karena pengerjaan studi ini berupa perorangan, maka terdapat keterbatasan penguasaan dalam pengkajiannya. Masih terdapat aspek-aspek lain yang belum dikaji ataupun belum secara mendalam pengkajiannya.
Industri biodiesel dari jarak pagar yang dikaji tergolong industri baru yang potensial didirikan di Indonesia. Biodiesel dari jarak pagar baru dikenal setelah adanya krisis BBM pada tahun 2005. Selain adanya dukungan pemerintah untuk memanfaatkan penggunaan bahan bakar alternatif, di Indonesia masih terdapat lahan kritis yang bisa dimanfaatkan untuk pengembangan jarak pagar sebagai bahan baku biodiesel. Selama ini tanaman jarak pagar belum termanfaatkan, hanya digunakan sebagai pagar dan belum diusahakan secara khusus. Dengan adanya industri ini, maka diharapkan jarak pagar dapat memberikan nilai tambah yang tinggi.
Akhir kata dengan seluruh usaha yang dilakukan dalam penyelesaian skripsi ini tidak terlepas dari kesalahan, oleh karena itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran untuk perbaikan skripsi ini. Semoga karya ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang membutuhkan.
UCAPAN TERIMA KASIH
Karya ini tidak terlepas dari bantuan banyak pihak, oleh karena itu pada kesempatan ini penulis ingin memberikan ungkapan rasa terima kasih dan penghargaan kepada :
1. Dr. Ir. Sukardi, MM selaku dosen pembimbing yang telah memberikan bimbingan dan nasehat kepada penulis selam belajar di IPB.
2. Ir. Saptariyanti A. K. Puteri selaku pembimbing penelitian ynag telah memberikan bimbingan dan pelajaran kepada penulis.
3. Dr. Ir. Endang Warsiki, MT selaku dosen penguji yang telah banyak memberikan masukan untuk skripsi.
4. Bapak. Agung P. Murdanoto, Deputi Direktur Pengembangan Usaha Agro PT. RNI yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk melakukan penelitian.
5. Mamah tercinta Hj. P. Nurjanah yang selama ini telah memberikan dukungan dan motivasi baik secara material maupun spiritual.
6. Keluarga Besar Hj. Nurhayati atas semua do a dan dukungannya. 7. Andri Irawan atas semua perhatian, bantuan dan motivasi selama ini. 8. Staf divisi pengembangan usaha agro PT. RNI atas semua bantuannya.
9. Sahabatku Asti, Afni, Vina, Wiwi, terima kasih atas kebersamaan dan bantuannya selama ini.
10. Hera, Arban, Ryan, Hari, nuhun atas bantuan dan sarannya.
11. Teman Sebimbingan (Hani, Novi, Asep) terima kasih atas bantuannya selama ini. 12. Teman seperjuangan magang di PT. RNI (Asep, Adrin, Irfan, Monyonk, Lutfi),
terima kasih atas kebersamaannya.
13. Seluruh Staf AJMP dan TU Departement TIN, yang telah banyak membantu. 14. Mba Ania GFM 37 dan Dwi, terima kasih atas bantuannya.
DAFTAR ISI
B. Tujuan Penelitian ... . 3
C. Ruang Lingkup ... . 4
II. TINJAUAN PUSTAKA A. Jarak Pagar (Jatropha curcas L) ... 5
B. Budidaya Tanaman Jarak Pagar... 6
C. Minyak Jarak Pagar ... 12
D. Biodiesel... 13
E. Kajian Pendirian Industri... 15
1. Aspek Pasar dan Pemasaran... 15
2. Aspek Teknis dan Teknologis... 16
3. Aspek Manajemen Operasional... 16
4. Aspek Legalitas ... 17
5. Aspek Lingkungan... 17
6. Aspek Finansial ... 18
III. METODOLOGI A. Kerangka Pemikiran ... 19
B. Pendekatan Studi Kelayakan... 19
C. Metode Penelitian ... 22
1. Pengumpulan Data... 22
2. Analisis Data ... 22
a. Analisis Pasar dan Pemasaran ... 22
b. Analisis Teknis dan Teknologis... 22
c. Analisis Manajemen Operasi ... 23
d. Analisis Legalitas dan Lingkungan... 24
e. Analisis Finansial... 24
VI. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Aspek Pasar dan Pemasaran... 28
1. Perkembangan Produksi Biodiesel... 28
2. Strategi Pembentukan dan Pengembangan Pasar Biodiesel... 30
B. Aspek Teknis dan Teknologis... 38
1. Bahan Baku ... 38
2. Kapasitas Produksi ... 39
3. Lokasi Pabrik ... 40
4. Teknologi Proses ... 40
5. Penentuan Tata Letak Pabrik ... 48
C. Aspek Manajemen dan Operasional... 53
a. Struktur Organisasi ... 53
b. Tabulasi Kebutuhan Tenaga Kerja ... 55
c. Deskripsi Pekerjaan ... 56
d. Ketentuan Ketenagakerjaan ... 57
D. Aspek Legalitas... 58
a. Badan Usaha ... 58
b. Perizinan ... 58
c. Peraturan Pemaerintah ... 61
d. Pajak ... 62
E. Aspek Lingkungan... 63
1. Studi Aspek Lingkungan ... 63
2. Limbah yang dihasilkan ... 65
F. Aspek Finansial ... 66
1. Sumber Dana dan Struktur Pembiayaan... 68
2. Biaya Investasi ... 68
3. Harga dan Prakiraan Penerimaan... 70
4. Proyeksi Laba Rugi ... 74
5. Proyeksi Arus Kas ... 74
6. Titik Impas ... 75
7. Kriteria Kelayakan Investasi... 75
NPV, IRR, dan Net B/C ... 76
PBP ... 77
8. Analisa Sensitivitas... 77
9. Perbandingan pemakaian solar dengan biodiesel pada PG RNI... 79
V. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan... 80
B. Saran ... 81
DAFTAR PUSTAKA... 82
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1. Pemakaian bahan bakar solar pada lima unit PG PT.RNI 2001-2005 .. 3
Tabel 2. Komposisi unsur bagian biji jarak pagar ... 6
Tabel 3. Komposisi asam lemak bebas dalam minyak jarak pagar... 13
Tabel 4. Perbedaan minyak jarak dan minyak diesel ... 13
Tabel 5. Standar Mutu Biodiesel Eropa, Amerika, dan Indonesia ... 14
Tabel 6. Kebutuhan ruang produksi pengolahan jarak pagar ... 51
Tabel 7. Kebutuhan ruang pabrik industri pengolahan jarak pagar ... 52
Tabel 8. Tabulasi kebutuhan Tenaga Kerja ... 56
Tabel 9. Tarif pajak berdasarkan Undang-Undang Perpajakan No.17 tahun 2000 ... ... 63
Tabel 10. Struktur pembiayaan industri biodiesel... 68
Tabel 11. Komposisi modal kerja ... ... 69
Tabel 12. Biaya investasi kebun jarak... ... 70
Tabel 13. Biaya Investasi Pabrik ... ... 70
Tabel 14. Perhitungan titik impas produksi biodiesel... 74
Tabel 15. Penilaian kriteria investasi ... ... 76
Tabel 16. Analisis sensitivitas terhadap kenaikan biaya operasional dan penurunan harga jual ... ... 77
Tabel 17. Harga BBM untuk industri... ... 78
STUDI KELAYAKAN PENDIRIAN INDUSTRI BIODIESEL TERPADU DARI JARAK PAGAR (Jatropha curcas L) DI KAWASAN
PABRIK GULA JATITUJUH, MAJALENGKA, JAWA BARAT
Oleh
EUIS ROHMAWATI F34102033
FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
STUDI KELAYAKAN PENDIRIAN INDUSTRI BIODIESEL TERPADU DARI JARAK PAGAR (Jatropha curcas L) DI KAWASAN
PABRIK GULA JATITUJUH, MAJALENGKA, JAWA BARAT
SKRIPSI
Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
SARJANA TEKNOLOGI PERTANIAN
Pada Departemen Teknologi Industri Pertanian Fakultas Teknologi Pertanian
Institut Pertanian Bogor
Oleh
EUIS ROHMAWATI F34102033
FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
INSTITUT PERTANIAN BOGOR FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
STUDI KELAYAKAN PENDIRIAN INDUSTRI BIODIESEL TERPADU DARI JARAK PAGAR (Jatropha curcas L) DI KAWASAN
PABRIK GULA JATITUJUH, MAJALENGKA, JAWA BARAT
SKRIPSI
Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
SARJANA TEKNOLOGI PERTANIAN
Pada Departemen Teknologi Industri Pertanian Fakultas Teknologi Pertanian
Institut Pertanian Bogor
Oleh
EUIS ROHMAWATI F34102033
Dilahirkan di Sukabumi, pada tanggal 8 Juni 1983 Tanggal lulus : 2 Februari 2007
Disetujui, Bogor, Februari 2007
Dr. Ir. Sukardi, MM Ir. Saptariyanti A.K. Puteri
SURAT PERNYATAAN
Saya menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa skripsi dengan judul Studi Kelayakan Pendirian Industri Biodiesel Terpadu dari Jarak Pagar (Jatropha curcas L) di Kawasan Pabrik Gula Jatitujuh, Majalengka, Jawa Barat adalah hasil karya saya sendiri dengan arahan dosen pembimbing akademik, kecuali yang dengan jelas ditunjukkan rujukannya.
Bogor, 5 Februari 2007 Yang membuat pernyataan,
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Sukabumi pada tanggal 8 Juni 1983. Penulis merupakan anak anak pertama, putri dari pasangan Bapak Jemi Saelan dan Ibu Hj. P. Nurjanah. Pada tahun 1996, penulis
menyelesaikan pendidikan sekolah dasar di SDN Parakan Lima II. Penulis menyelesaikan pendidikan sekolah menengah di SLTPN 13 Sukabumi pada tahun 1999. Kemudian penulis melanjutkan pendidikan di SMUN 3 Sukabumi dan lulus pada tahun 2002. Pada tahun 2002, penulis diterima pada program sarjana Institut Pertanian Bogor melalui jalur Undangan Seleksi Masuk Institut Pertanian Bogor (USMI) di Departemen Teknologi Industri Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian, Institut Pertanian Bogor.
Semasa kuliah penulis pernah aktif dalam beberapa kepanitiaan seperti Lepas Landas Sarjana 2004 sebagai anggota divisi dokumentasi dan publikasi. Anggota divisi dokumentasi dan publikasi hari warga industri (HAGATRI) 2004. Penulis pernah menjadi staff kewirausahaan pada BEM FATETA tahun 2003.
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah puji dan syukur penulis panjatkan ke-hadirat Allah SWT, karena atas limpahan nikmat, rahmat dan hidayah-Nya, penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul Studi Kelayakan Pendirian Industri Biodiesel dari Jarak Pagar (Jatropha curcas L) di Kawasan Pabrik Gula Jatitujuh, Majalengka, Jawa Barat.
Skripsi ini merupakan syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Teknologi Industri Pertanian di Departemen Teknologi Industri Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian, Institut Pertanian Bogor.
Studi kelayakan merupakan perencanaan untuk mengetahui kelayakan dari suatu pendirian industri dengan cara melakukan analisis terhadap aspek-aspek yang mempengaruhi. Pada umumnya, studi ini dilakukan secara kerja tim, namun penulis mencoba untuk membuat studi ini sebagai suatu skripsi. Karena pengerjaan studi ini berupa perorangan, maka terdapat keterbatasan penguasaan dalam pengkajiannya. Masih terdapat aspek-aspek lain yang belum dikaji ataupun belum secara mendalam pengkajiannya.
Industri biodiesel dari jarak pagar yang dikaji tergolong industri baru yang potensial didirikan di Indonesia. Biodiesel dari jarak pagar baru dikenal setelah adanya krisis BBM pada tahun 2005. Selain adanya dukungan pemerintah untuk memanfaatkan penggunaan bahan bakar alternatif, di Indonesia masih terdapat lahan kritis yang bisa dimanfaatkan untuk pengembangan jarak pagar sebagai bahan baku biodiesel. Selama ini tanaman jarak pagar belum termanfaatkan, hanya digunakan sebagai pagar dan belum diusahakan secara khusus. Dengan adanya industri ini, maka diharapkan jarak pagar dapat memberikan nilai tambah yang tinggi.
Akhir kata dengan seluruh usaha yang dilakukan dalam penyelesaian skripsi ini tidak terlepas dari kesalahan, oleh karena itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran untuk perbaikan skripsi ini. Semoga karya ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang membutuhkan.
UCAPAN TERIMA KASIH
Karya ini tidak terlepas dari bantuan banyak pihak, oleh karena itu pada kesempatan ini penulis ingin memberikan ungkapan rasa terima kasih dan penghargaan kepada :
1. Dr. Ir. Sukardi, MM selaku dosen pembimbing yang telah memberikan bimbingan dan nasehat kepada penulis selam belajar di IPB.
2. Ir. Saptariyanti A. K. Puteri selaku pembimbing penelitian ynag telah memberikan bimbingan dan pelajaran kepada penulis.
3. Dr. Ir. Endang Warsiki, MT selaku dosen penguji yang telah banyak memberikan masukan untuk skripsi.
4. Bapak. Agung P. Murdanoto, Deputi Direktur Pengembangan Usaha Agro PT. RNI yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk melakukan penelitian.
5. Mamah tercinta Hj. P. Nurjanah yang selama ini telah memberikan dukungan dan motivasi baik secara material maupun spiritual.
6. Keluarga Besar Hj. Nurhayati atas semua do a dan dukungannya. 7. Andri Irawan atas semua perhatian, bantuan dan motivasi selama ini. 8. Staf divisi pengembangan usaha agro PT. RNI atas semua bantuannya.
9. Sahabatku Asti, Afni, Vina, Wiwi, terima kasih atas kebersamaan dan bantuannya selama ini.
10. Hera, Arban, Ryan, Hari, nuhun atas bantuan dan sarannya.
11. Teman Sebimbingan (Hani, Novi, Asep) terima kasih atas bantuannya selama ini. 12. Teman seperjuangan magang di PT. RNI (Asep, Adrin, Irfan, Monyonk, Lutfi),
terima kasih atas kebersamaannya.
13. Seluruh Staf AJMP dan TU Departement TIN, yang telah banyak membantu. 14. Mba Ania GFM 37 dan Dwi, terima kasih atas bantuannya.
DAFTAR ISI
B. Tujuan Penelitian ... . 3
C. Ruang Lingkup ... . 4
II. TINJAUAN PUSTAKA A. Jarak Pagar (Jatropha curcas L) ... 5
B. Budidaya Tanaman Jarak Pagar... 6
C. Minyak Jarak Pagar ... 12
D. Biodiesel... 13
E. Kajian Pendirian Industri... 15
1. Aspek Pasar dan Pemasaran... 15
2. Aspek Teknis dan Teknologis... 16
3. Aspek Manajemen Operasional... 16
4. Aspek Legalitas ... 17
5. Aspek Lingkungan... 17
6. Aspek Finansial ... 18
III. METODOLOGI A. Kerangka Pemikiran ... 19
B. Pendekatan Studi Kelayakan... 19
C. Metode Penelitian ... 22
1. Pengumpulan Data... 22
2. Analisis Data ... 22
a. Analisis Pasar dan Pemasaran ... 22
b. Analisis Teknis dan Teknologis... 22
c. Analisis Manajemen Operasi ... 23
d. Analisis Legalitas dan Lingkungan... 24
e. Analisis Finansial... 24
VI. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Aspek Pasar dan Pemasaran... 28
1. Perkembangan Produksi Biodiesel... 28
2. Strategi Pembentukan dan Pengembangan Pasar Biodiesel... 30
B. Aspek Teknis dan Teknologis... 38
1. Bahan Baku ... 38
2. Kapasitas Produksi ... 39
3. Lokasi Pabrik ... 40
4. Teknologi Proses ... 40
5. Penentuan Tata Letak Pabrik ... 48
C. Aspek Manajemen dan Operasional... 53
a. Struktur Organisasi ... 53
b. Tabulasi Kebutuhan Tenaga Kerja ... 55
c. Deskripsi Pekerjaan ... 56
d. Ketentuan Ketenagakerjaan ... 57
D. Aspek Legalitas... 58
a. Badan Usaha ... 58
b. Perizinan ... 58
c. Peraturan Pemaerintah ... 61
d. Pajak ... 62
E. Aspek Lingkungan... 63
1. Studi Aspek Lingkungan ... 63
2. Limbah yang dihasilkan ... 65
F. Aspek Finansial ... 66
1. Sumber Dana dan Struktur Pembiayaan... 68
2. Biaya Investasi ... 68
3. Harga dan Prakiraan Penerimaan... 70
4. Proyeksi Laba Rugi ... 74
5. Proyeksi Arus Kas ... 74
6. Titik Impas ... 75
7. Kriteria Kelayakan Investasi... 75
NPV, IRR, dan Net B/C ... 76
PBP ... 77
8. Analisa Sensitivitas... 77
9. Perbandingan pemakaian solar dengan biodiesel pada PG RNI... 79
V. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan... 80
B. Saran ... 81
DAFTAR PUSTAKA... 82
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1. Pemakaian bahan bakar solar pada lima unit PG PT.RNI 2001-2005 .. 3
Tabel 2. Komposisi unsur bagian biji jarak pagar ... 6
Tabel 3. Komposisi asam lemak bebas dalam minyak jarak pagar... 13
Tabel 4. Perbedaan minyak jarak dan minyak diesel ... 13
Tabel 5. Standar Mutu Biodiesel Eropa, Amerika, dan Indonesia ... 14
Tabel 6. Kebutuhan ruang produksi pengolahan jarak pagar ... 51
Tabel 7. Kebutuhan ruang pabrik industri pengolahan jarak pagar ... 52
Tabel 8. Tabulasi kebutuhan Tenaga Kerja ... 56
Tabel 9. Tarif pajak berdasarkan Undang-Undang Perpajakan No.17 tahun 2000 ... ... 63
Tabel 10. Struktur pembiayaan industri biodiesel... 68
Tabel 11. Komposisi modal kerja ... ... 69
Tabel 12. Biaya investasi kebun jarak... ... 70
Tabel 13. Biaya Investasi Pabrik ... ... 70
Tabel 14. Perhitungan titik impas produksi biodiesel... 74
Tabel 15. Penilaian kriteria investasi ... ... 76
Tabel 16. Analisis sensitivitas terhadap kenaikan biaya operasional dan penurunan harga jual ... ... 77
Tabel 17. Harga BBM untuk industri... ... 78
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1. Pohon dan buah Jatropha curcas L ... 6
Gambar 2. Kerangka pemikiran penelitian ... 20
Gambar 3. Diagram tahapan persiapan suatu rencana investasi proyek ... 21
Gambar 4.Flowchart analisis aspek teknis teknologis... 23
Gambar 5. Flowchart analisis aspek manajemen dan operasi... 24
Gambar 6. Grafik AnalisaBreak Event Point (BEP)... 26
Gambar 7. Produk dan kemasan biodiesel... 35
Gambar 8. Diagram alir perhitungan harga akhir biodiesel... 35
Gambar 9. Diagram alir proses ekstraksi minyak jarak ... 42
Gambar 10. Reaksi Esterifikasi dan Transesterifikasi ... 45
Gambar 11. Neraca massa pembuatan biodiesel ... 47
Gambar 12. Neraca energi ... ... 48
Gambar 13. Bagan keterkaitan antar aktivitas ... 49
Gambar 14. Diagram keterkaitan antar aktivitas ... 50
Gambar 15. Alokasi area industri biodiesel jarak pagar ... 53
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman Lampiran 1. Bagan eksploitasi jarak pagar... 85
Lampiran 2. Tanaman penghasil minyak nabati di Indonesia ... 86 Lampiran 3. Lokasi penanaman jarak pagar PT RNI... 87 Lampiran 4 Perhitungan produktivitas dan bahan baku... 88 Lampiran 5a.MesinExpeller with cooking kettle danfilter press... 89 Lampiran 5b.Reaktor transesterifikasi ... ... 90 Lampiran 6. Diagram alir pembuatan biodiesel ... 91 Lampiran 7. Biaya tenaga kerja... ... 93 Lampiran 8. Peraturan pemerintah ... ... 94 Lampiran 9. Biaya pemeliharaan, asuransi dan penyusutan... 106 Lampiran 10. Biaya Operasi pabrik ... ... 107 Lampiran 11. Perhitungan laba rugi... ... 108 Lampiran 12. Proyeksi arus kas... ... 109 Lampiran 13. Perhitungan kriteria investasi... 110 Lampiran 14.Analisis senstivitas terhadap kenaikan biaya operasional
49,00 persen ... ... 111 Lampiran15. Perhitungan analisis sensitivitas terhadap kenaikan biaya
operasional 49,01 persen... ... 112 Lampiran 16. Perhitungan analisis sensitivitas terhadap penurunan
harga jual 32,04 persen... ... 113 lampiran 17. Perhitungan analisis sensitivitas terhadap penurunan harga
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Studi kelayakan merupakan suatu analisis perencanaan yang sistematis
dan mendalam atas setiap faktor yang mempunyai pengaruh terhadap
kemungkinan proyek mencapai sukses. Semua data, fakta dan berbagai
pendapat yang dikemukakan dalam studi kelayakan tersebut akan menjadi
dasar dalam pengambilan keputusan apakah proyek yang bersangkutan akan
direalisasikan, dibatalkan, atau direvisi. Proyek terdiri dari tahapan
pra-konstruksi (pra investasi), tahapan pra-konstruksi-implementasi (investasi), dan
tahapan operasi. Studi kelayakan merupakan langkah akhir dari tahapan
pra-konstruksi dan secara teoritis merupakan penentu perlu tidaknya proyek
dilanjutkan (Soeharto, 2000).
Pada bulan Mei 2005, di Indonesia terjadi demam jarak . Tanaman
jarak yang muncul pada tahun tersebut dikenal dengan sebutan Jarak Pagar .
Selama ini, tanaman jarak pagar (Jatropha curcas L) hanya ditanam sebagai
pagar dan tidak diusahakan secara khusus. Menurut Hariyadi (2005) secara
agronomis, tanaman jarak pagar dapat beradaptasi dengan lahan maupun
agroklimat di Indonesia, bahkan tanaman ini dapat tumbuh dengan baik pada
kondisi kering (curah hujan < 500 mm per tahun) maupun pada lahan dengan
kesuburan rendah (lahan marjinal dan lahan kritis).
Pada saat krisis BBM 2005, jarak pagar diingat karena minyak
lampunya. Ternyata minyak nabati yang dihasilkan jarak pagar dapat diolah
menjadi bahan bakar pengganti minyak bumi, pengganti energi fosil (solar,
minyak tanah, dan minyak bakar). Jarak pagar mampu menjadi sumber energi
alternatif dan bahan bakar hayati (biodiesel) sehingga jarak pagar menjadi
sumber energi terbarukan (renewable energy), atau lebih tepatnya energi hijau
yang terbarukan-Bio Fuel. Selain dijadikan bahan bakar (biodiesel), jarak
pakan ternak, selengkapnya dapat dilihat pada bagan eksploitasi jarak pagar
(Lampiran 1).
Biodiesel adalah sejenis bahan bakar yang termasuk ke dalam
kelompok bahan bakar nabati (BBN). Minyak nabati lain yang dapat diolah
menjadi biodiesel selain dari minyak jarak pagar antara lain minyak sawit,
minyak kelapa, dan minyak kedelai. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada
Lampiran 2. Biodiesel merupakan bahan bakar ideal untuk industri dan
transportasi karena dapat digunakan sebagai pencampur solar untuk mobil,
mesin diesel dan mesin-mesin pertanian. Biodiesel mempunyai banyak
keunggulan dibandingkan dengan bahan bakar diesel dari minyak bumi. Selain
biodiesel dapat diperbaharui, juga dapat memperkuat perekonomian negara
serta menciptakan lapangan kerja.
PT. Rajawali Nusantara Indonesia (RNI) merupakan BUMN yang
bergerak di bidang agroindustri, farmasi dan alat kesehatan, serta perdagangan
umum. PT. RNI merupakan perusahaan induk (Holding Company) yang
memiliki 15 anak perusahaan diseluruh Indonesia. Unit usaha yang
dikembangkan adalah industri gula; kelapa sawit, karet dan teh; hortikultura
dan tanaman obat-obatan; alkohol, spiritus dan arak; particle board dan
kanvas rem; pakan ternak serta pupuk.
PT. RNI sedang mengembangkan Bio-energi melalui pengembangan
tanaman jarak pagar (Lampiran 3) yang akan digunakan sebagai bahan bakar
alternatif pada unit-unit pabrik pengolahan gula, dimana selama ini
pabrik-pabrik tersebut menggunakan bahan bakar solar. Hal tersebut bertujuan untuk
menekan harga pokok produksi produksi (HPP) pada pabrik gula (PG).
Penggunaan bahan bakar PG RNI sangat besar untuk menghidupkan
boiler-boiler pada pabrik. Adapun realisasi pemakaian bahan bakar solar lima unit
PG RNI dapat dilihat pada Tabel 1. Target RNI pada tahun 2006 adalah
menanam ± 1.600 hektar di dua lokasi yaitu PG Jatitujuh, Jabar dan PT.
Tabel 1. Pemakaian bahan bakar solar pada lima unit PG PT.RNI 2001-2005.
Penggunaan Solar (ribu liter) Tahun Pabrik Gula
2001 2002 2003 2004 2005
Jumlah (ribu liter) Rejo Agung 836 811 1.086 1.026 712 4.471
Sindang Laut 424 484 515 540 535 2.498
Karang Suwung 910 723 792 690 1.047 4.161
Jatitujuh 0 0 127 103 63 293
Tersana Baru 555 576 909 764 545 3.348
14.771
Sumber: PT. Rajawali Nusantara Indonesia, (2006)
Dikembangkannya tanaman jarak pagar sebagai bahan bakar alternatif
yang terbarukan (renewable) selain sebagai pengganti bahan bakar, juga akan
membuka kesempatan lapangan pekerjaan baru dan peluang usaha disektor
ini. Untuk memenuhi kebutuhan tersebut, maka perlu didirikan suatu industri
yang memproduksi minyak nabati dari jarak pagar beserta turunannya.
Pemanfaatan jarak pagar untuk bahan bakar ataupun keperluan lainnya akan
memberikan nilai tambah yang cukup besar.
Untuk mengetahui kelayakan pendirian industri tersebut, maka
diperlukan kajian khusus tentang pendirian industri pengolahan jarak pagar.
Aspek-aspek yang dikaji adalah aspek pasar dan pemasaran, aspek teknis
teknologis, aspek manajemen operasional, aspek lingkungan, aspek legalitas,
dan aspek finansial. Semua aspek tersebut dapat menentukan kelayakan
pendirian industri pengolahan jarak pagar
B. Tujuan
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kelayakan pendirian
industri pengolahan jarak pagar (Jatropha curcas L). Kemungkinan hasil dari
studi yang diperoleh dapat menyatakan bahwa industri tersebut layak, layak
bersyarat ataupun tidak layak. Jika layak, maka pendirian tersebut dapat
memungkinkan untuk direalisasikan. Selain untuk mengetahui kelayakan,
kajian ini juga dilakukan untuk mengetahui marjin antara penggunaan bahan
bakar solar dibandingkan dengan penggunaan biodiesel pada PG PT. RNI
sehingga dapat diketahui besarnya penghematan yang didapatkan.
C. Ruang Lingkup
Studi penelitian ini meliputi aspek-aspek yang mempengaruhi
pendirian industri pengolahan jarak pagar di kawasan PG Jatitujuh,
Majalengka Jawa Barat. Ruang lingkup penelitian ini meliputi:
1. Analisa terhadap aspek pasar dan pemasaran, meliputi strategi bauran
pemasaran.
2. Analisa terhadap aspek teknis teknologis, meliputi penentuan kapasitas
produksi, jenis teknologi beserta informasi neraca massa dan neraca
energi, mesin dan peralatan yang digunakan, serta lokasi poyek dan tata
letak pabrik.
3. Analisa terhadap aspek manajemen operasional, meliputi penentuan badan
usaha, tenaga manajerial dan operasional yang mendukung keberhasilan
usaha tersebut nantinya.
4. Analisa terhadap aspek lingkungan dan legalitas yang dapat mendukung
kelayakan industri tersebut dan kesesuaian dengan peraturan yang berlaku.
5. Analisa terhadap aspek finansial, meliputi perkiraan jumlah dana yang
diperlukan dan struktur pembiayaan yang paling menguntungkan, baik
II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Jarak Pagar (Jatropha curcas L)
Tanaman jarak terbagi menjadi dua, yaitu tanaman jarak (Ricinus
communis L) dan tanaman jarak pagar (Jatropha curcas L). Kedua jenis
tanaman jarak ini termasuk ke dalam famili Euphorbiaceae. Jarak Pagar
(Jatropha curcas L) diklasifikasikan ke dalam divisi Spermatophyta, sub
divisi Angiospermae, kelas Dicotyledone, ordo Euphorbiales, famili
Euphorbiaceae, genusJatropha,species curcas (Heyne, 1987). Tanaman jarak
pagar berasal dari Amerika dan umumnya tumbuh di daerah tropis dan
subtropis. Tanaman ini tumbuh dengan cepat, kuat dan tahan terhadap panas,
lahan tandus dan berbatu (www.fao.org). Di Jawa, tanaman ini umumnya
terdapat di pagar-pagar dan ditanam sepanjang tepi jalan (Heyne, 1987).
Pohonnya berupa perdu dengan tinggi tanaman 1-7 m, bercabang tidak
teratur. Batangnya berkayu, silindris, bila terluka mengeluarkan getah.
Daunnya berupa daun tunggal, berlekuk, bersudut 3 atau 5, tulang daun
menjari dengan 5-7 tulang utama, warna daun hijau (permukaan bagian bawah
lebih pucat dibanding bagian atas). Panjang tangkai daun antara 4-15 cm.
Bunga berwarna kuning kehijauan, berupa bunga majemuk berbentuk malai,
berumah satu. Bunga jantan dan bunga betina tersusun dalam rangkaian
berbentuk cawan, muncul diujung batang atau ketiak daun. Buah berupa buah
kotak berbentuk bulat telur, diameter 2-4 cm, berwarna hijau ketika masih
muda dan kuning jika masak. Buah jarak terbagi 3 ruang masing-masing ruang
diisi 3 biji. Biji berbentuk bulat lonjong, warna coklat kehitaman. Biji inilah
yang banyak mengandung minyak (Hariyadi, 2005).
Menurut Tim Jarak Pagar RNI (2005), memperkirakan bahwa panen
pertama jarak pagar yaitu 6-8 bulan setelah tanam dengan produktivitas
0,5-1,0 ton biji kering per hektar per tahiun. Kemudian meningkat secara gradual
dan stabil sekitar 5 ton pada tahun ke-5 setelah tanam. Pohon dan biji jarak
(a) (b)
Gambar 1. (a). Pohon (b) Buah Jatropha curcas L.
Tabel 2. Komposisi unsur bagian biji jarak pagar (persen)
Unsur Kernel Shell Meal
Bahan kering (persen) 94,2-96,9 89,8-90,4 100
Kandungan (persen bahan Kering)
Protein kasar 22,2-27,2 4,3-4,5 56,4-63,8
Lemak 56,8-58,4 0,5-1,4 1,0-1,5
Abu 3,6-4,3 2,8-6,1 9,6-10,4
Neutral Detergent Fiber 3,5-3,8 83,9-89,4 8,1-9,1
Acid Detergent Fiber 2,4-3,0 74,6-78,3 5,7-,0
Acid Detergent Lignin 0,0-0,2 45,1-47,5 0,1-0,4
Gross Energy (MJ/kg) 30,5-31,1 19,3-19,5 18,0-1,3
Sumber: Trabi, M. 1998.
B. Budidaya Tanaman Jarak Pagar
Budidaya tanaman jarak pagar selama ini belum dilakukan masyarakat
untuk tujuan agribisnis. Umumnya tanaman ini ditanam sebagai pagar
pembatas pekarangan sehingga namanya dikenal sebagai jarak pagar. Dalam
pengembangan budidaya tanaman jarak pagar untuk tujuan agribisnis perlu
diperhatikan persyaratan lingkungan tumbuh dan aspek budidayanya. Menurut
Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan (2005), hal yang perlu
1. Syarat Tumbuh
Jarak pagar dikenal sebagai tanaman yang cukup bandel, dalam arti
mudah beradaptasi dengan lingkungan tumbuhnya, menghendaki
lingkungan tumbuh yang optimal bagi pertumbuhannya, yaitu ketinggian
tempat 0-1000 m diatas permukaan laut, suhu berkisar antara 18oC-30 oC. Pada daerah dengan suhu rendah (<18oC) dapat menghambat pertumbuhan, sedangkan pada daerah tinggi (>35 oC) menyebabkan gugur daun dan bunga, buah kering sehingga produksi menurun (Hariyadi, 2005).
Curah hujan yang sesuai untuk tanaman jarak pagar adalah 625
mm/tahun. Akan tetapi tanaman ini dapat tumbuh pada daerah dengan
curah hujan antara 300-2380 mm/tahun (Hambali et al. 2006). Sehingga
jarak pagar dapat tumbuh dilahan marjinal yang miskin hara, tetapi
berdrainase dan aerasi baik. Produksi optimal akan diperoleh dari tanaman
yang ditanam di lahan subur. Jenis tanah yang baik bagi tanaman jarak
pagar adalah yang mengandung pasir 60-90persen dan pH tanah 5,5 - 6,5.
Produksi optimal juga bisa tercapai jika tanaman dipupuk dengan dosis
yang sesuai dan tersedia air pada musim kemarau (Prihandana dan
Hendroko, 2006).
2. Persiapan Lahan dan Penanaman
Menurut Anonim (2005), Kegiatan yang dilakukan pada persiapan
lahan dan penanaman antara lain:
• Pembukaan lahan (land clearing)
Lahan yang akan ditanami dibersihkan dari gulma, terutama disekitar
tempat penanaman.
• Pengajiran
Pengajiran bertujuan untuk menandai lubang tanam dengan
menancapkan ajir (terbuat dari bambu atau kayu) dengan jarak tanam
disesuaikan dengan rencana populasi.
• Pembuatan lubang tanam
disesuaikan dengan bahan tanam. Bila bahan tanam berupa bibit dari
polibag, lubang tanam berukuran 30 cm x 30 cm x 30 cm. Apabila bibit
dari stek, lubang berukuran 20 cm x 20 cm x 20 cm. Adapun alternatif
jarak tanam dan populasi pohon sebagai berikut:
1) 3 m x 3 m (populasi 1.100 pohon/ha)
2) 2 m x 3 m (populasi 1.600 pohon/ha)
3) 2 m x 2 m (populasi 2.500 pohon/ha)
4) 1,5 m x 2 m (populasi 3.300 pohon/ha)
5) 1,5 m x 1,5 m (populasi 4.444 pohon/ha)
Penanaman dilakukan pada awal atau selama musim hujan
sehingga kebutuhan air bagi tanaman cukup tersedia. Kriteria untuk
bibit yang dipilih yaitu berumur 2-3 bulan; jumlah daun lebih dari 3
helai; dan tingginya lebih dari 30 cm. Penanaman dapat juga dilakukan
secara langsung di lapangan dengan menggunakan stek batang atau
cabang. Tanah disekitar pangkal batang dibuat cembung untuk
menghindari terjadinya genangan air.
• Tanaman yang bisa ditanam bersama jarak pagar diantaranya jagung, wijen, kacang tanah, cabai rawit dan palawija lainnya. Sehingga selain
mengurangi resiko serangan hama penyakit juga diversifikasi hasil. Jika
pola penanaman dengan tumpangsari maka jarak tanam digunakan
jarak agak lebar, misalnya 2,0 m x 3,0 m.
3. Pembibitan
Pembibitan dilakukan dengan menggunakan bahan tanam berasal dari
stek cabang atau batang maupun benih.
• Bibit dari biji
Biji berasal dari buah yang berwarna kuning atau hitam. Biji yang baik
dalam keadaan padat/tidak kosong dalamnya.
• Bibit dari stek
Stek yang baik untuk digunakan harus berupa stek yang lurus, sudah
berkayu, stek tidak terlalu tua (kulit batang belum terkelupas) dan
Menurut Hariyadi (2005), pembibitan dapat dilakukan di polibag atau
dibedengan. Setiap polibag diisi media tanam berupa tanah lapisan atas (top
soil) dan dicampur pupuk kandang lebih baik. Hasil penelitian penggunaan
pupuk kandang (2:1 dan 1:1) menghasilkan pertumbuhan dan kondisi bibit
yang lebih baik dibandingkan tanpa pupuk kandang. Setiap polibag
ditanami 1 (satu) benih, lama pembibitan 2 bulan. Kegiatan yang dilakukan
selama pembibitan antara lain penyiraman (setiap hari 2 kali pagi dan sore),
penyiangan, dan seleksi.
4. Penyulaman
Kegiatan ini dimaksudkan untuk mengganti tanaman yang mati atau
tidak tumbuh. Penyulaman sebaiknya dilakukan pada umur 1 bulan setelah
tanam menggunakan bibit yang sama umurnya dengan tanaman semula.
5. Pemupukan dan Pembumbunan
Pada prinsipnya pemberian pupuk bertujuan untuk menambah
ketersediaan unsur hara bagi tanaman. Jenis dan dosis pupuk disesuaikan
dengan tingkat kesuburan tanah setempat. Pusat Penelitian dan
Pengembangan Perkebunan merekomendasikan dosis pupuk untuk tanaman
jarak per hektar adalah 150 kg SP-36, 50 kg Urea dan 30 kg KCl dan
ditingkatkan sebesar 10 persen tiap tahunnya. Disarankan untuk
menambahkan 2,5-5 ton pupuk kandang atau 1-2 kg per tanaman.
Pemupukan dilakukan 2 kali setahun pada umur 3 dan 6 bulan (Prihandana
dan Hendroko, 2006).
Pembumbunan dilakukan dengan cara menaikkan tanah pada pangkal
batang, sehingga berbentuk gundukan. Hal ini dimaksudkan untuk
menguatkan pangkal batang agar tetap kokoh menahan batang dan buah
yang semakin berat. Disamping itu juga dalam rangka pengendalian gulma
disekitar tanaman. Pembumbunan dapat dilakukan lebih dari sekali,
6. Pemangkasan
Pemangkasan bertujuan untuk meningkatkan jumlah cabang produktif
dan optimum (40 cabang). Kriteria tanaman yang sudah dapat dipangkas
pertama yaitu; tinggi batang 40-50 cm; jumlah daun lebih dari 12 helai; dan
berumur 3 bulan setelah tanam.
Pemangkasan dilakukan pada bagian batang yang telah cukup berkayu
(warna coklat keabu-abuan). Pemangkasan dilakukan secara periodik,
selain untuk meningkatkan jumlah cabang juga untuk mengatur tinggi
tanaman sehingga mudah dalam pemeliharaan dan pemanenan (Anonim,
2005).
7. Penyiangan dan Penyiraman
Penyiangan bertujuan untuk membersihkan gulma yang dapat
mengganggu pertumbuhan tanaman jarak. Penyiangan dimulai pada saat
tanman jarak berumur 3-4 minggu, dan dapat dilakukan berulang-ulang
disesuaikan dengan kondisi gulma. Perlakuan herbisida merupakan
alternatif yang terakhir.
Faktor ketersediaan air berpengaruh terhadap tingkat produktivitas
tanaman. Ada tiga metode penyiraman yang bisa diterapkan antara lain:
• Metode tetes (drip irrigation) yang dapat digabungkan dengan aplikasi pupuk (fertigation)
• Metode curah (sprinkle irrigation)
• Metode permukaan (surface irrigation), biasanya sering disebut juga dengan metode leb, yaitu parit diisi dengan air.
Tanaman jarak tidak tahan terhadap genangan air, sehingga perlu
dibuat saluran drainase agar tidak terdapat genangan air pada lahan.
Kedalaman maupun jumlah saluran dikondisikan sesuai dengan kondisi
lahan.
8. Hama dan Penyakit
Hama yang menyerang tanaman jarak pagar berasal dari ordo
dengan menggunakan insektisida dan disesuaikan dengan tingkat serangan.
Untuk gulma disekitar tanaman dikendalikan baik secara manual/mekanis
maupun secara kimia. Pelaksanaan pengendalian gulma dapat bersamaan
dengan kegiatan pembumbunan barisan tanaman.
9. Pemanenan
Tanaman jarak pagar mulai berbunga setelah umur 3-4 bulan,
sedangkan pembentukan buah mulai pada umur 4-5 bulan. Bunga dan buah
dapat terbentuk sepanjang tahun. Tanaman jarak pagar merupakan tanaman
tahunan yang dapat hidup lebih dari 20 tahun (jika dipelihara dengan baik).
Alamsyah (2006), menyatakan bahwa pemanenan buah dilakukan setelah
biji masak, yaitu sekitar 90 hari setelah pembungaan.
Pemanenan dilakukan secara manual dengan memetik buah yang
sudah berwarna kuning atau bila buah yang berwarna hitam dan kuning
sudah lebih dari 70 persen dalam satu malai, maka buah dapat dipanen
semua dalam malai tersebut. Menurut Hariyadi (2005), teknik pemanenan
yang dapat dilakukan yaitu dengan mengguncang atau memukul dahan
berulang-ulang hingga buah terlepas dari dahan dan jatuh sehingga abisa
dikumpulkan. Namun cara ini kurang efektif, teknik pengumpulan yang
paling baik yaitu dilakukan dengan memetik buah secara langsung dari
dahannya. Tingkat kemasakan buah dalam satu malai tidak bersamaan,
sehingga sebaiknya panen dilakukan per buah, namun hal ini memerlukan
biaya tinggi. Oleh karena itu umumnya panen dilakukan per malai dengan
syarat 10 persen buahnya sudah mengering.
10. Produktivitas
Produksi akan stabil setelah tanaman berumur lebih dari 1 tahun.
Dengan tingkat populasi tanaman antara 2500 - 3300 pohon/ha, maka
tingkat produktivitas antara 6 - 10 ton biji/ha setelah tanaman berumur 5
tahun. Produktivitas tanaman tergantung dari sifat genetik tanaman, kondisi
rendemen minyak sebesar 35 persen maka setiap ha lahan dapat diperoleh
2,5 - 3,5 ton minyak/ha/tahun (Hariyadi, 2005).
Menurut Alamsyah (2006), setelah berumur lima tahun, tanaman dapat
menghasilkan 4-12 ton biji/ha per tahun. Di Mali, produktivitas tanaman
jarak pagar sebanyak 0,8-1 kg biji per pohon (setara dengan 2,5-3,5
ton/ha/tahun). Pada tahun kelima dapat menghasilkan 5 ton biji kering/ha
dengan kadar minyak 40 persen. Produktivitas rata-rata tanaman yang
tumbuh di daerah dengan curah hujan 200 mm/tahun lebih rendah daripada
tanaman yang tumbuh di daerah dengan curah hujan 1.500 mm/tahun. Di
lahan irigasi produksi diperkirakan 12 ton/ha, sedangkan di lahan tanpa
irigasi produksinya sekitar 4 ton/ha.
C. Minyak Jarak Pagar (Curcas Oil)
Tanaman jarak menghasilkan biji jarak yang terdiri dari 75 persen
daging buah dan 25 persen kulit. Kandungan minyak dalam biji jarak pagar
sekitar 35 - 45 persen minyak, sehingga dapat diekstraksi menjadi minyak
jarak (curcas oil). Minyak jarak lebih padat dan lebih kental dibandingkan
minyak nabati lainnya. Komponen minyak jarak yang terbesar adalah
trigliserida (94 persen) dengan berat molekul asam lemak yang tinggi dan
kandungan tersebut dapat dipengaruhi oleh kondisi pertumbuhan tanaman
(Abdullah, 2005).
Minyak jarak pagar diperoleh dari hasil ekstraksi daging biji jarak
pagar. Produk samping yang dihasilkan antara lain adalah bungkil dan
tempurung biji jarak pagar yang masih memiliki nilai ekonomis bila
dimanfaatkan lebih lanjut. Minyak jarak pagar tidak digolongkan sebagai
minyak makan karena mengandung racun dan asam linoleat yang cukup
tinggi. Pemanfaatan minyak jarak pagar dalam sektor non pangan telah banyak
dilakukan antara lain untuk penerangan, pelumasan, sabun, lilin, bahan
campuran minyak zaitun dan bahan bakar (Watt dan Breyer, 1962).
Kandungan asam lemak bebas dalam minyak jarak pagar dapat dilihat pada
Tabel 3. Sedangkan perbedaan antara minyak jarak dengan minyak diesel
Tabel 3. Komposisi asam lemak bebas dalam minyak jarak pagar
Kandungan Nilai (persen)
Asam Oleat 43,1
Asam Linoleat 34,3
Asam Stearat 6,9
Asam Palmitat 4,2
Asam-asam lainnya 1,4
Sumber : www.svlele.com
Tabel 4. Perbedaan minyak jarak dan minyak diesel
Spesifikasi Minyak Jarak Minyak diesel
Massa jenis (gr/ml) 0,9180 0,8410
Sulfur (ppm) 0,13 1,2
Kalori (kcal/kg) 9470 10170
Flash point (oC) 240 50
Bilangan setana 51 50
D. Biodiesel
Eropa merupakan negara yang pertama kali memperkenalkan biodiesel
sebagai bahan bakar. Menurut Germani & Bruna (2001), pada tahun 2000
produksi biodiesel Eropa melebihi 1 juta ton, dengan spesifikasi dan
standarisasi yang telah disempurnakan. Selain untuk bahan bakar mesin,
biodiesel juga digunakan untuk pemanasan.
Biodiesel merupakan sumber energi alternatif pengganti solar yng
terbuat dari minyak tumbuhan atau lemak hewan, tidak mengandung sulfur
dan tidak beraroma. Biodiesel dihasilkan dengan mereaksikan minyak
tanaman dengan alkohol menggunkan zat basa sebagai katalis pada suhu dan
komposisi tertentu, sehingga akan dihasilkan dua zat yang disebut alkil ester
(umumnya metil ester atau etil ester) dan gliserin (Susilo, 2005). Untuk
Tabel 5. Standar Mutu Biodiesel Eropa, Amerika, dan Indonesia
1 Massa jenis pada 40 oC,
g/cm3 0,86-0,90 - 0,850-0,890
2 Viskositas kinematik pada
40oC mm2/s (cSt) 3,5-5,0 1,9-6,0 2,3-6,0
3 Angka setana Min. 51 Min. 57 Min.51
4 Titik nyala (closed cup),oC Min.120 Min. 130 Min.100
5 Titik kabut ,oC - - Maks.18
6 Korosi tembaga (3 jam pada
50oC) - Maks. No.3 Maks. no. 3
8 Air dan sedimen - Maks. 0,05% volume Maks. 0,05%volume
9 Temperatur distilasi 90% - Maks.360oC Maks.360oC
Abu tersulfatkan, %-b - Maks. 0,02%massa Maks.0,02% massa
Belerang, ppm-b (mg/kg) Maks. 10 Maks.0,05% massa Maks.100
Fosfor, ppm-b (mg/kg) Maks. 10 Maks. 0,001%massa Maks.10
Angka asam, mg-KOH/g - Maks. 0,8 Maks.0,8
Gliserol bebas, %-b - Maks.0,02 Maks.0,02
Gliserin total, %-b 0,25 Maks.0,24 Maks.0,24
Kadar ester alkil, %-b Min. 96,5 - Min. 96,5
Angka iodium, %-b
(g-I2/100g)
Maks. 120 -
-Uji Halphen - - Negatif
Sumber: Soerawidjaya, 2003 dalam Sudrajat (2006).
Menurut Susilo (2005), keuntungan biodiesel dibandingkan bahan
bakar lain adalah sebagai berikut:
§ Biodiesel diproduksi dari bahan pertanian, sehingga dapat diperbaharui.
§ Biodiesel memiliki nilai setana yang tinggi, volatil rendah, dan bebas
sulfur.
§ Ramah lingkungan karena tidak ada emisi SOx
§ Menurunkan keausan ruang piston karena sifat pelumasan bahan bakar
yang bagus (kemampuan untuk melumasi mesin dan sistem bahan bakar).
§ Aman dalam penyimpanan dan transportasi karena tidak mengandung
§ Meningkatkan nilai produk pertanian Indonesia.
§ Memungkinkan diproduksi dalam skala kecil menengah.
§ Menurunkan ketergantungan suplai minyak dari negara asing dan fluktuasi
harga.
§ Biodegradabel, jauh lebih mudah terurai oleh mikroorganisme dibandingn
minyak mineral.
E. Kajian Pendirian Industri
Dalam pendirian industri terdapat investasi, yaitu kegiatan yang akan
menuntut waktu yang singkat, dan tingkat keyakinan yang tinggi akan
keberhasilan statu pertukaran penggunakan untuk harapan berkembangnya
penggunaan tersebut dimasa yang akan datang (Holmes, 1998). Menurut
Frankel (1990), proyek pendirian industri dibedakan dengan kerangka waktu
yang relatif singkat, ada titik awal dan akhir yang pasti, tidak rutin, hubungan
yang kadang kala unik dari aktivitas-aktivitas dan dibatasi oleh waktu,
anggaran, dan alokasi sumber daya untuk suatu keadaan proyek tertentu.
Menurut Kadariah et al. (1999) dan Sutojo (1983), kajian terhadap
keadaan dan prospek suatu industri dilakukan atas aspek-aspek tertentu yaitu
aspek teknis, aspek manajerial dan administratif, aspek organisasi, aspek
pemasaran, aspek finansial dan aspek ekonomi. Ditambahkan oleh Umar
(2001) kajian terhadap keadaan dan prospek suatu industri juga memerlukan
analisis terhadap aspek lingkungan, aspek legalitas, dan aspek sosial ekonomi.
Aspek-aspek tersebut biasanya dianalisis dengan teknik-teknik tertentu dengan
mempertimbangkan manfaat bagi industri tersebut.
1. Aspek Pasar dan Pemasaran
Aspek pasar dan pemasaran dikaji untuk mengungkapkan permintaan,
penawaran, harga, program pemasaran, dan perkiraan penjualan yang
dapat dicapai oleh perusahaan, atau pangsa pasar yang dapat dikuasai oleh
perusahaan (Husnan dan Suwarsono, 1993).
pasar bersifat menentukan, karena banyak keputusan tentang investasi
tergantung dari hasil analisa pasar (Simarmata, 1992).
Kegunaan dari analisa pasar adalah untuk menentukan besar, sifat, dan
pertumbuhan permintaan total akan produk yang bersangkutan, deskripsi
tentang produk dan harga jual, situasi pasaran dan adanya persaingan,
berbagai faktor yang ada pengaruhnya terhadap pemasaran produk serta
program pemasaran yang sesuai untuk produk (Edris, 1993).
2. Aspek Teknis dan Teknologis
Aspek ini merupakan salah satu aspek penting bagi proyek, karena
merupakan jawaban dari pertanyaan dapat tidaknya produk tersebut
dibuat. Hal ini sangat dirasakan jika bidang usaha yang digunakan bersifat
manufacturing atau proses yang poros intinya adalah teknologi
(Simarmata, 1992).
Menurut Sutojo (1983), evaluasi aspek teknis dan teknologis meliputi :
a. Penentuan lokasi proyek, yaitu dimana suatu proyek akan didirikan,
baik untuk pertimbangan lokasi dan lahan proyek. Peubah-peubah
yang perlu diperhatikan antara lain : iklim dan keadaan tanah, fasilitas
transportasi, ketersediaan tenaga kerja, tenaga listrik dan air, sikap
masyarakat dan rencana masa depan perusahaan untuk perluasan.
b. Penentuan kapasitas produksi ekonomis yang merupakan volume atau
jumlah satuan produk yang dihasilkan selama waktu tertentu.
c. Pemilihan teknologi yang tepat yang dipengaruhi oleh kemungkinan
pengadaan tenaga ahli, bahan baku dan bahan pembantu, kondisi alam
dan lainnya tergantung proyek yang didirikan.
d. Penentuan proses produksi yang akan dilakukan dan tata letak pabrik
yang dipilih, termasuk tata letak bangunan dan fasilitas lain.
3. Aspek Manajemen Operasional
Menurut Husnan dan Suwarsono (1993) hal yang perlu dipelajari
dalam aspek manajemen operasional adalah manajemen dalam masa
penyelesaian proyek, aktor yang melakukan studi setiap aspek manajemen
dalam operasi. Manajemen dalam operasi meliputi bentuk
organisasi/badan usaha yang dipilih, struktur organisasi, deskripsi jabatan
dan spesifikasi jabatan, jumlah tenaga kerja yang digunakan, anggota
direksi dan tenaga lain.
Menurut Ariyoto (1990), manajemen adalah cara mencapai tujuan dari
pada sumber-sumber yang ada. Sumber-sumber ini adalah uang (modal),
mesin dan peralatan, personil (tenaga kerja) dan material. Tujuan kajian
aspek manajemen adalah untuk mengetahui apakah pembangunan dan
implementasi bisnis dapat direncanakan, dilaksanakan, dan dikendalikan
sehingga rencana bisnis dapat dinyatakan layak atau sebaliknya (Umar,
2001).
4. Aspek Legalitas
Aspek ini penting karena menyangkut hukum yang mengatur tingkah
laku badan usaha. Untuk menampung aspirasi dalam mencapai tujuan
usaha diperlukan suatu wadah untuk melegalitas kegiatan. Dalam evaluasi
yuridis, salah satu pokok pengamatan yang merupakan kekuatan yang
menunjang gagasan usaha adalah tentang izin-izin yang harus dimiliki,
karena dapat dikatakan bahwa izin usaha merupakan syarat legalisasi
usaha (Ariyoto, 1990).
Menurut Husnan dan Suwarsono (1993), dalam pengkajian aspek
yuridis atau hukum, hal yang perlu diperhatikan meliputi bentuk badan
usaha yang akan digunakan dan berbagai akte, sertifikat serta izin yang
diperlukan.
5. Aspek Lingkungan
Menurut Umar (2001), kajian aspek lingkungan hidup bertujuan untuk
menentukan dapat dilaksanakannya industri secara layak atau tidak dilihat
dari segi lingkungan hidup. Hal-hal yang berkaitan dengan aspek
kegunaannya dalam kajian pendirian industri dan pelaksanaan proses
pengelolaan dampak lingkungan
6. Aspek Finansial
Evaluasi aspek finansial dilakukan untuk memperkirakan jumlah dana
yang diperlukan. Selain itu dipelajari struktur pembiayaan serta sumber
dana yang menguntungkan (Djamin, 1992).
Dari aspek finansial dapat diperoleh gambaran tentang struktur
permodalan bagi perusahaan, yang mencakup seluruh kebutuhan modal
untuk dapat melaksanakan aktivitas mulai dari perencanaan sampai pabrik
beroperasi. Secara umum biaya dikelompokkan menjadi biaya investasi
dan biaya modal kerja. Kemudian dilakukan penilaian aliran dana yang
diperlukan dan kapan dana tersebut dapat dikembalikan sesuai dengan
jumlah waktu yang ditetapkan, serta apakah proyek tersebut
menguntungkan atau tidak (Edris, 1993).
Menurut Gray et al. (1992), dalam rangka mencari ukuran yang
menyeluruh sebagai dasar penerimaan/penolakan atas pengurutan suatu
proyek, telah dikembangkan berbagai cara yang dinamakan kriteria
investasi. Pada aspek finansial dilakukan evaluasi terhadap kriteria
investasi. Kriteria investasi yang digunakan adalahBreak Even Point, Net
Present Value, Internal Rate of Return, Net Benefit Cost Ratio, Pay Back
Period dan analisis sentivitas (Sutojo, 1993). Selain itu perlu dilakukan
perhitungan biaya investasi dan kebutuhan modal kerja (Behrens dan
Hawranek, 1991).
Menurut Sutojo (1993), aspek ekonomi lebih menitikberatkan pada
keuntungan yang akan diperoleh oleh masyarakat sekitarnya, pemerintah
setempat dan lingkungan dimana proyek didirikan. Manfaat ekonomi itu
antara lain penambahan pendapatan daerah serta penambahan lapangan
III. METODOLOGI
A. Kerangka Pemikiran
Pengembangan industri pengolahan jarak pagar harus
mempertimbangkan beberapa faktor, yaitu analisa pasar pemasaran, analisa
ketersediaan bahan baku, analisa teknis dan teknologis, analisa manajemen
operasi, analisa legalitas, analisa lingkungan, serta analisa finansial. Hasil dari
analisa tersebut dapat memberikan gambaran mengenai permasalahan dan
kendala-kendala yang mungkin ada, sehingga dapat disusun rekomendasi
pengembangannnya.
Teknik yang dilakukan untuk pengembangan industri ini adalah
mengumpulkan data-data yang dibutuhkan, baik data primer atau sekunder.
Data yang telah terkumpul kemudian diolah dan dihitung perincian biaya
investasi industri. Sebelum perincian biaya, terlebih dahulu ditentukan asumsi.
Asumsi-asumsi finansial yang digunakan, antara lain umur ekonomis proyek,
biaya-biaya operasional, kapasitas produksi, jumlah produk yang terjual, dan
sebagainya. Kerangka pemikiran dapat dilihat pada Gambar 2.
B. Pendekatan Studi Kelayakan
Pendekatan studi kelayakan dilakukan untuk memecahkan masalah
pendirian industri pengolahan jarak pagar. Djamin (1984), menyatakan bahwa
pendekatan studi kelayakan terdiri atas lima tahap, yaitu tahap identifikasi
(brainstorming), tahap seleksi awal (pre-selection), tahap evaluasi, dan tahap
penyusunan laporan (reporting). Diagram tahapan proses persiapan suatu
Gambar 2. Kerangka Pemikiran Penelitian §STP,marketing m ix
Analisa Teknis Teknologis §Neraca Massa dan Energi §Spesifikasi mesin dan peralatan §Diagram keterkaitan aktivitas
B
A
C
Pelaksanaan Investasi
Tahap identifikasi
Tahap seleksi awal
Tahap pengujian
Tahap evaluasi
Tahap Penyusunan laporan (reporting)
C. Metode Penelitian
Tahapan yang harus dilakukan pada kegiatan ini adalah analisis
masalah, kemudian dilanjutkan dengan meneliti aspek-aspek yang
berhubungan dengan perancangan industri tersebut yaitu aspek pasar dan
pemasaran, teknis dan teknologis, manajemen dan operasi proyek, finansial
dan ekonomi, yuridis (legalitas) serta aspek lingkungan. Metode kegiatan
rancang bangun industri terdiri dari pengumpulan data dan analisis data.
1. Pengumpulan Data
Data dan informasi dikumpulkan untuk keperluan analisis
aspek-aspek yang berkaitan dengan proses perencanaan suatu industri. Data yang
dikumpulkan meliputi data primer dan data sekunder.
Data primer diperoleh melalui wawancara dengan pihak terkait
serta para pakar pada bidang teknis dan teknologis yang sesuai. Adapun
data sekunder diperoleh melalui laporan, artikel, jurnal, data statistik dari
instansi-instansi pemerintah, swasta, balai penelitian dan sebagainya.
2. Analisis Data
a. Analisis Pasar dan Pemasaran
Analisis yang dilakukan pada aspek ini adalah analisis potensi
pasar berdasarkan perkembangan produksi biodiesel, strategi
pembentukan dan pengembangan pasar biodiesel, serta strategi terhadap
bauran pemasaran (produk, harga, distribusi, promosi).
b. Analisis Aspek Teknis dan Teknologis
Analisis teknis dan teknologis meliputi penentuan kapasitas
produksi dan lokasi, pemilihan teknologi proses dan peralatan, penentuan
tata letak mesin dan kebutuhan ruang, serta neraca massa dan neraca
energi yang dikeluarkan selama produksi berlangsung.
Penentuan kapasitas produksi disesuaikan berdasarkan jumlah
bahan baku yang tersedia. Penggunaan mesin dan peralatan disesuaikan
didasarkan pada pengintegrasian setiap ruang yang disesuaikan dengan
aliran bahan. Keterkaitan antar aktivitas menjadi pedoman dalam
perancangan tata letak ruang pabrik secara menyeluruh. Analisis ini dapat
di lihat pada Gambar 4.
c. Analisis Manajemen dan Operasi
Kajian terhadap manajemen dan operasi meliputi pemilihan bentuk
perusahaan dan struktur organisasi yang sesuai, kebutuhan tenaga kerja
serta deskripsi tugas masing-masing jabatan. Analisis ini dapat dilihat
pada Gambar 5.
Gambar 5.Flowchart analisis aspek manajemen dan operasi
d. Analisis Lingkungan dan Legalitas
Pada analisis lingkungan ditentukan sampai sejauh mana keadaan
lingkungan dapat menunjang perwujudan pendirian industri, terutama
sumber daya yang diperlukan, seperti air, energi, manusia, dan ancaman
alam sekitar sedangkan untuk legalitas berisi peraturan dan
perundang-undangan yang berlaku. Salah satu tugas dari pemerintah dalam
mengarahkan dan mengawasi pembangunan adalah menghindarkan
akibat-akibat sampingan yang merugikan dan tidak diinginkan.
e. Analisis Aspek Finansial
Analisis aspek finansial dibutuhkan untuk mengkaji jumlah dana
yang dibutuhkan dalam mendirikan suatu industri dan
mengoperasikannya. Analisa ini juga dapat digunakan untuk
memperhitungkan besarnya pemberian kompensasi bagi para pemegang
saham yang telah menyertakan modalnya untuk pendirian dan
pelaksanaan proyek.
Pada aspek finansial dilakukan evaluasi terhadap kriteria investasi.
Value, Internal Rate of Return, Net Benefit Cost Ratio, Pay Back Periode
dan analisis sentivitas.
1. Net Present Value (NPV)
Menurut Kadariah et al. (1999), NPV merupakan selisih antara
present value dari keuntungan danpresent value dari biaya. Rumusannya
adalah sebagai berikut:
dimana: Bt = Keuntungan pada tahun ke-t
Ct = Biaya pada tahun ke-t
n = Umur ekonomis dari proyek
i = Suku bunga yang berlaku
Jika NPV 0 maka proyek dapat dijalankan, jika NPV<0 maka proyek
ditolak.
2. Internal Rate of Return (IRR)
Menurut Kadariah et al. (1999), IRR adalah nilai faktor diskonto
(i) yang membuat NPV dari proyek sama dengan nol, yaitu:
IRR = ( )
dimana: NPV(+)= NPV bernilai positif
NPV(-) = NPV bernilai negatif
i(+) = suku bunga yang membuat NPV positif
i(-) = suku bunga yang membuat NPV negatif
Jika IRR dari suatu proyek sama dengan tingkat suku bunga yang
berlaku, maka NPV dari proyek itu sebesar 0. jika IRR ≥ i, maka proyek
layak untuk dijalankan,begitu pula sebaliknya.
3. Net Benefit-Cost Ratio (Net B/C)
Net B/C =
Jika Net B/C bernilai lebih dari satu, berarti NPV> 0 dan proyek dapat
dijalankan, sedangkan untuk Net B/C bernilai kurang dari satu maka
sebaiknya proyek tidak dijalankan (Kadariahet al. 1999).
4. Payback Periode (PBP)
Menurut Newnan (1990), payback periode adalah periode dari
waktu yang dibutuhkan untuk mencapai profit atau keuntungan lainnya
dari suatu investasi dimana nilainya sama dengan jumlah biaya yang
dikeluarkan pada investasi tersebut.
5. Break Even Point(BEP)
Titik impas atau Break Even Point adalah titik dimana total biaya
produksi sama dengan pendapatan. Titik impas menunjukkan bahwa
tingkat produksi sama besarnya dengan biaya produksi yang
dikeluarkan. Menurut Kotler (1993), hubungan antara biaya tetap dan
biaya variabel dapat disajikan pada rumus dan grafik berikut:
Biaya tetap
Penjualan BEP =
1- (Biaya variabel/Total penerimaan) , Untuk Bt Ct > 0
, Untuk Bt Ct< 0
6. Analisis Sensitivitas
Analisis ini dimaksudkan untuk mengkaji sejauh mana perubahan
parameter aspek finansial berpengaruh terhadap keputusan yang dipilih.
Apabila nilai unsur tertentu berubah dengan variasi yang relatif besar
tetapi tidak berakibat terhadap investasi, maka dikatakan bahwa
keputusan untuk berinvestasi pada suatu proyek tidak sensitif terhada
unsur yang dimaksud. Sebaliknya bila terjadi perubahan yang kecil saja
mengakibatkan perubahan keputusan investasi, maka dinamakan
keputusan untuk berinvestasi tersebut sensitif terhadap unsur yang
dimaksud. Analisis sensitivitas terhadap unsur-unsur yang terdapat di
dalam aliran kas meliputi perubahan harga bahan baku, biaya produksi,
berkurangnya pangsa pasar, turunnya harga jual produk per unit, ataupun
tingkat bunga pinjaman (Soeharto, 2000)
Gittinger (1986), menyatakan bahwa analisis sensitivitas dilakukan
untuk meneliti kembali kelayakan suatu proyek, agar dapat melihat
pengaruh yang akan terjadi akibat keadaan yang berubah-ubah atau ada
suatu kesalahan dalam dasar-dasar perhitungan biaya-manfaat (NPV).
Dalam analisis sensitivitas, setiap kemungkinan harus dicoba yang
berarti bahwa setiap kali harus dilakukan analisis kembali. Hal ini perlu,
karena analisis proyek biasanya didasarkan pada proyeksi-proyeksi yang
mengandung banyak ketidakpastian dan perubahan yang akan terjadi
dimasa mendatang. Suatu proyek dapat berubah-ubah sebagai akibat
empat permasalahan utama yaitu perubahan harga jual produk,
keterlambatan pelaksanaan proyek, kenaikan biaya dan perubahan
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Aspek Pemasaran
Pemasaran merupakan salah satu aspek yang memegang peranan
penting dalam suatu perusahaan terutama dalam memasarkan produk
perusahaan kepada masyarakat serta mengidentifikasi pesaing perusahaan.
Selain itu pula dalam aspek pemasaran disusun atau dibentuk strategi serta
taktik pemasaran perusahaan dalam menghadapi pasar global agar dapat
mengikuti trend serta mengetahui selera konsumen terhadap produk yang akan
dipasarkan atau dijual.
Pemasaran adalah proses mengkonsentrasikan berbagai sumber daya
dan sasaran dari sebuah organisasi atau perusahaan terhadap kesempatan dan
kebutuhan lingkungan. Konsep pemasaran lebih menekankan kepada
pemasaran dari produk kepada pelanggan. Tujuan sistem ini yaitu mencari
laba atau keuntungan dimana pencapaiannya dengan menggunakan sistem
bauran pemasaran (marketing mix) atau 4P, yaitu product, price, promotion,
danplace.
1. Perkembangan Produksi Biodiesel
Tanaman jarak pagar yang dapat menghasilkan minyak dengan nama
Crude Jatropha Curcas Oil (CJCO atau CJO) atau peneliti menyebutnya
sebagai Straigh Vegetable Oil (SVO) memiliki prospek yang bagus sebagai
bahan baku biodiesel. Mengingat keuntungan yang ditawarkan oleh tanaman
ini, maka pengadaan jarak pagar sebagai bahan dasar biodiesel diharapkan
juga bermasa depan baik.
Tanaman ini mulai dikenal orang pada masa penjajahan Jepang, akan
tetapi setelah Jepang pergi dari Indonesia, tanaman jarak pagar mulai
dilupakan. Hal tersebut dikarenakan orang lebih menyukai tanaman produktif
Suatu prakiraan yang di ungkapkan oleh Rama Prihandana, Direktur
RNI (2005) menyatakan bahwa pendapatan kotor petani/ha/tahun sebesar
Rp 6.250.000. Satu musim tanam dapat dipanen hingga dua atau tiga kali.
Dengan semakin tingginya kebutuhan minyak jarak pagar, diharapkan harga
biji jarak pagar juga ikut terdongkrak. Dengan demikian maka kesejahteraan
petani budidaya jarak pagar meningkat.
Pada era pembangunan Indonesia sampai saat ini, telah banyak
menghasilkan kemajuan dengan dibukanya berbagai industri dan perusahaan
dengan teknologi maju. Banyaknya perusahaan tersebut, sebenarnya dapat
memanfaatkan biodiesel dari tanaman jarak pagar sebagai bahan bakar
alternatif yang digunakan pada selain bahan bakar minyak. Salah satu
perusahaan yang sedang mengembangkan pemanfaatan biodiesel sebagai
bahan bakar alternatif adalah PT. RNI.
Biodiesel menjadi penting di Indonesia karena sejak tahun 2005,
Indonesia telah berubah statusnya dari eksportir menjadi net importir BBM
yang pada tahun 2005 defisit sekitar 100 juta liter. Ditambah lagi krisis
minyak dunia meningkat dari sebelumnya sekitar US$ 22/barel menjadi US$
72/barel (April, 2006). Dampaknya biodiesel yang semula sulit bersaing
dengan BBM dari segi harga, kini bisa dimunculkan dipasar sebagai bahan
bakar alternatif pengganti BBM.
Indonesia harus mulai mengembangkan biodiesel dengan
pertimbangan antara lain harga BBM terus meningkat dan persediannya
semakin menurun, Indonesia memiliki potensi lahan yang sangat luas berupa
lahan kritis yang belum dimanfaatkan, pasar biodiesel secara potensial cukup
besar, pengembangan biodiesel jarak pagar akan memacu masyarakat secara
spontan untuk menanam jarak pagar, pengembangan jarak pagar dan biodiesel
akan menambah kesempatan kerja, dapat memperkuat ekonomi pedesaan,
serta dapat berdampak pada pembangunan negara yaitu penghematan devisa.
Perlu disadari, bahwa untuk menjamin pemasaran yang lancar dan
harga jual yang tinggi, diperlukan biji jarak dengan kualitas prima.
dihasilkan. Dengan adanya kemampuan memproduksi biodiesel yang
bermutu, kitapun dapat mengekspornya sehingga dapat meningkatkan devisa
negara.
Untuk mencapai tahapan pemasaran biodiesel yang mantap, maka
diperlukan strategi serta program-program pengembangan dan penciptaan
untuk produk biodiesel. Mengapa pasar biodiesel perlu diciptakan lalu
dikembangkan? Hal ini dikarenakan pada kenyataannya biodiesel adalah
produk bahan bakar alternatif yang masih baru dan belum banyak masyarakat
(konsumen) yang familiar dengan biodiesel. Pengedukasian pasar merupakan
salah satu hal yang mutlak dilakukan untuk menciptakan product awareness
dan product knowledge di benak konsumen sehingga terbentuklah market
share terhadap produk biodiesel.
2. Strategi Pembentukan dan Pengembangan Pasar Biodiesel
Menurut Kertajaya (2004), strategi pemasaran terdiri dari pengambilan
keputusan mengenai segmentasi, targetting dan positioning. Strategi untuk
setiap pemasaran tidak akan sama tergantung pada besar, posisi atau
kedudukan perusahaan dalam industri, sasaran dan sumber daya yang dimiliki
perusahaan. Penentuan positioning bisa saja mempengaruhi peninjauan
kembali pada cara membagi pasar pasar dan pemilihan target pasar. Begitu
juga, setelah target market ditentukan, bisa saja cara membagi pasar dan
positioningditinjau kembali.
Strategi pembentukan dan pengembangan pasar adalah
langkah-langkah yang dilakukan dalam upaya pencapaian sasaran-sasaran pemasaran.
Adapun strategi dalam upaya penguasaan dan pengembangan pasar produk
biodiesel adalah :
1. Mengutamakan pemenuhan kebutuhan pasar domestik, dengan
memberikan perhatian utama pada daerah-daerah yang bukan penghasil
migas tetapi perekonomiannya sangat bergantung pada sektor pertanian.
2. Mengutamakan pemenuhan kebutuhan pasar domestik, dengan
memberikan perhatian pada ruang cakupan (kota besar, kompleks
kualitas udara, mensyaratkan keberadaan bahan bakar yang lebih ramah
lingkungan.
3. Meningkatkan pemahaman dan kesadaran masyarakat luas akan
pentingnya arti biodiesel dan hal-hal teknis yang terkait dengan utilisasi
biodiesel itu sendiri.
4. Meningkatkan kualitas biodiesel dari bahan baku, sistem produksi,
distribusi, dan pengawasan produk itu sendiri.
a. Segmentasi
Segmentasi pasar adalah usaha pemisahan pasar pada
kelompok-kelompok pembeli menurut jenis-jenis produk tertentu dan yang
memerlukan bauran pemasaran tersendiri. Perusahaan menetapkan
berbagai cara yang berbeda dalam memisahkan pasar tersebut, kemudian
mengembangkan profil-profil yang ada pada setiap segmen pasar, dan
penentuan daya tarik masing-masing segmen.
Segmentasi yang dilakukan adalah berdasarkan manfaat yang dicari
oleh pembeli dan tingkat penggunaan. Berdasarkan segmentasi tersebut,
pasar biodiesel adalah Stasiun Pengisisan Bahan Bakar (SPBU) yang
menggunakan biodiesel sebagai bahan bakar yang disalurkannya.
Segmentasi juga dilakukan berdasarkan geografis, dengan variabel
segmentasi yang digunakan adalah wilayah negara. Variabel ini dinilai
penting dalam mengklasifikasikan konsumen biodiesel yaitu lebih
mengacu pada industri dalam negeri .
b. Targetting
Targetting adalah suatu tindakan memilih satu atau lebih segmen
pasar yang akan dimasuki. Pemasaran biodiesel ini lebih ditujukan pada
konsumen dalam negeri, yaitu Stasiun Pengisisan Bahan Bakar (SPBU)