• Tidak ada hasil yang ditemukan

1) Permainan Tradisional Gobak Sodor

2.2 Kajian Penelitian Relevan

Selain itu, di dalam penelitian ini juga terdapat beberapa jurnal penelitian relevan.

Jurnal penelitian relevan adalah suatu jurnal penelitian yang telah diteliti oleh peneliti sebelumnya. Di bawah ini merupakan jurnal penelitian relevan adalah sebagai berikut:

1) Penelitian (Junanto, Lindarti, & Syamsiyati, 2020) dengan judul “Cublak-Cublak Suweng Sebagai Alternatif Permainan Tradisional Untuk Meningkatkan Kecerdasan Interpersonal Anak”. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kecerdasan interpersonal anak meningkat setelah bermain permainan tradisional cublak-cublak suweng. Hal

16

ini menunjukkan bahwa cublak-cublak suweng bersifat hiburan dan mempunyai nilai-nilai yang salah satunya untuk mengembangkan kecerdasan interpersonal anak seperti nilai kebersamaan. Selain itu, juga mengajarkan kepatuhan pada peraturan permainan dan sabar dalam mengantri menunggu giliran, serta meningkatkan komunikasi anak yang menjadi indikator kecerdasan interpersonal anak.

2) Penelitian (Ekayati, 2015) dengan judul “Pengaruh Permainan Tradisional “Gobag Sodor” Terhadap Kecerdasan Intrapersonal Dan Interpersonal Pada Anak Usia Dini”. Hasil penelitian menunjukkan bahwa permainan tradisional Gobag Sodor berpengaruh terhadap kecerdasan intrapersonal dan interpersonal. Hal ini dibuktikan

dengan nilai uji F yang menunjukkan korelasi antara permainan tradisional gobag sodor dengan kecerdasan intrapersonal dan kecerdasan interpersonal.

3) Penelitian (Anggraini & Nurhafizah, 2020) dengan judul “Stimulasi Kemampuan Kerjasama Anak dengan Permainan Gobak Sodor Ditaman Kanak-kanak”. Hasil penelitian menujukkan bahwa permainan tradisional gobak sodor mampu merangsang sikap kerjasama anak. Hal ini dikarenakan permainan gobak sodor merupakan permainan yang bersifat tim dan mempunyai tujuan agar dapat meraih kemenangan, sehingga anak yang awalnya mempunyai rasa kerjasama yang rendah akan berusaha untuk bekerja sama dalam meraih tujuan yaitu kemenangan agar tidak tersentuh oleh tim jaga.

16 2.3 Kerangka Berpikir

Sesuai dengan latar belakang yang telah dijelaskan tentang kecerdasan interpersonal yang mempunyai arti suatu bentuk kecerdasan yang ditunjukkan dengan cara anak bersosialisasi, bergaul, berkerjasama, serta kemampuan untuk mengikuti kegiatan akademik. Sikap kerjasama sebagai bentuk kecerdasan interpersonal dapat diwujudkan melalui permainan tradisional salah satunya yaitu gobak sodor.

Permainan tradisional adalah suatu permainan secara turun temurun yang mempunyai nilai-nilai budaya dan tatanan kehidupan masyarakat.

Akan tetapi, pada era 4.0 ini, permainan tradisional semakin memudar. Banyak anak-anak zaman sekarang yang tidak tau permainan tradisional gobak sodor.

Pengetahuan mengenai permainan tradisional yang sedikit bisa mengakibatkan permainan tersebut bisa hilang. Melalui hal ini peneliti mencoba meneliti internalisasi permainan tradisional gobak sodor sebagai bentuk sikap kerjasama dalam kecerdasan interpersonal.

Maka kerangka berpikir yang peneliti gunakan sebagai berikut:

KECERDASAN INTERPERSONAL suatu bentuk kecerdasan yang ditunjukkan

dengan cara anak bersosialisasi, bergaul, berkerjasama, serta kemampuan untuk

mengikuti kegiatan akademik.

ASPEK KERJASAMA

Suatu bentuk sikap yang mengutamakan kepentingan bersama untuk mecapai tujuan

bersama.

17

INTERNALISASI PERMAINAN TRADISIONAL GOBAK SODOR permainan gobak sodor adalah permainan yang dilakukan secara berkelompok yang terdiri dari 2 tim yaitu tim jaga dan tim lawan, masing-masing tim terdiri dari 4-6

orang.

BENTUK PERMAINAN TRADISIONAL GOBAK SODOR TERHADAP INTERNALISASI SIKAP KERJASAMA

DAMPAK PERMAINAN GOBAK SODOR

TERHADAP SIKAP KERJASAMA ANAK KRITERIA KERJASAMA ANAK

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI

18

Sesuai dengan latar belakang dan rumusan masalah yang akan dibahas, maka kerangka berpikir yang akan peneliti gunakan yaitu arti dari kecerdasan interpersonal, aspek dai kecerdasan interpersonal yaitu sikap kerjasama, inernalisasi pemainan tradisional gobak sodor, bentuk permainan tradisional gobak sodor terhadap internalisasi sikap kerjasama, dampak adanya permainan gobak sodor terhadap sikap kerjasama, setelah itu kriteria sikap kerjasama dan factor apa saja yang dapat mempengaruhi. Penjelasan mengenai kerangka berpikir sesuai dengan latar belakang yang telah peneliti uraikan. Dari beberapa langkah tersebut, peneliti diharuskan untuk menganalisis serta memahami dan mendalami mengenai apa yang akan diteliti sehingga akan tercipta suatu tujuan penelitian dan dapat tercapai dengan hasil yang memuaskan, serta bermanfaat bagi masyarakat.

19

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Desa Tenggeles RT 3 RW 2 yang terdapat di Kecamatan Mejobo, Kabupaten Kudus yang terdiri dari anak usia 10 tahun. Adapun waktu penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 10 November 2021 – 10 Desember 2021.

3.2 Pendekatan dan Jenis Penelitian

Pendekatan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian campuran (Mixed Methods) yang menggabungkan pendekatan kuantitatif dan kualitatif.

Sugiyono (2016: 297) menerangkan bahwa metode penelitian kombinasi adalah metode yang menggabungkan metode kuantitatif dan kualitatif yang digunakan secara bersama-sama dalam sebuah penelitian untuk memperoleh data yang lebih komprehensif, valid reliabel, dan objektif.

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode Participatory Action Research (PAR). Mikkelsen. B (2003) mengungkapkan bahwa PAR merupakan suatu penelitian yang melibatkan beberapa orang dalam penelitian yang mempunyai tujuan untuk mengubah dan memperbaiki. Affandi (2013) menjelaskan bahwa Participatory Action Research (PAR) adalah istilah yang memuat seperangkat asumsi yang mendasari suatu paradigma baru tentang ilmu pengetahuan dan bertentangan dengan pengetahuan tradisional. Penelitian ini akan melibatkan beberapa anak dilingkungan masyarakat yang sesuai dengan kata PAR yang selalu berhubungan yaitu partisipasi, riset, dan aksi. Keitga kata itu selalu berkaitan satu sama lain. Artinya suatu hasil penelitian yang telah dilakukan secara partisipasif kemudian diimplementasikan ke dalam aksi. Aksi partisipasif yang benar akan menjadi tepat sasaran, begitupun sebaliknya. Aksi yang didasarkan pada riset aksi yang tidak memiliki dasar permasalahan dan kondisi subyek penelitian yang sebenarnya akan menjadi kontraproduktif. Setelah kegiatan aksi, maka akan dilanjutkan dengan evaluasi dan refleksi. Penelitian ini berfokus pada permainan tradisional gobak sodor sebagai bentuk internalisasi kecerdasan interpersonal anak aspek kerjasama. Adapun langkah-langkah yang dilakukan dalam penelitian ini melalui metode PAR adalah sebagai berikut:

20

1) Persiapan sosial yaitu terlibat langsung dalam studi pendahuluan dengan anak-anak disekitar tempat tinggal.

2) Identifikasi data dan fakta sosial yang dikaitkan dengan kondisi anak-anak dilingkungan sekitar. Melalui pengamatan dan identifikasi, banyak anak yang hanya fokus kepada gadget dan bermain game online secara individual.

3) Analisis sosial yang digunakan untuk mediskusikan dan mengurai realitas sosial yang terjadi dalam perkembangan kecerdasan interpersonal anak dengan aspek kerjasama. Tahapan ini dilakukan pada saat survey lokasi dan wawancara langsung dengan anak-anak usia 10 tahun.

4) Perumusan masalah.

5) Mengorganisir gagasan-gagasan yang muncul guna mencari peluang yang mungkin bisa dilakukan untuk memecahkan masalah dengan memperhatikan kemungkinan keberhasilan dan kegagalannya.

6) Merumuskan rencana yang akan dilakukan untuk memecahkan masalah yaitu melalui permainan tradisional gobak sodor.

7) Aksi untuk perubahan.

8) Observasi evaluasi yaitu pengamatan yang berguna untuk menilai keberhasilan dan kegagalan.

Peneliti melakukan pengumpulan data menggunakan teknik pengumpulan data berupa angket, observasi, dan dokumentasi. Setelah data kuantitatif didapatkan, peneliti kemudian menganalisis data menggunakan teknik analisis data kuantitatif. Setelah itu, peneliti mengumpulkan data kualitatif dengan bentuk wawancara dan analisis dokumentasi. Setelah data kualitatif didapatkan, peneliti kemudian menganalisis data menggunakan teknik analisis data kualitatif. Setelah kedua jenis data didapatkan dan selesai dianalisis, kemudian peneliti menarik sebuah kesimpulan.

3.3 Populasi Dan Sampel

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari obyek atau subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang dipelajari oleh peneliti dan diambil kesimpulannya. Populasi dalam penelitian ini adalah anak usia 10 tahun di Desa Tenggeles.

Sampel adalah sebagian dari populasi yang karakteristiknya hendak diteliti. Bila populasi besar, maka peneliti tidak mungkin mempelajari dan meneliti seluruh populasi tersebut. Hal ini dikarenakan adanya keterbatasan waktu, tenaga, biaya, maka peneliti hanya menggunakan sampel yang diambil dari populasi.

21

Teknik sampling adalah teknik pengambilan atau menentukan sampel dalam penelitian. Teknik sampling dibagi menjadi 2 yaitu probability sampling dan non probability sampling. Pada penelitian ini, peneliti menggunakan non probability sampling, yaitu teknik pengambilan sampel yang tidak memberikan peluang sama bagi setiap anggota populasi untuk dipilih menjadi anggota sampel. Metode yang dipilih peneliti adalah sampling jenuh adalah teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel. Hal ini dilakukan bila jumlah populasi kecil, kurang dari 30 orang. Sampel dalam penelitian ini adalah 12 orang amak yang berusia 10 tahun di Desa Tenggeles Rt 3 Rw 2.

3.4 Teknik Dan Instrumen Pengumpulan Data

Widoyoko (2017: 35) menjelaskan bahwa teknik pengumpulan data dalam penelitian adalah bahan, keterangan, kenyataan suatu informasi yang dapat dipercaya.

Penelitian ini menggunakan teknik pengumpulan data kuantitatif berupa angket, sedangkan penelitian pengumpulan data kualitatif berupa wawancara, pengamatan, dan dokumentasi yang digunakan untuk memperoleh data yang dibutuhkan dalam penelitian.

3.4.1 Teknik Dan Instrumen Pengumpulan Data Kuantitatif 3.4.1.1 Kuesioner

Widyoko (2017: 52) mengungkapkan bahwa angket merupakan suatu teknik pengumpulan data yang efisien jika mengetahui variable yang akan diukur dan mengetahui apa yang bisa diharapkan dari responden. Silalahi (2012:

296) menjelaskan bahwa kuesioner adalah kumpulan pertanyaan yang diformulasikan supaya responden mencatat jawabannya. Sugiyono (2010: 199) berpendapat bahwa kuesioner merupakan pengumpulan data dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk menjawabnya. Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahawa kuesioner adalah kumpulan pertanyaan atau pernyaatan tertulis yang efisien dan responden harus menjawabnya.

Sugiyono (2014: 134) menyatakan bahwa instrument penelitian adalah alat pengumpul data yang digunakan untuk mengukur fenomena alam maupun social yang diamati. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan jenis instrument angket atau kuesioner dengan pemberian skor sebagai berikut:

22

Sikap kerjasama Mampu menganalisis bentuk sikap kerjasama

3.4.2 Teknik Dan Instrumen Pengumpulan Data Kualitatif 3.4.2.1 Wawancara

Sugiyono (2015: 72) menjelaskan bahwa wawancara adalah pertemuan yang dilakukan oleh 2 orang yang bertujuan untuk bertukar informasi maupun ide dengan cara Tanya jawab sehingga akan mendapatkan suatu kesimpulan atau makna dalam suatu topic tertentu. Subagyo (2011: 39) mendefinisikan wawancara adalah suatu kegiatan yang dilakukan untuk mendapatkan informasi secara langsung melalui pertanyaan-pertanyaan yang dijawab dari responden. Supriyati (2011: 48)

23

mengungkapkan wawancara adalah teknik pengambilan data melalui berbagai macam pertanyaan yang diajukan secara lisan kepada responden. Dari berbagai pendapat di atas dapat peneliti simpulkan bahwa wawancara adalah suatu teknik pengambilan data melalui pertanyaan-pertanyaan yang diajukan secara lisan kepada responden.

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan jenis instrument wawancara.

Lestari dan Yudhanegara (2015: 172) mengemukakan pedoman wawancara merupakan instrumen non tes yang terdiri dari beberapa pertanyaan yang dipakai sebagai acuan untuk mendapatkan suatu data/informasi yang keadaan responden dengan tanya jawab. Peneliti melakukan wawancara dengan anak usia 10 tahun di Desa Tenggeles Rt 3 Rw 2. Peneliti menggunakan jenis wawancara terstruktur yaitu sebelum melakukan wawancara peneliti sudah menyiapakan lembar wawancara yang berisi pertanyaan seputar permainan tradisional dan sikap kerjasama.

Di bawah ini merupakan lembar pedoman wawancara adalah sebagai berikut:

Tabel 5 Pedoman Wawancara

No. Pernyataan

1. Pengetahuan tentang permainan tradisional.

2. Pengetahuan tentang macam permainan tradisional.

3. Pengetahuan tentang hal-hal positif yang terkandung dalam permainan tradisional.

4. Pengetahuan tentang permainan tradisional gobak sodor.

5. Cara dan aturan bermain gobak sodor.

6. Sikap yang terkandung dalam permainan gobak sodor.

7. Cara menyusun strategi dalam permainan gobak sodor.

8. Pengetahuan tentang sikap kerjasama.

3.4.2.2 Observasi

Sudaryo (2013) mendefinisikan bahwa observasi adalah suatu pengamatan terahadap objek yang diteliti baik secara langsung maupun tidak langsung yang bertujuan untuk memperoleh suatu data yang harus dikumpulkan dalam penelitian.

Kristanto (2018) menjelaskan bahwa observasi adalah suatu proses yang diawali dengan pengamatan kemudian pencatatan yang bersifat sistematis, logis, objektif, dan rasional terhadap berbagai macam situasi yang sebenarnya maupun buatan. Semiawan (2010) mengungkapkan bahwa observasi adalah suatu pengumpulkan data dengan cara mengamati langsung dari lapangan.

24

Menurut beberapa pendapat di atas dapat peneliti simpulkan, bahwa observasi adalah suatu pengumpulan data dengan cara mengamati objek yang diteliti secara langsung di lapangan. Lembar observasi yang digunakan dalam pengumpulan data bertujuan untuk melihat bagaimana bentuk permainan gobak sodor serta bagaimana internalisasi permainan gobak sodor untuk meningkatkan kerjasama anak terkait kecerdasan interpersonal.

Mahmud (2011: 165) insturmen penelitian adalah alat dan cara yang digunakan untuk mengumpulkan sebuah data. Pembuatan instrument diawali dengan membuat kisi-kisi lembar observasi. Kisi-kisi lembar observasi dibuat berdasarkan teori yang terdapat dalam kemampuan kerjasama. W. Johnson (2010: 8-10) mengungkapkan bahwa kemampuan kerjasama dilandasi oleh 5 unsur yaitu ketergantungan positif, tanggung jawab perseorangan, interaksi, komunikasi serta evaluasi. Dari kelima unsur tersebut, hanya 3 yang digunakan untuk membuat lembar observasi yaitu tanggungjawab, interaksi, dan komunikasi. Adapun kisi-kisi lembar pengamatan untuk kemampuan kerjasama yang akan digunakan sebagai berikut:

Tabel 6 Pedoman Observasi No. Indikator/Aspek Yang Diamati 1. Keterampilan dalam bermain gobak sodor.

2. Strategi dalam bermain gobak sodor.

3. Pengetahuan cara bermain dan aturan gobak sodor.

4. Sikap kerjasama dalam bermain gobak sodor.

5. Komunikasi dalam bermain gobak sodor.

6. Interaksi antar teman dalam bermain gobak sodor.

7. Bentuk tanggungjawab dengan sesame tim.

8. Kekompakan tim.

3.4.2.3 Dokumentasi

Herdiansyah (2010: 143) menjelaskan bahwa dokumentasi merupakan metode pengumpulan data yang diperoleh dengan melihat atau menganalisis dokumen-dokumen yang telah ada. Sugiyono (2018: 476) menjelaskan bahwa dokumentasi adalah cara yang digunakan untuk memperoleh data dan informasi dalam bentuk buku, arsip, dokumen, tulisan, maupun gambar yang dapat mendukung penelitian. Menurut beberapa pendapat di atas dapat peneliti simpulkan bahwa dokumentasi adalah suatu cara untuk mengumpulkan data

25

melalui berbagai macam dokumen baik yang sudah ada maupun belum dalam bentuk buku, arsip, tulisan, maupun gambar. Pedoman dokumentasi adalah sebagai berikut:

Teknik analisis data yang digunakan adalah secara kuantitatif dan kualitatif.

Adapun penjelasan kedua teknik analisis tersebut adalah sebagai berikut:

3.5.1 Data Kuantitatif

Dalam mencari data kuantitatif menggunakan analisis data deskriptif yaitu dengan cara membandingkan data sebelum diberi tindakan atau treatment dan setelah diberi tindakan atau treatment. Data hasil observasi dapat dianalisis dengan cara mendeskripsikan bentuk kerjasama anak dalam kegiatan permainan gobak sodor yaitu dengan menggunakan lembar observasi kerjasama. Dalam penelitian ini menggunakan skala likert. Sugiyono (2016: 93) menjelaskan bahwa skala likert adalah skala yang digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena social. Analisis deskriptif yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif presentase. Dalam analisis ini, semua skor dari masing-masing indicator dijumlahkan dan dibandingkan dengan skor idealnya sehingga akan diperoleh presentase skor.

Selanjutnya, dari hasil presentase dibandingkan dengan kriteria yang digunakan dan diketahui tingkatnya.

Karena skor tertinggi dari masing-masing skor adalah 5 dan skor minimalnya adalah 1, maka dapat dihitung sebagai berikut:

Presentase maksimal = 5

5 x 100% = 100%

Presentase minimal = 1

5 x 100% = 20%

26 Rentang = 100% - 20% = 80%

Panjang interval = 80% : 3 = 16%

Jika panjang interval 16% dan presentase minimal 20%, maka diperoleh tingkatan sebagai berikut:

Tabel 7 Rentang Data

No. Interval Presentase Keterangan

1 84% - 100% Sangat Tinggi

2 68% - 84% Tinggi

3 52% - 68% Sedang

4 36% - 52% Rendah

5 20% - 36% Sangat Rendah

Penilaian dapat dilihat dari lembar observasi yang digunakan, untuk mengetahui hasil peningkatan kerjasama siswa dapat dihitung dengan cara sebagai berikut:

1. Menghitung jumlah kuesioner anak dari total keseluruhan skor yang terkumpul.

Menghitung kuesioner, dapat menggunakan rumus sebagai berikut:

Skor kuesioner anak = 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑎𝑛𝑎𝑘

𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 x 100%

rata-rata skor kuesioner kerjasama siswa = 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑘𝑢𝑒𝑠𝑖𝑜𝑛𝑒𝑟 𝑠𝑒𝑚𝑢𝑎 𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑚𝑒𝑛𝑔𝑖𝑠𝑖 𝑘𝑢𝑒𝑠𝑖𝑜𝑛𝑒𝑟 3.5.2 Data Kualitatif

Dalam mencari data kualitatif dapat diperoleh dari bermain selama proses permainan berlangsung. Sugiyono (2016: 337) menyatakan bahwa aktivitas dalam analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara terus menerus sampai tuntas, sehingga datanya sudah jenuh.

Miles dan Huberman (dalam Sugiyono, 2016: 337) menyatakan bahwa analisis interaktif terdiri dari data reduction, data display, dan conclusion drawing/verification. Adapun penjelasannya sebagai berikut:

27

1. Sugiyono (2016: 338) menjelaskan Reduksi data (data reduction) yaitu merangkum, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan hal-hal yang paling penting, dicari tema dan polanya dan membuang yang tidak perlu.

2. Sugiyono (2016: 341) mengemukakan penyajian data (data display) yang paling sering digunakan untuk menyajikan data dalam penelitian kualitatif adalah dengan teks yang bersifat narasi. Dengan mendisplaykan data maka akan mempermudah untuk memahami apa yang terjadi, merencanakan kerja selanjutnya berdasarkan apa yang telah dipahami.

3. Sugiyono (2016: 345) mengungkapkan penarikan kesimpulan (conclusion drawing/ verification) apabila kesimpulan yang dikemukakan pada tahap awal didukung oleh bukti-bukti yang valid dan konsisten saat peneliti kembali ke lapangan mengumpulkan data, maka kesimpulan yang dikemukakan merupakan kesimpulan yang kredibel.

28

DAFTAR PUSTAKA

Achroni, K. (2012). Mengoptimalkan Tumbuh Kembang Anak Melalui Permainan Tradisional . Jakarta: Javalitra.

Ali, M., & Aqobah, Q. J. (2020). Improving The Balance Movement Of Lower-Grade Students Through The Modification Of Engklek Traditional Games. Jurnal Pendidikan Sekolah Dasar , Vol.6 (1): 68-79.

Anggraini, R., & Nurhafizah. (2020). Stimulasi Kemampuan Kerjasama Anak dengan Permainan Gobak Sodor Ditaman Kanak-kanak. Jurnal Pendidikan Tambusai, Vo.4(3);

3471-3481.

Ariyanti. (2014). Meningkatkan Kegiatan Sosial Emosional Melalui Permainan Gobag Sodor Pada Anak. Jurnal Ilmiah PG PAUD IKIP Veteran Semarang, Vol.2(2); 10-20.

Azizah, I. M. (2016). Efektivitas Pembelajaran Menggunakan Permainan Tradisional Terhadap Motivasi Dan Hasil Belajar Materi Gaya Di Kelas IV MIN Ngronggot Nganjuk. Dinamika Penelitian, Vo.16 (2): 280-308.

Christine, S. (2009). Cara Mengembangkan Berbagai Komponen Kecerdasan. Jakarta: PT.

Macanan Jaya Cemerlang.

Ekayati, I. A. (2015). Pengaruh Permainan Tradisional "Gobak Sodor" Terhadap Kecerdasan Intrapersonal Dan Interpersonal Pada Anak Usia Dini. Didaktika, Vol.13 (3); 1-10.

Gardner, H. (2013). Multiple Intelligences, Kecerdasan Majemuk Teori Dalam Praktik.

Tangerang Selatan: Interaksara.

Haris, I. (2016). Kearifan Lokal Permainan Tradisional Cublak-Cublak Suweng Sebagai Media Untuk Mengembangkan Kemampuan Sosial Dan Moral Anak Usia Dini. Jurnal AUDI, Vol.1(1): 15-20.

Herdiansyah, H. (2010). Metode Penelitian Kualitatif Untuk Ilmu-Ilmu Sosial. Jakarta:

Salemba Humanika.

Husdarta. (2011). Sejarah Dan Filsafat Olahraga. Bandung: Alfabeta.

Iswinarti. (2017). Permainan Tradisional: Prosedur Dan Analisis Manfaat Psikologis. Malang:

UMMPress.

Junanto, S., Lindarti, A., & Syamsiyati, R. N. (2020). Cublak-Cublak Suweng Sebagai Alternatif Permainan Tradisional Untuk Meningkatkan Kecerdasan Interpersonal Anak. Jurnal Pendidikan Islam Anak Usia Dini, Vol.4(2); 68-82.

29

Kristiani, N. D., Manuaba, S., & Darsana, I. W. (2017). Pengaruh Metode Bermain Berbantuan Gobag Sodor Terhadap Kemampuan Bekerjasama Anak Kelompok A Di TK Gugus Mawar. e-Journal Pendidikan Anak Usia Dini Universitas Pendidikan Ganesha, Vo.5(2): 178-188.

Kurniati, E. (2016). Permainan Tradisional Dan Perannya Keterampilan Sosial Anak. Jakarta:

Prenamedia Group.

Laksana, S. D. (2015). Urgensi Pendidikan Karakter Bangsa di Sekolah. Muaddib, Vol.5(1):

167-184.

Latif, M., Zukhairina, Zubaidah, R., & Afandi, M. (2014). Orientasi Baru Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Lestari, K. E., & Yudhanegara, M. R. (2015). Penelitian Pendidikan Matematika. Bandung: PT Refika Aditama.

Mahmud. (2011). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Pustaka Setia.

Monawati. (2015). Hubungan Kecerdasan Interpersonal Dengan Prestasi Belajar. Pesona Dasar, Vol.3(3): 21-32.

Mulyani, N. (2016). Super Asyik Permainan Tradisional Anak Indonesia. Yogyakarta: DIVA Press.

Muniroh, S. M. (2009). Pengembangan Kecerdasan Interpersonal Anak. Jurnal Penelitian, Vol.6(1): 1-16.

Nadziroh, Chairiyah, & Pratomo, W. (2019). Nilai-Nilai Karakter Dalam Permainan Tradisional. Jurnal Pendidikan Ke-SD-an, Vo.5(3); 661-666.

Nadziroh, Chairiyah, & Pratomo, W. (2019). Nilai-Nilai Karakter Dalam Permainan Tradisional. Jurnal Pendidikan Ke-SD-an, Vol.5(3):661-666.

Robinson, C., & Diamond, K. (2014). A Quantitative Study Of Head Start Children's Strenghts, Families' Perspectives, and Teachers' Ratings In The Transition to Kindergarten. Early Childhood Eucation Journal, Vol.42(2): 77-84.

Sahidun, N. (2018). Peningkatan Kecerdasan Interpersonal Anak Usia Dini Melalui Permainan Tradisional. Journal Of Early Childhood Care & Education, Vol.1(1); 13-17.

Seriati, N. N., & Hayati, N. (2012). Permainan Tradisional Jawa Gerak Dan Lagu Untuk Menstimulasi Keterampilan Sosial Anak Usia Dini. Naskah Publikasi, hal.1-15.

Serli, M. (2014). Peningkatan Sikap Sosial Anak Usia Dini Melalui Permainan Puzzle Buah Di Taman Kanak-Kanak Aisyiyah I Bukittinggi. Pedagogi Jurnal Ilmiah Ilmu Pendidikan, Vol.16(2); 109-114.

30

Silalahi, U. (2012). Metode Penelitian Sosial. Bandung: PT. Refika Aditama.

Subagyo, J. (2011). Metode Penelitian Dalam Teori Dan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.

Sugiyono. (2010). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Sugiyono. (2014). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Sugiyono. (2015). Metode Penelitian Manajemen. Bandung: Alfabeta.

Sugiyono. (2016). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: PT Alfabet.

Sugiyono. (2018). Metode Penelitian Kombinasi (Mixed Methods). Bandung: CV Alfabeta.

Sujanto, A. (1984). Psikologi Perkembangan. Jakarta: Aksara Baru.

Supriyati. (2011). Metodologi Penelitian. Bandung: Lakbat Press.

Susanto, A. (2015). Teori Belajar Dan Pembelajaran Disekolah Dasar. Jakarta: Prenada Media.

Suyadi. (2014). Teori Pembelajaran Anak Usia Dini. Bandung: PT Remaja Rosda Karya.

W. Johnson, D. (2010). Colaborative Learning: Strategi Pembelajaran Untuk Sukses Bersama.

Jakarta: Nusamedia.

Widianto, E. (2015). Peran Orang Tua Dalam Meningkatkan Pendidikan Karakter Anak Usia Dini Dalam Keluarga. Jurnal PG-PAUD Trunojoyo, Vol.2 (1): 1-75.

Widoyoko, E. P. (2014). Tekhnik Penyusunan Instrumen Penelitian. Yogyakarta: Pustaka Belajar.

Wulandari, Jaenudin, R., & AR, R. (2016). Analisis Kecerdasan Interpersonal Peserta Didik Pada Pembelajaran Ekonomi Di Kelas X SMA Negeri 2 Tanjung Raja. Jurnal Profit, Vol.3(2): 183-194.

Dokumen terkait