• Tidak ada hasil yang ditemukan

Masalah yang dibatasi dalam proposal ini sebagai berikut :

1) Penelitian terbatas pada Permainan tradisional Gobak Sodor.

2) Aspek yang diambil dalam kecerdasan interpersonal yaitu sikap kerjasama.

3) Sasaran penelitian terbatas pada anak usia 10 tahun.

8 1.6 DEFINISI OPERASIONAL

Sesuai dengan judul penelitian “Permainan Gobak Sodor Dalam Internalisasi Sikap Kerjasama Bentuk Kecerdasan Interpersonal Anak Usia 10 Tahun Di Era 4.0” maka definisi operasional dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:

1) Permainan Tradisional

Permainan tradisional adalah suatu bentuk kegiatan permainan atau olahraga yang berkembang dari suatu kebiasaan masyarakat tertentu. Permainan tradisional mempunyai banyak manfaat, salah satunya yaitu dapat mengembangkan berbagai aspek perkembangan secara holistik dan terintegrasi.

Selain itu permainan tradisional juga dapat mengembangkan dan membangun sikap kerjasama dan sosial emosional anak.

2) Gobak Sodor

Gobak sodor adalah suatu oermainan didalam area bujur sangkar yang dibatasi dengan garis kapur yang terdiri dari 2 tim terdiri dari tim jaga dan tim pemain dengan masing-masing tim beranggotakan 4-5 anak. Dalam bermain gobak sodor sangatlah dibutuhkan kerjasama agar tidak tersentuh oleh tim jaga. Hal ini dikarenakan jika salah tim pemain tersentuh oleh tim jaga, maka otomatis tim pemain akan gagal dan bergantian menjadi tim jaga.

3) Kecerdasan Interpersonal

Kecerdasan interpersonal adalah suatu kemampuan yang berkaitan dengan orang disekitarnya. Kemampuan untuk memahami, dan menggambarkan perasan, suasana hati, maksud dan keinginan orang lain. Ada beberapa cara untuk mengembangkan kecerdasan interpersonal anak yaitu mengembangkan dukungan kelompok, memberikan anak kesempatan untuk mengasah dan mengenal lingkungan sekitarnya misalnya bermain dengan teman sebayanya.

4) Sikap Kerjasama

Kerjasama adalah suatu sikap anak yang diasah untuk mengutamakan kepentingan bersama daripada pribadi yang dilakukan oleh anak dalam suatu kelompok untuk mencapai tujuan bersama dengan saling membantu dan memahami satu sama lain.

Kerjasama mempunyai ciri-ciri yaitu anak dapat bergabung dalam suatu kelompok bermain, mempunyai sikap saling berbagi, saling mengerti, selain itu anak juga dapat bertanggungjawab atas suatu kegiatan yang dilakukan secara bersama-sama dan dengan tujuan yang sama.

9

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

Pada bab ini akan disampaikan konsep-konsep teoritis yang mendasari pelaksanaan penelitian, yang di dalamnya membahas mengenai teori penelitian yang relevan, yang di dalamnya akan membahas permainan tradisional gobak sodor, meliputi: pengertian permainan tradisional, pengertian permainan gobak sodor, cara bermain permainan gobak sodor dan aturan permainan gobak sodor, nilai-nilai dalam permainan gobak sodor, unsur kerjasama dalam permainan gobak sodor. Kemudian akan di bahas mengenai kecerdasan interpersonal, meliputi pengertian kecerdasan interpersonal, unsur-unsur kecerdasan interpersonal, indikator kecerdasan interpersonal.

2.1 Kajian Teori

1) Permainan Tradisional Gobak Sodor (1) Pengertian Permainan Tradisional

Ali & Aqobah (2020: 71) mengungkapkan Permainan tradisional adalah suatu permainan yang berasal dari suatu daerah tertentu yang berpegang teguh pada adat dan norma tertentu. James Danandjaja mengungkapkan bahwa permainan tradisional adalah suatu bentuk permainan anak-anak yang beredar secara lisan, berbentuk tradisional dan diwarisi secara turun temurun serta mempunyai banyak variasi. Azizah (2016: 284) menjelaskan Permainan tradisional sudah tumbuh dan verkembang sejak zaman dahulu dan setiap daerah memiliki jenis permainan tradisional yang berbeda-beda. Kurniati (2016: 2) mengemukakan bahwa permainan tradisional merupakan suatu permainan yang tumbuh dan berkembang di daerah tertentu serta mempunyai nilai budaya dan tata nilai kehidupan masyarakat dan diajarkan secara turun temurun dari satu generasi ke generasi berikutnya.

Sedangkan Haris (2016: 16) mendefinisikan bahwa permainan tradisional merupakan simbol dari pengetahuan yang tersebar melalui lisan dan mempunyai pesan moral dan manfaat di dalamnya. Mulyani (2016: 10-20) menjelaskan bahwa nilai-nilai yang terkandung dalam permainan tradisional terdiri dari 7 nilai yaitu demokrasi, pendidikan, kepribadian, keberanian, kesehatan, persatuan, dan moral.

10

Menurut beberapa pendapat di atas, dapat peneliti simpulkan bahwa permainan tradisional adalah suatu permainan secara turun temurun yang mempunyai nilai-nilai budaya dan tatanan kehidupan masyarakat.

(2) Pengertian Permainan Gobak Sodor

Achroni (2012: 55) menjelaskan bahwa permainan gobak sodor adalah permainan yang dilakukan secara berkelompok dan jumlah pemain harus genap. Mulyani (2016: 161) mengungkapkan bahwa permainan tradisional gobak sodor adalah permainan kelompok yang terdiri dari 2 tim dengan masing kelompok terdiri dari 3-5 orang. Ariyanti (2014: 12) menerangkan bahwa permainan gobak sodor adalah suatu permainan yang dilakukan di dalam area bujursangkar yang dibatasi oleh garis kapur yang terdiri dari 2 tim yaitu tim jaga dan tim lawan yang masing-masing tim terdiri dari 3-5 orang.

Menurut beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa permainan gobak sodor adalah permainan yang dilakukan secara berkelompok yang terdiri dari 2 tim yaitu tim jaga dan tim lawan, masing-masing tim terdiri dari 4-6 orang.

(3) Cara dan aturan Permainan Gobak Sodor

Nadziroh, Chairiyah, & Pratomo (2019: 664) mengungkapkan bahwa permainan gobak sodor mempunyai lapangan yang berbentuk persegi empat yang luasnya disesuaikan dengan jumlah pemain. Permainan gobak sodor terdiri dari 2 tim dan masing-masing tim terdiri dari 3 orang atau lebih.

Permainan gobak sodor mempunyai aturan yaitu tim jaga menghalangi tim lawan agar tidak bisa lolos ke baris terakhir secara bolak-balik dalam are yang telah ditentukan. Tingkat kesulitannya yaitu tim yang bermain harus bisa melewati tim jaga tanpa tersentuh sehingga dibutuhkan kecakapan dalam berlari dan strategi yang tepat. Achroni (2012: 58) menjelaskan bahwa permainan gobak sodor terdiri dari 2 tim yaitu tim penjaga dan tim lawan sebagai pemain. Setiap anggota tim pemain harus berusaha untuk mencapai garis belakang arena dan tim penjaga akan menyentuhnya. Jika tersentuh, maka kedua tim bergantian sebagai pemain dan penjaga. Iswinarti (2017: 112) mengungkapkan bahwa aturan permainan gobak sodor yaitu setelah pemain terbagi menjadi 2 tim, maka kedua tim bersiap untuk menjadi pemain dan tim jaga bersiap digaris yang telah ditentukan. Selanjutnya, penjaga 1 hanya bias bergerak disepanjang garis 1, penjaga 2 hanya bias bergerak disepanjang garis

11

2, dan seterusnya. Tim pemain harus melewati tim jaga dari garis pertama hingga akhir tanpa tersentuh. Ketika ada pemain yang lolos maka itulah yang pemenangnya.

Menurut beberapa pendapat di atas, dapat peneliti simpulkan bahwa cara dan aturan dalam bermain gobak sodor adalah permainan gobak sodor terdiri dari 2 tim yang beranggotakan 3-5 orang. 2 tim tersebut ada tim jaga dan tim pemain. Tim pemain harus bias melewati tim jaga tanpa tersentuh sama sekali. Jika tim pemain tersentuh, maka posisinya akan bertukar yaitu tim jaga menjadi tim pemain, dan tim pemain menjadi tim jaga, begitulah seterusnya hingga ada yang menjadi pemenang.

(4) Nilai-nilai Permainan Gobak Sodor

Nadziroh, Chairiyah, & Pratomo (2019: 665) menjelaskan bahwa permainan gobak sodor mempunyai 5 nilai yaitu:

a. Nilai kejujuran: anak akan memiliki nilai kejujuran ketika bermain gobak sodor. Misalnya jika ia tersentuh oleh tim jaga maka ia akan mengakui bahwa ia sudah tersentuh, selain itu ia juga tidak keluar dari gari penjagaan.

b. Nilai sportivitas: ia akan terbiasa bermain sportif dan tidak marah jika kalah serta mau menerima dengan lapang dada.

c. Nilai kerjasama: anggota tim jaga akan berusaha untuk mempertahankan garis batas tersebut agar tim lawan tidak bisa melewati garis batas tersebut. Sedangkan anggota tim yang bermain akan berusaha melewati garis bata secara bolak-balik. Sehingga kerjasama dalam permainan gobak sodor sangatlah dibutuhkan.

d. Nilai pengaturan strategi: Nilai strategi berguna untuk merangsang aktivitas berpikir seorang anak tentang bagaimana agar bisa menerobas dan mengecoh tim jaga agar tidak dapat tersentuh oleh tim jaga.

e. Nilai kepemimpinan: Dalam permainan gobak sodor sangatlah diperlukan.

Hal ini digunakan agar cara dan strategi dalam bermain gobak sodor dapat tersusun dengan rapi. Nilai kepemimpinan didapat dengan menirukan dari anak yang lebih tua dalam memimpin sehingga anak yang lebih kecil mempunyai acuan dan panutan.

12

(5) Unsur Kerjasama Dalam Permainan Gobak Sodor

Susanto (2015: 183) menjelaskan bahwa kerjasama berarti sikap mau berkerjasama dengan kelompok. Prayuanti (2014: 13) menerangkan bahwa kerjasama yaitu suatu kemampuan berkerjasama dengan orang lain dan mengutamakan semangat kelompok. Dalam proses berkerjasama, seorang anak dilatih untuk lebih mengutamakan kepentingan kelompok daripada kepentingan individu. Nugraha (2014: 6-16) mengungkapkan bahwa kerjasama adalah berkerjasama dalam suatu kelompok, menyelesaikan suatu permasalahan secara bersama-sama dan memainkan permainan sebagai satu tim. Kristiani, Manuaba, & Darsana (2017: 182) mengungkapkan bahwa sikap kerjasama sangatlah diperlukan bagi perkembangan anak. Kerjasama mempunyai beberapa tujuan yaitu untuk lebih menyiapkan anak denga-pn berbagai macam keterampilan baru agar terus berkembang, membentuk kepribadian anak agar dapat mengembangkan kemampuan berkomunikasi, selain itu sikap kerjasama juga mempunyai tujuan untuk menciptakan mental anak agar anak mempunyai rasa percaya diri dan mudah beradaptasi. Husdarta (2011: 115) menyatakan bahwa kerjasama adalah suatu gejala untuk menyelesaikan suatu permasalahan untuk mencapai kepentingan bersama dan tujuan bersama. Sehingga sikap kerjasama harus dibiasakan dan dimulai sejak masa kanak-kanak terutama di dalam kehidupan keluarga dan lingkungannya.

Khasanah (2015:3-4) mengungkapkan bahwa melalui sikap kerjasama, seorang anak mampu mengembangkan kemampuan social emosionalnya seperti beajar tanggungjawab, berbagi, saling membantu, dan mampu menyelesaikan masalah dalam kelompok. Salah satu alat yang digunakan untuk bermain dan menumbuhkan sikap kerjasama adalah permainan tradisional gobak sodor. Maryanti (2014: 17) menjelaskan bahwa permainan tradisional yang dimaksud adalah permainan tradisional yang sifatnya beregu yang dapat melatih rasa social yang tinggi. Menurut beberapa pendapat di atas dapat peneliti simpulkan bahwa melalui permainan tradisional gobak sodor, sikap kerjasama anak dapat berkembang. Hal ini dikarenakan dalam permainan gobak sodor, seorang anak mau tidak mau akan dituntut untuk berkerjasama dengan timnya.

13 2) Kecerdasan Interpersonal

(1) Pengertian Kecerdasan

Menurut banyak orang definisi kecerdasan adalah suatu kemampuan saat seorang anak mempunyai nilai yang bagus dan bisa menjawab semua pertanyaan dengan benar. Howard Gardner menjelaskan bahwa kecerdasan adalah suatu kemampuan untuk menyelasaikan berbagai macam permasalahan atau menciptakan sesuatu yang bernilai dan bermakna dalam lingkup budaya. Freeman mengungkapkan bahwa kecerdasan adalah kemampuan yang dapat dibagi menjadi 3 macam yaitu kemampuan adaptasi, kemampuan belajar, serta kemampuan berpikir abstrak. Sedangkan Feldam mendefinisikan bahwa kecerdasan interpersonal adalah suatu bentuk kemampuan memahami dunia, berpikir secara rasional, dan menggunakan berbagai macam sumber ketika dihadapkan pada tantangan atau permasalahan dunia.

Menurut berbagai macam pendapat ahli di atas, dapat peneliti simpulkan bahwa kecerdasan merupakan suatu kemampuan adaptasi, kemampuan belajar, serta kemampuan berpikir abstrak seseorang untuk menghadapi tantangan atau permasalahan dunia.

(2) Pengertian Kecerdasan Interpersonal

Suyadi (2014: 134) menerangkan bahwa Kecerdasan Interpersonal adalah bentuk kecerdasan yang ditunjukan dengan kemampuan anak dalam bersosial dengan orang lain seperti halnya bergaul, berkerjasama, dan memahami orang lain. Wulandari, Jaenudin, & AR (2016: 186) mengungkapkan bahwa kecerdasan interpersonal adalah suatu kemampuan untuk membedakan, menanggapi secara efektif serta memberikan persepsi tentang motivasi, suasana hati, dan perasaan orang lain. Monawati (2015: 23) menjelaskan bahwa kecerdasan interpersonal merupakan suatu kemampuan untuk menjalin dan mempertahankan relasi dengan orang lain serta membaca kondisi dan karakter seseorang. Robinson & diamond (2014: 79) mengungkapkan bahwa seorang anak yang memiliki kemampuan interpersonal yang baik, ia akan mudah dalm bersosialisasi, mudah menyesuaikan diri di sekolah, dan mampu mengikuti kegiatan akademik. Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat peneliti simpulkan bahwa pengertian kecerdasan interpersonal adalah bentuk kecerdasan yang ditunjukkan dengan cara anak bersosialisasi, bergaul, berkerjasama, serta kemampuan untuk mengikuti kegiatan akademik.

14 (3) Unsur-unsur Kecerdasan Interpersonal

Kecerdasan interpersonal memiliki berbagai macam unsur penting.

Monawati (2015: 25) menjelaskan bahwa ada 4 yaitu:

a. Empati dasar: Emosi natural dan dimunculkan secara tidak sadar. Selain itu empati merupakan cara merasakan perasaan dengan orang lain.

b. Penyelarasan: Cara mendengarkan seseorang dengan penuh pemahaman serta menyeleraskan diri dengan orang lain.

c. Ketepatan empatik: Suatu bentuk memahami pikiran, perasaan, serta maksud orang lain.

d. Pengertian Sosial: Mengetahui bentuk dari dunia sosial bekerja.

(4) Indikator Kecerdasan Interpersonal

Kecerdasan interpersonal mempunyai berbagai macam indikator. Muniroh (2009: 6) mengungkapkan bahwa kecerdasan interpersonal mempunyai 6 indikator sebagai berikut:

Tabel 1 indikator kecerdasan interpersonal menurut Muniroh (2009: 6))

No. Indikator

1. Mampu mengembangkan dan menciptakan hubungan sosial yang baru 2. Mampu berempati dengan orang lain dan menghargai orang lain 3. Mampu mempertahankan hubungan sosialnya

4. Mampu berkomunikasi dengan baik dalam bentuk verbal maupun non-verbal 5. Mampu memecahkan masalah disekitar lingkungannya yang berkaitan dengan

lingkungan sosial

6. Memiliki keterampilan komunikasi yang baik

Selanjutnya, Sujana (2009: 204-205) menjelaskan bahwa kecerdasan interpersonal anak yang tinggi memiliki indikator sebagai berikut:

Tabel 2 Indikator Kecerdasan Interpersonal menurut Sujana (2009: 204-205)

No. Indikator

1. Berkenalan dan berteman dengan mudah

2. Suka berada di keramaian atau disekitar orang lain

3. Mempunyai rasa ingin tahu yang tinggi terutama pada orang yang belum dikenal

15

4. Suka bermain dan berbagi bersama teman-temannya.

5. Suka mengalah

6. Mengetahui bagaimana menunggu giliran ketikan bermain

Gardner (2013: 190) mengungkapkan bahwa indikator kecerdasan interpersonal dibagi menjadi 8 yaitu sebagai berikut:

Tabel 3 Indikator Kecerdasan Interpersonal Menurut Gardner (2013: 190)

No. Indikator

1. Suka berbagi dan memberi bantuan 2. Dapat berkerjasam

3. Memiliki teman dekat lebih dari dua

4. Memiliki rasa empati dan perhatian yang baik terhadap orang lain 5. Mampu mengorganisasi teman-temannya

6. Mudah bergaul dan berteman

7. Mudah bersosialisasi dengan teman-teman sebaya 8. Mempunyai bakat menjadi pemimpin

Dari beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa kecerdasan interpersonal mempunyai indicator sebagai berikut:

No. Indikator

1. Mampu mengembangkan dan menciptakan hubungan sosial yang baru.

2. Suka berbagi dan memberi bantuan 3. Suka berkerjasama

4. Mudah bersosialisasi

5. Mempunyai rasa ingin tahu yang tinggi terutama pada orang yang belum dikenal

2.2 Kajian Penelitian Relevan

Selain itu, di dalam penelitian ini juga terdapat beberapa jurnal penelitian relevan.

Jurnal penelitian relevan adalah suatu jurnal penelitian yang telah diteliti oleh peneliti sebelumnya. Di bawah ini merupakan jurnal penelitian relevan adalah sebagai berikut:

1) Penelitian (Junanto, Lindarti, & Syamsiyati, 2020) dengan judul “Cublak-Cublak Suweng Sebagai Alternatif Permainan Tradisional Untuk Meningkatkan Kecerdasan Interpersonal Anak”. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kecerdasan interpersonal anak meningkat setelah bermain permainan tradisional cublak-cublak suweng. Hal

16

ini menunjukkan bahwa cublak-cublak suweng bersifat hiburan dan mempunyai nilai-nilai yang salah satunya untuk mengembangkan kecerdasan interpersonal anak seperti nilai kebersamaan. Selain itu, juga mengajarkan kepatuhan pada peraturan permainan dan sabar dalam mengantri menunggu giliran, serta meningkatkan komunikasi anak yang menjadi indikator kecerdasan interpersonal anak.

2) Penelitian (Ekayati, 2015) dengan judul “Pengaruh Permainan Tradisional “Gobag Sodor” Terhadap Kecerdasan Intrapersonal Dan Interpersonal Pada Anak Usia Dini”. Hasil penelitian menunjukkan bahwa permainan tradisional Gobag Sodor berpengaruh terhadap kecerdasan intrapersonal dan interpersonal. Hal ini dibuktikan

dengan nilai uji F yang menunjukkan korelasi antara permainan tradisional gobag sodor dengan kecerdasan intrapersonal dan kecerdasan interpersonal.

3) Penelitian (Anggraini & Nurhafizah, 2020) dengan judul “Stimulasi Kemampuan Kerjasama Anak dengan Permainan Gobak Sodor Ditaman Kanak-kanak”. Hasil penelitian menujukkan bahwa permainan tradisional gobak sodor mampu merangsang sikap kerjasama anak. Hal ini dikarenakan permainan gobak sodor merupakan permainan yang bersifat tim dan mempunyai tujuan agar dapat meraih kemenangan, sehingga anak yang awalnya mempunyai rasa kerjasama yang rendah akan berusaha untuk bekerja sama dalam meraih tujuan yaitu kemenangan agar tidak tersentuh oleh tim jaga.

16 2.3 Kerangka Berpikir

Sesuai dengan latar belakang yang telah dijelaskan tentang kecerdasan interpersonal yang mempunyai arti suatu bentuk kecerdasan yang ditunjukkan dengan cara anak bersosialisasi, bergaul, berkerjasama, serta kemampuan untuk mengikuti kegiatan akademik. Sikap kerjasama sebagai bentuk kecerdasan interpersonal dapat diwujudkan melalui permainan tradisional salah satunya yaitu gobak sodor.

Permainan tradisional adalah suatu permainan secara turun temurun yang mempunyai nilai-nilai budaya dan tatanan kehidupan masyarakat.

Akan tetapi, pada era 4.0 ini, permainan tradisional semakin memudar. Banyak anak-anak zaman sekarang yang tidak tau permainan tradisional gobak sodor.

Pengetahuan mengenai permainan tradisional yang sedikit bisa mengakibatkan permainan tersebut bisa hilang. Melalui hal ini peneliti mencoba meneliti internalisasi permainan tradisional gobak sodor sebagai bentuk sikap kerjasama dalam kecerdasan interpersonal.

Maka kerangka berpikir yang peneliti gunakan sebagai berikut:

KECERDASAN INTERPERSONAL suatu bentuk kecerdasan yang ditunjukkan

dengan cara anak bersosialisasi, bergaul, berkerjasama, serta kemampuan untuk

mengikuti kegiatan akademik.

ASPEK KERJASAMA

Suatu bentuk sikap yang mengutamakan kepentingan bersama untuk mecapai tujuan

bersama.

17

INTERNALISASI PERMAINAN TRADISIONAL GOBAK SODOR permainan gobak sodor adalah permainan yang dilakukan secara berkelompok yang terdiri dari 2 tim yaitu tim jaga dan tim lawan, masing-masing tim terdiri dari 4-6

orang.

BENTUK PERMAINAN TRADISIONAL GOBAK SODOR TERHADAP INTERNALISASI SIKAP KERJASAMA

DAMPAK PERMAINAN GOBAK SODOR

TERHADAP SIKAP KERJASAMA ANAK KRITERIA KERJASAMA ANAK

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI

18

Sesuai dengan latar belakang dan rumusan masalah yang akan dibahas, maka kerangka berpikir yang akan peneliti gunakan yaitu arti dari kecerdasan interpersonal, aspek dai kecerdasan interpersonal yaitu sikap kerjasama, inernalisasi pemainan tradisional gobak sodor, bentuk permainan tradisional gobak sodor terhadap internalisasi sikap kerjasama, dampak adanya permainan gobak sodor terhadap sikap kerjasama, setelah itu kriteria sikap kerjasama dan factor apa saja yang dapat mempengaruhi. Penjelasan mengenai kerangka berpikir sesuai dengan latar belakang yang telah peneliti uraikan. Dari beberapa langkah tersebut, peneliti diharuskan untuk menganalisis serta memahami dan mendalami mengenai apa yang akan diteliti sehingga akan tercipta suatu tujuan penelitian dan dapat tercapai dengan hasil yang memuaskan, serta bermanfaat bagi masyarakat.

19

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Desa Tenggeles RT 3 RW 2 yang terdapat di Kecamatan Mejobo, Kabupaten Kudus yang terdiri dari anak usia 10 tahun. Adapun waktu penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 10 November 2021 – 10 Desember 2021.

3.2 Pendekatan dan Jenis Penelitian

Pendekatan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian campuran (Mixed Methods) yang menggabungkan pendekatan kuantitatif dan kualitatif.

Sugiyono (2016: 297) menerangkan bahwa metode penelitian kombinasi adalah metode yang menggabungkan metode kuantitatif dan kualitatif yang digunakan secara bersama-sama dalam sebuah penelitian untuk memperoleh data yang lebih komprehensif, valid reliabel, dan objektif.

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode Participatory Action Research (PAR). Mikkelsen. B (2003) mengungkapkan bahwa PAR merupakan suatu penelitian yang melibatkan beberapa orang dalam penelitian yang mempunyai tujuan untuk mengubah dan memperbaiki. Affandi (2013) menjelaskan bahwa Participatory Action Research (PAR) adalah istilah yang memuat seperangkat asumsi yang mendasari suatu paradigma baru tentang ilmu pengetahuan dan bertentangan dengan pengetahuan tradisional. Penelitian ini akan melibatkan beberapa anak dilingkungan masyarakat yang sesuai dengan kata PAR yang selalu berhubungan yaitu partisipasi, riset, dan aksi. Keitga kata itu selalu berkaitan satu sama lain. Artinya suatu hasil penelitian yang telah dilakukan secara partisipasif kemudian diimplementasikan ke dalam aksi. Aksi partisipasif yang benar akan menjadi tepat sasaran, begitupun sebaliknya. Aksi yang didasarkan pada riset aksi yang tidak memiliki dasar permasalahan dan kondisi subyek penelitian yang sebenarnya akan menjadi kontraproduktif. Setelah kegiatan aksi, maka akan dilanjutkan dengan evaluasi dan refleksi. Penelitian ini berfokus pada permainan tradisional gobak sodor sebagai bentuk internalisasi kecerdasan interpersonal anak aspek kerjasama. Adapun langkah-langkah yang dilakukan dalam penelitian ini melalui metode PAR adalah sebagai berikut:

20

1) Persiapan sosial yaitu terlibat langsung dalam studi pendahuluan dengan anak-anak disekitar tempat tinggal.

2) Identifikasi data dan fakta sosial yang dikaitkan dengan kondisi anak-anak dilingkungan sekitar. Melalui pengamatan dan identifikasi, banyak anak yang hanya fokus kepada gadget dan bermain game online secara individual.

3) Analisis sosial yang digunakan untuk mediskusikan dan mengurai realitas sosial yang terjadi dalam perkembangan kecerdasan interpersonal anak dengan aspek kerjasama. Tahapan ini dilakukan pada saat survey lokasi dan wawancara langsung dengan anak-anak usia 10 tahun.

4) Perumusan masalah.

5) Mengorganisir gagasan-gagasan yang muncul guna mencari peluang yang mungkin bisa dilakukan untuk memecahkan masalah dengan memperhatikan kemungkinan keberhasilan dan kegagalannya.

6) Merumuskan rencana yang akan dilakukan untuk memecahkan masalah yaitu melalui permainan tradisional gobak sodor.

7) Aksi untuk perubahan.

8) Observasi evaluasi yaitu pengamatan yang berguna untuk menilai keberhasilan dan kegagalan.

Peneliti melakukan pengumpulan data menggunakan teknik pengumpulan data berupa angket, observasi, dan dokumentasi. Setelah data kuantitatif didapatkan, peneliti kemudian menganalisis data menggunakan teknik analisis data kuantitatif. Setelah itu, peneliti mengumpulkan data kualitatif dengan bentuk wawancara dan analisis dokumentasi. Setelah data kualitatif didapatkan, peneliti kemudian menganalisis data menggunakan teknik analisis data kualitatif. Setelah kedua jenis data didapatkan dan selesai dianalisis, kemudian peneliti menarik sebuah kesimpulan.

3.3 Populasi Dan Sampel

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari obyek atau subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang dipelajari oleh peneliti dan diambil kesimpulannya. Populasi dalam penelitian ini adalah anak usia 10 tahun di Desa

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari obyek atau subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang dipelajari oleh peneliti dan diambil kesimpulannya. Populasi dalam penelitian ini adalah anak usia 10 tahun di Desa

Dokumen terkait