• Tidak ada hasil yang ditemukan

II TINJAUAN PUSTAKA

2.6 Kajian Penelitian Terdahulu

Penelitian terdahulu yang dijadikan sebagai bahan referensi adalah berbagai penelitian yang berhubungan dengan analisis kelayakan usaha dan peternakan. Menurut Salmawati (2009), prospek pengembangan agribisnis ayam ras petelur di masa yang akan datang dilihat dari sisi penawaran (supply side) dan sisi permintaan (demand side) telur di Indonesia. Dari sisi permintaan, prospek agribisnis ayam ras petelur sangat berkaitan dengan peranan telur ayarm ras dalam struktur konsumsi

20 telur dan sifat permintaannya yang sangat sesuai dengan perkembangan masa depan. Di samping semakin pentingnya peranan telur ayam ras dalam struktur konsumsi telur, telur ayam ras memiliki sifat permintaan yang income estic demand. Bila pendapatan meningkat, maka konsumsi telur juga meningkat. Di masa yang akan datang, pedapatan per kapita akan meningkat terutama pada negara-negara yang saat ini termasuk berpendapatan randah dan menengah. Dengan demikian, konsumsi telur juga diperkirakan akan meningkat. Sementara itu, bila dilihat kecendrungan produksi telur ayam ras yang meningkat sebesar 4,50 persen per tahun atau sekitar 709,72 ribu ton pada tahun 2005, maka peluang pasar telur ayam pada tahun ini mencapai 269,98 ribu ton. Peluang pasar ini diisi oleh telur ayam buras dan teluk itik yang pangsanya masing-masing 15 persen dan selebihnya merupakan peluang pasar telur ayam ras. Peluang pasar ini belum termasuk pasar ekspor, baik dalam bentuk telur segar maupun powder.

Penelitian Pratomo (2007) menganalisis efesiensi produksi usaha ternak ayam buras ramah lingkungan yang dilakukan di peternakan P4S Eka Jaya Jakarta Selatan untuk penggemukan ayam buras ramah lingkungan ditinjau dari konsumsi faktor dengan bobot yang dihasilkan secara menyeluruh. Efesiensi secara teknis dalam penggunaan input yang ditunjukkan dari nilai elastisitas produksi selama periode produksi yaitu sebesar 0,967 persen, belum efisiensi secara ekonomis karena nilai rasio NPM dan BKM secara keseluruhan pada masa finisher tidak sama dengan satu. Peternakan P4S Eka Jaya memperoleh keuntungan paling besar apabila ayam dipanen pada umur 12 minggu, karena nilai rasio dengan penerimaannnya dengan biaya pakan

dan bibit menunjukkan nilai terbesar yaitu 2,21 dengan nilai sebesar Rp 10.703,67/ekor.

Penelitian Kusuma ( 2005) menganalisis pendapatan dan efisiensi penggunaan faktor-faktor produksi peternakan ayam probiotik dan non-probiotik pada usaha ternak ayam ras pedaging pada perusahaan Sunan Kudus Farm. Model Yang digunakkan adalah model C0bb-Douglas, dengan faktor produksi yang digunakan antara lain bibit, pakan, pemanas, tenaga kerja dan obat-obatan. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan respontif didalam meningkatkan produksi telur pada

21 peternak yang menggunakan probiotik, sedangkan tenaga kerja dan obat-obatan lebih responsif tehadap peningkatan produksi telur pada peternakan non-probiotik. Penelitian ini juga menunjukkan bahwa penggunaan faktor-faktor produksi pada peternakan Sunan Kudus Farm belum efisien. Hal tersebut ditunjukkan dengan tidak adanya rasio perbandingan antar NPM denga BKM yang bernilai sama dengan satu.

Penelitian yang dilakuakan oleh Fitrial (2009) mengenai analisis tingkat kelayakan finansial penggemukkan kambing dan domba pada Mitra Tani Farm (MTF) di Kecamatan Ciampea, Kabupaten Bogor. Dari hasil penelitian didapat perhitungan analisis finansial dengan memperoleh NPV sebesar Rp 359.346, IRR sebesar 11,7 persen dengan discount rate sebesar 8,5 persen , Net B/C dan Gross B/C masing-masing sebesar 2,53 dan PP diperoleh sebesar 1,5 tahun. Selain itu dalam penelitian ini juga dilakukan analisis sensitivitas. Variabel-variabel yang digunakan yaitu kenaikan harga input yang masih dapat ditolerir sampai 5.34 persen dan penurunan kuantitas penjualan sebesar 4,79 persen. Secara Finansial dapat disimpulkan bahwa peternakan ini layak untuk dijalankan.

2.7 Perbedaan dan Persamaan dengan Penelitian Terdahulu

Pada penelitian ini pembahasan difokuskan pada analisis kelayakan usaha peternakan ayam ras petelur Dian Layer Farm yang berada di Kampung Kahuripan, Kecamatan Darmaga. Analisa kelayakan yang dibahas dalam penelitian ini adalah analisa kelayakan non finansial dan analisa kelayakan finansial. Analisa kelayakan non finansial yaitu aspek teknis, aspek pasar, aspek manajemen, aspek hukum dan aspek sosial, linkungan, sedangkan analisis kelayakan finansial dilakukan dengan cara menghitung kriteria invesasi seperti NPV,IRR,Net B/C dan PP serta Laba Rugi. Analisis sensitivitas juga digunakan untuk menghitung sampai sejauh mana pengaruh perubahan faktor yang sangat sensitif mempengaruhi kriteria kelayakan investasi pada Dian Layer Farm.

Persamaan penelitian ini dengan penelitian terdahulu yaitu penelitian yang dilakukan oleh Salmawati (2009), Pratomo (2007), Kusuma (2005) yaitu pada komoditi yang diteliti, sama-sama meneliti ayam sedangkan dengan Fitrial (2009)

22 mengunkan alat analisis yang sama yaitu analisis kelayakan. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian terdahulu dapat dilihat dari segi alat analisis, komoditas yang dijadikan penelitian dan lokasi penelitian.

23

III KERANGKA PEMIKIRAN

3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis

Kerangka pemikiran teoritis merupakan kumpulan teori yang digunakan dalam penelitian. Teori-teori ini berkaitan dengan permasalahan yang ada dalam penelitian. Selain itu, teori merupakan acuan untuk menjawab permasalahan.

3.1.1 Teori Investasi

Investasi dapat didefinisikan dengan suatu kegiatan mengalokasikan atau menanamkan sumberdaya saat ini dengan tujuan mendapatkan manfaat di masa yang akan datang. Untuk memnuhi hal tersebut maka harus diperhatikan aspek-aspek yang berkaitan dengan investasi yaitu aspek uang merupakan aspek yang ditanam dan diharapkan manfaatnya dikemudian hari, aspek waktu yang digunakan untuk menilai kelayakan. Investasi adalah awal dari kegiatan ekonomi di masyarakat. Investasi dapat dilakukan oleh semua pihak baik oleh masyarakat sebagai kegiatan bisnis dan pemerintah sebagai penyelenggara kegiatan untuk pelayanan kebutuhan masyarakat dimana uang menjadi tugas utamanya. Masyarakat melakukan investasi dikarenakan untuk mememnuhi kebutuhan hidup yaitu barang dan jasa, dan untuk memenuhi keinginan.

Gambar 1. Kurva Investasi Keterangan : i : Suku Bunga

I : Investasi

I i

24 Kurva pada Gambar 1 menggambarkan permintaan investasi yang menunjukkan berbagai volume atau besarnya investasi yang akan dilakuken pada berbagai tingkat suku bunga. Kurva permintaan investasi berbentuk berlereng menurun dari kiri atas ke kanan bawah atau berlereng negatif. Dari pola hubungan antara investasi dan tingkat suku bunga dapat ditarik kesimpulan bahwa permintaan investasi merupakan fungsi dari suku bunga dan hubungan antara dua variabel itu merupakan hubungan negatif. Hal ini mempunyai arti bahwa bila hal-hal lain tetap (ceteris paribus), pada tingkat suku bunga yang lebih rendah volume investasi akan lebih besar, sedangkan pada tingkat suku bunga yang lebih tinggi volume investasi lebih tinggi.

3.1.2 Defenisi Studi Kelayakan

Menurut Nurmalina et al. (2009) studi kelayak bisnis merupakan penelahaan atau analisis tentang apakah suatu kegiatan investasi memberikan manfaat atau hasil bila dilaksanaknan. Banyak peluang dan kesempatan yang ada dalam kegiatan bisnis telah menuntut perlu adanya penilaian sejauh mana kegiatan dan kesempatan tersebut dapat memberikan manfaat bila bisnis dilakukan.

Menurut Gittingger (1986) proyek merupakan suatu kegiatan yang mengeluarkan uang atau biaya-biaya dengan harapan akan memperoleh hasil dan secara logika merupakan wadah untuk melakukan kegiatan-kegiatan perencanaan, pembiayaan dan pelaksanaan dalam satu unit. Rangkaian dasar dalam perencanaan dan pelaksanaan proyek adalah siklus proyek yang terdiri dari tahap-tahap identifikasi, persiapan dan analisis penilaian , pelaksanaan dan evaluasi menurut Noor, Henry (2009).

Proyek merupakan suatu keseluruhan aktivitas yang mengunakan sumber- sumber untuk mendapatkan manfaat dengan harapan akan mendapatkan hasil menurut Kadariah (1999). Sedangkan menurut Umar (2005) proyek adalah suatu usaha yang direncanakan sebelumnya dan memerlukan sejumlah pembiayaan serta penggunaan masukan lain yang ditujukan untuk mencapai tujuan tertentu dan

25 dilaksanakan dalam suatu bauran produk yang sudah ada dengan menginvestasikan sumberdaya yang ada secara independen.

Studi kelayakan bisnis adalah penelitian tentang dapat tidaknya suatu bisnis dilaksanakan dengan berhasil menurut Husnan dan Muhammad (2000). Analisis kelayakan dilakukan untuk melihat apakah suatu bisnis dapat memberikan manfaat atas investasi yang akan ditanamkan. Menurut Umar (1999) studi kelayakan bisnis adalah suatu penelitian tentang layak atau tidaknya suatu investasi dilaksanakan. Hasil kelayakan merupakan perkiraan suatu bisnis menghasilkan keuntungan yang layak bila telah dioperasionalkan. Perkiraan keberhasilkan mungkin dapat ditafsirkan berbeda-beda sesuai dengan pihak yang menjalankan tujuan bisnis.

Analisis kelayakan penting dilakukan sebagai evaluasi bisnis yang dijalankan pihak yang membutuhkan studi kelayakan antara lain:

1. Investor

Investor merupakan pihak yang menanamkan dana atau modal suatu bisnis yang lebih memperhatikan prospek usaha tersebut ( tingkat keuntungan).

2. Kreditur

Pihak yang membutuhkan studi kelayakan untuk memperhatikan segi keamanan dana yang dipinjamkan untuk kegiatan bisnis.

3. Permerintah

Pihak yang lebih berkepentingan dengan manfaat bagi perekonomian nasional dan pendapatan pemerintah atas pajak yang diberikan bisnis tersebut.

Hal-hal yang mendasari untuk menjalankan studi kelayakan bisnis investasi jika seseorang melihat suatu kesempatan usaha, yaitu apakah kesempatan usaha tersebut bisa dimanfaatkan secara ekonomis serta apakah kita bisa mendapatkan suatu tingkat keuntungan yang cukup layak dari usaha tersebut. Menurut Husnan (2000) suatu studi kelayakan menyangkut tiga aspek yaitu :

1. Manfaat ekonomi bisnis tersebut bagi bisnis itu sendiri atau manfaat finansial. Artinya apakah bisnis tersebut cukup menguntungkan bila dibandingkan dengan risiko bisnis.

26 2. Manfaat ekonomi bisnis tersebut bagi negara tempat bisnis tersebut dilaksanakan,

yang menunjukkan manfaat bisnis tersebut bagi ekonomi makro suatu negara. 3. Manfaat sosial bisnis tersebut bagi masyarakat disekitar bisnis.

Proyek investasi umumnya memerlukan dana yang cukup besar dan mempengaruhi perusahaan dalam jangka panjang. Maka dari itu tujuan dari dilakukannya studi kelayakan bisnis adalah untuk menghindari keberlanjutan penanaman modal yang cukup besar untuk kegiatan yang ternyata tidak menguntungkan.

3.1.3 Aspek Kelayakan Usaha

Dalam melakukan studi kelayakan perlu memperhatikan aspek-aspek yang dapat menentukan bagaimana keuntungan yang diperoleh dari suatu usaha dapat berjalan dengan baik. Menurut Kadariah (1999) terdapat enam aspek yang dibahas dalam studi kelayakan, antara lain aspek teknis, aspek manajerial dan administrasi, aspek organisasi, aspek komersial, dan aspek ekonomis.

Menurut Gittinger (1986) analisis dan persiapan proyek terbagi menjadi enam aspek yang saling berhubungan dan saling mempengaruhi. Keenam aspek tersebut adalaha :

a. Aspek Teknis

Aspek teknis berhubungan dengan input proyek ( penyediaan ) dan output ( produksi ) berupa barang-barang nyata dan jasa-jasa. Aspek teknis terdiri dari

lokasi proyek, besaran skala operasional untuk mencapai kondisi yang ekonomis, kriteria pemilihan mesin dan equipment , proses produksi serta ketepatan penggunaan teknologi.

b. Aspek Komersial

Dalam aspek ini suatu proyek harus dihubungkan dengan permintaan dan penawaran pasar. Untuk memperoleh hasil pemasaran yang diinginkan, perusahaan harus menggunakan alat-alat pemasaran yang membentuk suatu bauran pemasaran. Bauran pemasaran adalah seperangkat alat pemasaran yang digunakan perusahaan terus-menerus mencapai tujuan pemasarannya di pasar

27 sasaran (Kotler,2002). Aspek komersial pada studi kelayakan mencakup permintaan, penawaran, harga, program pemasaran yang akan dilaksanakan serta perkiraan penjualan dari barang atau jasa yang akan diproduksi.

c. Aspek institutional-organisasi-manajerial

Dalam aspek institusional memerlukan beberapa hal yang harus dipenuhi atau usaha seperti bentuk badan usaha yang digunakan, akta, sertifikat dan izin yang diperlukan dalam menjalankan usaha. Aspek organisasi menganalisis mengenai bentuk organisasi, struktur organisasi, garis wewenang, alur koordinasi dan alur keputusan. Aspek manajemen memfokuskan pada kondisi internal perusahaan. Aspek-aspek manajemen yang dilihat pada study kelayakan terdiri dari manajemen pada masa pembangunan yaitu pelaksanaan proyek, jadwal penyelesaian proyek, dan pelaksanaan studi masing-masing aspek serta manajemen pada operasi yaitu deskripsi jabatan, personil kunci dan jumlah tenaga kerja yang dipergunakan.

d. Aspek Sosial Lingkungan

Aspek sosial lingkungan terdiri dari pengaruh proyek terhadap penghasilan negara, devisa negara, peluang kerja dan pengembangan wilayah dimana proyek dilaksanakan. Dalam aspek ini juga dikaji mengenai dampak negatif terhadap lingkungan sekitar yang diakibatkan oleh proyek itu sendiri.

e. Aspek Ekonomi

Aspek ekonomi mengkaji tentang kontribusi proyek atau usaha yang dijalankan terhadap perekonomian secara keseluruhan. Aspek ekonomi dalam persiapan dan analisis proyek membutuhkan pengetahuan mengenai apakah suatu proyek yang diusulkan akan memberikan kontribusi yang nyata terhadap pembangunan perekonomian secara keseluruhan dan apakah kontribusinya cukup besar dalam menentukan penggunaan sumber-sumber daya yang diperlukan. Dalam aspek ini sudut pandang yang diambil dalam analisis ekonomi adalah masyarakat secara keseluruhan.

28 f. Aspek Finansial

Aspek finansial berkaitan dengan pengaruh secara finansial terhadap proyek yang sedang dilaksanakan. Hal ini menggambarkan keuntungan atau manfaat yang diterima perusahaan secara internal dari adanya proyek tersebut.

Secara umum aspek-aspek yang diteliti dalam studi kelayakan bisnis meliputi aspek pasar, aspek teknis, aspek manajemen dan hukum, aspek sosial, ekonomi dan budaya, aspek lingkungan dan finasial (Nurmalina et al.2009). Menurut Umar (1999) aspek-aspek analisis kelayakan terdiri dari aspek teknis, aspek pasar, aspek yuridis, aspek manajemen, aspek lingkungan dan aspek finansial. Penialain untuk menentukan kelayakan harus didasarkan kepada seluruh aspek yang akan dinilai, tidak berdiri sendiri. Jika ada aspek yang kurang layak akan diberikan beberapa saran perbaikan sehingga memenuhi kriteria yang layak. Namun apabila tidak dapat memenuhi kriteria tersebut sebaiknya jangan dijalankan menurut Husnan dan Muhammad (2000). Dimana aspek-aspek analisis kelayakan dibagi menjadi:

a. Aspek Pasar

Aspek pasar merupakan perkiraan dan peramalan dari pasar potensial. Dalam melakukan kegiatan pemasaran dibutuhkan strategi pemasaran yang terencana untuk memasuki pasar yang telah ada dan berkembang. Menurut Kotler (2002), pemasaran adalah suatu proses sosial dan manajerial yang didalamnya individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan menciptakan, menawarkan, dan mempertukarkan produk yang bernilai dengan pihak lain. Bauran pemasaran adalah seperangkat alat pemasaran yang digunakan oleh perusahaan untuk mencapai tujuan pemasarannya dalam pasar sasaran. Bauran pemasaran (marketing mix) meliputi 4 P yaitu produk (product), harga (price), tempat (place), dan promosi (promotion). Produk adalah penawaran berwujud perusahaan kepada pasar yang mencakup kualitas, rancangan, bentuk, merek, dan kemasan produk. Harga adalah jumlah uang yang pelanggan bayarkan untuk produk tertentu. Tempat adalah berbagai bentuk kegiatan yang dilakukan perusahaan untuk membuat produk dapat diperoleh dan tersedia bagi pelanggan. Promosi meliputi semua kegiatan yang dilakukan oleh

29 perusahaan untuk mengkomunikasikan dan mempromosikan produknya ke pasar sasaran.

Hal yang mendasari dari aspek ini adalah seberapa besar orientasi pasar akan mempengaruhi kemampuan penyerapan produk. Aspek tersebut meliputi permintaan untuk mengetahui perkembangan permintaan dari setiap periode, penawaran untuk membuat prediksi jumlah produk yang akan ditawarkan pada pasar. Selain itu ketetapan harga dibutuhkan berdasarkan kemampuan daya beli pasar dan kualitas produk yang ditawarkan.

b. Aspek Teknis

Aspek teknis merupakan aspek yang berkenaan dengan proses pembangunan proyek secara teknis dan pengoperasiannya setelah bisnis tersebut selesai dibangun (Husnan dan Muhammad,2000). Aspek ini mengkaji hal-hal yang berkaitan dengan teknis atau operasi antara lain lokasi bisnis, skala operasional atau luas produksi, proses produksi, layout serta kriteria pemilihan teknologi dan equipment (Nurmalina et al.2009). Aspek teknis ini lebih menekankan pada apakah secara teknis pilihan teknologi yang dipakai dapat dilaksanakan secara layak atau tidak. Pada aspek teknis dan teknologi akan mengungkapkan kebutuhan apa saja yang diperlukan dan bagaimana secara teknis proses produksi akan dilaksanakan, kapasitas produksi, jenis teknologi yang dipakai, perlengkapan peralatan dan mesin, lokasi pabrik dan pengawasan kualitas.

c. Aspek Manajemen

Menurut Terry (1977) manajemen adalah suatu proses yang terdiri dari perencanaan (planning), organisasi (organizing), pelaksanaan (actuating), dan pengendalian (controlling) yang dilaksanakan untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan dengan menggunakan sumberdaya manusia dan sumberdaya lainnya. Manajemen merupakan hal yang paling penting dalam membuat suatu rencana yang akan dijalankan sehingga hasilnya pun akan maksimal. Dalam membuat suatu keputusan investasi dibutuhkan gambaran mengenai rencana kegiatan yang akan dijalankan terkait dengan tenaga kerja yang dibutuhkan dan pembagian kerja yang

30 sesuai. Pada intinya aspek manajemen digunakan untuk mengetahui apakah rencana yang dibuat sudah terlaksana, terkendali dan berjalan dengan baik.

Aspek manajemen mempelajari tentang manajemen dalam masa pembangunan bisnsi dan manajemen dalam masa operasi. Pengkajian aspek manajemen pada dasarnya menilai para pengelola bisnis dan struktur organisasi yang ada. Bisnis yang dijalankan akan berhasil apabila dijalankan oleh orang-orang yang profesional mulai dari merencanakan, melaksanakan sampai dengan mengendalikannya agar tidak terjadi penyimpangan. Demikian pula dengan struktur organisasi yang dipilih harus sesuai dengan bentuk dan tujuan bisnisnya (Husnan dan Muhammad,2000).

d. Aspek Hukum

Aspek hukum mempelajari tentang bentuk badan usaha yang akan digunakan (dikaitkan dengan kekuatan hukum dan konsekuensinya) dan mempelajari jaminan- jaminan yang bisa disediakan bila akan menggunakan sumber dana yang berupa pinjaman, berbagai akta, seertifikat dan izin. Disamping hal tersebut aspek hukum dari suatu kegiatan bisnis diperlukan dalam hal mempermudah dan memperlancar kegiatan bisnis pada saat menjalin jaringan kerjasama dengan pihak lain.

e. Aspek Sosial dan lingkungan

Aspek ini menekankan pada seberapa besar penambahan kesempatan kerja atau pengurangan pengangguran. Aspek ini mempelajari pemerataan kesempatan kerja dan bagaimana pengaruh bisnis tersebut terhadap lingkungan sekitar lokasi bisnis. Aspek sosial memperhatikan manfaat dan pengorbanan sosial yang mungkin dialami oleh masyarakat sekitar lokasi bisnis. Dalam menyusun analisis kelayakan usaha diperlukan informasi diluar lingkungan perusahaan untuk mengetahui seberapa jauh lingkungan luar tersebut memberikan peluang sekaligus ancaman bagi rencana bisnis. Selain itu aspek ini dapat mengetahui apa saja yang dapat disumbangkan oleh proyek bisnis bagi lingkungan luar jika bisnis telah direalisasikan. Aspek ini terdiri dari pengaruh proyek terhadap penghasilan, devisa negara, penciptaan kesempatan kerja, kualitas hidup masyarakat, kontribusi bisnis dan dampak lingkungan yang merugikan dari keberadaan bisnis.

31 f. Aspek Finansial

Dalam mengkaji aspek finansial diperhitungkan berapa jumlah dana yang dibutuhkan untuk membangun dan kemudian mengoperasikan kegiatan bisnis. Analisis finansial adalah suatu analisis yang membandingkan antara biaya dan manfaat untuk menentukan apakah suatu proyek menguntungkan selama umur bisnis berlangsung (Husnan dan Muhammad,2000). Aspek ini bertujuan untuk menilai biaya-biaya apa saja yang akan dihitung dan berapa besar biaya-biaya yang akan dikeluarkan, seberapa besar pendapatan yang akan diterima jika bisnis dijalankan. Hal-hal yang diteliti dalam aspek ini adalah lama pengembalian investasi yang ditanamkan, sumber pembiayaan, tingkat suku bunga yang berlaku, biaya kebutuhan investasi, dan aliran kas ( cashflow ).

3.1.4 Teori Biaya dan Manfaat

Pada analisis usaha, tujuan-tujuan analisis harus disertai dengan defenisis biaya-biaya dan manfaat. Biaya dapat diartikan sebagai segala sesuatu yang mengurangi suatu tujuan, dan suatu manfaat dan segala sesuatu yang membantu tujuan (Gittinger,1986). Biaya yang diperlukan dalam suatu usaha atau bisnis dikategorikan sebagai berikut:

a. Biaya modal merupakan dana untuk investasi yang penggunaanya bersifat jangka panjang seperti tanah, bangunan, pabrik dan mesin.

b. Biaya operasional atau modal kerja merupakan kebutuhan dana yang diperlukan pada saat usaha mulai dilaksanakan seperti biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja.

c. Biaya lainnya seperti pajak, bunga dan pinjaman.

Penerimaan dan biaya merupakan variabel-variabel penting untuk mengetahui kondisi bisnis suatu perusahaan. Dengan diketahuinya penerimaan total (Total Revenue atau TR) dan total biaya (Total Cost atau TC) yang dikeluarkan.

Manfaat dapat juga diartikan sebagai sesuatu yang dapat menimbulkan kontribusi terhadap suatu usaha atau proyek. Manfaat dapat dibedakan menjadi :

32 a. Manfaat langsung yaitu manfaat yang secara langsung dapat diukur dan dilaksanakan sebagai akibat dari investasi seperti peningkatan pendapatan dan kesempatan kerja.

b. Manfaat yang tidak langsung yaitu manfaat yang secara nyata diperoleh dengan tidak langsung dari usaha dan bukan merupakan tujuan utama seperti rekreasi.

Kriteria yang biasa digunakan sebagai dasar persetujuan atau penolakan suatu proyek atau usaha yang dilaksanakan adalah kriteria investasi. Dasar penialaian investasi adalah perbandingan antara jumlah nilai yang diterima sebagai manfaat dari investasi tersebut dengan manfaat-manfaat dalam situasi tanpa proyek. Nilai perbedaanya adalah berupa tambahan manfaat bersih yang akan muncul dari investasi dengan adanya proyek (Gittinger,1986).

3.1.5 Analisis Kelayakan Investasi

Analisis kelayakan investasi diukur berdasarkan ukuran kriteri-kriteri investasi. Kriteria investasi digunakan untuk mengukur manfaat yang diperoleh dan biaya yang dikeluarkan dalam suatu proyek dengan cara menggunakan perhitungan berdiskonto dan tidak berdiskonto. Perbedaanya terletak pada konsep Time Value of Money yang diterapkan pada perhitungan berdiskonto.

3.1.6 Analisis Finansial

Analisis finansial bertujuan untuk mengetahui perkiraan dalam hal pendanaan dan aliran kas, sehingga dapat diketahui layak atau tidaknya bisnis yang dijalankan. Menurut Husnan dan Suswarsono (2000) merupakan suatu analisis yang membandingkan antara biaya dan manfaat untuk menentukan apakah suatu bisnis akan menguntungkan selama umur bisnis yang terdiri dari:

Aspek finansial ini mengkaji beberapa analisis kelayakan finansial yang digunakan yaitu, Net B/C Ratio, Net Present Value (NPV), Internal Rate of Return (IRR) dan Payback Period (PP),Laba rugi dan Analisis Sensitivitas.

33 a. Net Present Value (NPV)

Net Present Value (NPV) adalah nilai sekarang dari keuntungan bersih (manfaat neto tambahan) yang akan diperoleh pada masa mendatang, merupakan selisih antara nilai sekarang arus manfaat dikurangi dengan nilai sekarang arus biaya menurut Gittinger (1986). Adapun kriteria penilaian untuk NPV adalah sebagai berikut:

1) Jika NPV > 0, maka usaha yang dijalankan layak untuk dilaksanakan.

Dokumen terkait