BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1.2 Kajian Penelitian Yang Relevan
Nani Ermawati (2011) meneliti tentang peningkatan hasil belajar IPS
melalui model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw kelas V di SD Negeri 01
Bedana Kabupaten Banjarnegara. Berdasarkan penelitian yang dilakukan, terbukti
bahwa model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw merupakan salah satu model
pembelajaran kooperatif yang dapat meningkatkan prestasi belajar siswa secara
maksimal.
Rukiyah (2012) meneliti tentang pengaruh model pembelajaran kooperatif
tipe Jigsaw I pada pembelajaran IPA untuk meningkatkan hasil belajar siswa
kelas V di SD Negeri Inderalaya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa model
pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw I sangat berpengaruh dan efektif terhadap
hasil belajar IPA siswa kelas V di SD Negeri Inderalaya. Penelitian ini
menyarankan kepada para guru untuk menggunakan model kooperatif tipe Jigsaw
I sebagai variasi dalam strategi mengajar.
Mashudi (2010) meneliti tentang optimalisasi pembelajaran melalui
kooperatif tipe Jigsaw I pada SD Negeri 24 Pontianak Tenggara. Faktro yang
mendukung keberhasilan seorang guru tidak lain adalah kemampuan guru dalam
menguasai berbagai macam matode pembelajaran yang sesuai dengan
tindakan kelas. Dala penelitian ini disampaikan bahwa penggunaaan jigsaw sangat
efektif diterapkan di kelompok ini, siswa lebih bersemangat dalam belajar. Hal itu
ditandai dengan peningkatan nilai siswa pada tiap silkusnya, siklus pertama
sebesar 43,75, silkus kegua mencapai 68,75. Peningkatan dari silkus 1 ke siklus 2
yaitu 25,00%.
Umar (2011) meneliti tentang peningkatan hasil belajar siswa sekolah dasar
melalui pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw I. Metode yang digunakan dalam
penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas. Kegiatan pembelajaran siswa pada
mata pelajaran IPS menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw I
yang dilakukan selama dua siklus telah terbukti dapat meningkatkan hasil belajar
siswa. Peningkatan terjadi karena melalui pembelajaran ini siswa terlatih untuk
memahami kedudukannya sebagai makhluk sosial. Berani mengambil resiko,
bertanggung jawab, serta menghargai hak orang lain. Peningkatan nilai rata-rata
menunjukkan angka 85% dari skor maksimal.
Adnyana (2012) meneliti tentang pengaruh model pembelajaran kooperatif
terhadap prestasi belajar fisika di SMP Negeri 2 Nusa Penida tahun pelajaran
2012. Penelitian ini adalah penelitian kuasi eksperimen, yang memberi perlakuan
kepada siswa dengan menerapkan beberapa tipe model pembelajaran kooperatif.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa skor rata-rata prestasi belajar siswa yang
mengikuti pembelajaran kooperatif termasuk ke dalam kategori tinggi. Penelitian
ini membuktikan bahwa ada pengaruh pembelajaran kooperatif terhadap prestasi
belajar fisika di SMP Negeri 2 Nusa Penida pada tahun ajaran 2012.
Tanta (2011) meneliti tentang perbedaan model pembelajaran tipe Jigsaw I
digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen. Hasil penelitian
menunjukkan hasil belajar siswa yang menggunakan model pembelajaran tipe
Jigsaw I lebih tinggi dengan rata-rata 55,1 dibandingkan dengan model
pembelajaran konvensional dengan rata-rata 46,8.
Dari beberapa kajian penelitian yang relevan, diketahui bahwa penerapan
model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw I dan penerapan pembelajaran
konvensional memberikan dampak yang berbeda bagi prestasi belajar siswa
seperti rumusan berikut ini:
Gambar 2.1 Bagan penelitian relevan
Jigsaw I dan IPS
Umar (2011) meneliti tentang
peningkatan hasil belajar siswa sekolah dasar melalui pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw I
Jigsaw I dan IPS
Nani Ermawati (2011) meneliti tentang peningkatan hasil belajar IPS melalui model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw kelas V di SD Negeri 01 Bedana Kabupaten Banjarnegara
Rukiyah (2012) meneliti tentang
pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw I pada pembelajaran IPA untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas V di SD Negeri Inderalaya.
Adnyana (2012) meneliti tentang pengaruh model pembelajaran kooperatif terhadap prestasi belajar fisika di SMP Negeri 2 Nusa Penida tahun pelajaran 2012.
Mashudi (2010) meneliti tentang optimalisasi pembelajaran melalui kooperatif tipe Jigsaw I pada SD Negeri 24 Pontianak Tenggara
Tanta (2011) meneliti tentang perbedaan model pembelajaran tipe Jigsaw I dan model pembelajaran konvensional pada mata pelajaran IPA
2.2 Kerangka Berpikir
Sekolah dasar merupakan tempat dimana siswa mengembangkan berbagai
pengetahuan dan keterampilannya. Di sekolah siswa belajar berbagai mata
pelajaran dan keterampilan-keterampilan yang terkait di dalamnya, salah satunya
adalah mata pelajaran IPS. Mata pelajaran IPS merupakan bidang ilmu yang
mencakup beberapa cabang ilmu sosial yang sangat penting dan menarik untuk
dipelajari. Selama ini banyak anggapan yang keliru terhadap mata pelajaran IPS
sehingga terkadang IPS dianggap sebagai salah satu pelajaran yang
membosankan, sehingga tidak jarang siswa yang memperoleh prestasi kurang
memuaskan dalam mata pelajaran IPS. Dengan adanya penelitian ini diharapkan
dapat meluruskan anggapan yang keliru mengenai IPS. Pembelajaran IPS dapat
dikemas dengan menarik menggunakan penerapan model pembelajaran yang
sesuai agar kegiatan belajar terasa lebih bermakna.
Model pembelajaran adalah prosedur sistematis yang digunakan oleh guru
dalam melaksanakan pembelajaran dan mengemas materi ajar. Pembelajaran yang
berlangsung di kelas sangat menentukan perolehan prestasi belajar siswa, untuk
itu guru perlu merancang strategi dan memilih model pembelajaran yang baik
yaitu pembelajaran yang melibatkan siswa untuk aktif. Di Indonesia banyak
terdapat model-model pembelajaran inovatif yang penerapannya masing-masing
dapat disesuaikan dengan konteksnya. Salah satu model pembelajaran yang sesuai
untuk pembelajaran IPS adalah model pembelajaran kooperatif.
Model pembelajaran kooperatif adalah model pembelajaran yang
mementingkan adanya kerja sama tim yang didesain menggunakan
pembelajaran kooperatif, salah satunya adalah Jigsaw. Jigsaw terdiri dari Jigsaw
I, Jigsaw II, dan Jigsaw III. Jigsaw I merupakan Jigsaw yang orisinal dan paling
sederhana dalam pelaksanaannya, tetapi tingkat keefektifannya tidak kalah dengan
Jigsaw II, dan Jigsaw III.
Model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw I adalah Model pembelajaran
kooperatif yang dilaksanakan dengan pembentukan dua kelompok, yaitu
kelompok asal dan kelompok ahli. Dalam penerapannya, model pembelajaran
kooperatif tipe Jigsaw I banyak memberikan pengalaman belajar melalui proses
diskusi yang dilakukan pada kelompok asal dan kelompok ahli. Masing-masing
siswa mendapat tugas untuk mempelajari sub materi dari banyaknya materi yang
ada. Melalui model pembelajaran kooperatif Jigsaw I siswa belajar bertanggung
jawab, belajar berpikir kritis, belajar memacahkan masalah, dan belajar bekerja
sama.
Belajar merupakan usaha yang dilakukan oleh seseorang dalam memperoleh
pengetahuan, meningkatkan keterampilan, memperbaiki perilaku, dan sikap.
Usaha tersebut dapat diukur keberhasilannya, dan hasil ukuran tersebut biasa
disebut dengan prestasi belajar. Prestasi belajar siswa yang baik tentu saja
diperoleh dari kegiatan pembelajaran yang berkualitas dan menarik. Untuk
mencapai kualitas dalam suatu pembelajaran dapat dilakukan berbagai upaya
seperti menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw I pada
pembelajaran IPS kelas V sekolah dasar. Dengan demikian maka dapat diketahui
apakah ada perbedaan prestasi belajar IPS yang signifikan pada siswa kelas V
Gambar 2.2 Bagan kerangka berpikir
2.3 Hipotesis Penelitian
2.3.1 Ada perbedan prestasi belajar IPS pada siswa kelas V sekolah dasar atas
penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw I.
Kelompok Kontrol Kelompok Eksperimen
Prestasi belajar IPS siswa kelas V sekolah dasar
Prestasi belajara IPS siswa kelas V sekolah dasar Pembelajaran
Konvensional kooperatif tipe Model pembelajaran Jigsaw I