IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
5. KAJIAN PUSTAKA
Pada UU No. 25 Tahun 1992, dinyatakan bahwa koperasi adalah badan usaha yang beranggotakan orang seorang atau badan hukum koperasi dengan melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip koperasi sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berdasarkan atas asas kekeluargaan. Berdasarkan Peraturan Menteri Negara
Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia 14/Per/M.KUKM/XII/2009, koperasi adalah badan usaha yang beranggotakan orang- seorang atau badan hukum koperasi dengan melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip koperasi sekaligus sebagi gerakan ekonomi rakyat yang berdasarkan atas asas kekeluargaan sebagaimana yang dimaksud dalam peraturan perundang–undangan
perkoperasian.
Dalam UU No.25/1992
tentang Perkoperasian pasal 3 disebutkan bahwa, koperasi bertujuan memajukan kesejahteraan anggotanya pada khususnya dan pada masyarakat pada umumnya, serta ikut
membangun tatanan
perekonomian nasional, dalam rangka mewujudkan masyarakat yang maju, adil dan makmur berdasarkan Pancasila dan UUD 1945. Sedangkan untuk fungsi dan peran koperasi berdasarkan UU No.25/1992 adalah:
1. Membangun dan
mengembangkan potensi dan kemampuan ekonomi anggota
pada khususnya dan
masyarakat pada umumnya
untuk meningkatkan
kesejahteraan ekonomi dan sosialnya.
2. Berperan secara aktif dalam upaya mempertinggi kualitas
kehidupan manusia dan
masyarakat.
3. Memperkokoh perekonomian rakyat sebagai dasar kekuatan dan ketahanan perekonomian
nasional dengan koperasi sebagai soko gurunya.
4. Berusaha untuk mewujudkan
dan mengembangkan
perekonomian nasional yang merupakan usaha bersama berdasarkan atas asas kekeluargaan dan demokrasi ekonomi.
Berdasarkan Peraturan Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia No.20/Per/M.KUKM/XI/2008, kesehatan KSP dan atau USP adalah kondisi atau keadaan koperasi yang dinyatakan sehat, cukup sehat, kurang sehat, tidak sehat dan sangat tidak sehat. Untuk mengetahui sehat atau tidak sehatnya koperasi dapat dilihat dari 7 ( tujuh ) aspek penilaian yaitu:
1. Aspek permodalan
Aspek permodalan yang dimaksudkan disini adalah untuk memperoleh informasi mengenai kecukupan modal untuk mendukung operasional dan mampu menyerap kerugian yang terjadi dalam penanaman dana atau penutunan nilai aktiva .
1. Rasio modal sendiri
terhadap total asset
1. Modal sendiri adalah jumlah dari simpanan pokok , simpanan wajib dan simpanan lain yang memiliki karakteristik sama dengan simpanan wajib, hibah cadangan yang disisihkan dari sisa hasil usaha dan dalam kaitannya dengan
Vol. 2, No. 1, Feb 2012
1. Rasio volume pinjaman
pada anggota terhadap
penilaian kesehatan dapat ditambah dengan maksimal 50% modal penyertaan.
2. Total asset adalah total harta/ kekayaan yang dimiliki oleh koperasi. 2. Rasio modal sendiri
terhadap pinjaman yang diberikan berisiko
Pinjaman yang diberikan berisiko adalah dana yang dipinjamkan oleh KSP dan atau USP kepada peminjam yang tidak mempunyai anggunan yang memadai dan atau jaminan dari penjamin atau avalis yang dapat diandalkan atas pinjaman yang diberikan tersebut
3. Rasio kecukupan modal sendiri
1. Modal tertimbang
adalah jumlah dari hasil kali setiap
komponen modal
KSP/USP koperasi yang terdapat pada neraca
dengan bobot
pengakuan resiko
2. ATMR (aktiva
tertimbang menurut resiko) adalah hasil perkalian nilai nominal aktiva yang ada dalam neraca dengan bobot risiko masing – masing komponen aktiva
2. Aspek kualitas aktiva Produktif
Adalah kekayaan koperasi yang mendatangkan penghasilan
bagi koperasi yang
bersangkutan.
volume pinjaman yang diberikan
1. Volume pinjaman pada anggota adalah jumlah
pinjaman yang
diberikan oleh koperasi kepada anggota
2. Volume pinjaman
adalah jumlah
pinjaman yang diberikan oleh koperasi kepada anggota dan non anggota
2. Rasio risiko pinjaman
bermasalah terhadap
pinjaman yang diberikan 1. Pinjaman bermasalah
adalah pinjaman yang kurang lancar, yang
diragukan atau
pinjaman macet
2. Pinjaman yang
diberikan adalah dana yang dipinjamkan dan dana tersebut masih ada ditangan peminjam atau sisa dari pinjaman pokok tersebut yang
masih belum
dikembalikan oleh peminjam.
3. Rasio cadangan risiko
terhadap pinjaman
bermasalah.
Cadangan risiko adalah penyisihan dari total piutang pada koperasi 4. Rasio Pinjaman yang
berisiko terhadap pinjaman yang diberikan.
Pinjaman yang berisiko
adalah dana yang
dipinjamkan oleh KSP dan atau USP kepada peminjam
yang tidak mempunyai agunan yang memadai dan atau jaminan dari penjamin atau avails yang dapat diandalkan atas pinjaman yang diberikan tersebut. 5. Manajemen
Aspek manajemen disini adalah didasarkan pada
manajemen umum,
kelembagaan, manajemen
permodalan, manajemen aktiva, manajemen likuiditas.
1. Manajemen umum adalah manajemen yang secara umum membahas tentang kemampuan koperasi melengkapi visi misi, rencana kerja, komitmen pengurus, pengambilan keputusan dan tata tertib kerja
2. Kelembagaan adalah manajemen yang membahas
tentang kemampuan
koperasi melengkapi bagan organisasi ,rincian tugas,
standar perasional
prosedur, system pengaman yang baik terhadap semua dokumen.
3. Manajemen permodalan adalah manajemen yang membahas tentang keadaan modal atau perkembangan modal koperasi.
4. Manajemen aktiva adalah
manajemen yang
membahas tentang agunan pinjaman, dana cadangan,
pinjaman macet,
keputusan pemberian pinjaman dan pemantauan
terhadap penggunaan
pinjaman.
5. Manajemen likuiditas adalah manajemen yang
membahas kebijakan
tentang pengendalian likuiditas, fasilitas pinjaman dari lembaga lain, pedoman administrasi yang tertulis, kebijakan penghimpunan simpanan dan system informasi yang memadai
1. Penilaian Efisiensi
Adalah rasio yang didasarkan pada 3 (tiga) rasio yaitu rasio biaya operasional pelayanan terhadap partisipasi bruto, rasio aktiva terhadap total asset, rasio efisiensi pelayanan dan rasio – rasio ini menggambarkan seberapa besar KSP/USP koperasi mampu memberikan pelayanan yang efisien kepada anggotanya dari penggunaan asset yang dimilikinya.
1. Rasio beban operasi
Anggota terhadap
partisipasi bruto
1. Beban Operasi anggota adalah beban pokok ditambah dengan beban usaha bagi anggota
ditambah beban
perkoperasian
2. Partisipasi bruto adalah
kontribusi anggota
kepada koperasi sebagai imbalan penyerahan jasa pada anggota yang mencakup beban pokok dan partisipasi netto atau jasa dari simpanan anggota dan jasa provisi
2. Rasio beban usaha
terhadap SHU kotor
Vol. 2, No. 1, Feb 2012
adalah SHU yang dibagikan
kepada Beban usaha adalah semua biaya yang dikeluarkan oleh koperasi.
3. Rasio efisiensi pelayanan Biaya karyawan adalah biaya yang dikeluarkan oleh koperasi untuk gaji dan honor karyawan koperasi 1. Likuiditas
Adalah kemampuan KSP dan atau USP koperasi untuk memenuhi kebutuhan jangka pendek.
1. Rasio kas
1. Kas dan bank adalah alat likuid yang segera dapat digunakan seperti uang tunai dan uang yang tersimpan pada lembaga keuangan lain.
2. Kewajiban lancar adalah kewajiban yang terdiri dari simpanan dan simpanan berjangka 2. Rasio pinjaman yang
diberikan terhadap dana yang diterima
Dana yang diterima adalah total pasiva selain hutang biaya dan SHU belum dibagi.
1. Kemandirian dan
pertumbuhan
Adalah penilaian yang didasarkan pada 3 (tiga) rasio yaitu rentabilitas aset, rentabilitas ekuitas dan kemandirian operasional.
a. Rentabilitas asset
SHU sebelum pajak adalah SHU yang belum dipotong pajak
b. Rentabilitas modal sendiri 1. SHU bagian anggota
anggota adalah sebesar 30% dari SHU setelah pajak .
2. Total modal sendiri adalah jumlah dari simpanan pokok , simpanan wajib dan simpanan lain yang memiliki karakteristik sama dengan simpanan wajib, hibah cadangan yang disisihkan dari sisa hasil usaha dan dalam kaitannya dengan penilaian kesehatan dapat ditambah dengan maksimal 50% modal penyertaan.
3. Kemandirian operasional pelayanan
1. Partisipasi netto adalah jumlah dari partisipasi bruto anggota dikurang biaya bunga simpanan anggota
2. Beban usaha adalah beban usaha bagi anggota
3. Beban perkoperasian adalah selisih dari beban usaha anggota dan sisa partisipasi anggota
2. Jati Diri koperasi
Penilaian jatidiri koperasi dimaksudkan adalah untuk mengukur keberhasilan koperasi dalam mencapai tujuannya yaitu
mempromosikan ekonomi
anggota.
a. Rasio partisipasi bruto
1. Partisipasi bruto adalah kontribusi anggota kepada koperasi sebagai imbalan penyerahan jasa pada
anggota yang mencakup
beban pokok dan
partisipasi netto atau jasa dari simpanan anggota dan jasa provisi
2. Pendapatan adalah jumlah pendapatan koperasi yang belum dipotong pajak
2. Rasio partisipasi ekonomi anggota
1. PEA (Promosi Ekonomi
Anggota) adalah
kemampuan koperasi
memberikan manfaat
efisiensi partisipasi dan manfaat efisiensi biaya koperasi dengan simpanan pokok dan simpanan wajib,
semakin tinggi
persentasenya semakin baik.
2. Simpanan pokok adalah sejumlah uang yang sama banyaknya yang wajib dibayarkan kepada koperasi pada saat masuk menjadi anggota yang tidak dapat diambil kembali selama yang bersangkutan masih menjadi anggota
3. Simpanan wajib adalah jumlah simpanan tertentu yang tidak harus sama yang harus wajib dibayar anggota kepada koperasi dalam waktu dan kesempatan tertentu yang tidak dapat diambil kembali selama yang bersangkutan masih menjadi anggota.
4. METODE PENELITIAN
Obyek dalam penelitian ini adalah tingkat kesehatan koperasi “X”. Penelitian ini dilakukan di Koperasi “X” yang
berlokasi di Tabanan. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif dan data kualitatif. Data dalam penelitian ini di peroleh dari sumber primer dan sekuder, dengan teknik observasi, dokumentasi dan wawancara.
Teknik analisis yang
digunakan dalam penelitian ini adalah teknik analisis kuantitatif yaitu suatu analisis yang dilakukan dengan mengadakan perhitungan terhadap aspek permodalan, kualitas aktiva produktif, manajemen, efisiensi, likuiditas, kemandirian dan pertumbuhan, serta jati diri koperasi. Perhitungan dan penilaian dilakukan berdasarkan Peraturan Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia No 14/Per/M.KUKM/XII/2009.
5. HASIL DAN PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil
perhitungan terhadap aspek permodalan, kualitas aktiva produktif, manajemen, efisiensi, likuiditas, kemandirian dan pertumbuhan, serta jati diri koperasi, maka dapat dinilai tingkat kesehatan Koperasi Simpan Pinjam “X” di Tabanan dengan skor seperti pada Tabel
4.1 sampai dengan 4.7
(Lampiran), sedangkan
penetapan predikat tingkat kesehatan KSP dan USP seperti pada Tabel 4.8 (Lampiran).
Berdasarkan atas
perhitungan yang telah dilakukan, dapatlah diketahui skor masing-masing aspek sebagai berikut:
Vol. 2, No. 1, Feb 2012
1. Permodalan
1. Rasio modal sendiri terhadap total asset dari tahun 2006 sampai tahun 2010 didapat hasil skor masing - masing sebesar 1.50.
2. Rasio modal sendiri terhadap pinjaman berisiko dari tahun 2006 sampai tahun 2010 didapat hasil skor masing - masing sebesar 5,00
3. Rasio kecukupan modal sendiri dari tahun 2006 sampai dengan 2010 didapat hasil skor masing - masing sebesar 3,00
4. Kualitas Aktiva Produktif 1. Rasio volume pinjaman
pada anggota terhadap volume pinjaman dari tahun 2006 sampai 2010 diperoleh hasil skor masing – masing sebesar 7,50
2. Rasio Volume pinjaman bermasalah terhadap pinjaman yang diberikan dari tahun 2006 sampai dengan 2010 diperoleh skor masing - masing sebesar 4,00
3. Rasio cadangan risiko terhadap pinjaman yang bermasalah dari tahun
2006 sampai 2010
diperoleh hasil masing - masing sebesar 5,00
4. Rasio pinjaman berisiko terhadap pinjaman yang diberikan dari tahun 2006
sampai dengan 2010
diperoleh hasil skor masing – masing sebesar 5,00. 5. Manajemen
1. Manajemen Umum dari tahun 2006 sampai 2010 diperoleh skor masing - masing 2,25 .
2. Manajemen Kelembagaan dari tahun 2006 sampai 2010 diproleh skor masing - masing 2,50
3. Manajemen permodalan dari tahun 2006 - 2010 diperoleh skor 2,40, 2,40, 2,40, 1,80, 2,40
4. Manajemen Aktiva dari tahun 2006 sampai 2010 diperoleh skor masing – masing 2,70
5. Manajemen Likuiditas dari tahun 2006 sampai 2010 diperoleh skor masing – masing 2,40
6. Efisiensi
1. Rasio beban operasi
anggota terhadap
partisipasi bruto dari tahun 2006 sampai dengan 2010 skor masing – masing sebesar 4,00
2. Rasio beban usaha
terhadap SHU kotor dari tahun 2006 sampai dengan 2010 diperoleh skor masing – masing sebesar 1,00 3. Rasio Efisiensi pelayanan
dari tahun 2006 sampai 2010 skor masing – masing sebesar 2,00.
4. Likuiditas
1. Rasio kas terhadap
kewajiban lancar dari tahun 2006 sampai 2010 diproleh hasil skor masing – masing sebesar 2,25
2. Rasio pinjaman yang diberikan terhadap dana yang diterima dari tahun 2006 sampai dengan 2010
cukup sehat. Skor masing-masing tahun secara berturut-diperoleh hasil skor masing – masing sebesar 5,00. 3. Kemandirian dan
pertumbuhan
1. Rasio rentabilitas Asset dari tahun 2006 sampai 2010 diperoleh hasil skor 2010 masing – masing sebesar 0,75.
2. Rasio SHU bagian Anggota terhadap total modal sendiri dari tahun 2006 sampai 2010 diperoleh hasil skor sebesar 2,50, 1,25, 1,25, 1,25, 1,25.
3. Rasio kemandirian
operasional pelayanan dari tahun 2006 sampai dengan 2010 diperoleh hasil skor masing – masing sebesar 4,00.
4. Jati Diri Koperasi
1. Rasio partisipasi bruto dari tahun 2006 sampai 2010 diperoleh hasil skor masing – masing sebesar 5,25. 2. Promosi Ekonomi Anggota
dari tahun 2006 sampai 2010 diproleh hasil skor masing – masing sebesar 3,00
3. KESIMPULAN DAN SARAN