• Tidak ada hasil yang ditemukan

KAJIAN PUSTAKA

Dalam dokumen Kumpulan Jurnal Riset Akuntansi (Halaman 175-182)

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

5. KAJIAN PUSTAKA

Pada UU No. 25 Tahun 1992, dinyatakan bahwa koperasi adalah badan usaha yang beranggotakan orang seorang atau badan hukum koperasi dengan melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip koperasi sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berdasarkan atas asas kekeluargaan. Berdasarkan Peraturan Menteri Negara

Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia 14/Per/M.KUKM/XII/2009, koperasi adalah badan usaha yang beranggotakan orang- seorang atau badan hukum koperasi dengan melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip koperasi sekaligus sebagi gerakan ekonomi rakyat yang berdasarkan atas asas kekeluargaan sebagaimana yang dimaksud dalam peraturan perundang–undangan

perkoperasian.

Dalam UU No.25/1992

tentang Perkoperasian pasal 3 disebutkan bahwa, koperasi bertujuan memajukan kesejahteraan anggotanya pada khususnya dan pada masyarakat pada umumnya, serta ikut

membangun tatanan

perekonomian nasional, dalam rangka mewujudkan masyarakat yang maju, adil dan makmur berdasarkan Pancasila dan UUD 1945. Sedangkan untuk fungsi dan peran koperasi berdasarkan UU No.25/1992 adalah:

1. Membangun dan

mengembangkan potensi dan kemampuan ekonomi anggota

pada khususnya dan

masyarakat pada umumnya

untuk meningkatkan

kesejahteraan ekonomi dan sosialnya.

2. Berperan secara aktif dalam upaya mempertinggi kualitas

kehidupan manusia dan

masyarakat.

3. Memperkokoh perekonomian rakyat sebagai dasar kekuatan dan ketahanan perekonomian

nasional dengan koperasi sebagai soko gurunya.

4. Berusaha untuk mewujudkan

dan mengembangkan

perekonomian nasional yang merupakan usaha bersama berdasarkan atas asas kekeluargaan dan demokrasi ekonomi.

Berdasarkan Peraturan Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia No.20/Per/M.KUKM/XI/2008, kesehatan KSP dan atau USP adalah kondisi atau keadaan koperasi yang dinyatakan sehat, cukup sehat, kurang sehat, tidak sehat dan sangat tidak sehat. Untuk mengetahui sehat atau tidak sehatnya koperasi dapat dilihat dari 7 ( tujuh ) aspek penilaian yaitu:

1. Aspek permodalan

Aspek permodalan yang dimaksudkan disini adalah untuk memperoleh informasi mengenai kecukupan modal untuk mendukung operasional dan mampu menyerap kerugian yang terjadi dalam penanaman dana atau penutunan nilai aktiva .

1. Rasio modal sendiri

terhadap total asset

1. Modal sendiri adalah jumlah dari simpanan pokok , simpanan wajib dan simpanan lain yang memiliki karakteristik sama dengan simpanan wajib, hibah cadangan yang disisihkan dari sisa hasil usaha dan dalam kaitannya dengan

Vol. 2, No. 1, Feb 2012

1. Rasio volume pinjaman

pada anggota terhadap

penilaian kesehatan dapat ditambah dengan maksimal 50% modal penyertaan.

2. Total asset adalah total harta/ kekayaan yang dimiliki oleh koperasi. 2. Rasio modal sendiri

terhadap pinjaman yang diberikan berisiko

Pinjaman yang diberikan berisiko adalah dana yang dipinjamkan oleh KSP dan atau USP kepada peminjam yang tidak mempunyai anggunan yang memadai dan atau jaminan dari penjamin atau avalis yang dapat diandalkan atas pinjaman yang diberikan tersebut

3. Rasio kecukupan modal sendiri

1. Modal tertimbang

adalah jumlah dari hasil kali setiap

komponen modal

KSP/USP koperasi yang terdapat pada neraca

dengan bobot

pengakuan resiko

2. ATMR (aktiva

tertimbang menurut resiko) adalah hasil perkalian nilai nominal aktiva yang ada dalam neraca dengan bobot risiko masing – masing komponen aktiva

2. Aspek kualitas aktiva Produktif

Adalah kekayaan koperasi yang mendatangkan penghasilan

bagi koperasi yang

bersangkutan.

volume pinjaman yang diberikan

1. Volume pinjaman pada anggota adalah jumlah

pinjaman yang

diberikan oleh koperasi kepada anggota

2. Volume pinjaman

adalah jumlah

pinjaman yang diberikan oleh koperasi kepada anggota dan non anggota

2. Rasio risiko pinjaman

bermasalah terhadap

pinjaman yang diberikan 1. Pinjaman bermasalah

adalah pinjaman yang kurang lancar, yang

diragukan atau

pinjaman macet

2. Pinjaman yang

diberikan adalah dana yang dipinjamkan dan dana tersebut masih ada ditangan peminjam atau sisa dari pinjaman pokok tersebut yang

masih belum

dikembalikan oleh peminjam.

3. Rasio cadangan risiko

terhadap pinjaman

bermasalah.

Cadangan risiko adalah penyisihan dari total piutang pada koperasi 4. Rasio Pinjaman yang

berisiko terhadap pinjaman yang diberikan.

Pinjaman yang berisiko

adalah dana yang

dipinjamkan oleh KSP dan atau USP kepada peminjam

yang tidak mempunyai agunan yang memadai dan atau jaminan dari penjamin atau avails yang dapat diandalkan atas pinjaman yang diberikan tersebut. 5. Manajemen

Aspek manajemen disini adalah didasarkan pada

manajemen umum,

kelembagaan, manajemen

permodalan, manajemen aktiva, manajemen likuiditas.

1. Manajemen umum adalah manajemen yang secara umum membahas tentang kemampuan koperasi melengkapi visi misi, rencana kerja, komitmen pengurus, pengambilan keputusan dan tata tertib kerja

2. Kelembagaan adalah manajemen yang membahas

tentang kemampuan

koperasi melengkapi bagan organisasi ,rincian tugas,

standar perasional

prosedur, system pengaman yang baik terhadap semua dokumen.

3. Manajemen permodalan adalah manajemen yang membahas tentang keadaan modal atau perkembangan modal koperasi.

4. Manajemen aktiva adalah

manajemen yang

membahas tentang agunan pinjaman, dana cadangan,

pinjaman macet,

keputusan pemberian pinjaman dan pemantauan

terhadap penggunaan

pinjaman.

5. Manajemen likuiditas adalah manajemen yang

membahas kebijakan

tentang pengendalian likuiditas, fasilitas pinjaman dari lembaga lain, pedoman administrasi yang tertulis, kebijakan penghimpunan simpanan dan system informasi yang memadai

1. Penilaian Efisiensi

Adalah rasio yang didasarkan pada 3 (tiga) rasio yaitu rasio biaya operasional pelayanan terhadap partisipasi bruto, rasio aktiva terhadap total asset, rasio efisiensi pelayanan dan rasio – rasio ini menggambarkan seberapa besar KSP/USP koperasi mampu memberikan pelayanan yang efisien kepada anggotanya dari penggunaan asset yang dimilikinya.

1. Rasio beban operasi

Anggota terhadap

partisipasi bruto

1. Beban Operasi anggota adalah beban pokok ditambah dengan beban usaha bagi anggota

ditambah beban

perkoperasian

2. Partisipasi bruto adalah

kontribusi anggota

kepada koperasi sebagai imbalan penyerahan jasa pada anggota yang mencakup beban pokok dan partisipasi netto atau jasa dari simpanan anggota dan jasa provisi

2. Rasio beban usaha

terhadap SHU kotor

Vol. 2, No. 1, Feb 2012

adalah SHU yang dibagikan

kepada Beban usaha adalah semua biaya yang dikeluarkan oleh koperasi.

3. Rasio efisiensi pelayanan Biaya karyawan adalah biaya yang dikeluarkan oleh koperasi untuk gaji dan honor karyawan koperasi 1. Likuiditas

Adalah kemampuan KSP dan atau USP koperasi untuk memenuhi kebutuhan jangka pendek.

1. Rasio kas

1. Kas dan bank adalah alat likuid yang segera dapat digunakan seperti uang tunai dan uang yang tersimpan pada lembaga keuangan lain.

2. Kewajiban lancar adalah kewajiban yang terdiri dari simpanan dan simpanan berjangka 2. Rasio pinjaman yang

diberikan terhadap dana yang diterima

Dana yang diterima adalah total pasiva selain hutang biaya dan SHU belum dibagi.

1. Kemandirian dan

pertumbuhan

Adalah penilaian yang didasarkan pada 3 (tiga) rasio yaitu rentabilitas aset, rentabilitas ekuitas dan kemandirian operasional.

a. Rentabilitas asset

SHU sebelum pajak adalah SHU yang belum dipotong pajak

b. Rentabilitas modal sendiri 1. SHU bagian anggota

anggota adalah sebesar 30% dari SHU setelah pajak .

2. Total modal sendiri adalah jumlah dari simpanan pokok , simpanan wajib dan simpanan lain yang memiliki karakteristik sama dengan simpanan wajib, hibah cadangan yang disisihkan dari sisa hasil usaha dan dalam kaitannya dengan penilaian kesehatan dapat ditambah dengan maksimal 50% modal penyertaan.

3. Kemandirian operasional pelayanan

1. Partisipasi netto adalah jumlah dari partisipasi bruto anggota dikurang biaya bunga simpanan anggota

2. Beban usaha adalah beban usaha bagi anggota

3. Beban perkoperasian adalah selisih dari beban usaha anggota dan sisa partisipasi anggota

2. Jati Diri koperasi

Penilaian jatidiri koperasi dimaksudkan adalah untuk mengukur keberhasilan koperasi dalam mencapai tujuannya yaitu

mempromosikan ekonomi

anggota.

a. Rasio partisipasi bruto

1. Partisipasi bruto adalah kontribusi anggota kepada koperasi sebagai imbalan penyerahan jasa pada

anggota yang mencakup

beban pokok dan

partisipasi netto atau jasa dari simpanan anggota dan jasa provisi

2. Pendapatan adalah jumlah pendapatan koperasi yang belum dipotong pajak

2. Rasio partisipasi ekonomi anggota

1. PEA (Promosi Ekonomi

Anggota) adalah

kemampuan koperasi

memberikan manfaat

efisiensi partisipasi dan manfaat efisiensi biaya koperasi dengan simpanan pokok dan simpanan wajib,

semakin tinggi

persentasenya semakin baik.

2. Simpanan pokok adalah sejumlah uang yang sama banyaknya yang wajib dibayarkan kepada koperasi pada saat masuk menjadi anggota yang tidak dapat diambil kembali selama yang bersangkutan masih menjadi anggota

3. Simpanan wajib adalah jumlah simpanan tertentu yang tidak harus sama yang harus wajib dibayar anggota kepada koperasi dalam waktu dan kesempatan tertentu yang tidak dapat diambil kembali selama yang bersangkutan masih menjadi anggota.

4. METODE PENELITIAN

Obyek dalam penelitian ini adalah tingkat kesehatan koperasi “X”. Penelitian ini dilakukan di Koperasi “X” yang

berlokasi di Tabanan. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif dan data kualitatif. Data dalam penelitian ini di peroleh dari sumber primer dan sekuder, dengan teknik observasi, dokumentasi dan wawancara.

Teknik analisis yang

digunakan dalam penelitian ini adalah teknik analisis kuantitatif yaitu suatu analisis yang dilakukan dengan mengadakan perhitungan terhadap aspek permodalan, kualitas aktiva produktif, manajemen, efisiensi, likuiditas, kemandirian dan pertumbuhan, serta jati diri koperasi. Perhitungan dan penilaian dilakukan berdasarkan Peraturan Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia No 14/Per/M.KUKM/XII/2009.

5. HASIL DAN PEMBAHASAN

Berdasarkan hasil

perhitungan terhadap aspek permodalan, kualitas aktiva produktif, manajemen, efisiensi, likuiditas, kemandirian dan pertumbuhan, serta jati diri koperasi, maka dapat dinilai tingkat kesehatan Koperasi Simpan Pinjam “X” di Tabanan dengan skor seperti pada Tabel

4.1 sampai dengan 4.7

(Lampiran), sedangkan

penetapan predikat tingkat kesehatan KSP dan USP seperti pada Tabel 4.8 (Lampiran).

Berdasarkan atas

perhitungan yang telah dilakukan, dapatlah diketahui skor masing-masing aspek sebagai berikut:

Vol. 2, No. 1, Feb 2012

1. Permodalan

1. Rasio modal sendiri terhadap total asset dari tahun 2006 sampai tahun 2010 didapat hasil skor masing - masing sebesar 1.50.

2. Rasio modal sendiri terhadap pinjaman berisiko dari tahun 2006 sampai tahun 2010 didapat hasil skor masing - masing sebesar 5,00

3. Rasio kecukupan modal sendiri dari tahun 2006 sampai dengan 2010 didapat hasil skor masing - masing sebesar 3,00

4. Kualitas Aktiva Produktif 1. Rasio volume pinjaman

pada anggota terhadap volume pinjaman dari tahun 2006 sampai 2010 diperoleh hasil skor masing – masing sebesar 7,50

2. Rasio Volume pinjaman bermasalah terhadap pinjaman yang diberikan dari tahun 2006 sampai dengan 2010 diperoleh skor masing - masing sebesar 4,00

3. Rasio cadangan risiko terhadap pinjaman yang bermasalah dari tahun

2006 sampai 2010

diperoleh hasil masing - masing sebesar 5,00

4. Rasio pinjaman berisiko terhadap pinjaman yang diberikan dari tahun 2006

sampai dengan 2010

diperoleh hasil skor masing – masing sebesar 5,00. 5. Manajemen

1. Manajemen Umum dari tahun 2006 sampai 2010 diperoleh skor masing - masing 2,25 .

2. Manajemen Kelembagaan dari tahun 2006 sampai 2010 diproleh skor masing - masing 2,50

3. Manajemen permodalan dari tahun 2006 - 2010 diperoleh skor 2,40, 2,40, 2,40, 1,80, 2,40

4. Manajemen Aktiva dari tahun 2006 sampai 2010 diperoleh skor masing – masing 2,70

5. Manajemen Likuiditas dari tahun 2006 sampai 2010 diperoleh skor masing – masing 2,40

6. Efisiensi

1. Rasio beban operasi

anggota terhadap

partisipasi bruto dari tahun 2006 sampai dengan 2010 skor masing – masing sebesar 4,00

2. Rasio beban usaha

terhadap SHU kotor dari tahun 2006 sampai dengan 2010 diperoleh skor masing – masing sebesar 1,00 3. Rasio Efisiensi pelayanan

dari tahun 2006 sampai 2010 skor masing – masing sebesar 2,00.

4. Likuiditas

1. Rasio kas terhadap

kewajiban lancar dari tahun 2006 sampai 2010 diproleh hasil skor masing – masing sebesar 2,25

2. Rasio pinjaman yang diberikan terhadap dana yang diterima dari tahun 2006 sampai dengan 2010

cukup sehat. Skor masing-masing tahun secara berturut-diperoleh hasil skor masing – masing sebesar 5,00. 3. Kemandirian dan

pertumbuhan

1. Rasio rentabilitas Asset dari tahun 2006 sampai 2010 diperoleh hasil skor 2010 masing – masing sebesar 0,75.

2. Rasio SHU bagian Anggota terhadap total modal sendiri dari tahun 2006 sampai 2010 diperoleh hasil skor sebesar 2,50, 1,25, 1,25, 1,25, 1,25.

3. Rasio kemandirian

operasional pelayanan dari tahun 2006 sampai dengan 2010 diperoleh hasil skor masing – masing sebesar 4,00.

4. Jati Diri Koperasi

1. Rasio partisipasi bruto dari tahun 2006 sampai 2010 diperoleh hasil skor masing – masing sebesar 5,25. 2. Promosi Ekonomi Anggota

dari tahun 2006 sampai 2010 diproleh hasil skor masing – masing sebesar 3,00

3. KESIMPULAN DAN SARAN

Dalam dokumen Kumpulan Jurnal Riset Akuntansi (Halaman 175-182)