memuat tentang teori dan konsep (yang mendukung penelitian) yaitu terbagi menjadi sub pokok bahasan. Yang pertama tentang pengertian penggunaan metode Index Card
20
Match dan yang kedua tentang pengertian prestasi belajar Pendidikan Agama Islam.
BAB III: Laporan hasil penelitian
yang meliputi: penjelasan tentang gambaran umum SMK Al Falah Salatiga yang berisi tentang sejarah berdirinya, letak geografis, struktur organisasi, sarana dan prasarana, keadaan guru dan siswa dan penyajian data.
BAB IV: Analisis data dan Pembahasan
yang meliputi: Analisis penggunaanmetode Index Card Match, analisis tentang prestasi belajar Pendidikan Agama Islam siswa SMK Al Falah Salatiga, dan analisis data tentang pengaruh penggunaan metode Index Card Match terhadap prestasi belajar Pendidikan Agama Islam.
BAB V: Penutup
meliputi: kesimpulan dan saran.
3. Bagian Akhir
Pada bagian akhir termuat: Daftar pustaka, lampiran-lampiran dan daftar riwayat hidup penulis.
21 BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Penggunaan Metode Index Card Match 1. Pengertian Index Card Match
Metode pembelajaran yang akhir-akhir ini hangat dibicarakan adalah metode pembelajaran aktif (Active Learning). Metode ini dikemukakan oleh Mel Silberman yang disinyalir dapat meningkatkan hasil belajar siswa Metode Index Card Match merupakan salah satu dari sekian banyak metode Active Learning. Metode ini biasa disebut dengan metode pencarian pasangan atau pencocokan kartu Index. Metode ini adalah strategi yang cukup menyenangkan yang digunakan untuk mengulang materi yang telah diberikan sebelumnya. Namun demikian, materi barupun tetap bisa diajarkan dengan strategi ini dengan catatan,peserta didik diberi tugas mempelajari topik yang akan diajarkan terlebih dahulu, sehingga ketika masuk kelas mereka sudah memiliki bekal pengetahuan(Zaini, 2008: 67)
Metode ini dapat meningkatkanhasil belajar Pendidikan Agama Islam . Dalammetode ini siswa di tuntut untuk lebih bisa aktif dan bisa
terlibat langsungdalam mengikuti proses pembelajaran. ”Apabila anak
terlibat danmengalami sendiri serta ikut serta dalam proses pembelajaran maka hasilbelajar siswa akan lebih baik , disamping itu pelajaran akan
22
2. ProsedurPelaksanaan Metode Index Card Match
Menurut Silberman(2007:240) Adapun prosedur-prosedur model pembelajaran aktif tipe Index Card Match adalah sebagai berikut:
a. Pada kartu indeks terpisah, tulislah pertanyaan tentang apa pun yang diajarkan didalam kelas. Buatlah kartu pertanyaan yang cukup untuk menyamai satu setengah jumlah siswa.
b. Pada kartu terpisah, tulislah jawaban bagi setiap pertanyaan-pertanyaan tersebut.
c. Campurlah dua lembar kartu dan kocok beberapa kali sampai benar-benar tercampur.
d. Berikan satu kartu kepada setiap peserta didik. Jelaskan bahwa ini adalah latihan permainan. Sebagian memegang pertanyaan review dan sebagian lain memegang jawaban.
e. Perintahkan kepada peserta didik untuk menemukan kartu permainannya. Ketika permainan dibentuk, perintahkan peserta didik yang bermain untuk mencari tempat duduk bersama( beritahu mereka jangan menyatakan kepada peserta didik lain apa yang ada pada kartunya).
f. Ketika semua pasangan permainan telah menempati tempatnya, perintahkan setiap pasangan menguji peserta didik yang lain dengan membaca keras pertanyaannya dan menantang teman sekelas untuk menginformasikan jawaban kepadanya.
23
3. Langkah-Langkah Metode Index Card Match
Zaini (2008: 67)Menyebutkan ada beberapa langkah yang harus ditempuh dalam penggunaan metode Index Card Match sebagai berikut: a. Buatlah potongan-potongan kertas sejumlah peserta didik yang ada
dalam kelas.
b. Bagi jumlah kertas-kertas tersebut menjadi dua bagian yang sama. c. Tulis pertanyaan tentang materi yang telah diberikan sebelumnya pada
setengah bagian kertas yang telah disiapkan. Setiap kertas berisi satu pertanyaan.
d. Pada separuh kertas lain, tulis jawaban dari pertanyaan-pertanyaan yang tadi dibuat.
e. Kocoklah semua kertas sehingga akan tercampur antara kartu soal dan kartu jawaban.
f. Beri setiap peserta didik satu kertas/kartu. Jelaskan bahwa ini adalah aktivitas yang dilakukan berpasangan. Separuh peserta didik akan mendapatkan soal dan separuh yang lain akan mendapatkan jawaban. g. Minta peserta didik untuk menemukan pasangan mereka. Jika ada yang
sudah menemukan pasangan, minta mereka untuk duduk berdekatan. Terangkan juga agar mereka tidak memberitahu materi yang mereka dapatkan kepada teman yang lain.
h. Setelah semua peserta didik menemukan pasangan dan duduk berdekatan, minta setiap pasangan serta bergantianuntuk membacakan soal yang diperoleh dengan keras kepada teman-teman yang lain. Selanjutnya soal tersebut dijawab oleh pasangan-pasangan yang lain. i. Akhiri proses ini dengan membuat klarifikasi dan kesimpulan.
4. Kelebihan dan Kelemahan Metode Index Card Match a. Kelebihan Metode Index Card Match
Beberapa kelebihan yang bisa didapat dalam penggunaan metode
Index Card Match diantaranya:
1) Memberikan nuansa baru dalam pembelajaran di kelas karena
metode ini mengandung nilai “fun” (kegembiraan) dalam belajar.
2) Dapat membuat siswa merasa lebih rileks dan menikmati situasi pembelajaran dengan baik.
3) Dalam metode ini siswa diajak untuk bermain sambil belajar sehingga siswa tidak akan merasa jenuh ketika menerima materi yang diberikan.
24
4) Keterlibatan siswa dalam mencari sendiri materi dilapangan menjadikan materi pelajaran yang telah diterima akan lebih lama diserap dalam ingatan siswa.
5) Merangsang siswa belajar aktif.
6) Menumbuhkan minat dan motivasi belajar dan membantu siswa lebih mudah memahami pelajaran.
7) Siswa dapat mengingat materi yang disampaikan dalam jangka waktu cukup lama karena metode pembelajaran ini melekat dalam benak siswa sehingga siswa sangat berkesan terhadap materi dan metode yang digunakan.
8) Pengetahuan yang diperoleh siswa baik dari hasil belajar, hasil eksperimen banyak berhubungan dengan minat dan berguna untuk hidup mereka.
9) Siswa berkesempatan memupuk perkembangan dan keberanian, berkreatif, berinisiatif dan bertanggung jawab dan berdiri sendiri.
b. Kelemahan Metode Index Card Match
Beberapa kelemahan yang ada dalam penggunaan metode Index Card Match diantaranya:
1) Tidak adanya riwert atau tindak lanjut dari guru terhadap peserta yang pertama kali berhasil menemukan pasangannya.
2) Dalam pelaksanaan kadang kondisi kelas kurang terkontrol sehingga menimbulkan keributan.
3) Siswa tidak akan bisa melaksanakan tugasnya atau menemukan pasanganya apabila siswa belum mempelajari topik bahasan yang diajarkan.
4) Kartu pertanyaan dan jawaban yang direncanakan kadang tidak sesuai dengan jumlah siswa yang hadir Menuntut guru kreatif dalam membuat kartu dan isinya (soal dan jawaban) disesuaikan dengan kemampuan siswa.
5) Membutuhkan waktu yang lama dalam proses pembelajaran. 6) Mengganggu kelas lain karena suasana kelas menjadi gaduh saat
siswa mencari pasangan yang cocok dengan kartu yang dipegang. 7) Siswa yang mendapat kartu jawaban merasa kesulitan mencari
kartu soal yang tepat.
Untuk penggunaan metode Index Card Match secara baik perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut:
25
1) Dalam menerangkan pelajaran hendaknya digunakan kata-kata yang sederhana, jelas, dan mudah dipahami oleh para siswa.
2) Guru memotivasi siswa untuk selalu memperhatikan penjelasan guru karena di akhir pelajaran akan diterapkan metode index card match yang menuntut pemahaman siswa terhadap materi pelajaran. 3) Gunakan waktu seefektif dan seefisien mungkin.
4) Adakan rekapitulasi dan ulang kembali rumusan-rumusan yang dianggap penting. Yang dimaksud rekapitulasi disini adalah mengingat kembali dengan contoh-contoh, keterangan-keterangan, fakta-fakta, dan sebagainya.
Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud pembelajaran Pendidikan Agama Islam dengan metode
Index Card Match adalah suatu proses belajar mengajar di kelas antara guru dan siswa dalam mata pelajaran Pendidikan Agama Islam dengan menggunakan salah satu strategi pembelajaran yang diterapkan dengan cara mencari pasangan atau mencocokkan kartu indeks dengan guru sebagai fasilitator harus mampu mengantisipasi kemungkinan-kemungkinan yang terjadi selama kegiatan proses pembelajaran berlangsung.
26 B. Prestasi Belajar Pendidikan Agama Islam
1. Prestasi Belajar
a. Pengertian Prestasi Belajar
1) Prestasi
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia kata prestasi berarti hasil yang telah dicapai( Poerwadarminta,1976:768) ada juga yang berpendapat bahwa prestasi adalah hasil yang telah dicapai apa yang telah dikerjakan dalam penguasaan, pengetahuan atau keterampilan yang dikembangkan oleh mata pelajaran. Lazimnya ditunjukkan dengan nilai yang diberikan oleh guru.(Basuki,1991:3)
2) Belajar
Belajar adalah kegiatan yang berproses dan merupakan unsur yang sangat fundamental dalam setiap penyelenggaraan jenis dan jenjang pendidikan. Ini berarti bahwa berhasil atau gagalnya pencapaian tujuan pendidikan itu amat bergantung pada proses belajr yang dialami siswa, baik ketika berada di sekolah maupun di lingkungan rumah atau keluarganya sendiri( Muhibbin,1995: 88)
Sedangkan belajar menurut Suyono, dalm buku belajar dan pembelajaran(2014:9) mengemukakan bahwa belajar adalah suatu
27
aktivitas atau suatu proses untuk memperoleh pengetahuan, meningkatkan keterampilan, memperbaiki perilaku, sikap, dan mengokohkan kepribadian.
Adapula yang mengatakan bahwa belajar adalah suatu bentuk pertumbuhan atau perubahan dalam diri seseorang yang dinyatakan dam cara-cara bertingkah laku yang baru berkat pengalaman dan latihan(Hamalik, 1990:21)
Sedangkan menurut Drs.Slameto dalam buku Psikologi Belajar oleh Syaiful Bahri Djamarah mengemukakan belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya(Djamarah, 2011:13)
Dari beberapa definisi di atas, dapat penulis simpulkan bahwa belajar merupakan suatu perubahan perbuatan melalui aktivitas, praktek dan pengalaman. Sedangkan yang penulis maksud dengan prestasi belajar di sini adalah hasil yang telah dicapai oleh seorang siswa dari suatu usaha dalam merubah tingkah laku atau keterampilan maupun pengetahuannya.
b. Jenis-jenis Belajar
Menurut Muhibbin (1995:121) dalam proses belajar mengajar dikenal adanya bermacam-macam kegiatan yang memiliki corak yang berbeda antara satu dengan lainnya, baik dalam aspek materi dan
28
metodenya maupun dalam aspek tujuan dan perubahan tingkah laku yang diharapkan. Keanekaragaman jenis belajar ini muncul dalam dunia pendidikan sejalan dengan kebutuhan kehidupan manusia yang bermacam-macam. Adapun Jenis-jenis belajar diantaranya adalah: 1) Belajar Abstrak
Belajar abstrak adalah belajar yang menggunakan cara-cara berpikir abstrak. Tujuannya adalah untuk memperoleh pemahaman dan pemecahan masalah-masalah yang tidak nyata. Misalnya belajar matematika, astronomi dan juga sebagian materi bidang studi agama seperti tauhid.
2) Belajar Keterampilan
Belajar keterampilan adalah belajar dengan menggunakan gerakan-gerakan motorik yang berhubungan dengan urut-urut syaraf dan otot-otot. Tujuannya adalah untuk memperoleh dan menguasai keterampilan jasmaniah tertentu. Misalnya belajar olah raga, musik, menari, melukis, memperbaiki benda-benda elektronik, dan juga sebagian materi pelajara agama, seperti ibadah salat dan haji.
3) Belajar Sosial
Belajar sosial adalah belajar memahami masalah-masalah dan teknik-teknik untuk memecahkan masalah tersebut. Tujuannya adalah untuk menguasai pemahaman dan kecakapan dalam memecahkan masalah-masalah sosial seperti masalah
29
keluarga, masalah persahabatan, masalah kelompok, dan masalah-masalah lain yang bersifat kemasyarakatan.
4) Belajar Pemecahan Masalah
Belajar pemecahan masalah adalah belajar menggunakan metode-metode ilmiah atau berfikir secara sistematis, logis, teratur, dan teliti. Tujuannya untuk memperoleh kemampuan dan kecakapan kognitif untuk memecahkan masalah secara rasional, lugas, dan tuntas. Seperti pelajaran matematika dan Ipa.
5) Belajar Rasional
Belajar rasional adalah belajar dengan menggunakan kemampuan berpikir secara logis dan rasional (sesuai dengan akal sehat). Tujuannya untuk memperoleh aneka ragam kecakapan menggunakan prinsip-prinsip dan konsep-konsep, seperti belajar matematika,ipa dan akutansi.
6) Belajar Kebiasaan
Belajar kebiasaan adalah proses pembentukan kebiasaan-kebiasan baru atau perbaikan kebiasaan-kebiasaan yang telah ada. Belajar kebiasaan selain menggunakan perintah, suri teladan dan pengalaman khusus, juga menggunakan hukum dan ganjaran. Tujuannya agar siswa mmperoleh sikap-sikap dan kebiasaan-kebiasaan perbuatan baru yang lebih tepat dan positif dalam arti selaras dengan kebutuhan ruang dan waktu(konstektual) atau sesuai norma-norma agama, seperti penanaman aqidah dan akhlak.
30
7) Belajar Apresiasi
Belajar apresiasi adalah belajar mempertimbangkan arti penting atau nilai suatu objek. Tujuannya agar siswa memperoleh dan mengembangkan kecakapan ranah rasa yang dalam hal ini kemampuan menghargai secara tepat terhadap nilai objek tertentu, seperti apresiasi sastra, apresiasi musik, dan sebagainya.
8) Belajar Pengetahuan
Belajar pengetahuan adalah belajar dengan cara melakukan penyelidikan mendalam terhadap objek pengetahuan tertentu. Tujuannya agar siswa memperoleh atau menambah informasi dan pemahaman terhadap pengetahuan tertentu yang biasanya lebih rumit dengan memerlukan kiat khusus dalam mempelajarinya, seperti dengan menggunakan alat-alat laboratorium dan penelitian lapangan.
c. Efisiensi Belajar
Pada umumnya orang melakukan usaha atau bekerja dengan harapan memperoleh hasil yang banyak tanpa mengeluarkan biaya, tenaga, dan waktu yang banyak pula, atau dengan kata lain efisien. Efisiensi adalah sebuah konsep yang mencerminkan perbandingan terbaik antara usaha dengan hasilnya. Dengan demikian, ada dua macam efisiensi yang dapat dicapai siswa yaitu:
31
1) Efisiensi Usaha Belajar
Suatu kegiatan belajar dapat dikatakan efisien kalau prestasi belajar yang diingikan dapat dicapai dengan usaha yang minimal. Usaha dalam inti segala sesuatu yang digunakan untuk mendapatkan hasil belajar yang memuaskan, seperti: tenaga dan pikiran, waktu, peralatan belajar, dan lain-lain yang relevan dengan kegiatan belajar.
2) Efisiensi Hasil Belajar
Sebuah kegiatan belajar dikatakan efisiensi, apabila dengan usaha hasil belajar tertentu memberikan prestasi belajar yang tinggi. Dengan usaha belajar yang minim dapat memperoleh prestasi belajar yang tinggi atau memuaskan( Muhibbin, 1995:125).
d. Aktivitas-Aktivitas Belajar
Belajar bukanlah berproses dalam kehampaan. Tidak pula pernah sepi dari berbagai aktivitas. Tidak pernah terlihat orang yang belajar tanpa melibatkan aktivitas raganya. Apalagi bila aktivitas belajar itu berhubungan dengan masalah belajar menulis, mencatat,memandang,mengingat,berpikir,latihan atau praktek dan sebagainya.
Dalam belajar seseorang tidak akan dapat menghindari diri dari suatu situasi. Situasi akan menentukan aktivitas apa yang akan
32
dilakukan dalam rangka belajar. Oleh karena itulah berikut ini akan membahas beberapa aktivitas belajar, sebagai berikut:
1) Mendengarkan
Mendengarkan adalah salah satu aktivitas belajar. Setiap orang yang belajar di sekolah pasti ada aktivitas mendengar. Ketika seorang guru menggunakan metode ceramah, maka setiap siswa atau maahasiswa diharuskan mendengarkan apa yang guru(dosen) sampaikan. Menjadi pendengar yang baik dituntut dari mereka. Di sela-sela ceramah itu, ada aktivitas mencatat hal-hal yang dianggap penting.
2) Memandang
Memandang adalah mengarahkan penglihatan ke suatu objek. Aktivitas memandang berhubungan erat dengan mata. Karena dalam memandang itu matalah yang memegang peran penting. Tanpa mata tidak mungkin terjadi aktivitas memandang dapat dilakukan. Orang buta pasti tidak dapat melihat, maka dia tidak bisa memandang sesuatu yang menjadi kebutuhannya.
3) Menulis atau Mencatat
Menulis dan mencatat merupakan kegiatan yang tidak terpisahkan dari aktivitas belajar. Dalam pendidikan tradisional kegiatan mencatat merupakan aktivitas yang sering dilakukan. Walaupun pada waktu tertentu seseorang harus mendengarkan isi ceramah, namun dia tidak bisa mengabaikan masalah mencatat
33
hal-hal yang dianggap penting. Setiap orang mempunyai cara tertentu dalam mencatat pelajaran, demikian juga dalam hal memilih pokok-pokok pikiran yang dianggap penting. Hal ini disebabkan ilmu pengetahuan yang seseorang miliki berbeda-beda, sehingga berbeda pula dalam menilai bahan yang akan dicatat.
Catatan sangat berguna untuk menampung sejumlah informasi, yang tidak hanya bersifat fakta-fakta, melainkan juga terdiri atas materi hasil analisis dari bahan bacaan.
4) Membaca
Aktivitas membaca adalah aktivitas yang paling banyak dilakukan selama belajar di skolah atau di perguruan tinggi. Membaca di sini tidak mesti membaca buku belaka, tetapi juga membaca majalah, koran, tabloid, jurnal-jurnal hasil penelitian, catatan hasil belajar atau kuliah, dan hal-hal lainnya yang berhubungan dengan kebutuhan studi.
5) Mengingat
Mengingat adalah salah satu aktivitas belajar. Tidak ada seorang pun yang tidak pernah mengingat dalam belajar, kecuali orang gila yang tidak pernah belajar selama mengalami kegilaan. Karena orang gila tidak akan dapat mengingat kesan dari sikap dan perpuatannya dalam kegilaan itu. Perbuatan mengingat jelas
34
sekali terlihat ketika seseorang sedang menghafal bahan pelajaran berupa dalil, kaidah, pengertian, rumus, dan sebagainya.
6) Berpikir
Berpikir adalah termasuk aktivitas belajar. Dengan berpikir orang memperoleh penemuan baru, setidak-tidaknya orang menjadi tahu tentang hubungan antara sesuatu. Berpikir bukanlah sembarang berpikir, tetapi ada taraf tertentu, dari taraf berpikir yang rendah sampai taraf berpikir yang tinggi.
7) Latihan atau Praktek
Konsep belajar yang menghendaki adanya penyatuan usaha mendapatkan kesan-kesan dengan cara berbuat. Belajar sambil berbuat dalam hal ini termasuk latihan, latihan termasuk cara yang baik untuk memperkuat ingatan. Misalnya, seseorang yang mempelajari rumus matematika atau rumus bahasa inggris. Kemungkinan besar rumus-rumus itu akan mudah terlupakan bila tidak didukung dengan latihan. Disinilah diperlukan latihan sebanyak-banyaknya. Dengan banyak latihan kesan-kesan yang diterima lebih fungsional. Dengan dmikian, aktivitas latihan dapat mendukung belajar yang optimal( Djamarah,2011:38-45)
35 e. Aspek-aspek Penilaian Belajar
Dalam belajar selalu melibatkan aspek fisik dan mental. Oleh karena itu, keduanya harus dikembangkan bersama-sama secara terpadu. Dari aktivitas belajar inilah yang akan menghasilkan suatu perubahan dengan hasil belajar atau prestasi belajar. Hal tersebut akan nampak suatu prestasi yang diberikan oleh siswa misalnya hal menerima, menanggapi dan menganalisa bahan-bahan pelajaran yang disajikan guru. Prestasi tersebut berbeda-beda sifat dan bentuknya tergantung dalam bidang siswa akan menunjukkan presatsi. Terutama pada pelajaran pendidikan agam Islam itu siswa memiliki aspek-aspek prestasi yang dalam hal ini meliputi pada bidang pengetahuan, sikap, atau nilai dan bidang ketrampilan. Ada pula pendapat B.S Bloom yang dikutip W.S Winkel (1987:150-154) menurutnya aspek belajar meliputi 3 ranah, yaitu:
1) Ranah kognitif, terdiri dari:
a) Pengetahuan, mencapai kemampuan ingatan tentang hal yang telah dipelajari dan tersimpan dalam ingatan. Pengetahuan berkenaan dengan fakta, peristiwa, pengertian, teori, prinsip atau metode. Misalnya, siswa mengetahui sholat yang benar seperti sholatnya Nabi Muhamad Saw.
b) Pemahaman, mencakup kemampuan menangkap arti yang dipelajari.
36
c) Penerapan, mencakup kemampuan menerapkan metode dan kaidah untuk menghadapi masalah yang nyata dan baru. Misalnya siswa menerapkan apa yang dipahami dengan menjaga kebersihan lingkungan sekitar.
d) Analisis, mencakup kemampuan nmerinci atau kesatuan ke dalam bagian-bagian sehingga sruktur keseluruhan dapat dipahami dengan baik.
e) Sintesis, mencakup kemampuan membantu suatu pola baru misalnya kemampuan siswa dapat cepat membaca Al-Qur’an.
f) Evaluasi, mencakup kemampuan membentuk pendapat tentang beberapa hal berdasarkan kriteria tertentu. Misalnya siswa mampu menilai kandungan yang tercantum dalam pelajaran yang telah dipelajari khususnya pada pendidikan agama Islam.
2) Ranah afektif, terdiri dari:
a) Penerimaan, yang mencakup kepekaan tentang hal tertentu dan kesediaan memperhatiakan hal tersebut. Misalnya kemampuan untuk menyerap ilmu yang diberikan guru mata pelajaran pendidikan agama Islam.
b) Partisipasi, yang mencakup kerelaan, kesediaan memperhatikan dan berpartisipasi dalam suatu kegiatan. Misalnya siswa tidak mencontek waktu ujian berlangsung meskipun tidak ada pengawas.
37
c) penilaian dan penentuan sikap, yang mencakup meneriam pendapat orang lain.
d) organisasi, yang mencakup kemampuan membentuk sistem nilai sebagai pedoman dan pegangan hidup. Misalnya menempatkan niali ajaran islam sebagai pedoman dan bertindak sesuai dengan aturan pendidikan agama Islam.
e) pembentukan pola hidup, yang mencakup kemampuan menghayati nilai dan membentuknya menjadi pola nilai kehidupan pibadi. Misalnya siswa dapat mempertimbangkan dan menunjukkan tindakan yang positif.
3) Ranah psikomotorik, terdiri dari:
1) Persepsi, yang mencakup memila-milah (mendskripsikan) hal-hal yang khas dan menyadari adanya perbedaan khas tersebut. Misalnya siswa dapat membedakan antara mencuri dan meminjam barang orang lain.
2) Kesiapan, yang mncakup kemampuan menempatkan diri dalam keadaan di mana akan terjadi suatu gerakan atau rangkaian gerakan, kemampuan ini mencakup jasmani dan rohani. Misalnya siswa dalam melakukan sholat.
3) Gerakan terbimbingan, mencakup kemampuan melakukan gerakan sesuai contoh atau gerakan peniruan. Misalnya siswa melakukan manasik haji.
38
4) Gerakan komplek, yang mencakup kemampuan melakukan gerakan atau keterampilan yang terdiri dari banyak tahap, secara lancar dan tepat. Misalnya dalam membersihkan masjid dan mushola.
5) Gerakan terbiasa, mencakup kemampuan melakukan gerakagerakan tanpa contoh. Misalnya melakukan wudlu sebelu sholat.
6) Penyesuaian pola gerakan, yang mencakup kemampuan mengadakan perubahan dan penyesuaian gerak-gerik dan persyaratan khusus yang berlaku. Misalnya kemampuan membaca Al-Qur’an dengan Tajwidnya.
7) Kreatifitas, mencakup kemampuan melahirkan pola gerak gerik yang baru atas dasar prakarsa sendiri. Misalnya kemampuan membuat kreasi lagu menagaji/membaca
Al-Qur’an dengan Tartil.
f. Faktor-faktor Yang Berpengaruh Terhadap Prestasi Belajar
Prestasi belajar siswa banyak dipengaruhi oleh beberapa faktor, baik faktor internal(faktor dari dalam siswa), faktor eksternal(faktor dari luar siswa) dan faktor pendekatan belajar yakni jenis upaya belajar siswa yang meliputi strategi dan metode yang digunakan siswa untuk melakukan kegiatan pembelajaran materi-materi pelajaran. Prestasi belajar yang dicapai siswa pada hakikatnya merupakan hasil interaksi antara berbagai faktor tersebut. Menurut Muhibbin
39
(1995:132-139)Adapun faktor-faktor yang dimaksud meliputi hal-hal sebagai berikut:
1) Faktor Internal ( jasmani)
Yang dimaksud faktor internal adalah faktor-faktor yang bersumber dari dalam diri manusia yakni keadaan/ kondisi jasmani dan rohani siswa, meliputi:
a) Faktor Fisiologis (faktor yang bersifat jasmaniah)