i
HUBUNGAN PENGGUNAAN METODE
INDEX CARD MATCH
DENGAN PRESTASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA
ISLAM SISWA SMK AL FALAH SALATIGA
TAHUN 2015/2016
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan Islam
Disusun Oleh :
NUR JANAH
NIM : 111 11 017
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)
SALATIGA
iii
HUBUNGAN PENGGUNAAN METODE
INDEX CARD MATCH
DENGAN PRESTASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA
ISLAM SISWA SMK AL FALAH SALATIGA
TAHUN 2015/2016
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan Islam
Disusun Oleh :
NUR JANAH
NIM : 111 11 017
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)
SALATIGA
iv
KEMENTERIAN AGAMA RI
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA Jl. Tentara Pelajar 02 Phone (0298) 323706 Salatiga 50721
Wibsite : www.iainsalatiga.ac.id Email : [email protected]
Dra. Hj. Maryatin, M.Pd. Dosen IAIN Salatiga
NOTA PEMBIMBING
Lamp : 4 eksemplar Hal : Naskah skripsi
: Saudari Nur Janah
Kepada
Yth. Rektor IAIN Salatiga Di Salatiga
Assalamualaikum. Wr. Wb.
Setelah kami meneliti dan mengadakan perbaikan seperlunya, maka bersama ini, kami kirimkan naskah skripsi saudari:
Nama : Nur Janah Nim : 111 11 017
Fakultas : Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTIK) Jurusan : Pendidikan Agama Islam (PAI)
Judul : Hubungan Penggunaan Metode Index Card Match
Dengan Prestasi Belajar Pendidikan Agama Islam Siswa SMK Al Falah Salatiga Tahun 2015/2016 Dengan ini kami mohon skripsi saudari tersebut di atas supaya segera dimunaqosahkan.
Demikian agar menjadi perhatian.
Wassalamualaikum. Wr. Wb.
Salatiga, 06 Januari 2016
v
KEMENTERIAN AGAMA RI
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA Jl. Tentara Pelajar 02 Phone (0298) 323706 Salatiga 50721
Wibsite : www.iainsalatiga.ac.id Email : [email protected]
SKRIPSI
HUBUNGAN PENGGUNAAN METODE INDEX CARD MATCH DENGAN PRESTASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
SISWA SMK AL FALAH SALATIGA TAHUN 2015/2016
NUR JANAH
NIM : 111 11 017
Telah dipertahankan di depan Panitia Dewan Penguji Skripsi Jurusan Pendidikan Agama Islam, Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga, pada tanggal 27 Januari 2016 dan telah dinyatakan memenuhi syarat guna memperoleh gelar sarjana S1 Kependidikan Islam.
Susunan Panitia Penguji
Ketua Penguji : M. Farid Abdullah, S.PdI., M.Hum __________________ Sekretaris Penguji : Dra. Hj. Maryatin, M.Pd __________________ Penguji I : Drs. Bahroni, M.Pd __________________ Penguji II : Drs. Abdul Syukur, M.Si _________________
Salatiga, 27 Januari 2016 Dekan
FTIK IAIN Salatiga
Suwardi, M.Pd.
vi
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
Saya yang bertanda tangan dibawah ini: Nama : Nur Janah
NIM : 111 11 017
Jurusan : Pendidikan Agama Islam
Fakultas : Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTIK)
Judul : HUBUNGAN PENGGUNAAN METODE INDEX CARD MATCH DENGAN PRESTASI BELAJAR PENDIDIDIKAN AGAMA ISLAM SISWA SMK AL FALAH SALATIGA TAHUN 2015/2016.
menyatakan bahwa skripsi ini benar-benar merupakan hasil karya saya sendiri, bukan jiplakan atau karya tulis orang lain. Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah.
Salatiga, 06 Januari 2016 Yang menyatakan,
viii
PERSEMBAHAN
Skripsi ini penulis persembahkan kepada :
1. Ayahandaku Idris dan Ibundaku Sarminah yang sangat saya sayangi dan hormati yang tak kenal lelah mendidik, mendoakan dan
membimbingku, dan do’a restunya yang tak pernah putus serta
nasihat- nasihatnya yang selalu kurindukan.
2. Saudara-saudaraku (Mbak Markhamah, Mbak Munjayanah, mbak Siti Asnah, Kang Supriyadi dan adikku Mushlih serta kakak- kakak iparku, Dan tidak lupa juga keponakan – keponakanku yang tercinta Yang selalu memberikan motivasi dan dukungan buat aku biar cepat menyelesaikan skripsi ini.
3. Para sahabat yang selalu menemani di saat suka maupun senang, yang selalu memotivasi dan memberi banyak dukungan, yang telah membantu memperlancar dalam penyelesaikan skripsi ini.
4. Keluarga besar dan teman-teman seperjuanganku di Kampus yaitu kelas PAI A angkatan tahun 2011, kelompok PPL di SMAN 2 Salatiga, kelompok KKN di Dusun Suruh, Desa Banyuadem, Kab. Magelang, dan teman lainnya di IAIN Salatiga yang selalu memberikanku semangat berjuang dalam hal apapun serta memberikan banyak pelajaran yang berharga dan ilmu yang bermanfaat.
ix
KATA PENGANTAR
ِمْيِحهرلا ِنَمْحهرلا ِ هاللَّ ِمْسِب
Puji syukur senantiasa penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, Tuhan yang Maha pengasih dan penyayang yang dengan rahmat, taufik, serta hidayah- Nya skripsi dengan judul Hubungan Penggunaan Metode Index Card Match Dengan Prestasi Belajar Pendidikan Agama Islam Siswa SMK Al Falah Salatiga Tahun 2015/2016 bisa diselesaikan. Sholawat dan salam penulis haturkan kepada baginda Nabi Agung, Nabi Muhammad SAW, serta kepada para sahabat, keluarga, dan orang yang senantiasa mengikuti dan mengamalkan ajaran- ajaran Beliau.
Penulis mengakui dan sadar bahwa skripsi ini tidak akan selesai tanpa motivasi, dukungan, bantuan, dan bimbingan dari berbagai pihak terkait. Sungguh menjadi kebahagiaan yang tiada tara penulis rasakan setelah skripsi ini selesai. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih dengan setulusnya kepada:
1. Bapak Dr. H. Rahmat Hariyadi, M.Pd., selaku rektor IAIN Salatiga. 2. Bapak Suwardi, M.Pd. selaku Dekan FTIK IAIN Salatiga.
3. Ibu Siti Rukhayati, M.Ag. selaku ketua jurusan Pendidikan Agama Islam IAIN Salatiga.
x
5. Bapak M. Farid Abdullah, S.PdI. selaku pembimbing akademik. 6. Bapak dan Ibu dosen yang telah memberikan ilmu dan bagian
akademik IAIN Salatiga yang telah memberikan layanan akademik. 7. Bapak kepala sekolah beserta guru-guru di SMK Al Falah Salatiga
yang telah memberikan izin untuk penelitian dan membantu dalam penyelesaian skripsi ini.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini jauh dari sempurna, banyak kekurangan yang perlu diperbaiki baik dalam isi maupun metodologi. Untuk itu penulis selalu mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari berbagai pihak guna perbaikan naskah di masa yang akan datang. Semoga skripsi ini bermanfaat untuk penulis sendiri khususnya dan bagi para pembaca pada umumnya.
Salatiga, 06 Januari 2016 Penulis
xi
ABSTRAK
Janah,Nur. 2015. Hubungan Penggunaan Metode Index Card Match Dengan Prestasi Belajar Pendidikan Agama Islam SMK Al Falah Salatiga Tahun 2015/2016. Skripsi Jurusan Pendidikan Agama Islam. Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Institut Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing Dra. Maryatin. M.Pd.
Kata Kunci: Metode, Index Card Match, Prestasi Belajar
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) Bagaimana penggunaan metode Index Card Match siswa SMK Al Falah Salatiga tahun 2015/2016, (2) Bagaimana prestasi belajar Pendidikan Agama Islam siswa SMK Al Falah Salatiga tahun 2015/2016, (3) Adakah hubungan penggunaan metode Index Card Match dengan prestasi belajar Pendidikan Agama Islam siswa SMK Al Falah Salatiga tahun 2015/2016.
Selanjutnya untuk menjawab pertanyaan tersebut, maka penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan rancangan studi korelasional. Adapun jumlah populasi dalam penelitian ini adalah 157. Dengan pengambilan sampel sebanyak 60 responden. Kemudian metode pengumpulan data menggunakan metode angket dan metode dokumentasi. Selanjutnya data penelitian yang terkumpul dianalisis dengan menggunakan rumus persentase dan rumus product moment yang kemudian disajikam dalam bentuk deskriptif.
Hasil penelitian menunjukkan: (1) Penggunaan metode Index Card Match dalam kategori tinggi 10 siswa dengan persentase 16,67%, kemudian dalam kategori sedang 35 siswa dengan persentase 58,33%, dan yang termasuk dalam kategori kurang 15 siswa dengan persentase 25%, (2) Prestasi belajar Pendidikan Agama Islam siswa dalam kategori tinggi 18 siswa dengan persentase 30%, kemudian dalam kategori sedang 24 siswa dengan persentase 40%, dan yang termasuk dalam kategori kurang 18 siswa dengan persentase 30%, (3) Hubungan penggunaan metode Index Card Match dengan prestasi belajar Pendidikan Agama Islam siswa kelas X SMK Al Falah Salatiga tahun ajaran 2015/2016, dibuktikan dengan hasil perhitungan koefisien korelasi product moment yaitu rxy hitung
sebesar 0,237 sedangkan r tabel product moment dengan N= 60 dengan taraf signifikan 1% yaitu 0,330 dan rxy hitung yang lebih kecil dari r tabel dengan taraf
xii DAFTAR ISI
SAMPUL ... i
LEMBAR BERLOGO ... ii
HALAMAN JUDUL ... iii
PERSETUJUAN PEMBIMBING ... iv
PENGESAHAN KELULUSAN ... v
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN... vi
MOTTO ... vii
PERSEMBAHAN ... viii
KATA PENGANTAR ... ix
ABSTRAK ... xi
DAFTAR ISI ... xii
DAFTAR TABEL ... xiv
DAFTAR LAMPIRAN ... xvi
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Rumusan Masalah ... 7
C. Tujuan Penelitian ... 7
D. Hipotesis Penelitian ... 8
E. Kegunaan Penelitian... 8
F. Definisi Operasional... 9
xiii
H. Sistematika Penulisan Skripsi ... 19
BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 21
A. Pengggunaan metode Index Card Match ... 21
B. Prestasi Belajar ... 26
C. Pendidikan Agama Islam ... 46
D. Hubungan Penggunaan metode Index Card Match Dengan Prestasi Belajar Pendidikan Agama Islam...56
BAB III HASIL PENELITIAN ... 60
A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ... 60
B. Penyajian Data ... 68
BAB IV ANALISIS DATA... . 77
A. Analisis Pertama... 77
B. Analisis Kedua ... 88
C. Analisis Ketiga ... 98
D. Analisis Hasil Uji Hipotesis... 104
BAB V PENUTUP ... 105
A. Kesimpulan... 105
B. Saran-saran ... 106 DAFTAR PUSTAKA
xiv
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Struktur organisasi guru dan karyawan ... 64
Tabel 3.2 Data guru... 65
Tabel 3.3 Data karyawan... 66
Tabel 3.4 Data siswa ... 66
Tabel 3.5 Data sarana dan prasarana ... 67
Tabel 3.6 Data responden ... 68
Tabel 3.7 Jawaban angket penggunaan metode Index Card Match ... 71
Tabel 3.8 Data nilai prestasi belajar Pendidikan Agama Islam ... 73
Tabel 4.1 Data hasil angket penggunaan metode Index Card Match ... 78
Tabel 4.2 Data nilai distribusi frekuensi penggunaan metode Index Card Match ... 81
Tabel 4.3 Interval penggunaan metode Index Card Match ... 86
Tabel 4.4 Persentase penggunaan metode Index Card Match ... 88
Tabel 4.5 Data nilai prestasi belajar Pendidikan Agama Islam ... 89
Tabel 4.6 Data nilai distribusi frekuensi prestasi belajar Pendidikan Agama Islam... 91
Tabel 4.7 Interval prestasi belajar Pendidikan Agama Islam ... 95
Tabel 4.8 Persentase prestasi belajar Pendidikan Agama Islam ... 97
xv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Surat Tugas Pembimbing Skripsi Lampiran 2 Lembar Konsultasi Skripsi Lampiran 3 Surat Permohonan Izin Penelitian Lampiran 4 Daftar Nama Responden
Lampiran 5 Angket Penelitian
Lampiran 6 Surat Keterangan Penelitian Lampiran 7 Daftar Nilai SKK
1 BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan adalah aktifitas dan usaha sadar serta rencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi yang ada dalam dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dalam masyarakat, bangsa dan negara (Tim Dosen FIP IKIP, 1981:7)
Pendidikan merupakan bidang yang sangat penting bagi kehidupan manusia, pendidikan dapat mendorong peningkatan kualitas kehidupan yang sangat kompleks, banyak faktor yang harus dipertimbangkan karena pengaruhnya pada kehidupan manusia tidak dapat diabaikan, yang jelas pendidikan merupakan salah satu faktor yang dapat meningkatkan kualitas sumberdaya manusia suatu bangsa. Pendidikan merupakan hal yang sangat penting, dengan pendidikan manusia menjadi lebih mampu beradaptasi dengan lingkungan, dengan pendidikan manusia juga akan mampu mengantisipasi berbagai kemungkinan yang terjadi (Syukur, 2014: 1).
2
pekerti luhur,memiliki pengetahuan dan keterampilan, kesehatan jasmani dan rohani,kepribadian yang mantap dan mandiri serta rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan (Muhibbin,1995:12).
Sehubungan dengan itutingkat pemahaman, penghayatan dan pengamalan anak terhadap ajaran Islam tergantung pada tingkat kualitas Pendidikan Agama Islam yangditerimanya. Pendidikan Agama Islam di sekolah/ madrasah bertujuan untukmenumbuhkan dan meningkatkan keimanan melalui pemberian danpemupukan pengetahuan, penghayatan, pengamalan serta pengalaman pesertadidik tentang agama Islam sehingga menjadi manusia yang terus berkembangdalam hal keimanan, ketakwaannya, berbangsa dan bernegara, serta untukdapat melanjutkan pada jenjang pendidikan yang lebih tinggi(Majid dan Andayani, 2005: 135)
3
halnyahubungan antara metode dengan keberhasilan siswa.Guru juga hanya mengejar waktu mengingat harus mengajarkan materiyang cukup banyak tetapi dengan jam pengajaran yang disediakan cukup singkat, tanpa memperdulikan siswanya paham atau tidak. Sehingga hal inimenjadikan siswa kurang tertarik mengikuti mata pelajaran agama, adabeberapa faktor yang mempengarui siswa tertarik mengikuti pada matapelajaran agama adalah minat, hasrat, dan cita-cita siswa, kemudian disusuldengan faktor-faktor berikutnya yaitu faktor guru di dalam mengajar,kelengkapan buku-buku yang dimiliki oleh siswa, kondsi kelas, motivasisiswa itu sendiri, serta dorongan orang tua. Kondisi siswa merupakan faktorpendukung keberhasilan siwa dalam kegiatan belajar mengajar untukmencapai tujuan yang telah ditetapakan. Dalam hal ini kondisi siswa yangdimaksud adalah aktivitas siswa dalam kegiatan belajar mengajar sehinggatingkat kesukaran dan permasalahan yang dihadapi oleh siswa dapat diketahuioleh guru.
4
memiliki kontribusi pencapaian kompetensiyang harus dimiliki oleh siswa. Penerapan pembelajaran konvensionalsecara terus menerus tanpa variasi tersebut dapat menjadi kendala dalampembentukan pengetahuan secara aktif khususnya dalam metode pembelajaran Agama Islam. Maka diperlukan variasi dan kreatifitas dalam metodepembelajaran, salah satunya adalah penggunaan metode Index Card Match dalam mata pelajaran Agama Islam yang penerapannya didalam kelas akan tercipta suasana belajar siswa aktif yang saling komunikasi,saling mendengar, saling berbagi, saling memberi dan menerima.
5
Card Match adalah dapat menciptakan suasana belajar yang lebih aktif, kreatif, demokratis, serta pelaksanaanya sangat sederhana dengan permainan kartu sehingga siswa tidak merasa bosan dengan proses pembelajaran.
Salah satu tugas guru dalam proses belajar mengajar adalah menciptakan lingkungan belajar yang dapat meningkatkan motivasi belajar siswa. Motivasi belajar adalah kecenderungan siswa untuk menemukan aktivitas belajar yang bermakna dan berharga sehingga mereka merasakan keuntungan dari aktivitas tersebut yakniprestasi belajar yang memuaskan (Wahyuni, 2009: 38). Motivasi dapat mempengaruhi siswa saat mereka akan mempelajari materi yang baru atau pada saat mereka melakuka ketrampilan, strategi, dan perilaku yang sebelumnya telah dipelajari, dimana semua itu mempunyai implikasi yang penting bagi sekolah. Selain itu motivasi juga dapat mempengaruhi apa, kapan, dan bagaimana siswa belajar. Siswa yang termotivasi belajar ia akan menunjukkan antusiasme terhadap aktivitas belajar, serta memberikan perhatian penuh terhadap yang diinstruksikan oleh guru, serta memiliki komitmen yang tinggi untuk mencapai tujuan belajar.
Maka sangatlah perlu untuk seorang guru dalam proses belajar mengajar menggunakan metode yang menarik, salah satunya adalah
6
Dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam motivasi belajar penting bagi siswa. Bagi siswa pentingnya motivasi adalah untuk menyadarkan kedudukan pada awal belajar, proses, dan hasil akhir. Menginformasikan tentang kekuatan usaha belajar, mengarahkan kegiatan belajar, membesarkan semangat belajar, serta menyadarkan tentang adanya perjalanan belajar dan kemudian bekerja yang berkesinambungan (Dimyati dan Mudjiono, 2002:85). Dalam hal itu, tampak bahwa motivasi untuk belajar menyebabkan seseorang tekun belajar. Sebaliknya, apabila seseorang kurang atau tidak memiliki motivasi untuk belajar, maka dia tidak tahan lama belajar. Dia mudah tergoda untuk mengerjakan hal yang lain dan bukan belajar. Itu berarti motivasi sangat berpengaruh terhadap ketahanan dan ketekunan belajar, sehingga seorang murid yang telah termotivasi akan memperoleh hasil yang maksimal.
Berdasarkan uraian diatas maka peneliti tertarik mengadakan penelitian dengan judul: “HUBUNGAN PENGGUNAAN METODE
INDEX CARD MATCH DENGAN PRESTASI BELAJAR
PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SISWA SMK AL FALAH
SALATIGA TAHUN AJARAN 2015/2016”
7
Berdasarkan pada latar belakang diatas maka dapat disampaikan perumusan masalah penelitian sebagai berikut:
1. Bagaimana penggunaan metode Index Card Match pada siswa SMKAl Falah Salatiga tahun 2015/2016?
2. Bagaimana prestasi belajar Pendidikan Agama Islam siswa SMK Al Falah Salatiga tahun 2015/2016?
3. Adakah hubungan penggunaan metode Index Card Match dengan prestasi belajar Pendidikan Agama Islam siswa SMK Al Falah Salatiga pada tahun 2015/2016?
C. Tujuan Penelitian
Segala sesuatu yang dilakukan pasti memiliki tujuan. Begitu pula dengan penelitian ini memiliki tujuan yang ingin diperoleh setelah penelitian. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Mengetahui penggunaan metode Index Card Match pada siswa
SMK Al Falah Salatiga tahun 2015/2016.
2. Mengetahui prestasi belajar Pendidikan Agama Islam siswa SMK Al Falah Salatiga tahun 2015/2016.
3. Mengetahui adakah hubungan penggunaan metode Index Card Match dengan prestasi belajar Pendidikan Agama Islam siswa SMK Al Falah Salatiga pada tahun 2015/2016.
8
Hipotesis adalah suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap permasalahan penelitian sampai terbukti melalui data yang terkumpul, sehingga perlu diadakan pembuktian secara jelas kebenaran yang dapat teramati dan terukur, empiris pada analisis data untuk mengetahui diterima atau tidaknya hipotesis yang diajukan (Arikunto 1998:23).
Adapun hipotesis dalam penelitian ini adalah “ adakah
hubungan yang signifikan antara penggunaan metode Index Card Match dengan prestasi belajar Pendidikan Agama Islam siswa
SMK Al Falah Salatiga”.
E. Kegunaan Penelitian
Kegunaan penelitian ini dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu, secara teoritis dan secara praktis.
1. Kegunaan teoritis
penelitian ini diharapkan dapat menambah khazanah ilmu pengetahuan baik secara umum maupun khusus yang berhubungan dengan Pendidikan Agama Islam sebagai acuan bagi penelitian selanjutnya khususnya dalam strategi pembelajaran Pendidikan Agama Islam.
9
a. Bagi Guru
Menambah wawasan bagi guru dalam menggunakan metode pembelajaran khususnya pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam.
b. Bagi Siswa
Memberikan pengalaman baru dalam menggunakan metode pembelajaran Pendidikan Agama Islam serta dapat menghilangkan kejenuhan pada siswa dan menjadikan siswa lebih aktif dalam pembelajaran di kelas.
c. Bagi Penulis
Menambah wawasan keilmuan serta pengalaman yang sangat berharga bagi penulis untuk bekal yang akan datang.
F. Definisi Operasional
Untuk menjelaskan dan menghindari kesalah pahaman dalam penafsiran judul, maka penulis akan menjelaskan pengertian yang terkandung dalam beberapa istilah pokok yang terdapat dalam judul skripsi ini. Adapun istilah-istilah tersebut adalah :
1. Hubungan penggunaan metode Index Card Match. a. Hubungan
10
b. Penggunaan
Penggunaan merupakan proses, cara, perbuatan menggunakan sesuatu, pemakaian (KBBI, 2007: 375). Sedangkan Poerwadarminto (1982: 333) mengatakan bahwa penggunaan merupakan hal (perbuatan dsb) mempergunakan sesuatu.
c. Metode Index Card Match
Metode adalah cara yang digunakan untuk mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam kegiatan nyata agar tujuan yang telah disusun tercapai secara optimal(Majid,2014:193) Sedangkan Index Card Match adalah pencocokan kartu indeks(Silbermen, 2004:269).
11
2. Prestasi belajar pendidikan agama islam. a. Prestasi Belajar
Pengertian Prestasi menurut Poerwadarminto(1976:768) adalah hasil yang telah dicapai. Sedangkan Basuki(1991:3) mengatakan bahwa prestasi adalah hasil yang telah dicapai apa yang telah dikerjakan dalam penguasaan, pengetahuan atau keterampilan yang dikembangkan oleh mata pelajaran. Lazimnya ditunjukkan dengan nilai yang diberikan oleh guru.
Sedangkan belajar adalah kegiatan yang berproses dan merupakan unsur yang sangat fundamental dalam setiap penyelenggaraan jenis dan jenjang pendidikan. Sementara itu sebagian orang ada yang berpendapat bahwa belajar adalah semata-mata mengumpulkan atau menghafalkan fakta-fakta yang tersaji dalam bentuk informasi atau materi pelajaran(Muhibbin,1995:88)
Berdasarkan pengertian diatas, maka dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan prestasi belajar adalah suatu hasil usaha yang diperoleh oleh peserta didik setelah mereka mengikuti pendidikan atau latihan tertentu.
b. Pendidikan Agama Islam
12
melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, atau latihan dengan memperhatikan tuntunan untuk menghormati agama lain dalam hubungan kerukunan antar umat beragama dalam masyarakat untuk mewujudkan persatuan nasional.
Pendidikan Agama Islam pada jenjang pendidikan dasar diharapkan dari lulusannya adalah dengan landasan iman yang benar, siswa terampil dan bergairah beribadah, mampu berdzikir, dan berdoa serta mampu membaca Al-Qur’an dan menulisnya dengan benar serta berusaha memahaminya. Sedangkan Pendidikan Agama Islam pada jenjang pendidikan menengah diharapkan siswa taat beribadah, mampu berdzikir dan berdoa serta mampu menjadi imam dan mampu membaca Al-Qur’an dan menulisnya dengan benar serta berusaha memahami kandungan maknanya terutama yang berkaitan dengan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Secara umum Pendidikan Agama Islam bertujuan untuk “
meningkatkan keimanan, pemahaman, penghyatan, dan pengamalan peserta didik tentang agama islam, sehingga menjadi manusia muslim yang beriman dan bertakwa kepada Allah Swt serta berakhlak mulia dalam kehidupan pribadi, bermasyarakat,
berbangsa dan bernegara”(Muhaimin,2002:75-81).
13
dilakukan pendidik dalam dalam mempersiapkan peserta didik untuk meyakini, memahami, dan mengamalkan ajaran islam melalui kegiatan bimbingan, pengajaran atau pelatihan yang telah direncanakan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
G. Metode Penelitian
1. Pendekatan dan Rancangan Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif karena menekankan analisisnya pada data-data numerikal (angka) yang kemudian diolah dengan metode statistika. Dipilihnya penelitian dengan jenis kuantitatif ini dengan pertimbangan sebagai berikut:
a. Penelitian ini mengkaji dua variabel yaitu penggunaan metode
Index Card Matchsebagai variabel X dan prestasi belajar Pendidikan Agama Islam siswa SMK Al Falah Salatiga sebagai variabel Y.
b. Penelitian ini dilakukan untuk mencari adakah pengaruh penggunaan metode Index Card Match terhadap prestasi belajar Pendidikan Agama Islam.
2. Lokasi dan Waktu Penelitian
14
3. Populasi dan Sampel a. Populasi
Populasi adalah kumpulan individu dengan kualitas dan ciri-ciri yangtelah ditentukaan.Sedangkan menurut Arikunto populasi adalah keseluruhansubjek penelitian (Arikunto, 2006:130). Dengan kata lain populasi adalah sekumpulan individu yang menjadi obyek dalam penelitian. Adapun yang menjadi populasi penelitian ini adalah siswa SMK Al Falah Salatiga yang berjumlah 157 siswa. b. Sampel
Sampel adalah objek-objek atau bagian dari populasi yang akan diteliti dan dimanfaatkan untuk memperoleh gambaran mengenai karakter populasi (Yunus, 2010:267).
Suharsimi Arikunto menjelaskan” apabila subjeknya kurang
dari 100 lebih baik diambil semuanya sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi. Selanjutnya jika jumlah subjek besar dapat diambil antara 10% -15% atau 20% -25% atau lebih(Arikunto, 2010:134).
15
4. Metode Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan beberapa metode sebagai berikut:
a. Metode Angket
Angket (kuisioner) adalah sebuah daftar pertanyaan yang harus di isi oleh orang yang akan diukur (responden). Dengan kuisioner ini, dapat diketahui keadaan atau data diri, pengalaman, pengetahuan, sikap, atau pendapat seseorang. Pada umumnya, tujuan penggunakaan angket atau kuisioner dalam proses pembelajaran adalah, terutama, untuk memperoleh data mengenai latar belakang peserta didik sebagai salah satu bahan dalam menganalisis tingkah laku dan proses belajar mereka (Putra, 2013: 149-150). Metode angket ini digunakan untuk mengumpulkan data mengenai variabel (x)
16
pilihan ganda (a) nilainya 3, untuk pilihan ganda (b) nilainya 2, dan untuk pilihan ganda (c) nilainya 1.
b. Metode Dokumentasi
Metode dokumentasi adalah metode yang digunakan untuk menelusuri data historis (Bungin, 2006: 144). Metode dokumentasi dilakukan dengan cara mencari data tentang hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, agenda dan sebagainya (Arikunto, 2010: 274). Metode ini penulis gunakan untuk mendapatkan data mengenai gambaran umum SMK Al Falah Salatiga yang meliputi sejarah, visi, misi, keadaan guru, karyawan, dan siswa, dan metode ini digunakan untuk mendapatkan prestasi belajar Pendidikan Agama Islam kelas X maupun segala sesuatu yang berkaitan dengan variabel- variabel dalam penelitian ini.
5. Instrumen Penelitian
17
Sesuai dengan obyek penelitian ini, maka instrumen yang digunakan untuk mengetahui pengaruh penggunaan metode Index Card Match menggunakan kousioner atau angket.Dalam penelitian ini angket yang digunakan adalah angket tertutup. Sehingga responden tidak bisa memberikan jawaban lain kecuali yang telah tersedia sebagai alternatif jawaban. Dimana penulis sudah menyediakan jawaban yaitu pada pilihan ganda a, b, dan c. Responden tinggal membubuhkan tanda (X) pada pilihan jawaban yang tersedia. Dan untuk menggali data tentang gambaran umum dan profil sekolah SMK Al Falah Salatiga yang meliputi sejarah, visi, misi, keadaan guru, karyawan, dan siswa, serta untuk mendapatkan data tentang prestasi belajar Pendidikan Agama Islam yang diambil dari nilai ulangan tengah semester.
6. Teknik Analisis Data
Dalam menganalisis data yang diperoleh, penulis menggunakan teknik sebagai berikut:
1. Analisis pertama
18
P=
F
X100%
N
Keterangan:
P : Presentase perolehan
F : Frekuensi masing – masing variabel N : Jumlah Responden
2. Analisis lanjut
Untuk mengetahui pengaruh penggunaan metode Index Card Match terhadap prestasi belajar Pendidikan Agama Islam. Maka penulis menggunakan rumusProduct Momentsebagai berikut:
rxy=
Ʃ
XY-
(
Ʃ
X)(
Ʃ
Y)
N
{
Ʃ
X
²
-
(
Ʃ
X)²
}
{
Ʃ
Y²-
(
Ʃ
Y)
²
}
N
N
Keterangan :
r
xy : koefisiensi korelasi antara variabel X dan variabel YX
: Jumlah variabel X19
Ʃ
X²
: Kuadrat dari variabel XƩ
Y² : Kuadrat dari variabel Y
N
: Banyaknya sampel penelitianXY
: Product dari variabel X dan YƩ
: JumlahH. Sistematika Penulisan
1. Bagian Awal
Berisi mengenai halaman judul, halaman nota pembimbing, halaman pengesahan skripsi, halaman motto, halaman persembahan, kata pengantar, Abstrak dan daftar isi.
2. Bagian Isi
Bagian isi terdiri dari beberapa bab, yaitu:
BAB I: Pendahuluan
memuat tentang pembahasan yang terdiri dari latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, definisi operasional, metode penelitian dan sistematika penulisan.
BAB II: Kajian pustaka
20
Match dan yang kedua tentang pengertian prestasi belajar Pendidikan Agama Islam.
BAB III: Laporan hasil penelitian
yang meliputi: penjelasan tentang gambaran umum SMK Al Falah Salatiga yang berisi tentang sejarah berdirinya, letak geografis, struktur organisasi, sarana dan prasarana, keadaan guru dan siswa dan penyajian data.
BAB IV: Analisis data dan Pembahasan
yang meliputi: Analisis penggunaanmetode Index Card Match, analisis tentang prestasi belajar Pendidikan Agama Islam siswa SMK Al Falah Salatiga, dan analisis data tentang pengaruh penggunaan metode Index Card Match terhadap prestasi belajar Pendidikan Agama Islam.
BAB V: Penutup
meliputi: kesimpulan dan saran.
3. Bagian Akhir
21 BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Penggunaan Metode Index Card Match 1. Pengertian Index Card Match
Metode pembelajaran yang akhir-akhir ini hangat dibicarakan adalah metode pembelajaran aktif (Active Learning). Metode ini dikemukakan oleh Mel Silberman yang disinyalir dapat meningkatkan hasil belajar siswa Metode Index Card Match merupakan salah satu dari sekian banyak metode Active Learning. Metode ini biasa disebut dengan metode pencarian pasangan atau pencocokan kartu Index. Metode ini adalah strategi yang cukup menyenangkan yang digunakan untuk mengulang materi yang telah diberikan sebelumnya. Namun demikian, materi barupun tetap bisa diajarkan dengan strategi ini dengan catatan,peserta didik diberi tugas mempelajari topik yang akan diajarkan terlebih dahulu, sehingga ketika masuk kelas mereka sudah memiliki bekal pengetahuan(Zaini, 2008: 67)
Metode ini dapat meningkatkanhasil belajar Pendidikan Agama Islam . Dalammetode ini siswa di tuntut untuk lebih bisa aktif dan bisa
terlibat langsungdalam mengikuti proses pembelajaran. ”Apabila anak
terlibat danmengalami sendiri serta ikut serta dalam proses pembelajaran maka hasilbelajar siswa akan lebih baik , disamping itu pelajaran akan
22
2. ProsedurPelaksanaan Metode Index Card Match
Menurut Silberman(2007:240) Adapun prosedur-prosedur model pembelajaran aktif tipe Index Card Match adalah sebagai berikut:
a. Pada kartu indeks terpisah, tulislah pertanyaan tentang apa pun yang diajarkan didalam kelas. Buatlah kartu pertanyaan yang cukup untuk menyamai satu setengah jumlah siswa.
b. Pada kartu terpisah, tulislah jawaban bagi setiap pertanyaan-pertanyaan tersebut.
c. Campurlah dua lembar kartu dan kocok beberapa kali sampai benar-benar tercampur.
d. Berikan satu kartu kepada setiap peserta didik. Jelaskan bahwa ini adalah latihan permainan. Sebagian memegang pertanyaan review dan sebagian lain memegang jawaban.
e. Perintahkan kepada peserta didik untuk menemukan kartu permainannya. Ketika permainan dibentuk, perintahkan peserta didik yang bermain untuk mencari tempat duduk bersama( beritahu mereka jangan menyatakan kepada peserta didik lain apa yang ada pada kartunya).
23
3. Langkah-Langkah Metode Index Card Match
Zaini (2008: 67)Menyebutkan ada beberapa langkah yang harus ditempuh dalam penggunaan metode Index Card Match sebagai berikut: a. Buatlah potongan-potongan kertas sejumlah peserta didik yang ada
dalam kelas.
b. Bagi jumlah kertas-kertas tersebut menjadi dua bagian yang sama. c. Tulis pertanyaan tentang materi yang telah diberikan sebelumnya pada
setengah bagian kertas yang telah disiapkan. Setiap kertas berisi satu pertanyaan.
d. Pada separuh kertas lain, tulis jawaban dari pertanyaan-pertanyaan yang tadi dibuat.
e. Kocoklah semua kertas sehingga akan tercampur antara kartu soal dan kartu jawaban.
f. Beri setiap peserta didik satu kertas/kartu. Jelaskan bahwa ini adalah aktivitas yang dilakukan berpasangan. Separuh peserta didik akan mendapatkan soal dan separuh yang lain akan mendapatkan jawaban. g. Minta peserta didik untuk menemukan pasangan mereka. Jika ada yang
sudah menemukan pasangan, minta mereka untuk duduk berdekatan. Terangkan juga agar mereka tidak memberitahu materi yang mereka dapatkan kepada teman yang lain.
h. Setelah semua peserta didik menemukan pasangan dan duduk berdekatan, minta setiap pasangan serta bergantianuntuk membacakan soal yang diperoleh dengan keras kepada teman-teman yang lain. Selanjutnya soal tersebut dijawab oleh pasangan-pasangan yang lain. i. Akhiri proses ini dengan membuat klarifikasi dan kesimpulan.
4. Kelebihan dan Kelemahan Metode Index Card Match a. Kelebihan Metode Index Card Match
Beberapa kelebihan yang bisa didapat dalam penggunaan metode
Index Card Match diantaranya:
1) Memberikan nuansa baru dalam pembelajaran di kelas karena
metode ini mengandung nilai “fun” (kegembiraan) dalam belajar.
2) Dapat membuat siswa merasa lebih rileks dan menikmati situasi pembelajaran dengan baik.
24
4) Keterlibatan siswa dalam mencari sendiri materi dilapangan menjadikan materi pelajaran yang telah diterima akan lebih lama diserap dalam ingatan siswa.
5) Merangsang siswa belajar aktif.
6) Menumbuhkan minat dan motivasi belajar dan membantu siswa lebih mudah memahami pelajaran.
7) Siswa dapat mengingat materi yang disampaikan dalam jangka waktu cukup lama karena metode pembelajaran ini melekat dalam benak siswa sehingga siswa sangat berkesan terhadap materi dan metode yang digunakan.
8) Pengetahuan yang diperoleh siswa baik dari hasil belajar, hasil eksperimen banyak berhubungan dengan minat dan berguna untuk hidup mereka.
9) Siswa berkesempatan memupuk perkembangan dan keberanian, berkreatif, berinisiatif dan bertanggung jawab dan berdiri sendiri.
b. Kelemahan Metode Index Card Match
Beberapa kelemahan yang ada dalam penggunaan metode Index Card Match diantaranya:
1) Tidak adanya riwert atau tindak lanjut dari guru terhadap peserta yang pertama kali berhasil menemukan pasangannya.
2) Dalam pelaksanaan kadang kondisi kelas kurang terkontrol sehingga menimbulkan keributan.
3) Siswa tidak akan bisa melaksanakan tugasnya atau menemukan pasanganya apabila siswa belum mempelajari topik bahasan yang diajarkan.
4) Kartu pertanyaan dan jawaban yang direncanakan kadang tidak sesuai dengan jumlah siswa yang hadir Menuntut guru kreatif dalam membuat kartu dan isinya (soal dan jawaban) disesuaikan dengan kemampuan siswa.
5) Membutuhkan waktu yang lama dalam proses pembelajaran. 6) Mengganggu kelas lain karena suasana kelas menjadi gaduh saat
siswa mencari pasangan yang cocok dengan kartu yang dipegang. 7) Siswa yang mendapat kartu jawaban merasa kesulitan mencari
kartu soal yang tepat.
25
1) Dalam menerangkan pelajaran hendaknya digunakan kata-kata yang sederhana, jelas, dan mudah dipahami oleh para siswa.
2) Guru memotivasi siswa untuk selalu memperhatikan penjelasan guru karena di akhir pelajaran akan diterapkan metode index card match yang menuntut pemahaman siswa terhadap materi pelajaran. 3) Gunakan waktu seefektif dan seefisien mungkin.
4) Adakan rekapitulasi dan ulang kembali rumusan-rumusan yang dianggap penting. Yang dimaksud rekapitulasi disini adalah mengingat kembali dengan contoh-contoh, keterangan-keterangan, fakta-fakta, dan sebagainya.
Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud pembelajaran Pendidikan Agama Islam dengan metode
26 B. Prestasi Belajar Pendidikan Agama Islam
1. Prestasi Belajar
a. Pengertian Prestasi Belajar
1) Prestasi
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia kata prestasi berarti hasil yang telah dicapai( Poerwadarminta,1976:768) ada juga yang berpendapat bahwa prestasi adalah hasil yang telah dicapai apa yang telah dikerjakan dalam penguasaan, pengetahuan atau keterampilan yang dikembangkan oleh mata pelajaran. Lazimnya ditunjukkan dengan nilai yang diberikan oleh guru.(Basuki,1991:3)
2) Belajar
Belajar adalah kegiatan yang berproses dan merupakan unsur yang sangat fundamental dalam setiap penyelenggaraan jenis dan jenjang pendidikan. Ini berarti bahwa berhasil atau gagalnya pencapaian tujuan pendidikan itu amat bergantung pada proses belajr yang dialami siswa, baik ketika berada di sekolah maupun di lingkungan rumah atau keluarganya sendiri( Muhibbin,1995: 88)
27
aktivitas atau suatu proses untuk memperoleh pengetahuan, meningkatkan keterampilan, memperbaiki perilaku, sikap, dan mengokohkan kepribadian.
Adapula yang mengatakan bahwa belajar adalah suatu bentuk pertumbuhan atau perubahan dalam diri seseorang yang dinyatakan dam cara-cara bertingkah laku yang baru berkat pengalaman dan latihan(Hamalik, 1990:21)
Sedangkan menurut Drs.Slameto dalam buku Psikologi Belajar oleh Syaiful Bahri Djamarah mengemukakan belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya(Djamarah, 2011:13)
Dari beberapa definisi di atas, dapat penulis simpulkan bahwa belajar merupakan suatu perubahan perbuatan melalui aktivitas, praktek dan pengalaman. Sedangkan yang penulis maksud dengan prestasi belajar di sini adalah hasil yang telah dicapai oleh seorang siswa dari suatu usaha dalam merubah tingkah laku atau keterampilan maupun pengetahuannya.
b. Jenis-jenis Belajar
28
metodenya maupun dalam aspek tujuan dan perubahan tingkah laku yang diharapkan. Keanekaragaman jenis belajar ini muncul dalam dunia pendidikan sejalan dengan kebutuhan kehidupan manusia yang bermacam-macam. Adapun Jenis-jenis belajar diantaranya adalah: 1) Belajar Abstrak
Belajar abstrak adalah belajar yang menggunakan cara-cara berpikir abstrak. Tujuannya adalah untuk memperoleh pemahaman dan pemecahan masalah-masalah yang tidak nyata. Misalnya belajar matematika, astronomi dan juga sebagian materi bidang studi agama seperti tauhid.
2) Belajar Keterampilan
Belajar keterampilan adalah belajar dengan menggunakan gerakan-gerakan motorik yang berhubungan dengan urut-urut syaraf dan otot-otot. Tujuannya adalah untuk memperoleh dan menguasai keterampilan jasmaniah tertentu. Misalnya belajar olah raga, musik, menari, melukis, memperbaiki benda-benda elektronik, dan juga sebagian materi pelajara agama, seperti ibadah salat dan haji.
3) Belajar Sosial
29
keluarga, masalah persahabatan, masalah kelompok, dan masalah-masalah lain yang bersifat kemasyarakatan.
4) Belajar Pemecahan Masalah
Belajar pemecahan masalah adalah belajar menggunakan metode-metode ilmiah atau berfikir secara sistematis, logis, teratur, dan teliti. Tujuannya untuk memperoleh kemampuan dan kecakapan kognitif untuk memecahkan masalah secara rasional, lugas, dan tuntas. Seperti pelajaran matematika dan Ipa.
5) Belajar Rasional
Belajar rasional adalah belajar dengan menggunakan kemampuan berpikir secara logis dan rasional (sesuai dengan akal sehat). Tujuannya untuk memperoleh aneka ragam kecakapan menggunakan prinsip-prinsip dan konsep-konsep, seperti belajar matematika,ipa dan akutansi.
6) Belajar Kebiasaan
30
7) Belajar Apresiasi
Belajar apresiasi adalah belajar mempertimbangkan arti penting atau nilai suatu objek. Tujuannya agar siswa memperoleh dan mengembangkan kecakapan ranah rasa yang dalam hal ini kemampuan menghargai secara tepat terhadap nilai objek tertentu, seperti apresiasi sastra, apresiasi musik, dan sebagainya.
8) Belajar Pengetahuan
Belajar pengetahuan adalah belajar dengan cara melakukan penyelidikan mendalam terhadap objek pengetahuan tertentu. Tujuannya agar siswa memperoleh atau menambah informasi dan pemahaman terhadap pengetahuan tertentu yang biasanya lebih rumit dengan memerlukan kiat khusus dalam mempelajarinya, seperti dengan menggunakan alat-alat laboratorium dan penelitian lapangan.
c. Efisiensi Belajar
31
1) Efisiensi Usaha Belajar
Suatu kegiatan belajar dapat dikatakan efisien kalau prestasi belajar yang diingikan dapat dicapai dengan usaha yang minimal. Usaha dalam inti segala sesuatu yang digunakan untuk mendapatkan hasil belajar yang memuaskan, seperti: tenaga dan pikiran, waktu, peralatan belajar, dan lain-lain yang relevan dengan kegiatan belajar.
2) Efisiensi Hasil Belajar
Sebuah kegiatan belajar dikatakan efisiensi, apabila dengan usaha hasil belajar tertentu memberikan prestasi belajar yang tinggi. Dengan usaha belajar yang minim dapat memperoleh prestasi belajar yang tinggi atau memuaskan( Muhibbin, 1995:125).
d. Aktivitas-Aktivitas Belajar
Belajar bukanlah berproses dalam kehampaan. Tidak pula pernah sepi dari berbagai aktivitas. Tidak pernah terlihat orang yang belajar tanpa melibatkan aktivitas raganya. Apalagi bila aktivitas belajar itu berhubungan dengan masalah belajar menulis, mencatat,memandang,mengingat,berpikir,latihan atau praktek dan sebagainya.
32
dilakukan dalam rangka belajar. Oleh karena itulah berikut ini akan membahas beberapa aktivitas belajar, sebagai berikut:
1) Mendengarkan
Mendengarkan adalah salah satu aktivitas belajar. Setiap orang yang belajar di sekolah pasti ada aktivitas mendengar. Ketika seorang guru menggunakan metode ceramah, maka setiap siswa atau maahasiswa diharuskan mendengarkan apa yang guru(dosen) sampaikan. Menjadi pendengar yang baik dituntut dari mereka. Di sela-sela ceramah itu, ada aktivitas mencatat hal-hal yang dianggap penting.
2) Memandang
Memandang adalah mengarahkan penglihatan ke suatu objek. Aktivitas memandang berhubungan erat dengan mata. Karena dalam memandang itu matalah yang memegang peran penting. Tanpa mata tidak mungkin terjadi aktivitas memandang dapat dilakukan. Orang buta pasti tidak dapat melihat, maka dia tidak bisa memandang sesuatu yang menjadi kebutuhannya.
3) Menulis atau Mencatat
33
hal-hal yang dianggap penting. Setiap orang mempunyai cara tertentu dalam mencatat pelajaran, demikian juga dalam hal memilih pokok-pokok pikiran yang dianggap penting. Hal ini disebabkan ilmu pengetahuan yang seseorang miliki berbeda-beda, sehingga berbeda pula dalam menilai bahan yang akan dicatat.
Catatan sangat berguna untuk menampung sejumlah informasi, yang tidak hanya bersifat fakta-fakta, melainkan juga terdiri atas materi hasil analisis dari bahan bacaan.
4) Membaca
Aktivitas membaca adalah aktivitas yang paling banyak dilakukan selama belajar di skolah atau di perguruan tinggi. Membaca di sini tidak mesti membaca buku belaka, tetapi juga membaca majalah, koran, tabloid, jurnal-jurnal hasil penelitian, catatan hasil belajar atau kuliah, dan hal-hal lainnya yang berhubungan dengan kebutuhan studi.
5) Mengingat
34
sekali terlihat ketika seseorang sedang menghafal bahan pelajaran berupa dalil, kaidah, pengertian, rumus, dan sebagainya.
6) Berpikir
Berpikir adalah termasuk aktivitas belajar. Dengan berpikir orang memperoleh penemuan baru, setidak-tidaknya orang menjadi tahu tentang hubungan antara sesuatu. Berpikir bukanlah sembarang berpikir, tetapi ada taraf tertentu, dari taraf berpikir yang rendah sampai taraf berpikir yang tinggi.
7) Latihan atau Praktek
35 e. Aspek-aspek Penilaian Belajar
Dalam belajar selalu melibatkan aspek fisik dan mental. Oleh karena itu, keduanya harus dikembangkan bersama-sama secara terpadu. Dari aktivitas belajar inilah yang akan menghasilkan suatu perubahan dengan hasil belajar atau prestasi belajar. Hal tersebut akan nampak suatu prestasi yang diberikan oleh siswa misalnya hal menerima, menanggapi dan menganalisa bahan-bahan pelajaran yang disajikan guru. Prestasi tersebut berbeda-beda sifat dan bentuknya tergantung dalam bidang siswa akan menunjukkan presatsi. Terutama pada pelajaran pendidikan agam Islam itu siswa memiliki aspek-aspek prestasi yang dalam hal ini meliputi pada bidang pengetahuan, sikap, atau nilai dan bidang ketrampilan. Ada pula pendapat B.S Bloom yang dikutip W.S Winkel (1987:150-154) menurutnya aspek belajar meliputi 3 ranah, yaitu:
1) Ranah kognitif, terdiri dari:
a) Pengetahuan, mencapai kemampuan ingatan tentang hal yang telah dipelajari dan tersimpan dalam ingatan. Pengetahuan berkenaan dengan fakta, peristiwa, pengertian, teori, prinsip atau metode. Misalnya, siswa mengetahui sholat yang benar seperti sholatnya Nabi Muhamad Saw.
36
c) Penerapan, mencakup kemampuan menerapkan metode dan kaidah untuk menghadapi masalah yang nyata dan baru. Misalnya siswa menerapkan apa yang dipahami dengan menjaga kebersihan lingkungan sekitar.
d) Analisis, mencakup kemampuan nmerinci atau kesatuan ke dalam bagian-bagian sehingga sruktur keseluruhan dapat dipahami dengan baik.
e) Sintesis, mencakup kemampuan membantu suatu pola baru misalnya kemampuan siswa dapat cepat membaca Al-Qur’an.
f) Evaluasi, mencakup kemampuan membentuk pendapat tentang beberapa hal berdasarkan kriteria tertentu. Misalnya siswa mampu menilai kandungan yang tercantum dalam pelajaran yang telah dipelajari khususnya pada pendidikan agama Islam.
2) Ranah afektif, terdiri dari:
a) Penerimaan, yang mencakup kepekaan tentang hal tertentu dan kesediaan memperhatiakan hal tersebut. Misalnya kemampuan untuk menyerap ilmu yang diberikan guru mata pelajaran pendidikan agama Islam.
37
c) penilaian dan penentuan sikap, yang mencakup meneriam pendapat orang lain.
d) organisasi, yang mencakup kemampuan membentuk sistem nilai sebagai pedoman dan pegangan hidup. Misalnya menempatkan niali ajaran islam sebagai pedoman dan bertindak sesuai dengan aturan pendidikan agama Islam.
e) pembentukan pola hidup, yang mencakup kemampuan menghayati nilai dan membentuknya menjadi pola nilai kehidupan pibadi. Misalnya siswa dapat mempertimbangkan dan menunjukkan tindakan yang positif.
3) Ranah psikomotorik, terdiri dari:
1) Persepsi, yang mencakup memila-milah (mendskripsikan) hal-hal yang khas dan menyadari adanya perbedaan khas tersebut. Misalnya siswa dapat membedakan antara mencuri dan meminjam barang orang lain.
2) Kesiapan, yang mncakup kemampuan menempatkan diri dalam keadaan di mana akan terjadi suatu gerakan atau rangkaian gerakan, kemampuan ini mencakup jasmani dan rohani. Misalnya siswa dalam melakukan sholat.
38
4) Gerakan komplek, yang mencakup kemampuan melakukan gerakan atau keterampilan yang terdiri dari banyak tahap, secara lancar dan tepat. Misalnya dalam membersihkan masjid dan mushola.
5) Gerakan terbiasa, mencakup kemampuan melakukan gerakagerakan tanpa contoh. Misalnya melakukan wudlu sebelu sholat.
6) Penyesuaian pola gerakan, yang mencakup kemampuan mengadakan perubahan dan penyesuaian gerak-gerik dan persyaratan khusus yang berlaku. Misalnya kemampuan membaca Al-Qur’an dengan Tajwidnya.
7) Kreatifitas, mencakup kemampuan melahirkan pola gerak gerik yang baru atas dasar prakarsa sendiri. Misalnya kemampuan membuat kreasi lagu menagaji/membaca
Al-Qur’an dengan Tartil.
f. Faktor-faktor Yang Berpengaruh Terhadap Prestasi Belajar
39
(1995:132-139)Adapun faktor-faktor yang dimaksud meliputi hal-hal sebagai berikut:
1) Faktor Internal ( jasmani)
Yang dimaksud faktor internal adalah faktor-faktor yang bersumber dari dalam diri manusia yakni keadaan/ kondisi jasmani dan rohani siswa, meliputi:
a) Faktor Fisiologis (faktor yang bersifat jasmaniah) (1) Kondisi fisik pada umumnya.
Kondisi fisik pada umumnya dapat dikatakan dapat melatar belakangi aktivitas belajar pada umumnya, jika seseorang dalam keadaan sehat jasmaniah maka hasil belajarnya akan berbeda dengan orang yang kondisi jasmaninya kurang sehat, seperti sakit, kelelahan, dan lain sebagainya.Anak yang kurang gizi akan cepat lelah, dan tidak mudah menerima pelajaran dan cepat ngantuk.
(2) Kondisi panca indra
40
(3) Usia
Sebagaimana kita ketahui usia remaja adalah usia manusia yang sangat potensial untuk melakukan aktivitas yang bermanfaat, begitu juga dengan potensi belajarnya. Sebab semakin tua usia seseorang, semakin lemah pula daya fisiknya.
b) Faktor Psikologis
Banyak faktor yang termasuk aspek psikologis yang dapat mempengaruhi kuantitas dan kualitas perolehan pembelajaran siswa. Namun, di antara faktor-faktor rohaniah siswa yang pada umumnya dipandang lebih esensial itu adalah sebagai berikut:
(1) Inteligensi
Intelegensi adalah kecakapan yang terdiri dari tiga jenis,
yaitu: kecakapan untuk menghadapi dan menyesuaikan ke
dalam situasi baru dengan cepat dan efektif, menggunakan
konsep yang abstrak secara efektif, mengetahui relasi
danmempelajari dengan cepat. Setiap individu mempunyai
intelegensi yang berbedabeda. Intelegensi besar pengaruhnya
terhadap kemajuan belajar. Dalam situemikian, intelegensi
tinggi tidak selalu menjamin siswa tersebut pasti berhasil
dalam belajarnya,ini karena belajar adalah proses yang
41
(2) Sikap Siswa
Sikap adalah gejala internal yang berdimensi afektif berupa kecenderungan untuk mereaksi atau merespons(response tendency) dengan cara yang relatif tetap terhadap objek orang, barang, dan sebagainya, baik secara positif maupun negatif. Sikap siswa yang positif, terutama kepada guru dan mata pelajaran yang guru sajikan merupakan pertanda awal yang baik bagi proses belajar siswa tersebut. Sebaliknya, jika diiringi kebencian kepada guru dan mata pelajaran dapat menimbulkan kesulitan belajar pada siswa tersebut.
(3) Bakat Siswa
42
biasa ( very superior) disebut juga sebagai talented child atau anak yang berbakat.
(4) Minat Siswa
Secara sederhana, minat berarti kecenderungan dan kegairahan yang tinggi atau keinginan yang besar terhadap sesuatu. Minat seperti yang dipahami dan dipakai oleh orang selama ini dapat mempengaruhi kualitas pencapaian hasil belajar siswa dalam bidang-bidang studi tertentu. Misalnya, seorang siswa yang menaruh minat besar terhadap matematika akan memusatkan perhatiannya lebih banyak daripada siswa lainnya. Kemudian, karena pemusatan perhatian yang intensif terhadap materi itulah yang memungkinkan siswa tadi untuk belajar giat, dan akhirnya mencapai prestasi yang diingikan.
(5) Motivasi Siswa
43
menyenangi materi dan kebutuhannya terhadap materi tersebut, misalnya untuk kehidupan masa depan siswa yang bersangkutan.
Adapun motivasi ekstrinsik adalah hal dan keadaan yang datang dari luar individu siswa yang mendorongnya untuk melakukan kegiatan belajar, pujian dan hadiah, peraturan/ tata tertib sekolah, suri teladan orang tua, guru, dan seterusya merupakan contoh-contoh konkret motivasi ekstrinsik yng dapat mendorong siswa untuk belajar. Kekurangan atau ketiadaan motivasi, baik yang bersifat internal maupun yang bersifat eksternal, akan menyebabkan kurang bersemangatnya siswa dalam melakukan proses pembelajaran materi-materi pelajaran baik di sekolah maupun di rumah.
44 2) Faktor Eksternal ( rohani)
a) Faktor Lingkungan Sosial terdiri atas: (1) Lingkungan sekolah
Lingkungan sekolah seperti guru, para staf administrasi, dan teman-teman sekelas dapat mempengaruhi semangat belajar seorang siswa. Para guru yang selalu menunjukkan sikap dan perilaku yang simpatik dan memperlihatkan suri teladan yang baik dan rajin khususnya dalam hal belajar, misalnya rajin membaca dan berdiskusi, dapat menjadi daya dorong yang positif bagi kegiatan belajar siswa.
(2) Lingkungan masyarakat
Lingkungan masyarakat seperti tetangga dan teman-teman sepermainan disekitar perkampungan siswa tersebut. kondisi masyarakat di lingkungan kumuh yang serba kekurangan dan anak-anak pengangguran akan sangat mempengaruhi aktivitas belajar siswa. Paling tidak siswa akan kesulitan ketika memerlukan teman belajar atau berdiskusi atau meminjam alat-alat belajar yang belum dimilikinya.
45
Lingkungan keluarga seperti orang tua dan keluarga siswa itu sendiri banyak mempengaruhi kegiatan belajar anak, sifat-sifat oarang tua, praktik pengelolaan keluarga, ketegangan keluarga, dan demografi keluarga( letak rumah), semuanya dapat memberi dampak baik ataupun buruk terhadap kegiatan belajar dan hasil yang dicapai oleh siswa.
b) Faktor Lingkungan Nonsosial
Faktor-faktor yang termasuk lingkungan nonsosial ialah gedung sekolah dan letaknya, rumah tempat tinggal keluarga siswa dan letaknya, alat-alat belajar, keadaan cuaca dan waktu belajar yang digunakan siswa. Faktor-faktor ini dipandang turut menentukan tingkat keberhasilan belajar siswa.
Contoh: kondisi rumah yang sempit dan berantakan serta perkampungan yang terlalu padat dan tak memiliki sarana umum untuk kegiatan remaja (seperti lapangan voli) akan mendorong siswa untuk berkeliaran ke tempat-tempat yang sebenarnya tak pantas dikunjungi. Kondisi rumah dan perkampungan seperti itu jelas berpengaruh buruk terhadap kegiatan belajar siswa.
3) Faktor Pendekatan Belajar
46
proses pembelajaran materi tertentu. Strategi dalam hal ini berarti seperangkat langkah operasional yang disusun sedemikian rupa untuk memecahkan masalah atau mencapai tujuan belajar tertentu. Faktor pendekatan belajar juga sangat mempengaruhi hasil belajar siswa, sehingga semakin mendalam cara belajar siswa maka semakin baik hasilnya.
2. Pendidikan Agama Islam
a. Pengertian Pendidikan Agama Islam
Dalam UUSPN No. 2/1989 pasal 39 ayat (2) ditegaskan bahwa isi kurikulum setiap jenis, jalur, dan jenjang pendidikan wajib memuat, antara lain Pendidikan Agama. Dan dalam penjelasannya dinyatakan bahwa Pendidikan Agama merupakan usaha untuk memperkuat iman dan ketakwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa sesuai dengan agama yang dianut oleh peserta didik yang bersangkutan dengan memperhatikan tuntutan untuk menghormati agama lain dalam hubungan kerukunan antar umat beragama dalam masyarakat untuk mewujudkan persatuan nasional.
47
hubungan kerukunan antarumat beragama dalam masyarakat untuk mewujudkan persatuan nasional( Muhaimin,2002:75)
Sedangkan menurut Majid(2014:11-13) Pendidikan Agama Islam adalah upaya sadar dan terencana dalam menyiapkan peserta didik untuk mengenal, memahami, menghayati, hingga mengimani, bertakwa dan berakhlak mulia dalam mengamalkan ajaran agama islam dari sumber utamanya kitab suci Al-Qur’an dan Al-Hadis, melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, latihan, serta penggunaan pengalaman. Disertai dengan tuntunan untuk menghormati penganut agama lain dalam hubungannya dengan kerukunan antar umat beragama dalam masyarakat hingga terwujud kesatuan dan persatuan bangsa.
Para ahli Pendidikan Islam telah mencoba memformulasi pengertian pendidikan Islam, diantaranya adalah:
1) Zakiyah Daradjat (1987:87) mendefinisikan Pendidikan Agama Islam adalah suatu usaha untuk membina dan mengasuh peserta didik agar senantiasa dapat memahami kandungan ajaran islam secara menyeluruh, menghayati makna tujuan, yang pada akhirnya dapat mengamalkan serta menjadikan islam sebagai pandangan hidup.
48
agar kelak menjadi manusia muslim, bertakwa kepada Allah SWT, berbudi pekerti luhur, dan berkepribadian yang memahami, menghayati, dan mengamalkan ajaran islam dalam kehidupannya. 3) Ahmad Tafsiri mendefinisikan bahwa Pendidikan Agama Islam
adalah bimbingan yang diberikan seseorang kepada seseorang agar ia berkembang secara maksimal sesuai dengan ajaran islam.
Jadi dari beberapa pendapat tersebut diatas dapat di ambil kesimpulan, bahwa Pendidikan Agama Islam merupakan usaha sadar yang dilakukan pendidik dalam dalam mempersiapkan peserta didik untuk meyakini, memahami, dan mengamalkan ajaran islam melalui kegiatan bimbingan, pengajaran atau pelatihan yang telah direncanakan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
b. Dasar-dasar Pelaksanaan Pendidikan Agama Islam
Pelaksanaan Pendidikan Agama Islam di sekolah mempunyai dasar yang kuat. Majid (2014:13) menyebutkan beberapa dasar tersebut, diantaranya adalah:
1) Dasar Yuridis/Hukum
49
a) Dasar ideal, yaitu dasar falsafah negara Pancasila, sila pertama: ketuhanan Yang Maha Esa.
b) Dasar strukural/konstitusional, yaitu UUD’45 dalam Bab XI pasal 29 ayat 1 dan 2, yang berbunyi: 1) Negara berdasarkan atas ketuhanan Yang Maha Esa; 2) Negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk memeluk agama masing-masing dan beribadah menurut agama dan kepercayaannya itu.
c) Dasar operasional yaitu terdapat dalam Tap MPR No IV/MPR/1973/ yang kemudian dikukuhkan dalam Tap MPR No.IV/MPR 1978 jo.
Ketetapan MPR Np. II/MPR/1983,diperkuat oleh Tap. MPR No. II/MPR/1988 dan Tap. MPR No. II/MPR 1993 tentang Garis-garis Besar Haluan Negara yang pada pokoknya menyatakan bahwa pelaksanaan Pendidikan Agama secara langsung dimaksudkan dalam kurikulum sekolah-sekolah formal, mulai dari sekolah dasar hingga perguruan tinggi. 2) Dasar Religius
50 mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu, Dialah yang lebih mengetahui siapa yang sesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui siapa yang mendapat petunjuk.”( Departemen Agama RI,2011:281) b) Q.S Ali Imran ayat 104:
Artinya:“Dan hendaklah di antara kamu ada segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang makruf, dan mencegah dari yang munkar. Dan mereka itulah orang-orang beruntung.”( Departemen Agama RI,2011:63) 3) Aspek Psikologis
51
membuat hatinya tidak tenang dan tidak tentram sehingga memerlukan adanya pegangan hidup. Semua manusia di dunia ini selalu membutuhkan adanya pegangan hidup yang disebut Agama. Mereka merasakan bahwa dalam jiwanya ada suatu perasaan yang mengakui adanya Zat Yang Maha Kuasa, tempat mereka berlindung dan tempat mereka memohon pertolongan.
Hal semacam ini terjadi pada masyarakat yang masih primitif maupun masyarakat yang sudah modern. Mereka merasa tenang dan tentram hatinya kalau mereka dapat mendekat dan mengabdi kepada Zat Yang Maha Kuasa.
Berdasarkan uraian di atas, jelaslah bahwa untuk membuat hati tenang dan tentram adalah dengan jalan mendekatkan diri kepada Tuhan. Hal ini sesuai dengan firman Allah dan surat
52 c. FungsiPendidikan Agama Islam
Majid (2014: 15)) berpendapat bahwa Pendidikan Agama Islam mempunyai beberapa fungsi sebagai berikut:
1) Pengembangan yaitu meningkatkan keimanan dan ketakwaan peserta didik kepada Allah SWT. yang telah ditanamkan dalam lingkungan keluarga, pada dasarnya dan pertama-tama kewajibannya adalah menanamkan keimanan dan ketakwaan dilakukan oleh setiap orang tua dalam keluarga.
2) Penanaman nilai sebagai pedoman hidup untuk mencari kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat.
3) Penyesuaian mental yaitu untuk menyesuaikan diri dengan lingkungannya baik lingkungan fisik maupun lingkungan sosial dan dapat mengubah lingkungannya sesuai dengan ajaran agama islam.
4) Perbaikan, yaitu untuk memperbaiki kesalahan-kesalahan, kekurangan-kekurangan, dan kelemahan-kelemahan peserta didik dalam keyakinan, pemahaman, dan pengalaman ajaran dalam kehidupan sehari-hari.
53
6) Pengajaran tentang ilmu pengetahuan keagamaan secara umum( alam nyata dan tidak nyata), sistem dan fungsionalnya.
7) Penyaluran, yaitu untuk menyalurkan anak-anak yang memiliki bakat khusus di bidang agama islam agar bakat tersebut dapat berkembangan secara optimal sehingga dapat dimanfaatkan untuk dirinya sendiri dan orang lain.
d. Tujuan Pendidikan Agama Islam
Pendidikan Agama Islam di sekolah atau madrasah bertujuan untuk menumbuhkan dan meningkatkan keimanan melalui pemberian dan pemupukan pengetahuan, penghayatan, pengamalan peserta didik tentang agama slam sehingga menjadi manusia muslim yang terus berkembang dalam hal keimanan, ketakwaannya, berbangsa dan bernegara, serta untuk dapat melanjutkan pada jenjang pendidikan yang lebih tinggi serta dapat mengembangkan potensinya agar menjadi manusia yang bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab(Majid,2014:16)
Sedangkan menurut Muhaimin(2002:78) secara umum, Pendidikan
Agama Islam bertujuan untuk “ meningkatkan keimanan, pemahaman,
54
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara”. Dari tujuan tersebut dapat
ditarik beberapa dimensi yang hendak ditingkatkan dan dituju oleh kegiatan pembelajaran Pendidikan Agama Islam, yaitu (1) dimensi keimanan peserta didik terhadap ajaran agama islam; (2) dimensi pemahaman atau penalaran(intelektual) serta keilmuan peserta didik terhadap ajaran agama islam; (3) dimensi penghayatan atau pengalaman batin yang dirasakan peserta didik dalam menjalankan ajaran Islam; dan (4) dimensi pengalamannya, dalam arti bagaimana ajaran Islam yang telah diimani, dipahami dan dihayati atau diinternalisasi oleh peserta didik itu mampu menumbuhkan motivasi dalam dirinya untuk menggerakkan, mengamalkan, dan menaati ajaran agama dan nilai-nilainya dalam kehidupan pribadi sebagai manusia yang beriman dan bertakwa kepada Allah Swt serta mengaktualisasikan dan merealisasikan dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.
Di dalam mata pelajaran Pendidikan Agama Islam kurikulum 1999, tujuan Pendidikan Agama Islam tersebut lebih dipersingkat lagi,
yaitu: “agar siswa memahami, menghayati, meyakini, dan mengamalkan ajaran Islam sehingga menjadi manusia muslim yang beriman, bertakwa kepada Allah Swt dan berakhlak mulia”.