i
PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR IPA
MATERI MAKHLUK HIDUP DAN PROSES KEHIDUPAN
MELALUI PENGGUNAAN MEDIA VISUAL
PADA SISWA KELAS III B MI MA’ARIF
MANGUNSARI SALATIGA
TAHUN PELAJARAN 2015/2016
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan Islam
Oleh
HABIB ALI LUTHFI
NIM 115 11 053
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH
iii
PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR IPA
MATERI MAKHLUK HIDUP DAN PROSES KEHIDUPAN
MELALUI PENGGUNAAN MEDIA VISUAL
PADA SISWA KELAS III B MI MA’ARIF
MANGUNSARI SALATIGA
TAHUN PELAJARAN 2015/2016
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan Islam
Oleh
HABIB ALI LUTHFI
NIM 115 11 053
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH
vii
Keadaan tidak mengetahui sesuatupun, dan Dia memberi kamu
pendengaran, penglihatan dan hati, agar kamu bersyukur.(Q.S An
Nahl :78)
PERSEMBAHAN
1. Bapakku Murtadlo dan ibuku Mu‟alifah yang telah mengiringi perjalanan hidupku dengan untaian doa.
2. Jika ada taman surga tercipta akan kupersembahkan buat Calon Pendampingku tercinta, Langkahmu penuh akan pahala, Senyum dan tawanya kebahagiaan di hatiku, yang telah mendampingiku untuk melawan getir pahitnya kehidupan agar menjadi orang yang sukses. 3. Adik-adikku Ulfa, Afa, dan Firza tercinta yang telah mewarnai
hari-hari indah dalam kebersamaannya dan yang selalu ada serta menemani hari-hariku dan menghiburku setiap saat.
4. Keluarga Besar Kelas B Jurusan PGMI IAIN Salatiga Angkatan Tahun 2011, yang selalu memberikan dukungan dalam perjalanan menimba ilmu pengetahuan.
5. Sahabat-sahabat seperjuangan yang selalu ada di saat suka maupun duka.
viii
KATA PENGANTAR
Puji syukur peneliti panjatkan kehadirat Allah SWT yang senantiasa melimpahkan rahmat, karunia, dan berkah-Nya sehingga peneliti dapat menyelesaikan penyusunan Skripsi dengan judul “Peningkatan Prestasi Belajar IPA Materi Makhluk Hidup dan Proses Kehidupan Melalui Penggunaan Media Visual Pada Siswa Kelas III B MI Ma‟arif Mangunsari Salatiga Tahun Pelajaran 2015/2016”.
Di dalam penulisan skripsi ini peneliti banyak mendapatkan bimbingan dari berbagai pihak, baik secara langsung maupun tidak langsung. Oleh karena itu, dengan segala kerendahan hati peneliti mengucapkan banyak terima kasih kepada: 1. Dr. H. Rahmat Hariyadi, M.Pd., Rektor IAIN Salatiga yang telah memberikan
kesempatan belajar pada penelitian.
2. Drs. Suwardi, M.Pd., Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan yang telah memberikan izin penelitian.
3. Peni Susapti, M.Si. Ketua Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah yang telah memberikan izin penyusunan penelitian.
4. Wahidin, M.Pd selaku Dosen Pembimbing yang telah berkenan meluangkan waktu, tenaga, dan fikirannya serta dengan tekun dan sabar memberikan bimbingan dan pengarahan dalam penyusunan skripsi.
ix
6. Susriana Wahyu Ika Lestari, M.Pd.I, Kepala Madrasah MI Ma‟arif Mangunsari Salatiga yang telah memberikan ijin kepada penulis untuk mengadakan penelitian.
7. Fathul Ghufron, S.Pd.I, Guru Kelas III B MI Ma‟arif Mangunsari Salatiga yang telah membantu kepada penulis untuk mengadakan penelitian.
8. Seluruh guru dan karyawan MI Ma‟arif Mangunsari Salatiga, yang telah membantu peneliti melaksanakan penelitian.
9. Seluruh siswa kelas III B MI Ma‟arif Mangunsari Salatiga, yang telah membantu peneliti melaksanakan penelitian.
10.Semua pihak yang tidak bisa disebutkan satu persatu, namun tak terlupakan bantuannya yang turut dalam penyelesaian penelitian.
Akhirnya, semoga segala bantuannya yang tidak ternilai ini mendapatkan balasan dari Allah SWT dengan balasan yang sepantasnya, dan semoga penelitian ini bermanfaat bagi peneliti sendiri pada khususnya dan bagi para pembaca pada umumnya. Amin.
Salatiga, 22 Agustus 2015
x ABSTRAK
Luthfi Habib Ali, 2015. Peningkatan Prestasi Belajar IPA Materi Makhluk Hidup dan Proses Kehidupan Melalui Penggunaan Media Visual Pada Siswa Kelas III B MI Ma’arif Mangunsari Salatiga Tahun Pelajaran 2015/2016. Skripsi Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan. Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah. Institut Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing : Wahidin, S.Pd.I., M.Pd.
Kata Kunci : Media Visual, Prestasi Belajar, dan IPA.
Skripsi ini membahas peningkatan hasil belajar siswa kelas III B tentang materi Makhluk Hidup dan Proses Kehidupan melalui media visual. Studi ini dimaksudkan untuk menjawab permasalahan: 1. Apakah penggunaan media visual pada materi Makhluk Hidup dan Proses Kehidupan dapat meningkatkan prestasi belajar IPA pada siswa kelas III B MI Ma‟arif Mangunsari Salatiga Tahun Pelajaran 2015/2016? Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan keterampilan guru dalam mengelola pembelajaran dengan penggunaan media visual pada pembelajaran IPA materi Makhluk Hidup dan Proses Kehidupan pada siswa kelas III B MI Ma‟arif Mangunsari Salatiga Tahun Pelajaran 2015/2016 dan memperoleh peningkatan prestasi belajar siswa dalam pembelajaran IPA dengan menggunakan media visual pada siswa III B MI Ma‟arif Mangunsari Salatiga Tahun Pelajaran 2015/2016.
Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di MI Ma‟arif Mangunsari Salatiga Tahun Pelajaran 2015/2016 dengan subjek penelitian adalah 33 siswa kelas III B. Penelitian ini berlangsung selama tiga siklus, setiap siklus terdiri dari empat tahap yaitu perencanaan, tindakan, pengamatan, dan refleksi.
xi DAFTAR ISI
SAMPUL ... i
LEMBAR BERLOGO ... ii
JUDUL ... iii
PERSETUJUAN PEMBIMBING ... iv
PENGESAHAN KELULUSAN ... v
PERNYATAAN KEASLIAN ... vi
MOTTO ... vii
PERSEMBAHAN ... vii
KATA PENGANTAR ... viii
ABSTRAK ... x
DAFTAR ISI ... xi
DAFTAR TABEL ... xv
DAFTAR GAMBAR ... xvi
DAFTAR DIAGRAM ... xvii
DAFTAR LAMPIRAN ... xvii
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Rumusan Masalah ... 5
C. Tujuan Penelitian ... 5
D. Hipotesis Tindakan dan Indikator Keberhasilan ... 5
xii
F. Definisi Operasional ... 8
G. Metode Penelitian ... 11
H. Sistematika Penulisan ... 24
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Media Visual ... 27
1. Pengertian Media ... 27
2. Kriteria Pemilihan Media ... 27
3. Pengertian Media Visual ... 28
4. Fungsi dan Kelebihan Media Visual ... 29
5. Teknik-teknik Menggunakan Media Visual ... 31
6. Jenis-jenis Media Visual ... 31
7. Prinsip Umum Penggunaan Efektif Media Visual ... 32
B. Prestasi Belajar ... 34
1. Pengertian Prestasi Belajar ... 34
2. Aspek-aspek Hasil Belajar ... 38
3. Faktor-faktor yang mempengaruhi Hasil Belajar ... 39
C. Pelajaran IPA di MI ... 44
1. Pelajaran IPA dalam Paradigma Absolutisme ... 44
2. Pelajaran IPA dalam Paradigma Konstruktivismesme ... 45 3. Pelajaran IPA di MI ... 46
4. Tujuan IPA di MI ... 48
xiii
6. SK dan KD IPA Kelas III ... 49
BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN A.Gambaran Umum MI Ma‟arif Mangunsari Salatiga ... 50
1. Sejarah Berdirinya ... 50
2. Visi Misi dan Tujuan Madrasah ... 51
3. Data Personalia ... 53
4. Data Siswa ... 54
5. Sarana Prasarana dan Fasilitas ... 55
6. Kegiatan Pengembangan Diri ... 56
B. Hasil Penelitian ... 57
1. Deskripsi Kegiatan Pra Siklus ... 57
2. Deskripsi Kegiatan Siklus I ... 58
3. Deskripsi Kegiatan Siklus II ... 64
4. Deskripsi Kegiatan Siklus III ... 73
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A.Hasil Penelitian ... 83
1. Analisis Kegiatan Pra Siklus ... 83
2. Analisis Kegiatan Siklus I... 86
3. Analisis Kegiatan Siklus II ... 91
4. Analisis Kegiatan Siklus III ... 96
B. Pembahasan ... 102
xiv
xv
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Pedoman Penskoran Pengelolaan Pembelajaran Guru ... 23
Tabel 1.2 Kriteria Hasil Analisis Aktivitas Guru ... 23
Tabel 1.3 Pedoman Penskoran Aktivitas Belajar Siswa ... 24
Tabel 1.4 Kriteria Hasil Analisis Aktivitas Belajar Siswa ... 24
Tabel 2.1 SK dan KD IPA Kelas III ... 49
Tabel 3.1 Data Nama-nama Guru MI Ma‟arif Mangunsari ... 54
Tabel 3.2 Data Siswa di MI Ma‟arif Mangunsari ... 55
Tabel 4.1 Hasil Prestasi Belajar Siswa Pre Test ... 84
Tabel 4.2 Hasil Prestasi Belajar Siswa Siklus I ... 87
Tabel 4.3 Hasil Prestasi Belajar Siswa Siklus II ... 92
Tabel 4.4 Hasil Prestasi Belajar Siswa Siklus III ... 97
xvi
DAFTAR GAMBAR
xvii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Daftar Siswa ... 117
Lampiran 2 Daftar Kelompok ... 118
Lampiran 3 Soal Pre Test ... 119
Lampiran 4 Hasil Tes Pra Siklus ... 124
Lampiran 5 RPP Siklus I ... 126
Lampiran 6 Materi Siklus I ... 135
Lampiran 7 Soal & Kunci Jawaban Siklus I ... 139
Lampiran 8 Nilai hasil Siklus I ... 143
Lampiran 9 RPP Siklus II ... 145
Lampiran 10 Materi Siklus II ... 153
Lampiran 11 Soal & Jawaban Siklus II ... 159
Lampiran 12 Nilai hasil Siklus II ... 164
Lampiran 13 RPP Siklus III ... 166
Lampiran 14 Materi Siklus III ... 175
Lampiran 15 Soal & Jawaban Siklus III... 178
Lampiran 16 Nilai hasil Siklus III ... 183
Lampiran 17 Observasi Guru Siklus I ... 185
Lampiran 18 Observasi Siswa Siklus I ... 188
Lampiran 19 Observasi Guru Siklus II ... 190
Lampiran 20 Observasi Siswa Siklus II ... 193
Lampiran 21 Observasi Guru Siklus III ... 195
xviii
Lampiran 23 Dokumentasi Siklus I ... 200
Lampiran 24 Dokumentasi Siklus II ... 202
Lampiran 25 Dokumentasi Siklus III ... 204
Lampiran 26 Instrumen Observasi ... 206
Lampiran 27 Instrumen Dokumentasi ... 207
Lampiran 28 PPT Siklus I ... 208
Lampiran 29 PPT Siklus II ... 217
Lampiran 30 PPT Siklus III ... 224
Lampiran 31 Lembar Konsultasi ... 230
Lampiran 32 Surat Penunjukan Pembimbing ... 230
Lampiran 33 Surat Permohonan Izin Penelitian ... 231
Lampiran 34 Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian ... 232
Lampiran 35 SKK ... 233
1 BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Sekolah sebagai tempat proses belajar mempunyai kedudukan yang sangat penting dalam dunia pendidikan. Oleh karena itu pendidikan di sekolah memegang peranan penting dalam rangka mewujudkan tercapainya pendidikan nasional secara optimal seperti yang diharapkan. Proses belajar mengajar guru menjadi pemeran utama dalam menciptakan situasi interaktif yang edukatif, yakni interaksi antara guru dengan siswa, siswa dengan siswa dan sumber pembelajaran dalam menunjang tercapainya tujuan belajar.
Kegiatan belajar mengajar merupakan proses kegiatan interaksi antara dua unsur manusiawi, yakni siswa sebagai pihak yang belajar dan guru sebagai pihak yang mengajar, dengan siswa sebagai subyek pokoknya. Berhasilnya tujuan pembelajaran ditentukan oleh banyak faktor diantaranya adalah faktor guru dalam melaksanakan proses belajar mengajar, karena guru secara langsung dapat mempengaruhi, membina dan meningkatkan kecerdasan serta keterampilan siswa.
2
sekitar secara ilmiah. Tujuan pembelajaran IPA di Madrasah Ibtidaiyah (MI) adalah agar siswa dapat mempelajari diri sendiri dan alam sekitar serta dapat mengembangkan pengetahuan dan pamahaman konsep-konsep IPA yang bermanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
Sebagian siswa menganggap mata pelajaran IPA sebagai mata pelajaran yang sulit dipahami sehingga siswa cenderung merasa bosan, jenuh dan malas untuk belajar, siswa kurang termotivasi karena menganggap mata pelajaran IPA merupakan mata pelajaran yang membutuhkan pemahaman konsep yang luas. Sehingga aktivitas siswa yang rendah dapat mempengaruhi hasil belajar siswa.
Meningkatkan hasil belajar siswa menuju peningkatan mutu pendidikan diperlukan strategi serta progam pembelajaran yang lebih efektif dan efisien termasuk di dalamnya sarana prasarana belajar guna menunjang proses yang positif terhadap hasil belajar siswa.
Menurut Djamarah (2002: 136), dalam proses belajar mengajar kehadiran media mempunyai arti yang cukup penting, karena dalam kegiatan tersebut ketidakjelasan bahan yang disampaikan dapat dibantu dengan menghadirkan media sebagai perantara. Kerumitan bahasa yang akan disampaikan kepada anak didik dapat disederhanakan dengan bantuan media.
3
memperhatikan penjelasan guru. Pembelajaran berlangsung dengan pemberian penjelasan materi secara ceramah dan diakhiri dengan mengerjakan latihan soal yang ada pada bahan ajar, sehingga menjadikan siswa menjadi pasif, kurang dapat mengungkapkan gagasan yang dimiliki, dan mengakibatkan hasil belajar siswa rendah.
Berdasarakan hasil dokumentasi terhadap nilai mata pelajaran IPA khususnya pada materi Makhluk Hidup dan Proses Kehidupan, peserta didik yang memperoleh nilai di atas Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM) hanya mencapai nilai rata-rata 53,1 atau 45% dari 33 siswa. Sedangkan yang lainnya masih sangat jauh di bawah KKM. Informasi tersebut diperoleh dari hasil wawancara dengan Bapak Fathul Ghufron, S.Pd.I yang menjadi guru IPA. Beliau menuturkan bahwa dalam pembelajaran IPA peserta didik tidak menunjukkan aktivitas dan kreativitas serta hasil prestasi dalam belajar. Hal tersebut mungkin disebabkan kurang menarik minat siswa atau guru kurang tepat menggunakan strategi yang sesuai dengan karakteristik konsep materi yang disampaikan.
4
Dengan menggunakan media visual dapat meminimalisasi kesulitan belajar sehingga ketuntasan belajar dapat tercapai. Bertolak dari pengalaman bahwa siswa cepat lupa pada materi yang diberikan dalam satu konsep, namun dengan menggunakan media visual siswa bisa mengingat materi dalam jangka waktu yang lebih lama. Karena siswa tidak hanya mendengar saja tetapi juga bisa melihat.
Media visual juga pada materi Makhluk Hidup dan Proses Kehidupan akan lebih menarik siswa, karena siswa dapat pengalaman baru yang belum pernah di dapat sebelumnya dan karenanya siswa dituntut aktif dalam kegiatan belajar mengajar sehingga dapat meningkatkan motivasi dalam memahami materi organisasi kehidupan dan meminimalisasi tingkat kesulitan siswa dalam belajar. Salah satu fungsi dari media visual merupakan inti yaitu menarik dan mengarahkan perhatian siswa untuk berkonsentrasi kepada isi pelajaran yang berkaitan dengan makna visual yang ditampilkan atau menyertai teks materi teks pelajaran. Khususnya media gambar yang diproyeksikan dapat menyenangkan dan mengarahkan perhatian mereka pada pelajaran yang akan mereka terima.
5 B. Rumusan Masalah
Berdasarkan penjelasan latar belakang masalah di atas, maka dapat diambil sebuah rumusan masalah yaitu : apakah penggunaan media visual pada materi Makhluk Hidup dan Proses Kehidupan dapat meningkatkan prestasi belajar IPA pada siswa kelas III B MI Ma‟arif Mangunsari Salatiga Tahun Pelajaran 2015/2016?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan dari rumusan masalah di atas, maka dapat ditetapkan tujuan penelitian ini adalah : untuk mengetahui peningkatan prestasi belajar IPA Materi Makhluk Hidup dan Proses Kehidupan melalui penggunaan media visual pada siswa Kelas III B MI Ma‟arif Mangunsari Salatiga Tahun Pelajaran 2015/2016.
D. Hipotesis Tindakan dan Indikator Keberhasilan
6
Makhluk Hidup dan Proses Kehidupan dapat meningkatkan prestasi belajar IPA pada siswa kelas III B MI Ma‟arif Mangunsari Salatiga Tahun Pelajaran 2015/2016. Penggunaan media visual ini dikatakan efektif apabila indikator yang diharapkan tercapai. Adapun Indikator yang dirumuskan adalah sebagai berikut :
a. Penelitian akan dinyatakan berhasil apabila sekurang-kurangnya 85% secara klasikal, sedangkan secara individual siswa telah mencapai nilai lebih dari atau sama dengan 75.
b. Aktivitas belajar dan hasil belajar siswa meningkat apabila 80% dari jumlah siswa telah aktif mengikuti pelajaran IPA Materi Makhluk Hidup dan Proses Kehidupan melalui penggunaan media visual sesuai dengan aspek aktivitas belajar dalam kegiatan belajar mengajar yang diamati dan meningkatnya prestasi belajar siswa di tiap akhir siklus.
E. Kegunaan Penelitian
Selanjutnya penelitian ini diharapkan mempunyai manfaat yang bersifat teoritis maupun praktis, manfaat penelitian ini antara lain :
1. Manfaat Teoritis
7
penggunaan media visual pada siswa kelas III B MI Ma‟arif Mangunsari Salatiga.
b. Memberikan konstribusi perbaikan pembelajaran yang digunakan oleh guru agar sesuai dengan materi yang disampaikan sehingga hasil belajar dapat tercapai.
2. Manfaat Praktis a) Bagi Siswa
Meningkatnya aktivitas siswa dan hasil belajar dalam memahami mata pelajaran IPA, yang dipengaruhi oleh keaktifan siswa dalam proses pembelajaran dengan penggunaan media visual. b) Bagi Guru
Dapat mengetahui peran media pembelajaran yang dapat memperbaiki dan meningkatkan sistem pembelajaran di kelas sehingga dapat meminimalkan masalah-masalah yang terjadi dalam pembelajaran. Dapat menambah kreatifitas untuk meningkatkan sistem pembelajaran. Diperolehnya strategi pembelajaran yang lebih menarik.
c) Bagi Sekolah/Madrasah
8
d) Bagi Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTIK)
Bagi Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah IAIN Salatiga, dapat membantu dan referensi ilmu pengetahuan tambahan bagi mahasiswa lainnya dan menambah wawasan sebagai calon guru yang profesional.
F. Definisi Operasional
Agar diperoleh pengertian yang sama tentang istilah yang digunakan dalam penelitian ini dan tidak menimbulkan interpretasi yang berbeda dari pembaca maka perlu adanya definisi operasional. Definisi operasional dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Prestasi Belajar
Menurut Morgan dalam buku Introduction to psychology (1978) mengemukakan “Belajar adalah setiap perubahan yang relatif menetap
dalam tingkah laku yang terjadi sebagai suatu hasil dari latihan atau pengalaman (Purwanto, 2001: 80=81)”.
Prestasi merupakan kemampuan-kemampuan yang dimiliki seseorang setelah menerima pengalaman. Penilaian hasil belajar adalah kegiatan yang bertujuan untuk mengetahui sejauh mana proses belajar dan pembelajaran telah bekerja secara efektif (Sudjana, 1989: 22).
9
yaitu dengan penggunaan media visual. Jadi yang dimaksud prestasi belajar adalah sesuatu yang diperoleh dari perubahan perilaku atau apa yang dicapai siswa sebagai hasil interaksi edukatif yang mencakup aspek-aspek kognitif, afektif, maupun psikomotorik.
2. Media Visual
Media berasal dari bahasa latin merupakan bentuk jamak dari “Medium” yang secara harfiah berarti “Perantara” atau “Pengantar” yaitu
perantara atau pengantar sumber pesan dengan penerima pesan (Arsyad, 2003:3). Media merupakan sesuatu yang bersifat menyalurkan pesan dan dapat merangsang pikiran, perasaan dan kemauan audien (siswa) sehingga dapat mendorong terjadinya proses belajar mengajar (Asnawir dan Basyirudin, 2002:11). Salah satu pengertian media adalah yang diungkapkan oleh Gerbich dan Ely (1971), media secara garis besar adalah materi atau kejadian yang membangun kondisi yang membuat siswa mampu memperoleh pengetahuan, keterampilan dan sikap. Secara khusus media dalam proses belajar mengajar dapat diartikan sebagai alat grafis, photography atau elektronik untuk menangkap, memproses dan menyusun kembali informasi visual atau verbal (Arsyad, 2003: 3).”
10
pesan, dapat merangsang fikiran, perasaan, dan kemauan peserta didik sehingga dapat mendorong terciptanya proses belajar pada diri peserta didik.
Media visual yang penulis maksud di sini adalah media yang menampilkan gambar diam berupa Microsoft Power Point dan di tampilkan melalui LCD proyektor.
3. Pembelajaran IPA di MI
Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) berhubungan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsip-prinsip saja tetapi juga merupakan suatu proses penemuan. Pendidikan IPA diharapkan dapat menjadi wahana bagi peserta didik untuk mempelajari diri sendiri dan alam sekitar, serta prospek pengembangan lebih lanjut dalam menerapkannya di dalam kehidupan sehari-hari.
Di tingkat MI diharapkan ada penekanan pembelajaran Salingtemas (Sains, lingkungan, teknologi, dan masyarakat) yang diarahkan pada pengalaman belajar untuk merancang dan membuat suatu karya melalui penerapan konsep IPA dan kompetensi bekerja ilmiah secara bijaksana (Kemenag RI,2006: 108).
11
(KD) nya yaitu mengidentifikasi ciri-ciri dan kebutuhan makhluk hidup, Menggolongkan makhluk hidup secara sederhana dan Mendeskripsikan perubahan yang terjadi pada makhluk hidup dan hal-hal yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan anak (makanan, kesehatan, rekreasi, istirahat dan olah raga).
G. Metode Penelitian
1. Rancangan Penelitian
Siklus penelitian Tindakan ini, dikembangkan dari model penelitian Arikunto dkk., yaitu rangkaian empat kegiatan yang dilakukan dalam siklus berulang. Empat kegiatan utama yang ada pada setiap siklus, yaitu (a) Perencanaan, (b) Tindakan, (c) Pengamatan dan (d) Refleksi yang dapat digambarkan sebagai berikut : (Arikunto,dkk, 2007 :74)
12
Menurut Arikunto, dkk., apabila hasil refleksi siklus II masih terdapat permasalahan baru atau permasalahan lama belum terpecahkan, maka siklus tersebut dapat dilanjutkan dengan menambah satu siklus dan seterusnya sampai permasalahan yang ingin dipecahkan dapat terpenuhi (Arikunto dkk, 2007: 74).
2. Subyek dan Obyek Penelitian a. Subyek Penelitian
Subyek dalam penelitian tindakan kelas ini adalah siswa kelas III B MI Ma‟arif Mangunsari Salatiga dengan jumlah keseluruhan 33 siswa yaitu 18 siswa perempuan dan 15 siswa laki-laki.
Kolaborator adalah orang yang bekerjasama dalam pelaksanaan penelitian ini. Adapun kolaboratornya adalah guru pengampu Mata Pelajaran IPA Kelas III B yaitu Bapak Fathul Ghufron, S.Pd.I.
b. Obyek Penelitian
Adapun yang menjadi obyek penelitian ini adalah :
1) Aktivitas belajar siswa dalam mengikuti kegiatan pembelajaran IPA pada Materi Makhluk Hidup dan Proses Kehidupan melalui penggunaan media visual.
13
3) Prestasi belajar siswa setelah dilakukan kegiatan pembelajaran IPA Materi Makhluk Hidup dan Proses Kehidupan melalui penggunaan media visual.
3. Langkah-langkah Penelitian
Penelitian tindakan kelas yang direncanakan dalam penelitian ini adalah penggunaan media visual yang dilaksanakan dalam tiga siklus, dengan tiap siklus terdiri atas 4 tahap yaitu : planning (rencana), action (tindakan), observation (pengamatan), reflection (refleksi).
Langkah-langkah yang dilakukan untuk tiap siklus pembelajaran dalam prosedur penelitian tindakan kelas ini adalah :
a. Tahap Perencanaan
1) Mengumpulkan data yang diperlukan melalui teknik observasi, wawancara dan pencatatan arsip.
2) Observasi awal kelas yang akan diteliti, sehingga peneliti dapat menemukan atau mengetahui permasalahan yang dihadapi guru di kelas, seperti prestasi belajar siswa maupun motivasi belajar siswa. Setelah mengetahui permasalahan yang timbul, maka peneliti dapat merencanakan suatu tindakan yang akan dilakukan dalam penelitian.
3) Merencanakan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan menggunakan media visual.
14
5) Menyusun daftar pertanyaan untuk tanya jawab.
6) Mempersiapkan lembar observasi untuk mengetahui kondisi siswa dalam proses pembelajaran.
7) Pembuatan kisi-kisi dan pembuatan instrumen tes tiap akhir siklus sebagai alat evaluasi pelaksanaan pembelajaran.
8) Pembuatan instrumen lembar aktivitas belajar siswa selama proses pembelajaran.
b. Tindakan
Tahap tindakan adalah diskripsi tindakan yang akan dilakukan, skenario kerja dan prosedur tindakan meliputi :
1) Menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) sebagai acuan pelaksanaan proses pembelajaran. Rencana pembelajaran pada pertemuan kedua dan seterusnya disusun berdasar hasil analisis terhadap penggunaan media visual sebagaimana yang digunakan peneliti meliputi pendahuluan, inti (Eksplorasi, Elaborasi dan Konfirmasi) dan penutup.
2) Membentuk kelompok yang anggotanya 6-7 orang atau lebih (setiap kelompok diberi tugas materi yang akan diringkas) 3) Menyajikan materi pelajaran.
15 5) Memberi materi diskusi.
6) Mengorganisasi diskusi kelompok, guru mengarahkan. 7) Mempresentasikan hasil diskusi.
8) Memberikan bimbingan.
9) Memberi kesempatan siswa untuk memberikan tanggapan. 10)Memberikan penguatan dan kesimpulan.
11)Melakukan pengamatan. c. Pengamatan
Pada tahap pengamatan ini guru melakukan pengamatan terhadap siswa, Dalam tahap ini observer berperan mengumpulkan data berupa aktivitas siswa selama proses pembelajaran berlangsung dengan lembar pengamatan/observasi. Kegiatan ini dapat dilakukan bersama-sama guru sebagai mitra peneliti. Data yang terkumpul akan dianalisis berikut dengan menilai hasil observasi menggunakan format lembar observasi.
d. Refleksi
Data yang diperoleh dari tindakan dikumpulkan selanjutnya dianalisis dan kemudian diadakan refleksi terhadap hasil analisis yang diperoleh sehingga dapat diketahui apakah terjadi peningkatan hasil belajar setelah diadakan tindakan. Dengan melakukan beberapa hal :
16
2) Melakukan pertemuan untuk membahas evaluasi tentang skenario, LKS, diskusi dan lain-lain.
3) Memperbaiki pelaksanaan tindakan sesuai hasil evaluasi yang dituangkan pada rencana tindakan pada siklus berikutnya.
4) Evaluasi tindakan, meliputi : interpretasi hasil analisis data, pengambilan keputusan terhadap jawaban permasalahan dan lain-lain.
4. Metode Pengumpulan Data
Untuk teknik pengumpulan data yang dilakukan peneliti adalah sebagai berikut :
a. Observasi
Menurut Arikunto dkk, observasi adalah kegiatan pengamatan atau pengalihan data untuk memotret seberapa jauh efek tindakan telah mencapai sasaran (Arikunto,2007: 32). Pengamatan penelitian ini dengan cara mengamati dan mencatat kegiatan yang dilakukan oleh siswa saat proses pembelajaran.
b. Tes
17
yang telah diberikan oleh guru kepada siswa-siswanya dalam jangka waktu tertentu (Purwanto,2001: 33).
c. Dokumentasi
Metode dokumentasi adalah metode yang digunakan untuk mencari data mengenai benda-benda tertulis berupa catatan, transkip, buku, surat kabar, majalah, agenda dan sebagainya (Arikunto, 2006 : 150).
d. Interview
Interview dapat dipandang sebagai metode pengumpulan data dan dengan tanya jawab sepihak yang dikerjakan dengan sistematis dan berlandasan pada tujuan penyelidikan (Moleong, 2005: 193).
18 5. Instrumen Penelitian
a. Observasi
Dalam kegiatan ini yang diobservasi secara langsung meliputi observasi aktivitas kegiatan peserta didik, observasi kegiatan guru dalam pengelolaan kelas, dan bagaimana proses belajar mengajar yang berkaitan dengan upaya dari guru IPA dalam meningkatkan kualitas proses pembelajaran yakni hasil belajar melalui penggunaan media visual untuk membuat kesimpulan pelaksanaan pembelajaran pada siklus tersebut yang akan direfleksikan pada siklus berikutnya.
Observasi dilakukan pada saat proses kegiatan itu berlangsung. Aspek-aspek tingkah laku yang akan diobservasi ditetapkan terlebih dahulu dan dibuat pedomannya agar memudahkan dalam pengisian observasi. Pengisian dalam lembar observasi dapat berupa cek list (V) pada kolom jawaban hasil observasi. Observasi yang digunakan dalam penelitian ini yaitu observasi kegiatan peneliti dalam pembelajaran dan observasi kegiatan siswa dalam mengikuti pembelajaran.
b. Tes
19
antara siklus pertama dengan siklus kedua. Bentuk tes yang diberikan berupa tes obyektif pilihan ganda dengan 4 option (a, b, c, atau d) dan tes isian (completion test) serta tes essay.
c. Dokumentasi
Dalam penelitian ini data yang diambil dari dokumentasi adalah data tentang madrasah secara keseluruhan. Metode ini mencakup data tentang rencana pembelajaran di kelas. Dokumentasi ini berupa program satuan pembelajaran. Selain itu, dokumentasi berupa LKS, Laporan Hasil Belajar (Raport), transkrip hasil prestasi siswa dan hasil kerja siswa (portofolio) dalam pembelajaran IPA. d. Wawancara
Wawancara yang peneliti gunakan ialah wawancara terstruktur yang dilakukan kepada guru kelas III B MI Ma‟arif Mangunsari Salatiga yaitu Bapak Fathul Ghufron, S.Pd.I untuk mengetahui sejauh mana kondisi siswa, dan kesulitan-kesulitan yang dialami siswa berkaitan dengan materi Mahluk Hidup dan Proses Kehidupan.
20 6. Metode Analisis Data
Analisis data merupakan usaha untuk memilih, membuang, menggolongkan, menyusun ke dalam kategorisasi, mengklasifikasikan data untuk mendukung tujuan penelitian.
Menurut Arikunto, dalam pelaksanaan tindakan kelas ada dua jenis data yang digunakan yaitu (Arikunto, 2007: 131):
a. Data Kuantitatif (Nilai Aktivitas Belajar dan Hasil Belajar Siswa) yang dapat dianalisis secara deskriptif dengan menggunakan analisa statistika deskriptif.
b. Data Kualitatif yaitu data yang berupa informasi dalam bentuk narasi yang memberikan sebuah gambaran ekspresi siswa terhadap peningkatan pemahaman suatu mata pelajaran (kognitif), pandangan atau sikap siswa terhadap metode belajar yang baru (afektif), aktivitas siswa mengikuti pelajaran, perhatian, antusias dalam belajar dan sejenisnya, dapat dianalisis secara kualitatif.
a. Teknik Analisis Data Kuantitatif
21
nilai yang harus dihitung yaitu nilai rata-rata kelas dan nilai ketuntasan belajar individu. Berikut ini adalah cara menghitungnya : 1) Menghitung nilai rata-rata kelas
𝑥 = 𝑥 𝑁 Keterangan :
𝑥= nilai rata-rata
𝑥= jumlah semua nilai siswa 𝑁= jumlah siswa (Aqib, 2011: 40) 2) Menghitung ketuntasan belajar klasikal.
Keterangan :
% = persentase ketuntasan klasikal ft = frekuensi siswa tuntas KKM
∑f = jumlah frekuensi seluruhnya (Aqib, 2011: 41)
Apabila tingkat ketuntasan ≥ 75% (Djamarah, 2010: 108), maka ketuntasan belajar klasikal tercapai. Hal ini dikarenakan kondisi sekolah yang memenuhi untuk mencapai ketuntasan tersebut.
b. Teknik Analisis Data Kualitatif
22
dengan penggunaan media visual. Data kualitatif dipaparkan dalam kalimat yang dipisahkan menurut kategori untuk memperoleh kesimpulan.
Data hasil pengamatan pengelolaan pembelajaran guru dan aktivitas siswa dianalisis dengan menggunakan rating scale. Sugiyono (2010: 141) mendeskripsikan bahwa rating scale merupakan data mentah yang diperoleh berupa angka kemudian ditafsirkan dalam pengertian kualitatif. Oleh karena itu, rating scale lebih fleksibel, tidak terbatas untuk pengukuran sikap saja tetapi untuk mengukur fenomena lain seperti halnya proses kegiatan, kelembagaan, pengetahuan, kemampuan dan lain-lain.
Yang terpenting dalam penyusunan instrumen rating scale yaitu dapat menjelaskan setiap angka yang diberikan pada alternatif jawaban pada setiap item instrumen. Penelitian ini menggunakan rating scale seperti yang dicontohkan Sugiyono (2010: 141), hanya saja yang berbeda di sini adalah kategori pemberian skor (kata kuantitatifnya).
23
Tabel 1.1 Pedoman Penskoran Pengelolaan Pembelajaran Guru
Skor Kriteria Penilaian
4 Pengelolaan pembelajaran guru sangat baik 3 Pengelolaan pembelajaran guru baik
2 Pengelolaan pembelajaran guru cukup baik 1 Pengelolaan pembelajaran guru kurang baik
(Sugiyono, 2010: 141) Setelah direkapitulasi, skor tersebut dihitung dan dirata-rata dengan rumus :
Persentase = Skor yang diperoleh
Skor maksimal x 100%
Hasil perhitungan kemudian dikonsultasikan dalam kriteria skor pengelolaan pembelajaran IPA oleh peneliti sebagai berikut :
Tabel 1.2 Kriteria Hasil Analisis Aktivitas Guru Tingkat Keberhasilan (%) Arti
85 – 100 % Sangat Baik (SB)
65 – 84 % Baik (B)
55 – 64 % Cukup (C)
0 – 54 % Kurang (K)
24
Tabel 1.3 Pedoman Penskoran Aktivitas Belajar Siswa
Skor Kriteria Penilaian
4 Aktivitas belajar siswa sangat baik 3 Aktivitas belajar siswa baik
2 Aktivitas belajar siswa cukup baik 1 Aktivitas belajar siswa kurang baik
(Sugiyono, 2010: 141) Setelah direkapitulasi, skor tersebut dihitung dan dirata-rata dengan rumus :
Persentase = Skor yang diperoleh
Skor maksimal
x 100%
Hasil perhitungan kemudian dikonsultasikan dalam kriteria skor pengelolaan pembelajaran IPA oleh peneliti sebagai berikut :
Tabel 1.4 Kriteria Hasil Analisis Aktivitas Belajar Siswa Tingkat Keberhasilan (%) Arti
85 – 100 % Sangat Baik (SB)
Sistematika penulisan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Bagian Awal
Pada Bagian Ini Memuat : Bagian Awal Berisi Halaman Sampul, Lembar Logo, Halaman Judul, Lembar Persetujuan Pembimbing, Lembar Persetujuan Pengesahan, Pernyataan Keaslian Tulisan, Abstrak, Kata Pengantar, Daftar Isi, Daftar Tabel, dan Daftar Lampiran.
25
Bab I yakni Pendahuluan. Yang meliputi Latar Belakang Masalah, Rumusan Masalah, Tujuan Penelitian, Hipotesis Tindakan dan Indikator Keberhasilan, Kegunaan Penelitian, Definisi Operasional, Metode Penelitian dan Sistematika Penulisan.
Bab II yakni Kajian Pustaka Meliputi Media Visual, Prestasi Belajar dan Pembelajaran IPA di MI. Sub pertama Meliputi Pengertian Media, Kriteria Pemilihan Media, Pengertian Media Visual, Jenis-jenis Media Visual, Teknik-teknik menggunakan Media Visual, Fungsi dan Keunggulan Media Visual, Sub kedua Hakikat Prestasi Belajar, Hakikat yang mempengaruhi Prestasi Belajar, Pengukuran Peningkatan Prestasi Belajar. Sub ketiga Pembelajaran IPA di MI, Pengertian Pembelajaran IPA, Tujuan Pembelajaran IPA, Fungsi Pembelajaran IPA, Ruang Lingkup Pembelajaran IPA.
Bab III yakni Pelaksanaan Penelitian mengenai Data Peningkatan Prestasi Belajar Mata Pelajaran IPA Materi Makhluk Hidup dan Proses Kehidupan Melalui Penggunaan Media Visual Pada Siswa Kelas III B MI
Ma‟arif Mangunsari Salatiga Tahun Pelajaran 2015/2016. Meliputi
Laporan Situasi Umum MI Ma‟arif Mangunsari Salatiga dan Laporan
Kegiatan Per siklus; Deskripsi Pelaksanaan Pra siklus, Deskripsi pelaksanaan siklus I, Deskripsi Pelaksanaan Siklus II, dan Deskripsi pelaksanaan siklus III.
26
Makhluk Hidup dan Proses Kehidupan Melalui Penggunaan Media Visual Pada Siswa Kelas III B MI Ma‟arif Mangunsari Salatiga Tahun Pelajaran
2015/2016. Meliputi Analisis Kegiatan Persiklus, Analisis hasil Pra siklus, Analisis Hasil siklus I, Analisis Hasil Siklus II, dan Analisis Hasil siklus III serta Pembahasan.
Bab V yakni Penutup. Meliputi Kesimpulan, dan Saran-saran. 3. Bagian Akhir
27 BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Media Visual
1. Pengertian Media
Media merupakan salah satu sarana untuk meningkatkan kegiatan proses belajar mengajar. Karena beraneka ragamnya media, maka masing-masing media memiliki karakteristik yang berbeda pula. Untuk itu dibutuhkan pemilihan yang tepat dan cermat dalam memilih media agar dapat digunakan secara tepat guna (Usman dan Asnawir, 2002:11).
Secara harfiah media berarti perantara, pengantar, atau wahana, penyalur pesan, informasi belajar (Mukhtar, 2003:103).
Media adalah sesuatu yang bersifat menyalurkan pesan dan dapat merangsang pikiran, perasaan, dan kemauan audien (siswa) untuk belajar lebih baik dan dapat meningkatkan performan mereka sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai.
2. Kriteria Pemilihan Media
Media adalah satu sarana untuk meningkatkan proses belajar mengajar. Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam memilih media, antara lain :
a. Media yang dipilih hendaknya selaras dan dapat menunjang pembelajaran yang telah dicapai.
28
c. Kondisi audien (siswa) dari segi subjek belajar. d. Ketersediaan media di sekolah.
e. Media yang dipilih harus bisa menjelaskan apa yang akan disampaikan dan penggunaanya tepat.
f. Biaya yang dikeluarkan harus seimbang dengan hasil yang akan dicapai (Usman dan Asnawir, 2002:16).
3. Pengertian Media Visual
Pengajarkan akan lebih efektif apabila objek dan kejadian yang menjadi bahan pengajaran dapat divisualisasikan secara realistik menyerupai keadaan yang sebenarnya. Studi mengenai penggunaan pesan visual berhubungan dengan hasil belajar menunjukan bahwa pesan-pesan visual yang moderat (berada dalam rentangan abstrak dan realistik) memberikan pengaruh tinggi terhadap prestasi belajar siswa (Sudjana dan Rivai, 2009:9).
Media visual adalah media yang hanya mengandalkan indra penglihatan. Media visual ini ada yang menampilkan gambar diam seperti film strip (film rangkai), slides (film bingkai) foto, gambar lukisan dan cetakan. Ada pula media visual yang menampilkan gambar atau simbol yang bergerak seperti film diksi, dan film kartun (Djamarah, 2006:124).
29
visual dengan menggunakan Microsoft Power Point. Microsoft Power Point adalah sebuah software yang dibuat dan dikembangkan oleh perusahaan microsoft, dan merupakan program berbasis multimedia. Pada prinsipnya program ini terdiri dari dari beberapa unsur rupa dan pengontrolan operasionalnya. Unsur rupa terdiri dari slide, teks, gambar dan bidang-bidang warna yang dapat dikombinasikan dengan latar belakang yang telah tersedia (Daryanto, 2010:163).
Kelebihan microsoft power point, antara lain :
a. Penyajiannya menarik karena terdapat permainan warna, huruf, dan animasi.
b. Lebih merangsang anak untuk mengetahui lebih jauh informasi mengenai bahan ajar yang disajikan.
c. Pesan visualnya lebih mudah dipahami.
d. Dapat diperbanyak sesuai denagn kebutuhan, bisa dipakai berulang-ulang.
e. Dapat disimpan melalui (cd, disket, flasdisk), sehingga mudah untuk dibawa kemana-mana (Daryanto, 2010:164).
4. Fungsi dan Kelebihan Media Visual
Menurut Levie dan Lents (1982) dalam Azhar Arsyad fungsi media visual ada empat yaitu :
30
menyertai teks materi pelajaran. Sering kali siswa diawal pelajaran tidak tertarik pada materi pelajaran yang disajikan oleh guru, sehingga mereka tidak memperhatikan. Dengan media gambar yang diproyeksikan melalui overhead projector dapat mengarahkan mereka pada mata pelajaran sehingga kemungkinan untuk mengingat isi pelajaran semakin besar.
b. Fungsi Afektif media visual dapat terlihat dari tingkat kenikmatan siswa ketika belajar atau membaca teks yang bergambar.
c. Fungsi kognitif media visual terlihat dari temuan-temuan penelitian yang mengungkapkan bahwa lambang visual atau gambar memperlancar pencapaian tujuan untuk memahami dan mengingat informasi atau pesan yang terkandung dalam gambar.
d. Fungsi kompensatoris media visual yang memberikan konteks untuk memahami teks yang lemah membaca untuk mengorganisasikan informasi dalam teks dan bisa mengingatnya kembali (Arsyad, 2010: 17).
31
5. Teknik-teknik Menggunakan Media Visual
Dalam menerima pesan visual memerlukan keterampilan, oleh karena itu seseorang tidak akan mampu memahaminya dengan sendirinya. Oleh karena itu siswa perlu bimbingan untuk memahami pesan-pesan visual.
Ada beberapa teknik untuk memahami pesan-pesan visual, yaitu : a. Fase differensiasi yaitu awalnya siswa mengamati, mengidentifikasi
dan menganalisis terlebih dahulu unsur-unsur suatu unit pengajaran dalam bentuk pesan-pesan visual.
b. Fase integrasi yaitu para pengamat (siswa) menempatkan unsur-unsur visual dengan serempak, kemudian menghubung-hubungkan semua pesan visual dengan pengalaman-pengalamannya, kemudian menyimpulkan gambaran dari media visual untuk menciptakan konseptualisasi baru dari apa yang telah dipelajari sebelumnya (Sudjana dan Rivai, 2009:11).
6. Jenis-jenis Media Visual
a. Gambar representasi seperti gambar, lukisan atau foto yang menunjukkan tampaknya suatu benda.
b. Diagram yang melukiskan hubungan-hubungan konsep, organisasi dan struktur isi materi.
32
d. Grafik seperti tabel, grafik dan chart (bagan) yang menyajikan gambaran atau kecenderungan data hubungan seperangkat gambar atau angka-angka (Arsyad, 2010:91-92)
7. Prinsip Umum Penggunaan Efektif Media Berbasis Visual
Ada beberapa prinsip umum yang perlu diketahui untuk penggunaan efektif media berbasis visual sebagai berikut :
a. Usahakan visual itu sederhana mungkin dengan menggunakan gambar garis, karton, bagan, dan diagram. Gambar realistis harus digunakan secara hati-hati karena gambar yang amat rinci dengan realisme sulit diproses dan dipelajari bahkan sering kali mengganggu perhatian siswa untuk mengamati apa yang harusnya diamati.
b. Visual digunakan untuk menekankan informasi sasaran (yang terdapat teks) sehingga pembelajaran dapat terlaksana dengan baik.
c. Gunakan grafik untuk menggambarkan ikhtisar keseluruhan materi sebelum menyajikan unit demi unit pelajaran untuk digukan oleh siswa mengorganisasikan informasi.
33
terkandung dalam visual itu. Jika perlu, siswa diarahkan kepada informasi penting secara rinci.
e. Gunakan gambar untuk melukiskan perbedaan konsep-konsep, misalnya dengan menampilkan konsep-konsep yang divisualkan itu secara berdampingan.
f. Hindari visual yang tak berimbang.
g. Tekankan kejelasan dan ketepatan dalam semua visual.
h. Visual yang diproyeksikan harus dapat terbaca dan mudah dibaca. i. Visual, khususnya diagram, amat membantu untuk mempelajari
materi yang agak kompleks.
j. Visual yang dimaksudkan untuk mengkomunikasikan gagasan khusus akan efektif apabila (1) jumlah objek dalam visual yang akan ditafsirkan dengan benar dijaga agar terbatas, (2) jumlah aksi terpisah yang penting yang pesan-pesannya harus ditafsirkan dengan benar sebaiknya terbatas, dan (3) semua objek dan aksi yang dimaksudkan dilukiskan secara realistik sehingga tidak terjadi penafsiran ganda. k. Unsur-unsur pesan dalam visual itu harus ditonjolkan dan dengan
mudah dibedakan dari unsur-unsur latar belakang untuk mempermudah pengolahan informasi.
34
menyatakan apa yang orang dalam gambar itu sedang kerjakan, pikirkan.
m. Warna harus digunakan secara realistik.
n. Warna dan pemberian bayangan digunakan untuk mengarahkan perhatian dan membedakan komponen-komponen (Arsyad, 2003:89-91).
B. Prestasi Belajar
1. Pengertian Prestasi Belajar
35
dalam Keadaan tidak mengetahui sesuatupun, dan Dia memberi kamu
pendengaran, penglihatan dan hati, agar kamu bersyukur”.(Q.S. An -Nahl :78)
Hasil belajar menurut Keller adalah prestasi aktual yang ditampilkan oleh anak dan dipengaruhi oleh besarnya usaha yang dilakukan oleh anak itu sendiri.
Seorang guru dituntut untuk dapat mengembangkan program pembelajaran yang optimal, sehingga terwujud proses pembelajaran yang efektif dan efisien. Belajar merupakan proses yang sangat penting dilakukan oleh siswa, karena tanpa adanya hasil belajar yang memadai mereka akan kesulitan dalam menghadapi berbagai tantangan dalam masyarakat (Ismail, 2008 :30).
FJ Mc Donald mengemukakan bahwa hasil belajar adalah “a
result learn to represent everything obtained by child after getting study
or experience which last learn”. Yang artinya hasil belajar merupakan
segala sesuatu yang diperoleh anak setelah ia mendapatkan pembelajaran atau pengalaman yang telah lalu (Donald,1959 :5).
36
Hasil penilaian memberikan informasi balik, baik siswa maupun guru. Informasi tersebut memberikan gambaran tentang keberhasilan dan kelemahan-kelemahan serta kesulitan yang dihadapi oleh siswa dan guru. Kelemahan dalam hasil belajar ditafsirkan sebagai kurang tercapainya tujuan pengajaran. Dengan kata lain, ada sejumlah tujuan yang mungkin tidak tercapai atau kurang mencapai target yang direncanakan sebelumnya (Hamalik, 2003: 234).
Hasil belajar tampak sebagai terjadinya perubahan tingkah laku pada dorongan siswa yang diamati dan diukur dalam bentuk perubahan pengetahuan sikap dan keterampilan. Perubahan tersebut dapat diartikan terjadinya peningkatan dan pengembangan yang lebih baik dibanding dengan sebelumnya. Hasil belajar ini dapat dilakukan dengan mengamati terjadinya perubahan tingkah laku tersebut setelah dilakukan penilaian. Hampir semua ahli telah mencoba merumuskan dan membuat penafsirannya tentang “belajar”. Sering kali perumusan dan tafsiran itu berbeda satu sama lain. Dalam uraian ini penulis akan memperkenalkan beberapa perumusan belajar guna melengkapi dan memperluas pandangan tentang mengajar.
37
Jadi, hasil belajar tidak hanya mendengarkan dan memperhatikan guru yang sedang memberikan pelajaran di dalam kelas atau siswa membaca buku, tetapi merupakan suatu proses untuk mencapai tujuan.
Berikut ini beberapa definisi tentang hasil belajar, antara lain : a. Menurut Mulyono Abdurrahman
Hasil belajar adalah kemampuan yang diperoleh anak setelah melalui kegiatan belajar (Abdurrahman, 1999: 37).
b. Menurut Sardiman AM, suatu hasil belajar itu meliputi : 1) Keilmuan dan pengetahuan, konsep atau fakta (kognitif) 2) Personal, kepribadian atau sikap (afektif)
3) Kelakuan, ketrampilan atau penampilan, psikomotoik (Sardiman, 2001:28-29).
c. Merujuk pemikiran Gagne, hasil belajar berupa (Suprijono, 2009:5-6) :
1) Informasi Verbal yaitu kapabilitas mengungkapkan pengetahuan dalam bentuk bahasa, baik lisan maupun tertulis seperti kemampuan merespons secara spesifik terhadap rangsangan. 2) Keterampilan Intelektual yaitu kemampuan mempresentasikan
konsep dan lambang.
38
4) Keterampilan motorik yaitu kemampuan melakukan serangkaian gerak jasmani dalam urusan dan koordinasi.
5) Sikap yaitu kemampuan menerima atau menolak objek berdasarkan penilaian terhadap objek tersebut.
Hasil belajar merupakan hasil dari suatu interaksi tindak belajar dan tindak mengajar (Dimyati dan Mujiono,2006: 3).Bagi guru, tindak mengajar diakhiri dengan proses evaluasi hasil belajar. Bagi peserta didik, hasil belajar merupakan puncak proses belajar.
Jadi, hasil belajar merupakan perubahan tingkah laku secara keseluruhan yang telah dimiliki oleh seseorang. Perubahan tingkah laku tersebut menyangkut perubahan tingkah laku kognitif, afektif dan psikomotorik (Sukmadinata, 2004:179). Hasil belajar bukan hanya berupa penguasaan pengetahuan, tetapi juga kecakapan dan keterampilan melihat, menganalisis, memecahkan masalah, membuat rencana dan mengadakan pembagian kerja, dengan demikian aktivitas dan produk yang dihasilkan dari aktivitas belajar ini mendapatkan penilaian. Penilaian tidak hanya dilakukan secara tertulis, tetapi juga secara lisan dan penilaian perbuatan.
2. Aspek-aspek Hasil Belajar
39
pendidikan, baik tujuan kurikuler maupun tujuan instruksional, menggunakan klasifikasi hasil belajar dari Benyamin Bloom yang secara garis besar membaginya menjadi 3 ranah, yakni ranah kognitif, afektif dan psikomotorik (Sukmadinata, 2004 :179).
a. Ranah Kognitif berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang terdiri dari enam aspek, yakni pengetahuan atau ingatan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis, dan evaluasi.
b. Ranah Afektif berkenaan dengan sikap dan nilai yang terdiri dari lima aspek, yakni penerimaan, jawaban atau reaksi, penerimaan, dan organisasi.
c. Ranah Psikomotorik berkenaan dengan hasil belajar ketrampilan dan kemampuan bertindak individu yang terdiri dari lima aspek, yakni gerakan refleks, ketrampilan gerakan dasar, kemampuan perceptual, keharmonisan atau ketepatan, gerakan ketrampilan kompleks dan gerakan ekspresif dan interpretatif.
Jadi ketiga hasil belajar yang telah dijelaskan diatas penting diketahui oleh guru dalam rangka merumuskan tujuan pengajaran dan menyusun alat-alat penilaian, baik tes maupun bukan tes.
3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar
40
a. Faktor Internal (faktor dari dalam) meliputi :
1) Faktor Jasmaniah (fisiologi) meliputi : faktor kesehatan, dan cacat tubuh.
2) Faktor psikologis yang meliputi : inteligensi, perhatian, minat, bakat, motif, kesiapan, kematangan,
3) Faktor kelelahan (Slameto, 1995 : 54).
b. Faktor Eksternal (faktor dari dalam) yang meliputi :
1) Faktor keluarga, meliputi cara orang tua mendidik, keadaan ekonomi keluarga, latar belakang kebudayaan, pengertian orang tua, suasana rumah,
2) Faktor sekolah, yang meliputi : metode mengajar, kurikulum, relasi guru dengan siswa, relasi siswa dengan siswa, disiplin sekolah, waktu sekolah, metode belajar, tugas rumah.
3) Faktor masyarakat, yang terdiri dari : kegiatan siswa dalam masyarakat, mass media, teman bergaul, bentuk kehidupan masyarakat (Slameto, 1995 :54).
Selain faktor-faktor diatas, Ada banyak faktor yang mempengaruhi dalam belajar dan dapat digolongkan menjadi tiga macam, yaitu (Sumanto, 2006:113).
1) Faktor-Faktor Stimuli Belajar
41
mencakup materiil, penegasan, serta suasana lingkungan eksternal yang harus diterima atau dipelajari oleh si pelajar.
2) Faktor-faktor Metode Belajar
Metode pembelajaran adalah suatu cara atau jalan yang ditempuh yang sesuai dengan tujuan pembelajaran yang efektif dan efisien sesuai yang diharapkan.
Dalam kegiatan belajar mengajar, metode diperlukan oleh guru dan penggunaannya bervariasi sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai setelah pengajaran berakhir. Seorang guru tidak akan dapat melaksanakan tugasnya apabila dia tidak menguasai satupun metode mengajar, Sehingga metode yang digunakan seorang guru dapat mempengaruhi proses belajar dari peserta didik. Misalnya peta konsep, digunakan oleh guru dalam menyampaikan materi pokok tentang tumbuhan atau klasifikasi hewan. Karena dengan peta konsep ini peserta didik akan lebih mudah mempelajarinya dan dengan peta konsep yang dibuat oleh peserta didik tentunya daya ingat peserta didik terhadap materi tersebut akan, lebih baik.
3) Faktor-faktor Individual
42
Secara fundamental Dollar and Miller menegaskan bahwa adanya keefektifan perilaku belajar itu dipengaruhi oleh empat hal yaitu (Makmun, 2002:164).
(a) Adanya motivasi (drives), siswa harus menghendaki sesuatu (the learner must want something).
(b) Adanya perhatian dan mengetahui sasaran (eve), siswa harus memperhatikan sesuatu (the learner must notice something). (c) Adanya usaha (response), siswa harus melakukan sesuatu
(the learner must do something).
(d) Adanya evaluasi dan pemantapan hasil (reinforcement) siswa harus memperoleh sesuatu (the learner must get something). Dalam pengajaran guru harus memperhatikan dan mempertimbangkan tahapan-tahapan dalam mengajar, karena dalam tahap ini berlangsung interaksi antara guru dan siswa, siswa dengan siswa dan siswa secara individual (Hasibuan dan Mujiono, 2000: 40). Sehingga dapat diketahui bahwa proses pengajaran benar-benar diperhatikan oleh guru karena dapat mempengaruhi belajar dari peserta didik, seperti contoh yaitu aspek pengelolaan dan pengendalian kelas, penyampaian materi, memahami psikologi peserta didik, menganalisis kesulitan belajar dan evaluasi hasil keseluruhan.
43
terutama kemampuan yang dimilikinya, faktor kemampuan siswa besar sekali pengaruhnya terhadap hasil belajar yang dicapai. Seperti dikemukakan oleh Clark bahwa hasil belajar seorang di sekolah 70% dipengaruhi oleh kemampuan siswa dan 30% dipengaruhi oleh lingkungan (Sudjana, 2008:39).
Faktor yang mempengaruhi proses dan hasil belajar digambarkan (Purwanto, 2007:106).Faktor yang mempengaruhi proses belajar dapat dilihat dalam bagan 2.1 sebagai berikut :
Bagan 2.1 Faktor yang Mempengaruhi Proses Belajar
Bagan di atas menunjukkan bahwa masukan mentah (raw in put) merupakan bahan baku yang perlu diolah, dalam hal ini di beri pengalaman belajar tertentu dalam proses belajar mengajar (teaching learning proses). Di dalam proses belajar mengajar turut berpengaruh pula sejumlah faktor yang sengaja dirancang dan dimanipulasikan (instrumental input) guna mengundang tercapainya out put yang dikehendaki. Berbagai faktor tersebut berinteraksi satu sama lain dalam menghasilkan keluaran tertentu.
Instrumal Input
Teaching-Learning Out Put Raw Input
44 C. Pelajaran IPA di MI
Dalam memahami bagaimana pembelajaran IPA yang diharapkan terjadi di lingkungan sekolah, maka sebelum melaksanakan kegiatan pembelajaran di MI maka guru harus mengerti lebih dahulu pembelajaran IPA dalam pandangan paradigma absolutisme dan paradigma konstruktivisme, sebab yang akan mewarnai disetiap pelaksanaan pembelajaran IPA di sekolah adalah dari kedua paradigma (absolutivisme dan konstruktivisme) tersebut. Oleh sebab itu, dalam melaksanakan kegiatan belajar terutama pada materi IPA diharapkan dapat mengacu pada salah satu paradigma tersebut.
1. Pelajaran IPA dalam Paradigma Absolutisme
Dalam paradigma absolutisme mengajar didefinisikan sebagai proses perubahan tingkah laku siswa dari tidak tahu menjadi tahu, dari yang salah menjadi benar (Djumhana, 2009:2). Untuk mencapai tingkah laku yang benar itu, kepada siswa diberikan sejumlah bahan/materi IPA yang harus dipelajari. Materi itu juga dipilih oleh para ahli. Sebagai konsekuensi dari pemikiran ini, maka diperlukan proses alih pengetahuan dari para ahli ke siswa. Proses alih pengetahuan di sekolah terjadi pada setiap kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan oleh guru.
45
kepada siswa. Akibatnya siswa menjadi pasif, siswa cukup duduk manis, mendengarkan dan mencatat.
Selanjutnya siswa mengulangi kembali secara terus menerus hingga saat ulangan atau ujian tiba. Pada saat itu siswa menunjukkan seberapa banyak pengetahuan yang dikuasai.
2. Pelajaran IPA dalam Paradigma Konstruktivisme
Dalam paradigma konstruktivisme, belajar dipahami sebagai proses aktif siswa untuk mengkontruksi pengetahuan dengan cara membuat hubungan atau keterkaitan antara pengetahuan yang telah dimiliki dengan pengetahuan yang sedang dipelajari melalui interaksi dengan yang lain (Djumhana, 2009:43).
Menurut konstruktivisme, keberhasilan belajar bergantung bukan hanya pada lingkungan atau kondisi belajar, tetapi juga pada pengetahuan awal siswa. Belajar melibatkan pembentukan “makna” dari apa yang
mereka lakukan lihat dan dengar. Seperti dikemukakan oleh Fensham seperti dikutip Nono Sutarno dkk. Menyatakan bahwa:
A constructivist view of learning with its fundamental prociple that people construct their own meaning for experienced and for anything told them. Then constructed meaning depends on the person’s exixting knowledge. And since it is inevitable that people had different experienced and have heard or read different thing (Sutarno, 2008:8).
46
Pengertian belajar sebagaimana dalam pandangan konstruktivisme paling tidak mengandung tiga hal. Pertama adalah proses aktif untuk mengkontruksi pengetahuan. Kedua adalah membuat hubungan atau keterkaitan antara pengetahuan yang telah dimiliki dengan pengetahuan yang telah dipelajari. Ketiga adalah interaksi siswa dengan yang lain. Adapun dalam pandangan konstruktivisme guru hanya berperan sebagai fasilisator, bukan pemberi pengetahuan yang telah dimiliki oleh guru, tetapi guru yang mengarahkan siswa dalam membangun pengetahuannya sendiri.
Dari pandangan tentang pembelajaran di atas, maka dalam pelaksanaan pembelajaran di sekolah sudah menjadi keharusan bagi seorang guru dalam mendasarkan pemilihan metode yang berbasis pada kedua pandangan di atas yang pada akhirnya dapat memberikan hasil belajar yang optimal.
3. Pelajaran IPA di MI
47
Proses pembelajarannya menekankan pada pemberian pengalaman langsung untuk mengembangkan kompetensi agar menjelajahi dan memahami alam sekitar secara ilmiah. Pendidikan IPA diarahkan untuk inkuiri dan berbuat sehingga dapat membantu peserta didik untuk memperoleh pemahaman yang lebih mendalam tentang alam sekitar.
IPA diperlukan dalam kehidupan sehari-hari untuk memenuhi kebutuhan manusia melalui pemecahan masalah-masalah yang dapat diidentifikasikan. Penerapan IPA perlu dilakukan secara bijaksana agar tidak berdampak buruk terhadap lingkungan.
Di tingkat MI diharapkan ada penekanan pembelajaran Salingtemas (Sains, lingkungan, teknologi, dan masyarakat) yang diarahkan pada pengalaman belajar untuk merancang dan membuat suatu karya melalui penerapan konsep IPA dan kompetensi bekerja ilmiah secara bijaksana (BSNP, 2006 : 161).
48 4. Tujuan IPA di MI
Mata Pelajaran IPA di MI bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut :
a. Memperoleh keyakinan terhadap kebesaran Tuhan Yang Maha Esa berdasarkan
b. Keberadaan, keindahan dan keteraturan alam ciptaan-Nya
c. Mengembangkan pengetahuan dan pemahaman konsep-konsep IPA yang bermanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari d. Mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positip dan kesadaran
tentang adanya hubungan yang saling mempengaruhi antara IPA, lingkungan, teknologi dan masyarakat
e. Mengembangkan keterampilan proses untuk menyelidiki alam sekitar, memecahkan masalah dan membuat keputusan
f. Meningkatkan kesadaran untuk berperan serta dalam memelihara, menjaga dan melestarikan lingkungan alam
g. Meningkatkan kesadaran untuk menghargai alam dan segala keteraturannya sebagai salah satu ciptaan Tuhan
h. Memperoleh bekal pengetahuan, konsep dan keterampilan IPA sebagai dasar untuk melanjutkan pendidikan ke SMP/MTs (BSNP, 2006:168).
5. Ruang Lingkup IPA di MI
49
a. Makhluk hidup dan proses kehidupan, yaitu manusia, hewan, tumbuhan dan interaksinya dengan lingkungan, serta kesehatan Benda/materi, sifat-sifat dan kegunaannya meliputi : cair, padat dan gas
b. Energi dan perubahannya meliputi : gaya, bunyi, panas, magnet, listrik, cahaya dan pesawat sederhana
c. Bumi dan alam semesta meliputi : tanah, bumi, tata surya, dan benda-benda langit lainnya.
6. SK dan KD IPA Kelas III
SK dan KD IPA Kelas III dapat dilihat dalam tabel sebagai berikut: Tabel 2.1 SK dan KD IPA Kelas III SD/MI Semester 1
STANDAR KOMPETENSI KOMPETENSI DASAR
Makhluk Hidup dan Proses Kehidupan
1. Memahami ciri-ciri dan kebutuhan makhluk hidup serta hal-hal yang mempengaruhi perubahan pada makhluk hidup
1.1Mengidentifikasi ciri-ciri dan kebutuhan makhluk Hidup 1.2Menggolongkan makhluk
hidup secara sederhana 1.3Mendeskripsikan perubahan
yang terjadi pada makhluk hidup dan hal-hal yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan anak (makanan, kesehatan, rekreasi, istirahat dan olah raga)
2. Memahami kondisi
lingkungan yang berpengaruh terhadap kesehatan, dan upaya menjaga kesehatan lingkungan
2.1Membedakan ciri-ciri lingkungan sehat dan lingkungan tidak sehat berdasarkan pengamatan. 2.2Mendeskripsikan kondisi
lingkungan yang berpengaruh terhadap kesehatan.
50 BAB III
PELAKSANAAN PENELITIAN
A. Gambaran Umum MI Ma’arif Mangunsari Salatiga 1. Sejarah Berdirinya MI Ma‟arif Mangunsari Salatiga
Madrasah Ibtidaiyah Ma‟arif Mangunsari merupakan sebuah
lembaga pendidikan yang berada di bawah naungan Lembaga Ma‟arif
Cabang Salatiga. Nama sekolah ini berasal dari bahasa Arab yang secara bahasa berarti sekolah dasar. Sebagaimana lembaga pendidikan Islam lainnya, MI Ma‟arif Mangunsari memberikan perhatian yang lebih
terhadap Pendidikan Agama Islam di samping mata pelajaran umum lainnya.
Latar belakang dari berdirinya MI Ma‟arif Mangunsari adalah
adanya keinginan dan kebutuhan dari masyarakat Mangunsari dan sekitarnya akan adanya sekolah di lingkungan mereka. Pada saat itu, sekolah di daerah tersebut masih sangat sedikit jumlahnya. Melihat fenomena tersebut, beberapa tokoh agama yang mempunyai tanggung jawab dan merasa berkewajiban untuk mempersiapkan generasi muda yang berpengetahuan agama dan umum, berinisiatif untuk memprakarsai berdirinya sebuah lembaga pendidikan Islam. Harapan itu terealisasi dengan berdirinya MI Ma„arif Mangunsari pada tanggal 15 Januari 1969.
51
mempunyai bangunan sendiri. Kini, di usianya yang sudah sekitar 44 tahun, MI Ma‟arif Mangunsari telah berkembang menjadi salah satu
sekolah yang diminati oleh masyarakat di kota Salatiga.
Lembaga ini memandang pendidikan sebagai modal asasi bagi setiap orang dalam menjalani hidup sebagai khalifah fil ardli. Sebagian orang boleh beranggapan bahwa pendidikan bukanlah segala-galanya. Namun, perlu disadari bahwa segala sesuatu berasal dari pendidikan. 2. Visi, Misi dan Tujuan Madrasah
a. Visi Madrasah
Visi : Terwujudnya warga Madrasah yang Cerdas, Religius dan Berakhlakul karimah baik secara individual maupun sosial.
1) Cerdas Secara Intelektual dalam prestasi Akademik. 2) Cerdas Secara Emosional dalam berperilaku
3) Cerdas Secara Spiritual dalam motivasi dan aktivitas. 4) Berkarakter Kemandirian
5) Berkarakter Percaya diri, disiplin dan jujur 6) Berkarakter Peka dan Tangung jawab 7) Berkarakter Teliti dan Sabar
8) Sholeh Ritual : Dasar Tauhid kokoh berpola Ikhsan 9) Sholeh Ritual : Disiplin dalam beribadah
52
b. Misi Madrasah : Belajar Enjoy Sepanjang Hayat, Rincian Misi : 1) Menanamkan kesadaran prinsip hidup Belajar Sepanjang
Hayat.
2) Mengembangkan model pembelajaran yang ENJOY (Efektif, Nyaman, Jelas, Obyektif dan Islamy).
3) Memantik potensi dasar siswa secara Multi kecerdasan. 4) Menumbuhkan wawasan patriotisme kebangsaan.
5) Mengembangkan pola kehidupan yang menjunjung tinggi Nilai Islamiyah, Budaya Lokal yang baik serta nasionalisme. 6) Mengembangkan potensi masyarakat Peduli Pendidikan. 7) Mengembangkan tata lingkungan yang mendukung proses
pendidikan. c. Tujuan Madrasah
1) Tujuan Umum : Tujuan pendidikan dasar adalah meletakkan dasar kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut.
2) Tujuan Khusus MI Ma‟arif Mangunsari :
a) Menanamkan kesadaran prinsip hidup Belajar Sepanjang Hayat.
53
c) Mengembangkan potensi dasar peserta didik secara terpadu baik kecerdasannya, keagamaannya dan akhlakul karimahnya.
d) Menanamkan wawasan Nasionalisme religius patriotisme kebangsaan.
e) Mengembangkan pola kehidupan yang menjunjung tinggi Nilai Islamiyah, Budaya Lokal yang baik serta nasionalisme.
f) Mengembangkan potensi masyarakat Peduli Pendidikan. g) Mengembangkan tata lingkungan yang menunjang proses
pendidikan. 3. Data Personalia
54
Tabel 3.1 Data nama-nama guru MI Ma’arif Mangunsari
No. Nama Jenis Kelamin Pendidikan Terakhir
1 A. Sabiqul Umam, S.Ag L S1
MI Ma‟arif Mangunsari Salatiga merupakan salah satu sekolah
55
Tabel 3.2 Data Siswa di MI Ma’arif Mangunsari Salatiga
No Kelas Tahun Pelajaran
2014/2015 2015/2016
Jumlah Rombel Jumlah Rombel
1 I 69 2 71 3
5. Sarana Prasarana dan Fasilitas
56
buku pelajaran, pengetahuan umum, buku tentang keterampilan, agama, dan juga majalah.
Kantin terletak di dalam area sekolah dan menyediakan berbagai aneka makanan untuk para siswa. Terdapat ruang komputer yang memiliki 12 buah komputer yang dipakai untuk pembelajaran teknologi informatika. Peralatan olahraga yang dimiliki antara lain bola sepak, gawang futsal, net voly, matras dan alat olahraga lainnya. Fasilitas internet masih terbatas hanya untuk kalangan guru. Adanya fasilitas ini sangat membantu guru untuk mempersiapkan bahan untuk mengajar. Dengan demikian, guru diharapkan mampu menciptakan suasana kelas yang senantiasa bersemangat dan penuh antusias. Fasilitas antar jemput bertujuan untuk mengantar dan menjemput siswa yang rumahnya jauh dari sekolah dan siswa yang menginginkannya.
6. Kegiatan Pengembangan Diri
Pengembangan diri dalam bidang ekstrakurikuler meliputi kegiatan kepramukaan, kesehatan, seni, olahraga, keagamaan, dan lain-lain. MI Ma‟arif Mangunsari Salatiga sampai sejauh ini telah memberikan