PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR IPA
MATERI BENDA DAN SIFATNYA MELALUI
METODE EKSPERIMEN PADA SISWA KELAS III
DI MI
MA’ARIF
KUTOWINANGUN SALATIGA
TAHUN PELAJARAN 2015/2016
SKRIPSI
Diajukan untuk Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan Islam
Oleh :
ABIDU RAKHMAN TAMIM
NIM 115 11 071
JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN (FTIK)
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)
SALATIGA
i
PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR IPA
MATERI BENDA DAN SIFATNYA MELALUI
METODE EKSPERIMEN PADA SISWA KELAS III
DI MI MA’ARIF
KUTOWINANGUN SALATIGA
TAHUN PELAJARAN 2015/2016
SKRIPSI
Diajukan untuk Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan Islam
Oleh:
ABIDU RAKHMAN TAMIM
NIM 115 11 071
JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN (FTIK)
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)
SALATIGA
vi
MOTTO
ُُرِّيَغُياَمٍمْىَقِبٰىَّتَحاوُرِّيَغُياَمْمِهِسُفْنَأِب
َُل
َُّنِإَهَّللا
Sesungguhnya Allah tidak merubah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka merubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri.
(Q.S Ar –Ra’dayat 11)
“
When you want to give up, Remember why you started
”
Ketika kamu ingin menyerah, Ingatlah kenapa kamu memulainya.
Kita lebih banyak belajar dari kegagalan dari pada belajar dari keberhasilan, kita mengetahui apa yang harus kita lakukan setelah tahu apa yang belum kita
kerjakan. Karena kegagalan yang sebenarnya bukanlah saat kita terjatuh, melainkan ketika kita tidak mampu untuk bangkit.
vii
PERSEMBAHAN
Segala puji syukur selalu penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT, sholawat serta salam semoga selalu tercurahkan kepada junjungan kita Nabi Besar
Muhammad SAW. Skripsi ini penulis persembahkan untuk :
1. Kedua orang tua saya Bapak Abdul Salam Arif dan Ibu Tri Hurustiyati Setyowening. Orang-orang yang selalu menjadi penyemangat hidupku, Terima kasih atas do’a, kasih sayang dan segala pengorbanannya,
2. Kakak dan Adikku yangpaling aneh, Khoiru Rakhman Abidin, Fatkhur Rakhman Khabibi, dan Arafi’i Rakhman Hakim yang selalu memberiku semangat,
3. Calon Mertua dan Calon Istri, yang selalu sabar memberikan motivasi serta dorongan,
4. Seluruh keluarga besarku,
5. Sahabatku baik yang dari bangku SMA maupun di bangku kuliah, serta keluarga besar PGMI B,
6. Ibu Lilik Sriyanti yang senantiasa memberikan semangat serta masukannya untuk menyeleseikan tugas akhir ini,
viii
KATA PENGANTAR
ميح رلا نمح رل ا الله مسب
Assalamu’alaikum wr.wb
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat, nikmat, taufiq serta hidayahnya, sehingga saya dapat menyeleseikan Skripsi ini yang merupakan syarat wajib yang harus dipenuhi guna mendapatkan gelar kesarjanaanpada program studi PGMI IAIN Salatiga.
Shalawat serta salam tetap tercurahkan kepada junjungan kita, Nabi Agung Muhammad SAW, yang telah membimbing kita dari zaman jahiliyah menuju zaman islamiyah yang penuh dengan ilmu pengetahuan bekal hidup kita baik di dunia maupun di akhirat kelak.
Atas rahmat Allah SWT dan melalui proses perjuangan yang cukup
panjang, maka skripsi dengan judul “PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR
IPA MATERI BENDA DAN SIFATNYA MELALUI METODE
EKSPERIMEN PADA SISWA KELAS III DI MI MA’ARIF
KUTOWINANGUN TINGKIR SALATIGA TAHUN PELAJARAN
2015/2016” dapat penulis seleseikan dengan baik, untuk itu penulis mensyukuri atas rahmat yang telah diberikan-Nya.
ix
kasih yang sebesar – besarnya kepada pihak yang telah membantu dalam penulisan skripsi ini, khususnya kepada yang terhormat :
1. Bapak Dr. Rahmat Haryadi, M.Pd selaku rektor IAIN Salatiga,
2. Bapak Suwardi, S.Pd, M.Pd selaku dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan IAIN Salatiga,
3. Ibu Peni Susapti, M.Si selaku ketua program studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyyah IAIN Salatiga,
4. Ibu Dr. Lilik Sriyanti, M.Si selaku dosen pembimbing yang telah memberikan bimbingan, arahan, kritikdan saran serta keikhlasan dan juga kebijaksanaannya dalam meluangkan waktu, tenaga, dan pikiran untuk memberikan bimbingan dalam penulisan skripsi ini,
5. Segenap Bapak dan Ibu dosen serta staf karyawan di lingkungan program studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyyah,
6. Bapak Khurur Rozad, S.Pd.I selaku kepala sekolah MI Ma’arif Kutowinangun Salatiga yang telah memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian di Madrasah yang beliau pimpin,
7. Ibu Siti Zumrotun, S.Pd.I selaku guru kelas III yang penulis gunakan sebagai objek penelitian pada mata pelajaran IPA di kelas yang beliau pimpin,
8. Bapak/Ibu guru dan karyawan MI Ma’arif Kutowinangun Tingkir Salatiga yang telah membantu penulis dalam melakukan penelitian,
xi
ABSTRAK
Tamim, AbiduRakhman. Peningkatan Prestasi Belajar IPA Materi Benda dan Sifatnya melalui Metode Eksperimen pada Siswa Kelas III di MI Ma’arif Kutowinangun Salatiga Tahun Ajaran 2015/2016. Skripsi Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah. Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan. Institut Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing : Dr. LilikSriyantiM.Si.
Kata Kunci : prestasi belajar, metode eksperimen, benda dan sifatnya.
Rendahnya kualitas pendidikan masih menjadi masalah utama bagi bangsa Indonesia. Sudah menjadi kewajiban bersama bagi setiap warga Negara Indonesia terutama guru untuk memajukan pendidikan di Indonesia. Seiring dengan berkembangnya zaman yang semakin modern, berbagai model dan metode pembelajaran aktif pun semakin banyak dan bervariasi. Salah satu pembelajaran aktif yang dapat diterapkan yaitu metode Eksperimen. Berdasarkan latar belakang diatas, rumusan masalah dalam penelitian ini adalah : Apakah metode Eksperimen
dapat meningkatkan prestasi belajar IPA materi Benda dan Sifatnya pada siswa
kelas III di MI Ma’arif Kutowinangun Salatiga?
Penelitian ini menggunakan model Penelitian Tindakan Kelas sebanyak dua putaran (siklus). Setiap siklus dilakukan dengan empat tahap yaitu perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, refleksi. Subjek dari penelitian ini adalah semua siswa kelas III MI Ma’arif Kutowinangun Salatiga dengan jumlah 26 siswa yang terdiri dari 19 laki – laki dan 7 perempuan. Data yang diperoleh yaitu berupa prestasi belajar IPA yang didapat dari tes dan lembar observasi kegiatan pembelajaran. Metode pengumpulan data yang digunakan meliputi observasi, tes, wawancara, dan dokumentasi. Penelitian ini menggunakan analisis kuantitatif dan kualitatif. Dan Kajian ini menunjukan bahwa : Metode Eksperimen merupakan pembelajaran dengan cara penyajian, dimana siswa melakukan percobaan dengan mengalami dan membuktikan sendiri hasil apa yang telah ia lakukan dari percobaan itu sendiri.
xii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ... i
LEMBAR BERLOGO ... ii
HALAMAN PERSETUJUAN SKRIPSI ... iii
HALAMAN PENGESAHAN ... iv
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ... v
HALAMAN MOTTO ... vi
HALAMAN PERSEMBAHAN ... vii
KATA PENGANTAR ... viii
ABSTRAK ... xi
DAFTAR ISI……… ... xii
DAFTAR TABEL ... xv
DAFTAR LAMPIRAN ... xvi
DAFTAR RIWAYAT HIDUP PENULIS ... xvii
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Rumusan Masalah ... 7
C. Hipotesis Penelitian dan Indikator Pencapaian ... 8
D. Tujuan Penelitian ... 9
E. Manfaat Penelitian ... 10
F. Definisi Operasional... 11
G. Metode Penelitian... 13
xiii
BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 21
A. Prestasi Belajar ... 21
1. Pengertian Prestasi ... 21
2. Pengertian Belajar ... 21
3. Pengertian Prestasi Belajar ... 21
4. Ciri – ciri Belajar ... 22
5. Prinsip – prinsip Belajar ... 22
6. Tujuan Belajar ... 24
7. Faktor – faktor yang Mempengaruhi Belajar ... 25
B. Metode Eksperimen ... 27
1. Definisi Metode Eksperimen ... 27
2. Langkah – langkah melakukan Metode Eksperimen ... 28
3. Kelebihan Metode Eksperimen ... 28
4. Kelemahan Metode Eksperimen... 29
C. Ilmu Pengetahuan Alam ... 30
1. Pengertian IPA... 30
2. Tujuan IPA ... 31
3. Fungsi IPA ... 32
4. Pembelajaran IPA di SD/MI ... 32
BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN ... 36
A. Subjek Penelitian ... 36
1. Gambaran Umum MI Ma’arif Kutowinangun ... 36
2. Visi dan Misi MI Ma’arif Kutowinangun ... 37
3. KeadaanSiswa ... 38
4. Perolehan nilai Pre-test Siswa ... 39
5. Pelaksanaan Penelitian ... 40
B. Deskripsi PraSiklus ... 40
C. Deskripsi Siklus I ... 41
xiv
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 54
A. Analisis Data Persiklus ... 54
1. Analisis Data Pra Siklus ... 54
2. Analisis Data Siklus I ... 56
3. Analisis Data Siklus II ... 60
B. Pembahasan ... 63
BAB V PENUTUP ... 68
A. Kesimpulan ... 68
B. Saran ... 68 DAFTAR PUSTAKA
xv
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 SK dan KD IPA Kelas III Semester I... 35
Tabel 3.1 Daftar Guru MI Ma’arif Kutowinangun Salatiga ... 36
Tabel 3.2 Daftar Nama Siswa Kelas III MI Ma’arif Kutowinangun ... 38
Tabel 3.3 Data Perolehan Nilai Pre test Siswa ... 39
Tabel 3.4 Data Perolehan Nilai Siswa Siklus I ... 45
Tabel 3.5 Data Perolehan Nilai Siswa Siklus II ... 51
Tabel 4.1 Data Nilai Pre test IPA Siswa Kelas III ... 55
Tabel 4.2 Data Nilai Siklus I IPA Siswa Kelas III ... 57
Tabel 4.3 Data Nilai Siklus II IPA Siswa Kelas III ... 61
Tabel 4.4 Data Hasil Rekapitulasi Nilai IPA Persiklus ... 64
xvi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus I
Lampiran 2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus II
Lampiran 3 Lembar Soal Siklus I
Lampiran 4 Lembar Soal Siklus II
Lampiran 5 Lembar Pengamatan Guru Siklus I
Lampiran 6 Lembar Pengamatan Siswa Siklus I
Lampiran 7 Lembar Pengamatan Guru Siklus II
Lampiran 8 Lembar Pengamatan Siswa Siklus II
Lampiran 9 Lembar Konsultasi Skripsi
Lampiran 10 Surat Permohonan Ijin Penelitian
Lampiran 11 Dokumentasi Penelitian
Lampiran 12 Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian
Lampiran 13 Nilai SKK Mahasiswa
Lampiran 14 Nilai Siswa PraSiklus
Lampiran 14 Nilai Siswa Siklus I
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang masalah
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik menjadi aktif mengembangkan potensi dirinya untuk kekuatan spiritual, keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat bangsa dan Negara. Di era globalisasi ini pendidikan merupakan hal yang sangat penting untuk dikembangkan oleh masyarakat agar mengimbangi kemajuan dan perkembangan tekhnologi saat ini. Dengan adanya pendidikan, sumber daya manusia dapat berkembang kearah yang lebih baik. Salah satunya dapat dilihat dari prestasi belajar yang telah dicapai oleh siswa. Indikator utama ketercapaian program peningkatan mutu pendidikan adalah proses belajar mengajar di kelas dapat berlangsung dengan baik, berdaya guna dan berhasil guna.
Allah SWT, berfirman :
تاَجَرَد
َمْلِعْل
ىُتوُأ َنيِذَّلا و
ْمُكْنِم
ىُنَمآ
نيِذَّلا
َّاللَ
عَفْزَي
ََ
Artinya :
"Allah mengangkat derajat orang-orang yang beriman di antara kalian
serta orang-orang yang menuntut ilmu beberapa derajat [ Al Mujadalah:
2 Rosulullah SAW, bersabda :
َلَّهَس اًمْلِع ِهيِف ُبُلْطَي اًقيِزَط َكَلَس ْنَم
ِةَّنَجْلا ِقُزُط ْنِم اًقيِزَط ِهِب ُ َّاللَ
Artinya :
“Barangsiapa yang menapaki suatu jalan dalam rangka mencari ilmu
maka Allah akan memudahkan baginya jalan ke Surga”. [ H.R. Ibnu Majah & Abu Dawud ]
Guru disini merupakan salah satu komponen dalam proses belajar mengajar. Seorang guru harus mampu menyajikan pembelajaran yang tidak hanya sekedar menyuguhkan materi pelajaran. Akan tetapi seorang guru harus memiliki pemahaman dan akan pengertian dan pandangan guru terhadap mengajar akan mempengaruhi peranan dan aktivitas guru dalam mengajar serta aktivitas siswa dalam belajar sangat bergantung pula pada pemahaman guru terhadap mengajar. Mengajar bukan sekedar proses penyampaian ilmu pengetahuan, melainkan komunikasi dan interaksi manusiawi dengan berbagai aspeknya.
3
saja, akan tetapi menyangkut aspek yang lebih luas seperti : pembinaan sikap, emosional, karakter, kebiasaan, dan nilai-nilai.
Dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia yang dicita – citakan dalam pembangunan nasionalnya, Pemerintah dan bangsa Indonesia menyelenggarakan pendidikan nasional, yaitu pendidikan yang berdasarkan Pancasila dan Undang – Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang berakar pada nilai – nilai agama, kebudayaan nasional Indonesia dan tanggap terhadap tuntutan perubahan zaman (Pasal 1 ayat (2) UU RI No.20 Tahun 2003.
Seiring tuntutan perubahan zaman dengan berkembangnya Ilmu Pengetahuan dan Teknologi yang meningkat pesat, sangat erat hubungannya dengan dunia pendidikan. Berkembangnya dunia Pendidikan tidak terlepas dari beberapa unsur yaitu guru, siswa, sarana prasarana, kurikulum dan berbagai strategi yang ada.
4
Tujuan pembelajaran sains di Sekolah Dasar atau Madrasah Ibtidaiyah dalam Badan Nasional Standar Pendidikan (BNSP) adalah : (1) Memperoleh keyakinan terhadap kebesaran Tuhan yang Maha Esa berdasarkan keberadaan, keindahan, dan keteraturan alam penciptaan-Nya. (2) Mengembangkan pengetahuan dan pemahaman konsep – konsep IPA yang bermanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari – hari. (3) Dapat mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positif dan kesadaran tentang adanya hubungan yang saling mempengaruhi antara IPA, lingkungan, tekhnologi dan masyarakat. Mata pelajaran IPA identik dengan barang atau kejadian nyata yang dapat dibuktikan secara nyata, sehingga ketika belajar tentang IPA harus menggunakan metode yang tepat untuk memperoleh hasil yang maksimal dan juga sesuai tujuan pembelajaran IPA ( Triyanto, 2009 : 171 ).
Pemilihan metode dalam pelajaran IPA sangatlah perlu diperhatikan agar proses belajar IPA berlangsung dengan lancar sesuai
dengan harapan. Umumnya metode diartikan sebagai “cara mengajar”.
Sebenarnya untuk cara mengajar adalah teknik mengajar. Metode berasal dari bahasa yunani yaitu methodos. Methodos berasal dari kata “meta” dan
“bodos”. Meta berarti melalui, sedangkan bodos berarti jalan , sehingga metode berarti jalan yang harus dilalui atau cara untuk melakukan suatu prosedur.
5
cara atau prosedur yang dipakai untuk mencapai tujuan tertentu. Sedangkan pengertian metode yang ditulis dalam buku Hamruni (2012 : 12) adalah cara yang dipergunakan untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan. Penentuan metode yang akan digunakan oleh guru dalam proses pembelajaran akan sangat menentukan berhasil atau tidaknya pembelajaran yang berlangsung.
Menurut Nasution yang dikutip oleh Asmani (2009 : 145) . Metodologi pengajaran merupakan hal yang sangat penting dalam proses pembelajaran, tanpa metode materi disampaikan sulit dimengerti atau dipahami oleh siswa. Apabila materi yang disampaikan untuk siswa dengan menggunakan metode yang tepat maka proses pembelajaran akan efektif. Mata pelajaran IPA sangat dianjurkan bagi guru memilih metode yang cocok dengan materi yang sedang diajarkan, banyak pilihan metode yang dapat digunakan dalam mata pelajaran IPA, namun dalam hal ini metode yang tepat untuk materi benda dan sifatnya yaitu metode eksperimen, karena metode eksperimen ini anak ikut terlibat secara aktif melakukan percobaan untuk menemukan fakta baru yang mungkin belum pernah mereka temukan sebelumnya atau pernah menemui namun belum mengetahui asal terjadinya seperti itu.
6
adalah suatu cara mengajar yang memberikan kesempatan siswa untuk melakukan suatu percobaan tentang suatu hal untuk mengetahui kebenarannya.
IPA merupakan mata pelajaran yang sulit untuk diterapkan khususnya pada siswa kelas IV di MI Ma’arif Kutowinangun Salatiga. Mata pelajaran IPA merupakan salah satu mata pelajaran yang selama ini dianggap sulit oleh sebagian besar peserta didik, mulai dari jenjang sekolah dasar sampai sekolah menengah. Anggapan sebagian besar peserta didik yang menyatakan bahwa pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam ini sulit adalah benar terbukti dari hasil perolehan Ujian Akhir Sekolah (UAS) yang dilaporkan oleh Depdiknas masih sangat jauh dari standar yang diharapkan. Ironisnya, justru semakin tinggi jenjang pendidikan, maka perolehan rata-rata nilai UAS pendidikan IPA ini semakin rendah (Susanto, 2013 : 165)
Pelajaran IPA di sekolah dasar dapat digunakan mereka sebagai modal awal untuk pembelajaran pada tingkat selanjutnya. Selain itu kegiatan mereka sehari-hari pun sangat erat hubungannya dengan IPA. Namun kenyataan menunjukkan bahwa pembelajaran IPA yang diterapkan membuat siswa kesulitan dalam memahami sehingga prestasi belajar IPA sangat rendah.
7
dan sifatnya belum maksimal, karena kurang sesuai dengan metode yang digunakan saat menerangkan materi tersebut. Maka dari itu penelitian ini bertujuan untuk peningkatan prestasi belajar IPA materi benda dan sifatnya melalui metode eksperimen kelas III MI Ma’arif Kutowinangun Salatiga tahun pelajaran 2015/2016.
B. Rumusan masalah
Berdasarkan latar belakang dan pernyataan yang telah diuraikan di atas, maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut :
“Apakah melalui metode eksperimen dapat meningkatkan prestasi belajar siswa kelas III MI Ma’arif Kutowinangun Salatiga tahun pelajaran 2015/2016 mata pelajaran IPA tentang benda dan sifatnya ?
C. Hipotesis Penelitian dan Indikator Pencapaian
1. Hipotesis Penelitian
8
Melalui metode eksperimen dapat meningkatkan prestasi belajar IPA
materi benda dan sifatnya siswa kelas III MI Ma’arif Kutowinangun Salatiga tahun 2015/2016.
2. Indikator Pencapaian
Indikator pencapaian adalah untuk menyatakan bahwa suatu proses belajar mengajar dapat dikatakan berhasil. Penggunaan metode eksperimen ini dapat dikatakan berhasil apabila indikator yang diharapkan dapat tercapai. Indikator yang dapat dirumuskan sebagai berikut :
a. Indikator pencapaian secara individu
Siswa dalam penggunaan metode eksperimen ini dapat
memenuhi nilai KKM. Nilai KKM yang ditentukan dai MI Ma’arif
Kutowinangun Salatiga ialah ≥ 6,50
b. Indikator pencapaian secara klasikal (kelas)
9
D. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum Penelitian :
Penelitian ini secara umum bertujuan untuk meningkatkan prestasi belajar IPA tentang benda dan sifatnya siswa kelas III MI Ma’arif Kutowinangun Salatiga.
2. Tujuan Khusus penelitian :
a. Meningkatkan prestasi belajar IPA tentang benda dan sifatnya siswa kelas III MI Ma’arif Kutowinangun Salatiga
b. Mendiskripsikan penggunaan metode eksperimen pada pelajaran IPA materi benda dan sifatnya.
c. Mendiskripsikan dampak penggunaan metode eksperimen pada pelajaran IPA materi benda dan sifatnya.
E. Manfaat Penelitian
Hasil yang diharapkan dari pelaksanaan penelitian tindakan kelas adalah :
1. Manfaat Teoritis
Adapun manfaat penelitian secara teoritis ialah dapat memberikan konstribusi kegiatan pembelajaran dengan metode sesuai materi pelajaran.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Guru
10
menggunakan metode eksperimen. Menggunakan metode eksperimen guru juga dapat menemukan fakta – fakta baru yang dapat menjadikan tambahan ilmu dalam bahan pelajarannya. Sehingga dalam memberikan suatu pelajaran yang disampaikan murid terutama mata pelajaran IPA khususnya materi benda dan sifatnya ada bukti yang kuat.
b. Bagi Siswa
Memberikan motivasi siswa agar lebih giat dalam meningkatkan prestasi belajar IPA materi benda dan sifatnya, serta mendapatkan wawasan baru dalam suatu pembelajaran.
c. Bagi Sekolah
Memberikan dorongan pada sekolah agar lebih berkembang dalam hal peningkatan prestasi belajar Ilmu Pengetahuan Alam. Serta memberikan dorongan untuk meningkatkan keterampilan dalam penyusunan metode yang cocok yang harus digunakan oleh para guru yang sesuai dengan mata pelajaran supaya dalam proses belajar mengajar dapat berjalan sesuai dengan harapan.
F. Definisi Operasional
1. Metode Eksperimen
11
2. Prestasi Belajar
Menurut Morgan dalam buku Introduction to psychology (1978)
mengemukakan “Belajar adalah setiap perubahan yang relatif menetap dalam tingkah laku yang terjadi sebagai suatu hasil dari latihan atau pengalaman (Purwanto, 2001: 80 - 81)”.
Prestasi/hasil belajar merupakan kemampuan-kemampuan yang dimiliki seseorang setelah menerima pengalaman. Penilaian hasil belajar adalah kegiatan yang bertujuan untuk mengetahui sejauh mana proses belajar dan pembelajaran telah bekerja secara efektif (Sudjana, 1989: 22).
Prestasi belajar yang dimaksud dalam penelitian ini adalah nilai atau hasil evaluasi pelajaran IPA yang diperoleh siswa setelah kegiatan belajar mengajar (KBM) berlangsung.
3. Pembelajaran IPA di MI
Di tingkat MI diharapkan ada penekanan pembelajaran Salingtemas (Sains, lingkungan, teknologi, dan masyarakat) yang diarahkan pada pengalaman belajar untuk merancang dan membuat suatu karya melalui penerapan konsep IPA dan kompetensi bekerja ilmiah secara bijaksana (Kemenag RI,2006: 108).
12
Kompetensi Dasar (KD) nya yaitu Mengidentifikasi sifat – sifat benda berdasarkan pengamatan meliputi benda padat, cair, dan gas.
4. Benda dan Sifatnya
Setiap benda mempunyai sifat yang berbeda dengan yang lainya, berikut sifat – sifat benda :
a. Benda padat b. Benda cair c. Benda gas
G. Metode Penelitian
1. Rancangan Penelitian
Penelitian dilakukan menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian Tindakan Kelas adalah penelitian praktis yang dimaksudkan untuk memperbaiki pembelajaran di kelas. Penelitian ini merupakan salah satu upaya guru, dosen atau praktisi dalam bentuk berbagai kegiatan yang dilakukan untuk memperbaiki dan atau meningkatkan mutu pembelajaran di kelas (Elfanany. 2013 : 3).
13
Menurut Kusumah dan Dwitagama (2010 : 89). Penelitian Tindakan Kelas (PTK) adalah penelitian yang dilakukan oleh guru di kelas nya sendiri dengan cara (1) Merencanakan (2) Melaksanakan, dan (3) Merefleksikan tindakan secara kolaboratif dan partisipasipatif dengan tujuan memperbaiki kinerja sebagai guru, sehingga prestasi belajar siswa dapat meningkat. PTK harus bisa dilakukan guru dengan penekanan pada penyempurnaan atau peningkatan proses dan praktik pembelajaran.
2. Subjek Penelitian
Penilitian ini dilakukan di MI Ma’arif Kutowinangun Salatiga. Penelitian dilakukan pada siswa kelas III yang berjumlah .. siswa yang terdiri dari 19 siswa laki laki dan 7 siswa perempuan. Dasar pertimbangan pilihan subyek yakni perlu penerapan penilitian tindakan kelas terhadap pelajaran IPA khususnya materi benda dan sifatnya.
3. Langkah – langkah penelitian tindakan kelas (PTK)
Adapun tahapan PTK menurut Kusumah dan Dwitagama (2010 : 101) yaitu sebagai berikut :
a. Perencanaan (planning)
Perencanaan yang matang perlu dilakukan setelah kita mengetahui masalah dalam pembelajaran kita.
b. Tindakan (acting)
14 c. Pengamatan (observing)
Selanjutnya diadakan pengamatan (observing) yang teliti terhadap proses pelaksanaanya.
d. Refleksi (reflecting)
15
Gambar 1.1 skema siklus I – II
Penjelasan dari skema diatas sebagai berikut :
a. Perencanaan, melakukan perencanaan melalui penyusunan RPP
b. Tindakan, melaksanakan pembelajaran yang sesuai dalam RPP dan melaksanakan pembelajaran melalui metode eksperimen.
c. Pengamatan, melaksanakan pengamatan pada saat pembelajaran berlangsung
Perencanaan
Pengamatan
Perencanaan
Pengamatan Refleksi
Refleksi
Tindakan
Tindakan
16
d. Refleksi, Melakukan evaluasi dengan kolaborator yang menjadi kekurangan untuk segera dilakukan perbaikan. Apakah perlu meningkatkan lagi dalam penggunaan metodenya.
4. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian yang dipakai untuk mendapatkan data masalah adalah sebagai berikut :
a. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran dibuat sebagai acuan guru saat mengajar agar sesuai dengan tujuan yang akan dicapai. b. Tes
Lembar evaluasi untuk mengetahui seberapa jauh pemahaman peserta didik terhadap materi benda dan sifatnya. c. Dokumentasi
Digunakan untuk mengetahui keadaan sekolah sebagai tempat penelitian. Yang berisi tentang profil, data sekolah, foto keadaan sekolah
d. Lembar observasi
17
5. Tekhnik Pengumpulan Data
a. Observasi
Observasi adalah proses pengambilan data dalam penelitian di mana peneliti atau pengamat melihat situasi penelitian (Kusumah dan Dwitagama 2010 : 66). Peneliti melakukan pengamatan di MI Ma’arif Kutowinangun Salatiga dengan mengambil nilai dari aktifitas siswa dan aktifitas peneliti sebagai guru yang mengajar atau melaksanakan kegiatan pembelajaran.. b. Dokumentasi
Dokumentasi adalah pemberian atau pengumpulan bukti – bukti dan keterangan (Poerwadarminta 2006 : 299). Dokumentasi digunakan untuk memperoleh bukti gambar siswa pada saat mengikuti Kegiatan Belajar Mengajar siswa kelas III MI Ma’arif Kutowinangun Salatiga tahun 2015/2016.
c. Tes Tertulis
18 d. Wawancara
Teknik wawancara ini dilakukan kepada guru di sekolahan yang akan diteliti untuk memperoleh data – data siswa dan juga data – data tentang sekolahan.
6. Analisa Data
Sesuai dengan rancangan penelitian yang dilakukan maka analisis data dilakukan dengan setiap siklusnya berdasarkan hasil observasi yang terekam dalam catatan lapangan.
Tekhnik deskriptif yang digunakan berupa presentase sebagai berikut :
Presentase Ketuntasan :
H. Sistematika Penulisan
Secara garis besar sistematika penulisan skripsi dalam penelitian tindakan kelas ini adalah sebagai berikut :
1. Bagian Awal
19
2. Bagian inti
BAB I : Dalam bab ini peneliti menguraikan latar belakang masalah yang akan peneliti lakukan, rumusan masalah, tujuan penelitian, hipotesis, serta manfaat penelitian.
BAB II : Dalam bab ini peneliti menguraikan tentang landasan teori yang terkait dengan penerapan metode eksperimen materi pelajaran IPA, pengertian IPA, benda dan sifatnya, kaitan IPA dengan metode eksperimen.
BAB III : Dalam bab ini penulis mencoba menguraikan tentang pelaksanaan tindakan yang tersusun sebagai berikut : subjek penelitian, deskripsi pelaksanaan siklus I, dan deskripsi siklus II.
BAB IV : Dalam bab ini yang diuraikan penulis ialah hasil dari penelitian, pembahasan hasil pengamatan, wawancara refleksi keberhasilan, hasil refleksi kegagalan dan berisi pembahasan.
20
3. Bagian Akhir
21
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Prestasi Belajar
1. Pengertian Prestasi
Kata “prestasi” berasal dari bahasa Belanda yaitu “prestatie”,
kemudian diserap ke dalam bahasa Indonesia menjadi “prestasi” yang
berarti “hasil usaha”. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, pretasi mempunyai arti hasil yang telah dicapai (Meity, 2011 : 427).
2. Pengertian Belajar
Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam berinteraksi dengan lingkungannya (Slameto dalam Syaiful, 2011 : 13).
3. Pengertian Prestasi Belajar
22
4. Ciri – ciri Belajar
Dari beberapa pengertian belajar di atas, aktifitas belajar memiliki ciri – ciri tertentu. Menurut Baharudin dan Esa (dalam Lilik, 2011 : 18), ciri – ciri belajar antara lain :
a. Belajar ditandai adanya perubahan tingkah laku. b. Perubahan perilaku dari hasil belajar relative tetap.
c. Perubahan tingkah laku tidak harus dapat diamati pada saat berlangsungnya proses belajar, tetapi perubahan perilaku itu bisa jadi bersifat potensional.
d. Perubahan tingkah laku merupakan hasil latihan atau pengalaman. e. Pengalaman atau latihan tersebut dapat memberikan penguatan.
5. Prinsip – prinsip Belajar
Prinsip belajar merupakan petunjuk atau cara yang perlu diikuti untuk melakukan kegiatan belajar (Oemar, 1991 : 17).
Dalam bukunya, Preston (dalam Oemar, 1991 : 17) mengemukakan sejumlah prinsip belajar sebagai berikut :
a. The child requires a suitable background
b. Motivation toward learning goals increases the effectiveness of learning.
c. Learning is promoted by reinforcement
d. Insight is aided through discovery
23
Oemar Hamalik (1990 : 28) menyimpulkan beberapa prinsip belajar, antara lain :
a. Belajar adalah suatu proses aktif dimana terjadi hubungan saling mempengaruhi secara dinamis antara siswa dan lingkungannya. b. Belajar senantiasa harus bertujuan, terarah dan jelas bagi siswa.
Tujuan akan menuntunnya dalam belajar untuk mencapai harapan
– harapannya.
c. Belajar paling efektif apabila didasari oleh dorongan motivasi yang murni dan bersumber dari dalam dirinya sendiri.
d. Senantiasa ada rintangan dan hambatan dalam belajar, karena itu siswa harus sanggup mengatasinya secara tepat.
e. Belajar memerlukan bimbingan. Bimbingan itu baik dari guru atau dosen atau tuntunan dari buku pelajaran sendiri.
f. Jenis belajar yang paling utama ialah belajar untuk berfikir kritis, lebih baik dari pada pembentukan kebiasaan – kebiasaan mekanis. g. Cara belajar yang paling efektif adalah dalam pemecahan masalah
melalui kerja kelompok asalkan masalah – masalah tersebut telah disadari bersama.
h. Belajar memerlukan pemahaman atas hal – hal yang dipelajari sehingga diperoleh pengertian – pengertian.
24
j. Belajar harus disertai keinginan dan kemauan yang kuat untuk mencapai tujuan atau hasil.
k. Belajar dianggap berhasil apabila si pelajar telah sanggup mentransferkan atau menerapkannya ke dalam bidang praktik sehari – hari.
6. Tujuan Belajar
Menurut Sardiman (1994 : 28) tujuan belajar antara lain : a. Untuk mendapatkan pengetahuan
Orang yang belajar akan ditandai dengan kemampuannya dalam berfikir. Antara pengetahuan dan kemampuan berfikir adalah dua hal yang saling berhubungan erat dan tidak dapat dipisahkan. Seseorang tidak dapat mengembangkan kemampuan berfikir jika tanpa bahan pengetahuan, dan sebaliknya seseorang yang menggunakan kemampuan berfikirnya akan memperkaya pengetahuannya.
b. Penanaman konsep dan keterampilan
25
berkaitan dengan penghayatan. Antara keterampilan, kemampuan berfikir dan penghayatan akan saling berhubungan dan berkolaborasi dalam proses penyeleseian atau merumuskan suatu masalah.
c. Pembentukan sikap
Salah satu tujuan utama belajar yaitu merubah tingkah laku dari kurang baik menjadi baik. Seseorang yang belajar akan mengalami perubahan sikap atau perilaku yang bersifat relatif tetap atau konstan.
7. Faktor – faktor yang Mempengaruhi Belajar
Secara umum, faktor – faktor yang mempengaruhi belajar siswa dapat dibedakan menjadi tiga macam, yaitu :
a. Faktor Internal
Yaitu faktor yang berasal dari dalam diri siswa sendiri meliputi dua aspek, yakni :
1) Aspek Fisiologis
26
mengawasi dan membantu putra – putrinya dalam hal menjaga kesehatan, seperti menyiapkan sarapan sebelum sekolah, mengatur waktu istirahat anak, dan sebagainya. Agar ketika di sekolah anak dapat belajar dengan maksimal tanpa terganggu oleh kondisi kesehatan yang buruk.
2) Aspek Psikologis
Aspek psikologis juga sangat berpengaruh terhadap kualitas belajar siswa. Faktor – faktor psikologis antara lain : tingkat kecerdasan siswa, sikap siswa, bakat siswa, minat belajar siswa dan motivasi belajar siswa.
b. Faktor Eksternal
Yaitu faktor yang berasal dari luar diri siswa. Faktor eksternal dibedakan menjadi dua, yakni :
1) Lingkungan Sosial, seperti guru, dan teman – teman.
2) Lingkungan Nonsosial, Seperti gedung sekolah, tempat tinggal. c. Faktor Pendekatan belajar
27
B. Metode Eksperimen
1. Definisi Metode Eksperimen
Menurut Djamarah (1995), metode adalah suatu cara yang dipergunakan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Metode eksperimen (percobaan) adalah cara penyajian pelajaran, dimana siswa melakukan percobaan dengan mengalami dan membuktikan sendiri (Djamarah, 1995 : 95). Ibrahim (1991 : 107) mengatakan bahwa metode eksperimen langsung melibatkan para siswa melakukan percobaan untuk mencari jawaban terhadap permasalahan yang diajukan. Eksperimen sering dilakukan dalam bidang studi IPA, sehingga metode ini sangat cocok digunakan untuk praktek.
Sedangkan menurut Ahmadi dan Prasetyo mengatakan metode eksperimen adalah metode pengajaran dimana guru dan murid bersama
28
2. Langkah – langkah Melakukan Metode Eksperimen
Roestiyah mengatakan bahwa langkah – langkah yang harus ditempuh dalam melaksanakan eksperimen yaitu :
a. Menerangkan tujuan eksperimen. Tujuan eksperimen harus diketahui terlebih dahulu supaya mereka mengetahui masalah apa yang mereka pecahkan dalam melaksanakan eksperimen tersebut. b. Membicarakan terlebih dahulu masalah mana yang penting
didahulukan dan mana yang harus dikemudiankan pelaksanaanya. c. Sebelum eksperimen dilaksanakan, terlebih dahulu guru harus
menetapkan :
1) Alat –alat mana yang diperlukan.
2) Langkah – langkah yang harus ditempuh. 3) Hal – hal yang harus dicatat
4) Variabel – variable mana yang harus dikontrol. d. Setelah eksperimen berakhir guru harus :
1) Mengumpulkan laporan mengenai eksperimen tersebut. 2) Mengadakan tanya jawab tentang proses.
3) Melaksanakan tes untuk menguji pemahaman murid.
3. Kelebihan Metode Eksperimen
29
a. Metode ini dapat membuat siswa lebih banyak percaya atas kebenaran atau kesimpulan berdasarkan percobaannya sendiri daripada hanya menerima kata dari guru atau buku.
b. Siswa dapat mengembangkan sikap untuk mengadakan ekplorasi (menjelajahi) ilmu dan teknologi, suatu sikap yang dituntut dari seorang ilmuan.
c. Dengan metode ini, akan terbina manusia yang dapat membawa terobosan – terobosan baru, dengan penemuan yang didapatinya dari hasil percobaan, yang diharapkan dapat bermanfaat bagi kesejahteraan hidup manusia.
4. Kelemahan Metode Eksperimen
Kelemahan dari metode eksperimen (Hamid, 2011 : 213), antara lain :
a. Tidak cukupnya alat – alat atau sarana untuk bereksperimen, sehingga tidak setiap siswa berkesempatan untuk mengadakan eksperimen.
b. Jika eksperimen memerlukan jangka waktu yang lama, maka siswa harus menanti untuk melanjutkan pelajaran.
c. Metode ini lebih sesuai untuk menyajikan bidang – bidang ilmu dan teknologi
30
C. Ilmu Pengetahuan Alam
1. Pengertian IPA
IPA atau dalam arti sempit sebagai disiplin ilmu terdiri atas physical sciences. Termasuk physical sciences adalah ilmu – ilmu astronomi, kimia, mineralogy, meteorology, dan fisika. Sedangkan life sciences meliputi biologi, zoology, dan fisiologi. Dari aspek ontology
(“apakah yang ingin kita ketahui?”) dan aspek epistemology
(“Bagaimanakah cara kita memperoleh ilmu pengetahuan?”), James
Conant (Holton dan Roller, 1958) mendefinisikan sains sebagai “suatu
deretan konsep serta skema konseptual yang berhubungan satu sama lain, dan yang diamati dan diekperimentasikan lebih lanjut”. Kemudian, A.N Whitehead (M.T. Zen, 1981) menyatakan bahwa sains dibentuk karena pertemuan dua orde pengalaman. Orde pertama didasarkan pada hasil observasi terhadap gejala/fakta (orde observasi), dan orde kedua didasarkan pada konsep manusia mengenai alam semesta (orde konsepsional). Jelaslah bahwa sains (IPA) termasuk mata pelajaran yang harus ditekuni dan dikuasai oleh para pemuda (siswa/mahasiswa) kita, karena sains merupakan pondasi teknologi.
31
kemudian dilanjutkan orde konsepsional yang merupakan perumusan konsep terhadap apa yang telah diamati.
Pemberian pelajaran IPA atau pendidikan IPA bertujuan agar siswa memahami/menguasai konsep – konsep IPA dan saling keterkaitannya, serta mampu menggunakan metode ilmiah untuk memecahkan masalah
– masalah yang dihadapinya (Budi, 1998 : 31).
2. Tujuan IPA
Tujuan pembelajaran IPA di SD/MI menurut kurikulum KTSP (Depdiknas, 2006), antara lain :
a. Memperoleh keyakinan terhadap Tuhan Yang Maha Esa berdasarkan keberadaan, keindahan, dan keteraturan alam ciptaan-Nya.
b. Mengembangkan pengetahuan dan pemahaman konsep – konsep IPA yang bermanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari
– hari.
c. Mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positif, dan kesadaran tentang adanya hubungan yang saling mempengaruhi antara IPA, lingkungan, teknologi, dan masyarakat.
d. Mengembangkan keterampilan proses untuk menyelidiki alam sekitar, memecahkan masalah, dan membuat keputusan.
32
f. Memperoleh bekal pengetahuan, konsep, dan keterampilan IPA sebagai dasar untuk melanjutkan pendidikan ke SMP atau MTs.
3. Fungsi IPA (Budi, 1998 : 35)
a. Member bekal pengetahuan dasar, baik untuk dapat melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi manapun untuk diterapkan dalam kehidupan sehari – hari.
b. Mengembangkan keterampilan – keterampilan dalam memperoleh, mengembangkan, menerapkan konsep – konsep IPA.
c. Menanamkan sikap ilmiah dan melatih siswa dalam menggunakan metode ilmiah untuk memecahlkan masalah yang dihadapinya. d. Menyadarkan siswa akan keteraturan alam dan segala
keindahannya sehingga siswa terdorong untuk mencintai dan mengagungkan penciptanya.
e. Memupuk daya kreatif dan inovatif siswa.
f. Membantu siswa memahami gagasan atau informasi baru dalam bidang IPTEK.
g. Memupuk serta mengembangkan minat siswa terhadap IPA.
4. Pembelajaran IPA di SD/MI
33
member nama dan mengidentifikasi serangkaian benda menurut tampilannya, ukurannya, atau karakteristik lain, termasuk gagasan bahwa serangkaian benda – benda dapat menyertakan benda lainnya ke dalam rangkaian tersebut. Anak tidak lagi memiliki keterbatasan logika berupa animisme (anggapan bahwa semua benda hidup dan berperasaan). 3) Decentering, anak mulai mempertimbangkan beberapa aspek dari suatu permasalahan untuk bisa memecahkannya. 4) Reversibility, anak mulai memahami bahwa jumlah atau benda – benda dapat diubah kemudian kembali ke keadaan awal. 5)
Konservasi, memahami bahwa kuantitas, panjang, atau jumlah benda- benda adalah tidak berhubungan dengan pengaturan atau tampilan dari objek atau benda – benda tersebut. 6) Penghilangan sifat Egosentrisme, kemampuan untuk melihat sesuatu dari sudut pandang orang lain.
Uraian diatas menunjukan bahwa dalam pembelajaran IPA di SD/MI yang perlu diajarkan adalah produk dan proses IPA karena keduanya tidak dapat dipisahkan. Guru yang berperan sebagai fasilitator siswa dalam belajar produk dan proses IPA harus dapat mengemas pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik siswa. Ada beberapa prinsip pembelajaran IPA untuk SD yang harus diperhatikan oleh guru. Prinsip – prinsip tersebut antara lain :
34
b. Pengetahuan yang diperoleh tidak pernah terlihat secara langsung, karena itu perlu diungkap selama proses pembelajaran. Pengetahuan siswa yang diperoleh dari pengalaman itu perlu di ungkap di setiap awal pembelajaran.
c. Pengetahuan pengalaman mereka ini pada umumnya kurang konsisten dengan pengetahuan para ilmuwan,, pengetahuan yang kita miliki. Pengetahuan yang demikian kita sebut miskonsepsi. Kita perlu merancang kegiatan yang dapat membetulkan miskonsepsi ini selama pembelajaran.
d. Setiap pengetahuan mengandung fakta, data, konsep, lambang, dan relasi dengan konsep yang lain. Tugas sebagai guru IPA adalah mengajak siswa untuk mengelompokkan pengetahuan yang sedang dipelajari itu ke dalam fakta, data, konsep, simbol, dan hubungan dengan konsep lain.
e. IPA terdiri atas produk dan proses. Guru perlu mengenalkan kedua aspek ini walaupun hingga kini masih banyak guru yang lebih senang menekankan pada produk IPA saja. Perlu diingat bahwa perkembangan IPA sangat pesat.
35
5. SK dan KD IPA kelas III semester 1
Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD) kelas III semester 1 dapat dilihat pada table 2.1, di bawah ini :
Tabel 2.1 SK dan KD IPA Kelas III Semester 1
STANDAR KOMPETENSI KOMPETENSI DASAR
Makhluk Hidup dan Proses Kehidupan
1. Memahami ciri – ciri dan kebutuhan makhluk hidup serta hal – hal yang mempengaruhi perubahan pada makhluk hidup.
1.1Mengidentifikasi ciri – ciri dan kebutuhan makhluk hidup
1.2Menggolongkan makhluk hidup secara sederhana
1.3Mendeskripsikan perubahan yang terjadi pada makhluk hidup dan hak
– hal yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan anak (makanan, kesehatan, rekreasi, istirahat, dan olah raga).
2. Memahami kondisi lingkungan yang berpengaruh terhadap kesehatan, dan upaya menjaga kesehatan lingkungan.
2.1Membedakan ciri – ciri lingkungan sehat dan lingkungan tidak sehat berdasarkan pengamatan.
2.2Mendeskripsikan kondisi lingkungan yang berpengaruh terhadap kesehatan.
2.3Menjelaskan cara menjaga kesehatan lingkungan sekitar.
Benda dan Sifatnya
3. Memahami sifat – sifat, peubahan sifat benda dan kegunaannya dalam kehidupan sehari – hari.
3.1Mengidentifikasi sifat – sifat benda berdasarkan pengamatan meliputi benda padat, cair, dan gas.
3.2Mendeskripsikan perubahan sifat benda (ukuran, bentuk, warna, atau rasa) yang dapat diamati akibat dari pembakaran, pemanasan, dan diletakan di udara terbuka.
36
BAB III
PELAKSANAN PENELITIAN
A. Subjek Penelitian
1. Gambaran situasi umum MI Ma’arif Kutowinangun Salatiga
a. Lokasi Penelitian
Alamat Penelitian : MI Ma’arif Kutowinangun Salatiga Mata pelajaran : IPA
Materi pokok : Benda dan Sifatnya Kelas/semester : III/I
b. Keadaan guru MI Ma’arif Kutowinangun Salatiga
Tabel 3.1 Daftar guru MI Ma’arif Kutowinangun Salatiga
No. Nama Guru Jabatan
1. Khurur Rozad,S.Pd.I Kepala Sekolah dan Guru kelas VI
37
2. Visi dan Misi MI Ma’arif Kutowinangun Tingkir Salatiga
a. Visi Sekolah:
Terwujudnya madrasah yang melahirkan generasi yang berilmu, berakhlak mulia dan bertanggung jawab sesuai nilai-nilai budaya dan karakter bangsa.
b. Misi Sekolah:
1) Menciptakan lingungan belajar yang kreatif dan menyenangkan dalam rangka mewujudkan VISI
2) Memberdayakan seluruh potensi peserta didik agar berprestasi secara maksimal baik intelektual, emosional maupun spiritual. 3) Menanamkan kepedulian sosial dan lingkungan dengan
38
3. Keadaan Siswa
Kondisi siswa kelas III MI Ma’arif Kutowinangun Salatiga
adalah sebagai berikut :
Tabel 3.2 Daftar Nama Siswa Kelas III MI Ma’arif Kutowinangun
NO L/P NAMA
20 P Yasie Nadine Auliananta 21 L M. Tata Pradita
22 L Rio Alif Setyanto
39
4. Perolehan nilai siswa melalui Pre test
Pada tahap ini peneliti menggunakan Pre test mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam untuk memperoleh kemampuan awal siswa kelas
III MI Ma’arif Kutowinangun Salatiga. Berikut ini hasil Pre test sebelum diberikan tindakan berupa metode Eksperimen.
Tabel 3.3 Data Perolehan nilai Pre test siswa
40
5. Pelaksanaan Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada Mata pelajaran IPA kelas III semester I tahun ajaran 2015/2016. Penelitian ini dilaksanakan dalam 2 siklus. Penelitian tersebut menggunakan jam mata pelajaran IPA sesuai
dengan jadwal mata pelajaran IPA kelas III MI Ma’arif Kutowinangun
Salatiga.
Waktu pelaksanaan penelitian adalah sebagai berikut : a. Kegiatan pra siklus untuk observasi awal pada tanggal 14
September 2015.
b. Kegiatan siklus 1 dilaksanakan pada tanggal 23 September 2015. c. Kegiatan siklus 2 dilaksanakan pada tanggal 6 Oktober 2015.
B. Deskripsi Pra Siklus
Penelitian siklus ini dilakukan pada hari Senin tanggal 14
September 2015 di kelas III MI Ma’arif Kutowinangun Salatiga.
41
mereka saling diam dan bahkan banyak bermain sendiri dengan teman sekelompoknya.
Di akhir kegiatan pembelajaran siswa diberikan soal evaluasi untuk mengukur tingkat keberhasilan siswa dalam mempelajari materi Benda dan Sifatnya. Dari hasil tersebut diketahui nilai siswa yang tuntas atau mencapai KKM sebanyak 14 siswa dan 12 siswa nilainya masih di bawah standar KKM.
C. Deskripsi Siklus I
Pelaksanaan tindakan siklus I dilaksanakan pada semester I, tanggal 23 September 2015. Pelaksanaan tindakan ini sesuai dengan program semester mata pelajaran IPA kelas III Semester I. Standar
kompetensi “Memahami sifat – sifat, perubahan sifat benda, dan kegunaanya dalam kehidupan sehari – hari”. Dengan kompetensi dasar
“Mengidentifikasi sifat – sifat benda berdasarkan pengamatan meliputi benda padat, cair, dan gas”. Akan tetapi pada siklus ini untuk menghemat waktu peneliti diminta untuk mengajarkan sebagian dari materi Benda dan Sifatnya.
42
1. Perencanaan Tindakan
Dalam tahap perencanaan tindakan kegiatan yang dilakukan oleh peneliti adalah sebagai berikut :
a. Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang memuat serangkaian kegiatan belajar mengajar dengan menggunakan metode Eksperimen. Adapun mata pelajaran yang dibahas adalah IPA tentang materi benda dan sifatnya.
b. Menyiapkan alat yang dipakai untuk pelaksanaan pembelajaran menggunakan metode Eksperimen yang berhubungan dengan benda dan sifatnya.
c. Menyiapkan materi benda padat dan cair sebagai bahan ajar
d. Menyiapkan lembar pengamatan untuk melihat kondisi belajar mengajar yang dilakukan peneliti dengan menggunakan metode
Eksperimen.
e. Mengajar dengan metode Eksperimen untuk melaksanakan proses pembelajaran dengan metode Eksperimen.
f. Menyusun soal evaluasi yang akan digunakan untuk mengukur prestasi belajar peserta didik.
2. Pelaksanaan Tindakan
a. Kegiatan Awal
43
2) Guru memulai pembelajaran dengan salam, do’a dan sapaan kepada peserta didik.
3) Guru menanyakan kabar dan mengabsen daftar hadir siswa. 4) Guru memberikan motivasi sebelum masuk ke dalam materi
pembelajaran.
5) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran. b. Kegiatan Inti
1) Eksplorasi
a) Guru menyebutkan apa saja macam – macam wujud benda. b) Guru menjelaskan tentang benda padat, cair, dan gas. c) Guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok.
d) Guru menjelaskan langkah – langkah dalam melakukan eksperimen.
2) Elaborasi
a) Dengan dibimbing guru siswa mengamati benda – benda yang sudah biasa ditemui dalam kehidupan sehari – hari, seperti air dalam botol, batu. Kemudian siswa melakukan beberapa eksperimen dan mengamati perubahan yang terjadi.
b) Guru membimbing siswa mendiskusikan hasil pengamatan dengan teman sekelompoknya untuk menjawab pertanyaan
– pertanyaan berikut :
44
(2) Bagaimana bentuk air jika dituangkan ke wadah yang berbeda?
(3) Bagaimana bentuk penghapus ketika diletakan diatas meja?
(4) Bagaimana bentuk penghapus ketika dimasukan ke dalam botol?
c) Guru meminta siswa menyimpulkan sifat – sifat benda padat, dan cair.
d) Guru meminta siswa menulis dan mengelompokan nama – nama benda disekitarnya berdasarkan sifat – sifatnya. 3) Konfirmasi
a) Guru bertanya jawab tentang hal-hal yang belum diketahui siswa.
b) Guru bersama siswa bertanya jawab meluruskan kesalahan pemahaman, memberikan penguatan dan penyimpulan. c. Kegiatan Akhir
1) Mengadakan tanya jawab sekitar materi yang sudah disampaikan.
2) Memberikan penilaian hasil kerja siswa baik lisan, tertulis, maupun perbuatan yang dilakukan siswa.
3) Memberikan tugas pada siswa untuk mempelajari materi yang akan dipelajari pada pertemuan berikutnya.
45
5) Pada 30 menit sebelum pembelajaran berakhir, siswa mengerjakan soal evaluasi yang telah dibagikan guru.
6) Guru menutup pelajaran dengan salam penutup dan berdoa yang dipimpin oleh salah satu siswa.
3. Pengamatan/observasi
Selama pelaksanaan pembelajaran, secara langsung dilakukan observasi untuk mengetahui pengaruh kegiatan pembelajaran dengan menggunakan metode Eksperimen dalam meningkatkan prestasi belajar peserta didik. Data hasil belajar dan pengamatan siswa pada pelaksanaan tindakan siklus pertama dapat dilihat pada tabel dibawah ini :
Tabel 3.4 Data perolehan nilai siswa Siklus I
46
19 P Siti Nuranjani 75 Tuntas 20 P Yasie Nadine Auliananta 75 Tuntas 21 L M. Tata Pradita 60 Tidak Tuntas 22 L Rio Alif Setyanto 80 Tuntas 23 L Grifan Dea Rainanda Putra 80 Tuntas 24 L M. Rafi Abdusy Rahardiansyah 75 Tuntas 25 L Raphael Dandy Damara Wishuda 70 Tuntas 26 L Muhammad Lutfi Syakbani 95 Tuntas
Rata – Rata 73,26
4. Refleksi
Kegiatan ini bertujuan untuk menilai seluruh kegiatan pembelajaran dengan metode Eksperimen. Hasil belajar siklus I menunjukkan bahwa aktivitas siswa dalam proses pembelajaran meningkat. Siswa terlihat antusias dalam melaksanakan proses pembelajaran dengan metode Eksperimen. Guru berperan sebagai fasilitator, pembimbing dan motivator, pusat pembelajaran berada pada siswa. Metode Eksperimen ini membuat siswa aktif karena siswa dapat mengetahui secara langsung fakta atau kebenaran dari pembelajaran IPA pada materi benda dan sifatnya.
Selama pengamatan berlangsung masih ditemukan masalah-masalah, yaitu :
47
b. Beberapa siswa belum paham dan merasa kebingungan tentang bagaimana melakukan Eksperimen. Dalam hal ini siswa sangat tergantung dengan guru jika menemukan masalah yang sulit. c. Adanya siswa yang belum semuanya membawa bahan untuk
melakukan metode Eksperimen yang sebelumnnya telah diminta oleh peneliti.
d. Nilai hasil evaluasi siswa pada siklus I belum mencapai standar KKM yang ditentukan yaitu 80% siswa mendapat nilai 6,50. Sehingga siswa kurang memahami materi pelajaran yang disampaikan.
Dengan adanya masalah-masalah tersebut, maka peneliti akan melakukan tindakan pada siklus II untuk memperbaiki hasil belajar pada siklus I.
D. Deskripsi Siklus II
Pelaksanaan tindakan siklus II dilaksanakan pada semester I, tanggal 6 Oktober 2015. Pelaksanaan tindakan ini sesuai dengan program semester mata pelajaran IPA kelas III Semester I. Standar kompetensi
“Memahami sifat – sifat, perubahan sifat benda, dan kegunaanya dalam kehidupan sehari – hari”. Dengan kompetensi dasar “Mengidentifikasi sifat – sifat benda berdasarkan pengamatan meliputi benda padat, cair, dan gas”.
48
(observing) dan refleksi (reflekting), secara garis besar pelaksanaan dapat di deskripsikan sebagai berikut :
1. Perencanaan Tindakan
Berdasarkan refleksi yang diperoleh dari observasi dan hasil perolehan nilai pada siklus I, maka siklus II merupakan perbaikan dari siklus I. Rencana tindakan siklus II yang dilakukan oleh peneliti adalah :
a. Menyususn Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang memuat serangkaian kegiatan belajar mengajar dengan menggunakan metode Eksperimen. Adapun materi yang dibahas adalah mata pelajaran IPA materi benda dan sifatnya pada subtema mengidentifikasi benda gas. Perbaikan yang dilakukan adalah guru diminta untuk menjelaskan materi pembelajaran dengan menggunakan metode Eksperimen yang telah dibuat guru sendiri sebelumnya.
b. Menyiapkan alat yang akan digunakan untuk melakukan
Eksperimen
c. Menjelaskan materi pembelajaran dengan metode Eksperimen
sebagai bahan ajar yang diberikan kepada siswa.
d. Menyiapkan lembar pengamatan untuk melihat kondisi siswa. e. Mengajar dengan metode Eksperimen untuk melaksanakan proses
49
f. Menyusun soal evaluasi yang akan digunakan untuk mengukur prestasi belajar peserta didik.
2. Pelaksanaan tindakan
a. Kegiatan Awal
1) Guru melaksanakan pembelajaran sesuai dengan rencana pembelajaran yang dibuat sebelumnya.
2) Guru memulai pembelajaran dengan salam, do’a dan sapaan kepada peserta didik.
3) Guru menanyakan kabar dan mengabsen daftar hadir siswa. 4) Guru memberikan motivasi sebelum masuk ke dalam materi
pembelajaran.
5) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran. b. Kegiatan Inti
1) Eksplorasi
a) Guru menyebutkan apa saja macam – macam wujud benda. b) Guru menjelaskan tentang benda gas.
c) Guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok.
d) Guru menjelaskan langkah – langkah dalam melakukan eksperimen.
2) Elaborasi
50
beberapa eksperimen dan mengamati perubahan yang terjadi.
b) Guru membimbing siswa mendiskusikan hasil pengamatan dengan teman sekelompoknya untuk menjawab pertanyaan
– pertanyaan berikut :
(1) Bagaimana sifat benda gas didalam balon ? (2) Apakah isi balon dapat dilihat ?
c) Guru meminta siswa menyimpulkan sifat – sifat benda gas. d) Guru meminta siswa menulis dan mengelompokan nama –
nama benda disekitarnya berdasarkan sifat – sifat benda gas.
3) Konfirmasi
a) Guru bertanya jawab tentang hal-hal yang belum diketahui siswa.
b) Guru bersama siswa bertanya jawab meluruskan kesalahan pemahaman, memberikan penguatan dan penyimpulan. c. Kegiatan Akhir
1) Mengadakan tanya jawab sekitar materi yang sudah disampaikan.
2) Memberikan penilaian hasil kerja siswa baik lisan, tertulis, maupun perbuatan yang dilakukan siswa.
3) Memberikan tugas pada siswa untuk mempelajari materi yang akan dipelajari pada pertemuan berikutnya.
51
5) Pada 30 menit sebelum pembelajaran berakhir, siswa mengerjakan soal evaluasi yang telah dibagikan guru.
6) Guru menutup pelajaran dengan salam penutup dan berdoa yang dipimpin oleh salah satu siswa
3. Pengamatan/observasi
Selama pelaksanaan pembelajaran, secara langsung dilakukan observasi untuk mengetahui pengaruh kegiatan pembelajaran dengan menggunakan metode Eksperimen dalam meningkatkan prestasi belajar peserta didik. Data hasil belajar dan pengamatan siswa pada pelaksanaan tindakan siklus ke-dua dapat dilihat pada tabel dibawah ini :
Tabel 3.5 Data perolehan nilai siswa Siklus II
52
Hasil belajar siklus II menunjukkan bahwa aktifitas siswa dalam proses pembelajaran meningkat. Siswa terlihat sangat antusias dalam melaksanakan proses pembelajaran dengan metode Eksperimen
hingga waktu pembelajaran hampir selesai. Siswa mulai mandiri melakukan proses pembelajaran. Guru berperan sebagai fasilitator, pembimbing, dan motivator, pusat pembelajaran berada pada siswa. Metode Eksperimen ini membuat semua siswa aktif karena siswa dapat ikut dan mengetahui langsung fakta kebenaran yang telah mereka pelajari. Selama pengamatan berlangsung, kebingungan siswa dalam menentukan melakukan Eksperimen semakin menurun. Namun hal itu masih bisa diatasi dengan bimbingan guru saat siswa mencoba melakukan Eksperimen.
53
54
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Analisis Data Persiklus
1. Analisis Data Pra Siklus
Penelitian pra siklus ini dilaksanakan pada hari Senin, 14 September 2015 selama 2 jam pelajaran (70 menit). Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui keadaan siswa yang menjadi responden serta proses pembelajaran sebelum menerapkan metode Eksperimen di kelas III MI Ma’arif Kutowinangun Salatiga ini.
Pada pembelajaran IPA ini guru menggunakan metode ceramah dan diskusi. Ketika kegiatan belajar mengajar berlangsung siswa cenderung pasif, pelajaranpun terasa monoton dan membosankan. Setelah guru menerangkan materi, siswa dibagi menjadi beberapa kelompok dan diminta untuk mengerjakan LKS dengan berdiskusi. Setelah selesai mengerjakan, setiap kelompok mengumpulkan hasil kerja diskusi mereka tanpa melakukan presentasi. Kemudian guru melanjutkan dengan member soal evaluasi untuk dikerjakan siswa secara individu.
55
Tabel 4.1 Data Nilai Pre Test IPA Kelas III
NO L/P NAMA NILAI KETERANGAN
Dari tabel 4.1 di atas dapat diketahui bahwa : 1570 )
(
nilaiseluruhpesertadidik F
pesertadidik yangtuntasbelajar(Ftb)1456
Berdasarkan data yang diperoleh dari pelaksanaan pra siklus ini, ternyata tingkat ketuntasan belajar siswa masih dalam kategori rendah yaitu hanya 14 siswa yang tuntas (53,8%) dan sebanyak 12 siswa yang tidak tuntas (46,2%) dengan nilai rata – rata kelas 60,38. Dengan data yang telah diperoleh tersebut, selanjutnya peneliti akan melakukan penelitian tindakan kelas dengan menerapkan metode Eksperimen
dengan tujuan untuk meningkatkan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran IPA tentang Benda dan Sifatnya.
2. Analisis Data Siklus I
a. Data Hasil Pengamatan
57
melakukan pengamatan, peneliti dibantu oleh guru kelas yang berperan sebagai kolaborator yang mengamati pembelajaran yang dilakukan oleh peneliti.
Kegiatan pembelajaran ini diakhiri dengan mengerjakan soal tes, dengan tujuan untuk mengetahui tingkat keberhasilan siswa dalam menguasai materi. Hasil nilai siswa tersebut juga dijadikan sebagai indikator keberhasilan pembelajaran dengan metode Eksperimen. Data nilai tes siswa pada siklus I dapat dilihat pada table 4.2 sebagai berikut :
Tabel 4.2 Data Nilai Siklus I IPA Kelas III
58
Dari tabel 4.2 di atas dapat diketahui bahwa : 1905 )
(
nilaiseluruhpesertadidik F
pesertadidik yangtuntasbelajar(Ftb)19
pesertadidik(N)26Berdasarkan data diatas, setelah menerapkan metode
59
memperbaiki kekurangan dan kelemahan yang terjadi dalam siklus I.
b. Refleksi
Setelah menerapkan metode Eksperimen aktifitas pembelajaran dapat berlangsung menarik, ini terlihat dari siswa yang sangat antusias dalam melakukan percobaan secara langsung. Selain itu nilai belajar siswa juga mengalami peningkatan dibandingkan dengan nilai pada saat pra siklus, namun belum mencapai target.
Selama pengamatan berlangsung masih ditemukan masalah-masalah, yaitu :
1) Guru harus mempelajari dan menguasai materi lebih mendalam, dan menyampaikan materi harus urut.
2) Pengelolaan kelas yang kurang optimal saat akan berlangsungnya Kegiatan Belajar Mengajar.
3) Guru belum bersikap tegas dalam mengkondisikan siswa agar kegiatan pembelajaran dapat berlangsung lebih kondusif.
4) Pengelolaan waktu yang kurang optimal saat belajar menggunakan metode Eksperimen berlangsung.
5) Suara guru belum begitu keras sehingga siswa kurang mendengar apa yang guru jelaskan.
60
7) Beberapa siswa belum paham dan merasa kebingungan tentang bagaimana melakukan Eksperimen. Dalam hal ini siswa sangat tergantung dengan guru jika menemukan masalah yang sulit. 8) Adanya siswa yang belum semuanya membawa bahan untuk
melakukan metode Eksperimen yang sebelumnnya telah diminta oleh peneliti.
9) Guru harus membawa bahan serta peralatan cadangan yang dibutuhkan untuk percobaan sebagain antisipasi apabila ada siswa yang tidak membawa bahan dan peralatan yang ditugaskan.
10)Nilai hasil evaluasi siswa pada siklus I belum mencapai standar KKM yang ditentukan yaitu 80% siswa mendapat nilai 6,50. Sehingga siswa kurang memahami materi pelajaran yang disampaikan.
Dengan adanya masalah-masalah tersebut, maka peneliti akan melakukan tindakan pada siklus II untuk memperbaiki hasil belajar pada siklus I.
3. Analisis Data Siklus II
a. Data Hasil Pengamatan
61
menyampaikan materi pelajaran peneliti juga melakukan pengamatan terhadap aktifitas siswa selama proses pembelajaran berlangsung. Dalam melakukan pengamatan, peneliti dibantu oleh guru kelas yang berperan sebagai kolaborator yang mengamati pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan oleh peneliti.
Pada akhir kegiatan pembelajaran, guru memberikan soal tes untuk dikerjakan siswa. Tujuan tes ini untuk mengetahui tingkat keberhasilan siswa dalam menguasai materi. Hasil bilai siswa tersebut juga dijadikan sebagai indikator keberhasilan pembelajaran dengan metode Eksperimen. Data nilai tes IPA siswa kelas III pada siklus II dapat dilihat pada tabel 4.3 sebagai berikut :
Tabel 4.3 Data Nilai Siklus II IPA Kelas III
62
Dari tabel 4.3 di atas dapat diketahui bahwa : 2105 )
(
nilaiseluruhpesertadidik F
pesertadidik yangtuntasbelajar(Ftb)23
pesertadidik(N)2663
b. Refleksi
Pada pelaksanaan siklus II ini, peneliti telah berhasil meningkatkan prestasi belajar mata pelajaran IPA materi Benda
dan Sifatnya pada siswa kelas III MI Ma’arif Kutowinangun
Salatiga yaitu sebesar 88,46% telah mencapai KKM. Oleh karena itu, pelaksanaan siklus berhenti pada siklus II. Meskipun demikian, masih ada PR yang harus dilakukan oleh guru. Salah satunya yaitu memberikan tambahan perhatian dan tambahan jam pelajaran khusus untuk siswa yang belum lancer membaca dan menulis. Hal ini perlu dilakukan agar siswa tersebut tidak tertinggal oleh teman
– temannya.
Selain itu, guru harus tetap selalu melakukan inovasi baru dalam melaksanakan pembelajaran. Agar kegiatan pembelajaran dapat berlangsung menyenangkan dan tidak membosankan bagi siswa.
B. Pembahasan
64
Tabel 4.4 Data Hasil rekapitulasi Nilai IPA Persiklus