• Tidak ada hasil yang ditemukan

KAJIAN PUSTAKA

A. Landasan Teori

1. Pengertian Pemasaran

Pemasaran merupakan salah satu dari kegiatan-kegiatan pokok yang dilakukan oleh para pengusaha dalam usaha untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya, untuk berkembang serta mendapatkan laba yang optimal. Berhasil atau tidaknya suatu kegiatan pemasaran tidak lepas dari kemampuan perusahaan dalam melihat peluang pasar.

Menurut Philip Kotler (2005:10), Pemasaran adalah suatu proses sosial yang dengan proses itu, individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan menciptakan, menawarkan dan secara bebas mempertukarkan produk dan jasa dengan pihak lain.

Kegiatan pemasaran merupakan faktor yang paling penting karena bermula dari konsumen dan berakhir pula pada konsumen. Suatu perusahaan tidak dapat bertahan bila tidak mampu memasarkan produknya dengan cara yang tepat dan sebagai pedoman dalam menjalankannya.

Adapun pengertian dari manajemen pemasaran menurut The Marketing Association adalah sebagai berikut :

Manajemen pemasaran adalah proses perencanaan dan pelaksanaan konsepsi, penetapan harga, promosi dan distribusi gagasan, barang dan jasa untuk menghasilkan pertukaran yang memenuhi sasaran perorang dan organisasi.

Dari definisi tersebut memberikan pengertian bahwa manajemen pemasaran sebagai suatu proses yang meliputi analisis, perencanaan, implementasi dan pengendalian dari program-program yang dirancang untuk menciptakan, membangun dan memelihara pertukaran yang menguntungkan dengan pembeli sasaran untuk mencapai tujuan perusahaan (Kotler dan Amstrong, 2001 : 18).

2. Konsep Pemasaran

Konsep pemasaran sangat diperlukan sebelum menentukan sebuah strategi pemasaran yang akan dilakukan oleh perusahaan atau konsep pemasaran menyatakan bahwa kunci untuk organisasi. Konsep pemasaran menegaskan bahwa kunci mencapai tujuan organisasional yang ditetapkan adalah perusahaan harus lebih efektif dibanding pesaing, dalam menciptakan, menyerahkan dan mengkomunikasikan nilai pelanggan kepada pasar sasaran yang terpilih ( Kotler, 2000:22).

Dari definisi di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa konsep pemasaran adalah suatu upaya pemasaran yang berfokus pada pasar dan berorientasi pada pelanggan untuk mewujudkan kepuasan pelanggan dalam upaya mencapai tujuan pemasaran.

Ada tiga ketetapan pokok yang mendasari konsep pemasaran adalah sebagai berikut :

1) Semua perencanaan dan kegiatan perusahaan harus berorientasi kepada konsumen.

2) Volume penjualan yang menguntungkan harus menjadi tujuan perusahaan.

3) Semua kegiatan pemasaran di sebuah perusahaan harus dikoordinasi secara organisasi

Menurut konsep pemasaran, sebuah organisasi harus mencoba menyediakan produk yang memenuhi kebutuhan konsumen melalui sekelompok kegiatan yang memungkinkan organisasi tersebut untuk mencapai sasaran-sasarannya (William dan Ferrel, 1995:15).

Sedangkan menurut Kotler (1997:17), konsep pemasaran berdasar empat pihak sebagai berikut :

1) Orientasi Pelanggan (Customer Oriented)

Berorientasi pada pelanggan mengharuskan perusahaan untuk cermat dalam menentukan pelanggan dari sudut pandang pelanggan. Beberapa pelanggan memiliki kebutuhan yang terkadang tidak disadari dan mereka tidak dapat mengutarakan kebutuhannya.

2) Target Pasar (Market Target)

Perusahaan akan berhasil apabila perusahaan itu menetapkan target pasar yang ingin dicapai dengan baik dan menyusun program pemasaran yang sesuai dengan pasar sasaran.

3) Pemasaran Terpadu (Integrated Marketing)

Dalam pemasaran terpadu, berbagai fungsi pemasaran harus dikoordinasikan dari segi pelanggan. Perusahaan akan mampu bekerja dengan baik apabila perusahaan mampu terkoordinasi dan bekerja sama dengan bagian-bagian yang terdapat pada perusahaan itu sendiri.

4) Keuntungan (Profitability)

Konsep pemasaran dapat digunakan untuk membantu perusahaan dalam mencapai tujuan yang direncanakan, juga mempunyai tujuan utama yaitu mencari laba.

3. Pengertian Jasa atau Pelayanan

Sebenarnya pemisah secara konsep antara produk dan jasa seringkali sukar dilaksanakan. Hal ini dikarenakan penawaran dari suatu produk perusahaan biasanya meliputi beberapa pelayanan atau jasa, baik sebagian kecil atau sebagian besar dari keseluruhan penawaran. Sebuah penawaran dapat berupa produk yang diiringi dengan pemberi jasa atau pelayanan tertentu (misalnya pemberian garansi, perawatan dan reparasi) dan sebaliknya, penawaran suatu jasa atau pelayanan seringkali melibatkan

produk-produk yang melengkapinya (misalnya makanan di rumah makan, telepon dalam jasa telekomunikasi, dan lainnya).

Menurut Philip Kotler (1996 : 6), jasa dapat didefinisikan sebagai berikut: jasa adalah setiap tindakan atau perbuatan yang dapat ditawarkan oleh suatu pihak lain, yang pada dasarnya bersifat tidak berwujud (intangible) dan tidak menghasilkan kepemilikan sesuatu. Produk jasa bisa berhubungan dengan produk fisik maupun tidak.

Dari definisi tersebut dapat terlihat bahwa penawaran suatu perusahaan kepada pasar biasanya mencakup beberapa jenis jasa. Komponen jasa ini dapat merupakan bagian kecil ataupun bagian utama atau pokok dari keseluruhan penawaran tersebut. Pada kenyataannya, suatu penawaran dapat bervariasi dari dua kutub ekstrim, yaitu murni berupa barang pada satu sisi dan jasa murni pada sisi lainnya, tetapi dapat juga berupa kombinasi atas keduanya.

4. Pemasaran Jasa

Saat ini produk yang menggunakan jasa semakin banyak dan hal ini semakin menambah perhatian secara khusus terhadap pemasarannya. Produk jasa sebenarnya tidak jauh berbeda dengan produk barang, yang membedakan hanya jenis dan sifat produknya. Elemen dari pemasaran jasa yaitu:

a. Sikap dan keputusan konsumen

Yaitu kegunaan dan nilai barang dan jasa yang tersedia, sesuai dengan kemampuan mereka untuk membayar.

b. Sikap dan keputusan produsen

Yaitu produk jasa yang dijual atau ditawarkan dalam bisnis jangka panjang.

c. Cara produsen dalam mengkomunikasikan produknya pada konsumen (sebelum, selama, dan setelah penjualan).

Karakteristik produk jasa sangat berbeda dibandingkan dengan karakteristik produk barang. Karakteristik jasa yaitu:

1) Intangible : tidak dapat diraba atau dipegang

2) Perishability : tidak dapat disimpan, hanya digunakan sekali 3) Hasil produk jasa belum mempunyai standar yang obyektif 4) Hasil produk jasa tidak bisa dipindahkan

5) Variabillity : jasa beragam tergantung dari penyediaan jasa

Karakteristik-karakteristik diatas sesuai dengan definisi Philip Kotler dan Gary Amstrong (1995 : 382) yaitu pemasaran jasa adalah setiap kegiatan dan manfaat yang dapat diberikan oleh salah satu pihak kepada pihak lain yang pada dasarnya tidak berwujud dan tidak pula berakibat pemilikan sesuatu.

Jadi jasa tidak dapat dirasakan tanpa menggunakan jasa itu, karena jasa itu tidak berwujud barang tetapi berwujud pelayanan. Konsumen tidak mungkin mencicipi dan merasakan jasa, tanpa menikmati sendiri pelayanan yang diberikan oleh obyek yang dikunjungi.

Pelayanan jasa (marketing of service), sebenarnya agak sulit dilakukan karena sifat dari pelayanan itu sendiri. Walaupun demikian jasa perlu dijual, karena jasa perlu dikembangkan sesuai dengan kebutuhan manusia sebagai konsumen. Dalam beberapa hal pemasaran jasa itu sejalan dengan barang-barang manufaktur yang bersifat berwujud (tangible). Prinsip pemasaran secara umum tetap menjadi dasar dalam pemasaran jasa, karena apa yang berlaku pada marketing of goods juga berlaku pada marketing of service.

5. Dimensi Kualitas Jasa

Menurut Zeithaml, Berry dan parasuraman (1985) dikutip dalam Zulian Yamit (2005: 10-11) ada lima dimensi kualitas jasa, yaitu:

a. Tangibles (Bukti langsung)

Yaitu meliputi fasilitas fisik, perlengkapan dan peralatan, penampilan pegawai dan sarana komunikasi.

b. Reliability ( Kehandalan)

Yaitu suatu kemampuan memberikan pelayanan yang dijanjikan dengan segera dan memuaskan serta sesuai dengan yang telah dijanjikan.

c. Responsiveness (Kesigapan)

Yaitu respon atau kesigapan dalam membantu konsumen dan memberikan pelayanan yang cepat dan tanggap

d. Assurance (Jaminan)

Yaitu mencakup kemampuan, kesopanan dan sifat dapat dipercaya yang dimiliki para staf, bebas dari bahaya, resiko ataupun keragu-raguan.

e. Empaty (Perhatian)

Yaitu meliputi kemudahan dalam melakukan hubungan, komunikasi yang baik, dan perhatian dengan tulus terhadap kebutuhan pelanggan. 6. Pengertian dan Konsep Kepuasan Konsumen

1. Pengertian

Disaat sekarang ini, baik kepuasan maupun ketidakpuasan konsumen menjadi perhatian yang cukup besar. Persaingan yang semakin ketat mengakibatkan perusahaan harus memberikan nilai dan kepuasan konsumen melalui produk barang dan jasa yang berkualitas dengan harga bersaing. Dengan terciptanya kepuasan konsumen dapat memberikan beberapa manfaat diantaranya hubungan perusahaan dengan konsumen menjadi harmonis, memberikan dasar yang baik bagi pembeli ulang, terciptanya loyalitas konsumen serta memberikan

rekomendasi dari mulut kemulut yang akan menguntungkan perusahaan.

Kepuasan konsumen adalah pada dasarnya pengertian kepuasan pelanggan mencakup perbedaan antara harapan dan kinerja yang dirasakan (Tjiptono, 2000: 24). Jadi kepuasan merupakan fungsi dari kesan kinerja dan harapan.Jika kinerja dibawah harapan, maka konsumen tersebut tidak puas. Jika kinerja memenuhi harapan, maka konsumen puas. Seseorang yang merasa puas terhadap nilai yang diberikan oleh produk atau jasa kemungkinan besar akan menjadi pelanggan dalam waktu lama.

2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kepuasan Konsumen

Faktor-faktor yang mempengaruhi kepuasan konsumen adalah mutu produk dan pelayanannya, kegiatan penjualan, pelayanan purna penjualan dan nilai-nilai perusahaan. Kegiatan penjualan terdiri dari variabel pesan (sebagai penghasil serangkaian sikap tertentu mengenai perusahaan, produk dan tingkat kepuasan yang dapat diharapkan oleh pelanggan), sikap (sebagai penilaian pelanggan atas pelayanan perusahaan) dan perantara (sebagai penilaian pelanggan atas perusahaan seperti grosir).

Pelayanan purna jual terdiri dari variabel-variabel pelayanan pendukung tertentu, seperti garansi serta berkaitan dengan umpan balik, seperti penanganan keluhan dan pengembalian uang. Pelayanan yang baik akan mempengaruhi konsumen untuk tetap setia

mengkonsumsi produk jasa tersebut. Karena pelayanan yang baik akan memberikan kepuasan bagi konsumen. Pelayanan menjadi sangat penting bagi penentu puas atau tidaknya pelanggan yang datang berkunjung.

3. Macam Kepuasan dan Macam Konsumen

Menurut Umar (1997: 239), kepuasan terdiri dari dua macam, yaitu kepuasan fungsional dan kepuasan psikologi. Kepuasan fungsional merupakan kepuasan yang diperoleh dari fungsi suatu produk yang dimanfaatkan, sedangkan kepuasan psikologi merupakan kepuasan yang diperoleh dari atribut yang bersifat tidak berwujud dari suatu produk.

Pelanggan juga dapat dibagi menjadi dua jenis yaitu pelanggan eksternal dan pelanggan internal. Pelanggan eksternal mudah diidentifikasi karena mereka berada diluar organisasi, sedangkan pelanggan internal merupakan orang-orang yang melakukan proses selanjutnya dari pekerjaan orang sebelumnya.

Pelanggan dibagi menjadi tiga tipe, dan dikelompokkan sebagai berikut:

1) Tidak puas dan berbahaya untuk beralih kepada pesaing setiap saat.

2) Tidak puas dan mau tinggal sampai sesuatu yang lebih baik datang.

3) Senang, dengan kebutuhan dan harapan-harapan yang sangat besar dalam taraf yang terus-menerus. Pelanggan ini loyal dan suka memuji, menceritakan kepada yang lain betapa hebatnya perusahaan tersebut. Pelanggan yang senang sebenarnya adalah senjata pemasaran yang sangat kuat untuk suatu organisasi.

7. Konsep Kepuasan Pelanggan ( Tjiptono, 1995: 28)

Gambar1: konsep kepuasan pelanggan 8. Harapan dan Kepuasan Pelanggan

Harapan pelanggan dibentuk dan didasarkan oleh beberapa faktor, diantaranya pengalaman dimasa lampau, opini teman,

Kebutuhan dan keinginan pelanggan Produk Tujuan perusahaan Harapan pelanggan Terhadap produk Nilai produk Tingkat kepuasan pelanggan

informasi dan janji perusahaan dan para pesaing. Ada beberapa penyebab utama tidak terpenuhinya harapan dan kepuasan konsumen. Beberapa faktor penyebab itu diantaranya ada yang dapat dikendalikan oleh penyedia jasa atau pemberi pelayanan. Pemberi pelayanan harus mengambil inisiatif agar dapat memahami dengan jelas instruksi dari klien-klien dan mengerti benar apa yang akan diberikan oleh perusahaan.

Sebelumnya menggunakan jasa akan muncul 4 (empat) skenario yang akan dialami konsumen, (Fandy Tjiptono, 2004: 150-151) yaitu jasa ideal, jasa diharapkan, jasa yang selayaknya diterima, dan jasa yang dapat ditoleransi.

Apabila jasa minimum yang dapat ditoleransi dan yang dapat diharapkan, lalu yang terjadi sama dengan atau bahkan melampaui harapan tersebut, maka kalau yang terjadi kurang dari harapan akan timbul rasa ketidakpuasan. Tetapi bila yang diharapkan adalah jasa minimum yang dapat diterima, maka semakin besar kemungkinan tercapainya kepuasan. Kadang-kadang konsumen memandang secara subyektif apa yang selayaknya mereka terima, walaupun itu berada pada tingkatan yang rendah.

9. Pengukuran Kepuasan Pelanggan

Pengukuran kepuasan pelanggan disini dalam arti mengukur sejauh mana pelanggan merasa puas setelah mengkonsumsi produk

atau jasa yang ditawarkan oleh perusahaan. Ada beberapa metode dalam pengukuran kepuasan pelanggan. Kotler mengemukakan ada 4 (empat) metode (Tjiptono: 1995:39-40), yaitu:

a. Sistem Keluhan dan Saran

Sistem organisasi yang berorientasi pada pelanggan

(customer centered) perlu memberikan kesempatan seluas-luasnya pada pelanggan untuk menyampaikan saran, pendapat dan keluhan mereka.

b. Ghost Shopping

Salah satu cara untuk memperoleh gambaran mengenai kepuasan pelanggan adalah dengan mempekerjakan beberapa orang (ghost shopper) untuk berperan dan bersikap sebagai pelanggan, lalu mereka menyampaikan temuannya mengenai kekuatan dan kelemahan dari produk pesaing berdasarkan pengalaman mereka.

c. Lost Costumer Analysis

Perusahaan berusaha menghubungi para pelanggan yang telah berhenti membeli atau beralih ke produk lain. Yang ingin diperoleh adalah informasi penyebab terjadinya hal tersebut.

d. Survey Kepuasan Pelanggan

Umumnya penelitian kepuasan pelanggan dilakukan melalui penelitian survey, baik melalui pos, telepon, maupun wawancara pribadi.

10.Perilaku Konsumen

Dalam mengenal konsumen, perusahaan harus mempelajari perilaku konsumen sebagai perwujudan dari seluruh aktivitas jiwa manusia itu sendiri. Perusahaan harus dapat mengetahui dan memahami perilaku konsumen agar dapat memperoleh tanggapan yang baik dari konsumen.

Faktor utama yang mempengaruhi perilaku pembelian konsumen adalah faktor budaya, sosial, pribadi, dan psikologis (Kotler, 1997:144). Adapun pengertiannya adalah sebagai berikut:

a) Faktor Budaya

Dalam faktor budaya ini ada 3 faktor penting yaitu kultur, subkultur dan kelas sosial. Kultur adalah faktor penentu keinginan dan perilaku manusia yang paling mendasar. Sub-kultur adalah bagian yang lebih kecil dari kultur yaitu lebih memberikan ciri-ciri dan sosialisasi khusus bagi anggota. Sedangkan kelas sosial adalah pembagian masyarakat yang relatif homogen dan permanen

yang tersusun secara hirarkhis dan memiliki anggota dengan nilai-nilai dan perilaku yang serupa.

b) Faktor Sosial

(1).Kelompok Acuan

Kelompok acuan sangat mempengaruhi pilihan produk serta merek. Kelompok acuan seseorang terdiri dari semua kelompok yang mempunyai pengaruh langsung atau pengaruh tidak langsung terhadap pendirian atau perilaku seseorang. Semua ini adalah kelompok dimana orang tersebut berinteraksi.

(2).Keluarga

Anggota keluarga merupakan kelompok primer yang paling berpengaruh. Oleh karena itu, yang penting bagi pemasar adalah mengetahui anggota mana yang memberi pengaruh dalam memilih dan memutuskan pembelian produk sehingga perusahaan dapat menyusun program-program pemasaran yang lebih baik. Setiap kegiatan pembelian termasuk proses pemenuhan kebutuhan tertentu yang merupakan rangkaian tahapan yang diambil konsumen.

(3).Peran dan Status

Seseorang berpartisipasi dalam banyak kelompok sepanjang hidupnya, dalam keluarga, klub, dan

organisasi. Posisi seseorang dalam setiap kelompok ditentukan dari peran dan statusnya. Seseorang pembeli akan memilih produk baru serta merek yang mencerminkan peran dan statusnya.

c) Faktor Kepribadian

Kepuasan dalam pembelian dipengaruhi oleh karakteristik pribadi seperti usia, tahap siklus, pekerjaan, keadaan ekonomi, gaya hidup, kepribadian dan konsep diri pembeli. Setiap orang memiliki kepribadian yang berbeda. Ciri-ciri kepribadian seperti kepercayaan diri, dominasi, dan kemampuan beradaptasi.

d) Faktor Psikologis

Ada beberapa teori yang termasuk dalam teori psikologis yaitu:

(1).Teori psikoanalitis, teori ini menyatakan bahwa tingkah laku konsumen dipengaruhi oleh adanya keinginan yang terpaksa dan adanya motif yang tersembunyi.

(2).Teori sosiologis, dalam teori ini menitikberatkan pada hubungan dan pengaruh antar individu yang berkaitan dengan tingkah laku mereka. Jadi lebih mengutamakan perilaku kelompok bukan perilaku individu.

(3).Teori antropologis, teori ini menekankan perilaku pembeli pada suatu kelompok masyarakat tetapi mengutamakan kelompok besar, sub-kultur (kebudayaan daerah) dan kelas sosial.

11.Pengertian Mahasiswa

Mahasiswa dalam peraturan pemerintah RI No.30 tahun 1990 adalah peserta didik yang terdaftar dan belajar di perguruan tinggi tertentu (http://psiko-malangraya.blogspot.com/). Mahasiswa adalah orang yang belajar di perguruan tinggi, baik di universitas, institut atau akademi. Mereka yang terdaftar sebagai murid di perguruan tinggi dapat disebut sebagai mahasiswa (Takwin, 2008). Masa mahasiswa meliputi rentang umur 18/19tahun sampai 20/21 tahun, yaitu mahasiswa dari semester I sampai dengan semester IV, dan periode 21/22 tahun sampai 24/25 tahun, yaitu mahasiswa semester V sampai dengan semester VIII (Winkel, 1997).

12.Jenis Kelamin

Jenis kelamin (bahasa Inggris: sex) adalah kelas atau kelompok yang terbentuk dalam suatu spesies sebagai sarana atau sebagai akibat digunakannya proses reproduksi seksual untuk mempertahankan keberlangsungan spesies itu. Jenis kelamin merupakan suatu akibat dari dimorfisme seksual, yang pada manusia dikenal menjadi laki-laki dan perempuan.

Jenis kelamin dikaitkan pula dengan aspek gender, karena terjadi diferensiasi peran sosial yang dilekatkan pada masing-masing jenis kelamin. Pada masyarakat yang mengenal "machoisme", umpamanya, seorang laki-laki diharuskan berperan secara maskulin ("jantan" dalam bahasa sehari-hari) dan perempuan berperan secara feminin. (http://id.wikipedia.org).

13.Uang Saku

Uang saku adalah uang yang diberikan oleh orang tua dengan perencanaan uang tersebut digunakan seperti untuk untuk membeli jajanan berupa makanan dan minuman selama berada diluar rumah (http://id.shvoong.com/).

14.Pengertian Tentang Usaha Rumah Makan

Menurut kamus bahasa Indonesia bila diartikan sendiri-sendiri dari kata rumah yang berarti tempat tinggal, dan makan yang berarti memasukkan nasi (atau makanan pokok lainnya) ke dalam mulut serta mengunyah dan menelannya. Jadi bila diartikan menjadi satu, rumah makan berarti tempat yang digunakan mahluk hidup dalam hal ini manusia, untuk melakukan kegiatan mengunyah dan mengisi perut dengan makanan.

B. Penelitian-penelitian Sebelumnya

1. Layung Hindar Suminar (2010). Melakukan penelitian mengenai Analisis Tingkat Kepuasan Konsumen Terhadap Jasa Transportasi Trans Jogja. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kepuasan konsumen setelah menggunakan jasa Bus Trans Jogja berdasarkan pelajar dan non-pelajar. Teknik analisis yang digunakan adalah a. Analisis Indeks Kepuasan Pelanggan (IKP) untuk mengetahui seberapa puaskah konsumen terhadap jasa yang diberikan Trans Jogja. b. Analisis Chi Square untuk mengetahui perbedaan tingkat kepuasan konsumen antara pelajar dan non pelajar. Namun dalam penelitian ini, penulis memiliki keterbatasan dan kendala antara lain penelitian ini hanya meneliti satu faktor saja, yaitu tingkat kepuasan konsumen terhadap jasa transportasi Trans Jogja antara pelajar dan non pelajar. Hal ini tentu saja mempengaruhi hasil penelitian dan juga penelitian ini hanya terbatas pada faktor tersebut. Dan pada penelitian ini diketahui bahwa tidak terdapat tingkat kepuasan konsumen terhadap jasa Transportasi Trans Jogja, maka peneliti selanjutnya sebaiknya mengembangkan dan meneliti variable lainnya yang lebih spesifik (khusus) yang dapat mempengaruhi konsumen (penumpang) untuk memilih bus Trans Jogja, misalnya pengaruh tingkat kepuasan konsumen terhadap loyalitas pelanggan, identifikasi fasilitas yang dibutuhkan konsumen, dan sebagainya.

2. Heribertus Isnanto (2006). Melakukan penelitian mengenai Analisis Perbedaan Tingkat Kepuasan Konsumen Terhadap Jasa Pelayanan Rumah

Makan Menurut Umur, Jenis Kelamin, Jenis Pekerjaan dan Pendidikan Terakhir. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah konsumen merasa puas dengan pelayanan yang telah diberikan oleh rumah makan Larasati dan apakah ada perbedaan tingkat kepuasan terhadap jasa pelayanan menurut umur, jenis kelamin, jenis pekerjaan, dan pendidikan terakhir. Teknik analisis data menggunakan IKP dan kai kuadrat. Hasil yang diperoleh dari analisis indeks kepuasan konsumen adalah bernilai positif artinya konsumen merasa puas terhadap jasa pelayanan rumah makan Larasati. Selain itu ada perbedaan tingkat kepuasan konsumen menurut umur, jenis kelamin, jenis pekerjaan dan pendidikan terakhir terhadap jasa pelayanan di rumah makan Larasati. Namun dalam penelitian ini, penulis memiliki keterbatasan karena penelitian atau penulisan skripsi ini merupakan penelitian baru yang pertama kali dilakukan oleh peneliti, sehingga masih banyak kekurangan karena keterbatasan pengalaman dan pengetahuan yang dimiliki penulis, dan penulis tidak dapat melacak kebenaran data yang diberikan oleh responden dalam menjawab kuisioner, sehingga penulis tidak mengetahui apakah data yang diberikan oleh responden diberikan secara jujur atau tidak. Maka untuk penelitian selanjutnya sebaiknya meneliti variabel lain yang lebih spesifik yang dapat mempengaruhi kepuasan konsumen.

Berdasarkan dua review penelitian terdahulu tersebut penulis berencana untuk melakukan penelitian yang sama mengenai kepuasan konsumen. Namun dalam penelitian ini, peneliti akan meneliti obyek,

subyek, aspek, dan variabel yang berbeda. Peneliti akan melakukan penelitian mengenai Kepuasan Mahasiswa USD Kampus I pada Waroeng Spesial Sambal Ditinjau dari aspek Jenis Kelamin dan Jumlah Uang Saku, dengan subyek penelitiannya adalah mahasiswa yang pernah berkunjung ke Waroeng Spesial Sambal.

C. Kerangka Konseptual

Jenis kelamin (bahasa Inggris: sex) adalah kelas atau kelompok yang terbentuk dalam suatu spesies sebagai sarana atau sebagai akibat digunakannya proses reproduksi seksual untuk mempertahankan keberlangsungan spesies itu. Jenis kelamin merupakan suatu akibat dari

dimorfisme seksual, yang pada manusia dikenal menjadi laki-laki dan perempuan. Pada dasarnya pria lebih memakai rasio dalam cara berfikir, bertindak dan bersikap terhadap suatu obyek, sedangkan wanita cenderung lebih sensitif dan peka terhadap suatu obyek. Dari perbedaan rasio tersebut biasanya memiliki perbedaan pula dalam mengkonsumsi makanan dan wanita biasanya cendrung lebih royal dalam memilih makanan. Seperti pada hasil penelitian sebelumnya yaitu Analisis Perbedaan Tingkat Kepuasan Konsumen Terhadap Jasa Pelayanan Rumah Makan Menurut Umur, Jenis Kelamin, Jenis Pekerjaan, dan Pendidikan Terakhir, studi kasus pada rumah makan LARASATI di Magelang, dari penelitian tersebut di simpulkan bahwa lebih banyak konsumen wanita yang berkunjung di rumah makan LARASATI sebanyak 58% sedangkan pengunjung pria lebih sedikit yaitu berjumlah 52%

Sehingga dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan tingkat kepuasan mahasiswa USD kampus I pada Waroeng Spesial Sambal ditinjau dari aspek jenis kelamin.

Uang saku adalah uang yang diberikan oleh orang tua dengan perencanaan uang tersebut digunakan untuk biaya hidup selama satu bulan. Pada dasarnya semakin banyak jumlah uang saku kemungkinan orang tersebut berada pada kelas sosial atas, yang memiliki standard kepuasan yang tinggi, sedangkan semakin sedikit jumlah uang saku kemungkinan orang tersebut berada pada

Dokumen terkait