• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II LANDASAN TEORI

A. Kajian Pustaka

a. Pengertian Ensiklopedia

Chaer (2007:181) mengemukakan bahwa ensiklopedia menerangkan sesuatu yang dilambangkan dengan kata sejelas-jelasnya. Keterangan tentang sesuatu dalam ensiklopedia dibuat seluas dan sejelas mungkin. Pendapat Chaer tersebut diperkuat penjelasan pengertian ensiklopedia pada Kamus Besar Bahasa Indonesia (2005:266) ensiklopedia menurut KBBI adalah buku (atau serangkaian buku) yang menghimpun keterangan atau uraian tentang berbagai hal dalam bidang seni dan ilmu pengetahuan, yang disusun menurut abjad atau menurut lingkungan ilmu. Kedua pendapat tersebut diperkuat juga oleh Komaruddin (2007:67) yang mengemukakan bahwa ensiklopedia berasal dari bahasa Yunani en, kuklos, dan paideia. Dalam bahasa Inggris disebut encyclopedia. Ensiklopedia merupakan suatu karya universal dan komprehensif yang menghimpun informasi dan uraian tentang pelbagai cabang ilmu pengetahuan (yang disebut “ensiklopedia umum”) atau bidang ilmu pengetahuan tertentu (yang disebut “ensiklopedia khusus”) dari pelbagai kurun waktu yang umumnya disusun dalam bentuk artikel-artikel terpisah menurut urutan abjad berdasarkan subyek”.

Oleh karena itu, ensiklopedia merupakan suatu buku yang memuat pelbagai pengetahuan yang diuraikan dengan jelas dan disusun sesuai abjad.

b. Tujuan Penyusunan Ensiklopedia

Tujuan dari penyusunan ensiklopedia yaitu (Lasa, 2009:76): 1) Memperkenalkan informasi atau ilmu pengetahuan.

2) Merangkum berbagai ilmu pengetahuan dan informasi ke dalam suatu sistem dan kesatuan.

3) Menyajikan informasi dengan sistem tertentu agar mudah dimengerti. c. Jenis-jenis Ensiklopedia

Adapun jenis-jenis ensiklopedia sebagai berikut (Chaer, 2007:183): 1)Ensiklopedia umum

Ensiklopedia umum adalah ensiklopedia yang berisi berbagai informasi dari berbagai disiplin ilmu dan segmen-segmen budaya.

2)Ensiklopedia khusus

Ensiklopedia khusus adalah ensiklopedia yang memuat satu bidang keilmuan atau kegiatan.

Pada penelitian ini peneliti menggunakan jenis ensiklopedia khusus. Ensiklopedia khusus digunakan karena peneliti hanya membahas tentang satu bidang keilmuan saja yaitu pakaian adat.

2. Pakaian adat

a. Pengertian Pakaian Adat

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2005: 716), pakaian adalah sebuah barang yang dipakai. Selanjutnya kata adat dalam KBBI (2005:1 ) berarti sebuah budaya atau cara yang sudah menjadi kebiasaan dan memiliki ciri khas. Berdasarkan pengertian tersebut, KBBI (2005:716) menjelaskan pakaian adat adalah pakaian resmi khas suatu daerah. Hal tersebut diperkuat oleh Yunanto (2015: 2) yang menyatakan bahwa pakaian adat merupakan simbol kebudayaan suatu daerah. Sugiyanto (2015:1) juga mengemukakan pakaian adat merupakan sebuah identitas suatu daerah sebagai simbol dari kebudayaan yang dimiliki oleh wilayah tersebut. Oleh karena itu, pakaian adat adalah suatu pakaian resmi yang dianggap sebagai simbol kebudayaan oleh suatu wilayah.

b. Penggunaan Pakaian Adat

Menurut Yunanto (2015:3), pakaian adat oleh masyarakat digunakan untuk memperingati hari besar seperti kelahiran, pernikahan, kematian, dan hari-hari besar keagamaan lainnya. Setiap daerah memiliki pengertian, kelengkapan, sendiri-sendiri. Hal tersebut juga diperkuat oleh Yuliati (2008: 76) yang menjelaskan bahwa pakaian adat digunakan masyarakat saat upacara adat, upacara perkawinan, dan saat memperagakan tarian atau pertunjukan daerah.

c. Provinsi yang ada di Indonesia

Negara Indonesia terbagi menjadi beberapa provinsi. Jumlah provinsi di Indonesia yaitu 34 provinsi, berikut akan diuraikan provinsi yang ada di Indonesia (Sunarto, 2007: 7) yaitu Provinsi Nanggroe Aceh Darrusalam, Provinsi Sumatera

Utara, Provinsi Sumatera Barat, Provinsi Riau, Provinsi Kepulauan Riau, Provinsi Jambi, Provinsi Sumatera Selatan, Provinsi Bengkulu, Provinsi Lampung, Provinsi Bangka Belitung, Provinsi DKI Jakarta, Provinsi Jawa Barat, Provinsi Jawa Tengah, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, Provinsi Jawa Timur, Provinsi Banten, Provinsi Bali, Provinsi Nusa Tenggara Barat, Provinsi Nusa Tenggara Timur, Provinsi Kalimantan Barat, Provinsi Kalimantan Tengah, Provinsi Kalimantan Selatan, Provinsi Kalimantan Timur, Provinsi Sulawesi Utara, Provinsi Sulawesi Tengah, Provinsi Sulawesi Selatan, Provinsi Sulawesi Tenggara, Provinsi Sulawesi Barat, Provinsi Gorontalo, Provinsi Maluku, Provinsi Maluku Utara, Provinsi Papua, Provinsi Papua Barat

Pembagian provinsi di Indonesia berdasarkan pembagian waktu untuk wilayah di Indonesia sebagai berikut (Thayeb, 2007:54):

1) Indonesia bagian Barat

Provinsi di Indonesia bagian Barat yaitu Provinsi Nanggroe Aceh Darrusalam, Provinsi Sumatera Utara, Provinsi Sumatera Barat, Provinsi Riau, Provinsi Kepulauan Riau, Provinsi Jambi, Provinsi Sumatera Selatan, Provinsi Lampung, Provinsi Bangka Belitung, Provinsi Bengkulu, Provinsi DKI Jakarta, Provinsi Jawa Barat, Provinsi Jawa Tengah, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, Provinsi Jawa Timur, Provinsi Kalimantan Barat, Provinsi Kalimantan Tengah.

2) Indonesia bagian Tengah

Provinsi di Indonesia bagian Tengah yaitu Provinsi Kalimantan Timur, Provinsi Kalimantan Selatan, Provinsi Kalimantan Utara, Provinsi Bali,

Provinsi Nusa Tenggara Timur, Provinsi Nusa Tenggara Barat, Provinsi Sulawesi Barat, Provinsi Sulawesi Tengah, Provinsi Sulawesi Selatan, Provinsi Sulawesi Tenggara, Provinsi Sulawesi Utara, Provinsi Gorontalo. 3) Indonesia bagian Timur

Provinsi di Indonesia bagian Timur yaitu Provinsi Maluku, Provinsi Maluku Utara, Provinsi Papua, Provinsi Papua Barat.

Pada pengembangan ensiklopedia ini peneliti hanya menyajikan provinsi di Indonesia bagian Tengah dan Timur, karena proses mencari informasi tentang pakaian adat dibagi menjadi dua bagian dengan penelitian lain. Hal tersebut dilakukan karena agar proses mencari informasi lebih mudah dan efektif.

d. Isi Informasi dalam pengembangan ensiklopedia

Pengembangan ensiklopedia ini berisi nama pakaian adat, penggunaan pakaian, dan kelengkapan setiap pakaian adat. Berikut akan dijelaskan pakaian adat setiap provinsi.

1) Indonesia Bagian Tengah a) Provinsi Kalimantan Timur

Sumber : alfiyah.it.student.pens.ac.id

Nama pakaian adat Provinsi Kalimantan Timur yaitu Sapei Sapaq dan Ta'a. Pakaian ini dipakai saat acara besar dan menyambut tamu agung. Kelengkapan pakaian dari pria yaitu pakaian adat ini disebut Sapei Sapaq. Pakaian ini pada bagian kepala dilengkapi dengan topi berhiaskan bulu burung. Bagian tubuh memakai rompi tanpa lengan yang dipadukan dengan busana bawahan berupa cawat yang disebut abet kaboq semacam celana pendek ketat.

Pakaian adat wanita disebut Ta’a. Pakaian ini pada bagian kepala dilengkapi dengan topi berhiaskan bulu burung Enggang. Bagian tubuh memakai rompi yang bercorak khas Kalimantan tanpa lengan dan bagian bawahnya rok. Perhiasan yang digunakan yaitu kalung dan gelang yang terbuat dari manik-manik (Heru, 2011).

b) Provinsi Kalimantan Selatan

Sumber : www.pulaubanuabanjar.com

Gambar 2.2 Pakaian Adat Provinsi Kalimantan Selatan

Nama pakaian Provinsi Kalimantan Selatan yaitu Bagajah Gamuling Baular Lulut. Pakaian ini dipakai saat upacara pernikahan. Kelengkapan pakaian adat pria yaitu pada bagian kepala dilengkapi dengan mahkota berbentuk dua ekor ular lidi, tapih (sabuk pendek) bermotif binatang halilipan. Bagian tubuh

hanya bertelanjang dada dan bagian bawah memakai Selawar (celana panjang), lalu diberi hiasan motif pucuk rebung dari manik-manik dan monte. Perhiasan yang dipakai yaitu bagian leher sampai bahu dilengkapi kalung samban, sedangkan bagian lengan tangan dilengkapi dengan kilat bahu garuda mungkur paksi. Bagian pinggang dilengkapi dengan ikat pinggang yaitu pending dengan kepala motif gula kelapa serta keris pusaka khas banjar berbentuk sempana dilengkapi dengan bunga keris.

Pakaian adat wanita yaitu bagian kepala dilengkapi dengan mahkota berbentuk dua ekor ular lidi yang melingkar dan kepalanya saling bertemu. Pada sekeliling mahkota mahkota, diberi hiasan kembang goyang yang berjumlah ganjil. Sanggul rambut dihias dengan kembang goyang dan untaian kuncup kembang melati. Bagian tubuh dilengkapi dengan udat atau kemben sebagai penutup dada yang dihias manik-manik, kida-kida atau hiasan berbentuk segilima penutup dada, kayu apu yaitu kain untuk ikat pinggang. Perhiasan yang dipakai yaitu bonel (anting berurai panjang), kalung kebun raja, pending (ikat pinggang), gelang tangan (Efendi, 2007).

c) Provinsi Kalimantan Utara

Sumber : alfiyah.it.student.pens.ac.id

Nama pakaian adat Provinsi Kalimantan Utara yaitu Sapei Sapaq dan Ta'a. Pakaian ini dipakai saat acara besar dan menyambut tamu agung. Kelengkapan pakaian dari pria yaitu pakaian adat ini disebut Sapei Sapaq. Pakaian ini pada bagian kepala dilengkapi dengan topi berhiaskan bulu burung. Bagian tubuh memakai rompi tanpa lengan yang dipadukan dengan busana bawahan berupa cawat yang disebut abet kaboq semacam celana pendek ketat.

Pakaian adat wanita disebut Ta’a. Pakaian ini pada bagian kepala dilengkapi dengan topi berhiaskan bulu burung Enggang. Bagian tubuh memakai rompi yang bercorak khas Kalimantan tanpa lengan dan bagian bawahnya rok. Perhiasan yang digunakan yaitu kalung dan gelang yang terbuat dari manik-manik (Heru, 2011). Pakaian adat Kalimantan Utara sama dengan pakaian adat di Kalimantan Timur, karena provinsi ini dulu termasuk kedalam provinsi Kalimantan Timur sehingga untuk suku bangsa dan kebudayannya pun sama dengan Kalimantan timur (Heru, 2011).

d) Provinsi Bali

http://balidms.com/

Nama pakaian adat Provinsi Bali yaitu Busana Agung. Pakaian ini dikenakan saat rangkaian acara potong gigi atau perkawinan. Kelengkapan pakaian adat pria yaitu pada bagian kepala dilengkapi berupa petitis atau gelungan terbuat dari emas, beberapa bunga emas, dan bunga segar yang bertengger di bagian belakang. Ada kalanya gelungan diganti dengan ikat kepala biasa atau sering disebut destar terbuat dari kain songket yang tidak kalah gemerlapnya.

Bagian tubuh mengenakan kampuh gelagan atau dodot. Kampuh ini juga dipakai hingga menutupi dada. Pada punggung seringkali tersembul keris yang rebah ke kanan. Biasanya keris yang disungkit adalah keris pusaka keluarga yang berhulu emas bertahtakan permata atau berbilah gading bagi yang punya.

Pakain adat wanita yaitu pada bagian kepala dilengkapi dengan hiasan yang berupa petitis emas, ron-ronan yang dihias dengan rangkaian bunga cempaka di bagian belakang dikombinasikan dengan bunga kembang sepatu berwarna merah yang lazim disebut pucuk bang atau pucuk rejuna yang dipasang di tengah bagian muka gelung agung, sanggul lengkap dengan tiara yang ditempel pada dahi dan kipas. Bagian tubuh memakai kain lapis dalam yang disebut sinjang atau tapih untuk mengatur langkah wanita agar tampak anggun (Darsana, 2010).

e) Provinsi Nusa Tenggara Timur

Sumber : www.google.co.id

Gambar 2.5 Pakaian Adat Provinsi Nusa Tenggara Timur

Nama pakaian Provinsi Nusa Tenggara Timur yaitu pakaian Adat Rote. Pakaian ini dipakai saat upacara adat. Kelengkapan pakain adat pria yaitu pada bagian kepala dilengkapi dengan topi yang disebut Ti’i Langga berbentuk bulat dan bagian tengah meruncing. Bagian tubuh memakai kemeja polos lengan panjang berwarna putih dan sarung tenun berwarna gelap yang menjuntai hingga menutupi setengah betis sebagai penutup tubuh bawah. Bagian bahu terselempang sehelai kain tenun.

Pakaian adat wanita yaitu pada bagian kepala dilengkapi dengan hiasan kepala bernama bulan molik yang memiliki bentuk menyerupai bulan sabit dan dilengkapi dengan tiga buah bintang. Bagian tubuh menggunakan kain yang dibentuk menjadi kemben dipadukan dengan kain tenun sebagai bawahannya. Perhiasan yang digunakan yaitu bagian leher memakai kalung (Habas), gelang, anting (Fitinline, 2015).

f) Provinsi Nusa Tenggara Barat

Sumber : holobis.net

Gambar 2.6 Pakaian Adat Provinsi Nusa Tenggara Barat

Nama pakaian adat Provinsi Nusa Tenggara Barat yaitu Lambung dan Dodot. Pakaian ini dipakai saat menyambut tamu dan pembawa woh-wohan dalam upacara mendakin atau nyongkol. Kelengkapan pakaian adat pria yaitu pakaian ini disebut Dodot. Bagian kepala dilengkapi dengan ikat kepala yang disebut capuq atau sapuk. Pada bagian tubuh memakai kemeja lengan panjang berbahan kain pelung yang berwarna terang dilengkapi dengan ikat pinggang (leang atau dodot), Leang atau dodot berfungsi untuk menyelipkan keris.Pada bagian bawah menggunakan wiron atau cute. Wiron berbahan batik Jawa dengan motif tulang nangka atau kain pelung hitam. Penggunaannya menjuntai hingga mata kaki.

Pakaian adat wanita disebut Lambung. Bagian kepala rambut diikat rapi dan sebagai aksen diselipkan bunga cempaka dan mawar, atau bisa juga disanggul dengan model punjung pliset. Bagian tubuh memakai baju hitam dengan kerah berbentuk hurup “V” dan sedikit hiasan di bagian gigir baju. Pakaian ini

menggunakan bahan kain pelun dan dilengkapi selendang yang menjuntai di bahu kanan bercorak ragi genep sepadu dengan sabuk anteng (ikat pinggang) yang dililitkan dan bagian ujungnya yang berumbai dijuntaikan di pinggang sebelah kiri. Perhiasan yang digunakan yaitu sepasang gelang, anting berbentuk bulat (Direktorat Jenderal Kebudayaan Republik Indonesia, 2013).

g) Provinsi Sulawesi Barat

Sumber : www.budayaindonesia.net

Gambar 2.7 Pakaian Adat Provinsi Sulawesi Barat

Nama pakaian adat Provinsi Sulawesi Barat yaitu Pakaian adat Suku Mandar. Pakaian ini dipakai saat acara pernikahan. Kelengkapan pakaian adat pria yaitu bagian kepala menggunakan kopiah atau disebut songkok tobone dengan warna yang serasi dengan baju bagias atas dengan jas atau sarung. Bagian tubuh menggunakan jas berwarna hitam. Bagian bawah memakai kain sarung tenun yang dililitkan pada pinggang sampai ke lutut.

Pakaian adat wanita yaitu pada bagian kepala menggunakan sanggul yang dihiasi tusuk sanggul emas dan kembang goyang yang terletak pada pelipis kanan dan kiri. Bagian tubuh menggunakan baju berbentuk blus. Pada bagian bawah

menggunakan sarung yang dibentuk menjadi rok. Perhiasan yang digunakan yaitu kalung emas yang berjuntai agak panjang, sepasang gelang tangan berukuran besar yang masing-masing kanan dan kiri berjumlah lima buah, dan sepasang giwang.

h) Provinsi Sulawesi Tengah

Sumber : www.budayaindonesia.net

Gambar 2.8 Pakaian Adat Provinsi Sulawesi Tengah

Nama pakaian Provinsi Sulawesi Tengah yaitu Baju Koje / Puruka Pajana dan Baju Nggembe. Pakaian ini dipakai saat upacara Adat. Kelengkapan pakaian adat pria yaitu pakaian ini disebut Baju Koje atau baju ceki adalah kemeja. Bagian kepala menggunakan destar atau siga. Bagian tubuh menggunakan kemeja berlengan panjang, panjang kemeja sampai ke pinggul dan dipakai di atas celana. Puruka Pajana atau celana sebatas lutut, modelnya ketat.

Pakaian adat wanita disebut baju Nggembe. Bagian kepala dilengkapi dengan anting-anting panjang atau Dali Taroe, Kalung beruntai atau Gemo. Pada bagian tubuh menggunakan penutup dada atau sampo dada Buya Sabe Kumbaja dan memakai payet sebagai pemanis busana dan dilengkapi dengan Gelang panjang (Kirana, 2014).

i) Provinsi Sulawesi Selatan

Sumber : www.kebudayaanindonesia.com

Gambar 2.9 Pakaian Adat Provinsi Sulawesi Selatan

Nama pakaian Provinsi Sulawesi Selatan yaitu Bella Dada dan Bodo Gesung. Pakaian ini dipakai saat pesta pernikahan, acara tertentu seperti menyambut tamu-tamu istimewa. Kelengkapan pakaian ini yaitu untuk pria disebut Bella Dada. Bagian kepala dilengkapi dengan hiasan kepala yang bernama Sigara. Bagian tubuh memakai jas berwarna hitam. Bagian bawah memakai kain sarung. Pelengkap yang digunakan yaitu keris yang disebut Tataroppeng.

Pakaian adat wanita disebut Baju Bodo Gesung. Bagian kepala tatanan rambut dalam bentuk sanggul yang berhiaskan kembang goyang. Bagian tubuh memakai blus yang berbentuk segiempat berwarna hijau dan memakai hiasan berupa kepingan-kepingan logam berbentuk bulat berwarna emas di seluruh pinggiran dan permukaan blus. Bagian bawah memakai sehelai sarung yang menutupi bagian pinggang ke bawah badan. Perhiasan yang dipakai yaitu bagian leher dilengkapi dengan kalung dan bagian tangan menggunakan sepasang gelang panjang bersusun.

Baju Bodo memang pakaian tradisional khusus untuk perempuan yang dalam penggunaannya memiliki aturan berdasarkan warna yang melambangkan tingkat usia dan kasta perempuan pemakainya. Warna jingga dan merah darah untuk perempuan berusia 10 sampai 14 tahun, merah darah untuk perempuan berusia 17 sampai 25 tahun, warna putih dipakai para inang dan dukun, warna hijau khusus dipakai para puteri bangsawan, dan warna ungu dipakai oleh para janda. Baju Bodo juga dikenal sebagai salah satu busana tertua di dunia.

j) Provinsi Sulawesi Tenggara

Sumber : www.budayaindonesia.net

Gambar 2.10 Pakaian Adat Provinsi Sulawesi Tenggara

Nama pakaian adat Provinsi Sulawesi Tenggara yaitu Babu Nggawi Langgai dan Babu Nggawi. Pakaian ini dipakai saat upacara pernikahan. Pakaian adat untuk pria disebut Babu Nggawi Langgai, kelengkapan pakaian ini yaitu bagian kepala menggunakan Pabele atau destar. Bagian tubuh memakai Babu Kandiu yaitu baju lengan panjang dengan model kerah berdiri yang terbuka pada bagian depannya dan dihiasi warna keemasan pada sekitar leher, belahan baju

depan serta bagian lengan. Bagian bawah memakai celana panjang yang disebut Saluaro ala yang dilengkapi dengan Sulepe atau Salupi adalah ikat pinggang.

Pakaian adat wanita disebut Babu Nggawi. Kelengkapan pakaian ini yaitu bagian kepala menggunakan sanggul yang disebut Timu Tinambe dengan aksesoris berupa Towe Ndowe Melai berupa hiasan sanggul. Bagian tubuh memakai Roo menda merupakan rok panjang sebatas mata kaki yang diberi pleats pada bagian depan tengah serta hiasan manik-manik berwarna keemasan bermotifkan khas daerah tolaki pada bagian bawah dilengkapi dengan Salupi Nggolopua pada bagian pinggang. Perhiasan yang digunakan yaitu anting-anting panjang disebut Kumenda, kalung yaitu Eno-eno Sinolo atau kalung panjang (Fitinline; 2014)

k) Provinsi Sulawesi Utara

Sumber : budaya-indonesia.org

Gambar 2.11 Pakaian Adat Provinsi Sulawesi Utara

Nama pakaian adat Provinsi Sulawesi Utara yaitu Pakaian adat Sangihe Talau. Pakaian ini dipakai saat upacara adat “Tulude”.Kelengkapan pakaian adat untuk Pria yaitu pada bagian kepala memakai Paparong merupakan sehelai kain yang diikatkan pada bagian kepala menutupi dahi. Pada bagian tubuh memakai

baju lengan panjang dengan bagian leher berbentuk setengah lingkaran, dan panjangnya sampai sebatas tumit. Bagian tubuh dilengkapi dengan Popehe merupakan sejenis kain dari bahan kofo yang diikatkan pada pinggang sebelah kiri dengan ujungnya terurai kebawah.

Kelengkapan pakaian adat untuk wanita yaitu bagian kepala memakai sanggul yang bernama Boto Pusige dapat diartikan sebagai sanggul yang terletak di ubun-ubun kepala wanita. Sanggul ini biasanya dibuat dari rambut asli pemakainya. Semakin tinggi Boto Pusige semakin indah. Pada bagian tubuh memakai baju terusan yang memanjang dari leher sampai di betis. Pada bagian leher terdapat lipatan berbentuk segitiga atau huruf V. Bagian tubuh dilengkapi dengan Kahiwu. Kawihu merupakan pelapis bagian dalam yang diikat dipinggang sebelah kiri, dengan variasi berupa lipatan atau wiron yang disebut “leiwade”. Bagian bahu terselempang Bandang ialah selembar kain berukuran 1,5 meter dengan lebar 5 sentimeter yang diletakkan di bahu kanan dan ujungnya diikat pada pinggang sebelah kiri (Fitinline, 2015).

l) Provinsi Gorontalo

Sumber : yusangriyapengantin.com

Nama pakaian adat Provinsi Gorontalo disebut Biliu dan Makuta. Pakaian ini dipakai saat resepsi pernikahan. Pakaian adat pria disebut Makuta. Bagian kepala dilengkapi dengan hiasan kepala yang disebut Tudung Makuta yang berbentuk bulu unggas. Bagian tubuh memakai baju berlengan panjang dan celana panjang. Perhiasan yang digunakan yaitu bako yaitu hiasan pada bagian garis leher dengan 2 tali terurai, dan Pasimeni yaitu hiasan baju.

Pakaian adat wanita disebut Biliu. Bagian kepala dilengkapi dengan Baya Lo Boute yaitu ikat kepala, Tuhi-Tuhi yaitu artinya gafah berjumlah sebanyak 7 buah, Lai-Lai yaitu bulu unggas berwarna merah putih. Bagian tubuh memakai baju lengan panjang, kain panjang atau rok panjang dilengkapi dengan Etango yaitu ikat pinggang. Perhiasan yang digunakan yaitu bagian leher Kecubu (Lotidu) yaitu hiasan dada. Pateda yaitu sepasang gelang lebar, dan Luobu yaitu hiasan kuku yang dikenakan pada jari manis dan jari kelingking pada kedua belah tangan kiri dan kanan (Fitinline, 2014).

2) Indonesia Bagian Timur a) Provinsi Maluku

Sumber : petabudaya.belajar.kemdikbud.go.id Gambar 2.13 Pakaian Adat Provinsi Maluku

Nama Pakaian adat Provinsi Maluku disebut Kebaya Dansa dan Cole. Pakaian ini dipakai saat upacara Pernikahan. Pakaian adat pria disebut Kebaya Dansa. Bagian tubuh terdiri dari pertama Kebaya dansa dipakai pada bagian luar berwarna merah, tanpa kancing berlengan panjang, dipakai hiasan renda, warna keemasan pada pinggiran kebaya dansa. Kedua Baniang putih dipakai pada bagian dalam dari kebaya dansa pakai kancing warna emas, dengan baniang leher bundar. Ketiga Band pinggang berwarna merah diikat pada bagian dalam dari kebaya dansa, pada pinggiran band pinggang dipakai renda keemasan dan variasi manik-manik emas.

Pakaian adat wanita disebut Cole. Bagian kepala menggunakan sanggul dihiasi dengan Sosoboko yaitu kembang lingkar konde yang disebut bunga ron yang dibuat dari papeceda dengan 9 buah kembang goyang atau 7 bauh sebagai lambang Patasiwa dan terbuat dari emas dan tusuk konde yang disebut Nano-nano yaitu pakaian dalam sebelum kebaya. Pada bagian tubuh menggunakan Cole yaitu baju dalam atau lebih dikenal istilah kutang, yang dipakai/dikenakan sebelum memakai baju/kebaya. Cole ini berlengan panjang tapi ada juga yang berlengan sampai ke sikut dan pada bagian atasnya diberi renda. Pakaian ini menggunakan Mistiza ini berbentuk huruf U panjangnya kurang lebih 60 cm mistiza ini dipakai dari depan ke belakang, berwarna merah diberi manik-manik dan diberi renda emas (Editor, 2013).

b) Provinsi Maluku Utara

Sumber : www.jatikom.com

Gambar 2.14 Pakaian Adat Provinsi Maluku Utara

Nama pakaian adat Maluku Utara disebut Baju Koja dan Kimun Gia. Pakaian ini dipakai saat upacara adat seperti upacara injak tanah untuk bangsawan remaja. Pakaian adat pria disebut Baju Koja. Kelengkapan pakaian ini bagian kepala memakai Toa Pulu atau penutup kepala. Bagian tubuh memakai baju panjang dengan warna-warna muda seperti hijau muda sebagai simbol muda sang

Dokumen terkait