• Tidak ada hasil yang ditemukan

A. Pengertian Belajar

1. Pengertian belajar

Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamanya sendiri dalam interaksi dengan lingkunganya (Slameto, 2003 : 2). Perubahan itu bersifat relative konstan dan berbekas. Dalam kaitan ini, proses belajar dan perubahan merupakan bukti hasil yang dip roses. Belajar tidak hanya mempelajari mata pelajaran, tetapi juga penyusunan, kebiasaan, persepsi, kesenangan atau minat, penyesuaian social, bermacam-macam keterampilan lain, dan cita-cita (Hamalik, 2002:45).

Menurut Fajar (2005 :10) belajar adalah sebuah proses maka hal inilah yang harus ditempuh siswa untuk mengerti suatu hal yang sebelumnya tidak diketahui atau diketahuai namun belum seluruhnya. Melalui belajar seseorang dapat meningkatkan kualitas dan kemampuannya. Belajar merupakan suatu proses kegiatan aktif siswa dalam membangun makna atau pemahaman, maka siswa perlu diberi waktu yang memadai untuk melakukan proses itu.

23

Menurut Ibnu Khaldun dalam (Sulaiman, Fathiyyah Hasan,1991: 78) belajar merupakan suatu proses mentransformasikan nilai-nilai yang diperoleh dari pengalaman untuk dapat mempertahankan eksistensi manusia dalam peradaban masyarakat.Gagne (1977) menganalogkan belajar dengan sebuah proses membangun gedung. Anak-anak secara terus menerus membangun makna baru (pengetahuan, sikap, dan keterampila) berdasarkan apa yang telah mereka kuasai sebelumnya. Anak atau peserta didikadalah orang yang membangun.Maknaadalah apa yang mereka bangun. Apa yang mereka miliki atau kuasai sebelumnya adalah material atau bahan bangunan yang mereka gunakan untuk membangun.Abdul Majid (2005 : 107) juga mengatakan belajar adalah sebuah proses penambahan bagian demi bagian informasi baru terhadap informasi yang telah mereka ketahui dan kuasai sebelumnya. Ini terjadi karena belajar merupakan proses developmental. Perkembangan kognitif anak terkait dengan kematangan biologis, psikologis, dan sosialnya. Proses belajar terjadi ketika siswa dapat menghubungkan apa yang mereka ketahui dengan apa yang mereka temukan dalam pengalaman belajar dyang terjadi melalui interaksi yang bermakna antara siswa dengan siswa, guru, bahan belajar, dan lingkungan belajarnya. Ini berarti siswa dapat belajar dengan baik ketika mereka mendapat dukungan dari orang lain yang memiliki pengetahuan lebih sehingga mereka

terbantu untuk dapat belajar secara mandiri. Dalam prespektif ini, guru berperan sebagai inspirator, fasilitator, director, dan scaffolder (Piaget dan Vygostky, dalam Greedler, 1992).

2. Ciri-ciri Belajar

Menurut Syah dalam Sriyanti (2014: 17-18) seseorang dikatakan belajar apabila memiliki ciri yang dapat di amati, yaitu: a. Kebiasaan

Salah satu wujud hasil belajar adalah adanya perubahan kebiasaan dalam diri individu. Orang yang berhasil belajar akan mengurangi kebiasan-kebiasaan yang tidak diperlukan.

b. Keterampilan

Keterampilan adalah kegiatan yang berhubungan dengan urat syaraf dan otot yang bersifat motorik. Kegiatan ini membutuhkan koordinasi gerak yang teliti dan memerlukan kesadaran yang tinggi. Oleh sebab itu, hasil belajar dapat dilihat tingkat ketrampilan yang ada dalam diri individu.

c. Pengamatan

Pengamatan dapat diartikan proses menerima, menafsirkan, dan mengartikan rangsangan yang masuk melalui panca indra, terutama mata dan telinga. Seseorang akan menghasilkan pengamatan yang objektif dan benar.

25

Seorang yang belajar akan menjadikan dirinya mampu berpikir asosiatif dan meningkatkan daya ingat. Berpikir asosiatif maksutnya berpikir untuk menghubungkan sesuatu dengan sesuatu lainnya. Orang belajar akan mudah melakukan berpikir asosiatif. Selain itu, orang yang belajar aka memiliki daya ingat yang lebih baik.

e. Bepikir Rasional dan Kritis

Proses belajar akan menjadikan seseorang dapat berpikir rasional dan kritis. Berpikir rasional berarti mampu menggunakan logika untuk menentukan sebab-akibat, menganalisis, menyimpulkan, bahkan meramalkan sesuatau. f. Sikap

Sikap adalah kecenderungan yang relatif menetap untuk mereaksi terhadap sesuatu hal. Hasil belajar akan ditandai muncul kecenderungan baru dalam diri seseorang dalam menghadapi suatu objek, tata nilai, peristiwa, dan sebagainya. g. Inhibisi

Inhibisi dalam konteks belajar dapat diartikan kesanggupan individu untuk mengurangi atau menghentikan tindakan yang tidak perlu dan mampu memilih dan melakukan tindakan lainyang lebih baik. Hasil belajar dapat dilihat adanya kesanggupan individu dalam melakukan sesuatu secara baik. h. Apresiasi

Hasil belajar dapat dilihat adanya apresiasi dalam diri individu yang belajar. Orang belajar akan muncul kemampuan untuk menilai dan menghargai terhadap sesuatu objek tertentu. i. Tingkah Laku Efektif

Orang belajar akan memiliki tingkah laku yang efektif. Tingkah laku efektif ini dapat dilihat sebagai wujud dari hasil belajar. Maksudnya, seseorang dikatakan berhasil belajar jika orang tersebut memiliki tingkah laku yang efektif, yaitu tingkah laku yang memiliki manfaat.

3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar

Proses belajar melibatkan berbagai faktor yang sangat kompleks. Oleh sebab itu. Masing-masing faktor perlu diperhatikan agar proses belajar dapar berhasil sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan.

Menurut Suryabrata (2004:46), keberhasilan belajar sangat dipengaruhi oleh banyak faktor, secara umum, keberhasilan belajar dipengaruhi oleh faktor eksternal dan internal. Masing-masing faktor tersebut dapat diuraikan sebagai berikut.

a. Faktor eksternal

Faktor eksternal adalah faktor-faktor yang terdapat di luar dari individu. Dalam proses belajar di sekolah, faktor eksternal berarti faktor-faktor yang berada di luar diri siswa.

27

Faktor –faktor eksternal terdiri dari faktor nonsosial dan faktor sosial.

b. Faktor non sosial

Faktor nonsosial adalah faktor-faktor di luar individu yang berupa kondisi fisik yang ada di lingkunga belajar. Kondisi fisik berupa cuaca, alat, gedung, dan sejenisnya.

c. Faktor sosial

Faktor sosial adalah faktor-faktor di luar individu yang berupa manusia.Faktor eksternal yang bersifat sosial, bisa dipilah menjadi faktor yang berasal keluarga, lingkungan sekolah dan lingkungan masyarakat (termasuk teman pergaulan anak). Misalnya, kehadiran orang dalam belajar, kedekatan hubungan antara anak dengan orang lain, keharmonisan atau pertengkaran dalam keluarga. Hubungan antara personil sekolah dan sebagainya.

d. Faktor internal

Faktor internal adalah faktor yang ada dalam diri individu yang sedang belajar. Faktor internal terdiri dari faktor fisiologis dan psikologis.

Faktor psikologis adalah kondisi fisik yang terdapat dalam diri individu. Faktor fisiologis terdiri dari :

a) Keadaan Tonus jasmani pada umumnya

Keadaan tonus jasmani secara umum yang ada dalam diri individu sangat mempengaruhi hasil belajar. Keadaan tonus jasmani secara umum ini, misalnya tingkat kesehatan dan kebugaran fisik individu. Apabila badan individu dalam keadaan bugar dan sehat maka akan mendukung hasil belajar. Sebaliknya, jika badan individu dalam keadaan kurang bugar dan kurang sehat akan menghambat hasil belajar.

b) Keadaan fungsi-fungsi jasmani tertentu

Keadaan fungsi-fungsi jasmani tertentu adalah keadaan fungsi jasmani tertentu,terutama yang terkait dengan fungsi panca indra yang ada dalam diri individu. Panca indra merupakan pintugerbang masuknya pengetahuan dalam diri individu.

2) Faktor psikologis

Faktor psikologis adalah faktor psikis yang ada dalam diri individu. Faktor-faktor psikis tersebut antara lain tingkat kecerdasan, motivasi, minat, bakat, sikap, kepribadian, kematangan dan lain sebagainya.

29

Faktor eksternal dan internal mempengaruhi keberhasilan belajar. Pengaruhnya nisa bersifat positif (mendukung), namun bisa juga negatif (menghambat). Sriyanti dkk (2009:23-25).

4. Konsep Belajar Menurut Islam

a. Konsep Belajar menurut AL-Quran

Menurut Baharuddin dan Esa (2008:31-38) salah satu yang membedakan manusia dengan makhluk yang lain adalah kemampuanya untuk belajar. Untuk ini, Allah memberikan akal sebagai alat untuk belajar, sehingga membuat manusia mampu menjadi pemimpin di bumi ini. Karena itu, kemampuan belajar adalah salah satu antara sekian banyak nikmat yang diberikan Allah kepada manusia.

b. Belajar dalam Pandangan AL-Quran

Pendapat bahwa belajar sebagai aktivitas yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia, ternyata bukan hanya berasal dari renungan manusia semata. Ajaran agama sebagai pedoman hidup manusia juga menganjurkan manusia untuk selalu melakukan kegiatan belajar.Kendati tidak ada namun setiap ajaran agama, baik secara eksplisit maupun implisit, telah menyinggung bahwa belajar adalah aktivitas yang dapat memberikan kebaikan kepada manusia.

Di dalam AL-Quran, kata al-‘ilm dan kata-kata turunannya digunakan lebih dari 780 kali. Beberapa ayat pertama yang diwujudkan kepada

Rasulullah, menyebutkan pentingnya membaca, pena, dan ajaran untuk manusia.

{ َقَلَخ ياذَّلا َكا بَر امْسابِ ْأَرْ قا

١

{ ٍقَلَع ْنام َناَسنالإا َقَلَخ }

٢

ْأَرْ قا }

{ ُمَرْكَلأْا َكُّبَرَو

٣

{ امَلَقْلابِا َمَّلَع ياذَّلا }

٤

ْمَلْعَ ي َْلَاَم َناَسنالإْا َمَّلَع }

{

٥

}

Artinya: Bacalah dengan (menyebutkan) nama Tuhanmu yang

menciptakan. Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Pemurah, yang mengajar (manusia) dengan perantaran kalam. Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya. (QS AL-Alaq1-5)

Sejak turunya wahyu yang pertama kepada Muhammad Saw,. Islam telah menekankan perintah untuk belalajar. Ayat pertama juga menjadi bukti bahwa AL-Quran memandang penting belajar agar manusia dapat memahami seluruh kejadian yang ada sekitarnya, sehingga meningkatkan rasa syukur dan mengakui akan kebesaran Allah. Pada ayat pertama dalam surat Al-‘Alaq terdapat kata iqra’

yang melalui malaikat Jibril Allah memerintahkan kepada

Muhammad untuk “membaca”.

c. Arti Penting Belajar menurut Al-Quran

Agama Islam sangat menganjurkan kepada manusia untuk selalu belajar. Bahkan, Islam mewajibkan kepada setiap orang yang beriman untuk belajar. Perlu diketahui bahwa setiap apa yang diperintahkan Allah untuk dikerjakan, pasti dibaliknya terkandung

31

hikmah tau sesuatu yang penting bagi manusia. Demikian juga dengan perintah untuk belajar.

Bahwa orang yang belajar akan dapat memiliki ilmu pengetahuan yang akan berguna untuk memecahkan masalah-masalah yang dihadapi oleh manusia dalam kehidupan. Sehingga dengan ilmu pengetahuan yang didapatkanya itu manusia akan dapat mempertahankan kehidupan. Dengan demikian, orang yang tidak pernah belajar mungkin tidak akan memiliki ilmu pengetahuan atau mungkin ilmu pengetahuan yang dimilikinya sangat terbatas, sehingga ia akan kesulitan ketika harus memecahkan persoalan-persoalan kehidupan yang dihadapinya.

Karena itu, allah telah mengajak makhluknya untuk merenungkan, mengamati, dan membandingkan antara orang-orang yang mengetahui dan yang tidak, sebagaimana firman Allah berikut.

َْي اًمائآَقَو اًداجاَس الْيَّلا َءَنَاَء ٌتاناَق َوُه ْنَّمَأ

َ يَو َ َراخَلأْا ُرَذ

اوُجْر

َّكَذَتَ ي اََّنَّاإ َنوُمَلْعَ يَلا َنياذَّلاَو َنوُمَلْعَ ي َنياذَّلا ياوَتْسَي ْلَه ْلُق اها بَر َةَْحَْر

ُر

{ اباَبْلَلأْا اوُلوُأ

٩

}

Artinya: (Apakah kamu hai orang musrik yang lebih beruntung) ataukan orang yang beribadat di waktu-waktu malam dengan sujud dan berdiri, sedangkan ia takut kepada (azab) akhirat dan mengharapkan rahmat Tuhannya? Katakanlah :Adakah sama orang-orang yang mengetahui denga orang-orang yang tidak mengetahui ? Sesungguhnya orang yang barakallah yang dapat menerima pelajaran. (QS Al-Zumar [39]:9).

d. Ciri belajar

Salah satu ciri dari aktivitas belajar menurut para ahli pendidikan dan psikologi adalah adanya perubahan tingkah laku. Perubahan tingkah laku itu biasanya berupa penguasaan terhadap keterampilan yang baru dipelajarinya atau penguasaan terhadap keterampilan dan perubahan yang berupa sikap. Masih menurut para ahli pendidikan dan psikologi,perubahan perilaku itu merupakan hasil dari kegiatan belajar yag dicapai dengan cara latihan maupun pengalaman.

Dalam Al-Quran cara belajar untuk menghasilkan perubahan tingkah laku tersebut dapat ditempuh dengan dua cara. Pertama,ilmu (atau perubahan) yang diperoleh tanpa usaha manusia (ilmu laduni), seperti yang diinformasikan dalam surat Al-Kahfi ayat 65.

اًمْلاع َّنَُدَّل نام ُهاَنْمَّلَعَو َنَادناع ْنا م ًةَْحَْر ُهاَنْ يَ تاَء َنَاداَباع ْنا م اًدْبَع َدَجَوَ ف

{

٥٥

}

Artinya: Lalu mereka (Musa dan muridnya) bertemu dengan seorang

hamba dari hamba-hamba kami, yang telah kami anugerahkan kepadanya rahmat dari sisi kami dan telah kami ajarkan kepadanya ilmu dari sisi kami (QS Al-Khafi [18]:65) Menurut Quraish Shihab (1996), kendati manusia dapat memperoleh ilmu laduni, namun baik ilmu ladunimaupun ilmu kasbitidak dapat dicapai tanpa terlebih dahulu melakukan qira’at

33

Kedua, ilmu yang diperoleh karena usaha manusia, ilmu kasbi. Ayat-ayat tentang ilmu kasbi ini jauh lebih banyak daripada ayat yang berbicara tentang ilmu laduni, salah satunya adalah surat Al-Ra’d ayat

11.

ُ يَلا َالله َّناإ االله ارْمَأ ْنام ُهَنوُظَفَْي اهافْلَخ ْنامَو اهْيَدَي اْيَْ ب نا م ٌتاَبا قَعُم ُهَل

ُا َِّغَ

َمَو ُهَل َّدَرَم َلاَف اًءوُس ٍمْوَقاب ُالله َداَرَأ آَذاإَو ْماهاسُفنَابِاَم اوُا َِّغَُ ي َّتََّح ٍمْوَقاباَم

مََُا

{ ٍلاَو ْنام اهانوُد نا م

١١

}

Artinya:Bagi manusia ada malaikat-malaikat yang selalu mengikutinya begiliran. Di muka dan belakangnya, mereka menjaganya atas perintah Allah. Sesungguhnya Allah tidak mengubah keadaan suatu kaum sehingga mereka mengubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri. Dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap sesuatu kaum, maka tak ada yang dapat menolaknya; dan sekali-kali tak ada pelindungnya bagi mereka selain Dia. (QS Al-Ra’d[13]:11)

e. Sarana Belajar

Manusia diciptakan oleh Allah dalam keadaan tidak berpengetahuan, namun Allah telah membekali manusia denga sarana-sarana baik fisik maupun psikis agar manusia dapat menggunakannya untuk belajar dan mengembangkan ilmu dan teknologi untuk kepentingan dan kemaslahatan manusia.

وُطُب نا م مُكَجَرْخَأ ُاللهَو

ُمُكَل َلَعَجَو اًئْ يَش َنوُمَلْعَ تَلا ْمُكاتاَهَّمُأ ان

{ َنوُرُكْشَت ْمُكَّلَعَل َ َدائْفَلأْاَو َراَصْبَلأْاَو َعْمَّسلا

۸۷

}

Artinya: Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak mengetahui sesuatu apa pun, dan Dia memberi kamu pendengaran, penglihatan, dan daya nalar agar kamu bersyukur. (QS Al-Nahl[16]:78)

Dalam ayat di atas, dikatakan bahwa dalam proses belajar atau mencari ilmu manusia telah diberi sarana fisik berupa indra eksternal, yaitu mata dan telinga, serta sarana psikis berupa daya nalar atau intelektual.

B. Kooperatif Learning

1. Pengertian

Model pembelajaran kooperatif adalah rangkaian kegiatan belajar siswa dalam kelompok tertentu untuk mencapai tujuan pembelajaran yang dirumuskan (Wina, 2006:239). Dalam pembelajaran kooperatif diterapkan strategi belajar dengan sejumlah siswa sebagai anggota kelompok kecil yang tingkat kemampuanya berbeda. Dalam menyelesaikan tugas kelompoknya, setiap anggota kelompok harus saling bekerja sama dan saling membantu untuk memahami materi pelajaran. Dalam perjalanan ini, belajar dikatakan belum selesai jika salah satu teman dalam kelompok belum menguasai bahan pelajaran.

2. Unsur-unsur Dasar Pembelajaran Kooperatif adalah sebagai berikut : a. Para siswa harus memiliki persepsi bahwa mereka “tenggelam

atau bersama sama.’’

b. Para siswa harus memiliki tanggung jawab terhadap siswa lain dalam kelompoknya, selain tanggung jawab teerhadap diri sendiri dalam materi yang dihadapi.

35

c. Para siswa harus berpandangan bahwa mereka memiliki tujuan yang sama.

d. Para siswa berbagi tugas dan tanggung jawab di antara anggota kelompok.

e. Para siswa diberikan satu evaluasi atau pelanggaran yang ikut berpengaruh terhadap evaluasi kelompok.

f. Para siswa berbagi kepemimpinan dan mereka memperoleh keterampilan bekerja sama selama belajar.

g. Setiap siswa akan diminta mempertanggungjawabkan secara individual materi yang ditangani dalam kelompok kooperatif.

Dalam pembelajaran kooperatif,siswa belajar bersama dalam kelompok-kelompok kecil yang saling membantu satu sama lain. Kelas disusun dalam kelompok yang terdiri atas empat atau enam orang siswa, denan kemampuan heterogen. Maksud kelompok heterogen adalah terdiri atas campuran kemampuan siswa, jenis kelamin dan suku. Hal ini bermanfaat untuk melatih siswa menerima perbedaan cara bekerja dengan teman yang berbeda latar belakangnya.

Pada pembelajaran kooperatif diajarkan keterampilan-keterampilan khusus agar siswa dapat bekerja sama dengan baik dalam kelompoknya,menjadi pendengar yang baik dan diberi lembar kegiatan berisi pertanyaan atau tugas yang direncanakan

untuk diajarkan. Selama kerja kelompok,tugas anggota kelompok adalah mencapai ketuntasan. (Hamdani, 2011:31)

3. Ciri-Ciri Pembelajaran Kooperatif

Menurut Hamdan (2012:31) ada beberapa ciri dalam pembelajaran kooperatif adalah :

a. Setiap anggota memiliki peran

b. Terjadi hubungan langsung antar siswa

c. Setiap anggota kelompok bertanggung jawab atas cara belajarnya dan juga teman-teman sekelompoknya.

d. Guru membantu mengembangkan keterampilan-keterampilan interpersonal kelompok

e. Guru hanya berinteraksi dengan kelompok saat diperlukan 4. Tipe-tipe model pembelajaran kooperatif learning

Model pembelajaran merupakan cara yang digunakan dalam proses pembelajaran sehingga dapat diperoleh hasil yang optimal. Menurut suprijono (2010:89-133) model pembelajaran dapat diklasifikasikan sebagai berikut.

Model pembelajaran kooperatif,model pembelajaran ini terdiri dari : a. Number head together

b. Snowball throwing c. Team games tournament d. Make a match

37 f. Listening team

g. Cooperative intergrated reading and composition h. Student team achievement divisions

i. Think pair share j. Examole non example k. Grup investigastion

Berdasarkan tipe-tipe model pembelajaran yang telas disebutkan diatas model kooperatif learning tipe listening team merupakan salah satu alternatif yang digunakan untuk mengajak peserta didik untuk fokus,mandiri dan terlibat dalam proses pembelajaran. Sehingga dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar PAI para peserta didik.

5. Model Kooperatif Learning Tipe Listening Team

b. Pengertian Kooperatif Learning Tipe Listening Team

Model kooperative learning listening team merupakan model yang dapat mempengaruhi aktivitas dan hasil belajar siswa. Menurut Sileberman (2014: 121) aktivitas ini merupakan cara yang membantu sisa agar tetap fokus dan jeli selama berlangsungnya pengajaran berbasis ceramah. Selanjutnya menurut Hamruni (2011:166) listening team merupakan sebuah cara membantu siswa agar tetap terfokus dan siap selama pembelajaran berlangsung. Hisyam dkk (2008: 30-31) mengatakan bahwa listening team merupakan

kelompok-kelompok kecil bertanggung jawab untuk mengklarifikasi materi pelajaran. Model ini bertujuan untuk membentuk kelompok yang mempunyai tugas atau tanggung jawab tertentu berkaitan dengan materi pelajaran.

c. Kelebihan dan Kekurangan

Setiap pembelajaran tentunya memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. Begitu pula dengan model pembelajaran kooperatif dengan tipe listening team pasti memiliki kelebihan dan kekurangan.Menurut Suprijono (2009: 102-103). Kooperatif Learning tipe Listening team memiliki kelebihan dan kekurangan sebagai berikut:

1) Kelebihan

a) tidak memerlukan skill komunikatif yng rumit, dalam banyak hal siswa dapat berbuat dengan pengarahan yang simple.

b) Model ini menimbulkan respon yang positif bagi siswa yang lamban, kurang cakap, dan kurang motivasinya. c) Listening team melatih siswa agar mampu berfikir kritis. d) Dapat mengembangkan kemampuan mengungkapkan idea

tau gagasan.

e) Dapat mengembangkan kemampuan siswa untuk menguji ide dan pemahamanya sendiri serta menerima umpan balik. 2) Kekurangan

39

a. Dalam pelaksanaanua sering tidak terlibatkan elemen-elemen penting.

b. Waktu yang dihabiskan cukup panjang.

c. Penilaian kelompok dapat membutakan penilaian secara individu apabila pendidik tidak jeli dalam pelaksanaanya.

Berdasarkan kelebihan dan kekurangan di atas maka dapat disimpulkan bahwa kelebihan dan kelemahan kooperatif learning dengan tipe listening team yaitu (1) melatih siswa agar mampu berfikir kritis, (2) dapat mengembangkan kemampuan kemampuan mengungkapkan ide-ide kreatif yang ada dalam pikiranya, (3) dapat menjalin keakraban antar peserta didik. Kekuranganya (1) elemen-elemen penting sering tidak terlibat, (2) menghabiskan waktu yang sangat panjang, (3) kesulitan dalam memberikan nilai secara individu apabila pendidik tidak jeli dalam memperhatikanya.

6. Konsep Pembelajaran Listening Team

Pembelajaran dengan menggunakan metode Listening Team diawali dengan pemaparan materi pembelajaran oleh guru. Selanjutnya guru membagi kelas menjadi kelompok-kelompok dan setiap setiap kelompok memiliki peranan masing masing. Missal, 40 orang dalam satu kelas dibagi menjadi 4 kelompok.

b. Kelompok kedua penjawab dengan berdasarkan prespektif terntentu.

c. Kelompok ke tiga menjawab dengan prespektif yang berbeda dengan kelompok yang kedua.

d. Kelompok ke empat adalah kelompok yang bertugas mereview dan membuat kesimpulan dari hasil diskusi.

Pembelajaran diakhiri dengan penyampaian berbagai kata kunci atau konsep yang telah dikembangkan oleh peserta didik dalam diskusi. Suprijono (2011: 96-97)

Kesimpulan diatas menerangkan bahwa adanya empat kelompok yang memiliki bagian berbeda beda dalam pembelajaran agar mereka lebih fokus terhadap pekerjaan kelompok kelompoknya masing masing, pada pembelajaran ini hal menarik lainya adalah dengan perbedaan-perbedaan kelompok dan tugasnya diharapkan memunculkan diskusi yang aktif yang ditandai oleh adanya proses dialog antar peserta didik secara langsung serta melatih para peserta didik berfikir bersama.

C. Pendidikan Agama Islam

1. Pengertian

Menurut Ramayulis (2014:21-22) Pendidikan Agama Islam adalah upaya sadar dan terencana dalam menyiapkan peserta didik untuk mengenal, memahami, menghayati, mengimani, bertakwa berakhlak mulia, mengamalkan ajaran

41

Agama Islam dari sumber utamanya kitab suci al-Qur’an dan al -Hadits, melalui kegiatan bimbingan, pengajaran latihan, serta penggunaan pengalaman.

2. Fungsi

Pendidikan Agama Islam di sekolah berfungsi :

a. Pengembangan, yaitu meningkatkan keimanan dan ketaqwaan peserta didik kepada Allah SWT yang telah ditanamkan dalam lingkugan keluarga. Pada dasarnya dan pertama.

b. Agama berkewajiban menanamkan keimanan dan ketaqwaan dilakukan oleh setiap orang tua dalam keluarga. Sekolah berfungsi untuk menumbuhkembangkan lebih lanjut dalam diri anak melalui bimbingan, pengajaran dan pelatihan agar keimanan dan ketaqwaan tersebut dapat berkembang secara optimal sesuai dengan tingkat perkembanganya.

c. Menyalurkan peserta didik yang memiliki bakat khusus dibidang Agama agar bakat tersebut dapat berkembang secara optimal sehingga dapat dimanfaatkan untuk dirinya sendiri dan dapat pula bermanfaat bagi orang lain.

d. Perbaikan, yaitu untuk memperbaiki kesalahan-kesalahan,kekurangan-kekurangan dan

kelemahan-kelemahan peserta didik dalam keyakinan, pemahaman dan pengalaman ajaran Islam dalam kehidupan sehari-hari. e. Pencegahan, yaitu menangkal hal-hal negatif darai

lingkunganya atau dari budaya lain yang dapat membahayakan dirinya dan menghambat perkembanganya menuju manusia Indonesia seutuhnya.

f. Penyesuaian, yaitu untuk menyesuwaikan diri dengan lingkungannya, baik lingkungan fisik maupun lingkungan sosial dan dapat mengubah lingkunganya sesuai dengan ajaran Islam.

g. Sumber lain, yaitu memberikan pedoman hidup untuk mencapai kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat.

3. Tujuan Pendidikan Agama Islam

Pendidikan Agama Islam bertujuan meningkatkan keimanan, pemahaman, penghayatan dan pengamalan peserta didik tentang Agama Islam sehingga menjadi manusia muslim yang beriman dan bertaqwa kepada Allah SWT serta berakhlak mulia dalam kehidupan pribadi, bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

Pendidikan agama Islam di sekolah bertujuan untuk meningkatkan keyakinan, pemahaman, penghayatan, dan pengamanan peserta didik tentang agama Islam sehingga menjadi manusia muslim yang beriman dan bertaqwa kepada Allah SWT serta berakhlak mulia dalam kehidupan

43

pribadi, bermasyarakat, berbangsa dan bernegara serta untuk melanjutkan pendidikan pada jenjang yang lebih tinggi.

4. Materi Iman Kepada Allah a. Definisi Iman

Menurut bahasa iman berarti pemberian hati. Sedangkan menurut istilah, iman adalah: Membenarkan dengan hati, mengikrarkan dengan lisan dan mengamalkan dengan anggota badan.

b. Rukun Iman

Yang dimaksud dengan rukun iman menurut bashori (2014: 15) adalah

Dokumen terkait