• Tidak ada hasil yang ditemukan

Bank sampah adalah tempat menabung sampah yang telah terpilah menurut jenis sampah, sampah

Peningkatan Peranserta Masyarakat… (Aryenti)

yang ditabung pada bank sampah adalah sampah yang mempunyai nilai ekonomis.

Cara kerja bank sampah pada umumnya hampir sama dengan bank lainnya, ada nasabah, pencatatan pembukuan dan manajemen pengelolaannya, apabila dalam bank yang biasa kita kenal yang disetorkan nasabah adalah uang akan tetapi dalam bank sampah yang disetorkan adalah sampah yang mempunyai nilai ekonomis, sedangkan pengelola bank sampah harus orang yang kreatif dan inovatif serta memiliki jiwa kewirausahaan agar dapat meningkatkan pendapatan masyarakat. Sistem kerja bank sampah pengelolaan sampahnya berbasis rumah tangga, dengan memberikan reward kepada yang berhasil memilah dan menyetorkan sejumlah sampah. Konsep bank sampah mengadopsi menajemen bank pada umumnya. Selain bisa sebagai sarana untuk melakukan gerakan penghijauan, pengelolaan sampah juga bisa menjadi sarana pendidikan gemar menabung untuk masyarakat dan anak-anak. Metode bank sampah juga berfungsi untuk memberdayakan masyarakat agar peduli terhadap kebersihan.

Lokasi Bank Sampah

Tempat atau lokasi bank sampah dapat berupa lahan terbuka, gudang dan lahan-lahan kosong yang dapat menampung sampah dalam jumlah yang banyak.

Nasabah Bank Sampah

Nasabah bank sampah adalah individu, komunitas/ kelompok yang berminat menabungkan sampahnya pada bank sampah. Individu biasanya perwakilan dari kepala keluarga yang mengumpulkan sampah rumah-tangga. Komunitas/ kelompok, adalah kumpulan sampah dari satu rukun tetangga (RT), atau sampah dari sekolah-sekolah dan perkantoran.

Manajemen Bank Sampah

Cara menabung pada bank sampah adalah setiap nasabah mendaftarkan pada pengelola, pengelola akan mencatat nama nasabah dan setiap anggota akan diberi buku tabungan secara resmi. Bagi nasabah yang ingin menabung sampah, caranya cukup mudah, tinggal datang ke kantor bank sampah dengan membawa sampah, sampah yang akan ditabung harus sudah dipilah-pilah sesuai dengan jenisnya seperti kertas, plastik, botol, kaleng, besi, alumunium dan lainnya dimasukkan kekantong-kantong yang terpisah. Sampah yang akan ditabung harus dalam kondisi bersih dan kering. Petugas teller akan melakukan penimbangan, pencatatan, pelabelan dan memasukkan sampah pada tempat yang telah disediakan. Nasabah yang sudah menabung dapat mencairkan uangnya sesuai dengan ketentuan

yang telah disepakati misalnya 3 bulan atau 5 bulan sekali dapat mengambil uangnya. Sedangkan jadwal menabung ditentukan oleh pengelola. Pencatatan dibuku tabungan akan menjadi patokan berapa uang yang sudah terkumpul oleh masing-masing nasabah, sedang pihak bank sampah memberikan harga berdasarkan harga pasaran dari pengepul sampah. Berbeda dengan bank pada umumnya menabung pada bank sampah tidak mendapat bunga. Untuk keperluan administrasi dan upah pekerja pengelola akan memotong tabungan nasabah sesuai dengan harga kesepakatan. Dana yang terkumpul akan dikelola oleh bendahara.

Kebijakan Penanganan Program 3R

Strategi nasional kebijakan penanganan sampah melalui program 3 R adalah :

- Pengurangan sampah - Penanganan sampah - Pemanfaatan sampah

- Peningkatan kapasitas pengelolaan - Pengembangan kerja sama

Sedangkan UU No. 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah mengatakan bahwa pengelolaan sampah rumah tangga, terdiri dari pengurangan sampah sampah dan penanganan sampah. Pengurangan sampah yang dimaksud meliputi :

- Pembatasan timbulan sampah - Daur ulang sampah

- Pemanfaatan kembali sampah

Dalam kegiatan penanganan sampah berbasis 3R mulai dari sumber tak lepas dari peranserta masyarakat sebagai penghasil sampah. Sumber sampah yang berasal dari masyarakat, sebaiknya dikelola oleh masyarakat yang bersangkutan agar mereka bertanggung jawab terhadap sampahnya sendiri, karena jika dikelola oleh pihak lain biasanya mereka kurang bertanggung jawab. Dalam pelaksanaan kegiatan penanganan sampah berbasis 3R tidak lepas dari peranserta masyarakat, untuk itu perlu adanya perubahan kebiasaan dan pola pikir masyarakat dalam menangani sampah.

Aktivitas pengelolaan sampah berbasis masyarakat berupa kegiatan pemilahan dan composting untuk sampah organik dan daur ulang anorganik dilakukan oleh warga sejak dari rumah, yang bertujuan mengurangi sampah yang akan diangkut ke TPS dan TPA.

Hasil yang ingin dicapai dalam pengelolaan sampah berbasis 3R adalah meningkatnya kesehatan lingkungan dan masyarakat, melindungi sumberdaya alam, melindungi fasilitas umum dan

mengurangi volume sampah dan biaya pengangkutan.

DATA

Kondisi Umum Kelurahan Babakan Surabaya Kiaracondong Bandung

a. Kondisi Sosial Ekonomi Masyarakat

Golongan masyarakat pada RW 13 ini 70% didominasi oleh golongan masyarakat berpenghasilan rendah, dengan mata pencarian sebagai buruh bangunan, buruh tani, pedagang keliling, seperti tukang baso, pedagang sayur, pedagang gorengan, sedangkan 15% golongan masyarakat berpenghasilan sedang, berprofesi sebagai guru, PNS, ABRI dan usaha toko kelontong, Masyarakat berpenghasilan tinggi hanya sebagian kecil 10% mempunyai usaha catering dan usaha perdagangan dibidang bahan bangunan, perusahaan sendiri, pegawai bank dan PEMDA. b. Kondisi Perumahan

Kondisi perumahan warga di RW 13 Kelurahan Babakan Surabaya Kiaracondong, pada umumnya dipengaruhi oleh kondisi sosial ekonomi masyarakat. Pendapatan dan mata pencaharian masyarakat mencerminkan kondisi perumahan mereka masing-masing seperti, masyarakat golongan berpenghasilan tinggi mendiami rumah permanen 10% (rumah mewah), masyarakat golongan berpenghasilan sedang mendiami rumah permanen 15%, masyarakat golongan berpenghasilan rendah 70% dengan kondisi rumah kurang permanen.

c. Kondisi Jalan Lingkungan

Jalan lingkungan terdiri dari jalan utama dan jalan gang, jalan utama dilalui oleh kendaraan roda empat merupakan jalan yang sudah di aspal dengan lebar 8 meter. Sedangkan jalan gang berada di perumahan yang didiami oleh RT 1, 2 dan 3 dengan lebar kurang dari 1 meter.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Eksisting Pengelolaan Sampah Di RW 13 a. Kondisi Awal Pengelolaan Sampah

Pengelolaan sampah di RW 13 sejak dari sumber sampah yaitu rumah tangga sebelum masuk program 3R masih dalam keadaan tercampur, masyarakat belum melakukan pemilahan sejak dari sumber.

b. Pola Pengumpulan

Pengumpulan sampah dilakukan dimasing-masing rumah, sedangkan teknis pengangkutan dengan cara door to door atau pengangkutan secara langsung, dimana petugas sampah mengambil sampah ke rumah-rumah warga dengan gerobak sampah. Pengambilan sampah oleh petugas dilakukan 2 hari sekali mulai pukul 7 pagi sampai

selesai. Jumlah sampah yang diangkut ke TPS ± 4m3/hari, dengan 4 rit pengangkutan.

c. Iuran Sampah

Iuran sampah pada masyarakat dilakukan dengan menerapkan subsidi silang, iuran disesuaikan dengan kondisi sosial ekonomi masyarakat. Penetapan iuran dilakukan berdasarkan hasil rembuk warga, golongan masyarakat berpenghasilan tinggi dikenakan iuran Rp. 3.000/ bulan, golongan masyarakat berpenghasilan sedang Rp. 2.500/ bulan, golongan masyarakat berpenghasilan sedang Rp. 1.000/ bulan. Iuran dipungut oleh masing-masing RT disatukan dengan iuran lingkungan.

Kondisi Setelah Diterapkan Program 3R dan Bank Sampah

a. Pengelolaan Sampah Organik

Program pengelolaan sampah organik di lingkungan RW 13 merupakan program binaan dari BGC (Bandung Green and Clean), pendampingan pembuatan kompos dilakukan melalui kader lingkungan, kemudian kader-kader lingkungan mengajarkan kembali pada masyarakat diwilayahnya. Tiap RT mempunyai 4 orang kader yang bertugas mengajarkan cara pembuatan kompos masyarakat di wilayah binaannya. Pembuatan kompos menggunakan keranjang sampah yang berlubang, dimana tiap KK diberi satu buah keranjang sampah untuk membuat kompos. Sedangkan teknis pembuatan kompos mengadopsi cara pembuatan dengan keranjang Takakura. Dengan adanya program pendampingan 3R telah merubah perilaku masyarakat dalam penangganan sampah organik. Dari 5 RT yang ada di RW 13 hanya 4 RT yang melakukan pembuatan kompos yaitu RT 1, 2, 3 dan 4, sedangkan RT 05 belum melakukan pembuatan kompos, hal ini disebabkan RT 05 adalah mayoritas masyarakat golongan berpenghasilan tinggi, mereka terlalu sibuk dengan pekerjaan sehingga tidak ada waktu untuk terjun langsung mengelola sampahnya di rumah.

b. Pengelolaan Sampah Anorganik

Pengelolaan sampah anorganik dimasyarakat adalah melalui pemilahan menurut jenis sampah atau sampah yang bernilai ekonomis dimasukkan ke karung-karung bekas, kemudian di simpan di sudut depan rumah, menunggu jumlah cukup banyak untuk ditabung pada bank sampah. Selain pemilahan sampah anorganik juga dibuat barang-barang kerajinan seperti tas, dompet, payung dari bungkus kopi, snack, pelatihan pembuatan kerajinan ini dilakukan oleh kader-kader lingkungan yang telah mendapat pelatihan. Pelatihan pembuatan kerajinan ini dilakukan 1 bulan sekali di gedung serbaguna RW, bagi warga

Peningkatan Peranserta Masyarakat… (Aryenti)

yang berminat dapat langsung datang mengikuti pelatihan.

c. Program Penghijauan

Untuk penghijauan di lingkungan RW 13, dilakukan dengan menanam tanaman hias, tanaman sayuran, pohon produktif, tanaman toga, tanaman peneduh, tanaman obat-obatan dan tanaman langka. Untuk memenuhi kebutuhan tanaman masyarakat melakukan pembibitan tanaman sendiri tidak mendatangkan dari luar. Media tanaman dilakukan dengan memanfaatkan kompos yang dihasil oleh masing-masing rumah, masyarakat bebas memilih jenis tanaman yang mereka sukai. Sebelum ada program penghijauan masyarakat yang rumahnya dekat dengan sungai membuang sampah langsung ke sungai, setelah ada program penghijauan disekitar bantaran sungai, masyarakat tidak lagi membuang sampah ke sungai. Penghijauan juga dilakukan pada gang-gang dengan menanam tanaman hias dalam pot yang diletakkan di sepanjang jalan gang.

Dari hasil penghijauan di lingkungan RW 13 telah banyak manfaat yang dihasilkan melalui tanaman tanaman obat-obatan seperti tanaman binahong hasil kreasi ibu-ibu PKK telah membuat agar-agar, kue bolu yang bahan bakunya dari tanaman binahong tersebut.

Perubahan fisik yang terjadi setelah penghijauan, awalnya lingkungan RW 13 gersang dan terkesan kumuh karena tumpukan sampah dilahan-lahan kosong merusak pemandangan. Setelah program penghijauan RW 13 tampak bersih dan asri dan menambah estetis disekitar lingkungan permukiman warga.

Bank Sampah

a. Manajemen Pengelolaan Bank Sampah Bank sampah berdiri pada tahun 2009 atas gagasan seorang warga yang sangat peduli terhadap lingkungan tempat tinggalnya yaitu Pak Rohaji yang menjabat sebagai ketua RW di lingkungannya.

RW 17 Kecamatan Babakan Surabaya Kelurahan Kiaracondong, merupakan salah satu peserta Bandung Green and Clean (BGC) yang diikuti oleh 200 RW se Kotamadya Bandung dan mendapat juara 50 besar. Kepengurusan bank sampah bersatu dengan kepengurusan BGC.

Sejak berdiri sampai sekarang bank sampah telah mempunyai nasabah 57 orang, nasabah bank sampah adalah masyarakat yang berdomisili di lingkungan RW 13, sedangkan pengelolanya adalah warga setempat yang bekerja dengan sukarela tanpa dibayar.

Jadwal menabung nasabah ditetapkan pada hari Selasa dan Kamis dan jadwal penjualan sampah anorganik 1 atau 2 minggu sekali ke tukang rongsokan keliling.

b. Cara Menabung di Bank Sampah

Menabung pada bank sampah hampir sama dengan menabung pada bank biasa umumnya. Nasabah yang akan menjadi anggota mendaftarkan diri terlebih dahulu dengan mengisi buku formulir, kemudian pengelola akan mencatat dibuku induk sebagai nasabah. Setiap nasabah akan diberi buku tabungan untuk mencatat sampah yang ditabung. Pencairan tabungan dilakukan 6 bulan sekali sesuai kesepakatan antara pengelola dan nasabah. Untuk menjaga kartu tabungan tercecer atau hilang kartu tabungan disimpan pada pengelola.

c. Struktur Organisasi Pengelola

Struktur Organisasi Pengelola BGC RW 13 Kelurahan Babakan Surabaya Pelindung : Camat dan Lurah

Penasehat : Ketua RW Sekretaris :

- Mencatat seluruh pembukuan yang berhubungan dengan bank sampah (jumlah anggota, sampah yang masuk, sampah yang di jual, bersama bendahara menjual sampah yg ditabung nasabah).

Bendahara :

- Mencatat pembukuan keuangan bank sampah, menimbang dan mengepak sampah sesuai dengan jenisnya, menjual sampah.

Seksi Kampanye :

- Bertugas memperagakan cara pembuatan kompos pada warganya dan melatih daur ulang sampah anorganik

- Menghadiri pameran-pameran daur ulang Koordinator dimasing-masing RT 1, 2, 3, 4 : - Bertugas membimbing warga dalam

pembuatan kompos

- Mengkoordinir pengambilan sampah yang sudah terpilah dimasing-masing rumah untuk dibawa ke bank sampah. Memungut iuran sampah dari warga.

Perubahan Perilaku Masyarakat dengan Berdirinya Bank Sampah

Berdirinya bank sampah di RW 13 Kiaracondong telah membuka kesadaran masyarakat untuk mengelola sampahnya sendiri dan membawa dampak positif terhadap perilaku masyarakat dalam mengelola sampah baik terhadap perlakuan

sampah organik maupun sampah anorganik. Anggapan masyarakat yang dulu menilai sampah adalah barang yang tidak berguna dan membuangnya dimana saja seperti dilahan-lahan kosong dan sungai membuat lingkungan jadi kumuh. Dengan berdirinya bank sampah di RW 13 ini, membuat masyarakat merubah pola pandang dan pola pikir dalam memperlakukan sampah, sampah tidak lagi dipandang sebagai barang yang tidak bernilai, namun sekarang masyarakat sudah mulai mengumpulkan sampah untuk ditabung di bank sampah. Perilaku sebagian warga RW 13 terhadap sampah menjadi lebih baik, kepedulian warga meningkat untuk selalu membuang sampah pada tempatnya dan pemilahan telah dilakukan oleh sebagian besar warga. Karena lingkungan sudah menjadi bersih dan asri, maka muncul rasa malu bagi warga untuk membuang sampah sembarangan. Meski belum semua warga melaksanakan pengelolaan sampah dengan cara 3R, namun semangat 3R telah dimiliki sebagian besar warga RW 13. Dengan berdirinya bank sampah di RW 13 dan berjalannya program 3R telah dapat mereduksi sampah yang tadinya pengambilam sampah oleh tukang sampah ± 4 gerobak per-hari, sekarang menjadi 1 sampai 2 gerobak per-hari.

Sampah anorganik yang ditabung masyarakat ke bank sampah dari seluruh warga yang jadi nasabah ± 30 s/d 35kg per minggu dengan hasil penjualan Rp. 200.000 sampai Rp. 300.000 per minggu. Dengan berdirinya bank sampah di RW 13 telah mampu membuat sebuah gerakan perubahan dalam perilaku masyarakat dalam memperlakukan sampah dengan lebih arif dan bijak. Memang dalam kenyataannya belum semua warga melakukan pengelolaan sejak dari sumber (rumah tangga) hal ini disebabkan karena kesibukan sehari-hari disamping faktor lainnya. Namun sebuah gerakan program 3R ini diharapkan terus berlanjut, sehingga tidak menutup kemungkinan nantinya akan diikuti oleh seluruh warga RW 13.

Keberhasilan pengelolaan sampah 3R di lingkungan RW 13 Kiaracondong menjadikan RW 13 mendapat juara 3 lomba kebersihan se Kotamadya Bandung, dan pada tahun 2010 juga mendapat juara 50 besar lomba kebersihan Bandung Green and Clean dari 200 RW yang mengikuti lomba.

Dengan adanya bank sampah telah dapat mereduksi sampah lingkungan sebanyak 60% dari total sampah yang ada. Juga RW 13 sudah terbebas dari iuran sampah yang dipungut sebesar Rp. 300.000,- per bulan oleh PLN.

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian dan observasi langsung pada RW 13 Kiaracondong pada program pengelolaan sampah 3R melalui kegiatan gerakan menabung di bank sampah diperoleh kesimpulan sebagai berikut :

- Keberadaan bank sampah telah merubah pemahaman dan perilaku masyarakat dalam mengelola sampah. Sampah anorganik yang bernilai ekonomi awalnya dibuang begitu saja tanpa perlakuan, namun sekarang sejak berdirinya bank sampah, sampah anorganik telah mulai dikelola melalui daur ulang dan di tabung.

- Berdasarkan informasi Dinas Kebersihan Kotamadya Bandung, berdirinya bank sampah dan program 3R di RW 13 Kiaracondong pengangkutan sampah oleh Dinas Kebersihan telah mengalami penurunan sekitar 40%. - Nilai-nilai yang didapat dari program

pengelolaan sampah 3R ialah, lingkungan menjadi bersih, sehat, nyaman dan asri.

- Secara ekonomis, kegiatan pengelolaan sampah rumah tangga tidak dapat dijadikan sebagai sumber utama penghasilan warga, melainkan, sebagai tambahan pendapatan masyarakat yang mengelolanya.

SARAN

- Berdirinya bank sampah di RW 13 Kiaracondong secara nyata telah membawa dampak positif bagi masyarakat dalam pengelolaan sampah di lingkungannya. Keberhasilan penerapan model bank sampah dapat dijadikan suatu acuan/contoh bagi RW-RW lainnya dalam menarik minat masyarakat untuk mengelola sampahnya sendiri.

- Untuk meningkatkan partisipasi dan kesadaran masyarakat dalam mengelola sampah perlu pendampingan dan sosialisasi secara terus menerus baik melalui media elektronik maupun media massa.

DAFTAR PUSTAKA

Dinas Kebersihan Pertamanan dan Pemakaman. 2010. Bimbingan Teknis Persampahan. Kota Sukabumi.

Slamet Riyanto, Mardianto Darwin, Aulia Rahmawati. 2010. Korelasi antara Pengetahuan dan Sikap Masyarakat terhadap Pemilahan Sampah Kering dan Basah. Desa Pendem Kecamatan Junrejo Kota Batu http://G:/SAMPAH%201.htm

---, 2008. Undang-undang Republik Indonesia No 18 tahun 2008 : Pengelolaan Sampah, Jakarta; Menteri Hukum dan Hak Asasi

Peningkatan Peranserta Masyarakat… (Aryenti)

Manusia RI, Lembaran Negara RI tahun 2008 No. 69.

Soerjono Sukamto. 1990. Sosiologi Suatu Pengantar. PT. Raja Grafindo Persada. Jakarta. Sampah Membawa Berkah, 2010. Sebuah Potret

Budaya Masyarakat Peduli Lingkungan, Bina Swadaya. Jakarta.

Laporan Bulanan Ke 1. September 2008.

Pendampingan Masyarakat Dalam

Pelaksanaan Pengelolaan Sampah dengan Pola

3R di Kota Banjar. Dep. PU. Pusat Penelitian dan Pengembangan Permukiman. Bandung. Laporan bulanan, 2010. Bank Sampah, Green and

Clean, RW 13 Kelurahan Babakan Surabaya Kiaracondong. Bandung.

http://www.Google.Co.id/seach?hl=en&client=firef ox.

Bank Sampah Mengubah Pandangan tentang Sampah. http://www,-world. De/dw/article/ o,,4066430,00.htmt.

KOMPOSISI CAMPURAN OPTIMUM BATA BETON BERLUBANG

Dokumen terkait