• Tidak ada hasil yang ditemukan

1. Hasil Belajar

Hasil belajar adalah penguasaan pengetahuan atau ketrampilan yang dikembangkan oleh mata pelajaran, lazimnya ditunjukkan dengan nilai tes atau angka nilai yang diberikan oleh guru (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 1993).

Dalam UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas pasal 57 (1) menyebutkan bahwa, Evaluasi dilakukan dalam rangka pengendalian mutu pendidikan secara rasional sebagai bentuk akuintitas penyelenggaraan pendidikan kepada pihak-pihak yang berkepentingan, d in pasal 58 (1) disebutkan pula bahwa, Evaluasi hasil belajar peserta didik dilakukan oleh pendidik untuk memantau proses, kemajuan, dan perbaikan hasil peserta didik secara berkesinambungan.

Keputusan Mendiknas Nomor 012/U/2002, menyebutkan bahwa penilaian hasil belajar yang dilakukan secara sistematis dan berkelanjutan di SD/MI bertujuan untuk : 1) menilai hasil belajar di sekolah, 2) mempertanggungjawabkan penyelenggaraan pendidikan kepada masyarakat, dan 3) mengetahui mutu pendidikan pada sekolah. Kemudian fungsi penilaian hasil belajar adalah : 1) alat penjamin, pengawasan, dan

kenaikan kelas, kelulusan, dan tamat belajar siswa pada sekolah,

3) bahan pertimbangan masuk pendidikan yang lebih tinggi, 4) umpan balik dalam perbaikan program pembelajaran pada sekolah, dan 5) alat pendorong dalam meningkatkan kemampuan siswa.

2. Proses Belajar

Belajar, menurut Direktorat Pendidikan TK dan SD dalam Model Pembelajaran SD (2003) diartikan sebagai b e rik u t:

Sebagai suatu proses perubahan positif-kualitatif yang teijadi pada tingkah laku peserta didik sebagai sujek didik akibat adanya peningkatan pengetahuan, ketrampilan, nilai, sikap, minat, apresiasi, kemampuan berpikir logis dan kritis, kemampuan interaktif dan kreatifitas yang

telah dicapainya.

Lebih lanjut disebutkan pula bahwa proses belajar dipengaruhi 2 (dua) faktor, yaitu faktor internal dan faktor ekstemal. Faktor-faktor internal (dari dalam diri siswa) terdiri dari antara lain bakat, kecerdasan (intelektual, emosional dan spiritual), minat, motivasi, sikap dan latar belakang sosial ekonomi dan budaya. Dan faktor-faktor ekstemal (dari luar diri siswa) terdiri dari tujuan pembelajaran, materi pelajaran, strategi dan metode pembelajaran, media pembelajaran/alat peraga, pengorganisasian kelas, penguatan, iklim sosial dalam kelas, waktu yang tersedia, teknik dan sistem evaluasi, pandangan dan sikap gum terhadap siswa, upaya gum untuk menangani kesulitan siswa.

19

Proses belajar dalam praktiknya tidak dapat dipisahkan dengan proses mengajar atau pembelajaran. Apabila teijadi pembelajaran maka teijadi pula proses belajar. M enurut UU No. 20 tahun 2003 tentang Sisdiknas mendifinisikan pembelajaran sebagai berikut : Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu

lingkungan belajar.

Oleh Direktorat Pendidikan TK dan SD dalam Model Pembelajaran SD (2003) pembelajaran didifinisikan sebagai suatu sistem atau proses membelajarkan subjek didik yang direncanakan, dilaksanakan, dan dievaluasi secara sistematis agar subjek didik dapat mencapai tujuan- tujuan pembelajaran secara efektif dan efisien.

Atas dasar pengertian-pengertian proses belajar dan pembelajaran tersebut, maka guru sebagai motor utama proses tersebut berupa mengelola pembelajaran dengan efektif dan efisien sehingga peserta didik pun dapat belajar dengan efektif dan efisien pula.

3. Pengertian Sejarah Kebudayaan Islam

Sejarah merupakan peristiwa dan segala sesuatu yang teijadi pada masa lampau; riwayat; silsilah, asal-usul keturunan; pengetahuan atau uraian tentang peristiwa dan kejadian yang benar-benar ada pada masa lampau (Tim Media, 2006). Nourouzzaman Shiddiqie dan Tamaddun Muslim dalam Bunga Rampai Kebudayaan Muslim (1986:169)

manusia dengan kekuatan jiw a dan raganya, yang dinyatakan dalam kehidupan manusia. Islam adalah agama yang dibawa oleh Nabi Muhammad SAW, yang ajarannya berdasarkan Alquran dan Hadids (Tim Media, 2006).

v

Dari uraian di atas dapat diartikan bahwa sejarah kebudayaan Islam adalam peristiwa dan kejadian yang benar-benar ada pada masa lampau catatan peristiwa yang teijadi dan dialami umat Islam di masa lampau baik berupa perkembangan, kemajuan maupun kemundurannya.

Sejarah pada dasamya tidak hanya sekedar memberi romantisme, tetapi lebih dari itu merupakan refleksi his tor is, dengan kata lain belajar

I

sejarah keberhasilan dan kesuksesan di masa silam dapat memberi semangat di kalangan orang tua, remaja, maupun anak-anak usia sekolah, terutama bagi siswa sekolah dasar, untuk membuka lembaran dan mengukir kejadian-kejadian yang dapat digunakan sebagai tuntunan atau suri tauladan di kalangan peserta didik lebih khusus pada siswa sekolah dasar.

Kajian tentang sejarah berarti menyangkut peristiwa-peristiwa dan kajian yang teijadi pada masa lampau, baik menyangkut demensi sosial, politik, pemerintahan, ekonomi, seni budaya maupun agama dalam satu kurun waktu.

Pada dasamya kebudayaan yang muncul dan berkembang itu merupakan produk dan aktifitas kehidupan manusia, termasuk adanya

21

cipta, rasa dan karya manusia, terdapatnya perbedaan geografis, iklim, dan alam akan memberikan berbagai pengaruh yang memunculkan berbagai ragam dan macam kebudayaan yang menyangkut adanya perbedaan sistem, nilai simbul,seni dan pengetahuan yang dimiliki manusia (Hujair H.Sanaky dan Muslih Usa, ‘Moralitas Pendidikan dalam Transformasi Sosial” dalam Jumal Pendidikan Islam, Fakultas Tarbiyah UII Yogyakarta,vol. IV tahun ke III, 1998 : 53).

Koentjoraningrat, dalam Bunga Rampai Kebudayaan, Mentalitas dan Pembangunan, Gramedia, Jakarta, 1948 : 12). berpendapat bahwa konsep kebudayaan hanya terbatas pada ruang lingkup kesenian saja atau dengan kata lain, fikiran dan karya manusia yang terbatas pada hal-hal yang memenuhi hasrat manusia akan keindahan. Oleh karena itu suatu tingkat kebudayaan, barn bisa dicapa setelah melalui proses belajar. Dalam konsep

%

kebudayaan ini, kesenian merupakan unsur saja.

Perbedaan pandangan tentang kebudayaan menimbulkan perbedaan pendapat tentang makna kebudayaan. Ada yang berpendapat bahwa , kebudayaan adalah perpaduan dari pada cipta, karya dan rasa yang berpangkal dari akal batin manusia. Akal batin inilah yang mendorong lahimya pikiran-pikiran manusia untuk menciptakan kesenian, kesusasteraan dan lain-lain. Oleh karena itu kebudayaan boleh di artikan sebagai perkembangan kecerdasan akal pada umumnya pada suatu masa atau tempat.

Dengan demikian kebudayaan dan Islam oleh banyak penulisbarat sering di indentifikasikan dengan kebudayaan arab. Untuk masa klasik

Islam bisa di bedakan (Badri Yatim, dalam Sejarah kebudayaan Islam, 1999), artinya kebudayaan Arab bukan merupakan peradaban Islam. Landasan kebudayaan Islam adalah agama.

Jadi dalam Islam, agama bukanlah kebudayaan tetapi, agama dapat melahirkan kebudayaan. Kalau kebudayaan merupakan hasil cipta, rasa karsa manusia, maka agama Islam adalah wahyu dari Tuhan.

Nurchilis Madjid, dalam “M asalah Tradisi dan Inovasi Keislaman dalam Bidang Pemikiran”( l 999:4) menyebutkan bahwa dalam Islam agama adalah posisi prim er, sedangkan kebudayaan adalah skunder. Agama adalah absolut, berlaku untuk setiap ruang dan waktu, budaya adalah relatif, terbatas oleh ruang dan waktu.

Nourouzzaman Shiddiqiu mengemukakan bahawa ciri pokok kebudayaan Islam adalah :

Bemafaskan Tauhid yang menjadi prinsip utama ajar an Islam.

- Hasil buah pikiran dan pengolahannya dimaksudkan untuk meningkatkan kesejahteraan manusia, sebab Islam ditemukan untuk membawa rahmat bagi seluruh alam, disamping itu, manusia diciptakan untuk mengemban tugas ganda sebagai abdi dan Khalifah- Nya.

Oleh karena itu bentuk kebudayaan yang dinafasi oleh Islam adalah - Memelihara unsur-unsur , nilai-nilai dan norma-norma kebudayaan

23

- Menmghilangkan unsur-unsur nilai-nilai dan norma-norma kebudayaan yang ada yang bersifat negatif menurut Islam.

Menciptakan kreasi barn dan menumbuhkan unsur-unsur, nilai-nilai, norma-norma yqang positif.

- Menerima, namun meneliti dan memilih mencema, merangkai, dalam suatu sistem dan kemudian menyajikan, menyampaikan.

Dengan demikian maka setiap kebudayaan yang sesuai dengan ajar an Islam atau yang dibangun atas ajaran Islam disebut kebudayan Islam. Peran dan fungsi sejarah kiranya tidak diragukan lagi, baik bagi kehidupan individu, maupun bagi kehidupan berbangsa dan bemegara. Peran dan fungsi ini bukan hanya diakui oleh para sejarawan, melainkan juga oleh tokoh-tokoh dari berbagai kalangan, seperti Cicero, seorang Filusuf dari Yimani (Sartono Kartodirdjo, 1993 : 23) ; Confutse filsup dari Cina India (Rustam E. Tamburaka, 1993 :168).

Selain fungsi tersebut, pelajaran sejarah juga memiliki fungsigenesis, prqakmatis, dan didaktis (Sartono Kartodirdjo, 1993 :242-254). Sedang menurut Nugroho Notosusanto, mempelajari sejaran akan memperoleh empat kegunaan, yaitu guna rekreatif, guina inspiratif, guna instruktif, dan guna edukatif (1979 : 3-5). Berdasarkan peran fungsi, fungsi, dan kegunaan tersebut, maka semestinya mata pelajaran sejarah merupakan matapelajaran yang sangat penting untuk dipelajari, menarik, menyenangkan dan tidak membosankan.

Islam di Sekolah Dasar (SD) dan Madrasah Ibtidaiyah (MI) bertujuan untuk : (1) Menumbuh kembanmgkan akidah melalui pemberian, pemupukan, dan pengembangan pengetahuan, penghayatan, pembiasaan, serta pengalaman peserta didik tentang agama Islam sehingga menjadi manusia muslim yang terns berkembang keimanan dan ketaqwaannya kepada Allah SWT; (2) mewujudkan manusia Indonesia yang taat beragama dan berakhlaq mulia yaitu manusia yang ber pengetahuan, rajin beribadah, cerdas, produktif, jujur, adil, etis, berdisiplin, bertoleransi, menjaga keharmonisan, secara personal dan sosial serta mengembangkan budaya agama dalam komonitas sekolah.

4. Media Pembelajaran

a. Pengertian Media Pembelajaran

Winkel (1987:98) mengartikan media pembelajaran merupakan setiap orang, materi, atau peristiwa yang memberikan kesempatan kepada siswa untuk memperoleh pengetahuan, ketrampilan dan sikap. Menurut Hamijoyo (1981:46) menyebutkan bahwa terdapat dua unsur yang terkandug dalam media pebelajaran yaitu (1) pesan atau bahan yang disajikan dan (2) alat untuk penampilal atau Zainuri, dkk (1988:57) memberikan arti media pembelajaran merupakan segala wujud yang dapat dipakai sebagai sumber belajar yang dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dankemauan siswa sehingga

25

mendorong teijadinya proses/mengajar di tingkat yang lebih efektif dan efisien.

Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran adalah segala sesuatu (alat) yang dimanfaatkan guru dalam pembelajaran untuk menyampaiakan materi pelajaran (pesan) agar lebih efektif dan efisiaen.

b. Fungsi Media Pembelajaran

Zainuri, dkk (1988:115) menyebutkan bahwa secara umum fungsi media pembelajaran adalah sebagai berikut:

1) Mempeijelas penyajian pesan (dari konsep yang abstrak ke yang konkrit) sehingga dapat mengurangi pemahaman yang bersifat verbal. Misalnya, untuk mengajarkan bagaimana jalannya ibadah haji diwujudkan dengan film atau kaset vidio.

2) Mengatasi keterbatasan ruang, waktu dan daya indera. Misalnya, (1) obyek yang terlalu besar diganti dengan model atau gambamya;

(2) obyek yang terlalu kecil diperbesar dengan OHP tranparan, atau LCD projektor, (3) Kejadian masa lalu yang ditampilkan kembali dengan kaset VCD; (4) Obyek yang komplek disajikan dalam bentuk diagram, bagan atau skema.

3) Media yang disorotkan, yaitu media yang diproyeksikan. Misalnya proyektor.

didengar. Misalnya raqdio, piringan hitam, CD.

5) Media pandang dengar (Audio-Visual-Aids), yaitu media yang dapat mengeluarkan cahaya (dapat dipandang) dan dapat mengeluarkan bunyi (dapat didengar) Misalnya televisi, film. 6) Media cetak (printed materials) meripakan hasil cetak. Misslnya

koran, majalah, buku, leaflet, komik. c. Jenis Media Pembelajaran

Jenis media pembelajaran sangat beragam tergantung dara tujuan pembelajaran yang ingin dicapai dengan media tersebut. Menurut Zaenuri, dkk.(1998:97) media pembelajaran terdiri dari:

1) Media asli dan tiruan. Media asl, misalnya maqsjid, radio, batu, Media tiruan, misalnya miniatur/masjid.

2) Media grafis, yaitu media pembelajaran yang menyajikan ringkasan informasi dan pesan dalam lukisan, sketsa, kata-kata, simbul gambar tiruan, diagram, grafik, chart. Misalnya media baga, diagram, poster, kalikatur, komik, gambar bersambung. 3) Media disorotkan, yaitu media yang diproyeksikan. Misalnya

proyektor.

4) Media dengar, yaitu media yang dapat mengeluarkan bunyi untuk didengar. Misalnya radio, piringan hiotam Compack Disk (CD).

27

5) M edia pandang dengar (Audio Visual), yaitu media yang dapat mengeluarkan cahaya (dapat dipandang) dan dapat mengeluarkan bunyi (dapat didengar). Misalnya Televisi, Film.

6) Media cetak, merupakan hasil cetak. Misalnya koran, majalah, buku, komik.

d. Prinsip Pemilihan Media (Harry Asrianto Poerwono;2007) menyebutkan bahwa prinsip-prinsip yang harus diperhatikan dalam pemilihan media adalah sebagai berikut:

1) Penyampaian materi pelajaran dapat diseragamkan 2) Proses pembelajaran menjadi lebih jelas dan menarik. 3) Pembelajaran lebih interaktifdan lebih hidup.

4) Efisien waktu dan tenaga dalam pembelajaran 5) Dapat meningkatkan hasil belajar

6) Pembelajaran berbantuan media siswa dapat belajar secara luas 7) M edia dapat menumbuhkan sikap tehadap materi yang dipelajari 8) Mengurangi kesibukan guru

e. Nilai-nilai Praktis M edia dalam Pembelajaran : 1) Membyat konsep yang abstrak menjadi kongkrit 2) Dapat melampaui batas indra, ruang dan waktu 3) Dapat diamati secara seragam atau bersama

4) Memberi kesempatan pengguna imtuk mengontrol kecepatan atau kelambatan dalam belajamya.

yang kongkrit

f. Manfaat M edia Pembelajaran :

1) Penyampaian materi pelajaran dapat diseragamkan 2) Proses pembelaj aran j adi j elas dan menarik

3) Pembelajaran lebihninteraktif dan lebih hidup 4) Efisien waktu dan tenaga dal am pembelajaran 5) Dapat meningkatkan hasil belajar

6) Pembelajaran berbantuan media siswa dapat belajar secara luas 7) Media dapat menumbuhkan sikap terhadap materi yang dipelajari 8) Mengurangi kesibukan guru sehingga lebih produktif

g. Kreteria Pemilihan M edia Pembelajaran

1) Tujuan Pembelajaran ( kognitif, afektif, psikom otor)

2) Sasaran pengguna (karateristiknya , jumlah pengguna, latar belakangnya si pengguna).

3) Biaya (terlalu mahal atau terlalu murah untuk disesuaikan dengan tujuan yang diharapkanO.

4) Ketersediaan (sudah tersedia atau belumbuat sendiri atau beli) 5) Kemampuan media (untuk belajar individual, kelomp[ok kecil,

kelompok besar atau massa).

h. Pertimbangan Dalam Pembuatan Media Pembelajaran :

1) Pilih jenis materi yang diperlukan (apakah vidio, animasi, teks, dan lain-lain.

29

2) Keterkaitan isi materi dengan dengan tujuan dan aktivitas pembelajaran.

3) Materi tidak ketinggalan j aman

4) Materi cukup lengkap, jelas dan mudah dipahami oleh siswa 5) Hal-hal yang berkaitan dengan siswa

Syarat Pembuatan Media

Lebih lanjut Harry AsriantoPoerwono, menyebutkan supaya media lebih menarik apabila memennhi syarat:

1) Visible (mudah dilihat) 2) Interesting (menarik) 3) Sinple (sederhana) 4) Useful (bermanfaat) 5) Accurate (benar)

6) Legitim ate (sah, masuk akal) 7) Structure (terstruktur)

Proses Pengembangan Media 1) Analisis kebutuhan

2) Perumusan Tujuan 3) Penembangan materi

4) Perumusan alat pengukur keberhasilan 5) Penulisan naskah

6) Pelaksanaan produksi 7) Evaluasi/ uji coba

9) Siap pakai.

k. Tip untuk membuat media pembelajaran yang baik : 1) Haras menguasai bidang yang diajarkan

2) Haras menguasai media pembelajaran

3) M ampu menterjemahkan materi pembelajaran ke dalam bentuk (teks, audio, visual).

4) Terbuka dalam menerima masukan-masukan

5) M au melihat karya orang laindan menggali sumbar lain guna peningkatan diri.

6) M au dikritik perbaikan berikutnya.

5. M edia Elektronik

a. Pengertian M edia Elektronik

M edia elektronik adalah media pembelajaran yang digunakan sebagai sarana untuk menyampaikan informasi kepada publik berapa televisi dan perangkatnya, yaitu televisi, DVD atau VCD Player dan kaset VCD Sejarah Kebudayaan Islam

M edia/alat ini digunakan untuk mempermudah membantu pendidik dan peserta didik mempelajari Sejarah Kebudayaan Islam, dengan melihat gambar, mendengarkan suara pada media, yang ditayangkan.

31

b. Cara Penggunaan Alat

Hubungkan kabel antara Televisi dan DVD, kemudian hubungkan stiker dengan listrik, tekan power, dan masukkanlah keping DVD. Tekan play. Akan muncul gambar dan suara yang dikehendaki. Dengan melihat gambar hidup dan mendengarkan suara pada media tersebut, maka akan lebih menyenangkan bagi peserta didik. Cara interaktif ini sangat mudah dipahami dan juga tidak membosankan.

Gambar 1 M edia Pembelajaran Elektronik

c. Penggunaan dalam Pembelajaran.

Alat ini digunakan sebagai media pembelajaran untuk mempelajari Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar yang terdapat pada Standar isi (Kepmendiknas Nomor 22 tahun 2006). Secara lengkap diuraikan dalam tabel 1 b erik u t:

Islam Aspek Tarikh dan Kebudayaan Islam Kelas V Sekolah Dasar Standar Kompetensi Kompetensi Dasar Indikator Kelas Semester (1) (2) (3) (4) 3. Tarikh Mencerita kan kisah nabi 3.1.Mencerita kan Kisah Nabi Ayub

3.1.1. Menjelaskan silsilah Nabi Ayub

3.1.2. M enceritakan kesabaran dan ketaqwaan Nabi Ayub A S. 3.1.3. Menyebutkan perilaku Nabi

Ayub yang bisa diteladani

V /l

3.2.Mencerita kan kisah Nabi Musa A S

3.2.1 Menceritakan silsilah Nabi Musa A S

3.2.2 Menjelaskan mukjizat Nabi M usa A S

3.2.3 Menyebutkan perilaku Nabi M usa yang bisa diteladani. 3.3.Mencerita

kan kisah Nabi Isa AS

3.3.1 Menjelaskan silsilah Nabi Isa A S

3.3.2 Menjelaskan beberapa mukjizat Nabi Isa A S 3.3.3 Menjelaskan bahwa Nabi Isa

tidak disalib.

3.3.4 Menyebutkan perilaku Nabi Isa yang bisa diteladani Standar Kompetensi Kompetensi Dasar Indikator Kelas Semester (1) (2) (3) (4) 8. Tarikh Mencerita kan kisah sahabat nabi 8.1 Menceri takan kisah Kholifah Abu Bakar Assidiq

8.1.1 Menjelaskan kisah Kholifah Abu Bakar Assidiq

8.1.2 Menunjukkan sikap perilaku Kholifah Abu Bakar Assidiq 8.1.3 Meneladani sikap perilaku

kholifah Abu Bakar Assidiq V/2

33

8.2 Menceri 8.2.1 Menceritakan kisah

takan kisah Kholifah Umar Bin Khatab Kholifah 8.2.2 Menunjukkan sikap perilaku Umar Bin Kholifah Umar Bin Khatab Khatab 8.2.3 Meneladani sikap perilaku

Umar Bin Khatab

Dokumen terkait