• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

B. Daur Ulang

1. Definisi Daur Ulang

Daur ulang adalah proses menjadikan bahan bekas menjadi bahan baru yang memberikan manfaat dan nilai ekonomi. Menurut Dewi Sopiah, “daur ulang adalah salah satu strategi pengelolaan sampah padat yang terdiri atas kegiatan pemilihan, pengumpulan, pemrosesan, pendistribusian dan pembuatan produk atau material bekas pakai dan komponen utama dalam manajemen sampah dan bagian ketiga dalam proses hierarki sampah 3R (Reduce, Reus, Recycle)”.19

Dengan adanya daur ulang sampah maka dapat mengurangi penggunaan bahan baku yang tentunya akan mengurangi polusi, kerusakan lahan dan mengurangi gas emisi rumah kaca. Memanfaatkan

19

Dewi Sopiah,Pengolahan Limbah Sehat dan Aman, (Bandung : CV. Mughni Sejahtera, 2013), h. 100.

kembali sampah yang sudah tidak dipakai merupakan salah satu langkah bijak yang seharusnya sudah banyak dilakukan oleh masyarakat.

2. Prinsip 3R

Mengolah dan memanfaatkan sampah harus menjadi langkah nyata baru dalam penangan masalah sampah yang biasanya hanya dibuang begitu saja. Kita harus dapat meninggalkan kebiasaan lama yang hanya membuang sampah tanpa memanfaatkannya. Banyak cara yang dapat digunakan untuk mengolah sampah dari hal yang paling sederhana yaitu mebuat kompos dan mendaur ulang plastik dan lainnya. Sampah juga dapat dimanfaatkan dalam skala bisnis yang besar yang tentunya menggunakan teknologi tinggi yang biasanya dilakukan oleh perusahaan-perusahaan besar.

Menurut Kementerian Lingkungan Hidup Indonesia, “prinsip utama mengelola sampah yang benar adalah mencegah timbulnya sampah, mengguna-ulang sampah, dan mendaur-ulang sampah. Itulah prinsip 3R (reduce, reuse, recycle).20 Apabila prinsip 3R dilakukan dengan baik dan konsisten tentunya akan banyak mendatangkan manfaat bagi kehidupan karena mampu mengurangi polusi bagi lingkungan hidup, mengurangi timbulnya berbagai bibit penyakit yang dihasilkan dari tumpukan sampah, menghemat penggunaan sumber daya alam dan bahan baku serta memiliki nilai ekonomis yang menguntungkan bagi masyarakat.

Pada kenyataannya saat ini pengelolaan sampah yang berbasis 3R masih belum membudaya di kalangan masyarakat. Salah satu kendalanya adalah masyarakat belum terbiasa untuk memilah sampah baik di sumber maupun di tempat penampungan sementara. Masyarakat cenderung mencampur sampah ke tempat pembuangan. Sampah yang bersih memilikin nilai ekonomis yang lebih tinggi dibandingkan dengan

20

sampah yang kotor. Sampah yang kotor nialinya adalah nol, oleh karena itu pemilahan sampah sangat penting agar tetap dalam keadaan bersih.

Untuk lebih jelasnya menganai alur penerapan Prinsip 3R maka dapat dilihat pada gambar 2.1

Sumber :Kementerian Lingkungan Hidup Indonesia

Bagan 2.1 Filosofi Penerapan 3R

Pada bagan diatas penerapan prinsip 3R dalam rangka pengelolaan sampah dapat digambarkan melalui life cycle analisys. Prinsip ini mengandung arti yang luas karena ternyata terdapat prinsip pembangunan berkelanjutan (sustainable development), khususnya dalam pelaksanaan penghematan sumber daya (resource efficiency)dan penghematan energi(energy efficiency).

Menurut Kementerian Lingkungan Indonesia, dengan menjalankan prinsip 3R maka terjadi upaya pengurangan ektraksi sumber daya karena sebagian bahan baku dapat terpenuhi dari sampah yang di daur ulang dan sampah yang diguna ulang. Sebagai tambahan, penggunaan bahan baku daur ulang untuk menghasilkan suatu produk telah terbukti menggunakan lebih sedikit energi dibandingkan menggunakan bahan baku (virgin material). Sehingga penerapan prinsip 3R adalah solusi cerdas atas semakin terbatasnya sumber daya alam dan kelangkaan energi. Di sektor energi sendiri, sampah adalah sumber energi alternatif pengganti energi fosil. Pemanfaatan sampah sebagai pembangkit energi merupakan hal yang lazim dibeberapa negara maju dengan menggunakan berbagai metode,

antara lain isinerasi, methane capture,biomass, dan refuse derived fuel(RDF).21

Prinsip 3R yaitu (reduce, reuse, recycle) berarti menggunakan kembali sampah mengurangi jumlah sampah, dan mendaur ulang sampah. Reduce dapat diartikan sebagai menggunakan sesuatu secara efisien agar menghasilkan lebih sedikit sampah. Reuse berarti menggunakan kembali sampah dimana barang tersebut dapat diperbaiki atau dimodifikasi.Recycleyang berarti mendaur ulang sampah menjadi bahan mentah atau menjadikannya sebuah produk baru yang dihasilkan dari sampah. Banyak sekali produk daur ulang yang dapat dihasilkan, produk tersebut juga dapat dibuat dalam bentuk kerajinan tangan dimana kreatifitas sangat dituntut untuk membuat produk tersebut. Dengan mejalankan 3R secara berkelanjutan maka kita telah membantu bumi untuk mengurangi polusi dan hal tersebut merupakan langkah nyata dalam mencintai lingkungan kita.

3. Tanda Daur Ulang

Produk-produk yang berbahan plastik sudah banyak sekali digunakan oleh manusia, maka dari itu keberadaaan plastik sulit dipisahkan dari kehidupan manusia. Plastik merupakan bahan yang sangat sulit sekali terurai dan butuh waktu hingga ratusan tahun untuk menguraikan plastik. Penggunaan plastik semakin meningkat sedangkan hal itu tidak diimbangi oleh pengolahan yang baik.

Berbagai macam solusi dicari untuk menangani permasalahan sampah plastik dan salah satunya adalah mendaur ulang sampah plastik atau yang lebih sering kita dengar adalah recycle. Pada botol plastik biasanya terdapat sebuah simbol tiga panah yang berbentuk segitiga . Terdapat angka-angka kecil di tengah segitiga tersebut.

Menurut Yayasan Unilever Indonesia, angka-angka tersebut lebih dikenal sebagai sistem kode identifikasi resin yang diperkenalkan pada tahun 1988 oleh TheSociety of the Plastics Industry, Inc. (SPI) (Plastic Factories). Sistem kode resin ini 21

mengelompokkan botol dan kemasan plastik yang biasa ditemukan pada limbah rumah tangga berdasarkan kandungan resinnya. Sistem kode ini dikembangkan untuk memenuhi kebutuhan para penyedia jasa daur ulang (pabrik plastik) dan memberikan kekonsitenan dan keseragaman sistem pada manufaktur/pabrik plastik yang dapat diterapkan secara internasional.22

Perusahaan yang bergerak di bidang daur ulang sampah plastik biasanya memiliki standar plastik apa saja yang akan di daur ulang. Terkadang hanya beberapa jenis plastik saja yang di daur ulang, tetapi ada juga perusahaan yang menerima semua jenis plastik untuk di daur ulang. Berikut tanda yang telah di sepakati dan biasa digunakan oleh pabrik plastik sebagai acuan daur ulang. Untuk lebih jelasnya mengenai tanda daur ulang maka dapat dilihat pada tabel 2.3

Tabel 2.3 Tanda Daur Ulang Tanda Daur

Ulang Penggunaannya

Polyethylene Terephthalate(PET, PETE)

PET transparan, jernih, dan kuat. Biasanya dipergunakan sebagai botol minuman (air mineral, jus, soft drink, minuman olah raga) tetapi tidak untuk air hangat atau panas. Serpihan yang telah dibersihkan dan didaur ulang dapat digunakan untuk membuat serat benang karpet fiberfill, dan geotekstil. Nama umumnyaPolyester.

High Density Polyethylene(HDPE)

HDPE dapat digunakan untuk membuat berbagai macam tipe botol. Botol-botol yang tidak diberi pigmen bersifat tembus cahaya, kaku, dan cocok untuk mengemas produk yang memiliki pendek seperti susu. Karena HDPE memiliki ketahan kimiawi yang bagus, plastik tipe ini dapat digunakan untuk mengemas deterjen dan cairan pemutih. Hasil daur ulangnya dapat digunakan 22

Yayasan Unilever Indonesia “Bumi Kita:Mengenal Lebih Dekat Tanda Daur Ulang”, (Jakarta : Yayasan Unilever Indonesia, 2009), h. 38-39.

sebagai kemasan produk non-pangan seperti shampo, kondisioner, pipa, ember, dll.

Polyvinyl Chloride(PVC)

Memiliki karakter fisik yang stabil dan tahan terhadap bahan kimia, pengaruh cuaca, aliran, dan sifat elektrik. Bahan ini paling sulit untuk didaur ulang dan biasa untuk pipa dan kontruksi bangunan.

Low Density Polyethylene(LDPE)

Biasa dipakai untuk tempat makanan dan botol-botol yang lembek (madu, mustard). Barang-barang dengan kode ini dapat di daur ulang dan baik untuk barang-barang yang memerlukan fleksibilitas tetapi kuat. Barang dengan kode ini bisa dibilang tidak dapat di hancurkan tetapi tetap baik untuk tempat makanan.

Polypropylene(PP)

PP memiliki daya tahan yang baik terhadap bahan kimia, kuat, dan memiliki titik leleh yang tinggi sehingga cocok untuk produk yang berhubungan dengan makanan dan minuman seperti tempat menyimpan makanan, botol minum, tempat obat dan botol minum untuk bayi. Biasanya didaur ulang menjadi casing baterai, sapu, sikat, dll. Polystyrene(PS)

PS biasa dipakai sebagai bahan tempat makan styrofoam, tempat minum sekali pakai, tempat CD, karton tempat telor, dll. Pemakaian bahan ini sangat dihindari untuk mengemas makanan karena bahan styrine dapat masuk ke dalam makanan ketika makanan tersebut bersentuhan. Bahan Styrine berbahaya untuk otak dan sistem syaraf manusia.

Other Plastic

Plastik yang menggunakan kode ini terbuat dari resin yang tidak termasuk enam golongan yang lainnya, atau terbuat dari lebih dari satu jenis resin dan digunakan dalam kombinasi multi-layer. Sumber : Yayasan Unilever Indonesia

Dari beragam tanda daur ulang pada tebel 2.3 kita dapat mengetahui jenis plastik yang dapat dimanfaatkan sehingga memudahkan dalam proses daur ulang. Saat membeli tempat untuk menyimpan minuman dan makanan tanda daur ulang seperti diatas harus benar-benar diperhatikan agar sesuai dengan standar pengunaan plastik untuk wadah makanan atau minuman.

4. Daur Ulang Sampah Plastik

Pemanfaatan sampah plastik sebagai bahan utama daur ulang adalah upaya untuk mengurangi jumlah sampah. Sebelum melakukan daur ulang sebaiknya dilakukan pembatasan untuk penggunaan berbagai macam barang yang berbahan plastik. Pemanfaatan limbah plastik dapat dilakukan dengan menggunakan kembali dan daur ulang sampah plastik. Daur ulang plastik dalam skala besar umumnya dilakukan di industri pengolah sampah.

Menurut Dewi Sopiah, ”secara umum terdapat empat persyaratan agar suatu limbah plastik dapat diproses oleh suatu industri, antara lain limbah harus dalam bentuk tertentu sesuai kebutuhan (biji, pellet, serbuk, pecahan), limbah harus homogen, tidak terkontaminasi, serta diupayakan tidak teroksidasi.”23 Namun jika dalam skala kecil yang dilakukan warga dalah memilah dan mengumpulkan sampah sesuai jenisnya yang akan dibuat menjadi produk daur ulang. Diperlukan kreatifitas yang tinggi agar barang bekas yang tidak terpakai tersebut memiliki nilai ekonomis.

Menurut Ria Kurniawatin “seiring dengan perkembangan teknologi, kebutuhan akan plastik terus meningkat. Menurut Hartono (1998) komposisi sampah atau limbah plastik yang dibuang oleh setiap rumah tangga adalah 9,3% dari total sampah rumah tangga.”24 Jumlah sampah plastik yang akan terus meningkat dan solusinya adalah dengan proses daur ulang sampah plastik.

23

Sopiah,op. cit.,h. 105. 24

Ria Kurniawatin, Terampil Mengolah Barang Bekas, (Bekasi: CV. Jabal Rohmat, 2012), h. 33.

Dokumen terkait