• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

C. Bank Sampah Melati Bersih Puri Bintaro Hijau

2. Struktur Organisasi

xiii

Lampiran 2 Monografi Kelurahan Pondok Aren

Lampiran 3 Profil Bank Sampah Melati Bersih

Lampiran 4 Peta Perumahan Puri Bintaro Hijau

Lampiran 5 Surat Izin Penelitian

Lampiran 6 Dokumentasi

Lampiran 7 Lembar Uji Referensi

1 A. Latar Belakang

Jumlah penduduk Indonesia yang besar dengan tingkat pertumbuhan yang tinggi mengakibatkan bertambahnya volume sampah. Di samping itu, pola konsumsi masyarakat saat ini membuat sampah semakin banyak terutama sampah kemasan/plastik yang sulit terurai. Zat yang berbahaya dari sampah harus di tangani dengan baik, hal ini karena sampah akan berdampak pada lingkungan yang tentunya akan sangat berpengaruh terhadap kualitas hidup manusia.

Menurut majalah Sustaining Partnership, data di Kementerian Lingkungan Hidup (KLH) tahun 2010 menyebutkan, volume rata-rata sampah di Indonesia mencapai 200 ribu ton per hari. Daerah perkotaan menyumbang sampah paling banyak. Hal ini disebabkan banyak faktor, diantaranya pertambahan penduduk dan arus urbanisasi. Jika persoalan sampah tidak segera ditangani maka pada tahun 2020 volume sampah di Indonesia meningkat lima kali lipat. Berarti, 1 juta ton tumpukan sampah dalam sehari.1

Masyarakat Indonesia masih minim akan kesadaran tentang pentingnya memanfaatkan sampah terutama sampah plastik yang sangat sulit sekali terurai. Perlu waktu yang sangat lama untuk menguraikan sampah plastik, padahal penggunaan plastik biasanya hanya dalam waktu yang cukup singkat dan banyak alternatif lain untuk menggantikan plastik. Misalnya untuk pembungkus makanan, minuman dan kantung belanja. Dengan memanfaatkan ulang sampah terutama plastik, kita dapat meminimalisir pencemaran yang ada di bumi. Pencemaran tersebut dapat menurunkan kualitas hidup manusia terutama pada kesehatan.

Pola perilaku masyarakat yang kurang baik seperti membuang sampah di sungai dan di laut menjadikan salah satu wilayah di pesisir pantai Tanjung Burung, Kecamatan Teluk Naga Kabupaten Tangerang menjadi pulau

1

Anon, Manajemen Pengelolaan Sampah Berbasis Mandiri (Jakarta: Sustaining Partnership, 2011) h. 4.

sampah. Lokasi Tanjung Burung yang berada di muara sungai Cisadane mengakibatkan sampah terbawa arus sungai hingga menumpuk di Tanjung Burung. Pemerintah Kabupaten Tangerang belum serius untuk menangani dan mengelola permasalahan sampah. Warga sekitar hanya dapat melalukan penanaman pohon mangrove tetapi lama-kelamaan mati karena jumlah sampah yang banyak. Sampah yang mendominasi adalah sampah plastik dan juga styrofoam.

Menurut Yul Harry Bahar dalam bukunya mengatakan bahwa “sampah merupakan salah satu masalah lingkungan hidup yang sampai saat ini belum dapat ditangani secara baik, terutama pada negara-negara sedang berkembang, sedangkan kemampuan pengelola sampah dalam menangani sampah ini tidak seimbang dengan produksinya, sehingga menumpuk dimana-mana.”2 Volume sampah yang semakin banyak hingga menggunung tidak sebanding dengan ketersediaan lahan untuk menampung sampah tersebut. Hal seperti ini terjadi pada kota-kota besar di Indonesia dibandingkan dengan kota kecil lainnya. Di kota-kota besar lahan sudah banyak dialih fungsikan sebagai pemukiman hingga terbatasnya lahan untuk menampung sampah.

Menurut Manuel Antonio Fernandez Dominguez “dalam masyarakat tradisional, produksi sampah hampir nol karena hampir semua bahan diguna ulang atau didaur ulang dan konsumsinya jauh lebih rendah.”3 Hal ini berbanding terbalik dengan masyarakat kota dengan tingginya pola konsumsi yang akan menimbulkan banyak tumpukan sampah. Masyarakat kota cenderung lebih konsumtif dalam penggunaan barang sehingga menimbulkan sampah yang cukup banyak bila dibandingkan dengan masyarakat desa.

Jakarta adalah salah satu pusat kota dengan penduduk yang sangat padat dan sampah menjadi salah satu permasalahannya. Menurut Dinas

2

Yul Harry Bahar, Teknologi Penangan dan Pemanfaatan Sampah (Jakarta : PT. Wacana Utama Pramesti, 1986), h. 2.

3

Manuel Antonio Fernandez Dominguez,Sayangi Bumi Kita(Jakarta : PT Bhuana Ilmu Populer, 2011), h. 39.

Kebersihan Jakarta jumlah sampah di Jakarta berkisar antara dan yang diangkut ke Bantar Gebang sekitar 6.000–6.500 ton/hari. Hal ini disebabkan karena truk pengangkut sampah yang berjumlah 801 truk diantaranya 510 truk tidak layak pakai sehingga pengangkutan kurang optimal. Hal ini menjadikan sampah tertumpuk di pembuangan sampah sementara yang mengakibatkan Jakarta dihiasi oleh tumpukan sampah.

Masalah kurangnya armada pengangkut sampah juga dialami oleh Kota Bandung. Setiap hari hari sekitar 400 ton sampah tidak terangkut ke tempat pembuangan akhir Sarimukti di Kabupaten Bandung Barat. Kota Bandung menghasilkan sampah sekitar 1.600 ton dan yang terangkut ke TPA Sarimukti adalah 1.200 ton, sisanya sebagian di olah warga dan di buang ke tempat pembuangan sampah liar. Sampah akan selalu menjadi permasalahan yang tak akan pernah selesai selama masih ada kehidupan di muka bumi.

Manusia adalah makhluk ciptaan Allah yang bertugas untuk menjaga, memelihara dan memakmurkan bumi. Kerusakan alam yang terjadi di darat maupun di laut merupakan ulah tangan manusia-manusia yang tidak bertanggung jawab.

Allah SWT berfirman dalam Al-Qur’ansurat Ar-Rum ayat 41 :



































“Telah tampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia; Allah menghendaki agar mereka merasakan sebagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar).”

Kerusakan yang telah terjadi di muka bumi baik di darat maupun di laut tentunya sangat merugikan makhluk hidup di sekitarnya. Kerusakan ini terjadi karena ulah tangan manusia itu sendiri. Sampah merupakan salah satu masalah tercemarnya lingkungan yang mengakibatkan banyak kerusakan di darat maupun di laut. Sampah memiliki zat-zat berbahaya yang dapat mengancam kesehatan manusia dan makhluk hidup lainnya.

Menurut Wisnu Arya Whardana, daratan mengalami pencemaran apabila bahan-bahan asing, baik bersifat organik dan an-organik, berada di permukaan tanah yang menyababkan dataran menjadi rusak, tidak dapat memberikan daya dukung lagi bagi kehidupan manusia. Apabila bahan-bahan asing tersebut berada di daratan dalam waktu yang lama dan menimbulkan gangguan terhadap kehidupan manusia, hewan maupun tanaman, maka dapat dikatakan bahwa dataran telah mengalami pencemaran. Kalau hal ini terjadi maka kenyamanan hidup, yang merupakan sasaran peningkatan kualitas hidup, tidak dapat dicapai.4

Sebagaimana kita asumsikan bahwa munculnya sampah akan terus meningkat seiring dengan meningkatnya jumlah penduduk. Tidak hanya itu, dengan pola hidup masyarakat saat ini maka sampah yang akan ditimbulkan juga semakin banyak. Kegiatan daur ulang dapat dimanfaatkan untuk mengurangi permasalahan sampah yang ada di Indonesia.

Menurut Kementrian Lingkungan Hidup Indonesia, salah satu filosofi dasar ditetapkannya Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah adalah bagaimana cara melihat sampah dari perspektif yang berbeda, yakni memandang sampah sebagai sesuatu yang punya nilai guna dan manfaat. Sehingga membuang sampah dengan percuma merupakan tindakan yang kurang tepat. Ungkapan yang dikenal salah seorang praktisi pengelolaan sampah, yaitu “dulu sampah, sekarang berkah” adalah istilah yang sungguh tepat memaknai perubahan paradigma tentang sampah.5

Berdasarkan pandangan tersebut bahwa sampah merupakan masalah yang harus ditangani secara baik agar tidak mencemari lingkungan bagi keberlangsungan hidup manusia, maka penulis membuat karya ilmiah yang berjudul “PERANAN BANK SAMPAH MELATI

BERSIH DALAM MENGURANGI SAMPAH PLASTIK DI

PERUMAHAN PURI BINTARO HIJAU PONDOK AREN

TANGERANG SELATAN.”

4

Wisnu Arya Wardhana, Dampak Pencemaran Lingkungan (Edisi Revisi) (Yogyakarta : ANDI, 2004), h. 97.

5

Kementrian Lingkungan Hidup Indonesia,Implementasi 3 R Melalui Bank Sampah (Jakarta: KLH, 2012), h.2.

B. Identifikasi Masalah

Identifikasi Masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Pemanfaatan sampah plastik dengan kegiatan daur ulang masih belum maksimal dilakukan oleh warga Perumahan Puri Bintaro Hijau padahal sudah terdapat Bank Sampah Melati Bersih.

2. Bank Sampah Melati Bersih belum menyerap seluruh sampah anorganik di Perumahan Puri Bintaro Hijau.

3. Tingkat partisipasi warga masih rendah dalam kegiatan Bank Sampah Melati Bersih di Perumahan Puri Bintaro Hijau.

C. Pembatasan Masalah

Agar dalam penulisan karya ilmiah ini dapat lebih fokus maka penulis membatasi permasalahan ini pada:

1. Kegiatan daur ulang yang dilakukan oleh Bank Sampah Melati Bersih di Perumahan Puri Bintaro Hijau Pondok Aren.

2. Peranan Bank Sampah Melati Bersih dalam mengurangi sampah plastik di Perumahan Puri Bintaro Hijau Pondok Aren.

3. Partisipasi warga dalam kegiatan Bank Sampah Melati Bersih di Perumahan Puri Bintaro Hijau Pondok Aren.

D. Perumusan Masalah

Berdasarkan pembatasan masalah yang telah dikemukakan, maka perlu adanya penyusunan suatu perumusan masalah dalam penelitian ini, rumusan masalahnya adalah sebagai berikut :

1. Bagaimanakah kegiatan daur ulang yang dilakukan oleh Bank Sampah Melati Bersih dalam memanfaatkan sampah plastik di Perumahan Puri Bintaro Hijau Pondok Aren?

2. Seberapa besar peranan Bank Sampah Melati Bersih dalam mengurangi sampah plastik di Perumahan Puri Bintaro Hijau Pondok Aren?

3. Bagaimanakah tingkat partisipasi warga dalam kegiatan Bank Sampah Melati Bersih di Perumahan Puri Bintaro Hijau Pondok Aren?

E. Tujuan Penulisan

Berdasarkan permasalahan yang telah dikemukakan, maka tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui seberapa besar peranan Bank Sampah Melati Bersih dalam mengurangi sampah plastik di Perumahan Puri Bintaro Hijau Pondok Aren.

F. Manfaat Penelitian

Setelah didapatkannya hasil penelitian, maka manfaat dari penelitian ini adalah:

1. Manfaat Teoritis

a. Manfaat bagi Peneliti

Menambah referensi dalam penelitian terkait dan menambah wawasan mengenai lingkungan.

b. Manfaat bagi Pelajar

Memperkaya khasanah ilmu pengetahuan mengenai lingkungan hidup pada materi Geografi SMA kelas XI Bab Lingkungan Hidup.

c. Manfaat bagi Pembaca

Menambah wawasan mengenai pengelolaan sampah berbasis masyarakat dan daur ulang sampah plastik.

2. Manfaat Praktis

a. Manfaaat bagi Pengurus Bank Sampah Melati Bersih

Sebagai bahan bacaan yang relevan mengenai pemanfaatan daur ulang sampah plastik dan manajemen pengelolaan sampah.

b. Warga Perumahan Puri Bintaro Hijau Pondok Aren

Sebagai bacaan mengenai panduan pemanfaatan daur ulang sampah plastik dan pengelolaan sampah berbasis masyarakat.

c. Pemerintah setempat.

Sebagai bahan pertimbangan untuk mengambil kebijakan dalam penanganan sampah dan tinjauan dalam pengelolaan sampah berbasis masyarakat.

7 A. Sampah dan Permasalahannya

Sampah adalah permasalahan yang tak akan pernah selesai selama masih ada kehidupan di muka bumi ini. Manusia akan selalu menghasilkan sampah tiap harinya dan tentunya menyebabkan pencemaran lingkungan. Produksi sampah yang banyak tidak dimbangi dengan penangannya sehingga permasalahan sampah menjadi berkepanjangan dan sulit menciptakan lingkungan bebas dari sampah. Masalah lingkungan ini timbul karena pola kehidupan masyarakat yang telah bergeser ke arah yang lebih modern. Kepraktisan dalam berproduksi dan makin maraknya perkembangan teknologi membuat masalah lingkungan semakin meningkat.

Menurut Enri Damanhuri, meningkatan jumlah penduduk menyebabkan peningkatan aktivitas penduduk yang berarti juga peningkatan jumlah timbulan sampah. Masalah pengelolaan sampah perkotaan antara lain adalah keterbatasan peralatan, lahan, dan sumber daya manusia. Masalah ini timbul di kota-kota besar ataupun kota-kota kecil, seperti telah dijelaskan sebelumnya. Pengelolaan persarnpahan mempunyai beberapa tujuan yang sangat mendasar yang meliputi:

1. Meningkatkan kesehatan lingkungan dan masyarakat 2. Melindungi sumber daya alam (air)

3. Melindungi fasilitas sosial ekonomi 4. Menunjang pembangunan sektor strategis.1

Permasalahan yang banyak dialami oleh kota-kota besar adalah mengenai pengumpulan, pengangkutan, pembuangan dan pemusnahan sampah yang belum memadai. Selain itu terbatasnya lahan untuk tempat pembuangan sampah karena alih fungsi lahan menjadi pemukiman. Keterbatasan lahan menjadi permasalahan menggunungnya sampah di tempat pembuangan.

1

1. Definisi Sampah

Sampah merupakan hasil sisa dari kegiatan manusia karena sudah tidak memiliki manfaat lagi. Menurut Adrian R. Nugraha dalam bukunya mengatakan “sampah adalah barang atau material sisa yang tidak diinginkan dari hasil akhir sebuah proses tertentu”.2 Sedangkan definisi sampah menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah “barang atau benda yang dibuang karena tidak terpakai lagi dan sebagainya; kotoran seperti daun, kertas”.3Disamping itu terdapat UU yang menjelaskan tentang sampah beserta pengelolaannya. Menurut UU No. 18 Tahun 2008 “sampah adalah sisa kegiatan sehari-hari manusia dan/atau proses alam yang berbentuk padat”.4

Sampah merupakan hasil sisa dari kegiatan manusia yang dianggap tidak berguna atau tidak memiliki manfaat lagi. Sampah harus ditangani secara serius dan khusus agar bahan sisa yang tidak berguna tersebut dapat diolah sehingga mendatangkan manfaat.

2. Sumber dan Klasifikasi Sampah

Sampah dapat dibedakan berdasarkan sumber dan klasifikasinya, sampah berdasarkan sumber yaitu sampah yang berasal dari rumah tangga, pasar, dan industri.

Menurut Yul Harry Bahar, domestic refuse biasanya merupakan sisa makanan, bahan padat, yang sudah tidak terpakai lagi dalam rumah tangga, sisa pengolahan makanan, bahan pembungkus, bermacam-macam kertas, kain bekas, kaleng dan lain-lain. Comercial refuse adalah sampah yang berasal dari tempat-tempat perdagangan seperti pasar, supermarket, pusat pertokoan, warung dan tempat jual beli lainnya.Industrial refusemerupakan sampah yang berasal dari kegiatan industri, jumlah dan jenisnya sangat tergantung pada jenis dan jumlah bahan yang diolah oleh perusahaan industri tersebut.5

2

Adrian R. Nugraha, Menyelamatkan Lingkungan Hidup dengan Pengelolaan Sampah (Jakarta : PT. Cahaya Pustaka Raga, 2010), h.23.

3

http://kbbi.web.id/sampah 4

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 2008 Tentang Pengelolaan Sampah

5

Yul Harry Bahar,Teknologi Penangan dan Pemanfaatan Sampah(Jakarta : PT. Wacana Utama Pramesti, 1986), h. 5.

Secara umum sampah dapat digolongkan menjadi dua yaitu sampah yang mudah terurai dan yang tidak mudah atau tidak dapat terurai.

Yul Harry Bahar mengatakan dalam bukunya, Degradable refuse yaitu sampah yang mudah terurai secara alami melalui proses fisik, kimiawi, maupun biologis. Biasanya sampah golongan ini berasal dari bahan-bahan organik, seperti sampah sayuran dan buah-buahan, sisa makanan, kertas, bangkai, binatang dan lain-lain. Nondegradable refuse adalah sampah yang tidak dapat diuraikan atau sulit diuraikan secara alami melalui proses fisik, kimiawi dan biologis menjadi molekul-molekul yang lebih yang lebih kecil. Sampah ini biasanya berasal dari bahan anorganik, bahan sintetis dan bahan kertas lainnya, seperti metal, kaca, plastik, kayu dan keramik.6

Sampah basah atau organik yaitu sampah yang biasa dihasilkan dari rumah tangga, misalnya sisa sayuran, sisa makanan, daun-daunan, sisa buah-buahan atau sampah lainnya yang mudah membusuk. Biasanya sampah basah ini banyak juga dihasilkan dari pembuangan sampah yang berasal dari pasar-pasar yang menjual kebutuhan sehari-hari untuk masyarakat. Sampah basah ini biasa digunakan untuk pembuatan kompos. Sedangkan sampah kering atau yang biasa disebut sampah anorganik yaitu sampah yang tidak dapat membusuk seperti plastik, kertas, bahan sintetik, logam, kaleng, kaca dan lain-lain biasa di daur ulang untuk membuat produk-produk baru. 3. Sampah Plastik

Sampah plastik merupakan bahan anorganik yang sulit terurai dan membutuhkan waktu yang sangat lama untuk menguraikannya.

Nama plastik mewakili ribuan bahan yang berbeda sifat fisis, mekanis, dan kimia. Secara garis besar plastik dapat digolongkan menjadi dua golongan besar, yakni plastik yang bersifat thermoplastic dan yang bersifat thermoset. Thermoplastic dapat dibentuk kembali dengan mudah dan diproses menjadi bentuk lain, sedangkan jenis thermoset bila telah mengeras tidak dapat dilunakkan kembali. Plastik yang

6

paling umum digunakan dalam kehidupan sehari-hari adalah dalam bentukthermoplastic.7

Kegiatan daur ulang untuk memanfaatkan sampah plastik ini perlu ditingkatkan agar dapat meminimalisir volume sampah yang ada di tempat pembuangan sampah. Banyak cara yang dapat dilakukan untuk menghancurkan sampah plastik misalnya dengan sinar ultra violet tetapi butuh biaya yang besar untuk melakukannya.

Usaha yang sering dilakukan oleh masyarakat selama ini adalah membakar sampah atau menimbunnya di dalam tanah karena hal tersebut adalah yang paling mudah dilakukan. Pembakaran sampah khususnya plastik pada ruang terbuka sebenarnya sangat berbahaya, karena asap yang ditimbulkan dapat merusak sistem pernapasan manusia dan dapat menimbulkan polusi udara. Dengan membakar sampah akan membuat lingkungan semakin tercemar, maka perlu langkah lain yaitu dengan kegiatan daur ulang.

Indonesia telah mengembangkan perusahaan-perusahaan yang bergerak di bidang pengolahan sisa dan sampah plastik, namun jumlahnya masih belum banyak sehingga antara tempat pengolahan dengan sampah yang dihasilkan oleh masyarakat belum seimbang. Jika banyak perusahaan dan parbik pengolah sampah, maka di perkirakan bahwa jumlah sampah di Indonesia dapat berkurang. Dengan berkurangnya volume sampah tentunya akan membantu bumi kita dari pencemaran lingkungan yang sedang marak terjadi pada saat ini. Tetapi tidak hanya industri besar saja yang bergelut di bidang daur ulang sampah, banyak komunitas pencinta lingkungan dan industri rumah tangga yang berskala kecil turut andil dalam memanfaatkan sampah plastik.

Plastik yang digunakan sebagai pembungkus dapat dimanfaatkan kembali, terlebih dahulu plastik harus dipilah sesuai

7

Wahyono, E. H. dan Sudarno. N,Pengelolaan Sampah Plastik : Aneka Kerajinan dari Sampah Plastik, (Bogor : Yapeka, 2012), h. 15.

dengan jenisnya. Sampah plastik bernilai ekonomi tinggi jika keadaannya masih bersih dan jika sudah kotor maka harus dibersihkan terlebih dahulu hingga bersih agar memiliki nilai ekonomis. Sampah plastik dapat dimanfaatkan kembali sebagai bahan baku bagi pabrik ataupun perusahaan yang membuat produk dari plastik, misalnya ember, baskom, sapu, kursi plastik, mainan anak-anak dan peralatan rumah tangga lainnya yang berbahan dasar plastik.

Plastik juga dapat di daur ulang untuk membuat berbagai macam jenis kerajinan tangan berupa tas, baju, gantungan kunci, hiasan rumah, topi, dompet dan sebagainya yang tentunya bernilai ekonomis. Kerajinan tangan yang berasal dari kegiatan daur ulang sampah ini memiliki nilai seni yang tinggi dan merupakan barang yang unik karena berupa kreasi tangan manusia yang dibuat dengan penuh kesadaran dan kecintaan terhadap lingkungan. Memanfaatkan sampah plastik dengan kegiatan daur ulang dapat menghasilkan berbagai dampak positif, oleh karena kesadaran menganai lingkungan perlu ditingkatkan lagi.

4. Masalah yang Ditimbulkan Sampah

Keluhan mengenai sampah sering kali terdengar di telinga seperti tumpukan sampah yang menggunung dimana-mana, adanya ledakan yang terjadi akibat kandungan gas pada tumpukan sampah dan permasalahan banjir yang salah satunnya bersumber dari sampah. Masalah lain yang timbul akibat banyaknya jumlah sampah adalah menurunnya nilai estetika lingkungan, membawa berbagai jenis penyakit, menurunkan nilai sumber daya, menimbulkan polusi, menyumbat saluran air dan sebagainya.

a. Nilai Estetika

Keindahan tidak akan nampak lagi jika sejauh mata memandang terlihat tumpukan sampah. Sampah yang berada di ruang terbuka membuat sampah lebih mudah berterbangan, ketika ada angin yang berhembus maka daerah sekitarnya akan berserakan

dengan sampah. Hal ini berkaitan dengan kenyamanan penduduk yang berada di sekitar tempat tersebut dan menurunnya nilai estetika linhkungan.

b. Polusi Udara dan Air

Polusi udara dan air merupakan masalah yang ditmbulkan dari sampah. Pembakaran sering dilakukan oleh masyarakat guna mengurangi jumlah sampah, padahal banyak hal negatif yang bisa terjadi karena adanya pembakaran sampah. Gas yang dihasilkan seperti gas karbondioksida (CO2), karbonmonoksida (CO), nitrogen monoksida (NO), gas-gas sulfur yang berbahaya bagi pernapasan.

Proses pembusukan sampah secara alamiah menjadi salah satu penyebab pencemaran udara. Saat terjadi pembusukan maka ada gas-gas yang dihasilkan dimana gas itu akan masuk ke udara dan kemudian menyebar kelingkungan sekitarnya. Sampah yang mengandung banyak air biasanya mengandung bahan kimia, bakteri dan kotoran lainya sehingga apabila merembes ke dalam tanah maka akan terjadi pencemaran air. Akibat dari pencemaran air tersebut adalah kualitas kesehatan masyarakat yang akan menurun sedangkan air merupakan kebutuhan utama makhluk hidup. Makhluk hidup membutuhkan air bersih untuk keberlangsungan hidupnya. Jika air tercemar maka kesehatan makhluk hidup akan terancam.

c. Sumber Penyakit

Tempat-tempat penumpukan sampah merupakan tempat berkembangnya hewan dan mikroba yang dapat menyebarkan penyakit .Penyakit tersebut bisa menyerang manusia dan hewan ternak. Makhluk hidup terkena penyakit biasanya melalui udara, air minum bahkan makanan.

Menurut Wisnu Arya Wardhana “penyakit yang ditimbulkan oleh pencemaran air ini dapat berupa penyakit menular seperti hepatitis A, polio, kolera, thypus, dysentery amoeba,

ascariasis (cacingan), trachoma dan scabies”.8 Penyakit tersebut berasal dari air yang telah tercemar oleh sampah dan menyebabkan berbagai penyakit berbahaya yang mengancam hidup manusia. Maka dari itu pengelolaan yang baik dan benar harus direalisasikan agar tidak menimbulkan berbagai macam penyakit.

d. Penyumbatan Saluran Air

Masyarakat Indonesia lebih sering membuang sampah di saluran air seperti selokan, sungai, parit dan lain-lainnya. Padahal sudah ada tempat pembuangan sampah yang disediakan khusus untuk menampung sampah, namun kesadaran seperti membuang sampah pada tempatnya masih minim. Banyak dampak yang dihasilkan dari pembuangan sampah di saluran air. Sampah yang dibuang di saluran air akan berdampak buruk bagi lingkungan sekitar. Hal yang merugikan ini tentunya akan dirasakan oleh masyarakat karena penyumbatan di berbagai saluran air hingga kemungkinan banjir akan terjadi dimana-mana.

5. Pengelolaan Sampah

Pengelolaan sampah meliputi pengumpulan, pengangkutan dan pembuangan. Selain itu penimbunan dan insinerasi menjadi cara menangani sampah.

a. Pengumpulan Sampah

Proses pengumpulan sampah harusnya dilakukan dengan cara memilah sampah berdasarkan jenisnya. Pengumpulan sampah

Dokumen terkait