• Tidak ada hasil yang ditemukan

commit to user II-

TINJAUAN KEPUSTAKAAN

E. Kajian Studi Banding

1. Kajian Aplikasi Arsitektur Jawa pada Bangunan Omah Sinten

Omah Sinten, Heritage Hotel & resto, sebuah landmark di kawasan budaya Ngarsopuro yang letaknya tepat berhadapan dengan Istana Mangkunegaran, Solo. OmahSinten dirancang sebagai ruang publik, tempat bisnis yang mengintegrasikan kearifan budaya lokal. Peradaban masa lalu hadir kembali dalam kemasan kekinian untuk memenuhi citarasa masyarakat sekarang.

Cita rasa tradisional Jawa diciptakan dalam suasana lingkungan, pengolahan lansekap, penataan ruang, serta pemilihan material bangunan. Penataan lansekap dengan pekarangan rumah tradisional Jawa, yang dikelilingi oleh tanaman-tanaman yang dulunya tumbuh di pekarangan rumah masyarakat Jawa namun saat ini sudah jarang ditemui, seperti pohon mlanding, tanaman obat, putrid malu sampai pohon mojo.

Skema II.2. Relevansi Pasar Wisata Budaya dengan Pendekatan Arsitektur Jawa Sumber Analisa Pribadi

PASAR WISATA BUDAYA

TATA RUANG ARSITEKTUR JAWA

Tidak ada tata ruang arsitektur jawa mengenai pasar,A. Dewey, Peasant

Marketing in Jawa (1962) Rumah tinggal BENTUK MATERIAL STRUKTUR Panggang Pe, Limasan,Kampung, Joglo, Kayu dan bambu

commit to user

II- 30

I0208084

Ummi Salamah M.

Material kayu bangunan OmahSinten adalah kayu daur-ulang, tidak menebang pohon / kayu baru. Penggunaan batu bata espos untuk sebagai eksplorasi bentuk masa kini sehingga memperkuat karakter juga konsep kedekatan dengan alam.

Interior dan furniture bangunan Omah Sinten juga menggunakan material kayu. Kayu yang digunakan merupakan bahan daur ulang, sehingga tidak menebang pohon.

Penataan setiap ruang yang bercermin pada rumah Jawa menciptakan nuansa masa lalu. Salah satunya dengan menerapkan

Gambar II.13. Penataan lansekap Omah Sinten Sumber www.pasarsolo.com

Gambar II.14. Material kayu pada tiap ruang Omah Sinten Sumber www.pasarsolo.com

Gambar II.15. Interior dan furniture Omah Sinten Sumber www.pasarsolo.com

commit to user

II- 31

I0208084

Ummi Salamah M.

konsep dapur terbuka seperti dapur pada rumah Jawa yang disebut Pawon.

Selain itu terdapat Pendopo joglo yang diberi nama Bale Mangundriyo, yang dibangun tahun 1930 Desa Kalioso daerah Solo Utara. Semua material bangunan Joglo menggunakan kayu jati dan dibawa secara utuh dari tempat asalnya, dirangkai dan dimaknai kembali dalam konteks kekinian sebagai resto dan area penerima.

Elemen estetika yang digunakan bersumber dari khasanah tradisi dan memiliki nilai historis, seperti Candi Sukuh, metalurgi Pande Keris. Kayon symbol makrokosmos sebagai background water screen.Tangkai bajak, jagung, padi, presentasi mitologi Dewi Sri.

Konsep kearifan lokal yang diangkat tidak hanya pada segi arsitektural, menu masakan serta aktivitas di dalamnya dibuat seakan

Gambar II.16. Dapur terbuka Omah Sinten Sumber www.pasarsolo.com

Gambar II.17. Elemen estetika Omah Sinten Sumber www.pasarsolo.com

commit to user

II- 32

I0208084

Ummi Salamah M.

menyusuri kembali kehidupan desa. Dengan mengusung konsep revitalisasi makanan-makanan tempo dulu (baik makanan yang memiliki sejarah maupun makanan tradisional yang sudah jarang ditemui) yang diiringi alunan music tradisional. Menu-menu tradisional seperti Garang Asem Bumbung, Manuk Nom, Ayam Goreng Sereh, serta minuman seperti Wedang Sereh, Serbat. Sehingga tercipta suasana seakan kembali ke masa lalu di perkampungan di Solo.

Perwujudan aritektur Jawa pada Omah Sinten yang tidak hanya pada bentuk bangunan namun dari berbagai aspek. Sehingga perwujudan tersebut menguatkan nuansa tradisional yang diciptakan pada Omah Sinten. Pengapikasian tersebut dapat juga mendukung penciptaan nuansa Arsitektur Jawa yang akan diterapkan pada Pasar wisata budaya nantinya, antara lain:

- Pengolahan lansekap dengan menggunakan tanaman yang dulu biasa tumbuh di pekarangan rumah masyarakat Jawa

- Penataan ruang dengan konsep dapur terbuka seperti pada rumah Jawa yang disebut pawon serta bangunan pendhapa yang dirangkai

Gambar II.18. Menu tradisional Omah Sinten Sumber www.pasarsolo.com

commit to user

II- 33

I0208084

Ummi Salamah M.

dan dimaknai kembali dalam konteks kekinian sebagai resto dan area penerima.

- Pemilihan material bangunan dengan menggunakan kayu daur ulang serta batu bata espos .

2. Kajian Pasar Gabusan Yogyakarta Sebagai Preseden Obyek Wisata Berbasis Budaya Berupa Pasar

a. Sejarah

Didirikan pada tahun 2004, Pasar Seni Gabusan yang terletak sekira 10 km ke arah selatan pusat Kota Yogyakarta diharapakan mampu menjadi pusat jual-beli produk kerajinan dan karya seni warga Bantul. obyek wisata Pasar Seni Gabusan ini memang dibuat khusus agar para pengrajin dan produk kerajinan Bantul bisa menembus pasar internasional, sehingga Pasar Seni Gabusan ini dibuat sedemikian rupa dengan standar internasional. Berikut site plan dari pasar seni gabusan

Gambar II.19. Masterplan Pasar seni Gabusan Sumber www.jogjatrip.com

commit to user

II- 34

I0208084

Ummi Salamah M.

Dari site plan di atas dapat dilihat bahwa pasar seni gabusan merupakan kompleks kegiatan seni dari tempat penjual kerajinan, gedung kesenian, penginapan.

b. Kegiatan

Pasar Seni Gabusan mampu menampung kurang lebih 400 pengrajin yang terbagi dalam 16 los. Setiap los pasar merupakan pengelompokan produk, seperti los khusus Kerajinan anyaman berbagai hasil kerajinan anyaman dapat dijumpai di los pertama. Disana kita dapat melihat aneka produk yang terbuat dari anyaman bamboo ataupu rotan. Produk kerajinan tersebut antara lain berupa tas, kotak bingkisan, keranjang,

Selain los anyaman juga terdapat los kerajinan kulit, terakota, kayu, logam, perak, bamboo dan lukisan.

Berdasarkan master plan Pasar Gabusan di Yogyakarta , fasilitas yang ada dikelompokkan sebagai berikut:

- kelompok utama merupakan kelompok bangunan untuk kegiatan penyewa seperti pengrajin seniman yaitu kegiatan

Gambar II.20. Produk yang dipasarkan Sumber www.jogjatrip.com

commit to user

II- 35

I0208084

Ummi Salamah M.

pemasaran dan promosi terdiri dari kios-kios peragaan sebagai kios penjualan.

- kelompok bangunan pelengkap merupakan bangunan untuk kegiatan pengunjung yang meliputi bangunan pengelola, bangunan pelayanan umum berupa ruang informasi, hall dan ruang tunggu.

- kelompok bangunan penunjang terdiri dari Gedung Kesenian Gabusan, panggung terbuka, Restoran serta taman.

c. Tata masa bangunan

Ir. Eka Putra sebagai arsitek Pasar Gabusan mencoba merancang sebuah pasar seni yang berkelanjutan. Konsepnya diawali dengan memperjelas konteks dari para pengrajin pasar, khususnya untuk pengrajin yang belum mapan,yaitu pengrajin yang belum mempunyai modal besar dan pasar internasional.

Kelompok bangunan penunjang Kelompok bangunan Utama

Kelompok bangunan pelengakap

Gambar II.21. Kelompok kegiatan Pasar seni Gabusan Sumber www.jogjatrip.com

commit to user

II- 36

I0208084

Ummi Salamah M.

Dalam desain pasar Gabusan arsitek mengambil bentuk arsitektur local Yogyakarta. Dengan luas lahan sekitar 3,6 hektar, karakter desain berupa sejumlah massa yang berorientasi pada sebuah ruang ditengahnya yaitu “ ruang beratap langit” yang bagi masyarakat Jawa bukan sekedar ruang terbuka, melainkan ruang untuk melakukan aktivitas “guyub” bersama.

Atap bangunan ini menginterprestasikan dari bangunan local Jawa yang berbentuk lancip dan dipadukan dengan bentukan Tabang (bangunan untuk membakar gerabah)

d. Lokasi

Lokasi Pasar pasar Gabusan terletak di tempat yang strategis karena berada pada jalur perlintasan menuju objek wisata Pantai Parangtritis. Sehingga kemungkinan wisatawan melewati pasar tersebut sangat banyak, melihat pantai parangtriris merupakan objek

Gambar II.22. Tata masa bangunan Pasar seni Gabusan Sumber www.jogjatrip.com

Gambar II.23. Bentuk bangunan Pasar seni Gabusan Sumber www.jogjatrip.com

commit to user

II- 37

I0208084

Ummi Salamah M.

wisata yang tidak pernah sepi pengunjung. Namun pada kenyataannya penjualan pada pasar Gabusan tidak seperti yang direncanakan terlihat dari sepinya pengunjung. Banyak pakar telah berdiskusi mengenai penyebab gagal pasar ini. Salah satunya karena letaknya, letak pasar Gabusan yang dekat dengan sentral pembuatan kerajinan tersebut membuat wisatawan lebih suka mengunjungi ke tempat pembuatan kerajinan tersebut salah satunya kerajinan kulit di Bantul. Hal tersebutlah yang membuat pasar ini sepi pengunjung, selain itu Pasar Gabusan juga terletak tidak jauh dari pasar kerajinan yang sudah ada lebih dulu yaitu Pasar Mlanding.

Selain letak secara makro, letak secaramikro Pasar Gabusan ini juga dirasa kurang menarik karena disisi selatan site pasar ini bersebelahan dengan lokasi kuburan yang secara estetika kurang mendukung keberadaan Pasar Gabusan sebagai pasar wisata.

Gambar II.24.Peta Jogja Sumber www.jogjatrip.com

Pasar Gabusan Pantai Paris Kampung sentral

pembuatan kerajinan

commit to user

II- 38

I0208084

Ummi Salamah M.

Meskipun sudah ada berbagi perbaikan untuk menigkatkan jumlah kunjungan. Salah satunya perbaikan tersebut dengan dibuatnya jalan lingkar di depan pasar Gabusan dengan tujuan agar pengunjung memasuki area pasar tersebutb namun hal tersebut kurang menunjukkan perubahaan.

Dari studi kasus di Pasar Gabusan banyak kelebihan yang dapat dipelajari antara lain :

1) Sejarah

Didirikannya Pasar Gabusan untuk meningkatkan kerajinan warga Yogyakarta ke pasar internasional, sehingga pasar tesebut didesain dengan standart internasional.

2) Kegiatan

Kelompok kegiatan dikelompokkan sesuai fungsinya, yaitu: - kelompok utama merupakan kelompok bangunan untuk

kegiatan penyewa seperti pengrajin seniman yaitu kegiatan Existing

kuburan

Jalan Lingkar Gambar II.25. Master Plan pasar gabusan

commit to user

II- 39

I0208084

Ummi Salamah M.

pemasaran dan promosi terdiri dari kios-kios peragaan sebagai kios penjualan.

- kelompok bangunan pelengkap merupakan bangunan untuk kegiatan pengunjung yang meliputi bangunan pengelola, bangunan pelayanan umum berupa ruang informasi, hall dan ruang tunggu.

- kelompok bangunan penunjang terdiri dari Gedung Kesenian Gabusan, panggung terbuka, Restoran serta taman.

3) Tata masa bangunan

Tata masa bangunan berorientasi pada perilaku masyarakat Jawa dengan pola tata masa yang yang berorientasi pada sebuah ruang ditengahnya yaitu “ ruang beratap langit” yang bagi masyarakat Jawa bukan sekedar ruang terbuka, melainkan ruang untuk melakukan aktivitas “guyub” bersama.

4) Lokasi

Lokasi Pasar pasar Gabusan terletak di tempat yang strategis karena berada pada jalur perlintasan menuju objek wisata Pantai Parangtritis.

Namun disisi lain ada beberapa kelamahan yang kurang diperhatikan diantaranya sebagai berikut:

1) Berada di dekat dengan pasar kerajinan serupa yaitu Pasar Mlanding yang sejak dahulu berdiri sehingga mempunyai histori yang lebih kuat.

commit to user

II- 40

I0208084

Ummi Salamah M.

2) Lokasi jauh dari pusat kota 3) Site terpilih dekat dengan makam

4) Penataan bangunan yang monoton seperti kios kerajinan pada satu block, ruang pentas seni berada di sebrang pasar.

5) Ruang pentas seni hanya digunakan pameran produk kerajinan, kegiatan tersebut dengan kata lain sama dengan kegiatan di dalam pasar.

commit to user