• Tidak ada hasil yang ditemukan

LANDASAN TEORI

A. Kajian Teori

1. Kajian Teori Belajar

a. Peningkatan Hasil Belajar

Peningkatan adalah upaya untuk meningkatkan produktivitas dan kualitas pembelajaran yang menekankan pada proses dan hasil belajar siswa dengan menggunakan teknik yang tepat dan waktu yang efektif. (Sumadayo, 2013: 98).

Peningkatan merupakan suatu perubahan keadaan menjadi lebih baik. Upaya peningkatan merupakan usaha yang dilakukan dalam rangka membuat perubahan kearah yang lebih baik. (Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa, 2003:3).

Dapat kita ketahui bahwa peningkatan pembelajaran adalah perubahan dari yang sebelumnya kurang menjadi bertambah, yang meningkatkan produktivitas dan kualitas pembelajaran secara aktif dan kreatif dalam proses pembelajaran.

b. Definisi Belajar

Menurut Burton, dalam sebuah buku “The Guidance of Learning Avtivities”, merumuskan pengertian belajar sebagai perubahan tingkah laku pada diri individu berkat adanya interaksi antara

19

individu dengan individu dengan lingkungan sehingga mereka mampu berinteraksi dengan lingkungan.

Sedangkan menurut Abdillah (2001), belajar adalah suatu usaha sadar yang dilakukan oleh individu dalam perubahan tingkah laku baik melalui latihan dan pengalaman yang menyangkut aspek-aspek kognitif, afektif dan psikomotorik untuk memperoleh tujuan tertentu. Menurut Susanto (2013:4), belajar adalah suatu aktivitas yang dilakukan seseorang dengan sengaja dalam keadaan sadar untuk memperoleh suatu konsep, pemahaman, atau pengetahuan baru seperti memugkinkan seseorang terjadinya perubahan perilaku yang relatif teteap baik dalam berpikir, merasa, maupun dalam bertindak.

Dari beberapa definisi belajar diatas dapat disimpulkan bahwa belajar adalah aktivitas atau interaksi hubungan antara individu dan individu lain dengan lingkungan, yang menyebabkan perubahan yang relatif menetap pada pelaku baik pengetahuan dan pengalaman yang menyangkup aspek-aspek kognitif, afektif dan psikomotorik. c. Definisi Hasil Belajar

Menurut Asep (2013:14) hasil belajar merupakan pencapaian yang berbentuk perubahan perilaku yang cenderung menetap dari ranah kognitif, afektif, psikomotorik dari proses belajar yang dilakukan dalam waktu tertentu.

Menurut Susanto (2011:5) hasil belajar siswa adalah kemapuan-kemampuan yang diperoleh anak setelah melalui kegiatan belajar.

20

Sedangkan menurut (Sujana, 2011:12) hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya.

Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah pencapaiaan kemampuan siswa yang diperoleh dari pengalaman kegiatan belajar.

d. Konsep Belajar

Di dalam Al-Qur‟an kata al-„ilm dan kata-kata turunannya digunakan lebih dari 780 kali. Beberapa ayat pertama yang diwahyukan kepada Rasulullah, menyebutkan pentingnya membaca, pena, dan ajaran untuk manusia (Baharuddin dan Esa N.W., 2010: 36).

Sebagaimana firman Allah (Depag. 2012: 1172) pada QS Al „Alaq

1-5 berikut ini:



















































21 Artinya:

1. Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang Menciptakan,

2. Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. 3. Bacalah, dan Tuhanmulah yang Maha pemurah, 4. yang mengajar (manusia) dengan perantaran kalam 5. Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak

diketahuinya.

Sebagaimana yang kita ketahui bahwa dalam ayat pertama yang diturunkan Allah kepada Nabi Muhammmad SAW, memberikan

bukti bahwa manusia diseru untuk belajar. Kata “ Iqro‟ ” memiliki arti “bacalah” itu menunjukkan kepada Nabi Muhammad SAW kala

itu untuk belajar membaca.

Menurut Quraish Shihab, Iqro‟ berasal dari kata yang berarti menghimpun. Dari menghimpun inilah lahir aneka makna seperti menyampaikan, menelaah, meneladani, meneliti, mengetahui ciri-ciri sesuatu, dan membaca baik teks tertulis maupun tidak. Berbagai makna yang muncul dari kata tersebut sebenarnya secara tersirat menunjukkan untuk melakukan kegiatan belajar, karna dalam belajar juga mengandung kegiatan-kegiatan seperti mendalami, meneliti, membaca dan lain sebagainya. Dengan kata lain objek perintah Iqro‟

22

itu mencakup segala sesuatu yang dapat dijangkau (Baharuddin dan Esa N.W., 2015: 37-38)

e. Prinsip Belajar

Dalam proses pembelajaran guru dituntut untuk mampu mengembangkan potensi-potensi peserta didik secara optimal. Agar aktivitas yang dilakukan guru dalam proses pembelajaran terarah pada upaya penigkatan potensi siswa secara komprehensip, maka pembelajaran harus dikembangkan sesuai dengan prinsip-prinsip yang benar. Berikut adalah prinsip-prinsip belajar dalam proses pembelajaran:

1) Hal apapun yang dipelajari murid, maka ia harus mempelajarinya sendiri. Tidak seorangpun yang dapat melakukan kegiatan belajar tersebut untuknya.

2) Setiap murid belajar menurut tempo (kecepatanya) sendiri dan untuk setiap kelompok umur, terdapat variasi dalam kecepatan belajar.

3) Seorang murid belajar lebih banyak bilamana setiap langkah segera diberikan penguatan (reinforcement).

4) Penguasaan secara penuh dari setiap langkah-langkah pembelajaran, memugkinkan murid belajar secara lebih berarti. 5) Apabila murid diberikan tanggung jawab untuk mempelajari

sendiri, maka ia lebih termotivasi untuk belajar dan ia akan belajar mengingat lebih baik.

23 f. Ciri-ciri dan Tujuan Belajar

1) Ciri-ciri Belajar

a) Belajar merupakan suatu aktivitas pada diri seseorang yang disandari atau disengaja.

b) Belajar merupakan interaksi individu dengan lingkungannya. c) Hasil belajar ditandai dengan perubahan tingkah laku.

2) Tujuan Belajar

Tujuan Belajar dan pembelajaran adalah terciptanya perubahan menuju perubahan yang lebih baik. Misalnya perubahan pemahaman seseorang terhadap sesuatu yang positif, Tujuan belajar dan pembelajaran tidak dapat dicapai dengan mudah begitu saja tanpa adanya usaha yang serius dari semua orang yang terlibat dalam proses tersebut, baik dari orang yang belajar orang yang mengajar (Fathurrohman M., 2012:13).





































Artinya:

Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya

24

pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya itu akan diminta pertanggungan jawabnya.

g. Faktor Yang Mempengaruhi Belajar

Dalam belajar kita juga dipengaruhi beberapa faktor, diantaranya faktor internal dan eksternal.

1) Faktor Internal

a) Ciri khas/ karakteristik siswa

Persoalan intern pembelajaran berkaitan dengan kondisi kepribadian siswa, baik fisik maupaun mental. Berkaitan dengan aspek-aspek fisik tentu akan relatif mudah diamati dan dipahami, dibanding dengan dimensi-dimensi mental atau emosional.

b) Sikap terhadap belajar

Dalam kegiatan belajar sikap siswa dalam proses belajar terutama sekali ketika memulai kegiatan belajar merupakan bagian penting untuk diperhatikan karena aktivitas belajar siswa selanjutnya banyak ditentukan oleh sikap siswa ketika akan memulai kegiatan belajar.

c) Motivasi belajar

Motivasi di dalam kegiatan belajar merupakan kekuatan yang dapat menjadi tenaga pendorong bagi siswa untuk

25

mendayagunakan potensi-potensi yang ada pada dirinya dan potensi diluar dirinya untuk mewujudkan tujuan belajar. d) Konsentrasi belajar

Konsentrasi belajar merupakan salah satu aspek psikologi yang seringkali tidak begitu mudah untuk diketahui oleh orang lain selain diri individu yang sedang belajar. Hala ini disebabkan kadang-kadang apa yang terlihat melalui aktivitas seseorang belum tentu sejalan dengan apa yang sesungguhnya sedang individu tersebut pikirkan.

e) Mengolah bahan belajar

Mengolah bahan belajar dapat diartikan sebagai proses berpikir seseorang untuk mengolah informasi-informasi yang diterima sehingga menjadi bermakna.

f) Menggali hasil belajar

Suatu proses mengaktifkan kembali pesan-pesan yang telah tersimpan dinamakan menggali hasil belajar.

g) Rasa percaya diri

Rasa percaya diri merupakan salah satu kondisi psikologis seseorang yang berpengaruh terhadap aktifitas fisik dan mental dalam proses pembelajaran.

26 h) Kebiasaan belajar

Kebiasaan adalah perilaku belajar seseorang yang telah tertanam dalam waktu yang relatif lama sehingga memberikan ciri dalam aktivitas belajar yang dilakukan. 2) Faktor Eksternal

a) Faktor guru

Dalam proses pembelajaran kehadiran guru masih menempati posisi penting, meskipun ditengah pesatnya kemajuan teknologi yang setelah merambah kedunia pendidikan. Menurut Parkey (1998:3) mengemukakan bahwa guru tidak hanya sekedar sebagai guru didepan kelas, akan tetapi juga sebagai dari organisasi yang turut serta menetukan kemajuan sekolah bahkan di masyarakat.

b) Lingkungan sosial (termasuk teman sebaya)

Sebagai makhluk sosial maka setiap siswa tidak mungkin melepaskan dirinya dari interaksi dengan lingkungan, terutama sekali teman-teman sebaya disekolah. Dan juga lingkungan sosial dapat memberikan pengaruh positif dan dapat pula memberikan pengaruh negatif terhadap siswa. c) Kurikulum sekolah

Dalam rangkaian proses pembelajaran di sekolah kurikulum merupakan panduan yang dijadikan guru sebagai kerangka acuan untuk mengembangkan proses belajar. Seluruh

27

aktivitas pembelajar mulai dari penyusunan rencana pembelajaran, pemilihan materi pembelajaran, menentukan pendekatan dan strategi/metode, memiliki dan menentukan media pembelajaran, menetukan teknik evaluasi, kesemuanya harus berpedoman pada kurikulum.

d) Sarana dan prasarana

Sarana dan prasarana pembelajaran merupakan faktor yang turut memberikan pengaruh terhadap hasil belajar siswa. Keadaaan gedung sekolah dan ruang kelas yang tertata dengan baik, ruang perpustakaan sekolah yang teratur, tersedianya fasilitas kelas dan laboratorium, tersedianya buku-buku pelajaran, media/alat bantu belajar merupakan komponen-komponen penting yang dapat mendukung terwujudnya kegiatan-kegiatan belajar siswa.

2. Kajian Materi Penelitian a. Hakikat Bahasa Indonesia

Pada hakikatnya dilihat dari sejarah bahsa melayu penetapan itu sebagai bahasa itu sebagai bahasa nasional, hanyalah merupakan pengesahan saja dari realitas yang sudah lama ada. Ketika bahasa Indonesia dinyatakan sebagai bahasa nasional pada tahun1928, maka hal itu tidak lebih dari pada cita-cita(Alisyahban 1971:181). Pada waktu itu belum banyak dari pejuang yang menginginkan kemerdekaan Indonesia. Bahasa-bahasa Malaysia, Singapura dan

28

Brunai juga mengambil bahasa melayu sebagai bahasa dasar sebagai bahasa nasionalnya.

Bahasa Indonesia dalam perkembanganya dewasa in telah berubah arah. Sampai dengan tahun 60-an bahasa Indonesia berkembang dengan memanfaatkan sumber bahasa Melayu Riau. Hal ini merupakan akibat dari kenyataan bahwa dari para pembina yang aktif adalah para penulis dan redaktur balai pustaka yang merupakan penutur bahasa Melayu di Sumatra, khusunya minagkabau. Perubahan arah itu berhubungan dengan perubahan orientasi sumber pengembanganya karena peran dari bahasa daerah lain di Indonesia khusunya Jawa dan Sunda berpengaruh dalam menetukan ciri perkembangan bahasa Indonesia.

Hal ini dapat disimpulkan dari kenyataan bahwa pemakaian bahasa daerah terbesar ditemukan pada golongan usia muda atau usia bekerja. Hubungan timbal balik antar bahasa daerah dan bahasa Indonesia dimanfaatkan oleh bahasa Indonesia sebagai sumber pengembangan dirinya. Dalam masyarakat yang mengenal tingkatan wahana netral yang digunakan para penutur untuk menghindari dari pengungkapan perbedaan status sosial yang berlaku dimasyarakat ini.

b. Pembelajaran Bahasa Indonesia

Pembelajaran adalah suatu kegiatan yang dilakukan guna mengali pemahaman yang luas atau dengan kata lain mempelajari

29

suatu bidang secara lebih mendetail. Pembelajran bahasa Indonesia di sekolah dasar sebagai alat pemahaman kepada guru SD dalam melaksankan pembelajaran bahsa Indonesia secara benar. Untuk itu perlu dilakukan upaya pengembangan baik melalui jalur pendidikan formal maupun nonforma.

Pembelajaran bahasa Indonesia SD diarahkan untuk meningkatkan kemampuan peserta didik dalam berkomunikasi dengan baik. Disamping itu diharapkan dapat menumbuhkan apresiasi siswa terhadap hasil karya sastra Indonesia.

Atas dasar standar kompetensi pembelajaran bahasa Indonesia maka tujuan yang diharapkan dapat dicapai dalam pembelajaran bahasa Indonesia adalah sebagai berikut:

1. Berkomunikasi secara efektif dan efisien sesuai dengan etika berlaku, baik secara lisan maupun tertulis.

2. Menghargai dan bangga menggunakan bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan dan bahasa negara.

3. Memahami bahasa Indonesia dan dapat menggunakan dengan tepat dan efektif dalam berbagai tujuan.

4. Menggunakan bahasa Indonesia untuk meningkatkan kemampuan intelektual, serta kematangan emosional dan sosial. 5. Menikmati dan memanfaatkan karya sastra untuk memperluas

wawasan, menghaluskan budi pekerti serta meningkatkan pengetahuan dan kemampuan berbahasa.

30

6. Menghargai dan membanggakan sastra Indonesia sebagai khasanah budaya dan intelektual manusia Indonesia.

Sesuai dengan kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) saat ini, pembelajaran bahasa Indonesia pada jenjang SD/MI mencakup komponen kemampuan berbahasa dan kemampuan bersastra melalui 4 aspek:

1) Mendengarkan 2) Berbicara 3) Membaca 4) Menulis

Pembelajaran bahasa Indonesia merupakan pembelajaran yang bisa diajarkan diluar kelas, dengan belajar diluar kelas siswa dapat mecapai tujuan belajar bahasa Indonesia yaitu membuat siswa mampu menggunakan bahasa Indonesia sebagai alat komunikasi yang akan mentukan anak untuk memiliki pengetahuan dan ketrampilan berbahasa dan memudahkan mereka untuk berkomunikasi dengan orang-orang disekitarnya dan bermanfaat guna membantu perkembangan siswa dalam berhubungan dan beradaptasi dengan lingkungan sosialnya.

c. Menulis Puisi

Puisi menurut kamus besar Bahasa Indonesia susunan W.J.S. Poerwadarminta adalah karangan yang berbetuk sajak. Sedangkan menurut Oxford Universal Dictionary puisi adalah karya seni yang

31

diciptakan seorang penyair. Penciptaan itu adalah ekspresi pikiran dan perasaan sebagai buah budi daya keindahan yang dimiliki seorang penyajak, itu sebabnya Lasscelles Abercrom-bie-seperti dikutip B.P. Situmorang mengatakan bahwa puisi adalah “ekspresi

dari pengalaman imajinatif diutarakan dengan bahasa yang mempergunakan setiap rencana yang matang serta bermanfaat”. Dan

dari sudut penyair sendiri seperti yang dikatakan penyair Inggris William Wordsworth, lahirnya puisi merupakan peluapan yang spontan dari perasaan-perasaan yang penuh daya; memperoleh asalnya dari emosi atau rasa yang dikumpulkan kembali dalam kedamaian.

Puisi (dari bahasa Yunani kuno poieo/ poio) adalah seni tulisan dimana bahasa digunakan untuk kualitas estetiknya untuk tambahan, atau selesai arti semantiknya.

Menurut Dresdes, Puisi adalah sebuah dunia dalam kata. Isi yang terkandung di dalam puisi merupakan cerminan pengalaman, pengetahuan, dan perasaan penyair yang membentuk sebuah dunia bernama puisi. Kasusastran, khususnya puisi adalah cabang seni yang paling sulit untuk dihayati secara langsung sebagai totalitas. Elemen-elemen seni ini ialah kata. Sebuah kata adalah suatu unit totalitas utuh yang kuat berdiri sendiri. Puisi menjadi totalitas-totalitas baru dalam pembentukan-pembentukan baru, dalam kalimat-kalimat yang telah mempunyai suatu urutan yang logis.

32

Sedangakan menurut menurut Suyuti puisi adalah pengucapan bahasa yang memperhitungkan adanya aspek-aspek bunyi di dalamnya, yang mengungkapakan pengalaman imajinatif, emosional, dan intelektual penyair yang ditimba dari kehidupan individu dan sosialnya, yang diungkapkan dengan teknik tertentu sehingga puisi itu dapat membangkitkan pengalaman tertentu pula dalam diri pembaca atau pendengarnya.

Ada banyak macam karya puisi ada yang mudah sedang ada pula yang sulit dipahami. Namun khusus puisi untuk anak haruslah menggunakan bahasa yang sederhana dan mudah dipahami, tetapi mengandung makna yang dalam. Ini lah hakikat puisi, banyak yang hendak dikatakan tetapi hanya diungkap dalam sedikit mugkin kata-kata. Dan puisi anak SD belum menggunakan kata-kata kias, tetapi bahasanya sederhana, lugas, sesuai dengan kehidupan anak yang jujur, polos, lucu. Belum ada kebohongan didalamnya, karakter/sikap ini perlu dibina melalui sastra di sekolah dasar.

1) Unsur-unsur puisi

Unsur-unsur puisi ada 4 yaitu:

Tema: Pokok pikiran yang dijadikan konsep membuatan puisi. Nada : Tinggi rendahnya nada dalam membaca puisi.

Rasa : penghayatan rasa yang dilibatkan dalam membaca puisi. Amanat: pesan yang hendak disampaikan oleh penulis.

33 2) Jenis Puisi

Puisi berdasarkan bentuknya Puisi berdasarkan zaman Puisi berdasarkan isi 3) Teknik Menulis Puisi

Kamu mungkin pernah merasa senang, gembira, sedih, kasihan terhadap penderitaan orang lain. Berbagai perasaan yang pernah kamu alami itu dapat dituliskan dalam bentuk puisi begitu pula dengan melihat pemandangan yang indah. Berikut dalah langkah-langkah menulis puisi:

a) Menentukan tema.

b) Menentukan gagasan pokok.

c) Menulis puisi berdasarkan gagasan-gagasan pokok.

Sedangkan menurut (Zulela, 2012)langlah-langkah menulis puisi adalah sebagai berikut:

a) Menentukan tema.

b) Merenung/menghayati tentang pesan yang akan disampaikan. c) Memilih kata kunci yang pas untuk mengambarkan pesan. d) Megimplementasikan pesan dalam pilihan kata yang pas. e) Perhatikan tone/nada/permainan bunyi bahasa.

34 3. Kajian Metode Outdoor Learning

a. Pengertian Metode

Metode merupakan kegiatan ilmiah yang berkaitan dengan suatu cara kerja (sistematis) untuk memahami suatu subjek atau objek penelitian, sebagai upaya untuk menemukan jawaban yang dapat dipertanggung jawabkan secara ilmiah dan termasuk keabsahannya(Ruslan, 2003:24).

b. Outdoor Learning

Menurut Husamah (2013), proses pembelajaran dalam sekolah formal tengah mengalami kejenuhan. Hal tersebut terjadi karena rutinitas dan proses belajarnya cenderung kaku dan baku serta tidak lagi mengutamakan ide krativitas setiap peserta didik karena semuanya harus terpola linier di dalam kelas (pedagogy indoor Learning).

Oleh sebah itu munculah pendekatan baru yangg dikenal dengan belajar diluar kelas (Outdoor Learning), Outdoor Learning dikenal juga dengan berbagai istilah lain seperti outdoor activities, outdoor study, pembelajaran luar kelas atau pembelajaran lapangan.

Outdoor activities adalah suatu kegiatan pembelajaran diluar kelas yang dapat menambah aspek kegembiraan dan kesenagan bagi siswa sebagaimana layaknya seorang anak yang sedang bermain dialam bebas(Erwin, 2017:80).

35

Sejalan dengan pendapat Plato Fire (dalam Husamah, 2013) yang menyatakan bahwa every place is a sechool, everyone is teacher. Artinya bahwa setiap orang adalah guru, guru bisa siapa saja, di mana saja, serta hadir kapan saja, tanpa batas ruang, waktu dan kondisi apapun. Dengan demikian siapa saja dapat menjadi guru, begitu juga dengan pembelajaran yang tidak harus dilaksanakan didalam kelas sebab setiap tempat dapat menjadi tempat untuk belajar.

Dan konsep pemikiran Edgar Dale bahwa pembelajaran adalah pengalaman langsung, pengalaman ini diperoleh dengan berhubungan secara langsung dengan benda, kejadian, atau objek yang sebenarnya. Pembelajaran secara aktif bekerja untuk memecahkan masalah.

Dari definisi diatas dapat kita simpulkan bahwa Outdoor Learning adalah suatu kegiatan pembelajaran yang dilakukan diluar kelas yang menyenangkan.

c. Konsep Proses Belajar Di Luar Kelas

Makna konsep proses belajar adalah bahwa kegiatan belajar-mengajar diluar kelas didasarkan pada proses belajar interdisipliner melalui satu seri aktifitas yang dirancang untuk dilakukan diluar kelas. Belajar interdisipliner adalah mengabungkan antara teori dari sebuah mata pelajaran dengan praktek yang bisa diperoleh dari alam bebas(diluar kelas). Atau para siswa dituntut belajar antar disiplin

36

ilmu mengabungkan antara pemahaman secara kognitif dan psikomotorik.

Meskipun para siswa diajak keluar kelas dan belajar di alam bebas tentang sebuah mata pelajaran, seorang guru tetap harus menguasai teori tentang semua yang ingin diajarkan kepada para siswa tidak sekedar praktik.

Penerapan konsep yang pertama ini dapat mengembangkan potensi para siswa, jika guru mengajar para siswa diluar kelas dengan cara menigkatkan kesadaran terhadap hubungan timbal balik dengan alam, maka metode ini dapat mengubah sikap, sifat, dan prilalu siswa terhadap alam.

d. Tahap Pembelajaran

Untuk menggunakan lingkungan sebagai sumber belajar, Hendriani (2010) mengungkapkan beberapa tahap yang harus dilakukan guru. Tahapan tersebut adalah sebagai berikut:

1) Tahap Persiapan

Pada tahap persiapan, guru terlebih dahulu harus merumuskan tujuan yang ingin dicapai dari penggunaan lingkungan sebagai sumber belajar dan menentukan konsep yang ingin ditanamkan kepada peserta didik. Setelah itu dilakukan survei ke tempat yang akan dituju. Lalukan penjelajahan ditempat tersebut dengan teliti. Catat benda-benda, makhluk hidup atau fenomena-fenomena alam yang

37

diperkirakan akan menarik minat peserta didik dan dapat digunakan sebagai sumber belajar. Selanjutnya dari hasil surve itu buatlah Lembar Kerja (LK) yang sesuai dengan tujuan dan konsep yang akan ditanamkan pada peserta didik.

2) Tahap Pelaksanaan

Pada tahap ini, guru hendaknya membimbing peserta didik untuk melakukan kegiatan sesuai dengan LK atau instrumen lain yang dibaca.

3) Tahap Pasca-Kegiatan Lapangan

Sekembalinya peserta didik dari lapangan, mereka harus membuat laporan tentang apa yang telah mereka lakukan dan bagaimana hasilnya. Sistematis laporan sebaiknya diberikan oleh guru untuk memudahkan peserta didik dalam menyusun laporan. Laporan yang dibuat peserta didik hendaknya memuat data yang dapat digunkan guru untuk membimbing peserta didik akan memahami suatu konsep. Mintalah peserta didik untuk mempresentasikan hasil kegiatan. Ajukan pertanyaan-pertanyaan yang membiming peserta didik untuk memahami suatu konsep sesuai dengan kegiatan yang telah mereka lakukan. Setelah pembelajaran berakhir mintalah peserta didik untuk menempelkan hasil laporannya sebagai pajangan dikelas masing-masing.

38 e. Tujuan Pembelajaran di Luar kelas

Tujuan pendidikan yang ingin dicapai melalui aktivitas belajar di luar ruangan atau diluar ligkungan sekolah ialah sebagi berikut:

1) Mengarahkan peserta untuk mengembangkan bakat dan kreatifitas mereka dengan seluas-luasnya dialam terbuka.

2) Kegiatan belajar-mengajar di luar kelas bertujuan menyediakan latar (setting) yang berarti bagi pembentukan sikap dan mental peserta didik.

3) Meningkatkan kesadaran, apresiasi dan pemahaman peserta didik terhadap lingkungan sekitar, serta cara mereka bisa membangun hubungan baik dengan alam.

4) Membantu mengembangkan segala potensi setiap peserta didik agar menjadi manusia sempurna, yaitu memiliki perkembangan jiwa, raga dan spirit yang sempurna.

5) Memberikan konteks dalam proses pengenalan berkehidupan sosial dalam tataran praktik (kenyataan dilapangan).

6) Menunjukkan ketrampilan dan ketertarikan peserta didik.

7) Menciptakan kesadaran dan pemahaman peserta didik cara menghargai alam dan lingkungan, serta hidup berdampingan ditengah perbedaan suku, ideologi, agama, politik, ras, bahasa dan lain sebagainya.

8) Mengenalkan berbagai kegiatan di luar kelas yang dapat membuat pembelajaran lebih kreatif.

39

9) Memberikan kesempatan yang unik bagi peserta didik untuk perubahan perilaku melalui penataan latar pada kegiatan luar kelas.

10)Memberikan kontribusi penting dalam rangka membatu mengembangkan hubungan guru dan murid.

11)Menyediakan waktu seluas-luasnya bagi peserta didik untuk belajar dari pengalaman langsung melalui implementasi bebas kurikulum sekolah di berbagai area.

12)Memanfaatkan sumber-sumber yang berasal dari lingkungan dan komunitas sekitar untuk pendidikan.

13)Agar peserta didik dapat memahami secara optimal seluruh mata pelajaran.

f. Manfaat Pembelajaran Puisi di Luar kelas

Diungkapakan oleh Purwanto (dalam Husamah, 2013) bahwa pembelajaran puisi memiliki manfaat sebagai berikut:

1) Outdoor digunakan untuk mendekatkan pebelajaran dengan

Dokumen terkait