• Tidak ada hasil yang ditemukan

A. KAJIAN TEORI

1. Hakikat Keterampilan Menyimak Berita

a. Pengertian Menyimak

Henry Guntur Tarigan (2008:28) menyatakan bahwa menyimak adalah suatu proses kegiatan mendengarkan lambang-lambang lisan dengan penuh perhatian, pemahaman, apresiasi, serta interpretasi untuk memperoleh informasi, menangkap isi atau pesan serta memahami makna komunikasi yang telah disampaikan oleh sang pembicara melalui ujaran atau bahasa lisan. Dengan menyimak seseorang dapat menyerap informasi atau pengetahuan yang disimaknya. Menyimak juga memperlancar keterampilan berbicara dan menulis. Semakin baik daya simak seseorang maka akan semakin baik pula daya serap informasi atau pengetahuan yang disimaknya.

Pengertian menyimak menurut Akhadiah Sabakti (dalam Sutari, dkk, 1998:19) ialah suatu proses yang mencakup kegiatan mendengarkan bunyi bahasa, mengidentifikasi, menginterpretasikan, dan mereaksi atas makna yang terkandung di dalamnya. Keterampilan menyimak dapat diartikan sebagai

koordinasi komponen-komponen keterampilan, baik keterampilan

mempersepsi, menganalisis, maupun menyintesis Rahmina.2006:3. Upaya Meningkatkan Kemampuan Menyimak Pembelajar (http.///www/lalf.edu/)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Dalam komunikasi berbahasa terdapat empat keterampilan yang saling berkaitan dan merupakan keterampilan yang perlu dikuasai seseorang agar ia pandai berbahasa. Keempat keterampilan tersebut adalah : menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Sesuai dengan ruang lingkup tesis ini, keterampilan yang akan dibahas di sini hanya satu yakni menyimak.

Keterampilan ini merupakan keterampilan berbahasa yang bersifat reseptif. Menurut Logan (1972:12) hakikat menyimak itu dapat dipandang dari berbagai segi, antara lain menyimak sebagai suatu keterampilan, menyimak sebagai suatu seni, menyimak sebagai suatu respon, dan menyimak sebagai suatu proses. Menyimak sebagai suatu keterampilan berarti bahwa menyimak bertujuan untuk berkomunikasi dan melibatkan keterampilan aural dan oral. Berdasarkan pendapat ini mendengar dan menyimak merupakan dua proses yang berbeda. Mendengar merupakan proses persepsi bunyi, dilakukan tanpa sengaja, dan merupakan fase pertama. Sedangkan menyimak merupakan proses fase kedua karena merupakan kegiatan yang sengaja untuk dilakukan yang merupakan proses pemberian arti terhadap simbul-simbul aural.

Senada dengan pendapat Logan, Don Campbell (1977:8) juga membedakan kata mendengar dan menyimak. Menurutnya kata mendengar merupakan keterampilan untuk menerima informasi auditif melalui telinga, kulit, dan tulang belulang, sedangkan menyimak merupakan keterampilan untuk mendengarkan, untuk menyaring, memusatkan perhatian secara selektif, mengingat dan menanggapi bunyi. Selain menerima dan mengirimkannya ke

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

otak, telinga memberikan keterampilan yang komplek termasuk untuk menangkap jarak dan hubungan spasial.

Menyimak sebagai suatu seni, berarti bahwa penyimak yang baik akan melakukan kegiatan menyimak seperti kalau kita mempelajari seni, apakah itu seni musik, seni rupa, seni arsitektur dan seni peran. Pada waktu mempelajari seni diperlukan hal-hal seperti kedisiplinan, konsentrasi, partisipasi aktif, komprehensif, dan evaluasi. Oleh karena itu dalam menyimak pun kita harus disiplin berkonsentrasi, dan berpartisipasi aktif dalam memahami bahan simakan dan dapat mengevaluasi isi bahan simakan.

Menyimak sebagai suatu respons. Di sini berarti bahwa unsur respon merupakan unsur utama dalam menyimak. Agar dapat merespon bahan simakan secara efektif, penyimak harus memiliki panca indera yang baik dan harus memiliki kemampuan untuk menginterpretasikan pesan yang didengarnya. Untuk itu penyimak hendaknya dapat menerima pesan secara utuh, memahami maknanya, memutuskan menerima atau menolak pesan tersebut, dan memberi saran kepada pembaca.

Menyimak sebagai suatu proses. Menyimak adalah suatu proses dari berbagai keterampilan yang kompleks. Oleh karena itu, kepada penyimak harus diajarkan atau dilatihkan keterampilan-keterampilan berikut : (1) mendengar, (2) memahami, (3) mengevaluasi, dan (4) merespons. Senada dengan hal tersebut di atas, menurut Tubbs dan Moss (2000:161) menyimak adalah proses yang melibatkan empat unsur, yaitu : (1) mendengar, (2) memperhatikan, (3) memahami, dan (4) mengingat. Selain mereka, Brownell (1996:12) juga

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

berpendapat bahwa menyimak merupakan suatu proses. Menurutnya menyimak merupakan suatu proses :(1) mendengar, (2) memahami, (3) mengingat, dan (4) menginter-pretasikan, (5) mengevaluasi, dan (6) merespon. Semuanya harus dilakukan secara berurutan.

Berdasarkan uraian di atas, dapatlah dipahami bahwa menyimak memerlukan serangkaian proses yang sengaja dilakukan oleh penyimak. Oleh karena itu, menyimak bukanlah keterampilan yang pasif, melainkan suatu keterampilan yang aktif. Menyimak merupakan keterampilan yang aktif yang melibatkan fisik dan psikis seorang penyimak.

Sementara itu menurut River (1981:151) menyimak merupakan suatu keterampilan yang kreatif. Hal ini karena untuk memahami bunyi yang didengarnya seorang penyimak harus memproses “bahan mentah” yang berupa bunyi tersebut, agar menjadi bermakna. Hal itu dibuktikan dengan adanya kemungkinan bahwa ujaran tidak dapat dimengerti maknanya oleh penyimak meskipun seluruh kata-kata yang digunakannya dapat dimengerti artinya oleh penyimak. Jadi “bahan mentah” tadi sudah mengandung arti, namun makna yang sebenarnya ada di benak penyimak, dan ini belum tentu cocok dengan makna yang ada dalam benak pembicara. Dengan demikian dalam menyimak, dimungkinkan terjadinya salah pengertian. Lebih lanjut dikemukakan bahwa pemberian makna ini bergantung pada tiga faktor, yaitu : 1) Informasi linguistik yang diperoleh dari bunyi yang berasal dari pembicara. 2) Konteks ujaran yang mempengaruhi proses penyimak atas apa ynag sudah, sedang, dan akan disimak. dan 3) persepsi penyimak atau maksud yang akan disampaikan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

oleh pembicara. Jadi berdasarkan uraian tersebut dapat dikatakan bahwa keberhasilan penyimak untuk memahami bahan simakan bergantung tidak hanya pada hal-hal yang ada di dalam diri penyimak, melainkan juga berasal dari luar penyimak.

Dalam KTSP SMP Tahun 2006, standar kompetensi bahasa dan sastra Indonesia dalam kemampuan menyimak adalah mendengarkan, memahami, dan memberikan tanggapan terhadap gagasan, pendapat, kritikan, dan perasaan orang lain dalam berbagai bentuk wacana lisan. Itu berarti, penekanan pada menyimak adalah pemahaman. Menyimak pemahaman adalah menyimak dengan tujuan utama untuk memahami bahan simakan, agar kemudian penyimak dapat mengevaluasi dan meresponnya. Dengan demikian, berarti juga meliputi menyimak kritis.

Dalam hal menyimak pemahaman, Hadley (1993: 122) berpendapat bahwa menyimak pemahaman merupakan proses yang sangat rumit. Di dalam proses ini, penyimak harus menggunakan pengetahuan linguistik, kemampuan kognitif, pengetahuan umum, dan pemahaman atas konteks ujaran yang dimiliki agar dapat menghasilkan suatu pemahaman. Proses ini merupakan

proses pemecahan masalah (problem solving) karena penyimak memperkirakan

terlebih dahulu ujaran yang disimaknya berdasarkan masukan yang telah diterima. Membuktikan benar tidaknya apa yang telah diperkirakan melalui inferensi, memahami ambiguitas masukan tadi dan akhirnya sampai ke pemahaman makna ujaran.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Setelah itu mengevaluasi untuk memberikan respons yang berbentuk kritik setuju, tidak setuju, memberikan saran, dan sebagainya. Hal ini menunjukkan bahwa menyimak pemahaman benar-benar merupakan proses menyimak yang rumit untuk sampai pada tingkat pemahaman yang sama seperti yang dimaksud pembicara.

Rumitnya proses menyimak juga disampaikan oleh Paulston (1992:57), yang mengemukakan bahwa pemahaman atas wacana lisan merupakan proses aktif yang melibatkan perkataan, pengharapan, dan kemampuan linguistik maupun non linguistik yang menyertai wacana tersebut. Jadi penyimak akan melakukan kegiatan membuat perkiraan untuk mencocokkan kebenarannya serta mengubahnya bila perlu, sampai tercapainya pemahaman yang benar tentang wacana tersebut.

Untuk memahami materi simakan, penyimak akan merasa menjadi lebih mudah apabila ia mengetahui konteks wacana yang disimaknya. Hal itu karena penyimak dapat menggunakan pengetahuan yang telah mereka miliki untuk menafsirkan dan memahami materi simakan. Dengan kata lain pengetahuan penyimak sangat berperan dalam proses menyimak. Hal ini senada dengan apa yang dikemukakan oleh Zuchdi, D (1988:6) yang mengemukakan bahwa dalam proses menyimak, penyimak tidak memusatkan perhatian pada setiap kata yang disimaknya. Dipercontohkannya pada saat seseoarng menyimak TV atau radio, penyimak menangkap beberapa hal yang lainnya itu mungkin disebabkan karena kurangnya perhatian atau kurang tertariknya penyimak pada topik, atau kurang efisien mereka dalam menyimak. Jadi jelaslah sudah bagi kita bahwa

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

pemahaman terhadap bahan simakan melewati proses yang rumit dan banyak faktor yang mempengaruhinya.

Menyimak bukan hanya sebatas mendengar (hear) saja, tetapi memerlukan kegiatan lainnya yakni memahami (understand) isi pembicaraan yang disampaikan oleh si pembicara. Lebih jauh lagi diharapkan dalam

menafsirkan (interpret) butir-butir pendapat yang disimaknya baik tersurat

maupun tersirat. Kegiatan selanjutnya dalam proses menyimak adalah kegaitan mengevaluasi (evaluate). Pada kegiatan ini si penyimak menilai gagasan baik dari segi keunggulan maupun dari segi kelemahannya. Kegiatan akhir yakni menanggapi (responding). Pada tahap akhir ini penyimak menyembut, mencamkan, menyerap, serta menerima gagasan yang dikemukakan oleh si

pembicara.(http://Heri-Satoto.com.2007:4)-hakikat-menyimak.//www.chang.

jaya.diunduh, 10 Juli 2010.

Berdasarkan hal tersebut, dalam menyimak diperlukan suatu kemampuan khusus. Kemampuan ini berarti kesanggupan, kecakapan dan kekuatan (Poerwadarminta, 1988:628). Menyimak dapat juga diartikan sebagai memperhatikan baik-baik yang diucapkan atau dibaca orang (Pusbinbangsa, 1988:840). Berdasarkan dua pendapat tersebut dapat dirumuskan kemampuan menyimak itu adalah kemampuan, kesanggupan, kecapaian, siswa menerima dan memahami apa yang diucapkan atau dibaca orang lain. Seperti yang dikemukakan Bloom yang berhubungan dengan aspek kognitif di dalam menyimak dapat berupa kemampuan menyimak tingkat ingatan, pemahaman, penerapan, analisis, sintesis, dan evaluasi (Burhan Nurgiantoro, 1995:237).

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Kegiatan menyimak yang baik menyangkut sikap, ingatan, persepsi, kemampuan membedakan, intelegensi, perhatian dan motivasi yang harus dikerjakan secara integral dalam tindakan yang optimal pada saat kegiatan menyimak berlangsung baik menyimak intensif maupun ekstensif. Menyimak intensif adalah menyimak yang diarahkan pada suatu kegiatan yang jauh lebih diawasi, dikontrol pada suatu hal tertentu baik dari program pengajaran bahasa maupun pemahaman serta pengetahuan umum secara kritis, konsentratif, kreatif, eksploratif interogratif, dan selektif, berbeda dengan menyimak ekstensif. Untuk melaksanakan dan mengoptimalkan kemampuan menyimak mahasiswa tersebut, salah satu pendekatannya adalah pendekatan kontekstual.

Menyimak merupakan salah satu keterampilan berbahasa diantara empat keterampilan bahasa lain seperti menulis, membaca dan berbicara. Keterampilan menyimak dapat kita klasifikasikan ke dalam keterampilan berbahasa yang paling awal kita peroleh. Dalam kajian proses perolehan bahasa anak, maka keterampilan ini memegang peranan yang tidak kecil, bahkan dapat dikatakan sangat penting. Pengenalan satu wujud benda tertentu tidak akan berarti apa-apa tanpa adanya penyebutan atau penamaan benda benda itu oleh orang lain atau anak. Perolehan suatu kata lewat pendengaran itulah yang memberikan makna pada benda yang diperlihatkan kepada anak tersebut. Jenis tes untuk mengukur kemampuan menyimak adalah tes respons

terbatas, tes respons pilihan ganda, dan tes komunikasi luas.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Menyimak adalah suatu proses yang mencakup kegiatan

mendengarkan bunyi bahasa, mengidentifikasi, menginterpretasi, menilai dan mereaksi atas makna yang terkandung didalamnya”. Menyimak melibatkan pendengaran, penglihatan, penghayatan, ingatan, pengertian. Bahkan situasi yang menyertai bunyi bahasa yang disimakpun harus diperhitungkan dalam menentukan maknanya.

Berdasarkan pendapat para ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa menyimak adalah mendengarkan lambang-lambang bunyi yang dilakukan dengan sengaja dengan penuh perhatian disertai pemahaman, apresiasi, interpretasi, reaksi dan evaluasi untuk memperoleh pesan, informasi, menangkap isi dan merespon makna yang terkandung di dalamnya.

b. Pengertian Berita

Berita berasal dari bahasa Sanksekerta, yakni Vrit yang dalam bahasa

Inggris disebut write, arti sebenarnya ialah ada atau terjadi. Sebagian ada yang

menyebut dengan Vritta, artinya “kejadian” atau “yang telah terjadi”. Vrita

dalam bahasa Indonesia karya (W.J.S. Poerwadarminta,1988:528) (berita) berita kabar atau warta, sedangkan dalam kamus besar bahasa Indonesia terbitan Balai Pustaka, arti berita diperjelas menjadi “laporan mengenai kejadian atau peristiwa yang hangat”. Jadi, berita dapat diakitkan dengan kejadian atau peristiwa yang terjadi.

Menurut Turner Ctledge (dalam Idris, 1987:141), berita adalah segala sesuatu yang tidak anda ketahui pada pada hari kemarin. Sedangkan menurut

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Robert Tyell (dalam Idris, 1987:141), berita adalah informasi yang baru,

menarik perhatian, mempengaruhi (effect) orang banyak, dan mempunyai

kekuatan untuk membangkitkan selera pengikutnya.

Menurut Henshall & Ingram (2000:7), berita adalah susunan kejadian setiap hari, sehingga masyarakat menerimanya dalam bentuk yang tersusun dan dikemas rapi menjadi cerita, pada hari yang sama di radio atau televisi dan keesokan hari di berbagai surat kabar. Berita yang faktual dan aktual sangat diperlukan bagi penerima berita.

Menurut Williard C.Bleyer (dalam Djuroto, 2000:47) berita adalah sesuatu yang termasa atau baru yang dipilih oleh wartawan untuk dimuat dalam surat kabar. Karena itu ia dapat menarik atau mempunyai makna bagi pembaca surat kabar, atau karena ia dapat menarik pembaca-pembaca tersebut. Sedangkan menurut Dean M.Lyle Spencer (dalam Djuroto, 2000:47), berita adalah suatu kenyataan atau ide yang benar yang dapat menarik perhatian sebagian besar dari pembaca.

Suatu wacana dapat dikatakan sebagai berita apabila terdapat unsur 5W+1H yaitu: what (apa), who (siapa), where (di mana), when (kapan), why (mengapa) dan how (bagaimana). Unsur 5W+1H harus melekat dalam setiap penulisan berita, tujuannya agar penyajian suatu informasi menjadi lengkap dan sesuai dengan apa yang diharapkan oleh para pembaca atau pendengar/pemirsa televisi (Iskandar 2003:56).

Menurut Freda Morris (dalam Harahap, 2006:3), berita adalah sesuatu yang baru, penting yang dapat memberikan dampak dalam kehidupan manusia.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Sedangkan menurut Eric C. Hepwood (dalam Harahap, 2006:3), berita adalah laporan pertama dari kejadian yang penting sehingga dapat menarik kepentingan umum. Berita dapat juga diartikan semua yang tercetak dalam surat kabar atau media cetak. Juga semua yang ditayangkan dengan audio atau

video juga disebut berita (Setiawan.2006. Memahami Apa Itu Berita.

(

Asep

Setiawan,2006.:4)

Berdasarkan beberapa pengertian berita di atas, dapat disimpulkan bahwa pengertian berita adalah laporan yang berisi suatu peristiwa atau kejadian penting yang menarik perhatian orang banyak dan berita itu berisi tentang fakta atau sesuatu yang baru yang dapat dipublikasikan melalui media cetak atau media elektronik.

c. Hakikat Menyimak Berita

Menyimak berita adalah suatu proses kegiatan mendengarkan laporan yang berisi suatu peristiwa atau kejadian penting yang menarik perhatian orang banyak, dilakukan dengan penuh perhatian, pemahaman, serta interpretasi untuk memperoleh informasi, menangkap isi atau pesan serta memahami makna yang terkandung didalamnya, yang disampaikan oleh pembawa berita.

- What (apa) : Artinya, apa yang tengah terjadi. Peristiwa atau kejadian apa

yang sedang terjadi dalam berita.

- Who (siapa) : Artinya, siapa pelaku kejadian atau peristiwa yang terjadi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id - Where (di mana) : Artinya, di mana peristiwa atau kejadian berita yang

sedang berlangsung.

- When (kapan) : Artinya, kapan peristiwa atau kejadian berita itu

terjadi.

- Why (mengapa) : Artinya, mengapa kejadian yang ada dalam berita itu

bisa terjadi

- How (bagaimana) : Artinya, bagaimana kejadian yang ada dalam berita itu

bisa berlangsung.

Dalam sebuah berita terdapat 6 unsur berita yang disingkat menjadi

5W + 1H (what, who, where, when, why, dan how). (Putra 2006:38)

d. Tujuan Menyimak

Tujuan menyimak menurut Lagon (dalam Tarigan, 1994:56).

a. Menyimak untuk belajar, yaitu untuk memperoleh pengetahuan dari ujaran

pembicara.

b. Menyimak untuk menikmati keindahan audial, yaitu menyimak dengan

menekankan pada penikmatan terhadap sesuatu dari materi yang diujarkan atau yang diperdengarkan.

c. Menyimak untuk mengevaluasi. Menyimak dengan maksud agar dia dapat

menilai apa-apa yang dia simak (baik-buruk, indah-jelek, dan lain-lain).

d. Menyimak untuk mengapresiasi materi simakan. Orang menyimak agar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

e. Menyimak untuk mengkomunikasikan ide-idenya sendiri. Orang menyimak

dengan maksud agar dapat mengkomunikasikan ide, gagasan, maupun perasaannya kepada orang lain dengan lancar dan tepat.

f. Menyimak dengan maksud dan tujuan dapat membedakan bunyi-bunyi

dengan tepat.

g. Menyimak untuk memecahkan masalah secara kreatif dan analisis.

h. Menyimak untuk meyakinkan dirinya terhadap suatu masalah atau pendapat

yang diragukan (disarikan dari: Logan [et al]; Shrope dalam Tarigan 1994:56).

Setiawan (dalam Suratno 2006:16-18) menjelaskan bahwa tujuan pokok menyimak adalah sebagai berikut.

a. Untuk mendapatkan fakta. Banyak cara yang dilakukan oleh orang untuk

mendapatkan fakta yaitu pertama, dengan mengadakan eksperimen, penelitian, membaca buku, membaca surat kabar, membaca majalah, dan

sebagainya. Cara yang kedua untuk mendapatkan fakta sebagian orang

melakukannya dengan mendengarkan radio, melihat televisi, berdiskusi dengan sesama, dan lain sebagainya. Dari cara yang kedua tersebut, maka menyimak merupakan media untuk mendapatkan fakta atau informasi.

b. Untuk menganalisis fakta dan ide. Setelah mendapatkan fakta atau data,

penyimak kemudian melakukan analisis terhadap fakta atau ide tersebut dengan mempertimbangkan hasil simakan dengan pengetahuan dan pengalamannya.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

c. Untuk mengevaluasi fakta atau ide. Dalam mengevaluasi fakta, penyimak

perlu mempertimbangkan sesuatu yang disimak dengan menggunakan pengetahuan dan pengalamannya. Berdasarkan evaluasi di atas penyimak boleh berpendapat : a) fakta yang disimak tersebut benar atau tidak, masuk akal atau tidak. Sehingga penyimak akan menyetujui atau mungkin menolak apa yang disampaikan oleh pembicara. b) fakta yang disampaikan berbeda dengan fakta yang pernah penyimak terima atau berbeda dengan pengalaman penyimak. Dari uraian tersebut, setelah dilakukan evaluasi dapat disimpulkan bahwa penyimak dapat : pertama mengemukakan pendapat, kedua menolak pendapat, ketiga meragukan fakta yang diterima, keempat mempertimbangkan fakta yang diterima, kelima menyimpulkan ide pokok, dan keenam menilai kebenaran fakta yang diterima.

d. Untuk mendapatkan inspirasi. Kita sering dihadapkan pada beberapa

masalah. Masalah-masalah tersebut belum tentu segera dapat kita selesaikan atau kita pecahkan. Untuk keperluan inilah kadang-kadang kita segera melibatkan kegiatan menyimak, baik menyimak pembicaraan seseorang, menyimak pidato seseorang dalam pertemuan, maupun menyimak cerita seseorang tamu tentang pengalaman hidupnya. Dengan demikian tadi sebenarnya penyimak bertujuan mendapat sesuatu inspirasi untuk memecahkan atau menyelesaikan masalah yang sedang dihadapi.

e. Untuk memperoleh hiburan. Dalam kenyataan kita senantiasa dihadapkan

pada beberapa kesibukan dan beberapa masalah. Setelah pemikiran kita jenuh karena terlalu lelah, kita membutuhkan hiburan. Untuk memperoleh

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

hiburan antara lain dapat kita lakukan dengan menyimak (a) nyanyian-nyanyian dari langgam jawa lewat radio, (b) tayangan-tayangan televisi, dan (c) pertunjukan-pertunjukan secara langsung.

f. Untuk memperbaiki kemampuan berbicara. Perlu kita ketahui bahwa

berbicara itu tidak mudah. Oleh karena itu, untuk memperlancar atau tingkatan kemampuan berbicara, antara lain dapat ditempuh lewat menyimak pembicaraan orang lain. hal ini tampak ketika kita belajar bahasa asing.

Berdasarkan tujuan-tujuan menyimak di atas, maka menyimak yang dilaksanakan dalam penelitian ini bertujuan untuk memperoleh pengetahuan dari materi yang diperdengarkan. Selain itu, bertujuan untuk mengkomunikasikan ide-idenya sendiri

e. Manfaat Menyimak

Menurut Setiawan (dalam Suratno 2006:16-18) manfaat menyimak sebagai berikut :

a. Menambah ilmu pengetahuan dan pengalaman hidup yang berharga bagi

kemanusiaan sebab menyimak memiliki nilai informatif yaitu memberikan masukan-masukan tertentu yang menjadikan lebih berpengalaman

b. Meningkatkan intelektualitas serta memperdalam penghayatan keilmuan dan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

c. Memperkaya kosa kata, menambah perbendaharaan ungkapan yang tepat,

bermutu dan puitis. Orang yang banyak menyimak komunikasinya menjadi lebih lancar dan kata-kata yang digunakan lebih variatif.

d. Memperluas wawasan, meningkatkan penghayatan hidup, serta membina

sifat terbuka dan objektif.

e. Meningkatkan kepekaan dan kepedulian sosial

f. Meningkatkan citra artistik jika yang di simak itu merupakan bahan simakan

yang isinya halus dan bahasanya. Banyak menyimak dapat menumbuh suburkan sikap apresiatif, sikap menghargai karya atau pendapat orang lain dan kehidupan ini serta meningkatkan selera estetis.

g. Menggugah kreativitas dan semangat mencipta untuk menghasilkan

ujaran-ujaran dan tulisan-tulisan yang berjati diri. Jika banyak menyimak, akan mendapatkan ide-ide yang cemerlang dan segar, pengalaman hidup yang berharga. Semua itu akan mendorong untuk giat berkarya dan kreatif.

Semua manfaat di atas, diharapkan diperoleh dalam kegiatan menyimak. Namun, dalam penelitian ini manfaat utama yang diperoleh adalah memperluas ilmu pengetahuan dan wawasan.

f. Faktor-faktor Penentu Keberhasilan Menyimak

Menurut St.Y.Slamet (2009:18-19) aktivitas menyimak, terutama menyimak pembicaraan orang lain, bukanlah suatu kegiatan yang berdiri sendiri, melainkan kegiatan yang melibatkan berbagai unsur. Setiap orang selalu berusaha agar penyimaknya dapat efektif, untuk mendapatkan hasil yang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

maksimal. Beberapa unsur yang mempengaruhi keefektifan menyimak tersebut antara lain : (1) pembicara, (2) pembicaraan, (3) situasi, dan (4) penyimak. Hal tersebut dijelaskan berikut ini.

1) Pembicara adalah orang yang menyampaikan pembicaraan, ide, pesan,

informasi kepada penyimak melalui bahasa lisan. Keefektifan menyimak akan dipengaruhi oleh faktor pembicara ini. Kualitas, keahlian, kharisma, dan kepopuleran pembicara sangat berpengaruh terhadap para penyimaknya. Oleh karena itu, sejumlah faktor dituntut dari pembicara antara lain : penguasaan materi; berbahasa baik dan benar; percaya diri; berbicara sistematis yaitu bahan yang disampaikan hendaknya disusun secara sistematis dan logis untuk memudahkan penyimak; gaya bicara menarik; kontak dengan penyimak hendaknya dilakukan pembicara untuk

menyesuaikan diri, menghargai, menghormati serta menguasai

pendengarnya.

2) Pembicaraan adalah materi, isi pesan, atau informasi yang disampaikan oleh

pembicara kepada penyimak. Pembicaraan yang baik dan menarik akan

memenuhi hal-hal seperti : Aktual, hendaknya diusahakan masalah yang

hangat, baru agar diminati pendengar; berguna bagi pendengar; dalam pusat

Dokumen terkait