• Tidak ada hasil yang ditemukan

A. Deskripsi Teori

1. Pembelajaran Kimia SMK

Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia (UU RI) Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Pendidikan di Indonesia terbagi menjadi 7 jenis pendidikan, yaitu: pendidikan umum, kejuruan, akademik, profesi, vokasi, keagamaan, dan khusus. Pendidikan menengah di Indonesia terbagi menjadi dua, yaitu pendidikan menengah umum dan pendidikan menengah kejuruan. Menurut Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 29 Tahun 1990, pendidikan menengah kejuruan merupakan pendidikan pada jenjang pendidikan yang mengutamakan pengembangan kemampuan siswa untuk melaksanakan jenis pekerjaan tertentu. Dalam prosesnya pendidikan menengah kejuruan menyiapkan siswa untuk memasuki lapangan kerja serta mengembangkan sikap profesional. Pernyataan itu didukung oleh Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Permendikbud) Nomor 81A Tahun 2013, bahwa kegiatan pembelajaran dalam pendidikan menengah kejuruan harus dapat mendukung tumbuh kembangnya peserta didik yang berjiwa kewirausahaan dan mempunyai kecakapan hidup. Hal itu berbeda dengan pendidikan menengah umum yang mengutamakan perluasan pengetahuan dan peningkatan keterampilan siswa.

Sesuai dengan bentuknya, sekolah menengah kejuruan menyelenggarakan program-program pendidikan yang disesuaikan dengan jenis-jenis lapangan kerja. Berdasarkan Permendikbud Nomor 70 Tahun 2013, pendidikan menengah kejuruan

dibagi dalam 9 bidang keahlian, yaitu: Teknologi dan Rekayasa, Energi dan Pertambangan, Teknologi Informasi dan Komunikasi, Kesehatan dan Pekerjaan Sosial, Agribisnis dan Agroteknologi, Kemaritiman, Bisnis dan Manajemen, Pariwisata, serta Seni dan Industri Kreatif. Tabel 1. menunjukkan jumlah Program Studi Keahlian dan Kompetensi Keahlian masing-masing bidang keahlian.

Tabel 1. Jumlah Program Studi Keahlian dan Kompetensi Keahlian di SMK No Bidang Keahlian Jumlah Program

Studi Keahlian

Jumlah Kompetensi Keahlian

1 Teknologi dan Rekayasa 13 58

2 Energi dan Pertambangan 3 6

3 Teknologi Informasi dan Komunikasi

2 6

4 Kesehatan dan Pekerjaan Sosial 5 7 5 Agribisnis dan Agroteknologi 6 20 6 Kemaritiman 4 10

7 Bisnis dan Manajemen 3 5

8 Pariwisata 4 8

9 Seni dan Industri Kreatif 8 22

Salah satu bidang keahlian yang diselanggarakan oleh SMK adalah Agribisnis dan Agroteknologi. Di dalam bidang itu terdapat 6 Program Studi Keahlian, yaitu: Agribisnis Tanaman, Agribisnis Ternak, Kesehatan Hewan, Agribisnis Pengolahan Hasil Pertanian, Teknik Pertanian dan Kehutanan. SMK Pertanian merupakan sekolah yang mengembangkan bidang keahlian Agribisnis dan Agroteknologi, salah satu contohnya adalah SMK Negeri 1 Pandak, Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).

Pada SMK, Mata Pelajaran Kelompok Peminatan (C) terdiri atas: Kelompok Mata Pelajaran Dasar Bidang Keahlian (C1); Kelompok Mata Pelajaran

Dasar Program Keahlian (C2); dan Kelompok Mata Pelajaran Paket Keahlian (C3). Mata pelajaran kimia merupakan Kelompok Mata Pelajaran Dasar Bidang Keahlian (C1) pada SMK Bidang Keahlian Agribisnis dan Agroteknologi.

Pelajaran kimia yang terdapat di dalam SMK sangatlah berbeda dengan pelajaran kimia yang terdapat di SMA. Di SMK materi pelajaran kimia yang diajarkan merupakan materi pelajaran kimia produktif, sedangkan di SMA materi pelajaran kimia yang diajarkan merupakan materi pelajaran kimia adaptif. Materi pelajaran kimia produktif merupakan materi-materi pelajaran kimia yang menunjang tujuan SMK, sedangkan materi pelajaran kimia adaptif adalah materi-materi pelajaran kimia di SMA yang sesuai dengan Kompetensi Inti (KI) dan Kompetensi Dasar (KD) berdasarkan Permendikbud No 24 Tahun 2016 tentang KI KD Kurikulum 2013.

Berdasarkan hasil analisis silabus SMK Negeri 1 Pandak, mata pelajaran Kompetensi Kejuruan Agribisnis Tanaman Pangan dan Hortikultura terdapat Standar Kompetensi Memupuk sesuai Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Di dalam pembelajaran memupuk terdapat komponen-komponen materi kimia yang terlibat. Contohnya: materi pembelajaran kandungan unsur hara, sumber unsur hara, jenis-jenis unsur hara tanaman terdapat materi kimia yang terkait, yaitu materi kimia tentang kimia unsur. Selain itu, di dalam materi pembelajaran kebutuhan pupuk terdapat materi kimia mengenai stokiometri kimia.

2. Buku Pengayaan

Berdasarkan Permendikbud Nomor 8 Tahun 2016, buku yang digunakan oleh satuan pendidikan terdiri atas buku teks pelajaran dan buku non teks pelajaran. Buku teks pelajaran adalah sumber pembelajaran utama untuk mencapai KI dan dinyatakan layak oleh Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan untuk digunakan pada satuan pendidikan. Buku non teks pelajaran adalah buku pengayaan untuk mendukung proses pembelajaran pada setiap jenjang pendidikan dan jenis buku lain yang tersedia di perpustakaan sekolah.

Menurut Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti, 2012) Buku non teks pelajaran terbagi menjadi 3 jenis, yaitu: (a) buku pengayaan, (b) buku referensi, dan (c) buku panduan pendidik. Buku pengayaan adalah buku yang memuat materi yang dapat memperkaya buku teks pendidikan dasar, menengah dan perguruan tinggi. Buku referensi adalah buku yang isi dan penyajiannya dapat digunakan untuk memperoleh informasi ilmu pengetahuan, teknologi, seni, dan budaya secara luas dan mendalam. Buku panduan pendidik adalah buku yang memuat prinsip, prosedur, deskripsi materi pokok, dan model pembelajaran untuk digunakan oleh para pendidik.

Buku pengayaan dapat digunakan sebagai buku rujukan standar mata pelajaran tertentu. Hal itu dikarenakan buku pengayaan sangat penting untuk menambah wawasan peserta didik selain pengetahuan yang didapatkan dari buku teks. Pernyataan itu didukung oleh Peraturan Menteri Pendidikan (Permendik) Nomor 2 Tahun 2008 pasal 6, untuk menambah pengetahuan dan wawasan peserta

didik, pendidik dapat menganjurkan peserta didik untuk membaca buku pengayaan dan buku referensi.

Buku pengayaan di masyarakat sering dikenal dengan istilah buku bacaan atau buku perpustakaan. Buku ini dimaksudkan untuk memperkaya wawasan, pengalaman, dan pengetahuan pembacanya. Materi yang disajikan di dalam buku pengayaan harus memuat materi yang dapat memperkaya dan meningkatkan penguasaan IPTEK, keterampilan, dan membentuk kepribadian peserta didik, pendidik, pengola pendidikan maupun masyarakat. buku pengayaan memiliki beberapa karakteristik yang membedakan dari buku lain, yaitu (Kemenristekdikti, 2012):

a. Buku-buku yang dapat digunakan di sekolah, namun bukan merupakan buku pegangan pokok bagi peserta didik dalam mengikuti kegiatan pembelajaran; b. Buku pengayaan pelajaran tidak menyajikan materi yang dilengkapi dengan

instrumen evaluasi dalam bentuk tes atau ulangan, latihan kerja (LKS) atau bentuk lainnya yang menuntut pembaca melakukan perintah-perintah yang diharapkan penulis untuk mengukur pemahaman terhadap bahan bacaan sebagai pembelajaran;

c. Penerbitan buku pengayaan pelajaran tidak dilakukan secara serial berdasarkan tingkatan kelas;

d. Materi atau isi dalam buku pengayaan pelajaran terkait dengan sebagian atau salah satu SK atau KD yang tertuang dalam Standar Isi (SI);

e. Materi atau isi buku pengayaan pelajaran dapat dimanfaatkan oleh pembaca dari semua jenjang pendidikan dan tingkatan kelas;

f. Materi atau isi buku pengayaan pelajaran cocok untuk digunakan sebagai bahan pengayaan, atau rujukan, atau panduan dalam kegiatan pendidikan atau pembelajaran.

Buku pengayaan pengetahuan adalah buku-buku yang berisi materi yang dapat memperkaya/menambahkan wawasan dan mengembangkan pengetahuan (knowledge development) pembaca, baik di bidang ilmu pengetahuan alam maupun bidang ilmu pengetahuan sosial yang menjadi bidang kajian buku pengayaan. Buku pengayaan keterampilan adalah buku-buku yang berisi tentang materi yang dapat memperkaya dan meningkatkan kemampuan atau keterampilan dasar para pembaca untuk dapat berkarya secara mandiri. Buku pengayaan kepribadian adalah buku-buku yang berisi tentang materi yang dapat memperkaya dan meningkatkan kualitas kepribadian sikap atau pengalaman batin pembaca sehingga diharapkan terbentuk pembaca dengan pribadi yang berwibawa, arif, berbudi luhur, dan dewasa.

Buku pengayaan pengetahuan memiliki beberapa ciri-ciri yang membedakannya dengan buku pengayaan yang lain, yaitu (Pusat Perbukuan, 2007): a. Menyajikan materi yang bersifat nyata;

b. Pengembangan materi bacaan bertumpu pada ilmu yang dikembangkan; c. Dapat mengembangkan berbagai pengetahuan seperti pengetahuan faktual,

konseptual, prosedural, dan metakognitif.

Buku sebagai sumber belajar harus memenuhi standar mutu buku yang berkualitas baik. Oleh karena itu, perlu dilakukan penilaian kualitas buku yang memenuhi persyaratan penilaian buku. Setiap buku pengayaan harus memenuhi unsur-unsur yang telah ditetapkan, yaitu: kulit buku, bagian awal, bagian isi, dan

bagian akhir. Agar unsur-unsur yang ditetapkan memenuhi syarat buku pengayaan pengetahuan harus dinilai berdasarkan Instrumen Penilaian Buku Pengayaan Pengetahuan, yang terdiri atas aspek: lingkup materi, penyajian materi, bahasa, dan grafika.

Tabel 2. Aspek Penilaian Buku Pengayaan Pangetahuan.

Aspek Aspek yang dinilai

a. Materi/Isi: 1. Materi/isi sesuai dan mendukung pencapaian tujuan pendidikan nasional;

2. Materi/isi tidak bertentangan dengan peraturan dan perundang-undangan yang berlaku di Indonesia;

3. Materi/isi merupakan karya orisinal (bukan hasil plagiat), tidak menimbulkan masalah SARA dan tidak diskriminasi gender;

4. Materi/isi memiliki kebenaran keilmuan, sesuai dengan perkembangan ilmu yang mutakhir, sahih, dan akurat; 5. Materi isi memaksimalkan penggunaan sumber-sumber

yang sesuai dengan kondisi Indonesia dan erat dengan konteks ke-Indonesia-an.

b. Penyajian 1. Penyajian materi/isi dilakukan secara runtun, bersistem, lugas, mudah dipahami;

2. Penyajian materi/isi mengembangkan karakter, kecakapan akademik, kreativitas, kewirausahaan, ekonomi kreatif, dan kemampuan berinovasi;

3. Penyajian materi/isi menumbuhkan motivasi untuk mengetahui lebih jauh.

c. Bahasa 1. Bahasa yang digunakan etis, estetis, komunikatif dan fungsional, sesuai dengan sasaran pembaca;

2. Bahasa (ejaan, tanda baca, kosakata, kalimat, dan paragraf) sesuai dengan kaidah dan istilah yang digunakan baku. d. Grafika 1. Tata letak unsur grafika estetis, dinamis, dan menarik serta

menggunakan ilustrasi yang memperjelas pemahaman materi/isi buku;

2. Tipografi yang digunakan mempunyai tingkat keterbacaan yang tinggi

3. Pupuk

Menurut Foth (1995:575), pupuk merupakan semua bahan yang ditambahkan ke dalam tanah untuk menyediakan unsur-unsur esensial bagi pertumbuhan tanaman. Pupuk atau rabuk merupakan bahan yang digunakan untuk menyuburkan tanah (Lingga, 1994:18), sedangkan menurut KBBI, pupuk adalah penyubur tanaman yang ditambahkan ke tanah untuk menyediakan senyawaan unsur yang diperlukan oleh tanaman. Jadi, pupuk dapat didefinisikan sebagai bahan/material atau unsur hara yang ditambahkan ke dalam tanaman, baik berupa bahan/material organik maupun anorganik.

Pupuk merupakan zat yang berisi satu unsur atau lebih yang dimaksudkan untuk menggantikan unsur yang habis terisap tanaman dalam tanah. Menurut Rinsema (1983:9), unsur hara yang dibutuhkan tanaman terbagi menjadi dua, yaitu: unsur hara makro dan unsur hara mikro. Unsur hara makro terdiri atas dua kelompok, yaitu unsur hara makro dalam udara dan unsur hara makro dalam tanah. Unsur hara makro terdiri atas unsur karbon (C), hidrogen (H), oksigen (O), nitrogen (N), fosfor (P), belerang (S), kalium (K), kalsium (Ca), dan magnesium (Mg). Sedangkan unsur hara mikro terdiri atas unsur mangan (Mn), tembaga (Cu), boron (B), molibden (Mo), zink (Zn), dan besi (Fe).

Setiap unsur hara baik makro dan mikro digunakan untuk menunjang pertumbuhan tanaman. Hal itu telah dibuktikan oleh Monaco, Mackown, Johnson, Jones, Norton, & Redinbaugh (2003) dalam penelitiannya tentang dampak nitrogen dalam perkecambahan biji dan pertumbuhan biji tanaman. Monaco et al. (2003) menggunakan nitrogen dalam bentuk nitrat (NO3-) dan amonium (NH4+) untuk

meneliti perbandingan pertumbuhan biji dan perkecambahan biji tanaman. Hasil biji yang diberi nitrat, pertumbuhannya 3,5 kali lebih cepat dibanding biji yang tidak diberi apapun, sedangkan biji yang diberi ammonium pertumbuhannya 5 kali lebih cepat dibanding biji yang tidak diberi apapun.

Selain itu, penelitian yang mendukung penelitian Monaco et al. (2003) adalah penelitian Dalshad, Pakhsan, & Shireen (2013), tentang pengaruh pemberian pupuk fosfor terhadap pertumbuhan dan kualitas gizi kacang kedelai. Penelitian tersebut menunjukkan bahwa kacang kedelai yang diberikan pupuk fosfor lebih cepat tumbuh dibanding kacang kedelai yang tidak diberi pupuk apapun. Selain itu kualitas kacang kedelai lebih maksimal jika diberi pupuk fosfor.

Tabel 3. Fungsi Unsur Hara Makro dalam Pertumbuhan Tanaman. No Unsur Hara Fungsi

1 Nitrogen (N) - merangsang pertumbuhan tanaman secara keseluruhan, khususnya batang, cabang, dan daun; - membantu proses fotosintesis;

- membentuk protein, lemak, dan senyawa organik lainnya.

2 Fosfor (P) - merangsang pertumbuhan akar; - bahan mentah pembentukan protein; - membantu asimilasi dan pernapasan;

- mempercepat pembungaan, pemasakan biji, dan buah.

3 Kalium (K) - membantu pembentukan protein dan karbohidrat; - memperkuat tubuh tanaman;

- membantu daya tahan tumbuhan terhadap serangan penyakit.

4 Kalsium (Ca) - merangsang pembentukan bulu akar; - mengeraskan batang tanaman; - merangsang pembentukan biji.

5 Magnesium (Mg) - membantu pembentukan zat hijau daun, karbohidrat, lemak dan minyak;

- membantu proses transpor fosfat dalam tanaman. 6 Sulfur (S) - membantu pembentukan bintil akar;

- membantu pertumbuhan anakan. Sumber: Lingga (1994:9-11)

Tabel 4. Fungsi Unsur Hara Mikro dalam Pertumbuhan Tanaman. No Unsur Hara Fungsi

1 Besi (Fe) - membantu pernapasan tanaman; - membantu pembentukan hijau daun. 2 Mangan (Mn) - komponen proses asimilasi;

- komponen pembentukan enzim; - membantu pernapasan tanaman; - membantu pembentukan hijau daun. 3 Tembaga (Cu) - mendorong pembentukan hijau daun;

- komponen utama pembentukan enzim.

4 Boron (B) - membantu transpor karbohidrat dalam tanaman; - membantu penyerapan unsur kalsium;

- membantu pembagian sel pada tanaman berbiji; - menaikkan mutu tanaman sayuran dan

buah-buahan. 5 Molibdenum

(Mo)

- membantu mengikat nitrogen dari udara bebas. 6 Zink (Zn) - mendorong pertumbuhan tanaman;

- membentuk hormon tumbuh; Sumber: Lingga (1994:9-11)

Pada mulanya, masyarakat tani menggunakan pupuk yang berasal dari kotoran hewan ternak dan pelapukan-pelapukan tumbuhan hijau. Lambat laun masyarakat tani menggunakan pupuk yang berasal dari bahan-bahan kimia. Oleh karena itu, di dalam perkembangannya pupuk dibagi menjadi dua kelompok, yaitu: pupuk alam (organik) dan pupuk buatan (anorganik).

Pupuk anorganik adalah pupuk hasil proses rekayasa secara kimia, fisik dan atau biologis, dan merupakan hasil industri dari pabrik pembuatan pupuk. Contoh dari pupuk anorganik antara lain: pupuk TSP (Triple Super Phosphate), urea dan NPK. Menurut Rinsema (1983:39), fungsi pupuk anorganik adalah pemberian berbagai unsur hara tanaman dengan perbandingan yang dibutuhkan, mempercepat kerja tanaman dalam penyerapan unsur hara, dan penggunaan pupuk anorganik lebih effisien.

Pupuk organik dapat berbentuk padat atau cair adalah pupuk yang sebagian besar atau seluruhnya terdiri dari bahan organik yang berasal dari tanaman dan atau hewan yang telah melalui proses rekayasa. Contoh dari pupuk organik antara lain: pupuk kandang, kompos, dan pupuk hijau. Menurut Rinsema (1983:144-146), fungsi utama dari pupuk organik adalah memperbaiki struktur tanah, menaikkan daya serap tanah terhadap air tanah, menaikkan kondisi kehidupan di dalam tanah, dan mengandung zat makanan tanaman.

Pemupukan adalah kegiatan pemberian pupuk kepada tanaman untuk melengkapi zat hara yang diperlukan tanaman. Pemupukan merupakan proses yang penting dalam budidaya tanaman, karena proses itu menentukan hasil panen atau produksi tanaman. Akan tetapi, sering kali timbul masalah dalam proses pemupukan, yaitu hasil panen tanaman yang dipupuk tidak maksimal, hal ini dapat terjadi karena petani salah dalam menentukan pupuk yang digunakan. Hal itu telah dibuktikan oleh Ornidire, Shange, Khan, dan Bean (2015) di dalam penelitiannya tentang dampak penggunaan pupuk organik dan pupuk anorganik yang telah bercampur mikroba terhadap hasil panen tanaman pertanian (labu, timun dan okra). Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan pupuk anorganik yang bercampur dengan mikroba menghasilkan hasil panen tanaman pertanian yang lebih banyak (sekitar dua kali) dibandingkan hasil panen tanaman pertanian yang menggunakan pupuk organik.

Penelitian lain dilakukan oleh Masarirambi, Hlawe, Oseni, & Sibiya (2010). Masarirambi et al. (2010) menggunakan pupuk organik (kompos, pupuk kandang sapi, pupuk kandang ayam) dan pupuk anorganik di dalam meneliti pengaruh pupuk

organik dalam pertumbuhan, hasil panen, kualitas, dan hasil marketing selada merah (Lactuca sativa .L. “Veneza Roxa”). Hasil penelitian menunjukkan penggunaan pupuk organik menghasilkan hasil panen dan hasil marketing selada merah (Lactuca sativa .L. “Veneza Roxa”) lebih banyak dibandingkan dengan hasil penggunaan pupuk anorganik.

Penelitian itu didukung oleh penelitian Ibrahim, Jaafar, Karimi, & Ghasemzadeh (2013), tentang dampak pemberian pupuk organik dan pupuk anorganik terhadap aktivitas antioksidan dan pertumbuhan dari tanaman bunga kacip fatimah (Labisia pumila). Penelitian menunjukkan terjadi perubahan lebih baik dari aktivitas antioksidan dan pertumbuhan tanaman, jika diberi pupuk organik. Khususnya pupuk kandang ayam.

Menurut Rinsema (1983:198), penggunaan pupuk yang berlebih dapat mengakibatkan pencemaran lingkungan, seperti terjadi polusi udara, polusi tanah, dan polusi air. Polusi udara terjadi karena timbulnya bau yang menyengat dari pupuk misalnya saat pembuatan pupuk kandang. Polusi air terjadi karena pemberian pupuk yang berlebih menyebabkan unsur hara dalam pupuk tidak diserap semua oleh tanaman dan unsur hara tersebut larut dalam air, sehingga air mungkin tercemar logam-logam berat seperti besi (Fe), tembaga (Cu), dan zink (Zn). Polusi tanah terjadi karena tanah menjadi rusak dan mikroorganisme di dalam tanah banyak yang mati.

Pengaruh pupuk terhadap mikroorganisme di dalam tanah dibuktikan oleh Rai, Nidhi & Rathore (2014) tentang perbandingan penggunaan pupuk organik dan pupuk anorganik terhadap Eisenia foetida (cacing tanah) dalam tanah. Pupuk

anorganik yang digunakan adalah pupuk urea, sedangkan pupuk organik yang digunakan adalah pupuk kandang sapi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan pupuk urea yang melebihi batas menyebabkan Eisenia foetida (cacing tanah) menjadi mati, sedangkan penggunaan pupuk kandang sapi membuat Eisenia foetida (cacing tanah) dapat berkembang biak.

4. Penelitian Pengembangan

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), penelitian merupakan kegiatan pengumpulan, pengolahan, analisis, dan penyajian data yang dilakukan secara sistematis dan objektif untuk memecahkan suatu persoalan atau menguji suatu hipotesis untuk mengembangkan prinsip-prinsip umum, sedangkan pengembangan adalah upaya untuk meningkatkan mutu sesuatu agar dapat dipakai untuk berbagai keperluan dalam kehidupan masyarakat modern. Penelitian berasal dari bahasa Inggris “research” yang berarti mencari kembali sesuatu secara dinamis dan progresif (Achmad Gunaryo dalam Asmani, 2011:17). Pengembangan dalam pengertian secara umum, berarti pertumbuhan, yaitu proses atau cara perubahan secara bertahap dan teratur yang menjurus ke sasaran yang dikehendaki. Pengertian pengembangan tersebut kemudian ditetapkan dalam berbagai praktik dan bidang kajian.

Penelitian dasar (basic research) dilakukan untuk menemukan pengetahuan baru tentang fenomena-fenomena yang bersifat fundamental, sedangkan untuk menemukan pengetahuan baru tentang praktik-praktik pendidikan dilakukan penelitian terapan (applied research). Di antara penelitian dasar dan penelitian

terapan terdapat sebuah kesenjangan, oleh karena itu penelitian dan pengembangan merupakan salah satu metode yang dapat digunakan untuk mengatasi kesenjangan itu.

Borg & Gall (Arifin, 2012:127), mengemukakan “research and development is a powerful strategy for improving practice, it is a process used to develop and validate educational products”, artinya penelitian dan pengembangan merupakan strategi ampuh untuk meningkatkan praktik, dan penelitian pengembangan merupakan proses yang digunakan untuk mengembangkan dan memvalidasi produk pendidikan. Hal itu didukung oleh pernyataan Sukmadinata (2006:164), bahwa penelitian dan pengembangan adalah suatu proses/langkah-langkah yang dapat dipertanggungjawabkan untuk mengembangkan suatu produk baru atau menyempurnakan produk yang telah ada.

Di dalam penelitian pengembangan terdapat macam-macam model pengembangan. Beberapa model pengembangan, adalah: model prosedural, model konseptual, model teoritik dan model Analysis, Design, Development, Implementation, and Evaluation (ADDIE). Model prosedural merupakan model yang bersifat deskriptif, yaitu menggariskan langkah-langkah yang harus diikuti untuk menghasilkan produk, sedangkan model konseptual yaitu model yang bersifat analitis yang memberikan komponen-komponen produk yang akan dikembangkan serta keterkaitan antara komponen. Model teoritik merupakan model yang menunjukkan hubungan perubahan antara peristiwa, sedangkan model ADDIE menurut Aldoobie (2015) adalah model pendekatan yang membantu

desainer untuk membuat dan mengembangkan desain pengajaran yang efektif dan efisien pada setiap produk pembelajaran.

Model ADDIE (Mulyatiningsih, 2012:200) dikembangkan oleh Dick & Carry untuk merancang sistem pembelajaran. Model ini dapat digunakan untuk berbagai bentuk pengembangan produk seperti model pembelajaran, strategi pembelajaran, metode pembelajaran, media pembelajaran dan bahan ajar. Sesuai dengan namanya, model ADDIE terdiri dari 5 tahapan, yaitu: (A) analysis atau analisis, (D) design atau desain, (D) development atau pengembangan, (I) implementation atau implementasi, dan (E) evaluation atau evaluasi (Pribadi, 2011:125).

Tahap analisis terdiri dari dua tahap, yaitu: tahap analisis kinerja dan analisis kebutuhan. Analisis kinerja merupakan analisis untuk mengetahui masalah yang dihadapi apakah memerlukan solusi pemecahan masalah atau tidak, sedangkan analisis kebutuhan dilakukan karena adanya masalah, misalnya pembelajaran yang dilakukan sudah tidak lagi relevan dengan kebutuhan pembelajaran saat ini. Tahap disain merupakan tahap ke dua dalam model ADDIE. Pada tahap ini, peneliti mengklarifikasi produk, metode atau model yang didesain. Kegiatan ini dimulai dengan merancang produk, serta metode atau model yang akan dikembangkan dalam penelitian pengembangan.

Tahap pengembangan berisi kegiatan merealisasikan rancangan produk, metode atau model yang masih berupa konsep menjadi suatu produk. Langkah pengembangan meliputi kegiatan membuat dan memodifikasi produk, metode atau

model yang akan dikembangkan. Hasil dari pengembangan produk ini diharapkan sudah siap diimplementasikan.

Implementasi merupakan tahap ke empat dalam model ADDIE. Pada tahap ini, peneliti mengimplementasikan hasil produk, model atau metode yang dirancang dan dikembangkan dalam keadaan yang sebenarnya. Tujuan utama pada tahap ini, adalah melakukan uji coba produk guna menjamin tercapainya tujuan pengembangan produk untuk mengatasi kesenjangan. Pada tahap evaluasi, produk, metode atau model yang dirancang dan dikembangkan dinilai untuk mengetahui kelayakannya. Hasil itu digunakan untuk melihat dampak penggunaan produk, metode atau model yang telah dikembangkan terhadap para pengguna atau sasaran.

5. Ringkasan Produk yang Dikembangkan

Materi yang dijabarkan dalam buku Kimia Pupuk berisi bab tentang: Mengenal Pupuk, Jenis Pupuk dan Cara Pemupukan, Pembuatan Pupuk Organik, Pembuatan Pupuk Anorganik, dan Analisis Kimia Pupuk. Di dalam bab tentang Mengenal Pupuk, disajikan materi mengenai perbedaan tanaman dan tumbuhan, masyrakat tani, dan sekilas mengenai pupuk. Di dalam bab tentang Jenis Pupuk dan Cara Pemupukan, disajikan materi klasifikasi pupuk, macam-macam jenis pupuk beserta penjelasan, cara memupuk yang baik dan benar.

Pada bab Pembuatan Pupuk Organik, disajikan materi bioaktivator dan cara pembuatannya, serta cara pembuatan pupuk kandang, pupuk kompos dan pupuk hijau. Di dalam bab mengenai Pembuatan Pupuk Anorganik, disajikan materi mengenai cara pembuatan pupuk urea, ZA, SP-36, TSP, KCl dan NPK serta analisis

Dokumen terkait