• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGEMBANGAN BUKU PENGAYAAN KIMIA PUPUK UNTUK SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN PERTANIAN.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGEMBANGAN BUKU PENGAYAAN KIMIA PUPUK UNTUK SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN PERTANIAN."

Copied!
152
0
0

Teks penuh

(1)

PENGEMBANGAN BUKU PENGAYAAN KIMIA PUPUK UNTUK SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN

PERTANIAN

SKRIPSI

Diajukan kepada Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Yogyakarta untuk Memenuhi

Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh

Fapriyan Wijoyo Mulyopratikno NIM. 13303241037

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA JURUSAN PENDIDIKAN KIMIA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

(2)

PENGEMBANGAN BUKU PENGAYAAN KIMIA PUPUK UNTUK SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN PERTANIAN

Oleh:

Fapriyan Wijoyo Mulyopratikno NIM. 13303241037

Pembimbing: Drs. Heru Pratomo Al, M.Si.

ABSTRAK

Penelitian ini adalah penelitian pengembangan bidang pendidikan kimia tentang buku pengayaan kimia pupuk untuk SMK Agribisnis dan Agroteknologi. Secara umum masyarakat mengenal SMK Agribisnis dan Agroteknologi sebagai SMK Pertanian. Tujuan penelitian meliputi menganalisis karakteristik buku Kimia Pupuk, menganalisis kualitas buku Kimia Pupuk berdasarkan penilaian guru SMK Pertanian sebagai reviewer pada aspek lingkup materi, aspek penyajian materi, aspek bahasa, serta aspek kegrafikaan, dan menganalisis kualitas buku Kimia Pupuk sesuai tanggapan siswa program studi keahlian Agribisnis Produksi Tanaman SMK Negeri 1 Pandak.

Penelitian ini menggunakan model pengembangan ADDIE. Analisis data diawali dengan pengubahan data kualitatif menjadi data kuantitatif menggunakan skala Likert. Selanjutnya dilakukan perhitungan skor total dan rata-rata untuk masing-masing aspek. Skor rata-rata yang diperoleh dikonversi menjadi tingkat kualitas produk secara kualitatif dengan pedoman konversi ideal.

Penelitian ini menghasilkan buku berjudul “Pupuk”. Materi yang disajikan pada buku ini, yaitu: materi klasifikasi pupuk, macam-macam pupuk, perhitungan kebutuhan pupuk, pemupukan, dan analisis kimia pupuk. Buku ini bertumpu pada salah satu Standar Kompetensi produktif SMK Pertanian sesuai dengan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan dan juga bertumpu pada Kompetensi Inti adaptif sesuai Kurikulum 2013. Buku yang dikembangkan mempunyai kualitas sangat baik (SB) pada setiap aspek berdasarkan hasil review guru, maupun hasil tanggapan menurut siswa SMK Negeri 1 Pandak. Oleh sebab itu, buku ini layak digunakan sebagai sumber belajar bagi siswa SMK Pertanian dan masyarakat yang berkecimpung dalam dunia pertanian.

(3)

THE DEVELOPMENT OF CHEMISTRY OF FERTILIZER BOOK FOR VOCATIONAL SCHOOL OF AGRICULTURE

By:

Fapriyan Wijoyo Mulyopratikno NIM. 13303241037

Supervisor: Drs. Heru Pratomo Al, M.Si.

ABSTRACT

This research was the developmental research in chemistry education about learning chemistry of fertilizer books for Agribisnis and Agroteknologi Vocational School. Now, people knew about Agribisnis and Agroteknologi Vocational School as Agriculture Vocational School. The aims of this research were to analyze the characteristics Chemistry of Fertilizer books, to analyze the quality Chemistry of Fertilizer books based on the teacher of Agricultural Vocational School as a reviewer, and to analyze the quality of Chemistry of Fertilizer books according to the responses of students of Agribusiness Crop Production programme in Vocational School 1 Pandak.

This research used the ADDIE development model. The data analysis technique in this research was started by changing the qualitative data to quantitative data using Likert scale. Then, the total score and the average score of each aspect were calculated. The result of the average score was converted to qualitative quality grade using ideal conversion reference.

The result of this research was Chemistry of Fertilizer book entitled “Pupuk”. The material was presented in this book, that was: classification of fertilizer, various fertilizers, fertilizer demand calculation, fertilizer, and chemical analysis of fertilizer. This book was based on one of the Stadar Kompetensi Produktif of Agriculture Vocational School that was agreed with the Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan and also based on Kurikulum Inti Adaptif that was agreed with Kurikulum 2013. The developmental book had very good quality on all aspects based on the teacher review, as well as according to the response of students of Vocational School 1 Pandak. Therefore, this book could be used as chemistry learning source for students of Vocational School of Agriculture and the communities that involved in the agricultural.

(4)

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi ini benar-benar karya saya sendiri. Sepanjang pengetahuan saya tidak terdapat karya atau pendapat yang ditulis atau diterbitkan orang lain kecuali sebagai acuan atau kutipan dengan mengikuti tata penulisan karya ilmiah yang telah lazim.

Tanda tangan dosen penguji yang tertera dalam halaman pengesahan adalah asli. Jika tidak asli, saya siap menerima sanksi ditunda yudisium pada periode berikutnya.

Yogyakarta, 6 Juni 2017

Yang menyatakan,

(5)

HALAMAN PERSETUJUAN

Tugas Akhir Skripsi dengan Judul

Pengembangan Buku Pengayaan Kimia Pupuk untuk Sekolah Menengah Kejuruan Pertanian

Disusun oleh:

Fapriyan Wijoyo Mulyopratikno NIM 13303241037

telah memenuhi syarat dan disetujui oleh Dosen Pembimbing untuk dilaksanakan Ujian Tugas Akhir Skripsi bagi yang

bersangkutan.

Mengetahui,

Koordinator Tugas Akhir Skripsi

Sukisman Purtadi, M.Pd. NIP. 19761122 200312 1 002

Yogyakarta, 05 Juni 2017 Disetujui,

Dosen Pembimbing

(6)

HALAMAN PENGESAHAN Tugas Akhir Skripsi

PENGEMBANGAN BUKU PENGAYAAN KIMIA PUPUK UNTUK SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN

PERTANIAN

Disusun oleh:

Fapriyan Wijoyo Mulyopratikno NIM. 13303241037

Telah dipertahankan di depan Tim Penguji Tugas Akhir Skripsi Program Studi Pendidikan Kimia, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam,

Universitas Negeri Yogyakarta Pada tanggal 19 Juni 2017

TIM PENGUJI

Nama Jabatan Tanda Tangan Tanggal

Heru Pratomo Al, M.Si Ketua Penguji ... ...

Dr. Antuni Wiyarsi, M.Sc Penguji Utama ... ...

Rr. Lis Permana Sari, M.Si Penguji Pendamping ... ...

Yogyakarta, ...

Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, UNY Dekan,

Dr. Hartono

(7)

MOTTO

(8)

PERSEMBAHAN

Karya ini dipersembahkan untuk: Ibu

Bapak dan Adik-adikku

(9)

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat-Nya, sehingga penulis dapat dengan lancar menyelesaikan penelitian dan penulisan skripsi ini tepat pada waktunya, sebagai syarat untuk memperoleh gelar sarjana pendidikan. Tidak lupa, sholawat serta salam senantiasa tercurah kepada Rasulullah Muhammad SAW.

Skripsi berjudul “Pengembangan Buku Pengayaan Kimia Pupuk untuk Sekolah Menengah Kejuruan” ini dapat diselesaikan berkat bantuan dari berbagai pihak. Oleh sebab itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Dr. Hartono, selaku Dekan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Yogyakarta.

2. Bapak Jaslin Ikhsan, Ph.D, selaku Ketua Jurusan Pendidikan Kimia FMIPA Universitas Negeri Yogyakarta.

3. Bapak Sukisman Purtadi, M.Pd, selaku Ketua Program Studi Pendidikan Kimia dan koordinator skripsi pendidikan kimia.

4. Bapak Heru Pratomo Al, M.Si, selaku dosen pembimbing yang telah memberikan banyak masukan dan pengarahan selama proses penelitian hingga selesainya penulisan skripsi ini.

(10)

6. Ibu Rr. Lis Permana Sari, M.Si selaku dosen penguji pendamping yang telah memberikan kritik dan saran terhadap skripsi ini.

7. Validator dan teman sejawat yang bersedia memberikan kritik dan saran terhadap produk yang dikembangkan dan skripsi ini.

8. Semua guru dan siswa yang bersedia menjadi reviewer dan telah mereview

buku “Pupuk” yang telah dikembangkan.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna, maka dari itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun untuk melengkapi dan menyempurnakan skripsi ini. Penulis berharap, semoga skripsi ini bermanfaat bagi yang membutuhkan dan dapat menambah wawasan lebih luas terkait penelitian pengembangan dalam bidang pendidikan kimia.

Yogyakarta, 5 Juni 2017

(11)

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN SAMPUL ... i

ABSTRAK ... ii

ABSTRACT ... iii

HALAMAN PERNYATAAN ... iv

HALAMAN PERSETUJUAN ... v

HALAMAN PENGESAHAN ... vi

HALAMAN MOTTO ... vii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... viii

KATA PENGANTAR ... ix

DAFTAR ISI ... xi

DAFTAR TABEL ... xiii

DAFTAR GAMBAR ... xv

DAFTAR LAMPIRAN ... xvi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 4

C. Batasan Masalah ... 4

D. Rumusan Masalah ... 5

E. Tujuan Pengembangan ... 5

(12)

G. Asumsi Pengembangan ... 7

H. Definisi Istilah ... 7

BAB II KAJIAN TEORI A. Deskripsi Teori ... 9

B. Penelitian Pengembangan yang Relevan ... 26

C. Kerangka Berpikir ... 27

BAB III METODE PENELITIAN A. Model Pengembangan ... 29

B. Prosedur Pengembangan ... 29

C. Penilaian Produk ... 32

D. Teknik Analisis Data ... 36

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Pengembangan Produk ... 38

B. Hasil Pengembangan Produk Akhir ... 60

C. Keunggulan dan Kelemahan Buku Kimia Pupuk ... 66

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 67

B. Saran ... 67

DAFTAR PUSTAKA ... 69

(13)

DAFTAR TABEL

Halaman Tabel 1. Jumlah Program Studi Keahlian dan Kompetensi Keahlian

di SMK ... 10

Tabel 2. Aspek Penilaian Buku Pengayaan Pengetahuan ... 15

Tabel 3. Fungsi Unsur Hara Makro dalam Pertumbuhan Tanaman ... 17

Tabel 4. Fungsi Unsur Hara Mikro dalam Pertumbuhan Tanaman ... 18

Tabel 5. Kisi-kisi Instrumen Penilaian oleh Guru ... 35

Tabel 6. Kisi-kisi Instrumen Penilaian oleh Siswa ... 35

Tabel 7. Format Tabel Masukan Reviewer ... 35

Tabel 8. Ketentuan Pemberian Skor ... 36

Tabel 9. Kriteria Kategori Penilaian Ideal ... 37

Tabel 10. Hasil Penilaian Buku Kimia Pupuk oleh 7 orang Guru SMK Pertanian sebagai Reviewer ... 46

Tabel 11. Kualitas Buku Kimia Pupuk dari Aspek Lingkup Materi menurut Guru ... 47

Tabel 12. Kualitas Buku Kimia Pupuk dari Aspek Penyajian Materi menurut Guru ... 49

Tabel 13. Kualitas Buku Kimia Pupuk dari Aspek Bahasa menurut Guru ... 52

(14)

Tabel 15. Hasil Penilaian Buku Kimia Pupuk oleh 5 orang Siswa SMK

Pertanian sebagai Reviewer ... 55 Tabel 16. Kualitas Buku Kimia Pupuk dari Aspek Penyajian Materi

menurut Siswa ... 56 Tabel 17. Kualitas Buku Kimia Pupuk dari Aspek Bahasa

menurut Siswa ... 58 Tabel 18. Kualitas Buku Kimia Pupuk dari Aspek Kegrafikaan

(15)

DAFTAR GAMBAR

Halaman Gambar 1. Prosedur Pengembangan ... 30 Gambar 2. Konsep Perancangan Pengembangan Materi Produk ... 41 Gambar 3. Grafik Perbandingan Skor Rata-rata Setiap Kriteria dalam

Aspek Lingkup Materi ... 48 Gambar 4. Grafik Perbandingan Skor Rata-rata Setiap Kriteria dalam

Aspek Penyajian Materi ... 51 Gambar 5. Grafik Perbandingan Skor Rata-rata Setiap Kriteria dalam

Aspek Bahasa ... 53 Gambar 6. Grafik Perbandingan Skor Rata-rata Setiap Kriteria dalam

(16)

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman A. Lampiran Validasi Intrumen

Lampiran 1A. Silabus Memupuk SMK Negeri 1 Pandak ... 73 Lampiran 2A. Instrumen Penilaian Buku Kimia Pupuk untuk

SMK Pertanian ... 76 B. Lampiran Proses Pengembangan

Lampiran 1B. Angket Tinjauan untuk Ahli Media dan Ahli Materi... 79 Lampiran 2B. Analisis Masukan Peer Reviewer, Ahli Media, Ahli

Materi, dan Reviewer ... 90 C. Lampiran Hasil Pengembangan

Lampiran 1C. Tabulasi Data Penilaian Reviewer terhadap Kualitas

Buku Kimia Pupuk untuk SMK Pertanian ... 100 Lampiran 2C. Perhitungan Kualitas Buku Kimia Pupuk untuk

SMK Pertanian secara Keseluruhan dan Setiap Aspek ... 102 Lampiran 3C. Tabulasi Data Penilaian Siswa terhadap Buku Kimia

Pupuk untuk SMK Pertanian ... 107 Lampiran 4C. Analisis Data Penilaian Siswa terhadap Buku Kimia

Pupuk untuk SMK Pertanian ... 109 D. Lampiran Surat Pernyataan

(17)
(18)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Di Indonesia terdapat dua jenis sekolah menengah atas yaitu Sekolah Menengah Atas (SMA) dan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK). Terdapat perbedaan yang mendasar antara pendidikan di SMA dan SMK. SMA mengharapkan lulusannya dapat melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi, sedangkan SMK mengharapkan lulusannya siap bekerja setelah menamatkan pendidikan. Hal ini sesuai dengan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 1990 dan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Permendikbud) Nomor 70 Tahun 2013, menyatakan bahwa pendidikan menengah umum adalah pendidikan pada jenjang pendidikan menengah yang mengutamakan perluasan pengetahuan dan peningkatan keterampilan siswa, sedangkan pendidikan menengah kejuruan adalah pendidikan pada jenjang pendidikan menengah yang mengutamakan pengembangan kemampuan siswa untuk melaksanakan jenis pekerjaan tertentu. Berdasarkan hasil observasi di SMK di Daerah Istimewah Yogyakarta (DIY), pendidikan pada SMK memiliki 3 tujuan khusus, yaitu: menyiapkan siswa agar mampu menguasai dan mengikuti perkembangan teknologi, menyiapkan siswa menjadi tenaga kerja yang terampil produktif untuk dapat mengisi lowongan kerja dan mampu menciptakan lapangan kerja, serta menyiapkan siswa agar memiliki kepribadian yang bermoral dan beretika sehingga mampu meningkatkan kualitas hidup dan memiliki keahlian yang andal di bidangnya.

(19)

Teknologi dan Rekayasa; Teknologi Informasi dan Komunikasi; Kesehatan; Agribisnis dan Agroteknologi; Perikanan dan Kelautan; Bisnis dan Manajemen; Pariwisata; Seni Rupa dan Kriya; Seni Pertunjukan. SMK Pertanian merupakan SMK yang termasuk bidang keahlian SMK Agribisnis dan Agroteknologi. Ada beberapa program studi keahlian di SMK Pertanian, antara lain Agribisnis Pembibitan dan Kulturjaringan (APK) serta Agribisnis Produksi Tanaman (APT).

Buku sebagai sumber belajar di SMA berbeda dengan SMK. Buku SMA berfokus pada buku adaptif sedangkan buku SMK menggunakan buku adaptif dan produktif sebagai sumber belajar. Buku adaptif adalah buku yang mendukung komponen jenjang pendidikan, sedangkan buku produktif merupakan buku yang mendukung komponen pendidikan dan kejuruan. Setelah dilakukan observasi di SMK Pertanian khususnya program studi keahlian APT, terdapat pembelajaran tentang pupuk.

(20)

Pupuk didefinisikan sebagai bahan atau material atau unsur hara yang ditambahkan ke dalam tanah dan tumbuhan baik berupa pupuk organik maupun pupuk anorganik dengan tujuan untuk memenuhi atau melengkapi keadaan unsur hara dalam tanah. Saat ini, banyak petani yang menggunakan pupuk untuk tanamannya. Akan tetapi, petani kurang memahami kandungan dan manfaat dari pupuk tersebut. Akibatnya, sering sekali petani yang menggunakan pupuk kimia secara berlebihan yang berdampak pencemaran lingkungan. Hal tersebut disebabkan karena petani jarang menggunakan sumber belajar yang tepat sehingga petani tidak mengetahui kadar yang tepat dalam pemupukan. Berdasarkan permasalahan yang dihadapi masyarakat tani, maka perlu disusun suatu buku yang dapat dimanfaatkan oleh masyarakat tani.

(21)

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah, dapat diidentifikasi masalah sebagai berikut: 1. Belum terdapat buku kimia khusus yang digunakan sebagai sumber belajar di

SMK.

2. Belum ada buku yang komprehensip tentang Kimia Pupuk yang sesuai dengan kebutuhan SMK Pertanian, yang juga dapat dimanfaatkan oleh masyarakat tani. 3. Belum ada produk pengembangan, berupa buku Kimia Pupuk untuk SMK

Pertanian, khususnya di Jurusan Pendidikan Kimia FMIPA UNY.

4. Belum terdapat produk buku Kimia Pupuk yang dikembangkan menggunakan pengembangan ADDIE.

C. Batasan Masalah

Permasalahan yang dikaji pada penelitian ini dibatasi pada:

1. Pengembangan produk berupa buku Kimia Pupuk untuk SMK Pertanian dan masyarakat tani.

2. Materi yang disajikan dalam penyusunan buku Kimia Pupuk adalah Klasifikasi Pupuk, Macam-macam Pupuk, Perhitungan Kebutuhan Pupuk, Pemupukan, dan Analisis Kimia Pupuk.

(22)

D. Rumusan Masalah

Rumusan masalah penelitian ini adalah:

1. Bagaimana karakteristik buku Kimia Pupuk untuk SMK Pertanian?

2. Bagaimana kualitas buku Kimia Pupuk dilihat dari aspek lingkup materi, penyajian materi, kebahasaan, dan kegrafikaan berdasarkan penilaian 7 guru SMK Pertanian?

3. Bagaimana kualitas buku Kimia Pupuk menurut tanggapan 5 orang siswa program studi keahlian APT di SMK Negeri 1 Pandak?

E. Tujuan Pengembangan Penelitian ini bertujuan untuk:

1. Menganalisis karakteristik buku Kimia Pupuk untuk SMK Pertanian.

2. Menentukan kualitas buku Kimia Pupuk dilihat dari aspek lingkup materi, penyajian materi, kebahasaan, dan kegrafikaan berdasarkan penilaian 7 guru SMK Pertanian.

3. Menentukan kualitas buku Kimia Pupuk dilihat dari aspek penyajian materi, kebahasaan, dan kegrafikaan menurut tanggapan 5 orang siswa program studi keahlian APT di SMK Negeri 1 Pandak.

F. Spesifikasi Produk yang Diharapkan Spesifikasi produk pada penelitian ini adalah:

(23)

2. Buku Kimia Pupuk berbentuk media cetak berukuran B5 (17,6 cm x 25,0 cm) dengan tebal kurang lebih 100 halaman;

3. Buku Kimia Pupuk yang disusun memiliki aspek lingkup materi, penyajian materi, kebahasaan dan grafikaan yang memiliki syarat sesuai dengan kualitas buku berdasarkan Instrumen dan Rubrik B1 Penilaian Buku Pengayaan Pengetahuan yang mengacu pada Permendikbud Nomor 8 Tahun 2016;

4. Buku Kimia Pupuk Berisi 5 bab meliputi bab: (1) mengenal pupuk, (2) jenis pupuk dan cara pemupukan, (3) pembuatan pupuk organik, (4) pembuatan pupuk anorganik, dan (5) analisis kimia pupuk.

5. Buku Pengayaan Kimia Pupuk Berisi komponen-komponen sebagai berikut: a. Halaman Judul;

b. Kata Pengantar; c. Daftar Isi; d. Daftar Gambar; e. Daftar Tabel; f. Isi Buku (Bab I-V); g. Glosarium;

h. Indeks;

(24)

G. Asumsi Pengembangan

1. Buku Kimia Pupuk untuk siswa SMK Pertanian dan masyarakat tani dapat digunakan sebagai sumber belajar apabila penilaian dari 7 guru SMK Pertanian berada pada kategori baik.

2. Buku Pengayaan Kimia Pupuk untuk siswa SMK Pertanian dan masyarakat tani terintegrasi dengan aspek kimia yang lain.

3. Peer reviewer, ahli materi, ahli media dan reviewer memiliki pemahaman yang sama tentang buku Kimia Pupuk dan kualitas buku yang baik.

H. Definisi Istilah

Beberapa istilah yang perlu dijelaskan dalam penelitian pengembangan ini adalah: 1. SMK Pertanian

SMK Pertanian merupakan istilah yang digunakan masyarakat untuk menyebut SMK Agribisnis dan Agroteknologi.

2. Buku Kimia Pupuk

Buku Kimia Pupuk merupakan buku pengayaan kimia yang terintegrasi dengan materi pemupukan di SMK Pertanian.

3. Ahli materi

(25)

4. Ahli media

Ahli media adalah dosen kimia yang memiliki pengetahuan di bidang media pembelajaran dan memahami standar kualitas sumber belajar yang baik, sehingga dapat memberikan masukan terhadap bahan ajar yang disusun.

5. Peer reviewer

Peer reviewer adalah teman sejawat yang melakukan penelitian pengembangan atau memahami standar kualitas sumber belajar yang baik.

6. Reviewer

(26)

BAB II KAJIAN TEORI

A. Deskripsi Teori

1. Pembelajaran Kimia SMK

Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia (UU RI) Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Pendidikan di Indonesia terbagi menjadi 7 jenis pendidikan, yaitu: pendidikan umum, kejuruan, akademik, profesi, vokasi, keagamaan, dan khusus. Pendidikan menengah di Indonesia terbagi menjadi dua, yaitu pendidikan menengah umum dan pendidikan menengah kejuruan. Menurut Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 29 Tahun 1990, pendidikan menengah kejuruan merupakan pendidikan pada jenjang pendidikan yang mengutamakan pengembangan kemampuan siswa untuk melaksanakan jenis pekerjaan tertentu. Dalam prosesnya pendidikan menengah kejuruan menyiapkan siswa untuk memasuki lapangan kerja serta mengembangkan sikap profesional. Pernyataan itu didukung oleh Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Permendikbud) Nomor 81A Tahun 2013, bahwa kegiatan pembelajaran dalam pendidikan menengah kejuruan harus dapat mendukung tumbuh kembangnya peserta didik yang berjiwa kewirausahaan dan mempunyai kecakapan hidup. Hal itu berbeda dengan pendidikan menengah umum yang mengutamakan perluasan pengetahuan dan peningkatan keterampilan siswa.

(27)

dibagi dalam 9 bidang keahlian, yaitu: Teknologi dan Rekayasa, Energi dan Pertambangan, Teknologi Informasi dan Komunikasi, Kesehatan dan Pekerjaan Sosial, Agribisnis dan Agroteknologi, Kemaritiman, Bisnis dan Manajemen, Pariwisata, serta Seni dan Industri Kreatif. Tabel 1. menunjukkan jumlah Program Studi Keahlian dan Kompetensi Keahlian masing-masing bidang keahlian.

Tabel 1. Jumlah Program Studi Keahlian dan Kompetensi Keahlian di SMK No Bidang Keahlian Jumlah Program

Studi Keahlian

Salah satu bidang keahlian yang diselanggarakan oleh SMK adalah Agribisnis dan Agroteknologi. Di dalam bidang itu terdapat 6 Program Studi Keahlian, yaitu: Agribisnis Tanaman, Agribisnis Ternak, Kesehatan Hewan, Agribisnis Pengolahan Hasil Pertanian, Teknik Pertanian dan Kehutanan. SMK Pertanian merupakan sekolah yang mengembangkan bidang keahlian Agribisnis dan Agroteknologi, salah satu contohnya adalah SMK Negeri 1 Pandak, Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).

(28)

Dasar Program Keahlian (C2); dan Kelompok Mata Pelajaran Paket Keahlian (C3). Mata pelajaran kimia merupakan Kelompok Mata Pelajaran Dasar Bidang Keahlian (C1) pada SMK Bidang Keahlian Agribisnis dan Agroteknologi.

Pelajaran kimia yang terdapat di dalam SMK sangatlah berbeda dengan pelajaran kimia yang terdapat di SMA. Di SMK materi pelajaran kimia yang diajarkan merupakan materi pelajaran kimia produktif, sedangkan di SMA materi pelajaran kimia yang diajarkan merupakan materi pelajaran kimia adaptif. Materi pelajaran kimia produktif merupakan materi-materi pelajaran kimia yang menunjang tujuan SMK, sedangkan materi pelajaran kimia adaptif adalah materi-materi pelajaran kimia di SMA yang sesuai dengan Kompetensi Inti (KI) dan Kompetensi Dasar (KD) berdasarkan Permendikbud No 24 Tahun 2016 tentang KI KD Kurikulum 2013.

(29)

2. Buku Pengayaan

Berdasarkan Permendikbud Nomor 8 Tahun 2016, buku yang digunakan oleh satuan pendidikan terdiri atas buku teks pelajaran dan buku non teks pelajaran. Buku teks pelajaran adalah sumber pembelajaran utama untuk mencapai KI dan dinyatakan layak oleh Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan untuk digunakan pada satuan pendidikan. Buku non teks pelajaran adalah buku pengayaan untuk mendukung proses pembelajaran pada setiap jenjang pendidikan dan jenis buku lain yang tersedia di perpustakaan sekolah.

Menurut Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti, 2012) Buku non teks pelajaran terbagi menjadi 3 jenis, yaitu: (a) buku pengayaan, (b) buku referensi, dan (c) buku panduan pendidik. Buku pengayaan adalah buku yang memuat materi yang dapat memperkaya buku teks pendidikan dasar, menengah dan perguruan tinggi. Buku referensi adalah buku yang isi dan penyajiannya dapat digunakan untuk memperoleh informasi ilmu pengetahuan, teknologi, seni, dan budaya secara luas dan mendalam. Buku panduan pendidik adalah buku yang memuat prinsip, prosedur, deskripsi materi pokok, dan model pembelajaran untuk digunakan oleh para pendidik.

(30)

didik, pendidik dapat menganjurkan peserta didik untuk membaca buku pengayaan dan buku referensi.

Buku pengayaan di masyarakat sering dikenal dengan istilah buku bacaan atau buku perpustakaan. Buku ini dimaksudkan untuk memperkaya wawasan, pengalaman, dan pengetahuan pembacanya. Materi yang disajikan di dalam buku pengayaan harus memuat materi yang dapat memperkaya dan meningkatkan penguasaan IPTEK, keterampilan, dan membentuk kepribadian peserta didik, pendidik, pengola pendidikan maupun masyarakat. buku pengayaan memiliki beberapa karakteristik yang membedakan dari buku lain, yaitu (Kemenristekdikti, 2012):

a. Buku-buku yang dapat digunakan di sekolah, namun bukan merupakan buku pegangan pokok bagi peserta didik dalam mengikuti kegiatan pembelajaran; b. Buku pengayaan pelajaran tidak menyajikan materi yang dilengkapi dengan

instrumen evaluasi dalam bentuk tes atau ulangan, latihan kerja (LKS) atau bentuk lainnya yang menuntut pembaca melakukan perintah-perintah yang diharapkan penulis untuk mengukur pemahaman terhadap bahan bacaan sebagai pembelajaran;

c. Penerbitan buku pengayaan pelajaran tidak dilakukan secara serial berdasarkan tingkatan kelas;

d. Materi atau isi dalam buku pengayaan pelajaran terkait dengan sebagian atau salah satu SK atau KD yang tertuang dalam Standar Isi (SI);

(31)

f. Materi atau isi buku pengayaan pelajaran cocok untuk digunakan sebagai bahan pengayaan, atau rujukan, atau panduan dalam kegiatan pendidikan atau pembelajaran.

Buku pengayaan pengetahuan adalah buku-buku yang berisi materi yang dapat memperkaya/menambahkan wawasan dan mengembangkan pengetahuan (knowledge development) pembaca, baik di bidang ilmu pengetahuan alam maupun bidang ilmu pengetahuan sosial yang menjadi bidang kajian buku pengayaan. Buku pengayaan keterampilan adalah buku-buku yang berisi tentang materi yang dapat memperkaya dan meningkatkan kemampuan atau keterampilan dasar para pembaca untuk dapat berkarya secara mandiri. Buku pengayaan kepribadian adalah buku-buku yang berisi tentang materi yang dapat memperkaya dan meningkatkan kualitas kepribadian sikap atau pengalaman batin pembaca sehingga diharapkan terbentuk pembaca dengan pribadi yang berwibawa, arif, berbudi luhur, dan dewasa.

Buku pengayaan pengetahuan memiliki beberapa ciri-ciri yang membedakannya dengan buku pengayaan yang lain, yaitu (Pusat Perbukuan, 2007): a. Menyajikan materi yang bersifat nyata;

b. Pengembangan materi bacaan bertumpu pada ilmu yang dikembangkan; c. Dapat mengembangkan berbagai pengetahuan seperti pengetahuan faktual,

konseptual, prosedural, dan metakognitif.

(32)

bagian akhir. Agar unsur-unsur yang ditetapkan memenuhi syarat buku pengayaan pengetahuan harus dinilai berdasarkan Instrumen Penilaian Buku Pengayaan Pengetahuan, yang terdiri atas aspek: lingkup materi, penyajian materi, bahasa, dan grafika.

Tabel 2. Aspek Penilaian Buku Pengayaan Pangetahuan.

Aspek Aspek yang dinilai

a. Materi/Isi: 1. Materi/isi sesuai dan mendukung pencapaian tujuan pendidikan nasional;

2. Materi/isi tidak bertentangan dengan peraturan dan perundang-undangan yang berlaku di Indonesia;

3. Materi/isi merupakan karya orisinal (bukan hasil plagiat), tidak menimbulkan masalah SARA dan tidak diskriminasi gender;

4. Materi/isi memiliki kebenaran keilmuan, sesuai dengan perkembangan ilmu yang mutakhir, sahih, dan akurat; 5. Materi isi memaksimalkan penggunaan sumber-sumber

yang sesuai dengan kondisi Indonesia dan erat dengan konteks ke-Indonesia-an.

b. Penyajian 1. Penyajian materi/isi dilakukan secara runtun, bersistem, lugas, mudah dipahami;

2. Penyajian materi/isi mengembangkan karakter, kecakapan akademik, kreativitas, kewirausahaan, ekonomi kreatif, dan kemampuan berinovasi;

3. Penyajian materi/isi menumbuhkan motivasi untuk mengetahui lebih jauh.

c. Bahasa 1. Bahasa yang digunakan etis, estetis, komunikatif dan fungsional, sesuai dengan sasaran pembaca;

2. Bahasa (ejaan, tanda baca, kosakata, kalimat, dan paragraf) sesuai dengan kaidah dan istilah yang digunakan baku. d. Grafika 1. Tata letak unsur grafika estetis, dinamis, dan menarik serta

menggunakan ilustrasi yang memperjelas pemahaman materi/isi buku;

2. Tipografi yang digunakan mempunyai tingkat keterbacaan yang tinggi

(33)

3. Pupuk

Menurut Foth (1995:575), pupuk merupakan semua bahan yang ditambahkan ke dalam tanah untuk menyediakan unsur-unsur esensial bagi pertumbuhan tanaman. Pupuk atau rabuk merupakan bahan yang digunakan untuk menyuburkan tanah (Lingga, 1994:18), sedangkan menurut KBBI, pupuk adalah penyubur tanaman yang ditambahkan ke tanah untuk menyediakan senyawaan unsur yang diperlukan oleh tanaman. Jadi, pupuk dapat didefinisikan sebagai bahan/material atau unsur hara yang ditambahkan ke dalam tanaman, baik berupa bahan/material organik maupun anorganik.

Pupuk merupakan zat yang berisi satu unsur atau lebih yang dimaksudkan untuk menggantikan unsur yang habis terisap tanaman dalam tanah. Menurut Rinsema (1983:9), unsur hara yang dibutuhkan tanaman terbagi menjadi dua, yaitu: unsur hara makro dan unsur hara mikro. Unsur hara makro terdiri atas dua kelompok, yaitu unsur hara makro dalam udara dan unsur hara makro dalam tanah. Unsur hara makro terdiri atas unsur karbon (C), hidrogen (H), oksigen (O), nitrogen (N), fosfor (P), belerang (S), kalium (K), kalsium (Ca), dan magnesium (Mg). Sedangkan unsur hara mikro terdiri atas unsur mangan (Mn), tembaga (Cu), boron (B), molibden (Mo), zink (Zn), dan besi (Fe).

(34)

meneliti perbandingan pertumbuhan biji dan perkecambahan biji tanaman. Hasil biji yang diberi nitrat, pertumbuhannya 3,5 kali lebih cepat dibanding biji yang tidak diberi apapun, sedangkan biji yang diberi ammonium pertumbuhannya 5 kali lebih cepat dibanding biji yang tidak diberi apapun.

Selain itu, penelitian yang mendukung penelitian Monaco et al. (2003) adalah penelitian Dalshad, Pakhsan, & Shireen (2013), tentang pengaruh pemberian pupuk fosfor terhadap pertumbuhan dan kualitas gizi kacang kedelai. Penelitian tersebut menunjukkan bahwa kacang kedelai yang diberikan pupuk fosfor lebih cepat tumbuh dibanding kacang kedelai yang tidak diberi pupuk apapun. Selain itu kualitas kacang kedelai lebih maksimal jika diberi pupuk fosfor.

Tabel 3. Fungsi Unsur Hara Makro dalam Pertumbuhan Tanaman. No Unsur Hara Fungsi

1 Nitrogen (N) - merangsang pertumbuhan tanaman secara keseluruhan, khususnya batang, cabang, dan daun; - membantu proses fotosintesis;

- membentuk protein, lemak, dan senyawa organik lainnya.

2 Fosfor (P) - merangsang pertumbuhan akar; - bahan mentah pembentukan protein; - membantu asimilasi dan pernapasan;

- mempercepat pembungaan, pemasakan biji, dan buah.

3 Kalium (K) - membantu pembentukan protein dan karbohidrat; - memperkuat tubuh tanaman;

- membantu daya tahan tumbuhan terhadap serangan penyakit.

4 Kalsium (Ca) - merangsang pembentukan bulu akar; - mengeraskan batang tanaman; - merangsang pembentukan biji.

5 Magnesium (Mg) - membantu pembentukan zat hijau daun, karbohidrat, lemak dan minyak;

- membantu proses transpor fosfat dalam tanaman. 6 Sulfur (S) - membantu pembentukan bintil akar;

(35)

Tabel 4. Fungsi Unsur Hara Mikro dalam Pertumbuhan Tanaman. No Unsur Hara Fungsi

1 Besi (Fe) - membantu pernapasan tanaman; - membantu pembentukan hijau daun. 2 Mangan (Mn) - komponen proses asimilasi;

- komponen pembentukan enzim; - membantu pernapasan tanaman; - membantu pembentukan hijau daun. 3 Tembaga (Cu) - mendorong pembentukan hijau daun;

- komponen utama pembentukan enzim.

4 Boron (B) - membantu transpor karbohidrat dalam tanaman; - membantu penyerapan unsur kalsium;

- membantu pembagian sel pada tanaman berbiji; - menaikkan mutu tanaman sayuran dan

buah-buahan. 5 Molibdenum

(Mo)

- membantu mengikat nitrogen dari udara bebas. 6 Zink (Zn) - mendorong pertumbuhan tanaman;

- membentuk hormon tumbuh; Sumber: Lingga (1994:9-11)

Pada mulanya, masyarakat tani menggunakan pupuk yang berasal dari kotoran hewan ternak dan pelapukan-pelapukan tumbuhan hijau. Lambat laun masyarakat tani menggunakan pupuk yang berasal dari bahan-bahan kimia. Oleh karena itu, di dalam perkembangannya pupuk dibagi menjadi dua kelompok, yaitu: pupuk alam (organik) dan pupuk buatan (anorganik).

(36)

Pupuk organik dapat berbentuk padat atau cair adalah pupuk yang sebagian besar atau seluruhnya terdiri dari bahan organik yang berasal dari tanaman dan atau hewan yang telah melalui proses rekayasa. Contoh dari pupuk organik antara lain: pupuk kandang, kompos, dan pupuk hijau. Menurut Rinsema (1983:144-146), fungsi utama dari pupuk organik adalah memperbaiki struktur tanah, menaikkan daya serap tanah terhadap air tanah, menaikkan kondisi kehidupan di dalam tanah, dan mengandung zat makanan tanaman.

Pemupukan adalah kegiatan pemberian pupuk kepada tanaman untuk melengkapi zat hara yang diperlukan tanaman. Pemupukan merupakan proses yang penting dalam budidaya tanaman, karena proses itu menentukan hasil panen atau produksi tanaman. Akan tetapi, sering kali timbul masalah dalam proses pemupukan, yaitu hasil panen tanaman yang dipupuk tidak maksimal, hal ini dapat terjadi karena petani salah dalam menentukan pupuk yang digunakan. Hal itu telah dibuktikan oleh Ornidire, Shange, Khan, dan Bean (2015) di dalam penelitiannya tentang dampak penggunaan pupuk organik dan pupuk anorganik yang telah bercampur mikroba terhadap hasil panen tanaman pertanian (labu, timun dan okra). Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan pupuk anorganik yang bercampur dengan mikroba menghasilkan hasil panen tanaman pertanian yang lebih banyak (sekitar dua kali) dibandingkan hasil panen tanaman pertanian yang menggunakan pupuk organik.

(37)

organik dalam pertumbuhan, hasil panen, kualitas, dan hasil marketing selada merah (Lactuca sativa .L. “Veneza Roxa”). Hasil penelitian menunjukkan penggunaan pupuk organik menghasilkan hasil panen dan hasil marketing selada merah (Lactuca sativa .L. “Veneza Roxa”) lebih banyak dibandingkan dengan hasil penggunaan pupuk anorganik.

Penelitian itu didukung oleh penelitian Ibrahim, Jaafar, Karimi, & Ghasemzadeh (2013), tentang dampak pemberian pupuk organik dan pupuk anorganik terhadap aktivitas antioksidan dan pertumbuhan dari tanaman bunga kacip fatimah (Labisia pumila). Penelitian menunjukkan terjadi perubahan lebih baik dari aktivitas antioksidan dan pertumbuhan tanaman, jika diberi pupuk organik. Khususnya pupuk kandang ayam.

Menurut Rinsema (1983:198), penggunaan pupuk yang berlebih dapat mengakibatkan pencemaran lingkungan, seperti terjadi polusi udara, polusi tanah, dan polusi air. Polusi udara terjadi karena timbulnya bau yang menyengat dari pupuk misalnya saat pembuatan pupuk kandang. Polusi air terjadi karena pemberian pupuk yang berlebih menyebabkan unsur hara dalam pupuk tidak diserap semua oleh tanaman dan unsur hara tersebut larut dalam air, sehingga air mungkin tercemar logam-logam berat seperti besi (Fe), tembaga (Cu), dan zink (Zn). Polusi tanah terjadi karena tanah menjadi rusak dan mikroorganisme di dalam tanah banyak yang mati.

(38)

anorganik yang digunakan adalah pupuk urea, sedangkan pupuk organik yang digunakan adalah pupuk kandang sapi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan pupuk urea yang melebihi batas menyebabkan Eisenia foetida (cacing tanah) menjadi mati, sedangkan penggunaan pupuk kandang sapi membuat Eisenia foetida (cacing tanah) dapat berkembang biak.

4. Penelitian Pengembangan

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), penelitian merupakan kegiatan pengumpulan, pengolahan, analisis, dan penyajian data yang dilakukan secara sistematis dan objektif untuk memecahkan suatu persoalan atau menguji suatu hipotesis untuk mengembangkan prinsip-prinsip umum, sedangkan pengembangan adalah upaya untuk meningkatkan mutu sesuatu agar dapat dipakai untuk berbagai keperluan dalam kehidupan masyarakat modern. Penelitian berasal dari bahasa Inggris “research” yang berarti mencari kembali sesuatu secara dinamis dan progresif (Achmad Gunaryo dalam Asmani, 2011:17). Pengembangan dalam pengertian secara umum, berarti pertumbuhan, yaitu proses atau cara perubahan secara bertahap dan teratur yang menjurus ke sasaran yang dikehendaki. Pengertian pengembangan tersebut kemudian ditetapkan dalam berbagai praktik dan bidang kajian.

(39)

terapan terdapat sebuah kesenjangan, oleh karena itu penelitian dan pengembangan merupakan salah satu metode yang dapat digunakan untuk mengatasi kesenjangan itu.

Borg & Gall (Arifin, 2012:127), mengemukakan “research and development is a powerful strategy for improving practice, it is a process used to develop and validate educational products”, artinya penelitian dan pengembangan merupakan strategi ampuh untuk meningkatkan praktik, dan penelitian pengembangan merupakan proses yang digunakan untuk mengembangkan dan memvalidasi produk pendidikan. Hal itu didukung oleh pernyataan Sukmadinata (2006:164), bahwa penelitian dan pengembangan adalah suatu proses/langkah-langkah yang dapat dipertanggungjawabkan untuk mengembangkan suatu produk baru atau menyempurnakan produk yang telah ada.

(40)

desainer untuk membuat dan mengembangkan desain pengajaran yang efektif dan efisien pada setiap produk pembelajaran.

Model ADDIE (Mulyatiningsih, 2012:200) dikembangkan oleh Dick & Carry untuk merancang sistem pembelajaran. Model ini dapat digunakan untuk berbagai bentuk pengembangan produk seperti model pembelajaran, strategi pembelajaran, metode pembelajaran, media pembelajaran dan bahan ajar. Sesuai dengan namanya, model ADDIE terdiri dari 5 tahapan, yaitu: (A) analysis atau analisis, (D) design atau desain, (D) development atau pengembangan, (I) implementation atau implementasi, dan (E) evaluation atau evaluasi (Pribadi, 2011:125).

Tahap analisis terdiri dari dua tahap, yaitu: tahap analisis kinerja dan analisis kebutuhan. Analisis kinerja merupakan analisis untuk mengetahui masalah yang dihadapi apakah memerlukan solusi pemecahan masalah atau tidak, sedangkan analisis kebutuhan dilakukan karena adanya masalah, misalnya pembelajaran yang dilakukan sudah tidak lagi relevan dengan kebutuhan pembelajaran saat ini. Tahap disain merupakan tahap ke dua dalam model ADDIE. Pada tahap ini, peneliti mengklarifikasi produk, metode atau model yang didesain. Kegiatan ini dimulai dengan merancang produk, serta metode atau model yang akan dikembangkan dalam penelitian pengembangan.

(41)

model yang akan dikembangkan. Hasil dari pengembangan produk ini diharapkan sudah siap diimplementasikan.

Implementasi merupakan tahap ke empat dalam model ADDIE. Pada tahap ini, peneliti mengimplementasikan hasil produk, model atau metode yang dirancang dan dikembangkan dalam keadaan yang sebenarnya. Tujuan utama pada tahap ini, adalah melakukan uji coba produk guna menjamin tercapainya tujuan pengembangan produk untuk mengatasi kesenjangan. Pada tahap evaluasi, produk, metode atau model yang dirancang dan dikembangkan dinilai untuk mengetahui kelayakannya. Hasil itu digunakan untuk melihat dampak penggunaan produk, metode atau model yang telah dikembangkan terhadap para pengguna atau sasaran.

5. Ringkasan Produk yang Dikembangkan

Materi yang dijabarkan dalam buku Kimia Pupuk berisi bab tentang: Mengenal Pupuk, Jenis Pupuk dan Cara Pemupukan, Pembuatan Pupuk Organik, Pembuatan Pupuk Anorganik, dan Analisis Kimia Pupuk. Di dalam bab tentang Mengenal Pupuk, disajikan materi mengenai perbedaan tanaman dan tumbuhan, masyrakat tani, dan sekilas mengenai pupuk. Di dalam bab tentang Jenis Pupuk dan Cara Pemupukan, disajikan materi klasifikasi pupuk, macam-macam jenis pupuk beserta penjelasan, cara memupuk yang baik dan benar.

(42)

biaya konsumsi pembelian pupuk NPK dengan peracikan pupuk NPK sendiri. Bab Analisis Kimia Pupuk, disajikan materi mengenai dampak pemakaian pupuk dan analisis kimia pupuk.

Setelah berhasil mengembangkan buku Kimia Pupuk akan lebih efektif di dalam suatu pembelajaran, apabila buku tersebut memiliki kualitas yang baik dan memenuhi kriteria penyusunan buku pengayaan. Kriteria kualitas buku adalah aspek kelayakan materi/isi, kebahasaan, penyajian, dan kegrafikaan. Untuk mengetahui hasil kualitas produk maka hasil penyusunan buku Kimia Pupuk akan di evaluasi oleh 7 guru dan 5 siswa SMK Pertanian. Sebelum di evaluasi oleh siswa dan guru SMK Pertanian, produk terlebih dahulu ditinjau oleh dosen pembimbing, 1 orang dosen sebagai ahli materi, 1 orang dosen sebagai ahli media, dan 9 orang mahasiswa kimia, biologi serta agroteknologi sebagai peer reviewer .

(43)

B. Penelitian Pengembangan yang Relevan

Penelitian pertama yang relevan dengan penelitian ini, yaitu penelitian Nurul Kurniati Rahayu (2013) yang berjudul “Pengembangan Buku Pengayaan Kimia Materi Senyawa Organik Berbasis Potensi Lokal Daerah sebagai Sumber

Belajar Mandiri”. Hasil penelitian pengembangan ini adalah buku pengayaan kimia

materi senyawa organik berbasis potensi lokal daerah. Kualitas buku pengayaan berada dalam kualitas sangat baik (SB). Relevansi dengan penelitian ini, yaitu penyusunan buku pengayaan sebagai sumber belajar mandiri.

Penelitian kedua yang relevan dengan penelitian ini, yaitu penelitian Dwi

Meyliana (2013) yang berjudul “Pengembangan Buku Pengayaan Kimia Unsur Logam Berbasis Lingkungan”. Hasil penelitian pengembangan adalah tersusunnya buku pengayaan kimia unsur logam berbasis lingkungan yang berjudul “Logam Berat di Sekitar Kita”. Kualitas buku pengayaan secara keseluruhan berada dalam kategori sangat baik (SB). Relevansi dengan penelitian ini, yaitu penyusunan buku pengayaan kimia yang berbasis lingkungan.

Penelitian ketiga yang relevan dengan penelitian ini, yaitu penelitian Fachrunnisa Fulan Anggraini (2017) yang berjudul “Pengembangan Bahan Ajar Kimia Minyak Bumi Terintegrasi Konteks Kejuruan untuk Siswa SMK Program

Teknik Otomotif”. Hasil penelitian pengembangan adalah tersusunnya buku Kimia

(44)

Penelitian keempat yang relevan dengan penelitian ini adalah penelitian

Indri Hestinasari (2017) yang berjudul “Pengembangan Bahan Ajar Kimia

Terintegrasi Konteks Kejuruan untuk Siswa SMK Program Studi Teknik

Otomotif”. Hasil penelitian ini berupa buku berjudul “Elektrokimia untuk SMK Teknik Otomotif”. Kualitas buku ini berdasarkan tanggapan siswa berada pada kategori baik (B), sedangkan berdasarkan penilaian reviewer berada pada kategori sangat baik (SB). Relevansi dengan penelitian ini, yaitu penyusunan bahan ajar yang terintegrasi.

C. Kerangka Berpikir

Salah satu cara untuk meningkatkan kualitas pembelajaran adalah dengan melakukan perubahan mengenai materi yang diajarkan, dan sumber belajar serta media yang digunakan dalam pembelajaran. Buku pengayaan merupakan salah satu sumber belajar bagi siswa di luar buku pelajaran. Sumber belajar sangat berperan penting dalam proses belajar siswa. Salah satu contohnya adalah buku pengayaan untuk pembelajaran pupuk.

(45)

Selain itu, timbul masalah-masalah di dalam masyarakat pertanian, khususnya para petani. Minimnya pengetahuan tentang cara bertani yang tepat menyebabkan petani sering kali merugi saat panen. Salah satu faktor yang menyebabkan gagal panen adalah penggunaan pupuk yang tidak tepat. Selain itu, penggunaan pupuk yang berlebih dapat menyebabkan terjadinya kerusakan lingkungan sehingga kegiatan pertanian menjadi terhambat.

Berdasarkan uraian tersebut, maka perlu melakukan pengembangan sumber belajar berbentuk buku Kimia Pupuk untuk siswa SMK Pertanian, yang juga dapat dimanfaatkan oleh masyarakat tani. Penulisan buku Kimia Pupuk harus sesuai dengan kebutuhan SMK Pertanian dan kebutuhan masyarakat tani. Buku pengayaan Kimia Pupuk memuat materi-materi yang terdapat di dalam SK (KI) dan KD Program Studi Keahlian Agribisnis Produksi Tanaman (APT). Materi-materi itu dikembangkan lebih dalam, sehingga dapat membantu belajar dan menambahkan wawasan siswa SMK Pertanian dan masyarakat tani.

(46)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Model Pengembangan

Penelitian ini menggunakan model pengembangan ADDIE (Aldoobie, 2015). Model pengembangan ini menekankan pada pengembangan produk dan evaluasi kualitas produk. Produk hasil pengembangan yang diperoleh adalah buku Kimia Pupuk untuk SMK Pertanian.

B. Prosedur Pengembangan

Prosedur pengembangan merupakan urutan tahapan yang dilakukan dalam suatu penelitian pengembangan. Pengembangan ini mengikuti lima tahapan yang diadaptasi dari prosedur pengembangan ADDIE (Aldoobie, 2015). Lima tahapan tersebut adalah tahap analysis (analisis), design (disain), development (pengembangan), implementation (implementasi) dan evaluation (evaluasi), tetapi implementasi dan evaluasi yang dilakukan hanya implementasi terbatas dan evaluasi terbatas. Tahap-tahap yang dilakukan dalam pengembangan ini, secara skematis dapat dilihat pada Gambar 1.

1. Tahap Analisis

Pada tahap analisis terdapat empat hal yang dilakukan yaitu:

a. Mengidentifikasi buku pelajaran tentang pupuk yang berada di SMK pertanian. b. Melakukan wawancara mengenai analisis kebutuhan buku tentang pupuk di

SMK Pertanian dan petani.

(47)

d. Membuat perencanaan tentang produk buku yang akan dikembangkan.

(48)

2. Tahap Desain

Pada tahap desain terdapat empat hal yang harus dilaksanakan, yaitu: a. Merancang konsep pengembangan buku tentang Pupuk.

b. Menentukan program komputer yang akan digunakan untuk membuat desain buku.

c. Mengumpulkan buku-buku referensi yang akan digunakan sebagai bahan untuk menyusun buku.

d. Menentukan materi yang akan ditulis dan draft buku. 3. Tahap Pengembangan

Pada tahap pengembangan terdapat enam hal yang dilakukan, yaitu: a. Menyusun buku sesuai dengan konsep yang telah dirancang.

b. Meminta saran atau masukan dari segi materi dan kebenaran konsep mengenai kimia Pupuk pada dosen pembimbing untuk merevisi produk yang dihasilkan (revisi I).

c. Meminta saran atau masukan kepada sembilan orang peer reviewer untuk merevisi produk yang dihasilkan (revisi II).

d. Meminta saran atau masukan dari segi materi, kebenaran konsep dan media pada dosen kimia sebagai ahli materi dan ahli media untuk merevisi produk yang dihasilkan (revisi III).

e. Membuat instrumen penilaian untuk menentukan kualitas produk yang dikembangkan.

(49)

4. Tahap Implementasi Terbatas

Pada tahap ini, yang dilakukan adalah meminta lima orang siswa SMK Pertanian sebagai reviewer untuk memberikan tanggapan terhadap kualitas buku yang disusun menggunakan instrumen penilaian yang telah divalidasi.

5. Tahap Evaluasi Terbatas

Pada tahap ini, yang dilakukan adalah:

a. Meminta tujuh orang reviewer untuk menilai buku yang dihasilkan menggunakan instrumen penilaian yang telah divalidasi.

b. Menganalisis data yang diperoleh untuk menentukan kualitas buku yang telah dikembangkan.

c. Menyempurnakan produksi akhir setelah memperoleh masukan dari reviewer.

C. Penilaian Produk 1. Subjek Penilaian

Subjek penilaian produk dalam penelitian pegembangan ini adalah sebagai berikut:

a. Penilaian Tahap I

(50)

b. Penilaian Tahap II

Produk ditinjau oleh sembilan peer reviewer untuk revisi tahap II. Produk ditinjau oleh peer reviewer ditekankan pada koreksi ejaan, tampilan produk, dan keterbacaan. Selanjutnya produk ditinjau dan dikaji oleh ahli materi dan ahli media untuk revisi tahap III. Pada penilaian tahap kedua diperoleh hasil berupa saran dan masukan yang digunakan sebagai bahan pertimbangan untuk menyempurnakan produk sebelum dinilai oleh reviewer pada penilaian tahap ketiga.

c. Penilaian Tahap III

Produk buku mengenai pupuk dinilai oleh tujuh orang guru dan lima siswa SMK Pertanian sebagai reviewer. Penilaian dilihat dari kriteria kelayakan lingkup materi, penyajian materi, bahasa, dan grafika. Hasil yang diperoleh berupa data kualitatif (kategori kualitas) sesuai dengan kriteria penilaian ideal. Data ini kemudian dikonversikan menjadi data kuantitatif berupa skor akhir sesuai tabel aturan pemberian skor. Selain mendapatkan data hasil penilaian, peneliti juga memperoleh saran dan masukan dari reviewer untuk revisi tahap IV yang menghasilkan produk akhir yang dapat digunakan oleh siswa SMK Pertanian dan masyarakat tani.

2. Objek Penilaian

(51)

3. Jenis Data

Sesuai dengan tujuan penelitian pengembangan ini, maka terdapat dua jenis data yang diperoleh, yaitu:

a. Data tentang penyusunan dan pengembangan produk, berdasarkan tinjauan dan masukan dari dosen pembimbing, ahli media, ahli materi, dan peer reviewer serta tujuh guru dan lima siswa SMK pertanian sebagai reviewer.

b. Data tentang kualitas produk berdasarkan penilaian reviewer yang meliputi kelayakan lingkup materi, penyajian materi, bahasa dan kegrafikaan, menggunakan instrumen yang telah divalidasi.

4. Intrumen Penelitian dan Pengumpulan Data a. Instrumen Penelitian

(52)

Selain itu, juga disusun instrumen yang digunakan untuk memvalidasi produk yang dikembangan. Instrumen ini diperuntukkan bagi validator yang berperan sebagai ahli materi dan ahli media (Lampiran B.1).

Tabel 5. Kisi-Kisi Instrumen Penilaian Oleh Guru. No Aspek Jumlah Butir Kriteria I Lingkup Materi 5

II Penyajian Materi 8

III Bahasa 7

IV Kegrafikaan 5

Jumlah 25

Tabel 6. Kisi-Kisi Instrumen Penilaian Oleh Siswa. No Aspek Jumlah Butir Kriteria I Penyajian Materi 6

II Bahasa 5

III Kegrafikaan 4

Jumlah 15

b. Pengumpulan Data

Data proses pengembangan produk diperoleh dari seorang ahli materi, seorang ahli media, 9 orang peer reviewer, dan 7 orang guru dan 5 orang siswa SMK Pertanian sebagai reviewer. Data dikumpulkan dari masukan yang dituliskan pada tabel masukan yang disediakan.

Tabel 7. Format Tabel Masukan Reviewer

(53)

D. Teknik Analisis Data

Data yang diperoleh dalam penelitian ini terbagi menjadi dua, yaitu data proses pengembangan dan data kualitas produk.

1. Data Proses Pengembangan Produk

Data proses pengembangan adalah data deskriptif berupa tinjauan dan masukkan dari dosen pembimbing, ahli materi, ahli media, dan lima orang mahasiswa Pendidikan Kimia, dua orang mahasiswa Pendidikan Biologi, serta dua orang mahasiswa Agroteknologi sebagai peer reviewer. Data ini digunakan untuk mendukung dasar perbaikan produk.

2. Data Kualitas Produk

Data kualitas produk diperoleh berdasarkan penilaian reviewer. Berikut ini merupakan langkah-langkah yang dilakukan untuk menentukan kualitas produk:

a. Mengubah data yang diperoleh dari reviewer menjadi skor dengan ketentuan seperti pada Tabel 8.

Tabel 8. Ketentuan Pemberian Skor Kriteria Skor Sangat Baik (SB) 5

Baik (B) 4

Cukup (C) 3

Kurang (K) 2

(54)

b. Menghitung skor rata-rata dari setiap komponen yang dinilai dengan menggunakan rumus �̅ = Ʃ �

Keterangan:

�̅ = nilai rata-rata

Ʃx = nilai total masing-masing penilaian n = jumlah penilai

c. Mengkonversi nilai rata-rata tiap aspek yang diperoleh menjadi tingkat kelayakan produk secara kualitatif dengan pedoman penilaian ideal seperti pada Tabel 9 (Widoyoko, 2009:238):

Tabel 9. Kriteria Kategori Penilaian Ideal

No Rentang Skor (i) Kategori

1 X̅ > X̅i + 1,8 SBi Sangat Baik (SB)

2 X̅i + 0,6 SBi < X̅≤ X̅i + 1,8 SBi Baik (B)

3 X̅i - 0,6 SBi < X̅≤ X̅i + 0,6 SBi Cukup (C)

4 X̅i – 1,8 SBi < X̅≤ X̅i – 0,6 SBi Kurang (K)

5 X̅≤ X̅i - 1,8 SBi Sangat Kurang (SK)

Keterangan:

X̅i = skor rata-rata ideal

SBi = rata-rata ideal

X̅i = (skor tertinggi ideal + skor terendah ideal)

SBi = ( )( ) (skor tertinggi ideal - skor terendah ideal)

(55)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Pengembangan Produk

Hasil pengembangan produk dipaparkan dalam 3 bagian, yaitu pengembangan produk awal, penyempurnaan produk, dan analisis hasil tinjauan respon pengguna. Pengembangan produk awal merupakan hasil pengembangan produk yang divalidasi logis oleh dosen pembimbing dan telah dilakukan revisi tahap I. Penyempurnaan produk adalah produk yang telah diuji keterbacaannya oleh peer reviewer dan telah divalidasi oleh ahli media dan ahli materi. Analisis hasil tinjauan respon pengguna merupakan produk akhir yang telah dinilai kualitasnya oleh reviewer.

1. Pengembangan Produk Awal a. Pengumpulan Data Kualitatif

(56)

Berdasarkan hasil wawancara diperoleh data sebagai berikut, yaitu:

1) Belum terdapatnya buku kimia khusus untuk program studi keahlian APT, program studi keahlian TPHP dan program studi keahlian Perkebunan Tanaman.

2) Sumber belajar siswa yang digunakan berupa modul yang disusun sendiri oleh guru, buku-buku universitas, dan buku-buku dari pemerintah.

3) Guru mengembangkan sendiri materi pembelajaran karena buku-buku universitas terlalu luas materinya, sedangkan buku-buku kejuruan dari pemerintah terlalu sempit materinya.

Berdasarkan permasalahan-permasalahan sumber belajar yang terdapat di SMK Pertanian maka perlu disusun suatu buku yang sesuai dengan kebutuhan di SMK Pertanian. Materi adaptif pembelajaran kimia di SMK Pertanian diintegrasikan dengan materi kimia produktif, yaitu Pupuk. Pengetahuan mengenai pupuk merupakan materi yang dasar dari setiap program studi keahlian di SMK Pertanian, khususnya untuk budidaya tanaman.

b. Analisis Data Kualitatif

Berdasarkan permasalahan yang diperoleh, peneliti mengembangkan buku

yang diberi judul “Pupuk”. Materi pembelajaran mengenai pupuk merupakan

(57)

pada materi pembelajaran pupuk yang terdapat di SMK Negeri 1 Pandak. Pembelajaran mengenai pupuk yang terdapat di SMK Negeri 1 Pandak, meliputi: 1) Jenis-jenis pupuk organik dan pupuk anorganik.

2) Kandungan unsur hara pada pupuk. 3) Jenis-jenis unsur hara tanaman. 4) Peran unsur hara dalam pupuk.

5) Gejala-gejala tanaman kekurangan unsur hara. 6) Kebutuhan pupuk.

7) Prinsip dan metode pemupukan.

c. Perancangan Konsep Produk

(58)

d. Penyusunan Draft Produk

Penyusunan draft produk terdiri dari beberapa langkah, yaitu pengumpulan sumber referensi, penggunaan aplikasi yang digunakan dalam pengembangan produk, dan hasil produk awal. Pertama-tama peneliti memilih buku universitas, jurnal penelitian, dan buku sejenis yang dapat membantu pengembangan produk. Setelah itu, peneliti memilih aplikasi yang digunakan dalam pengembangan produk. Aplikasi tersebut digunakan untuk mendesain produk agar tampilannya menarik. Aplikasi yang digunakan dalam proses pengembangan adalah Microsoft Office Word, Adobe Reader, CorelDraw X7, Adobe Photoshop CS6 dan Paint Tool.

Pupuk

Mengenal Pupuk Jenis Pupuk dan Cara Pemupukan

(59)

e. Hasil Pengembangan Produk Awal

Berdasarkan perancangan konsep produk, peneliti mengembangkan produk yang terdiri dari 120 halaman yang terbagi dalam beberapa bagian. Secara umum, buku ini terbagi menjadi sembilan bagian, yaitu kata pengantar, daftar isi, daftar tabel, daftar gambar, isi buku, glosarium, indeks, daftar pustaka, dan sumber gambar.

2. Hasil Penyempurnaan Produk

Produk awal buku pengayaan kimia pupuk untuk SMK Pertanian yang telah divalidasi logis oleh dosen pembimbing, kemudian diuji keterbacaannya kepada sembilan peer reviewer. Peer reviewer terdiri dari 5 mahasiswa Pendidikan Kimia FMIPA UNY yang melakukan penelitian pengembangan untuk mengoreksi bidang kimia yang terdapat dalam buku, 2 mahasiswa Pendidikan Biologi FMIPA UNY untuk mengoreksi bidang biologi yang terdapat dalam buku, dan 2 mahasiswa Agrotektonologi Fakultas Pertanian Universitas Negeri Jember untuk mengoreksi bidang pertanian yang terdapat dalam buku. Setelah mengalami revisi Tahap II, kemudian produk divalidasi oleh 1 dosen Pendidikan Kimia FMIPA UNY sebagai ahli media dan 1 dosen Pendidikan Kimia FMIPA UNY sebagai ahli materi.

Berikut ini adalah masukan-masukan yang diperoleh dari peer reviewer, ahli media dan ahli materi.

a. Masukan Peer reviewer

(60)

1) Perbaiki typografi dan kalimat yang terdapat dalam buku, kelengkapan masukan dari peer reviewer terdapat pada Lampiran B.2.

2) Perbaiki kata hubung dan perbaiki konsistensi penulisan. 3) Perbaiki kualitas gambar.

4) Tambahkan di glosarium beberapa kata penting/istilah yang belum tertulis. Berikut ini merupakan masukan dari peer reviewer yang tidak digunakan dalam pengembangan produk.

1) Judul buku diubah menjadi Pupuk untuk SMK Pertanian dan Umum, hal ini

tidak dilakukan karena judul buku “Pupuk” saja sudah memberitahukan bahwa

buku ini termasuk buku pengayaan untuk umum.

2) Tambahkan mikroorganisme pengurai di setiap bioaktivator, hal ini tidak dilakukan karena sudah jelas bahwa di dalam bioaktivator yang dijelaskan dalam buku sudah terdapat mikroorganisme yang terkandung.

3) Pupuk kandang diganti pupuk kotoran hewan, hal ini tidak dilakukan karena secara umum masyarakat mengenal pupuk kotoran hewan sebagai pupuk kandang.

4) Menuakan warna pada desain buku, pada reaksi kimia, dan pada sub bab, hal ini tidak dilakukan karena warna yang telah diberikan sudah sesuai.

5) Tambahkan peta konsep mengenai isi buku, hal ini tidak dilakukan karena sudah diberi bagan singkat mengenai isi buku.

(61)

b. Ahli Media

Berikut ini merupakan masukan dari ahli media yang digunakan dalam pengembangan produk.

1) Perbaiki tulisan KCl pada cover buku. 2) Perbaiki bagan kerja di dalam produk.

3) Sebaiknya gambar, tabel, persamaan kimia dan persamaan matematika diracu dalam buku.

c. Ahli Materi

Berikut ini merupakan ringkasan masukan dari ahli materi yang digunakan dalam pengembangan produk.

1) Tambahkan sumber gambar pada setiap gambar.

2) Perbaiki typografi serta kalimat dalam buku, dan beri penjelasan singkat pada istilah-istilah yang belum jelas, adapun kelengkapan masukan dari ahli materi terdapat pada Lampiran B.2.

3) Fasa persamaan reaksi dibuat menjadi italic.

(62)

3. Analisis Hasil Tinjauan Pengguna

Analisis hasil tinjauan respon pengguna, dilakukan terhadap data yang diperoleh dari reviewer. Reviewer adalah 7 orang guru SMK Pertanian dan 5 orang siswa program studi keahlian APT di SMK Negeri 1 Pandak. Guru sebagai reviewer melakukan penilaian 4 aspek kualitas produk berdasarkan instrumen yang disusun, sedangkan siswa sebagai reviewer melakukan penilaian 3 aspek kualitas produk berdasarkan instrumen yang disusun. Data hasil penilaian berupa nilai kualitatif dan masukan. Berikut ini merupakan masukan yang diperoleh dari reviewer dan digunakan sebagai pertimbangan revisi produk.

a. Menambahkan materi mengenai pupuk Ammonium Sulfat (ZA).

b. Memperbaiki kata dan kalimat yang salah di dalam buku (Lampiran B2). c. Menambahkan beberapa konsep baru yang penting dalam buku.

d. Memperbaiki pengertian beberapa istilah di glosarium.

Berikut ini merupakan masukan reviwer yang tidak digunakan dalam revisi produk. a. Penambahan materi pupuk nitrofoska, hal ini tidak dilakukan karena di dalam

buku sudah dijelaskan mengenai pupuk nitrofoska (NPK).

b. Menambahkan indikator, tujuan, dan evaluasi belajar pada setiap bab, hal ini tidak dilakukan karena bukan termasuk karakteristik dari buku pengayaan.

(63)

a. Hasil Analisis Penilaian Guru

Guru menilai 4 aspek, yaitu: lingkup materi, penyajian materi, bahasa dan kegrafikaan. Data tersebut kemudian dianalisis, sehingga diperoleh skor rerata setiap aspek dan dikonversi menjadi kriteria kualitatif. Penjabaran hasil penilaian kualitas buku ini dapat dilihat pada Tabel 10.

Tabel 10. Hasil Penilaian Buku Kimia Pupuk oleh 7 Orang Guru SMK Pertanian Sebagai Reviewer.

No Aspek Skor Rerata Rentang Skor Kategori 1 Lingkup Materi 21,57 X̅ > 21 SB sebagaia reviewer, diperoleh skor rerata keseluruhan aspek adalah 109,43. Skor tersebut lebih tinggi dibanding skor minimum kategori sangat baik yaitu 105, sehingga kualitas buku ini secara keseluruhan berada pada kategori sangat baik (SB). Hasil penilaian setiap aspek oleh guru sebagai reviewer, adalah:

1) Aspek Lingkup Materi

(64)

Tabel 11. Kualitas Buku Kimia Pupuk dari Aspek Lingkup Materi menurut Guru

No Kriteria Skor Rata-rata

1 Materi/isi mengembangkan ilmu, kemandirian, kreativitas, dan keinovatifan.

4,57 2 Kedalaman dan keluasan materi/isi sesuai dengan

penjabaran Kompetensi Inti (KI) dan Kompetensi Dasar (KD).

4,14

3 Materi/isi sesuai dengan kebenaran konsep ilmu pengetahuan dan berhubungan dengan lingkungan.

4,43 4 Materi/isi sesuai dengan kondisi mutakhir, bersifat faktual,

dan akurat.

4,00 5 Materi/isi membahas pupuk yang banyak digunakan di

Indonesia yang relevan dan akurat.

4,43

Jumlah Skor Rata-rata 21,57

Rentang Skor Menurut Kriteria Penilaian Ideal �̅ > 21

Kategori Kualitas Sangat Baik

(65)

Kriteria yang mendapat skor terendah adalah kriteria 4 dengan skor rata-rata 4. Rendahnya skor rata-rata pada kriteria 4, menunjukkan bahwa materi belum bersifat faktual. Hal tersebut karena terdapat materi yang masih menggunakan data tahun 1994, contohnya pada Bab 1 buku Kimia Pupuk tentang fungsi unsur hara makro dan mikro masih mengacu pada tahun 1994. Kriteria 3 dan 5 memperoleh skor rata-rata 4,43, sedangkan kriteria 2 memperoleh skor rata-rata 4,14. Hal tersebut menunjukkan bahwa lingkup materi mengenai konsep dan pupuk yang digunakan sudah sesuai dengan pembelajaran di SMK Pertanian. Grafik perolehan skor rata-rata hasil penilaian kualitas buku ini yang ditinjau dari aspek lingkup materi dapat dilihat pada Gambar 3.

2) Aspek Penyajian Materi

Aspek penyajian materi terdiri dari 8 butir kriteria yang direview oleh guru. Data hasil review untuk aspek penyajian materi dapat dilihat pada Tabel 12.

(66)

Tabel 12. Kualitas Buku Kimia Pupuk dari Aspek Penyajian Materi menurut Guru

No Kriteria Skor Rata-rata

6 Penyajian materi dilakukan secara logis dan sistematis. 4,14 7 Penyajian materi/isi dilakukan secara komunikatif dan

mudah dipahami.

4,00 8 Penyajian materi/isi disertai dengan ilustrasi gambar. 4,57 9 Penyajian materi/isi mengembangkan sikap

kewirausahaan.

4,57 10 Penyajian materi/isi mengembangkan sikap peduli

lingkungan dan peduli sosial.

4,43 11 Penyajian materi/isi mengembangan sumber daya

manusia, mengembangkan kekayaan sumber daya alam, mengembangkan sikap dan nilai keberagaman, dan peduli lingkungan.

4,43

12 Penyajian materi/isi mendorong motivasi untuk membaca, mengumpulkan informasi, mencari buku pengayaan sejenis, dan belajar materi kimia.

4,43

13 Penyajian materi/isi mendorong motivasi untuk memecahkan masalah, mencoba hal positif, dan melakukan kerja kreatif.

4,29

Jumlah Skor Rata-rata 34,86

Rentang Skor Menurut Kriteria Penilaian Ideal �̅ > 33,6

Kategori Kualitas Sangat Baik

Berdasarkan Tabel 12, aspek penyajian materi memiliki skor rata-rata 34,86. Hasil tersebut lebih besar dari skor minimum kategori sangat baik yaitu 33,6, sehingga kualitasnya buku ini sangat baik (SB) ditinjau dari aspek penyajian materi sesuai kriteria penilaian ideal.

(67)

sesuai dengan konsep. Hal tersebut dapat mempermudah pembaca dalam memahami konsep materi yang disajikan. Selain itu, di dalam buku ini telah disajikan cara peracikan pupuk NPK sendiri, pembuatan pupuk, dan pembuatan bioaktivator, sehingga materi yang disajikan dapat mengembangkan sikap kewirausahan pembacanya.

(68)

3) Aspek Bahasa

Aspek bahasa terdiri dari 7 butir kriteria yang direview oleh 7 orang guru SMK Pertanian. Data hasil review untuk aspek penyajian materi dapat dilihat pada Tabel 13. Berdasarkan Tabel 13, aspek bahasa memiliki skor rata-rata 30,57. Hasil tersebut lebih besar dari skor minimum kategori sangat baik yaitu 29,4, sehingga kualitasnya buku ini sangat baik (SB) ditinjau dari aspek bahasa sesuai kriteria penilaian ideal.

Berdasarkan penilaian yang diberikan oleh 7 orang guru SMK pertanian, kriteria yang memperoleh skor rata-rata tertinggi adalah kriteria 19 dengan skor rata-rata 4,71. Hal tersebut menunjukkan kekontrasan warna pada sampul buku bagian depan dan belakang telah sesuai dan menarik. Hal tersebut karena sampul depan dan belakang buku sudah mencerminkan isi buku sehingga menarik pembaca.

(69)

Tabel 13. Kualitas Buku Kimia Pupuk dari Aspek Bahasa oleh Guru

No Kriteria Skor Rata-rata

14 Bahasa yang digunakan proposional, efektif dan menarik. 4,14 15 Bahasa yang digunakan mudah dipahami, tidak ambigu dan

jelas.

4,00 16 Bahasa yang digunakan komunikatif, interaktif dan lugas. 4,29 17 Kosa kata, kalimat dan paragraf yang digunakan sesuai 19 Kulit buku bagian depan, punggung, dan belakang serasi,

menarik, dan memiliki kekontras warna yang cukup.

4,71 20 Judul bab, sub judul, angka halaman, ilustrasi, keterangan

gambar, sumber gambar disusun secara lengkap, jelas dan tepat.

4,57

Jumlah Skor Rata-rata 30,57

Rentang Skor Menurut Kriteria Penilaian Ideal �̅ > 29,4

Kategori Kualitas Sangat Baik

Kriteria yang memperoleh skor rata-rata terendah adalah kriteria 15 dengan skor rata-rata 4,00. Hal itu karena dalam penyusunan buku ini disusun dengan sudut pandang kimia sehingga pembaca yang mayoritas merupakan pembaca buku pertanian kesulitan dalam mempelajari konsep kimia yang diberikan. Selain itu dalam penyusunan buku ini, peneliti tidak menemukan buku sejenis yang disusun dari sudut pandang kimia. Hal tersebutlah yang membuat kriteria 15 memperoleh skor rendah.

Gambar

Tabel 2. Aspek Penilaian Buku Pengayaan Pangetahuan.
Tabel 3. Fungsi Unsur Hara Makro dalam Pertumbuhan Tanaman.
Tabel 4. Fungsi Unsur Hara Mikro dalam Pertumbuhan Tanaman.
Gambar 1. Prosedur Pengembangan
+7

Referensi

Dokumen terkait

4.4 Model Pengembangan Proses Pembelajaran Nilai Catur Gatra melalui Mata Pelajaran

Hal tersebut menunjukkan bahwa penerapan model pembelajaran PBL dalam proses belajar mengajar 74% sesuai dengan konsep dari ketentuan di dalam pelaksaan PBL, dan (3) Alternatif

Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) media pembelajaran sangat valid menurut pakar dengan persentase 86,60%, (2) media pembelajaran dikategorikan praktis

Model prosedural merupakan rangkaian tahapan dalam proses pengembangan model pembelajaran berbasis inkuiri-transaksional, merupakan kombinasi dari dua model yaitu model R&amp;D

Berdasarkan hasil akhir dari penelitian yang telah dilakukan sesuai dengan alur model ADDIE dengan pendekatan konstruktivisme dengan subjek yang diteliti yaitu guru dan

Menurut kriteria penilaian dari Mustaji persentasi yang didapat termasuk dalam kategori “sangat baik, tidak perlu direvisi” (81%-100%). Adanya komentar/saran/masukan

Schargel (1994: 6-7) menyebutkan beberapa fungsi dari penerapan prinsip-prinsip dalam TQM, yaitu: (1) memberikan peta arah suatu perubahan sekolah, (2) membantu

Model prosedural merupakan rangkaian tahapan dalam proses pengembangan model pembelajaran berbasis inkuiri-transaksional, merupakan kombinasi dari dua model yaitu model R&amp;D