• Tidak ada hasil yang ditemukan

A. Motivasi Belajar

1. Motivasi

Motivasi berasal dari kata motif yang berarti segala sesuatu yang mendorong seseorang untuk bertindak atau melakukan sesuatu. Seperti yang dikatakan Sartain dalam bukunya psychology Understanding of Human Hehavior : motif adalah suatu penyataan yang kompleks dalam suatu organisme yang mengarahkan tingkah laku atau perbuatan ke suatu tujuan atau perangsang (Purwanto, 1984:64).

Pengertian motif tidak dapat dipisahkan dari kebutuhan. Seseorang atau suatu organisme yang berbuat atau melakukan sesuatu, sedikit banyaknya memilih kebutuhan di dalam dirinya atau ada sesuatu yang hendak dicapainya. Dalam pelajaran tentang motivasi kadang-kadang kebutuhan itu diberi arti yang khusus. Sartain menggunakan istilah kebutuhan hanya sebagai suatu istilah yang menunjuk pada suatu kekurangan tertentu di dalam suatu organisme.

2. Motivasi Belajar

Motivasi belajar diartikan sebagai daya pendorong atau perangsang yang merangsang siswa untuk mau dan ingin melakukan kegiatan belajar baik di sekolah maupun di rumah sehingga tercapai prestasi yang memuaskan.

Dalam soal belajar, motivasi itu sangat penting. Motivasi adalah syarat mutlak untuk belajar. Di sekolah seringkali terdapat anak yang malas, tidak menyenangkan, suka membolos dan sebagainya. Hal demikian dapat berarti bahwa guru tidak berhasil memberikan motivasi yang tepat untuk mendorong agar ia belajar dengan segenap tenaga dan pikirannya.

Menurut Winkel (1996 : 27-28) motivasi belajar dapat dikelompokkan menjadi dua bentuk, yaitu :

a. Motivasi ekstrinsik yaitu bentuk motivasi yang di dalamnya aktivitas belajar dimulai dan diteruskan berdasarkan suatu dorongan yang tidak secara mutlak berkaitan dengan aktivitas belajar. Yang tergolong dalam motivasi ekstrinsik adalah belajar demi memperoleh pujian dari orang lain, belajar demi tuntutan yang akan diraih, belajar demi meningkatkan gengsi sosial dan belajar demi memperoleh hadiah material yang telah dijanjikan.

b. Motivasi intrinsik yaitu bentuk motivasi yang di dalamnya aktivitas belajar dimulai dan diteruskan berdasarkan suatu dorongan yang secara mutlak berkaitan dengan aktivitas belajar. Siswa yang mempunyai motivasi intrinsik akan terlihat dari ketekunannya untuk mengerjakan tugas-tugas belajar, keuletannya dalam memecahkan kesulitan dalam belajar dan senang mencari atau memecahkan soal-soal dalam buku pelajaran.

B. Minat

Persoalan motivasi dapat juga dikaitkan dengan persoalan minat. Minat diartikan sebagai suatu kondisi yang terjadi apabila seseorang melihat ciri-ciri atau arti sementara situasi yang dihubungkan dengan keinginan-keinginan atau kebutuhan- kebutuhannya sendiri. Oleh karena itu apa yang dilihat seseorang sudah tentu akan membangkitkan minatnya sejauh apa yang dilihat itu mempunyai hubungan dengan kepentingannya sendiri. Hal ini menunjukkan bahwa minat merupakan kecenderungan jiwa seseorang (biasa disertai dengan perasaan senang), karena merasa memiliki kepentingan dengan sesuatu itu.

Menurut Bernard, minat timbul tidak secara tiba-tiba atau spontan, melainkan timbul akibat dari partisipasi, pengalaman, kebiasaan pada waktu belajar atau bekerja.

Jadi jelas bahwa soal minat akan selalu berkaitan dengan soal kebutuhan atau keinginan. Oleh karena itu, hal yang penting adalah bagaimana menciptakan kondisi tertentu agar mahasiswa itu selalu butuh dan ingin terus belajar (Sardiman, 1986 :76).

C. Prestasi Belajar

1. Prestasi

Arti kata prestasi adalah hasil yang diperoleh karena adanya aktivitas belajar yang telah dilakukan. Karena itu prestasi belajar merupakan hal yang tidak dapat dipisahkan dari kegiatan belajar, karena kegiatan belajar merupakan proses, sedangkan prestasi merupakan hasil dari proses belajar.

2. Belajar

Sebagai landasan penguraian mengenai apa yang dimaksud dengan belajar, terlebih dahulu akan dikemukakan beberapa definisi belajar beberapa tokoh sebagaimana dirangkum oleh Muhhibbin Syah dalam bukunya ”Psikologi Belajar” adalah sebagai berikut :

a. Skinner, seperti yang dikutip Barlow (1985) dalam bukunya Educational

Psychology: The Teaching Learning Process, berpendapat bahwa belajar adalah suatu proses adaptasi (penyesuaian tingkah laku) yang berlangsung secara progresif. Skinner percaya bahwa proses adaptasi tersebut akan mendatangkan hasil yang optimal apabila ia diberi penguat (reinforcer).

b. Chaplin (1972) dalam Dictionary of Psychology membatasi belajar dengan dua macam rumusan yaitu: pertama, belajar adalah perolehan perubahan tingkah laku yang relatif menetap sebagai akibat latihan dan pengalaman. Kedua, belajar adalah proses memperoleh respon-respon sebagai akibat adanya latihan khusus.

c. Hintzman (1978) dalam bukunya The Psychologyof Learning and memory

organisme, manusia atau hewan, disebabkan oleh pengalaman yang dapat mempengaruhi tingkah laku organisme tersebut.

d. Reber (1989) dalam kamusnya, Dictionary of psychology membatasi belajar

menjadi dua macam definisi. Pertama, belajar adalah proses memperoleh pengetahuan. Kedua, belajar adalah suatu perubahan kemampuan bereaksi yang relatif langgeng sebagai hasil latihan yang diperkuat.

Dari definisi-definisi di atas, dapat dikemukakan adanya beberapa elemen yang penting yang mencirikan pengertian tentang belajar,yaitu bahwa:

a. Belajar merupakan suatu perubahan dalam tingkah laku, di mana perubahan itu

dapat mengarah kepada tingkah laku yang lebih baik, tetapi juga ada kemungkinan mengarah kepada tingkah laku yang lebih buruk.

b. Belajar merupakan suatu perubahan yang terjadi melalui latihan atau pengalaman; dalam arti perubahan-perubahan yang di sebabkan oleh pertumbuhan atau kematangan tidak dianggap sebagai hasil belajar;seperti perubahan-perubahan yang terjadi pada diri seorang bayi.

Belajar pada manusia merupakan suatu aktivitas mental atau psikis, yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan, yang menghasilkan perubahan- perubahan dalam pengetahuan, pemahaman, ketrampilan dan nilai sikap. Perubahan itu bersifat secara relatif konstan dan berbekas.

3. Prestasi belajar

Atas dasar pengertian prestasi dan belajar di atas, maka dapat diambil kesimpulan bahwa prestasi belajar adalah tingkah laku seseorang dari hasil aktualisasi diri yang dilakukan secara sadar dan nyata untuk menuju ke perkembangan pribadi seutuhnya. Prestasi belajar siswa dapat dinyatakan dalam

bentuk angka, huruf, maupun simbol dan pada periode-periode tertentu, misalnya caturwulan atau semesteran.

Prestasi belajar mahasiswa dipengaruhi oleh dua faktor yaitu faktor yang berasal dari dalam diri (internal) dan faktor yang berasal dari luar diri (eksternal), adapun faktor-faktor tersebut adalah :

a. Faktor internal yang meliputi :

1) Faktor jasmaniah (fisiologis) baik yang bersifat bawaan maupun yang diperoleh, misalnya mahasiswa mempunyai kelemahan dalam menghitung atau mengingat materi pelajaran.

2) Faktor psikologis baik yang bersifat bawaan maupun yang diperoleh. Yang termasuk dalam faktor psikologis adalah faktor intelektif yaitu kecerdasan dan bakat serta faktor kecakapan nyata dan non intelektif yaitu unsur-unsur kepribadian tertentu meliputi sikap, kebiasaan, minat, motivasi, emosi dan penyesuaian diri.

3) Faktor kematangan fisik dan psikis b. Faktor eksternal yang meliputi :

1)Faktor sosial yang terdiri dari lingkungan keluarga, lingkungan sekolah, lingkungan masyarakat dan lingkungan kelompok.

2)Faktor budaya yang terdiri atas adat istiadat, ilmu pengetahuan dan teknologi. 3)Faktor lingkungan fisik seperti fasilitas-fasilitas belajar

4)Faktor lingkungan keagamaan atau spiritual.

D. Metode Mengajar

Metode berasal dari bahasa Yunani, metha (melalui atau melewati) dan hodos (jalan atau cara). Jadi, metode berarti jalan atau cara yang harus dilalui untuk mencapai tujuan tertentu. Mengajar adalah menyajikan atau menyampaikan bahan

pelajaran oleh seorang kepada orang lain agar orang lain itu menerima, menguasai dan mengembangkan bahan itu. Jadi, metode mengajar adalah suatu cara yang berfungsi sebagai alat yang digunakan dalam menyajikan bahan pelajaran untuk mencapai tujuan pengajaran (Ulihbukit, dkk. 1979 : 5). Makin baik metode itu, makin efektif pula pencapaian tujuan. Sebuah metode dapat disebut baik diperlukan patokan yang bersumber dari beberapa faktor. Faktor utama yang menentukan adalah tujuan yang akan dicapai.

Khusus mengenai metode mengajar di dalam kelas selain dari faktor tujuan, faktor murid, faktor situasi dan faktor dosen ikut menentukan efektif tidaknya sebuah metode. Dengan memiliki pengertian secara umum mengenai sifat berbagai metode, seorang dosen akan lebih mudah menetapkan metode manakah yang paling serasi untuk situasi dan kondisi pengajaran yang khusus.

Ada berbagai metode mengajar karena dipengaruhi oleh banyak faktor, misalnya :

1) Tujuan yang berbagai-bagai jenis dan fungsinya.

2) Anak didik yang berbagai-bagai tingkat kematangannya. 3) Situasi yang berbagai-bagai keadaannya.

4) Fasilitas yang berbagai kualitas dan kuantitasnya.

5) Pribadi dosen serta kemampuan profesionalnya yang berbeda-beda.

Karena itu, sulit untuk memberikan satu klasifikasi yang jelas mengenai setiap metode yang pernah dikenal di dalam pengajaran. Setiap usaha klasifikasi adalah arbitrer sifatnya. Lebih sulit lagi untuk menggolong-golongkan metode-metode itu di dalam nilai dan efektifitasnya, sebab metode yang ”kurang baik” di tangan seorang dosen dapat menjadi metode yang ”baik sekali” di tangan dosen yang lain, dan

metode yang baik akan gagal di tangan dosen yang lain yang tidak menguasai teknik pelaksanaannya.(Surakhmad, 1979 : 76).

Namun demikian, ada sifat-sifat umum yang terdapat pada metode yang satu yang tidak terdapat pada metode yang lain. Dengan mencari ciri-ciri umum itu, menjadi mungkinlah untuk mengadakan klasifikasi yang lebih jelas mengenai jenis- jenis metode yang lazim dan praktis untuk dilaksanakan. Atas dasar itu, metode dapat digolongkan secara umum (ditinjau dari faktor dosen) :

1) Metode mengajar secara individual. 2) Metode mengajar secara berkelompok.

Atau dapat pula dibuat pembagian yang lain (ditinjau dari faktor mahasiswa) : 1) Metode mengajar terhadap individu.

2) Metode mengajar terhadap kelompok.

Di dalam kenyataannya, banyak faktor yang menyebabkan tidak selalu dapat dipergunakan metode yang dianggap paling sesuai dengan tujuan, situasi, dan lain- lain. Dosen seringkali terpaksa mempergunakan metode ”pilihan kedua” dan metode ”pilihan ketiga”. Yang penting diperhatikan oleh dosen dalam keadaan demikian ialah batas-batas kebaikan dan kelemahan metode yang dipergunakannya, untuk dapat merumuskan kesimpulan mengenai hasil evaluasi usahannya itu.

E. Macam-macam Metode Mengajar 1. Metode Ceramah (Lecturing Method)

Metode ceramah yang dalam bahasa Inggris disebut dengan istilah lecturing method atau telling-method ialah suatu cara lisan penyajian bahan pelajaran yang dilakukan oleh seseorang (guru) kepada orang lain (pelajar atau mahasiswa) untuk mencapai tujuan pengajaran. Istilah lecturing berasal dari bahasa Yunani legere yang berarti to teach (mengajar). Dari kata legere

ditimbulkan kata lecture yang artinya memberi kuliah dengan kata-kata atau memberi kuliah dengan penuturan. Dari kata lecture ditimbulkan atau dimunculkan lagi kata lecturing yaitu cara penyajian bahan dengan lisan. Istilah telling berasal dari kata to tell yang artinya menyatakan sesuatu kepada orang lain, selanjutnya berarti menyajikan keterangan-keterangan kepada orang lain agar ia mengerti apa yang disajikan itu.

Yang dimaksud dengan ceramah ialah penerangan secara lisan oleh guru terhadap kelas. Dalam pelaksanaan ceramah untuk menjelaskan uraiannya, guru dapat menggunakan alat-alat pembantu seperti gambar-gambar. Tetapi metode utama berhubungan guru dengan siswa adalah berbicara.

Kebaikan-kebaikan atau keuntungan-keuntungan dengan menggunakan Metode Ceramah antara lain adalah :

a. Ketertiban kelas mudah dijaga atau dengan perkataan lain guru mudah

menguasai kelas.

b. Organisasi kelas sederhana, ini berarti bahwa guru berdiri di depan atau di tengah sambil menyajikan bahan sedangkan pelajar atau mahasiswa duduk atau berdiri mendengarkan sambil mencatat isi pelajaran yang menurutnya penting.

c. Menghemat waktu maupun modal lainnya karena dalam waktu terbatas guru

dapat memberikan bahan yang banyak terhadap pelajar/ mahasiswa yang berjumlah banyak.

d. Melatih pelajar/mahasiswa untuk menggunakan pendengarannya dengan baik

serta menangkap dan menyimpulkan isi ceramah dengan cepat dan tepat dalam waktu singkat.

Kelemahan-kelemahan atau segi negatif apabila digunakan Metode Ceramah, antara lain adalah sebagai berikut :

a. Apabila ditinjau dari prinsip belajar, maka metode ini agak bertentangan dengan prinsip belajar (dengan metode ini hanya alat tertentu yang aktif yaitu terutama alat pendengaran dan pikiran).

b. Apabila ditinjau dari azas demokrasi maka metode ceramah kurang

memungkinkan pelajar/mahasiswa untuk mengemukakan pendapat- pendapatnya yang mana ini mungkin mengakibatkan tertekannya inisiatif dan daya kreasi.

c. Metode ceramah tidak akan menghasilkan pembentukan pribadi secara

harmonis

d. Ditinjau dari azas-azas didaktik, maka metode ceramah kurang

memungkinkan terlaksananya anjuran-anjuran yang baik dari azas-azas didaktik (misalnya anjuran-anjuran dari azas peragaan atau azas kooperasi di mana peragaan langsung tidak/kurang terlaksana atau kerjasama antar pelajar/mahasiswa tidak juga terlaksana).

e. Kesalahan tafsir terhadap istilah tertentu misalnya genting dapat ditafsirkan atap rumah atau zaman berbahaya atau keadaan bahaya.

Usaha-usaha apa sajakah yang dapat ditempuh untuk menghindari kelemahan-kelemahan atau menanggulangi kelemahan-kelemahan metode ceramah ? Ada bermacam-macam usulan yang dapat ditempuh diantaranya adalah:

a. Gunakan alat peraga pada waktu berceramah, baik langsung maupun tidak

langsung.

b. Jelaskanlah istilah-istilah yang kiranya sukar atau dapat ditafsirkan lain.

c. Berceramahlah dengan gaya yang menarik serta gunakanlah bahasa yang mudah ditangkap.

d. Selingilah penggunaan Metode Ceramah ini dengan metode lain misalnya

Metode Demonstrasi dan Eksperimen, Metode Diskusi, Metode Sosiodrama. e. Buatlah sistematika ceramah dan adakanlah penilaian dengan cukup.

2. Metode Melatih (Drill)

Metode melatih yang juga disebut metode drill atau metode Training adalah suatu cara yang baik untuk menanamkan kebiasaan tertentu. Dalam melatih murid- muridnya guru harus berhati-hati karena hasil sesuatu latihan biasanya akan tertanam dan kemudian menjadi kebiasaan. Selain untuk menanamkan kebiasaan, metode ini juga dapat menambah kecepatan, ketepatan, kesempurnaan dalam melakukan.sesuatu serta dapat pula dipakai sebagai suatu cara mengulangi bahan yang telah disajikan.

Kelemahan-Kelemahan latihan siap : a. Menghambat bakat dan inisiatif siswa

Mengajar dengan metode drill, berarti minat dan inisiatif (makarsa) siswa dianggap sebagai gangguan dalam belajar atau dianggap tidak layak dan kemudian dikesampingkan. Para siswa dibawa kepada konformatis dan diarahkan menjadi uniformisitas.

b. Menimbulkan penyesuaian secara statis kepada lingkungan

Perkembangan inisiatif didalam menghadapi situasi-situasi baru dimatikan. Di dalam menghadapi situasi baru atau masalah baru pelajar menyelesaikan persoalan dengan cara yang statis. Hal ini bertentangan dengan prinsip belajar dimana siswa seharusnya mereorganisasi kembali pengetahuan dan pengalamannya sesuai dengan situasi baru yang mereka hadapi.

c. Membentuk kebiasaan yang kaku.

Dengan metode latihan siap siswa belajar secara mekanis. Dalam memberikan respon terhadap suatu stimulus siswa dibiasakan secara otomatis. Kecakapan siswa dalam memberikam respon suatu stimulus dilakukan secara otomatis tanpa menggunakan intelegensi.

d. Menimbulkan verbalisme

Setelah mengejarkan bahan pelajaran kepada siswa berulangkali, guru mengadakan ulangan. Apalagi jika menghadapi ujian, siswa dilatih menghafalkan pertanyaan-pertanyaan (soal-soal). Mereka harus mengetahui dan menghafalkan jawaban-jawaban atas pertanyaan-pertanyaan tertentu. Siswa harus dapat menjawab soal-soal secara otomatis, karena itu maka proses belajar yang lebih realistis menjadi terdesak, dan sebagai gantinya timbullah respon- respon yang melulu bersifat verbalistis.

3. Metode Tanya Jawab (Questioning atau Question Answer Period)

Tanya jawab sebagai suatu metode adalah cara lisan menyajikan bahan untuk mencapai tujuan pengajaran. Alat pokok yang digunakan dengan menggunakan Metode Tanya Jawab adalah pertanyaan lisan yang datangnya dari dua pihak atau lebih. Ini berarti bahwa pertanyaan dapat datang dari pihak guru dan dapat datang dari pihak pelajar. Tetapi kadang-kadang pertanyaan sudah tertera dalam buku bacaan atau buku pelajaran.

Metode tanya jawab sebagai suatu cara menyajikan bahan harus digunakan bersama-sama dengan metode lain misalnya metode ceramah, metode kerja kelompok, metode demonstasi dan eksperimen, metode drill. Metode ini wajar penggunaannya apabila guru ingin mengetahui penguasaan pelajar terhadap bahan yang telah disajikannya. Selain dari situasi di atas metode tanya jawab wajar pula

digunakan untuk menyelingi pembicaraan-pembicaraan (ceramah) dalam rangka menyemangati pelajar (supaya tidak terjadi penyimpangan perhatian). Kecuali situasi-situasi di muka. Metode tanya jawab baik juga digunakan untuk memimpin pengamatan para pelajar.

Dalam situasi yang bagaimanakah metode tanya jawab kurang wajar penggunaannya? Metode tanya jawab kurang tepat digunakan apabila tanya-jawab kepada sejumlah pelajar dimaksudkan untuk menilai kemajuan kelas. Demikian pula apabila guru hanya memberi giliran kepada pelajar-pelajar tertentu saja.

Baik dan buruknya metode tanya jawab

Kebaikannya :

a. Sambutan kelas. Tanya jawab dapat memperoleh sambutan yang lebih aktif bila

dibandingkan dengan hasil metode ceramah.

b. Memberi kesempatan kerja siswa untuk mengemukakan hal-hal yang belum jelas

atau belum dimengerti, sehingga guru dapat menjelaskan kembali.

c. Mengetahui perbedaan pendapat antara siswa dan guru, dan akan membawa ke

arah suatu diskusi. Keburukannya :

Tanya jawab bisa menimbulkan penyimpangan dari pokok persoalan. Lebih- lebih jika siswa memberi jawaban atau memajukan pertanyaan yang dapat menimbulkan beberapa masalah baru dan kemudiaan menyimpang dari pokok persoalan atau menimbulkan pokok pembicaraan baru.

4. Metode Diskusi

Diskusi adalah percakapan ilmiah yang berisi pertukaran pendapat, pemunculan ide-ide serta pengujian pendapat yang dilakukan oleh beberapa orang yang tergabung dalam kelompok untuk mencari/memperoleh kcbenaran. Metode

diskusi adalah suatu cara penyajian bahan pelajaran dengan menugaskan pelajar atau kelompok pelajar melaksanakan percakapan ilmiah untuk mencari kebenaran dalam rangka mewujudkan tujuan pengajaran.

Diskusi sebagai suatu metode mengajar belum umum digunakan oleh guru- guru. Belum biasanya metode ini digunakan antara lain disebabkan :

a. Masih banyak guru yang belum mengerti apa metode diskusi itu ? Apabila guru

sudah mengerti, maka belum tentu ia cekatan mempergunakan metode ini sebab guru yang akan menggunakannya harus cekatan mencari persoalan yang didiskusikan dan cekatan pula mengendalikannya supaya tidak berlarut-larut.

b.Para guru belum seluruhnya mengetahui manfaat metode diskusi.

c. Guru khawatir kalau-kalau pelajar menjadi ribut, menurut kemauannya sendiri, yang mana ini akan mengacaukan suasana kelas

d.Adakalanya filsafat pendidikan dari negara/lembaga tertentu tidak-sesuai dengan dasar metode diskusi. Metode ini amat baik untuk menimbulkan dan membina sikap dan tindakan yang demokratis, hingga metode ini tidak tepat digunakan dalam negara-negara yang bukan berasaskan demokrasi.

e. Metode ini memerlukan waktu yang banyak padahal jam-jam pelajaran amat terbatas.

Kebaikan-kebaikannya antara lain sebagai berikut :

a. Metode ini dapat berfungsi mengulangi bahan pelajaran yang telah disajikan dan dapat pula mengintegrasikan mata pelajaran-mata pelajaran. Terintegrasikannya mata pelajaran-mata pelajaran itu karena dalam mendiskusikan sesuatu, sesuatu itu tentu berhubungan dengan sesuatu yang lain. misalnya mendiskusikan soal "Manfaat gunung berapi", pengetahuan ilmu bumi berintegrasi dengan pengetahuan bahasa, pengetahuan ekonomi, pengetahuan tehnik dan sebagainya.

b.Metode diskusi dapat menumbuhkan dan memperkembangkan sikap dan cara berpikir ilmiah.

c. Metode diskusi dapat membina bahasa para pelajar. Pelajar yang berdiskusi

dituntut mengemukakan pendapat-pendapatnya (bahasa aktif) disatu pihak, dan di lain pihak ia dituntut pula untuk dapat mengerti pendapat pelajar lain (bahasa pasif).

d.Pada suatu pihak metode ini dapat memperkecil atau menghilangkan rasa

malu/takut, dan pada pihak lain dapat menumbuhkan serta memupuk keberanian pelajar.

e. Metode ini dapat pula memupuk kerjasama, toleransi dan rasa sosial.

5. Metode Prileksi ( Prelection Method )

Metode Prileksi adalah suatu cara menyajikan bahan pelajaran dengan menggunakan bahasa lisan, menyuruh pelajar mendiskusikan, menganalisa, membanding-bandingkan dan akhirnya menarik kesimpulan dari apa yang disajikan untuk mencapai tujuan pengajaran.

Kebaikannya metode ini antara lain : pelajar dan guru sama-sama aktif. Pelajar aktif dalam mendengarkan, menangkap isi pelajaran, menganalisa, mendiskusikan dan akhirnya menarik kesimpulan-kesimpulan tertentu. Mengajar dengan metode ini juga menimbulkan serta membina kompetisi yang sehat pada pelajar-pelajar.

Lain daripada itu pertautan antara aspek-aspek dari bahan pelajaran tetap terjaga yang mana ini berarti pula bahwa bahan pelajaran sering diulangi. Kebaikan lainnya dari metode ini adalah bahwa ia amat baik digunakan dalam menyajikan ilmu-ilmu sosial misalnya sejarah, kewargaan negara, bahasa (khususnya tentang prosa dan puisi).

Kelemahan yang terutama dari ini adalah banyaknya waktu yang digunakan (sekalipun bahan pelajaran jumlahnya sedikit) serta pengetahuan dan kecekatan yang banyak dituntut dari guru baik dalam mempersiapkan maupun dalam menyajikan bahan pelajaran.

6. Metode Demonstrasi dan Eksperimen

Mendemonstrasikan sesuatu sama artinya dengan mempertunjukkan atau memperlihatkan sesuatu. Yang diperlihatkan itu ada kalanya benda konkrit, tiruan, tetapi ada kalanya pula suatu proses. Proses adalah peristiwa-peristiwa yang terjadi yang menuju atau mengarah kepada penghancuran dan atau pembentukan sesuatu.

Metode Demonstrasi dan Eksperimen adalah suatu cara menyajikan bahan pelajaran dengan memperlihatkan atau mempertunjukkan sesuatu proses dan hasil dari proses itu untuk mencapai tujuan pengajaran. Metode ini amat baik digunakan untuk mencari jawaban atas pertanyaan : Bagaimana cara membuatnya ? Apa akibatnya apabila faktor tertentu dipenuhi atau tidak dipenuhi ? Bagaimana dapat diketahui kebenarannya ? Bagaimana cara bekerjanya ?

Metode ini sebenarnya terdiri dari Metode Demonstrasi dan Metode Eksperimen. Kedua metode ini dapat dipakai secara terpisah, tetapi pada umumnya digunakan bersama-sama sebab apa yang dicobakan atau dieksperimenkan biasanya langsung dipertunjukkan dan sebaliknya apa yang didemonstrasikan biasanya adalah apa yang dicobakan.

Kebaikan-kebaikan dan kelemahan-kelemahan apakah yang dapat dicapai dan dihadapi apabila Metode Demonstrasi dan Eksperimen-dipakai dalam mengajar ? Dalam melaksanakan demonstrasi dan eksperimen tertentu, guru dan pelajar sama- sama aktif sebab demonstrasi dan eksperimen itu dilaksanakan oleh guru dan pelajar. Melalui demonstrasi dan eksperimen, pelajar dapat mengetahui dengan jelas (baik

Dokumen terkait