• Tidak ada hasil yang ditemukan

Dalam bab ini dibahas kajian teori yang berkaitan dengan masalah

penelitian. Topik-topik bab ini yaitu hakikat bimbingan dan konseling, bimbingan belajar, dan program bimbingan belajar di SMP Santo Paulus Jakarta.

A. Hakikat Bimbingan dan Konseling 1. Pengertian Bimbingan

Menurut kamus bahasa Inggris bimbingan atau “guidance” berasal dari

suku kata guide yang diartikan menunjukkan jalan memimpin, menuntun,

memberi petunjuk, mengatur, mengarahkan, memberikan nasehat. Seiringan waktu kata bimbingan mulai populer di lembaga pendidikan khususnya di sekolah. Pelayanan kegiatan bimbingan ini, biasanya dilakukan oleh seorang tenaga yang disebut dengan guru pembimbing dimana tugas seorang guru pembimbing adalah bertanggung jawab, dan memiliki wewenang untuk menyusun program bimbingan dan melaksanakannya. Oleh karena itu sebelum menyusun program bimbingan, seorang guru pembimbing dituntut untuk terlebih dahulu mengetahui dan memahami pengertian dari bimbingan itu sendiri, agar membantu dalam melaksanakan tugas-tugasnya sebagai seorang guru pembimbing. Adapun beberapa pengertian bimbingan antara lain sebagai berikut:

Bimbingan menurut Sukardi (dalam Rahman 1996:13) adalah proses bantuan yang diberikan kepada siswa agar ia mampu mengembangkan potensi yang dimiliki, mengenali diri sendiri dan mengatasi persoalan-persoalan, sehingga ia mampu menentukan jalan hidupnya secara bertanggungjawab tanpa tergantung pada orang lain.

Menurut Gunarsa dan Gunarsa (1981:23) bimbingan adalah bantuan yang diberikan kepada siswa, agar kelak siswa mampu memperkembangkan potensi-potensi yang dimiliki dalam dirinya, agar diharapkan siswa berusaha mengatasi persoalan-persoalan sehingga dapat menentukan sendiri jalan hidupnya, secara bertanggung jawab tanpa harus bergantung pada orang lain.

Wijaya (1988:90) menyatakan bahwa bimbingan adalah proses untuk membantu siswa yang dilakukan secara terus-menerus supaya siswa dapat memahami dirinya, sehingga ia sanggup mengarahkan diri dan dapat bertindak wajar, sesuai dengan tuntutan dan keadaan lingkungan sekolah, keluarga dan masyarakat.

Stone & Shertzer (Winkel, 1997:29) menjelaskan”Guidance in the

process of helping individual to understand themselves and their world” artinya bimbingan adalah proses membantu individu-individu untuk mengerti atau memahami diri sendiri dan dunianya.

Jadi, kegiatan bimbingan merupakan proses pemberian bantuan yang terus-menerus secara sistimatis kepada siswa dalam memecahkan masalah yang dihadapinya serta memfokuskan pada perkembangan siswa melalui proses tahap demi tahap, menuju kearah yang lebih baik, sehingga kelak

siswa mampu memahami dirinya, menerima dirinya, yang mencakup antara lain sikap, sifat, dan watak. Selain itu bimbingan membantu siswa untuk merealisasikan dirinya sesuai dengan potensi atau kemampuannya dalam mencapai penyesuaian diri dimanapun ia berada baik itu di keluarga, sekolah dan masyarakat.

2.Prinsip-prinsip Bimbingan

Prinsip-prinsip bimbingan dalam hal ini ialah hal-hal yang dapat menjadi pegangan didalam proses bimbingan. Seperti halnya didalam memberikan pengertian mengenai bimbingan, maka didalam mengemukakan prinsip-prinsip bimbingan ini masing-masing ahli mempunyai sudut pandang sendiri-sendiri untuk meletakkan titik berat permasalahannya. Untuk ini baiklah penulis kemukakan beberapa pendapat dari para ahli. Menurut Farwell dan Peters (Wijaya,1988:95) prinsip-prinsip bimbingan ialah:

a) Bimbingan berdasarkan atas hak seseorang untuk mendapat bantuan

pribadi pada waktu dia memerlukannya.

b)Bimbingan memusatkan perhatian pada siswa; tugasnya

mengembangkan individu siswa secara optimal sebagai pribadi yang utuh.

c) Bimbingan merupakan suatu proses pendidikan yang kontinu dan

berurutan.Oleh karena itu bimbingan adalah suatu bagian yang integral dalam pendidikan dan bimbingan bukan sekedar tambahan saja.

d)Bimbingan harus menghormati hak setiap siswa atas pertolongan dan pelayanan yang diselenggarakan oleh bimbingan.

e) Program bimbingan harus selalu dievaluasi secara ilmiah dalam segi

keefektifannya.

Van Hoose ( Prayitno, 1994:218) prinsip-prinsip bimbingan ialah:

a) Bimbingan didasarkan pada keyakinan bahwa dalam diri tiap anak

terkandung kebaikan-kebaikan; setiap pribadi mempunyai potensi dan pendidikan hendaklah mampu membantu anak memanfaatkan potensinya itu.

b) Bimbingan didasarkan pada ide bahwa setiap anak adalah unik yaitu

seseorang anak berbeda dari yang lain.

c) Bimbingan merupakan bantuan kepada anak-anak dan pemuda dalam

pertumbahan dan perkembangan mereka menjadi pribadi-pribadi yang sehat.

d) Bimbingan merupakan usaha membantu mereka yang

memerlukannya untuk mencapai apa yang menjadi idaman masyarakat dan kehidupan umumnya.

e) Bimbingan adalah pelayanan, unik yang dilaksanakan oleh tenaga

ahli dengan latihan-latihan khusus, dan untuk melaksanakan pelayanan bimbingan minat pribadi khusus pula.

Sedangkan menurut Haditon (Ahmadi 1977:39) prinsip-prinsip bimbingan ialah:

a) Bimbingan dimaksudkan untuk anak-anak, orang dewasa dan orang-orang yang sudah tua.

b) Usaha-usaha bimbingan dalam prinsipnya harus menyuluruh kepada

semua orang, karena semua orang tentu mempunyai masalah-masalahnya yang butuh pertolongan.

c) Semua guru di sekolah seharusnya menjadi seorang pembimbing,

karena semua murid membutuhkan bimbingan.

3. Bidang-bidang Bimbingan dan Konseling

Kegiatan bimbingan dan konseling memiliki 4 (empat) bidang

bimbingan, yang meliputi: bidang bimbingan pribadi, bidang bimbingan sosial, bidang bimbingan karier, dan bidang bimbingan belajar. Penjelasan ke empat bidang bimbingan adalah sebagai berikut:

1. Bidang Bimbingan Pribadi

Rahman (2003:39) menjelaskan bahwa bimbingan pribadi adalah bimbingan yang diberikan kepada siswa untuk menemukan dan mengembangkan pribadinya, sehingga menjadi pribadi yang mantap dan mandiri, serta mampu mengoptimalkan potensi yang dimiliki seperti: taat pada agamanya, mempunyai kesadaran baik terhadap bakat dan minat, pemahaman akan potensi diri, kemampuan dalam hal pengambilan keputusan dan adanya kesadaran akan hidup sehat, kreatif, produktif, dinamis, serta mempunyai pola hidup baik, pola pikir yang sehat dan

berkualitas, serta mampu mengatasi pengeloloaan emosi yang dimikikinya dengan baik.

2. Bidang Bimbingan Sosial

Mappire (1984:258) menegaskan bahwa bimbingan sosial menekankan lebih pada pelayanan masalah-masalah sosial yang dihadapi oleh siswa-siswi, seperti permasalahan dan hubungan relasi atara siswa dan anggota kelompok lainnya, baik itu kelompok primer maupun skunder, serta hubungan denga lawan jenis, teman kelompok belajar, teman kelas, teman bermain, para guru serta lingkungan sosial siswa di luar sekolah baik itu dengan orang tua dan saudara.

3. Bidang Bimbingan Karier

Natawidjaja (Gani, 1985:10) bimbingan karier adalah proses

membantu seseorang, utnuk mengerti dan menerima gambaran tentang diri pribadinya dan gambaran tentang dunia kerja diluar dirinya agar ia dapat: memilih bidang pekerjaan yang sesuai, serta mampu menyiapkan diri dan memasuki dunia bidang kerja, dan mampu membina, mengelola karier dengan baik.

4. Bidang Bimbingan Belajar

Nurihsan dan Sudianto (2004:12) menjelaskan bimbingan belajar

adalah membantu siswa untuk menghadapi memecahkan masalah-masalah belajar seperti pengenalan kurikulum, pemilihan jurusan, cara belajar dan perencanaan pendidikan lanjutan. Sementara tujuan dari bimbingan belajar

adalah membantu siswa dalam memecahkan persoalan berhubungan dengan masalah belajarnya.

B. Bimbingan Belajar

1. Definisi Bimbingan Belajar

Menurut Mandalika dan Mulyadi ( dalam Depdikbud 1995:4)

Bimbingan belajar adalah bimbingan dalam hal menemukan cara belajar yang tepat, dalam memilih program studi sesuai, dan dalam mengatasi kesukaran-kesukaran yang timbul berkaitan dengan tuntutan-tuntutan belajar disuatu institusi pendidikan.

Menurut Prayitno dan Amti (1994:279)

Bimbingan belajar adalah salah satu bentuk bimbingan yang diselenggarakan di sekolah. Pengalaman-pengalaman menunjukan bahwa kegagalan-kegagalan yang dialami siswa dalam belajar tidak selalu disebabkan oleh kebodohan atau rendahnya intelegensi, seringkali kegagalan itu terjadi disebabkan mereka tidak mendapat layanan bimbingan yang memadai.

Berdasarkan rumusan di atas dapat ditemukan unsur-unsur penting sebagai berikut:

a. Bimbingan belajar merupakan salah satu bagian dari empat bidang

b. Bimbingan belajar merupakan bantuan kepada siswa untuk mengenal, memahami, mengembangkan dan memanfaatkan potensi diri siswa baik fisik maupun psikis.

c. Bantuan kepada siswa agar mempunyai sikap dan kebiasaan belajar yang

baik, termasuk cara belajar yang tepat atau cara mengatasi kesulitan belajar.

2. Fungsi Bimbingan Belajar

Penyelenggaran kegiatan bimbingan di sekolah diharapkan mampu mencapai tujuan yang optimal, agar kegiatan yang optimal ini dapat membantu demi perkembangan siswa ke arah yang lebih baik.Oleh karena itu sebaiknya guru pembimbing mengetahui fungsi atau manfaat bimbingan bagi siswa. Beberapa fungsi bimbingan belajar menurut Ahmadi ( 1991: 98) adalah:

1) Membantu individu siswa untuk memperoleh gambaran yang objektif dan

jelas tentang potensi, watak,minat,sikap, dan kebiasaannya agar dapat menghindari diri dari hal-hal yang tidak diinginkan.

2) Membantu siswa untuk mendapat pendidikan yang sesuai dengan

kebutuhan, bakat, minat dan membantu siswa untuk menentukan cara yang efektif dan efisien dalam menyelesaikan bidang pendidikan yang telah dipilihnya agar tercapai hasil yang diharapkan.

3) Membantu siswa untuk memperoleh gambaran yang jelas tentang

agar ia dapat melakukan pilihan yang tepat di antara lapangan pekerjaan tersebut.

Fungsi bimbingan belajar menurut Prayitno (1976:47) adalah:

1) Fungsi untuk mengungkapkan potensi, bakat, kemampuan dan minat

anak.

2) Fungsi untuk mengarahkan dan kemajuan pertumbuhan dan

perkembangan anak sesuai dengan potensi, bakat, kemampuan dan minat anak.

3) Fungsi untuk mencegah anak dari gangguan terhadap kelancaran

pertumbuhan dan perkembangan.

4) Fungsi untuk mengatasi masalah yang dihadapi oleh anak.

5) Fungsi untuk pemberian informasi pada anak.

Sedangkan penjelasan fungsi bimbingan menurut Nurihsan dan Sudianto (2004:14) mencakup beberapa hal antara lain adalah:

1) Fungsi pemahaman, yaitu fungsi bimbingan mengenai pemahaman oleh

pihak-pihak tertentu yang berkenaan pada pribadi siswa, yang bertujuan mencapai kepentingan pengembangan siswa.

2) Fungsi penyaluran, yaitu fungsi bimbingan untuk membantu siswa dalam

hal memilih mengenai pilihan jurusan yang ada di sekolah kelak ia tamat dari sekolah, baik itu jenis sekolah dan lapangan pekerjaan yang sesuai dengan minat dan bakat.

3) Fumgsi adaptasi, yaitu membantu petugas-petugas di sekolah, khususnya

kemampuan dan kebutuhan para peserta, guru pembimbing, konselor, yang bertujuan dapat membantu guru utnuk memperlakukan siswa secara tepat, baik dalam hal mengelola dan memilih materi pelayanan yang tepat, atau dalam mengadaptasikan bahan pelajaran pada kecepatan dan kemampuan yang siswa miliki.

4) Fungsi penyesuaian, yaitu fungsi bimbingan untuk membantu siswa

memperoleh penyesuaian pribadi dan memperoleh kemajuan dalam perkembangan secara optimal.

Senada dengan penuturan di atas Wijaya (1988:94) menegaskan bahwa

fungsi bimbingan adalah sebagai berikut:

1) Fungsi penyaluran yaitu pemberian bantuan kepada siswa dalam

pemilihan program kegiatan kurikulum seperti ekstrakulikuler, dan pemilihan jurusan pada siswa yang ingin melanjutkan sekolah.

2) Fungsi pengadaptasian yaitu pemberian kepada staf sekolah kepada

guru dalam pengadaptasian program pengajaran yang bertujuan pengembangan siswa.

3) Fungsi penyesuaian yaitu pemberian bantuan kepada siswa agar dapat

menyelaraskan diri dengan lingkungannya dan memperoleh kemajuan secara optimal dalam perkembangan.

Tidak jauh beda dengan kedua pendapat di atas, buku Dasar Kurikulum Bimbangan dan Konseling menjelaskan bahwa pelayanan bimbingan dan konseling mengandung sejumlah fungsi yaitu:

1) Fungsi pemahaman yaitu dihasilkan pemahaman tentang sesuatu oleh pihak tertentu sesuai dengan keperluan pengembangan siswa yang meliputi pemahaman diri siswa dan lingkungannya

2) Fungsi pencegahan yaitu tercegahnya siswa dari berbagai

permasalahan yang akan menghambat perkembangannya.

3) Fungasi perbaikan yaitu terpecahkannya permasalahan yang dialami

siswa.

4) Fungsi pemeliharaan dan pengembangan yaitu terpeliharanya dan

perkembangan berbagai potensi dan kondisi poset secara mantap dan berkesinambungan (Depdikbud 1995:3).

3. Tujuan Bimbingan Belajar

`Kegiatan bimbingan belajar akan efektif jikalau pengertian, prinsip,

fungsi dan tujuan saling berhubungan erat satu dengan yang lain. Bimbingan belajar bertujuan membantu siswa dalam pengembangan diri sehingga siswa diharapkan mampu mengatasi masalah yang dihadapinya. Oleh karena itu, penting bagi siswa sebelumnya untuk mengetahui arti, prinsip, fungsi dan tujuan awal kegiatan bimbingan belajar.

Tujuan bimbingan belajar terdiri dari tujuan umum bimbingan dan tujuan khusus bimbingan. Secara umum tujuan bimbingan belajar adalah tercapainya penyesuaian akademis siswa sehingga dapat mengembangkan potensinya secara optimal. Secara khusus, tujuan bimbingan belajar agar

siswa dapat mengenal, memahami, menerima mengarahkan dan mengaktualisasikan potensi secara optimal.

Setelah diketahui pengertian bimbingan belajar, prinsip, fungsi maka tujuan bimbingan belajar adalah:

Menurut Depdikbud (Mandalika dan Mulyadi,1995:9) tujuan

bimbingan belajar sebagai berikut:

a. Pengembangan sikap dan kebiasaan belajar yang baik dalam mencari

informasi dari berbagai sumber, dalam bersikap kepada guru, dan staf yang terkait mengerjakan tugas, dan mengembangkan keterampilan serta dalam menjalani program penilaian, dan perbaikan.

b. Menumbuhkan disiplin belajar dan berlatih, baik secara mandiri

maupun berkelompok.

c. Mengembangkan penguasaan materi program belajar di SMP

d. Mengembangkan pemahaman dan pemanfaatan kondisi fisik, sosial

dan budaya di lingkungan sekolah atau alam sekitar untuk mengembangkan pengetahuan, keterampilan dan pengembangan pribadi.

Menurut Ahmadi (1991 : 105) tujuan bimbingan belajar adalah :

1) Mencarikan cara-cara belajar yang efisien dan efektif bagi seorang

anak kelompok anak.

2) Menunjukkan cara-cara mempelajari sesuai dan menggunakan buku

3) Membuat tugas sekolah dan mempersiapkan diri dalam ulangan dan ujian.

4) Menunjukkan cara-cara menghadapi kesulitan dalam bidang studi

tertentu.

5) Menentukan pembagian waktu dan perencanaan jadwal belajar.

Sedangkan menurut Wijaya (1988:94) tujuan bimbingan adalah membantu siswa, agar ia dapat:

1) Mengenal dan memahami dirinya sendiri termasuk

kekuatan-kekuatan dan kelemahan-kelemahannya.

2) Mengenal dan memahami lingkungan-lingkungannya.

3) Mengambil keputusan untuk melangkah maju seoptimal mungkin 4) Menyesuaikan diri secara sehat terhadap lingkungannya.

5) Mencapai serta meningkatkan mentalnya.

Berdasarkan tujuan bimbingan belajar seperti yang telah dirincikan di atas maka dapat disimpulkan bahwa tujuan bimbingan belajar adalah:

a. Membantu siswa agar mengenal, mengembangkan dan memanfaatkan

potensi diri (keadaan, fisik, kecerdasan, bakat, minat dan motivasi)

b. Membantu siswa agar memiliki sikap kebiasaan belajar yang efektif

dan efesian. Sikap dan kebiasaan belajar yang efektif itu sebagai berikut:

1) Waktu semaksimal mungkin dalam belajar baik mandiri maupun kelompok.

2) Menguasai seluruh materi pelajaran serta menerapkan dalam

kehidupan.

c. Membantu siswa agar dapat menyesuaikan diri dengan suasana

sekolah, keluarga dan masyarakat untuk kepentingan belajarnya.

d. Membantu siswa agar mampu mengatasi kesulitan-kesulitan

belajarnya.

e. Membantu siswa agar memperoleh pengalaman belajar semaksimal

mungkin untuk masa depannya.

f. Membantu siswa agar mampu merencanakan tindak lanjut dari

kegiatan belajarnya.

Hal diatas pun serupa dengan penjelasan Ahmadi (1977:19-20) yang menyimpulkan bahwa tujuan bimbingan belajar adalah membantu siswa dalam hal:

1) Mendapat cara belajar yang efektif

2) Menentukan cara menggunakan buku-buku pelajaran

3) Mengatur pembagian waktu dan perencanaan belajar

4) Membantu mengatsai kesulitan dalam mata pelajaran tertentu

4. Bentuk-bentuk Bimbingan Belajar a. Bimbingan Individual

Pelaksanaan kegiatan bimbingan belajar siswa bisa dilakukan melalui bimbingan individu/perseorangan dan bimbingan kelompok. Sementara pengertian dari bimbingan individual menurut Winkel (2006:111) adalah bimbingan yang diberikan bilamana siswa yang dilayani hanya satu orang. Kegiatan bimbingan individual ini dilakukan oleh siswa dan guru pembimbing, dimana melalui kegiatan tersebut terjadi kegiatan tatap muka antara siswa dan guru, yang pada awalnya siswa dating kepada guru pembimbing dan siswa pun mulai mengungkapkan persoalan-persoalan yang dihadapinya.

b. Bimbingan Kelompok

Kegiatan bimbingan ini diberikan bilamana siswa yang dilayani lebih dari satu orang yang terdiri dari lima hingga tujuh orang, baik itu kelompok kecil, kelompok besar yang biasanya disebut bimbingan klasikal. Dimana jumlah siswa diperkirakan lebih banyak dan juga biasanya masalah yang dihadapinya lebih kompleks, seperti masalah belajar maupun masalah pergaulan, baik itu dengan teman belajar bersama, teman bermain, dan teman di luar lingkungan sekolah.

5. Muatan atau Isi Layanan Bimbingan Belajar

“Materi layanan pembelajaran dalam bimbingan belajar meliputi kegiatan pengembangan motivasi, sikap dan kebiasaan belajar yang baik, keterampilan belajar, program pengajaran perbaikan, dan program pengayaan” (Depdikbud dalam www.wikipedia.com, 2010).

a) Peningkatan Motivasi Belajar Siswa, antara lain dengan: 1) Memperjelas tujuan-tujuan belajar

2) Menyesuaikan pembelajaran dengan kemampuan, bakat, dan minat, 3) Menciptakan suasana pembelajaran yang matang, merangsang, dan

menyenagkan

4) Pemberian hadiah atau penguat

6) Menciptakan hubungan yang hangat dan dinamis antara guru dan siswa, serta antara siswa dan siswa

7) Menghindarkan siswa dari tekanan dan suasana yang tidak menentu (seperti suasana yang menakutkan, megecewakan, membingungkan, menjengkelkan)

8) Melengkapi sumber dan sarana belajar 9) Mempelajari hasil belajar yang diperoleh

b) Peningkatan Keterampilan Belajar, antara lain dengan : 1) Membuat catatan waktu guru mengajar

2) Membuat ringkasan dari bahan yang dibaca,

3) Membuat laporan (laporan peninjauan, diskusi, pelaksanaan kegiatan tertentu)

4) Mengembangkan cara menjawab atau memecahkan soal-soal ulangan atau ujian

5) Menyusun makalah 6) Membaca efektif

7) Berbahasa efektif (lesan dan tulisan) 8) Bertanya efektif

c) Pengembangan Sikap dan Kebiasaan Belajar yang Baik, antara lain untuk 1) Menemukan motif-motif yang tepat dalam belajar

2) Memelihara kondisi kesehatan

3) Mengatur waktu belajar baik di sekolah maupun di rumah: membuat jadwal belajar

4) Memilih tempat yang baik

5) Belajar dengan mengunakan sumber-sumber belajar yang kaya (seperti buku teks, kamus, dan berbagai referensi yang lain, bahan atau hasil percobaan atau penelitian)

6) Tidak segan-segan bertanya untuk hal-hal yang tidak diketahui (kepada guru, teman, dan siapapun juga)

7) Mengembangkan motifasi dan sikap positif terhadap semua materi yang dipelajari.

8) Pengajaran perbaikan (guru pembimbing bekerjasama dengan guru mata pelajaran/ guru praktik)

9) Program pengayaan (guru pembimbing bekerjasama dengan guru matapelajaran / guru praktik)

10) Pengembangan dan pemanfaatan lingkungan sekitar (lingkungan fisik, sosial, dan budaya) untuk belajar.

C. Program Bimbingan Belajar di SMP St.Paulus Jakarta

Program bimbingan dan konseling di SMP St. Paulus tahun ajaran 2009/2010 disusun oleh Koordinator BK dengan mengaju pada Kurikulum BK dan format KTSP. Program bimbingan dan konseling yang tersedia di SMP St. Paulus sudah menyediakan jam khusus untuk masuk kelas. Layanan bimbingan belajar di sekolah diselenggarakan pada setiap jam masuk kelas sesuai dengan program dan jadwal yang sudah dibuat.

Pelaksanaan bimbingan belajar di sekolah agar dapat berjalan dengan baik dan memberikan manfaat yang maksimal, maka perlu diperhatikan:

1. Teknik Pelaksanaan

a) Dengan cara klasikal, yaitu melayani siswa yang sama kebutuhannya,

tanpa perlu pemisahan.

b)Dengan cara kelompok, yaitu untuk melayani siswa yang sama

kebutuhannya, namun tidak sesuai untuk sebagian siswa, misalnya karena perbedaan kelamin, agama, usia dan sebagainya.

c) Dengan cara individual, yaitu pelayanan secara individual sesuai

dengan keadaan masalah dan karakteristiknya.

d)Dengan cara alih tangan, yaitu meminta bantuan pihak yang dipandang

lebih berwenang, misalnya guru mata pelajaran, psikolog, dokter dan sebagainya.

2. Waktu

Agar layanan bimbingan belajar dapat terlaksana secara efektif, maka kegiatannya memerlukan pengaturan waktu baik secara terjadwal ataupun tidak terjadwal. Pengaturan waktu layanan bimbingan belajar dilakukan dengan alternatif sebagai berikut:

a) Terpadu dengan waktu kegiatan mengajar

Cara ini digunakan untuk menyampaikan isi layanan bimbingan secara klasikal atau kelompok dengan seijin guru mata pelajaran dan kesepakatan de4ngan siswa.

b) Mengambil waktu di luar jam pelajaran tetapi pada hari-hari sekolah.

Pengaturan waktu seperti ini sesuai dengan kesepakatan guru mata pelajaran dengan siswa. Layanan ini berlaku baik untuk bimbingan individual maupun kelompok dalam menangani kasus-kasus.

3. Tempat Pelaksanaan

Kegiatan layanan bimbingan belajar memerlukan pengaturan tempat secara baik dan tepat. Kegiatan bimbingan belajar dapat dilaksanakan di ruang kelas atau ruang yang telah disiapkan khusus untuk keperluan bimbingan yang di sepakati bersama siswa.

Dalam pelaksanaan bimbingan belajar, selain siswa sendiri datang untuk berkonsultasi, guru pembimbing juga memanggil siswa yang betul-betul memerlukan bantuan pembimbing, karena siswa tersebut belum mengetahui bahwa dirinya mempunyai masalah ,baik masalah pribadi maupun masalah belajar.

4. Materi Layanan Bimbingan Belajar

Materi bimbingan belajar merupakan unsur penting dalam bimbingan, sebab dengan materi bimbingan yang tepat bimbingan belajar bisa berlangsung secara efektif. Materi bimbingan yang diberikan kepada siswa kelas VIII adalah:

a)Cara belajar efektif (keterampilan belajar)

b)Mengatur waktu dan perencanaan belajar

c)Mengatasi kesulitan dalam belajar

d)Cara menyiapkan diri menghadapi tes

e)Percaya diri

f)Bertanggung jawab

g)Bakat dan minat

h)Kenakalan remaja

5. Evaluasi Layanan Bimbingan Belajar

Dalam hubungan dengan bimbingan belajar, yang harus dinilai atau

dievaluasi adalah program bimbingan, materi bimbingan, proses pelaksanaannya dan manfaat bimbingan belajar bagi siswa itu sendiri. Evaluasi hendaknya juga menentukan seberapa jauh program bimbingan belajar itu berhasil dalam membantu siswa mengembangkan cita-cita hidupnya sesuai dengan minat, kebutuhan dan kemampuannya. Evaluasi ini dimaksudkan juga untuk menilai kemajuan kegiatan masing-masing kelompok, merencanakan tindak lanjut, mengadakan perubahan-perubahan dan merencanakan kegiatan baru.

27 BAB III

METODE PENELITIAN

Bab ini memuat beberapa hal yang berkaitan dengan metode penelitian, antara lain jenis penelitian, subyek penelitian, instrumen penelitian, dan teknik pengumpulan data.

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini termasuk penelitian deskriptif dengan metode survei. Furchan (2004:415-418) mengatakan penelitian deskriptif dengan metode survei dirancang untuk memperoleh informasi dengan mengumpulkan data yang relatif terbatas dari kasus-kasus yang relatif besar jumlahnya.

Penelitian deskriptif ini dimaksudkan untuk memperoleh gambaran tentang penilaian para siswa kelas VIII SMP St.Paulus Jakarta tahun ajaran 2009/2010 terhadap tingkat kebermanfaatan layanan bimbingan belajar dan sekaligus ingin mengidentifikasikan butir-butir kebermanfaatan layanan bimbingan dan konseling belajar yang belum maksimal dalam tingkat pencapaiannya.

Dokumen terkait