PENILAIAN PARA SISWA KELAS VIII SMP SANTO PAULUS JAKARTA TAHUN AJARAN 2009/2010 TERHADAP TINGKAT
KEBERMANFAATAN LAYANAN BIMBINGAN BELAJAR Skripsi
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Bimbingan dan Konseling
OLEH: Gertrudis Tutpai
NIM:061114023
PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA
i
PENILAIAN PARA SISWA KELAS VIII SMP SANTO PAULUS JAKARTA TAHUN AJARAN 2009/2010 TERHADAP TINGKAT
KEBERMANFAATAN LAYANAN BIMBINGAN BELAJAR Skripsi
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Bimbingan dan Konseling
OLEH: Gertrudis Tutpai
NIM:061114023
PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA
iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
Aku hidup, tetapi bukan lagi
aku sendiri yang hidup, melainkan
Kristus yang hidup di dalam aku.
(Gal 2: 20)
Skripsi ini kupersembahkan untuk:
Suster-suster Santo Paulus dari Chartres (SPC)
Distrik Indonesia
Pembaca yang terkasih
Semoga Skripsi ini memberikan sumbangan terbaik
v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.
Yogyakarta, 24 Januari 2011
Penulis,
vi
LEMBARAN PERNYATAAN PERSETUJUAN
PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma: Nama : Gertrudis Tutpai
Nomor Mahasiswa : 061114023
Dengan pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya saya yang berjudul :
PENILAIAN PARA SISWA KELAS VIII SMP SANTO PAULUS JAKARTA TAHUN AJARAN 2009/2010 TERHADAP TINGKAT KEBERMANFAATAN LAYANAN BIMBINGAN BELAJAR
Beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikan di Internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya. Yogyakarta, 24 Januari 2011
Yang menyatakan
vii ABSTRAK
PENILAIAN PARA SISWA KELAS VIII SMP SANTO PAULUS JAKARTA TAHUN 2009/2010 TERHADAP TINGKAT
KEBERMANFAATAN LAYANAN BIMBINGAN BELAJAR
Gertrudis Tutpai, 2011
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui: (1) tingkat kebermanfaatan layanan bimbingan belajar bagi para siswa kelas VIII SMP SANTO PAULUS Jakarta tahun ajaran 2009/2010, (2) mengidentifikasi butir-butir kebermanfaatan layanan bimbingan belajar mana yang belum tercapai pada diri para siswa kelas VIII SMP SANTO PAULUS Jakarta tahun ajaran 2009/2010. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif.
Instrumen penelitian yang dipakai adalah Kuesioner Penilaian para Siswa terhadap Tingkat Kebermanfaatan Layanan Bimbingan Belajar dengan jumlah item 53. Aspek-aspek penilaian para siswa terhadap kebermanfaatan layanan bimbingan belajar dalam skala ini adalah mendapatkan cara belajar yang efektif, mampu mengatur waktu dan perencanaan belajar, mampu mengatasi kesulitan dalam belajar, mampu mempersiapkan diri menghadapi dan mengikuti tes, mampu meningkatkan motivasi belajar, dan mampu meningkatkan ketrampilan belajar.Validitas instrumen diperiksa dengan analisis korelasi Pearson Product Moment guna pemeriksaan konsistensi internal item dengan menggunakan program SPSS. Penghitungan reliabilitas instrumen menggunakan program SPSS guna menghitung koefisien korelasi dengan teknik Pearson Product Moment, dan hasilnya dikoreksi dengan formula Spearman-Brown. Hasil perhitungan reliabilitas 0,88, kemudian dikonsultasikan ke kriteria Guilford dan disimpulkan masuk dalam kategori tinggi.
Subyek penelitian adalah para siswa kelas VIII SMP SANTO PAULUS Jakarta tahun ajaran 2009/2010 yang meliputi kelas VIIIA 35 siswa, VIIIB 36 siswa dan VIIIC 34 siswa.
viii ABSTRACT
EIGHT GRADERS OF SMP SANTO PAULUS YEAR 2009/2010 JAKARTA STUDENTS EVALUATION TOWARDS THE GRADE FUNCTION OF
COURSES SERVICE
Gertrudis Tutpai, 2011
This research is aimed to know : (1) The grade function of courses sevice for Eight graders in SMP Santo Paulus Jakarta on 2009/2010, (2) identify the function items of courses service that are not yet accomplished on the eight graders of SMP Santo Paulus Jakarta students in the year of 2009/2010. This is a descriptive research. The research instrument that I used was Evaluation Questionnaire to the Students toward the beneficial level of learning guidance service by 53 items listed on it. The students’ aspects of judgment relied on the ability to find the effective learning methods, the ability to arrange the time and learning plan, the ability to overcome the learning difficulties, the ability to have a self-preparation joining and doing the test, and the ability to increase learning skills. The instruments validity is checked by using the Pearson Product Moment correlation analysis in order to check the consistency of internal items by using SPSS program. The Reliability Calculation Instruments uses SPSS program in order to count correlation coefficient by using the Pearson Product Moment technique, and the results were corrected with the Spearman-Brown form. The reliability counting result that is 0,88, was then consulted to the Guilford criterion and concluded as a high-category.
The research subjects were the eight graders of SMP Santo Paulus Jakarta students in the year of 2009/2010 that covered 35 students of class VIIIA, 36 students of class VIIIB, and 34 students of class VIIIC.
ix
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kepada Tuhan sumber segala kasih atas penyertaan dan bimbingan-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
Skripsi ini berjudul “Penilaian para Siswa Kelas VIII SMP SANTO PAULUS Jakarta Tahun Ajaran 2009/2010 Terhadap Tingkat Kebermanfaatan Layanan Bimbingan Belajar”. Penyusunan skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Bimbingan dan Konseling Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
Penulisan dan penyusunan skripsi ini dapat terlaksana berkat bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak yang telah bersedia membantu dan selalu memberi semangat kepada penulis selama proses penyelesaian skripsi ini. Dengan tulus disampaikan ucapan terima kasih kepada:
1. Dr. Gendon Barus, M.Si. Sebagai Dosen pembimbing yang telah banyak menyediakan waktu, tenaga dan pikiran untuk membimbing serta memotivasi penulis dalam proses penulisan skripsi ini sampai selesai.
x
3. Br. Y. Triyono, S.J, S.S., M.S. Dosen Pembimbing Akademik yang telah memberikan pengetahun dan mendukung selama ini yang berguna bagi penulis.
4. Ibu A. Setyandari, S. Pd., Psi., M. A. Wakil Program Studi Bimbingan dan Konseling yang telah memberikan semangat dan membantu panulis dalam pemeriksaan validitas kuesioner yang digunakan dalam skripsi ini.
5. Bapak dan Ibu Dosen di Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma yang telah membekali penulis dengan berbagai ilmu pengetahuan selama ini sehingga berguna bagi penulis.
6. Sr. Mary Wilfrid DAYRID selaku Pemimpin SPC Distrik Indonesia yang telah memberi kesempatan kepada penulis untuk melakukan penelitian di SMP Santo Paulus Jakarta.
7. Bapak Stefanus, S. Pd selaku Kepala Sekolah SMP Santo Paulus Jakarta yang telah memberi ijin dan kesempatan kepada penulis untuk melakukan penelitian kepada para siswa kelas VIII SMP SANTO PAULUS Jakarta.
8. Ibu Yoyu Rahmawati, S. Pd selaku Koordinator Bimbingan dan Konseling SMP Santo paulus Jakarta yang telah banyak membantu penulis hingga skripsi ini dapat diselesaikan
9. Dra. Sr. Antoinette Mude, OSU Kepala Sekolah SMP Santa Maria Jakarta yang telah memberi kesempatan kepada penulis untuk mengadakan uji coba instrumen penelitian.
xi
11.Para Staf dan Karyawan Yayasan Suaka Insan cabang Jakarta yang telah membantu penulis selama melakukan penelitian.
12.Para Staf Guru SMP Santo Paulus Jakarta yang telah membantu penulis selama penelitian dan penulisan hingga skripsi ini dapat diselesaikan.
13.Para Staf dan Karyawan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma yang telah membantu penulis dalam kelancaran administrasi selama proses belajar.
14.Teman-teman Mahasiswa Prodi Bimbingan dan Konseling yang turut mendukung hingga skripsi ini dapat diselesaikan.
Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu berbagai saran, kritik dan masukan sangat diharapkan demi perbaikan skripsi ini. Akhirnya, semoga skripsi ini berguna bagi pihak yang
memerlukannya.
xii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL……….
i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING………
ii
HALAMAN PENGESAHAN………
iii
HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN………
iv
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA……….
v
PUBLIKASI PERNYATAAN PERSETUJUAN………...
vi
ABSTARK……….. vii
ABSTRACT……… viii
KATA PENGANTAR……….
ix
DAFTAR ISI………
xii
DAFTAR TABEL………
xiv
DAFTAR GRAFIK……….
xv
DAFTAR LAMPIRAN………
xvi
BAB I PENDAHULUAN………
1
A. Latar Belakang Masalah……….
1
B. Rumusan Masalah………
4
C. Tujuan Penelitian………..
4
D. Manfaat Penelitian………
5
xiii
BAB II KAJIAN TEORITIS………
7
A. Hakekat Bimbingan dan Konseling……….
7
B. Bimbingan Belajar………
12
C. Program Bimbingan dan Konseling di SMP ST. Paulus Jakarta….
22
BAB III METODE PENELITIAN………..
26
A. Jenis Penelitian………
26
B. Subyek Penelitian………
27
C. Instrumen Penelitian………
27
D. Teknik Pengumpulan Data dan Analisis Data………
40
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN………
44
A. Hasil Penelitian………
44
B. Pembahasan ………
49
C. Usulan Topik-topik Bimbingan………
53
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN………..
56
A.
Kesimpulan………..
56
B.
Saran……… 57
DAFTAR PUSTAKA……….
59
xiv
DAFTAR TABEL
Tabel 1 : Subjek Penelitian………
27
Tabel 2 : Kisi-kisi Kuisioner Tingkat Kebermanfaatan Layanan Bimbingan
Belajar ………
29
Tabel 3 : Kriteria Guilford………
33
Tabel 4 : Hasil Revisi Kuisioner Berdasarkan Telaah Ahli………..
37
Tabel 5 : Kategori Tingkat Kebermanfaatan Layanan Bimbingan Belajar…..
43
Tabel 6 : Capaian Skor Kebermanfaatan Layanan Bimbingan Belajar………
45
Tabel 7 : Butir-butir yang Belum Tercapai pada Diri Siswa……….
47
Tabel 8 : Usulan Topik-topik Bimbingan Berdasarkan item
yang masuk dalam Butir Kebermanfaatan Layanan Bimbingan
xv
DAFTAR GRAFIK
Grafik 1 : Profil Capaian Skor Kebermanfaatan Layanan Bimbingan Belajara
pada Subyek... ... 46
Grafik 2 : Profil Capaian Skor Tiap Item Kebermanfaatan Layanan Bimbingan
xvi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 : Data Hasil Uji Konsistensi Internal Tiap Aspek………
62
Lampiran 2 : Data Hasil Penghitungan Reliabilitas Kuesioner………
68
Lampiran 3 : Kuesioner……….
70
Lampiran 4 : Data Hasil Capaian Skor Belajar Mandiri Pada Subyek………….
75
Lampiran 5 : Data Hasil Capaian Skor Rata-rata Tiap Item Belajar Mandiri…… 78
Lampiran 6 : Garis-garis Besar Program Pelayanan Bimbingan dan Konseling… 80
Lampiran 7 : Satuan Pelayanan Bimbingan……… 82
Lampiran 8 : Surat Pengantar Uji Coba Instrumen……… 93
Lampiran 9 : Surat Pengantar Penelitian……… 94
1 BAB I PENDAHULUAN
Dalam pendahuluan ini akan dibahas latar belakang masalah, perumusan
masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan definisi operasional.
A. Latar Belakang Masalah
Pelayanan bimbingan dan konseling merupakan salah satu layanan
bantuan yang sangat dibutuhkan di sekolah. Pelayanan bimbingan
menitikberatkan pemberian bantuan kepada siswa dalam usahanya mencapai
keberhasilan untuk menguasai berbagai mata pelajaran. Salah satu syarat untuk
mencapai keberhasilan itu ialah apabila siswa tersebut menyesuaikan diri
dengan situasi dan kondisi sekolahnya. Menurut Prayitno (1994:25)
permasalahan yang dialami para siswa di sekolah sering kali tidak dapat
dihindari meski dengan pengajaran yang baik sekalipun. Hal tersebut juga
disebabkan oleh sumber-sumber permasalahan siswa yang datang dari luar
sekolah maupun di dalam sekolah. Dalam hal ini permasalahan siswa tidak
boleh dibiarkan begitu saja, termasuk perilaku siswa yang tidak dapat mengatur
waktu untuk melakukan aktifitas belajar sesuai apa yang dibutuhkan, diatur atau
diharapkan. Apabila para siswa tersebut belajar sesuai dengan kehendak sendiri
dalam arti tanpa aturan yang jelas, maka upaya belajar siswa tersebut tidak
Tantangan kehidupan sosial dewasa ini semakin kompleks, termasuk
tantangan dalam mengalokasikan waktu. Dalam hal ini jika pengaturan waktu
berdasarkan kesadaran sendiri maupun arahan pihak lain tidak dilakukan dengan
disiplin, maka semuanya akan menjadi kacau. Demikian pula dengan
kedisiplinan siswa dalam melakukan aktifitas belajar dipadukan aktivitas lain
dalam kehidupan sehari-hari. Disinilah peran guru bimbingan dan konseling
diperlukan untuk mendampingi para siswa.
Pelayanan bimbingan dan konseling hendaknya berjalan secara efektif
untuk membantu siswa dalam mencapai tujuan-tujuan perkembangannya dan
mengatasi permasalahannya termasuk membimbing para siswa untuk
berperilaku disiplin. Pelayanan bimbingan dan konseling merupakan peran yang
dilakukan oleh guru bimbingan dan konseling dalam mengatasi berbagai
permasalahan siswa, baik dalam permasalahan sosial personal maupun
permasalahan pengembangan karier. Selain itu dalam permasalahan bidang
bimbingan belajar, siswa tidak dapat mempersiapkan bahan dan peralatan
sekolah, siswa tidak mempunyai keberanian untuk menyampaikan pertanyaan
atau pernyataan dalam proses pembelajaran di kelas, siswa sering melanggar
peraturan sekolah, misalnya sering datang terlambat, sering tidak masuk
sekolah, malas mencatat mata pelajaran, malas mengerjakan tugas rumah,
diskusi kelompok serta siswa malas berkonsultasi dengan guru.
Dari permasalahan tersebut maka diharapkan adanya dukungan dan
motivasi dari orang tua, teman serta tenaga pendidik khususnya guru
prestasi belajar secara optimal. Salah satu upaya untuk meningkatkan prestasi
siswa yaitu dengan memberikan layanan bimbingan belajar.
Berdasarkan informasi dari guru BK, bahwa layanan bimbingan belajar di
SMP St. Paulus Jakart baru berjalan kurang lebih dua tahun dan layanan ini
diberikan kepada seluruh siswa secara rutin, yaitu dengan adanya jam mata
pelajaran bimbingan dan konseling satu jam setiap minggunya. Meskipun
demikian masih banyak permasalahan yang dihadapi sebagian siswa berkenan
dengan kebiasaan belajarnya yang tergolong masih belum efektif misalnya,
tidak bisa belajar dengan efektif, tidak bisa membagi waktu, tidak memiliki
catatan pelajaran, tidak bisa menggunakan buku pelajaran dengan baik, tidak
mengerjakan tugas rumah yang diberikan guru. Selain permasalahan diatas
beberapa wali kelas SMP St.Paulus Jakarta mengutarakan bahwa masalah
belajar yang dihadapi para siswa antara lain; masalah keluarga misalnya orang
tua pisah, kurang adanya minat belajar, belajar asal belajar, belajar tanpa
persiapan, belajar hanya pada saat ulangan atau ujian saja, serta tidak
mempunyai motivasi yang tinggi untuk belajar.
Uraian di atas kiranya menjadi titik tolak yang dapat dijadikan landasan
berpikir bagi penulis untuk mengetahui seberapa jauh siswa merasakan
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka disusun rumusan
masalah sebagai berikut:
1. Sejauh mana penilaian para siswa kelas VIII SMP St. Paulus Jakarta tahun
ajaran 2009/2010 terhadap tingkat kebermanfaat layanan bimbingan
belajar?
2. Butir-butir kebermanfaatan layanan bimbingan belajar manakah yang
belum tercapai pada diri para siswa kelas VIII SMP SANTO PAULUS
Jakarta Tahun Ajaran 2009/2010?
C. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk:
1. Mendeskripsikan penilaian para siswa kelas VIII SMP St. Paulus Jakarta
Tahun Ajaran 2009/2010 terhadap tingkat kebermanfaatan layanan
bimbingan belajar.
2. Mengidentifikasi butir-butir tingkat kebermanfaatan layanan bimbingan
belajar yang belum tercapai pada diri para siswa kelas VIII SMP Santo
Paulus Jakarta Tahun Ajaran 2009/2010 .
D. Manfaat Penelitian
1. Teoritis
Hasil penelitian ini digunakan bagi para pembaca khususnya mahasiswa
pengetahuan yang dimiliki menyangkut bimbingan sebagai bekal seorang
calon guru Bimbingan dan Konseling di sekolah.
2. Praktis
a. Bagi Guru Pembimbing
Hasil penelitian ini digunakan oleh guru Bimbingan dan Konseling
untuk memperbaiki dan mengembangkan materi atau muatan layanan
bimbingan belajar agar siswa merasakan manfaatnya.
b. Bagi Siswa
Siswa semakin sadar untuk berefleksi sampai sejauh mana
bimbingan belajar dirasakan bermanfaat dan dapat memperolah
bantuan-bantuan untuk meningkatkan hasil belajar yang baik agar terhindarkan
dari kegagalan belajar.
c. Bagi Peneliti
Peneliti semakin sadar untuk berefleksi dan lebih bijaksana agar
dalam mendampingi siswa, tidak memaksakan siswa untuk menerima isi
layanan bimbingan belajar yang tidak sesuai dengan kenyataan.
E. Definisi Operasional
1. Bimbingan belajar adalah bimbingan dalam hal menemukan cara belajar
yang tepat, dalam program studi, dan dalam mengatasi kesulitan-kesulitan
2. Kebermanfaatan layanan bimbingan menunjuk pada sejauh manakah
pelayanan bimbingan belajar berguna menurut penilaian siswa-siswi dengan
7 BAB II KAJIAN TEORI
Dalam bab ini dibahas kajian teori yang berkaitan dengan masalah
penelitian. Topik-topik bab ini yaitu hakikat bimbingan dan konseling, bimbingan
belajar, dan program bimbingan belajar di SMP Santo Paulus Jakarta.
A. Hakikat Bimbingan dan Konseling 1. Pengertian Bimbingan
Menurut kamus bahasa Inggris bimbingan atau “guidance” berasal dari
suku kata guide yang diartikan menunjukkan jalan memimpin, menuntun,
memberi petunjuk, mengatur, mengarahkan, memberikan nasehat. Seiringan
waktu kata bimbingan mulai populer di lembaga pendidikan khususnya di
sekolah. Pelayanan kegiatan bimbingan ini, biasanya dilakukan oleh seorang
tenaga yang disebut dengan guru pembimbing dimana tugas seorang guru
pembimbing adalah bertanggung jawab, dan memiliki wewenang untuk
menyusun program bimbingan dan melaksanakannya. Oleh karena itu
sebelum menyusun program bimbingan, seorang guru pembimbing dituntut
untuk terlebih dahulu mengetahui dan memahami pengertian dari bimbingan
itu sendiri, agar membantu dalam melaksanakan tugas-tugasnya sebagai
seorang guru pembimbing. Adapun beberapa pengertian bimbingan antara
Bimbingan menurut Sukardi (dalam Rahman 1996:13) adalah proses
bantuan yang diberikan kepada siswa agar ia mampu mengembangkan
potensi yang dimiliki, mengenali diri sendiri dan mengatasi
persoalan-persoalan, sehingga ia mampu menentukan jalan hidupnya secara
bertanggungjawab tanpa tergantung pada orang lain.
Menurut Gunarsa dan Gunarsa (1981:23) bimbingan adalah bantuan
yang diberikan kepada siswa, agar kelak siswa mampu memperkembangkan
potensi-potensi yang dimiliki dalam dirinya, agar diharapkan siswa berusaha
mengatasi persoalan-persoalan sehingga dapat menentukan sendiri jalan
hidupnya, secara bertanggung jawab tanpa harus bergantung pada orang lain.
Wijaya (1988:90) menyatakan bahwa bimbingan adalah proses untuk
membantu siswa yang dilakukan secara terus-menerus supaya siswa dapat
memahami dirinya, sehingga ia sanggup mengarahkan diri dan dapat
bertindak wajar, sesuai dengan tuntutan dan keadaan lingkungan sekolah,
keluarga dan masyarakat.
Stone & Shertzer (Winkel, 1997:29) menjelaskan”Guidance in the
process of helping individual to understand themselves and their world”
artinya bimbingan adalah proses membantu individu-individu untuk mengerti
atau memahami diri sendiri dan dunianya.
Jadi, kegiatan bimbingan merupakan proses pemberian bantuan yang
terus-menerus secara sistimatis kepada siswa dalam memecahkan masalah
yang dihadapinya serta memfokuskan pada perkembangan siswa melalui
siswa mampu memahami dirinya, menerima dirinya, yang mencakup antara
lain sikap, sifat, dan watak. Selain itu bimbingan membantu siswa untuk
merealisasikan dirinya sesuai dengan potensi atau kemampuannya dalam
mencapai penyesuaian diri dimanapun ia berada baik itu di keluarga, sekolah
dan masyarakat.
2.Prinsip-prinsip Bimbingan
Prinsip-prinsip bimbingan dalam hal ini ialah hal-hal yang dapat
menjadi pegangan didalam proses bimbingan. Seperti halnya didalam
memberikan pengertian mengenai bimbingan, maka didalam
mengemukakan prinsip-prinsip bimbingan ini masing-masing ahli
mempunyai sudut pandang sendiri-sendiri untuk meletakkan titik berat
permasalahannya. Untuk ini baiklah penulis kemukakan beberapa pendapat
dari para ahli. Menurut Farwell dan Peters (Wijaya,1988:95)
prinsip-prinsip bimbingan ialah:
a) Bimbingan berdasarkan atas hak seseorang untuk mendapat bantuan
pribadi pada waktu dia memerlukannya.
b)Bimbingan memusatkan perhatian pada siswa; tugasnya
mengembangkan individu siswa secara optimal sebagai pribadi yang
utuh.
c) Bimbingan merupakan suatu proses pendidikan yang kontinu dan
berurutan.Oleh karena itu bimbingan adalah suatu bagian yang integral
d)Bimbingan harus menghormati hak setiap siswa atas pertolongan dan
pelayanan yang diselenggarakan oleh bimbingan.
e) Program bimbingan harus selalu dievaluasi secara ilmiah dalam segi
keefektifannya.
Van Hoose ( Prayitno, 1994:218) prinsip-prinsip bimbingan ialah:
a) Bimbingan didasarkan pada keyakinan bahwa dalam diri tiap anak
terkandung kebaikan-kebaikan; setiap pribadi mempunyai potensi
dan pendidikan hendaklah mampu membantu anak memanfaatkan
potensinya itu.
b) Bimbingan didasarkan pada ide bahwa setiap anak adalah unik yaitu
seseorang anak berbeda dari yang lain.
c) Bimbingan merupakan bantuan kepada anak-anak dan pemuda dalam
pertumbahan dan perkembangan mereka menjadi pribadi-pribadi
yang sehat.
d) Bimbingan merupakan usaha membantu mereka yang
memerlukannya untuk mencapai apa yang menjadi idaman
masyarakat dan kehidupan umumnya.
e) Bimbingan adalah pelayanan, unik yang dilaksanakan oleh tenaga
ahli dengan latihan-latihan khusus, dan untuk melaksanakan
pelayanan bimbingan minat pribadi khusus pula.
Sedangkan menurut Haditon (Ahmadi 1977:39) prinsip-prinsip
a) Bimbingan dimaksudkan untuk anak-anak, orang dewasa dan
orang-orang yang sudah tua.
b) Usaha-usaha bimbingan dalam prinsipnya harus menyuluruh kepada
semua orang, karena semua orang tentu mempunyai
masalah-masalahnya yang butuh pertolongan.
c) Semua guru di sekolah seharusnya menjadi seorang pembimbing,
karena semua murid membutuhkan bimbingan.
3. Bidang-bidang Bimbingan dan Konseling
Kegiatan bimbingan dan konseling memiliki 4 (empat) bidang
bimbingan, yang meliputi: bidang bimbingan pribadi, bidang bimbingan
sosial, bidang bimbingan karier, dan bidang bimbingan belajar. Penjelasan
ke empat bidang bimbingan adalah sebagai berikut:
1. Bidang Bimbingan Pribadi
Rahman (2003:39) menjelaskan bahwa bimbingan pribadi adalah
bimbingan yang diberikan kepada siswa untuk menemukan dan
mengembangkan pribadinya, sehingga menjadi pribadi yang mantap dan
mandiri, serta mampu mengoptimalkan potensi yang dimiliki seperti: taat
pada agamanya, mempunyai kesadaran baik terhadap bakat dan minat,
pemahaman akan potensi diri, kemampuan dalam hal pengambilan
keputusan dan adanya kesadaran akan hidup sehat, kreatif, produktif,
berkualitas, serta mampu mengatasi pengeloloaan emosi yang dimikikinya
dengan baik.
2. Bidang Bimbingan Sosial
Mappire (1984:258) menegaskan bahwa bimbingan sosial menekankan
lebih pada pelayanan masalah-masalah sosial yang dihadapi oleh
siswa-siswi, seperti permasalahan dan hubungan relasi atara siswa dan anggota
kelompok lainnya, baik itu kelompok primer maupun skunder, serta
hubungan denga lawan jenis, teman kelompok belajar, teman kelas, teman
bermain, para guru serta lingkungan sosial siswa di luar sekolah baik itu
dengan orang tua dan saudara.
3. Bidang Bimbingan Karier
Natawidjaja (Gani, 1985:10) bimbingan karier adalah proses
membantu seseorang, utnuk mengerti dan menerima gambaran tentang diri
pribadinya dan gambaran tentang dunia kerja diluar dirinya agar ia dapat:
memilih bidang pekerjaan yang sesuai, serta mampu menyiapkan diri dan
memasuki dunia bidang kerja, dan mampu membina, mengelola karier
dengan baik.
4. Bidang Bimbingan Belajar
Nurihsan dan Sudianto (2004:12) menjelaskan bimbingan belajar
adalah membantu siswa untuk menghadapi memecahkan masalah-masalah
belajar seperti pengenalan kurikulum, pemilihan jurusan, cara belajar dan
adalah membantu siswa dalam memecahkan persoalan berhubungan
dengan masalah belajarnya.
B. Bimbingan Belajar
1. Definisi Bimbingan Belajar
Menurut Mandalika dan Mulyadi ( dalam Depdikbud 1995:4)
Bimbingan belajar adalah bimbingan dalam hal menemukan cara belajar
yang tepat, dalam memilih program studi sesuai, dan dalam mengatasi
kesukaran-kesukaran yang timbul berkaitan dengan tuntutan-tuntutan belajar
disuatu institusi pendidikan.
Menurut Prayitno dan Amti (1994:279)
Bimbingan belajar adalah salah satu bentuk bimbingan yang
diselenggarakan di sekolah. Pengalaman-pengalaman menunjukan bahwa
kegagalan-kegagalan yang dialami siswa dalam belajar tidak selalu
disebabkan oleh kebodohan atau rendahnya intelegensi, seringkali
kegagalan itu terjadi disebabkan mereka tidak mendapat layanan bimbingan
yang memadai.
Berdasarkan rumusan di atas dapat ditemukan unsur-unsur penting
sebagai berikut:
a. Bimbingan belajar merupakan salah satu bagian dari empat bidang
b. Bimbingan belajar merupakan bantuan kepada siswa untuk mengenal,
memahami, mengembangkan dan memanfaatkan potensi diri siswa baik
fisik maupun psikis.
c. Bantuan kepada siswa agar mempunyai sikap dan kebiasaan belajar yang
baik, termasuk cara belajar yang tepat atau cara mengatasi kesulitan
belajar.
2. Fungsi Bimbingan Belajar
Penyelenggaran kegiatan bimbingan di sekolah diharapkan mampu
mencapai tujuan yang optimal, agar kegiatan yang optimal ini dapat
membantu demi perkembangan siswa ke arah yang lebih baik.Oleh karena
itu sebaiknya guru pembimbing mengetahui fungsi atau manfaat bimbingan
bagi siswa. Beberapa fungsi bimbingan belajar menurut Ahmadi ( 1991: 98)
adalah:
1) Membantu individu siswa untuk memperoleh gambaran yang objektif dan
jelas tentang potensi, watak,minat,sikap, dan kebiasaannya agar dapat
menghindari diri dari hal-hal yang tidak diinginkan.
2) Membantu siswa untuk mendapat pendidikan yang sesuai dengan
kebutuhan, bakat, minat dan membantu siswa untuk menentukan cara
yang efektif dan efisien dalam menyelesaikan bidang pendidikan yang
telah dipilihnya agar tercapai hasil yang diharapkan.
3) Membantu siswa untuk memperoleh gambaran yang jelas tentang
agar ia dapat melakukan pilihan yang tepat di antara lapangan pekerjaan
tersebut.
Fungsi bimbingan belajar menurut Prayitno (1976:47) adalah:
1) Fungsi untuk mengungkapkan potensi, bakat, kemampuan dan minat
anak.
2) Fungsi untuk mengarahkan dan kemajuan pertumbuhan dan
perkembangan anak sesuai dengan potensi, bakat, kemampuan dan minat
anak.
3) Fungsi untuk mencegah anak dari gangguan terhadap kelancaran
pertumbuhan dan perkembangan.
4) Fungsi untuk mengatasi masalah yang dihadapi oleh anak.
5) Fungsi untuk pemberian informasi pada anak.
Sedangkan penjelasan fungsi bimbingan menurut Nurihsan dan Sudianto
(2004:14) mencakup beberapa hal antara lain adalah:
1) Fungsi pemahaman, yaitu fungsi bimbingan mengenai pemahaman oleh
pihak-pihak tertentu yang berkenaan pada pribadi siswa, yang bertujuan
mencapai kepentingan pengembangan siswa.
2) Fungsi penyaluran, yaitu fungsi bimbingan untuk membantu siswa dalam
hal memilih mengenai pilihan jurusan yang ada di sekolah kelak ia tamat
dari sekolah, baik itu jenis sekolah dan lapangan pekerjaan yang sesuai
dengan minat dan bakat.
3) Fumgsi adaptasi, yaitu membantu petugas-petugas di sekolah, khususnya
kemampuan dan kebutuhan para peserta, guru pembimbing, konselor,
yang bertujuan dapat membantu guru utnuk memperlakukan siswa secara
tepat, baik dalam hal mengelola dan memilih materi pelayanan yang
tepat, atau dalam mengadaptasikan bahan pelajaran pada kecepatan dan
kemampuan yang siswa miliki.
4) Fungsi penyesuaian, yaitu fungsi bimbingan untuk membantu siswa
memperoleh penyesuaian pribadi dan memperoleh kemajuan dalam
perkembangan secara optimal.
Senada dengan penuturan di atas Wijaya (1988:94) menegaskan bahwa
fungsi bimbingan adalah sebagai berikut:
1) Fungsi penyaluran yaitu pemberian bantuan kepada siswa dalam
pemilihan program kegiatan kurikulum seperti ekstrakulikuler, dan
pemilihan jurusan pada siswa yang ingin melanjutkan sekolah.
2) Fungsi pengadaptasian yaitu pemberian kepada staf sekolah kepada
guru dalam pengadaptasian program pengajaran yang bertujuan
pengembangan siswa.
3) Fungsi penyesuaian yaitu pemberian bantuan kepada siswa agar dapat
menyelaraskan diri dengan lingkungannya dan memperoleh kemajuan
secara optimal dalam perkembangan.
Tidak jauh beda dengan kedua pendapat di atas, buku Dasar
Kurikulum Bimbangan dan Konseling menjelaskan bahwa pelayanan
1) Fungsi pemahaman yaitu dihasilkan pemahaman tentang sesuatu oleh
pihak tertentu sesuai dengan keperluan pengembangan siswa yang
meliputi pemahaman diri siswa dan lingkungannya
2) Fungsi pencegahan yaitu tercegahnya siswa dari berbagai
permasalahan yang akan menghambat perkembangannya.
3) Fungasi perbaikan yaitu terpecahkannya permasalahan yang dialami
siswa.
4) Fungsi pemeliharaan dan pengembangan yaitu terpeliharanya dan
perkembangan berbagai potensi dan kondisi poset secara mantap dan
berkesinambungan (Depdikbud 1995:3).
3. Tujuan Bimbingan Belajar
`Kegiatan bimbingan belajar akan efektif jikalau pengertian, prinsip,
fungsi dan tujuan saling berhubungan erat satu dengan yang lain.
Bimbingan belajar bertujuan membantu siswa dalam pengembangan diri
sehingga siswa diharapkan mampu mengatasi masalah yang dihadapinya.
Oleh karena itu, penting bagi siswa sebelumnya untuk mengetahui arti,
prinsip, fungsi dan tujuan awal kegiatan bimbingan belajar.
Tujuan bimbingan belajar terdiri dari tujuan umum bimbingan dan
tujuan khusus bimbingan. Secara umum tujuan bimbingan belajar adalah
tercapainya penyesuaian akademis siswa sehingga dapat mengembangkan
siswa dapat mengenal, memahami, menerima mengarahkan dan
mengaktualisasikan potensi secara optimal.
Setelah diketahui pengertian bimbingan belajar, prinsip, fungsi maka tujuan
bimbingan belajar adalah:
Menurut Depdikbud (Mandalika dan Mulyadi,1995:9) tujuan
bimbingan belajar sebagai
berikut:
a. Pengembangan sikap dan kebiasaan belajar yang baik dalam mencari
informasi dari berbagai sumber, dalam bersikap kepada guru, dan staf
yang terkait mengerjakan tugas, dan mengembangkan keterampilan
serta dalam menjalani program penilaian, dan perbaikan.
b. Menumbuhkan disiplin belajar dan berlatih, baik secara mandiri
maupun berkelompok.
c. Mengembangkan penguasaan materi program belajar di SMP
d. Mengembangkan pemahaman dan pemanfaatan kondisi fisik, sosial
dan budaya di lingkungan sekolah atau alam sekitar untuk
mengembangkan pengetahuan, keterampilan dan pengembangan
pribadi.
Menurut Ahmadi (1991 : 105) tujuan bimbingan belajar adalah :
1) Mencarikan cara-cara belajar yang efisien dan efektif bagi seorang
anak kelompok anak.
2) Menunjukkan cara-cara mempelajari sesuai dan menggunakan buku
3) Membuat tugas sekolah dan mempersiapkan diri dalam ulangan dan
ujian.
4) Menunjukkan cara-cara menghadapi kesulitan dalam bidang studi
tertentu.
5) Menentukan pembagian waktu dan perencanaan jadwal belajar.
Sedangkan menurut Wijaya (1988:94) tujuan bimbingan adalah
membantu siswa, agar ia dapat:
1) Mengenal dan memahami dirinya sendiri termasuk
kekuatan-kekuatan dan kelemahan-kelemahannya.
2) Mengenal dan memahami lingkungan-lingkungannya.
3) Mengambil keputusan untuk melangkah maju seoptimal mungkin
4) Menyesuaikan diri secara sehat terhadap lingkungannya.
5) Mencapai serta meningkatkan mentalnya.
Berdasarkan tujuan bimbingan belajar seperti yang telah dirincikan
di atas maka dapat disimpulkan bahwa tujuan bimbingan belajar adalah:
a. Membantu siswa agar mengenal, mengembangkan dan memanfaatkan
potensi diri (keadaan, fisik, kecerdasan, bakat, minat dan motivasi)
b. Membantu siswa agar memiliki sikap kebiasaan belajar yang efektif
dan efesian. Sikap dan kebiasaan belajar yang efektif itu sebagai
1) Waktu semaksimal mungkin dalam belajar baik mandiri maupun
kelompok.
2) Menguasai seluruh materi pelajaran serta menerapkan dalam
kehidupan.
c. Membantu siswa agar dapat menyesuaikan diri dengan suasana
sekolah, keluarga dan masyarakat untuk kepentingan belajarnya.
d. Membantu siswa agar mampu mengatasi kesulitan-kesulitan
belajarnya.
e. Membantu siswa agar memperoleh pengalaman belajar semaksimal
mungkin untuk masa depannya.
f. Membantu siswa agar mampu merencanakan tindak lanjut dari
kegiatan belajarnya.
Hal diatas pun serupa dengan penjelasan Ahmadi (1977:19-20) yang
menyimpulkan bahwa tujuan bimbingan belajar adalah membantu siswa
dalam hal:
1) Mendapat cara belajar yang efektif
2) Menentukan cara menggunakan buku-buku pelajaran
3) Mengatur pembagian waktu dan perencanaan belajar
4) Membantu mengatsai kesulitan dalam mata pelajaran tertentu
4. Bentuk-bentuk Bimbingan Belajar a. Bimbingan Individual
Pelaksanaan kegiatan bimbingan belajar siswa bisa dilakukan
melalui bimbingan individu/perseorangan dan bimbingan kelompok.
Sementara pengertian dari bimbingan individual menurut Winkel
(2006:111) adalah bimbingan yang diberikan bilamana siswa yang
dilayani hanya satu orang. Kegiatan bimbingan individual ini dilakukan
oleh siswa dan guru pembimbing, dimana melalui kegiatan tersebut
terjadi kegiatan tatap muka antara siswa dan guru, yang pada awalnya
siswa dating kepada guru pembimbing dan siswa pun mulai
mengungkapkan persoalan-persoalan yang dihadapinya.
b. Bimbingan Kelompok
Kegiatan bimbingan ini diberikan bilamana siswa yang dilayani lebih
dari satu orang yang terdiri dari lima hingga tujuh orang, baik itu
kelompok kecil, kelompok besar yang biasanya disebut bimbingan
klasikal. Dimana jumlah siswa diperkirakan lebih banyak dan juga
biasanya masalah yang dihadapinya lebih kompleks, seperti masalah
belajar maupun masalah pergaulan, baik itu dengan teman belajar
bersama, teman bermain, dan teman di luar lingkungan sekolah.
5. Muatan atau Isi Layanan Bimbingan Belajar
“Materi layanan pembelajaran dalam bimbingan belajar meliputi kegiatan
pengembangan motivasi, sikap dan kebiasaan belajar yang baik,
keterampilan belajar, program pengajaran perbaikan, dan program
pengayaan” (Depdikbud dalam www.wikipedia.com, 2010).
a) Peningkatan Motivasi Belajar Siswa, antara lain dengan:
1) Memperjelas tujuan-tujuan belajar
2) Menyesuaikan pembelajaran dengan kemampuan, bakat, dan minat,
3) Menciptakan suasana pembelajaran yang matang, merangsang, dan
menyenagkan
4) Pemberian hadiah atau penguat
6) Menciptakan hubungan yang hangat dan dinamis antara guru dan
siswa, serta antara siswa dan siswa
7) Menghindarkan siswa dari tekanan dan suasana yang tidak menentu
(seperti suasana yang menakutkan, megecewakan, membingungkan,
menjengkelkan)
8) Melengkapi sumber dan sarana belajar
9) Mempelajari hasil belajar yang diperoleh
b) Peningkatan Keterampilan Belajar, antara lain dengan :
1) Membuat catatan waktu guru mengajar
2) Membuat ringkasan dari bahan yang dibaca,
3) Membuat laporan (laporan peninjauan, diskusi, pelaksanaan kegiatan
4) Mengembangkan cara menjawab atau memecahkan soal-soal ulangan
atau ujian
5) Menyusun makalah
6) Membaca efektif
7) Berbahasa efektif (lesan dan tulisan)
8) Bertanya efektif
c) Pengembangan Sikap dan Kebiasaan Belajar yang Baik, antara lain untuk
1) Menemukan motif-motif yang tepat dalam belajar
2) Memelihara kondisi kesehatan
3) Mengatur waktu belajar baik di sekolah maupun di rumah: membuat
jadwal belajar
4) Memilih tempat yang baik
5) Belajar dengan mengunakan sumber-sumber belajar yang kaya
(seperti buku teks, kamus, dan berbagai referensi yang lain, bahan
atau hasil percobaan atau penelitian)
6) Tidak segan-segan bertanya untuk hal-hal yang tidak diketahui
(kepada guru, teman, dan siapapun juga)
7) Mengembangkan motifasi dan sikap positif terhadap semua materi
yang dipelajari.
8) Pengajaran perbaikan (guru pembimbing bekerjasama dengan guru
mata pelajaran/ guru praktik)
9) Program pengayaan (guru pembimbing bekerjasama dengan guru
10) Pengembangan dan pemanfaatan lingkungan sekitar (lingkungan
fisik, sosial, dan budaya) untuk belajar.
C. Program Bimbingan Belajar di SMP St.Paulus Jakarta
Program bimbingan dan konseling di SMP St. Paulus tahun ajaran
2009/2010 disusun oleh Koordinator BK dengan mengaju pada Kurikulum
BK dan format KTSP. Program bimbingan dan konseling yang tersedia di
SMP St. Paulus sudah menyediakan jam khusus untuk masuk kelas. Layanan
bimbingan belajar di sekolah diselenggarakan pada setiap jam masuk kelas
sesuai dengan program dan jadwal yang sudah dibuat.
Pelaksanaan bimbingan belajar di sekolah agar dapat berjalan dengan
baik dan memberikan manfaat yang maksimal, maka perlu diperhatikan:
1. Teknik Pelaksanaan
a) Dengan cara klasikal, yaitu melayani siswa yang sama kebutuhannya,
tanpa perlu pemisahan.
b)Dengan cara kelompok, yaitu untuk melayani siswa yang sama
kebutuhannya, namun tidak sesuai untuk sebagian siswa, misalnya
karena perbedaan kelamin, agama, usia dan sebagainya.
c) Dengan cara individual, yaitu pelayanan secara individual sesuai
dengan keadaan masalah dan karakteristiknya.
d)Dengan cara alih tangan, yaitu meminta bantuan pihak yang dipandang
lebih berwenang, misalnya guru mata pelajaran, psikolog, dokter dan
2. Waktu
Agar layanan bimbingan belajar dapat terlaksana secara efektif,
maka kegiatannya memerlukan pengaturan waktu baik secara terjadwal
ataupun tidak terjadwal. Pengaturan waktu layanan bimbingan belajar
dilakukan dengan alternatif sebagai berikut:
a) Terpadu dengan waktu kegiatan mengajar
Cara ini digunakan untuk menyampaikan isi layanan bimbingan secara
klasikal atau kelompok dengan seijin guru mata pelajaran dan
kesepakatan de4ngan siswa.
b) Mengambil waktu di luar jam pelajaran tetapi pada hari-hari sekolah.
Pengaturan waktu seperti ini sesuai dengan kesepakatan guru mata
pelajaran dengan siswa. Layanan ini berlaku baik untuk bimbingan
individual maupun kelompok dalam menangani kasus-kasus.
3. Tempat Pelaksanaan
Kegiatan layanan bimbingan belajar memerlukan pengaturan tempat
secara baik dan tepat. Kegiatan bimbingan belajar dapat dilaksanakan di
ruang kelas atau ruang yang telah disiapkan khusus untuk keperluan
bimbingan yang di sepakati bersama siswa.
Dalam pelaksanaan bimbingan belajar, selain siswa sendiri datang
untuk berkonsultasi, guru pembimbing juga memanggil siswa yang
betul-betul memerlukan bantuan pembimbing, karena siswa tersebut
belum mengetahui bahwa dirinya mempunyai masalah ,baik masalah
4. Materi Layanan Bimbingan Belajar
Materi bimbingan belajar merupakan unsur penting dalam bimbingan,
sebab dengan materi bimbingan yang tepat bimbingan belajar bisa
berlangsung secara efektif. Materi bimbingan yang diberikan kepada siswa
kelas VIII adalah:
a)Cara belajar efektif (keterampilan belajar)
b)Mengatur waktu dan perencanaan belajar
c)Mengatasi kesulitan dalam belajar
d)Cara menyiapkan diri menghadapi tes
e)Percaya diri
f)Bertanggung jawab
g)Bakat dan minat
h)Kenakalan remaja
5. Evaluasi Layanan Bimbingan Belajar
Dalam hubungan dengan bimbingan belajar, yang harus dinilai atau
dievaluasi adalah program bimbingan, materi bimbingan, proses
pelaksanaannya dan manfaat bimbingan belajar bagi siswa itu sendiri.
Evaluasi hendaknya juga menentukan seberapa jauh program bimbingan
belajar itu berhasil dalam membantu siswa mengembangkan cita-cita
hidupnya sesuai dengan minat, kebutuhan dan kemampuannya. Evaluasi
ini dimaksudkan juga untuk menilai kemajuan kegiatan masing-masing
kelompok, merencanakan tindak lanjut, mengadakan
27 BAB III
METODE PENELITIAN
Bab ini memuat beberapa hal yang berkaitan dengan metode penelitian,
antara lain jenis penelitian, subyek penelitian, instrumen penelitian, dan teknik
pengumpulan data.
A. Jenis Penelitian
Penelitian ini termasuk penelitian deskriptif dengan metode survei. Furchan
(2004:415-418) mengatakan penelitian deskriptif dengan metode survei
dirancang untuk memperoleh informasi dengan mengumpulkan data yang
relatif terbatas dari kasus-kasus yang relatif besar jumlahnya.
Penelitian deskriptif ini dimaksudkan untuk memperoleh gambaran tentang
penilaian para siswa kelas VIII SMP St.Paulus Jakarta tahun ajaran 2009/2010
terhadap tingkat kebermanfaatan layanan bimbingan belajar dan sekaligus
ingin mengidentifikasikan butir-butir kebermanfaatan layanan bimbingan dan
konseling belajar yang belum maksimal dalam tingkat pencapaiannya.
B. Subjek Penelitian
Dalam penelitian ini yang menjadi subjek penelitian adalah para siswa
kelas VIII SMP St. Paulus Jakarta tahun ajaran 2009/2010, dengan rincian
Tabel 1 : Subjek Penelitian
Kelas Putra Putri Jumlah
VIII A 18 17 35
VIII B 20 16 36
VIII C 18 16 34
Jumlah 56 49 105
C. Instrumen Penelitian
1. Kuesioner Tingkat Kebermanfaat Bimbingan Belajar
Alat pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
Kuesioner Penilaian Para Siswa Kelas VIII SMP St.Paulus Jakarta Tahun
Ajaran 2009/2010 Terhadap Tingkat Kebermanfaatan Layanan Bimbingan
Belajar dengan bentuk tertutup. “ Kuesioner bentuk tertutup berisi
pertanyaan-pertanyaan atau pernyataan-pernyataan yang disertai dengan
pilihan jawaban untuk pertanyaan atau pernyataan tersebut”(Furchan, 2004 :
260). Kuesioner Penilaian Para Siswa terhadap Tingkat Kebermanfaatan
layanan Bimbingan Belajar terdiri dari dua bagian yaitu: bagian pertama
memuat kata pengantar, petunjuk, dan identitas siswa. Bagian dua memuat
60 butir item pernyataan. Disajikan pada lampiran 3
Dalam instrumen penelitian ini digunakan lima opsi atau alternatif
jawaban yaitu : Sangat Setuju = 5, Setuju = 4, Cukup Setuju =3, Kurang
dari responden adalah hasil penjumlahan skor dari seluruh item yang tersedia
dan dijadikan sebagai data olahan untuk kepentingan analisis penelitian ini.
Tabel 2 : Kisi-kisi Kuesioner Penilaian Para Siswa Terhadap Tingkat
Kebermanfaatan Layanan Bimbingan Belajar
No Aspek Indikator No Item
1
Mendapatkan
cara belajar
yang efektif
a.Menemukan cara dan strategi belajar
b.Menemukan kebermanfaatan belajar
kelompok
c. Menemukan tempat belajar yang nyaman
dan efektif.
d. Menggunakan buku-buku pelajaran yang
relevan
e. Mampu menerapkan teknik membaca
cepat-tepat untuk menambah wawasan
f. Mampu membuat ringkasan
.1,2,3,4,5 6,7,8,9,10 11,12 13,14,15,16 17,18 19,20 2 Mampu mengatur waktu dan perencanaan belajar
a. Menemukan cara membagi waktu dalam
perencanaan belajar.
b. Semakin bertanggung jawab dalam
menggunakan waktu belajar.
c. Mampu meningkatkan kedisiplinan belajar
21,22,23 24 25,26,27,28 3 Mampu mengatasi kesulitan dalam
b. Menemukan cara memperbaiki kesulitan
belajar
b. Mampu menghadapi dan mengatasi
29,30,31
belajar permasalahan secara baik dan relevan
c. Menumbuhkan keberanian bertanya 34,35,36
4 Mampu mempersiapkan diri menghadapi dan mengikuti tes
a. Menemukan sikap belajar ( Percaya diri,
inisiatif)
b.Semakin mampu belajar mandiri.
37,38,39,40, 41,42,43 44,45,46 5 Mampu meningkatkan Motivasi belajar
a. cara-cara atau strategi meningkatkan
motivasi belajar.
b. Memperoleh kepuasan tersendiri terhadap
hasil belajar 47,48,49,50, 51,52 53,54 6 Mampu meningkatkan ketrampilan belajar
a. Membuat catatan waktu guru mengajar
c. Meningkatkan kemampuan mendengarkan
c. Meningkatkan kemampuan berlatih
mengerjakan soal-soal dalam buku
pelajaran
55,56,57
58,59
60
2. Validitas Kuesioner
Validitas mempunyai arti sejauh mana ketepatan dan kecermatan suatu
alat ukur dalam melakukan fungsi ukurnya (Azwar, 2008:5). Validitas
menunjuk kepada sejauh mana suatu alat mampu mengukur apa yang
seharusnya diukur (Furchan, 2007:293). Secara singkat Nurgiyantoro
(2009:338) menyatakan bahwa validitas alat penelitian mempersoalkan
apakah alat itu dapat mengukur apa yang akan diukur. Validitas yang
dipakai dalam penelitian ini adalah validitas isi (content validity). Validitas
isi adalah validitas yang mempertanyakan bagaimana kesesuaian antara
instrumen dengan tujuan dan deskripsi masalah yang akan diteliti
(Nurgiyantoro, 2009:339). Kualitas instrumen penelitian ini diperiksa
dengan validitas isi (content validity), dikarenakan penyusunan instrumen
didasarkan pada kisi-kisi yang sesuai dengan aspek tujuan, bahan/deskripsi
bahan, indikator dan jumlah pertanyaan per indikator.
Pemeriksaan keterpenuhan validitas isi didasarkan pada pertimbangan
yang dilakukan secara terpisah oleh sejumlah ahli (expert judgement), guna
menelaah kualitas konstruk secara logis setiap butir item pernyataan
kuesioner penilaian siswa terhadap tingkat kebermanfaatan layanan
bimbingan belajar, yang bertujuan agar setiap item pernyataan yang dibuat
secara logis tepat atau sesuai dengan konstruk kisi-kisinya (Nurgiyantoro,
2009:339).
Hasil telaah ahli dilengkapi dengan uji empirik untuk memeriksa
Teknik uji yang digunakan adalah dengan cara mengkorelasikan skor-skor
item terhadap skor-skor aspek melalui pendekatan analisis korelasi Person
product moment. Formulasi yang digunakan dalam analisis konsistensi
inernal butir item adalah sebagai berikut:
XY
r =
(
)( )
(
)
{
∑
∑
−∑
∑
}
{
∑
∑
−( )
∑
}
− 2 2 2 2 Y Y N X X N Y X XY N Keterangan : XYr = Korelasi skor butir dengan skor aspek
N = Jumlah subyek
X = Skor item atau butir
Y = Skor total peraspek
Pemeriksaan konsistensi internal dalam uji menggunakan program
komputer SPSS, karena di sana sudah tersedia nilai probabilitas (Pv) maka
penentuan keterpenuhan indek konsistensi internal ditetapkan berdasarkan
Pv itu, yaitu : Pv yang < 0,05 dianggap memenuhi; apabila Pv > 0,05 item
tersebut tidak memenuhi konsistensi internal, maka di drop.
3. Reliabilitas Kuesioner
Reliabilitas menunjuk pada pengertian apakah sebuah instrumen
dapat mengukur sesuatu yang diukur secara konsisten dari waktu ke waktu
(Nugiyantoro, 2009:341). Jadi kata kunci untuk syarat kualifikasi suatu
instrument pengukur adalah konsistensi, keajegan atau tidak
pada penelitian ini adalah teknik belah dua gasal-genap (split half). Bagian
pertama berupa item bernomor gasal dan bagian kedua berupa
item-item bernomor genap.
Perhitungan indeks reliabilitas kuesioner penilaian para siswa
terhadap tingkat kebermanfaatan layanan bimbingan belajar
menggunakan program SPSS dilakukan dengan menghitung koefisien
korelasi skor item gasal dan skor item genap dengan menggunakan
Product Moment dari Pearson. Hasil perhitungan Product Moment gasal
genap kemudian dikoreksi dengan formula Spearman-Brown sebagai
berikut: tt r = gg gg r r + × 1 2 Keterangan : tt
r = koefisien reliabilitas seluruh instrumen
gg
r = koefisien korelasi skor belahan gasal-genap
Hasil perhitungan dikonsultasikan ke kriteria Guilford (Guilford,
dalam Masidjo, 2006:72) sebagai berikut:
Tabel 3. Kriteria Guilford
No Koefisien Korelasi Kualifikasi
1. 0,91 - 1,00 Sangat Tinggi
2. 0,71 – 0,90 Tinggi
3. 0.41 – 0,70 Cukup
4. 0,21 – 0.40 Rendah
4.Pengembangan Instrumen
a. Telaah Ahli (Expert Judgment) Terhadap Kuesioner
Penelaahan butir-butir pada istrumen dilakukan oleh dosen
pembimbing skripsi yaitu Dr. Gendon Barus, M.Si dan salah satu
dosen Universitas Sanata Dharma Program Studi Bimbingan dan
Konseling yaitu A.Setyandari, S.Pd., S.Psi., M.A. Setelah dilakukan
penelaahan terhadap istrumen, maka perlu diadakan perbaikan pada
butir-butir instrumen agar setiap butir pernyataan yang dibuat berisi
kalimat yang efektif, sehingga mudah dipahami dan butir yang
dibuat secara logis tepat atau sesuai dengan konstruk kisi-kisinya.
1) Hasil Rekam Proses Telaah Instrumen oleh Dr. Gendon Barus, M.
Si
a) Masukan dan Saran Terhadap pengembangan Instrumen:
(1) Indikator yang mengandung makna sama diringkas menjadi
satu indikator.
(2) Butir pernyataan hendaknya dirumuskan dengan kalimat
yang efektif sehingga subjek mudah mengerti.
(3) Butir pernyataan hendaknya dirumuskan dengan arti yang
sederhana dan tertuju pada sasaran.
(4) Butir-butir pada tiap indikator jumlahnya dibuat lebih dari
satu.
(5) Penomoran pada tabel kisi-kisi instumen dibuat berurutan
(6) Peneliti perlu memahami maksud dari tiap aspek dan
indikator sehingga butir yang dirumuskan sesuai dengan
strukturnya.
b)Perbaikan dan pengembangan Instrumen dengan
Memperhatikan masukan dari Ahli:
(1) Peneliti melihat kembali indikator dari tiap aspek dan
memperbaiki serta menganalisa tiap indikator sehingga
merumuskan kembali menjadi indikator yang lebih jelas
dan tidak terpisah-pisah letaknya dan mudah dipahami.
Pada aspek pertama indikator, semula belajar kelompok
kemudian diperbaiki menjadi menemukan
kebermanfaatan belajar kelompok, membaca buku lain
untuk menambah wawasan diperbaiki menjadi mampu
menerapkan teknik membaca cepat-tepat untuk
menambah wawasan. Pada aspek kedua indikator semula
disiplin kemudian diperbaiki menjadi mampu
meningkatkan kedisiplinan belajar. Pada aspek ketiga
indikator semula bertanya kemudian diperbaiki menjadi
menumbuhkan keberanian bertanya. Pada aspek kelima
indikator meningkatkan motivasi belajar kemudian
diperbaiki menjadi cara-acara untuk meningkatkan
(2) Peneliti memperbaiki butir-butir yang artinya kompleks
agar mudah dipahami subjek yaitu siswa SMP kelas
VIII, antar lain: Pada butir ke 5 aspek 1” Menemukan
cara dan strategi belajar dengan memberi tanda-tanda
yang dianggap penting dalam buku pelajaran” diperbaiki
menjadi “ Menemukan strategi belajar yang baik”.
(3) Peneliti memperbaikai kalimat induk (pernyataan untuk
mua iem menjadi “ layanan bimbingan dan konseling
belajar kurasakan bermanfaat dalam hal”.
(4) Peneliti menambah jumlah indikator dari tiap aspek.
(5) Peneliti menambah jumlah pernyataan pada tiap
indikator
(6) Peneliti memperbaiki tata letak dan penomoran pada
tabel kisi-kisi instrumen agar lebih memudahkan ahli
dalam memeriksa.
2) Hasil Rekam telaah Instrumen oleh Ibu A. Setyandari, S. Pd.,
S.Psi., M.A.
a) Masukan dan saran terhadap pengembangan snstrumen
(1) Perbaikian kalimat dan kata yang kurang efektif serta
menggunakan kalimat yang sederhana agar mudah
dipahami subjek pada instrumen.
b) Perbaikan dan pengembangan instrumen dengan
(1) Peneliti memperbaiki kalimat pada butir-butir instrumen
bersama dosen pada saat berkonsultasi, pada butir-butir
berikut:
Tabel 4. Hasil Revisi Kuesioner Berdasarkan Telaah Ahli (Ekspert Judgment)
No
Item
Item yang diperbaiki Perbaikan
1 Berusaha mencari cara belajar
yang efektif agar mendapat hasil
yang lebih baik.
Melakukan cara belajar yang
efektif agar mendapat hasil
yang lebih baik.
3 Semakin percaya diri dalam
mengatasi kesulitan belajar.
Semakin memiliki rasa
percaya diri dalam mengatasi
kesulitan belajar yang saya
hadapi.
4 Mampu mengatur waktu belajar
secara efektif dengan membaca
kembali pelajaran yang saya
terima di sekolah.
Terbiasa meluangkan waktu
dalam hal perencanaan
belajar.
5 Menemukan cara dan strategi
belajar dengan memberi
tanda-tanda yang dianggap penting
dalam buku pelajaran.
Menemukan strategi belajar
yang baik.
semakin bersemangat dan rajin
mengerjakan tugas.
mengerjakan tugas dalam
belajar kelompok
15 Mampu menggunakan
buku-buku di perpustakaan dengan
mengerjakan tugas yang
diberikan guru.
Semakin lebih menyadari
pentingnya cara
menggunakan buku-buku
pelajaran dengan baik.
22 Mampu membagi waktu secara
profesional untuk belajar dan
mengerjakan tugas yang
diberikan guru.
Mampu membagi waktu
secara profesional untuk
mengerjakan tugas yang
diberikan guru.
23 Mengerjakan pekerjaan rumah
dari sekolah bersama teman
setelah pulang sekolah.
Rajin mengerjakan PR dari
bapak /Ibu guru bersama
dengan teman.
31 Memecahkan permasalahan
dalam belajar dengan mengajak
teman berdiskusi.
Mampu mengajak
berdiskusi dengan teman
dalam memecahkan masalah.
37 Semakin percaya diri dalam
mempersiapkan diri dengan giat
belajar agar memperoleh hasil
yang optimal.
Semakin percaya diri dalam
mengatasi kesulitan belajar.
48 Menemukan cara mempelajari
bahan pelajaran dengan
menghafal, membaca dengan
Menemukan cara
mempelajari bahan pelajaran
tenang, meringkas agar lebih
semangat dalam belajar
57 Selalu mencatat saat guru
menulis penyelasan di papan
tulis.
Dapat menemukan hal-hal
penting dari pelajaran.
59 Lebih meningkatkan sikap
mendengarkan penjelasan guru,
agar bisa mengerjakan tugas
pada saat diberikan.
Memperhatikan penjelasan
guru dengan baik.
Dari hasil penelaahan oleh 2 orang ahli, serta pengembangan
perbaikan terhadap instrumen, maka instrumen dinyatakan siap untuk diuji
coba kepada subjek yang telah ditentukan karena sudah sesuai dengan
konstruk kisi-kisinya.
b.Uji Emperik Terhadap Kuesioner
1) Validitas Kuesioner
Setelah diadakan uji coba terhadap instrumen kepada siswa kelas
VIII SMP SANTA MARIA Jakarta pada hari Jumat, 21 Mei 2010
diperoleh hasil perhitungan konsisntensi internal butir pada setiap
aspek menggunakan rumus Pearson Product Moment dengan jumlah
Hasil perhitungan tersebut diperiksa konsistensinya dengan
menggunakan program SPSS. Kriteria keputusan ditetapkan
berdasarkan (Pv), yaitu yang < 0,05 dianggap memenuhi; apabila Pv
> 0,05 maka item tersebut tidak memenuhi konsistensi internal, maka
diputuskan untuk didrop. Dari hasil pemeriksaan konsistensi butir
terhadap aspek terdapat 7 dari 60 butir pada kuesioner dinyatakan
gugur atau tidak valid sehingga didrop karena hasil perhitungan
menunjukkan Pv > 0,05. Data hasil uji konsistensi internal disajikan
pada lampiran 1.
2) Reliabilitas Kuesioner
Dari data hasil uji coba kepada siswa kelas VIII SMP SANTA
MARIA Jakarta pada hari Jumat, 21 Mei 2010 diperoleh perhitungan
koefisian reliabilitas seluruh instrumen dengan menggunakan rumus
Spearman Brown yaitu 0,88. Hasil perhitungan 0,88 dikonsultasikan
ke kriteria Guilford. Berdasarkan kriteria Guilford hasil perhitungan
tersebut disimpulkan bahwa koefisien reliabilitas kuesioner masuk
dalam kategori tinggi. Disajikan pada lampiran 2
D. Teknik Pengumpulan dan Analisis Data 1. Persiapan dan pelaksanaan
a. Menentukan responden, yaitu para siswa kelas VIII SMP St. Paulus
Jakarta.
b. Menyusun kuesioner atau skala tentang penilaian para siswa terhadap
tingkat kebermanfaatan layanan bimbingan belajar
c. Menjabarkan aspek-aspek tingkat kebermanfaatan layanan bimbingan
belajar.
d. Menjabarkan indikator-indikator dari tingkat kebermanfaatan layanan
e. Pengujian instrumen oleh ahli yang dilakukan oleh dosen pembimbing
skirpsi pada saat bimbingan dan salah satu dosen Universitas Sanata
Dharma Prodi Bimbingan dan Konseling pada hari Rabu 12 Mei 2010
f. Mengkonsultasikan kuesioner kepada guru BK
g. Pengujian empirik terhadap validitas dan reliabilitas kuesioner yang
dilakukan kepada siswa kelas VIII SMP SANTA MARIA Jakarta pada
hari Jumat 21 Mei 2010.
h. Menganalisis data uji empirik terhadap validitas dan reliabilitas
kuesioner
i. Pengambilan data yang dilakukan kepada para siswa kelas VIII SMP
SANTO PAULUS Jakarta pada hari Jumat, 18 Juni 2010 dengan
membagikan kuesioner kepada responden
j. Melakukan analisis data yang terkumpul.
2. Teknik Analisis Data
a. Memeriksa keabsahan administrasi hasil jawaban responden untuk
b. Memberi skor setiap alternative jawaban, Sangat Setuju = 5, Setuju = 4,
Cukup Setuju = 3, Kurang Setuju = 2; dan Sangat tidak Setuju = 1 untuk
setiap pernyataan.
c. Membuat tabulasi data, menghitung skor total dari masing-masing item
kuesioner dan skor rata-rata subjek maupun rata-rata butir.
d. Memeriksa validitas dan reliabilitas kuesioner penilaian siswa terhadap
tingkat kebermanfaatan layanan bimbingan belajar dengan cara:
1) Menghitung koefisien korelasi skor item gasal dan skor item genap
dengan menggunakan Product Moment dari Pearson dengan
menggunakan program komputer SPSS.
2) Menghitung koefisien reliabilitas kuesioner penilaian para siswa kelas
VIII SMP SANTO PAULUS Jakarta Tahun Ajaran 2009/2010
terhadap tingkat kebermanfaatan bimbingan belajar menggunakan
rumus Spearman-Brown dengan program komputer SPSS.
3) Menghitung koefisien validitas kuesioner penilaian para siswa kelas
VIII SMP SANTO PAULUS Jakarta Tahun Ajaran 2009/2010
terhadap tingkat kebermanfaatan bimbingan belajar menggunakan
rumus Spearman-Brown dengan menggunakan program komputer
SPSS.
e. Mengkategorisasikan subjek menurut Azwar (2009 : 107-109) dengan
berdasar pada skor teoretisnya yang terdistribusi menurut model normal,
yang terbagi atas enam bagian atau enam satuan deviasi standar yaitu,
bagian berada di sebelah kanan mean (bertanda positif). Pada penelitian
ini skala terdiri dari 53 butir yang setiap butirnya diberi skor Sangat
Setuju = 5, Setuju = 4; Cukup Setuju = 3; Kurang Setuju = 2 dan Sangat
Tidak Setuju = 1. Skor Rentang minimum yaitu 1 dan skor maksimum
yaitu 5, sehingga luas jarak sebenarnnya adalah 5-1 = 4, dengan
demikian setiap satuan deviasi standarnya bernilai (sd) = 4/6 = 0,67.
Mean teoretisnya adalah (x) adalah 3
2 5 1
= +
. Berdasarkan nilai-nilai
tersebut dan berpedoman pada kriteria Azwar (2009: 107-109)
penggolongan subjek dimasukkan ke dalam 3 kategori diagnosis
penilaian para siswa terhadap tingkat kebermanfaatan layanan
bimbingan belajar seperti pada tabel berikut:
Tabel 5. Penggolongan Subjek Dalam Tiga Kategori No Formula Kriteria Rerata
Skor Klasifikasi Tingkat Kebermanf aatan Kebermaknaan Hasil Data Bimbingan Belajar
1. X < [X-1,0(sd)] 1,00-2,32 Kurang
bermanfaat
Butir-butir
layanan
bimbingan belajar
harus diperbaiki
implementasinya
sehingga dapat
lebih bermanfaat.
2. [X-1,0(sd)]≤X< [X+1,0(sd)] 2,33-3,66 Cukup
Bermanfaat
Butir-butir
layanan
bimbingan belajar
terkait masih
perlu
ditingkatkan
dalam
implementasinya
agar siswa
semakin
merasakan
manfaatnya.
3. [X+1,0(sd)] ≤ X 3,67-5,00 Bermanfaat Butir-butir
layanan
bimbingan belajar
yang diberikan
telah dirasakan
oleh siswa sangat
Keterangan :
X : Rata-rata Skor Total dan Butir Subyek
x : Mean Teoretis
46 BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Pada bab ini disajikan hasil dari penelitian dan pembahasan dengan
mengikuti sistematika rumusan masalah pada Bab I.
A. Hasil Penelitian
1. Deskripsi Penilaian para siswa Kelas VIII SMP SANTO PAULUS Jakarta Tahun Ajaran 2009/2010 Terhadap Tingkat Kebermanfaatan Layanan Bimbingan Belajar.
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan tingkat
kebermanfaatan layanan bimbingan belajar para siswa kelas VIII SMP
SANTO PAULUS Jakarta dan mengidentifikasikan butir-butir
kebermanfaatan layanan bimbingan dan konseling belajar mana yang belum
tercapai pada diri para siswi kelas VIII SMP SANTO PAULUS Jakarta.
Dalam penelitian ini ada tiga kategori tingkat kebermanfaatan layanan
bimbingan belajar para siswa berdasarkan nilai rata-rata skor total, yaitu,
kategori tinggi, kategori cukup,dan kategori kurang. Nilai pencapaian
rata-rata skor tingakat kebermanfaatan layanan bimbingan belajar pada
Tabel 6. Capaian Skor Rata-rata Kebermanfaatan Layanan Bimbingan
Belajar Para Siswa
No Skor rata-rata Jumlah siswa
Klasifikasi Tingkat Kebermanfaatan
1 1,00-2,32 0 Kurang
2 2,33-3,66 63 Cukup
3 3,67-5,00 42 Tinggi
Total 105
Berdasarkan perhitungan skor rata-rata tersebut dapat
disimpulkan bahwa persepsi para siswa terhadap tingkat
kebermanfaatan layanan bimbingan belajar sebagian siswa (sebanyak
60%) masuk pada kategori cukup pada rerata skor 2,33-3,66,
sedangkan sisanya (sebanyak 40%) sudah berada pada kategori tinggi.
(Hasil perhitungan rata-rata skor disajikan pada lampiran 4).
Berdasarkan hasil analisis profil skor kebermanfaatan layanan
bimbingan belajar pada setiap siswa disajikan grafik capaian skor
rata-rata kebermanfaatan layanan bimbingan belajar pada setiap
Grafik 1. Profil Capaian Skor Rata-rata Kebermanfaatan Layanan Bimbingan Belajar Tiap Subyek
Berdasarkan grafik diatas terlihat bahwa 42 siswa masih berada di
bawah garis rata-rata, dan sisanya 63 siswa sudah berada pada rata-rata
bahkan di atas rata-rata. Hal ini dapat dijadikan sebagai bahan perhatian
bagi guru pembimbing dalam memberikan layanan bimbingan belajar agar
2. Butir-butir Tingkat Kebermanfaatan Layanan Bimbingan Belajar yang Belum Tercapai pada Diri Para Siswa.
Berdasarkan perhitungan rata-rata skor tiap butir pada kuesioner
didapat bahwa ada 8 butir yang masuk dalam kategori kurang rendah
berdasarkan tabel kriteria (1,00-2,32). Melihat hasil perhitungan tersebut
dapat diketahui bahwa ada 8 butir kebermanfaatan layanan bimbingan
belajar yang belum tercapai pada siswa. Butir-butir tersebut adalah:
Tabel 7. Butir-Butir yang Belum Tercapai pada Diri Siswa (kategori kurang bermanfaat)
No No. Item
Rumusan Skor Peringkat Aspek
1 53 Terbiasa mengerjakan
soal-soal dalam buku pelajaran.
1,84 1 6
2 29 Berani bertanya kepada guru,
bila saya tidak menmgerti
penyelasannya
1,89 2 3
3 11 Mampu menyusun pertanyaan
dalam membaca buku
pelajaran
1,9 3 1
4 41 Menemukan cara mempelajari
bahan pelajaran dengan
menghafal
1,96 4 5
belajar untuk membaca
catatan yang saya tulis saat
pela