BAB V SIMPULAN DAN SARAN
DAFTAR GAMBAR
D. Kajian Terdahulu
Berdasarkan uraian tersebut, cukup banyak referensi yang bisa dikemukakan dan dijadikan bahan rujukan dalam proses penyusunan tesis yang berkenaan dengan pelaksanaan PAI di sekolah, di antaranya:
1. Ibrahim Lubis, tahun 2013, tesis yang berjudul: Pelaksanaan Pendidikan
Kegamaan di Madrasah Diniyah Awaliyah al-Falah Kelurahan Helvetia Tengah. Menghasilkan temuan tentang:
a. Pembelajaran pendidikan keagamaan dilaksanakan dalam 3 tahap yaitu
tahap pendahuluan, tahap inti/proses dan tahap akhir. Tahap pendahuluan adalah kegiatan yang dilakukan secara rutin. Tahap inti/proses merupakan kegiatan belajar-mengajar sesuai dengan materi yang akan dipelajari. Tahap akhir merupakan tugas yang harus dikerjakan siswa.
b. Tujuan pendidikan keagamaan adalah terbentuknya peserta didik yang
memahami dan mengamalkan nilai ajaran agamanya dan/atau menjadi
126 Ibid.
ahli ilmu agama yang berwawasan luas, kritis, kreatif, inovatif, dan dinamis dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa yang beriman, bertakwa, dan berakhlak mulia.
c. Materi keagamaan yang diterapkan adalah Aqidah Akhlak, Fiqih,
Sejarah Kebudayaan Islam, Bahasa Arab, Alquran Hadis, dan Praktik Ibadah.
d. Metode yang digunakan dalam proses pembelajaran adalah metode
ceramah, metode diskusi, metode demonstrasi, metode tanya-jawab dan metode penugasan.
e. Evaluasi dilakukan dengan mengacu pada dua aspek yaitu kognitif dan
afektif dengan memperhatikan hasi ujian.
2. Nur Hidayati, tahun 2013, tesis yang berjudul: Pelaksanaan Pembelajaran
Pendidikan Agama Islam di Sekolah Menengah Pertama Islam Terpadu Al Fityan School Medan. Menghasilkan temuan tentang:
a. Sekolah ini telah menerapkan integrasi kurikilulum sehingga tidak ada
lagi kesenjangan antara disiplin ilmu juga tidak ada lagi dikotomi ilmu pengetahuan umum dan agama.
b. Pendidikan Agama Islam tidak terbatas pada PAI sebagai mata
pelajaran melainkan adanya pelaksanaan dalam kehidupan sehari-hari
di sekolah. Misalnya pelaksanaan shalat berjamaah dan shalat jum’at
di lingkungan sekolah. Adanya kajian keislaman rutin yang mempelajari islam dengan lebih luas, memperkenalkan peserta didik dengan lingkungan alam sekitar dan tidak hanya teori dalam buku paket misalnya, kegiatan ini diadakan rutin setiap satu minggu sekali.
3. Ahmad Jamil Nasution, tahun 2013, tesis yang berjudul: Pelaksanaan
Pendidikan Agama Islam di SMP Negeri 10 Binjai. Menghasilkan temuan tentang:
a. Tujuan pembelajaran PAI yaitu: mewujudkan manusia Indonesia yang
taat beragama dan berakhlak mulia, membina karakter anak dalam beribadah dalam kehidupan dan membudayakan nilai-nilai keislaman kepadanya di lingkungan sekolah.
b. Materi pembelajaran PAI yaitu Alquran Hadis, Aqidah Akhlak, Ibadah dan Tarikh.
c. Metode pembelajaran PAI dilakukan dengan kegiatan tatap muka
dengan mengembangkan metode dan strategi pembelajaran dengan tahapan kegiatan pendahuluan, kegiatan inti, dan kegiatan penutup.
d. Evaluasi pembelajaran PAI dilakukan dengan mengadakan evaluasi
hasil belajar siswa dan kegiatan monitoring melalui suvervisi kelas, melihat daftar kehadiran siswa dan pembina ekstra dan dengan melihat hasil prestasi siswa di bidang keagamaan.
e. Peran guru dalam pembelajaran PAI yaitu: menanamkan nilai-nilai
keagamaan dalam pembelajaran intra dan ekstra PAI, mengoptimalkan peran guru, mata pelajaran umum dalam pengajaran dan pendidikan keislaman, melakukan kerjasama dengan kepala sekolah untuk membudayakan nilai-nilai keagamaan melalui kegiatan mandiri tidak terstruktur.
f. Peran kepala sekolah dalam pembelajaran PAI yaitu memeriksa
perangkat pembelajaran PAI dan melakukan suvervisi kelas, mendukung kegiatan ekstra kurikuler PAI, memberi izin untuk kegiatan ekstra kurikuler PAI, memotivasi para guru muslim untuk mengembangkan program PAI di sekolah dengan ikut serta dalam shalat juhur berjamaah di sekolah, dan bekerjasama dengan guru-guru untuk membudayakan nilai-nilai keislaman di sekolah.
4. Hery Nugroho, tahun 2012, tesis yang berjudul: Implementasi Pendidikan
Karakter dalam Pendidikan Agama Islam di SMA Negeri 3 Semarang.
Menghasilkan temuan tentang:
a. Perencanaan PK dalam PAI di SMA Negeri 3 Semarang dilakukan saat
penyusunan perencanaan pembelajaran. Penyusunan rencana
pembelajaran dalam bentuk pembuatan silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran. Pelaksanaan PK dalam PAI di SMA Negeri 3 Semarang menggunakan dua cara, yakni kegiatan intrakulikuler dan ekstrakulikuler.
b. Dalam implementasinya, PK dalam PAI tidak jauh berbeda dengan
sebelum adanya pendidikan karakter. Perbedaannya dalam
perencanaan pembelajaran ditambah dengan kolom pendidikan karakter. Kebijakan pendidikan karakter dalam PAI di SMA Negeri 3 Semarang melalui tiga cara, yakni mata pelajaran, pengembangan diri, dan budaya sekolah.
c. Evaluasi pelaksanaan Pendidikan karakter dalam PAI meliputi: input
(masukan), process (proses), output (hasil), dan outcomes (dampak). Input pelaksanaan (siswa maupun guru) termasuk baik.
d. Dalam proses pelaksanaan, dalam pembelajaran PAI memasukkan
delapan belas nilai karakter. Hasilnya siswa mempunyai pengetahuan dan kebiasaan nilai-nilai karakter.
e. Adapun dampak pelaksanaan pendidikan karakter dalam PAI bagi
siswa adalah memberikan motivasi untuk selalu berbuat jujur setiap saat, tidak berbohong dengan siapapun, lebih menghormati yang lebih tua, bersyukur atas apa yang telah diterima, tidak menyakiti perasaan orang lain, lebih meningkatkan ibadah, karena nanti ada kehidupan akhirat, menghargai karya orang lain, merubah sikap yang kurang menjadi lebih baik, mengetahui menjadi pemimpin masa depan yang kuat, terlatih untuk membuat tugas kreatif dalam membuat tugas, siswa dilatih berfikir mandiri, peduli lingkungan melihat teman yang membutuhkan bantuan.
5. Ficki Padli Pardede Bin Ahmad Daim Pardede, tahun 2013, tesis yang
berjudul: Pelaksanaan Pendidikan Agama Islam di Fakultas Keguruan
dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara. Menghasilkan temuan tentang:
a. Tujuan pendidikan agama Islam adalah untuk memberikan dan
memperbaiki keyakinan mahasiswa sehingga memiliki akidah Islam, berakhlakul karimah, memberikan bekalberupa tata cara dan hikmah kepada mahasiswa dalam melaksanakan ibadah praktis sesuai dengan faham agama dalam Muhammadiyah.
b. Pelaksanaan pembelajaran pendidikan agama Islam diselenggarakan secara interaktif, inspiratif, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, kritis, analitis, mandiri dan kreatif. Bentuk aktivitas pembelajaran: kuliah tatap muka ceramah, dialog (diskusi), seminar kecil, kegiatan kurikuler, penugasan mandiri, penugasan kelompok, praktek, pendekatan kekeluargaan, bedah kasus. Metode yang dikembangkan dalam pembelajaran pendidikan agama Islam adalah ceramah, tanya jawab, diskusi penugasan, kerja kelompok.
c. Materi pendidikan agama Islam yang diterapkan adalah aqidah Islam,
ibadah, akhlak Islam, muamalah dan pemikiran pendidikan Islam.
d. Evaluasi dilakukan dengan mengacu kepada dua aspek yaitu kognitif
dan afektif dengan memperhatikan hasil ujian baik ujian mid semester maupun ujian akhir semester, tingkat kehadiran, keaktifan dalam berdiskusi, pemenuhan tugas-tugas akademik, sikap diluar kampus dan aktivitas sehari-hari di lingkungan kampus.
e. Respon mahasiswa dalam mengikuti pembelajaran Pendidikan Agama
Islamdi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara sangat variatif ada yang menganggap sebagai mata kuliah formalitas yang wajib memperoleh nilai kelulusan
dan menganggap mata kuliah tersebut dapat membantu
mengembangkan kepribadiannya.
6. M. Nur Ghufron, tahun 2003, tesis yang berjudul: Hubungan Kontrol Diri,
Persepsi Remaja terhadap Penerapan Disiplin Orang Tua dengan Prokrastinasi Akademik.Menghasilkan temuan tentang:
a. Ada hubungan negatif antara kontrol diri dengan prokrastinasi
akademik.
b. Ada hubungan negatif antara persepsi remaja terhadap penerapan
disiplinotoriter orang tua dengan prokrastinasi akademik
c. Ada hubungan negatif antara persepsi remaja terhadap penerapan
d. Ada hubungan positif antara persepsi remaja terhadap penerapan disiplin permisif orang tua dengan prokrastinasi akademik.
Dari pemaparan hasil penelitian di atas, nampak perbedaan dari hasil penelitian penulis. Penelitian penulis ini bermaksud mengungkap bagaimana pelaksanaan Pendidikan Agama Islam, mulai dari tujuan PAI, program kurikulum PAI, program kegamaan LPIA, pelaksanaan pembelajaran PAI, dan evaluasi
pembelajaran PAI dalam membina sels control siswa. Hal ini perlu dilakukan
karena SMA Plus Al-Azhar Medan sudah masuk kategori sekolah SSN tahap II menuju sekolah Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional (RSBN).
Tabel 1.
Persamaan dan Perbedaan dengan Penelitian Terdahulu
No Judul Peneliti Persamaan Perbedaan
1. Pelaksanaan Pendidikan Kegamaan di Madrasah Diniyah Awaliyah al-Falah Kelurahan Helvetia Tengah (Tesis, IAIN SU, 2013)
Pelaksanaan Pendidikan Kegamaan Metode pembelajaran yang diterapkan 2. Pelaksanaan Pembelajaran
Pendidikan Agama Islam di Sekolah Menengah Pertama Islam Terpadu Al Fityan School Medan (Tesis IAIN SU, 2013) Pelaksanaan Pendidikan Agama Islam Dilakukan pada sekolah menengah pertama
Agama Islam di SMPN 10 Binjai (Tesis, IAIN SU, 2013)
Pendidikan Agama Islam
yang diterapkan
4. Implementasi Pendidikan Karakter dalam Pendidikan Agama Islam di SMA Negeri 3 Semarang (Tesis, IAIN Walisongo, 2012)
Implementasi Pendidikan Agama Islam
Menitikberatkan pada aspek afektif siswa
5. Pelaksanaan Pendidikan
Agama Islam di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara (Tesis IAIN SU, 2013)
Pelaksanaan Pendidikan Agama Islam Penelitian dilakukan di lingkungan perguruan tinggi
6 Hubungan Kontrol Diri,
Persepsi Remaja terhadap Penerapan Disiplin Orang Tua dengan Prokrastinasi Akademik (Tesis, UGM Yugyakarta, 2003)
Kontrol Diri Penerapan disiplin
orang tua
Dari penelitian-penelitian di atas, belum ada satu pun tesis yang mengkaji
tentang pelaksanaan Pendidikan Agama Islam dalam membina self control siswa
pada tingkat SMA, oleh sebab itu, maka penulis akan melakukan penelitian
tentang: Pelaksanaan Pendidikan Agama Islam dalam Membina Self Control
Siswa (Studi Kasus di SMA Swasta Al-Azhar Plus Medan), hal ini sebagai bentuk
BAB III