• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II. KAJIAN TEORI

D. Kajian Terkait

Selain meneliti teori generasi Alpha, penulis juga mengkaji buku pelajaran PAK & BP materi Sakramen Baptis, yaitu terbitan Komisi Kateketik Konferensi Waligereja Indonesia (Komkat KWI) dan Kementerian pendidikan budaya (Kemendikbud). Komkat KWI (2017: 111-122), menyajikan materi sakramen baptis dengan media lagu dan cerita, metode tanya jawab dan aktivitas membaca Kitab Suci, merangkum materi dan bermain peran tata cara pelaksanaan Sakramen Baptis. Lagu yang disajikan dalam dalam pembelajaran materi Sakramen Baptis berjudul Curahkan Rahmat yang bersumber dari Madah Bakti (423). Lirik dan nada yang disajikan dari lagu tersebut untuk kelas III belum memuat konten untuk anak-anak. Cerita yang disajikan berjudul Wisuda Kakakku memuat penjelasan tentang persiapan sang kakak untuk mencapai sebuah gelar akademik dalam upacara wisuda. Pembacaan Kitab Suci mengambil perikop Markus 1:9-13. Bermain peran tata cara pelaksanaan Sakramen Baptis menyajikan

percakapan antara imam dan wali baptis dalam praktek pelaksanaan Sakramen Baptis disertai rumusan upacara pembaptisan.

Buku terbitan Kemendikbud (2018:68-82) menyajikan lagu, bacaan cerita, mengamati gambar, tanya jawab, pendalaman Kitab Suci dan rangkuman materi. Lagu yang disajikan dalam buku berjudul Tuhan Yesus, lirik dari lagu sudah memuat konten materi dan sesuai untuk anak-anak. Bacaan cerita yang disajikan berjudul upacara Tandei yang menceritakan upacara suku dayak tentang pendidikan anak yang baru lahir. Dengan menyelenggarakan upacara tersebut, anak memiliki tanda yang memberikan pengakuan dirinya sebagai anggota suku tersebut. Gambar yang disajikan dalam buku adalah gambar bentuk kartun dari upacara Tandei, gambar pembaptisan Yesus dan upacara pembaptisan bayi.

Pendalaman Kitab Suci dilakukan dengan bermain peran kisah pembaptisan Yesus. Tata cara pelaksanaan Sakramen Baptis pada buku ini disajikan dalam bentuk kuis atau tanya jawab. Dari kedua buku yang sudah dikaji, penulis akan mengembangkan media video kartun untuk pembelajaran PAK & BP.

BAB III

METODE PENELITIAN

Pada Bab II, penulis telah memaparkan kerangka teoritis dan kajian terkait yang menjabarkan media pembelajaran Pendidikan Agama Katolik (PAK), dan generasi Alpha yang peserta didik kelas III SD Kanisius Kotabaru Yogyakarta termasuk di dalamnya. Penulis juga telah memaparkan kerangka teoritis dan kajian terkait dari penelitian ini. Penulis juga telah memaparkan pengertian-pengertian media pembelajaran Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti materi Sakramen Baptis. Pada Bab III, penulis akan membahas jenis penelitian, prosedur penelitian, tempat dan waktu penelitian, populasi dan sampel penelitian, teknik dan alat pengumpulan data, dan instrumen penelitian serta teknik analisis data.

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian dalam skripsi ini adalah Research and Development (R&D). Jenis penelitian R&D digunakan untuk menghasilkan produk tertentu, dan menguji keefektifan produknya. Untuk dapat menghasilkan produk tertentu, peneliti perlu menggunakan penelitian yang bersifat analitik dan menguji efektivitas produk tersebut agar dapat berfungsi dalam masyarakat (Sugiono, 2013:407). Dalam penelitian ini, hasil produknya adalah “Media Pembelajaran Dalam Bentuk Video Kartun Untuk Materi Sakramen Baptis pada Mata Pelajaran PAK & BP.” Produk yang dihasilkan dari penelitian ini kemudian akan diujikan

kepada peserta didik untuk dapat melihat efektivitas produk dalam mendukung proses pembelajaran Sakramen Baptis. Langkah-langkah Research and Development adalah sebagai berikut.

Gambar 1: Borg and Gall (2003:571)

B. Prosedur Penelitian 1. Potensi dan Masalah

Mencari Potensi dan Masalah adalah tahap pertama yang dilakukan dalam Penelitian dan Pengembangan. Tahap ini dilakukan untuk melihat potensi yang dapat dikembangkan dan masalah yang menghambat penerapan pengembangan potensi. Pada tahap Potensi dan Masalah, penulis melakukan analisis terhadap peserta didik kelas III di SD Kanisius Kotabaru Yogyakarta.

2. Pengumpulan Data

Tahap kedua, Pengumpulan Data dilakukan untuk mengetahui hasil dari analisis atas peserta didik. Penulis melakukan analisis atas peserta didik dengan mengumpulkan data dari mereka untuk mengetahui potensi dan masalah. Analisis dilakukan untuk mengetahui potensi dan masalah yang terjadi pada materi Sakramen Baptis mata pelajaran PAK & BP kelas III di SD Kanisius Kotabaru

Uji coba Pemakaian Revisi

Produk

Yogyakarta. Dalam penelitian ini, penulis mengumpulkan data dan mengkaji teori tentang generasi Alpha yang peserta didik kelas III SD termasuk di dalamnya.

3. Pengembangan Desain Produk Media Video

Setelah mendapatkan hasil dari analisis peserta didik atau mengetahui potensi dan masalah, tahap ketiga Pengembangan Desain dilakukan.

Pengembangan desain produk media video dilakukan sesuai dengan hasil analisis atas peserta didik agar produk yang dikembangkan dapat sesuai dengan potensi dan masalah yang terjadi pada mereka.

4. Validasi Desain

Tahap keempat Validasi Desain dilakukan untuk menilai rancangan produk media video dengan keterlibatan para ahli. Validasi Desain dilakukan dengan cara menghadirkan ahli media dan ahli materi untuk menilai kelebihan atau kelemahan dari desain produk.

5. Uji Coba Produk

Tahap kelima Uji Coba Produk dilakukan untuk mendemonstrasikan produk secara langsung kepada peserta didik. Pada tahap ini, peserta didik menilai produk yang telah dikembangkan oleh penulis dengan mengisi kuesioner yang disediakan. Karena situasi pandemi Covid-19 pihak SD Kanisius Kotabaru Yogyakarta tidak mengizinkan penulis untuk melakukan penyebaran kuesioner.

Sebagai alternatif atasnya, penulis melakukan wawancara dalam jumlah terbatas dengan peserta didik.

6. Revisi Produk

Tahap keenam Revisi Produk dilakukan setelah penulis mendapatkan penilaian dari Validasi dan Uji Coba Produk. Berdasarkan penilaian dan saran para ahli dan peserta didik, penulis merevisi bagian-bagian yang belum sesuai dengan kebutuhan dari peserta didik agar produk yang dihasilkan dapat digunakan selaras dengan kebutuhan peserta didik.

7. Uji Coba Pemakaian

Tahap ketujuh Uji Coba Pemakaian adalah tahap terakhir dari rangkaian Penelitian dan Pengembangan. Pada tahap ini, produk diimplementasikan secara langsung pada peserta didik kelas III SD Kanisius Kotabaru Yogyakarta. Setelah diimplementasikan, penulis mengedarkan kuesioner kepada peserta didik untuk melihat keberhasilan produk yang telah dikembangkan.

Gambar 2: Prosedur Penelitian Potensi dan Masalah

Pengumpulan Data

Pengembangan Desain Produk Video

Validasi Uji Coba Produk

Revisi

Uji Coba Pemakaian

C. Tempat dan Waktu Penelitian

Tempat pelaksanaan penelitian ini adalah SD Kanisius Kotabaru Yogyakarta. Waktu pelaksanaan penelitian berlangsung dalam kurun waktu satu bulan pada Agustus 2020.

D. Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi adalah jumlah keseluruhan dari unit analisis. Menurut Siswanto (2010:145), populasi merupakan sekumpulan individu dengan karakteristik khas yang menjadi perhatian dalam suatu penelitian (pengamatan). Populasi penelitian ini adalah peserta didik kelas III di SD Kanisius Kotabaru Yogyakarta. Sampel adalah sebagian besar dari populasi yang terpilih dan mewakili populasi.

“Sebagian” dan “mewakili” merupakan dua kata kunci yang merujuk pada semua ciri populasi dalam jumlah yang terbatas pada masing-masing karakteristiknya.

Pada penelitian ini, penulis menggunakan purposive sampling, yang berarti teknik pengumpulan data dengan pertimbangan tertentu. Karena situasi pandemik Covid-19, sampel pada penelitian ini terbatas pada dua peserta didik yang dianggap mampu mewakili populasi.

E. Teknik dan Alat Pengumpulan Data 1. Wawancara

Wawancara adalah teknik pengumpulan data dengan cara berkomunikasi dua arah yang dilakukan oleh dua individu untuk saling tukar informasi dan ide dengan tanya jawab (Sugiono, 2019:231). Informasi yang didapat dari wawancara

disebut sebagai hasil penelitian. Teknik wawancara digunakan untuk mendapatkan informasi mengenai kualitas, efektivitas dan keberhasilan produk dalam pembelajaran. Dalam penelitian ini, wawancara dilakukan pada saat Uji Coba Pemakaian oleh peserta didik kelas III di SD Kanisius Kotabaru Yogyakarta.

2. Kuesioner

Kuesioner adalah rangkaian pertanyaan yang berhubungan dengan topik tertentu diberikan kepada sekelompok individu dengan tujuan untuk memperoleh data (Yusuf, 2013:199). Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan kuesioner kombinasi, yaitu tertutup dan terbuka untuk memperoleh data responden. Dalam kuesioner tertutup, terdapat alternatif pertanyaan yang sudah ditentukan dan responden menjawab dengan memberikan tanda checklist (√) pada kolom yang sudah disediakan. Responden diberikan kesempatan untuk mengemukakan pendapatnya dengan kata lain alternatif jawaban tidak ditentukan. Sementara itu, dalam kuesioner terbuka penulis menyediakan satu kolom catatan yang dapat diisi dengan komentar dan saran peserta didik.

F. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian merupakan alat untuk mengumpulkan data. Tanpa instrumen, peneliti tidak dapat melakukan pengumpulan data (Gray dalam Sugiono, 2019:157). Dalam penelitian ini, instrumen yang digunakan adalah pedoman wawancara dan kuesioner. Instrumen dalam penelitian ini digunakan agar peneliti dapat mengetahui kualitas produk yang dikembangkan sehingga

dapat melakukan revisi untuk membarui kualitas produk. Instrumen diberikan kepada narasumber, yaitu ahli media dan materi serta peserta didik. Dalam penelitian ini, instrumen diukur menggunakan skala Guttman (Sugioyo, 2019:169).

Tabel 1: Kisi-kisi Instrumen Analisis Peserta Didik

No. Indikator Jumlah pertanyaan No. Pertanyaan

1. Kegiatan pembelajaran 3 1,2,3

2. Media pembelajaran video 4 4,5,6,7

Instrumen yang diberikan pada peserta didik menggunakan alat ukur Interval atau rasio dikotomi (dua alternatif). Dalam penelitian ini, jawaban alternatif yang digunakan adalah Ya dan Tidak. Jawaban diberikan dengan memberikan tanda centang (√).

Tabel 2: Pertanyaan Analisis Peserta Didik

No. Pertanyaan Penilaian

Ya Tidak 1. Apakah guru menyampaikan materi pembelajaran dengan

menarik dan mudah dipahami?

2. Menurut anda perlu atau tidak menggunakan media seperti video, gambar, lagu atau cerita dalam pembelajaran Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti?

3. Apakah anda menginginkan media yang dapat membantu pembelajaran Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti?

4. Apakah anda lebih tertarik dan mudah belajar ketika menggunakan media seperti video, gambar, lagu atau cerita?

5. Apakah guru sudah menggunakan media seperti Video, gambar, lagu atau cerita sesuai yang anda inginkan?

6. Apakah guru pernah menggunakan Video dalam pembelajaran?

7. Apakah anda pernah melihat Video tentang Sakramen Baptis?

Instrumen yang diberikan kepada ahli media dan ahli materi menggunakan alat ukur Rating Scale yang merupakan alat ukur yang memberikan penilaian secara kuantitatif. Jawaban alternatif yang disajikan pada setiap instrumen adalah angka (Sugiono, 2019:171-172).

Tabel 3: Instrumen Penilaian Media oleh Ahli Media

No. Peryataan 1 2 3 4 5 Komentar

4. Artikulasi dan lafal dalam media video sudah tepat dan sesuai. video baku dan mudah dipahami.

9. Animasi dalam media video relevan dengan materi yang disampaikan.

10. Gambar dan animasi dapat ditampilkan dengan jelas dengan indra penglihatan.

11. Gambar dan animasi yang disajikan menarik untuk peserta didik.

12. Media video yang dikembangkan efisien untuk digunakan dalam pembelajaran.

13. Media video yang dikembangkan dapat menyampaikan materi dengan baik dan dapat diterima peserta didik dengan baik.

14. Durasi media video sudah dapat menyampaikan materi dengan baik.

15. Isi video jelas dan mudah dipahami.

Tabel 4: Instrumen Penilaian Materi oleh Ahli Materi

No. Pernyataan 1 2 3 4 5 Komentar

1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran yang dikembangkan sesuai dengan standar kompetensi, kompetensi dasar, indikator dan tujuan pembelajaran.

2. Kegiatan pembelajaran dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran dapat menarik perhatian peserta didik dan menikatkan pemahaman peserta didik.

3. Media video sudah mengemas materi dengan baik dan sesuai dengan indikator.

4. Pemilihan materi yang dikemas dalam media video menarik dan baik.

5. Tema yang dikembangkan dalam meningkatkan pengetahuan tentang Sakramen Baptis.

10. Materi mudah dipahami dalam media video.

Instrumen yang diberikan pada narasumber peserta didik diukur menggunakan skala Likert, yang merupakan alat ukur yang digunakan untuk mengukur sikap, persepsi dan pendapat narasumber (Sugiono, 2019:165). Dalam penelitian ini, jawaban alternatif yang digunakan adalah sangat setuju, setuju, cukup, tidak setuju, sangat tidak setuju.

Tabel 5: Instrumen Penilaian Media oleh Peserta Didik terlalu cepat dan tidak terlalu lambat sehigga mudah diterima.

4. Bahasa yang digunakan sudah sesuai dan mudah dipahami.

Tabel 6: Panduan Wawancara Peserta Didik dalam Menilai Media Video Pembelajaran

No. Pertanyaan Jawaban

1. Apakah materi pembelajaran Pendidikan Agama

2. Apakah anda merasa terbantu dalam mempelajari dan memahami materi Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti menggunakan media video?

Jika sudah, apa yang dapat membuat anda merasa terbantu?

Jika belum, apa yang membuat anda merasa belum terbantu?

3. Menurut anda perlukah setiap materi Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti menggunakan

media interaktif?

Jika perlu, mengapa setiap materi pembelajaran perlu menggunakan media interaktif?

4. Bagaimana menurut anda penggunaan animasi dalam video? Apakah mengganggu atau membantu dalam pembelajaran?

5. Bagaimana menurut anda penggunaan suara, suara latar, dan lagu penutup. Apakah sudah sesuai harapan?

6. Menurut anda, apa yang perlu diperbaiki atau jika perlu ditambah dari media pembelajaran video tersebut?

G. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data adalah kegiatan yang dilakukan ketika penelitian telah selesai mengumpulkan data. Menurut Siswanto & Suyanto, analisis data adalah proses mencari dan menyusun data yang terkumpul secara sistematis. Data diperoleh dari hasil kuesioner, wawancara, catatan lapangan dan dokumentasi.

Data-data yang terkumpul kemudian diorganisasikan berdasarkan kategori, kemudian hasil penelitian dijabarkan. Setelah itu, peneliti dapat membuat kesimpulan agar mudah dipahami oleh diri sendiri dan orang lain. Dalam penelitian ini, teknik analisis data digunakan mengolah data yang sudah dikumpulkan setelah pelaksanaan penelitian. Pengolahan data dilakukan untuk mengetahui hasil dari penelitian efektivitas produk. Hasil dari data yang telah diolah kemudian dirumuskan dalam kesimpulan agar lebih mudah untuk dipahami. Data yang sudah didapatkan dari narasumber ahli media, ahli materi dan peserta didik kemudian dianalisis menggunakan teknik analisis deskriptif.

Data kualitatif diperoleh dari narasumber ahli media dan materi berupa komentar dan saran, sedangkan dari peserta didik data diperoleh dari wawancara. Data

kualitatif yang telah diperoleh dianalisis digunakan untuk merevisi produk. Data kuantitatif dari nilai diberikan oleh narasumber ahli media, ahli materi dan peserta didik.

Data kuantitatif dianalisis dengan menghitung nilai rata-rata dari setiap kelompok narasumber dengan menggunakan rumus sebagai berikut.

Me = ∑𝑥

𝑛

Keterangan:

Me : Mean (rata-rata)

∑x : Epsilon (jumlah skor semua narasumber) n : Jumlah individu narasumber

Data yang diperoleh kemudian penulis kualifikasikan dengan nilai yang diperoleh dari interval dengan rumus sebagai berikut (Dapiyanta, 2011:75).

Interval = 𝑆𝑚𝑎𝑥− 𝑆𝑚𝑖𝑛

𝑛

Keterangan:

Interval: jarak natar batas skala

Smax : skor maksimal (skala tertinggi kali jumlah instrumen) Smin : skor minimal (skala terendah kali jumlah instrumen) n : jumlah skala

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Pada Bab III, penulis telah membahas metode penelitian Research and Development (R&D), prosedur penelitian yang terdiri dari 7 prosedur. Tempat penelitian di SD Kanisius Kotabaru Yogyakarta.Waktu penelitian diselenggarakan pada Agustus 2020. Populasi dan sampel penelitian yaitu peserta didik SD Kanisius Kotabaru. Teknik dan alat pengumpulan data kuesioner dan wawancara.

Instrumen penelitian dan teknik analisis data mencari nilai rerata yang diberikan ahli media dan materi. Pada Bab IV, penulis akan membahas tentang hasil Penelitian dan Pengembangan, yaitu analisis peserta didik, desain produk, validasi, uji coba produk dan pembahasan.

A. Analisis Peserta Didik

Sebelum melakukan analisis peserta didik, penulis terlebih dahulu melihat potensi dan masalah yang ada pada peserta didik kelas III SD. Dalam penelitian ini, masalah yang penulis temukan adalah kesenjangan generasi antara guru yang termasuk generasi Milenial (usia 25-40) dan generasi X (usia 41-59), dan peserta didik yang tergolong generasi Alpha. Perbedaan generasi ini, menuntut guru untuk ikut aktif dalam penggunaan media teknologi digital agar pembelajaran dapat sesuai dengan karakter generasi Alpha. Dibandingkan dengan generasi guru, peserta didik adalah generasi lebih akrab dengan media teknologi digital.

Pada analisis peserta didik, penulis menggali potensi dan masalah peserta didik kelas III SD dengan mengkaji beberapa teori generasi Alpha yang sudah dijabarkan dalam Bab II. Generasi Alpha sudah sejak usia dini dekat dengan teknologi digital. Mereka memiliki karakter yang berbeda dari generasi-generasi sebelumnya dalam pembelajaran. Penyampaian pembelajaran untuk generasi Alpha berbeda dari generasi sebelumnya, karena generasi Alpha lebih tertarik dengan pembelajaran yang interaktif. Penulis juga melihat situasi pada peserta didik generasi Alpha yang mudah bosan dengan pembelajaran satu arah. Dalam kehidupan sehari-hari, generasi Alpha cerdas menggunakan gawai yang terkoneksi dengan internet.

B. Desain Produk

Desain produk adalah rancangan dari produk yang akan dihasilkan dari Penelitian dan Pengembangan. Dalam penelitian ini, desain dibuat dalam dua bentuk, yaitu desain video pembelajaran dan perangkat pembelajaran.

1. Desain Video Pembelajaran

Media pembelajaran didesain untuk membantu proses pembelajaran di kelas. Desain produk media video pembelajaran dibuat untuk membantu proses pembelajaran dan dirancang sesederhana mungkin agar mudah dipahami peserta didik. Media video pembelajaran tidak didesain untuk membahasakan ulang atau subsitusi materi pembelajaran sebab media video adalah sarana pembelajaran yang berperan sebagai suplemen dan pengganti komplemen dalam pemeblajaran.

Media pemebelajaran bukan alat yang digunakan sebagai pengganti metode

pembelajaran. Media didesain sesuai dengan peran media dalam PAK, digunakan sebagai dalam pewartaan yang dapat menjadi alat untuk menyebarluaskan pesan Injil.

Pembuatan video pembelajaran mulai dengan menggali materi dan bahan Sakramen Baptis kelas III SD. Pembuatan video menggunakan aplikasi FlipaClip untuk merancang gambar yang akan digunakan dalam video dan menggunakan YouCut-Video untuk menambahkan desain gambar dari kartunis Sharefaith Kids.

Desain video pembelajaran dapat disketsakan sebagai berikut.

Sketsa video yang akan dihasilkan

Sketsa tersebut dapat mendeskripsikan setiap bagian. Pada bagian Judul Video dirancang sebuah gambar kecil file (thumbnail) yang bertuliskan

“Sakramen Baptis.” Bagian Pembukaan diisi oleh dua narator yang menyampaikan salam pembuka, perkenalan dan tujuan dari video. Bagian materi menampilkan gambar dari pembaptisan Yesus sampai pengalaman Baptis yang disampaikan salah satu tokoh narator. Pada Penutup, dua narator mengajak penonton untuk bernyanyi bersama lagu When I Am Baptized. Lirik lagu

Judul Video

Pembukaan

Materi Pembelajaran

Penutup

disisipkan dalam video agar peserta didik terlibat dalam aktivitas bernyanyi bersama.

Selama video berlangsung dari Pembukaan sampai Penutup, instrumen musik disajikan untuk menghidupkan suasana. Dalam video, dua narator yang terdiri dari tokoh peserta didik laki-laki dan perempuan yang mengenakan seragam sekolah dasar. Dua narator dirancang dapat berbicara dengan suara yang menyesuaikan karakter tokoh. Mereka dirancang dapat bergerak sehingga video lebih interaktif untuk peserta didik. Aksi narator meliputi gerakan mulut, gerakan tangan dan gerakan badan lain. Desain media video dapat dilihat sebagai berikut.

Gambar 4 Salam Pembuka

Gambar 5 kelahiran Yesus

Sumber gambar: Sharefaith Kids (https://www.youtube.com)

Gambar 6 Yesus datang ke sungai Yordan

Sumber gambar: Sharefaith Kids (https://www.youtube.com) Gambar 7 Yohanes Pembaptis

Sumber gambar: Sharefaith Kids (https://www.youtube.com) Gambar 8 Yesus dan Yohanes pembaptis

Sumber gambar: Sharefaith Kids (https://www.youtube.com)

Gambar 9 Yesus dibaptis Yohanes

Sumber gambar: Sharefaith Kids (https://www.youtube.com) Gambar 10 Merpati turun di atas Yesus

Sumber gambar: Sharefaith Kids (https://www.youtube.com) Gambar 11 adik Budi dibaptis

Gambar 12 Budi dan Ayu menyanyikan lagu penutup

2. Desain Perangkat Pembelajaran

Dalam mendesain perangkat pembelajaran PAK & BP, penulis terlebih dahulu memperhatikan metode pembelajaran yang sesuai dengan karakter peserta didik. Perangkat pembelajaran PAK & BP didesain interaktif agar dapat memfasilitasi pembelajaran yang multisensorik. Perangkat pembelajaran didesain sebaik mungkin agar pembelajaran PAK & BP dapat selaras dengan tujuannya, yaitu “mendewasakan pribadi manusia, agar umat beriman dapat mencapai kedewasaan iman sehingga dapat semakin mendalami misteri keselamatan dari hari ke hari dan semakin menyadari karunia iman yang telah mereka terima dari pembaptisan” (GE 2). Dengan mendesain pembelajaran yang sesuai dengan tujuan PAK & BP, diharapkan arti dan makna pembelajaran dapat diterima oleh peserta didik.

Dalam perangkat pembelajaran ini, penulis mengambil materi Sakramen Baptis. Materi ini dipilih karena penulis merasa bahwa seorang Katolik perlu sejak dini memahami arti Baptis, agar mereka dapat menghayati Sakramen Baptis ia terima. Sakramen Baptis memiliki arti yang sangat penting bagi orang Katolik karena membawa umat pada keselamatan. Melalui pembaptisan, manusia dibebaskan dari dosa, dilahirkan kembali sebagai anak-anak Allah serta digabungkan dengan Gereja (KHK, Kan. 849).

Pendekatan yang digunakan dalam desain perangkat pembelajaran ini adalah pendekatan kontekstual yang merupakan konsep pembelajaran yang membantu guru mengaitkan materi pembelajaran dengan situasi dunia nyata, dan memotivasi peserta didik dalam membuat hubungan antara pengetahuan dan

penerapan dalam kehidupan mereka. Dengan pendekatan kontekstual, diharapkan pembelajaran dapat mencapai tujuan pendidikan iman yang dapat membina kehidupan rohani, memperdalam iman dan hidup religius sehingga dapat mencapai kepenuhan Kristiani dalam kehidupan sehari-hari di tengah masyarakat.

Penulis menggunakan pendekatan kontekstual karena ingin mengemas pembelajaran Sakramen Baptis yang lebih dekat dengan pengetahuan dan pengalaman peserta didik dalam melihat dan merasakan perayaan Sakramen Baptis. Harapannya, peserta didik dapat memaknai Sakramen Baptis yang diterima dalam kehidupan sehari-hari. Penulis mendesain perangkat pembelajaran sebagai berikut.

Tabel 7: Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

(RPP) Satuan Pendidikan : SD

Mata Pelajaran : Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti Kelas/ Semester : III/Gasal

Tema : Sakramen Baptis

Alokasi Waktu : 2x45 menit Tahun Pelajaran :2020/2021 a. Kompetensi Dasar dan Indikator

Kompetensi Dasar Indikator

1.5 Bersyukur atas tata perayaan Sakramen Baptis, Ekaristi dan Rekonsiliasi sebagai tanda dan sarana karya keselamatan Allah bagi manusia.

1.5.1 Mengungkapkan syukur atas perayaan Sakramen Baptis.

2.5 Disiplin dalam mengikuti tata perayaan Sakramen Baptis, Ekaristi dan Rekonsiliasi sebagai tanda dan sarana karya

2.5 Disiplin dalam mengikuti tata perayaan Sakramen Baptis, Ekaristi dan Rekonsiliasi sebagai tanda dan sarana karya

Dokumen terkait