• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN TEORITIS, KERANGKA PIKIR, PENELITIAN

A. Kajian Teoritis

3. Kajian Umum tentang LKS

a. Definisi LKS

Salah satu media pembelajaran yang dirasa dapat membantu siswa maupun guru dalam proses pembelajaran adalah dengan menggunakan LKS. Depdiknas menyatakan bahwa LKS adalah lembaran yang berisikan pedoman bagi siswa untuk melaksanakan kegiatan yang terprogram. Lembaran ini berisi petunjuk, tuntunan pertanyaan dan pengertian agar siswa dapat mempeluas serta

memperdalam pemahamannya terhadap materi yang dipelajari.23 Arsyad

menjelaskan LKS termasuk media cetak hasil pengembangan teknologi cetak yang berupa buku dan berisi materi visual. Yildrim menjelaskan bahwa LKS dapat membuat kegiatan belajar mengajar menjadi lebih terarah, selain itu LKS

dapat meningkatkan aktivitas siswa dalam pembelajaran.24 Dari beberapa

pendapat mengenai LKS di atas, dapat disimpulkan bahwa LKS merupakan salah satu sarana untuk membantu dan mempermudah kegiatan pembelajaran, sehingga akan terbentuk interaksi yang efektif antara siswa dengan guru.

b. Tujuan dan Manfaat Penggunaan LKS

Menurut Prianto dan Harnoko, terdapat manfaat dan tujuan penggunaan LKS dalam proses pembelajaran yaitu :

1) Mengaktifkan siswa dalam proses belajar mengajar,

2) Membantu siswa dalam mengembangkan konsep,

3) Melatih siswa untuk menemukan dan mengembangkan proses belajar

mengajar,

4) Membantu guru dalam menyusun pembelajaran,

5) Sebagai pedoman guru dan siswa dalam melaksanakan proses pembelajaran,

23

Atna Fresh Violina Marrysca, Surantoro, Elvin Yusliana Ekawati. “Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD (Student Teams Achievement Divisions) Berbantuan LKS (Lembar Kerja Siswa) Berkarakter untuk Meningkatkan Aktivitas Belajar dan Kemampuan Kognitif Fisika Siswa”, Jurnal Pendidikan Fisika, Vol.1 No.2 (September, 2013), hal. 7

24

Luluk Hasanatun Ni’mah, Saptorini, Stephani Diah Pamelasari, “Pengembangan LKS IPA Terpadu Berbasis Permainan Edukatif Tema Gerak Tumbuhan dan Faktor yang Mempengaruhi untuk Siswa SMP”, Unnes Science Education Journal 2 (1) (Juli, 2013), hal. 150

6) Membantu siswa memperoleh catatan tentang materi yang dipelajari melalui kegiatan pembelajaran,

7) Membantu siswa untuk menambah informasi tentang konsep yang dipelajari

melalui kegiatan belajar secara sistematis.25

Dan adapun tujuan penyusunan LKS dalam pembelajaran menurut Belawati dan kawan-kawan diantaranya:

1) Menyajikan bahan ajar yang memudahkan siswa untuk berinteraksi dengan

materi yang diberikan,

2) Menyajikan tugas-tugas yang meningkatkan penguasaan siswa terhadap materi

yang diberikan,

3) Melatih kemandirian belajar siswa,

4) Memudahkan pengajar dalam memberikan tugas kepada siswa.26

Berdasarkan beberapa pendapat diatas mengenai manfaat dan tujuan penggunaan LKS, secara umum dapat dikatakan bahwa tujuan penggunaan LKS dalam proses pembelajaran yaitu sebagai berikut:

1) Memberi pengetahuan, sikap dan keterampilan yang perlu dimiliki oleh siswa, 2) Mengecek tingkat pemahaman siswa terhadap materi yang telah disajikan,

3) Dan mengembangkan serta menerapkan materi pembelajaran yang sulit

disampaikan secara lisan.

Sedangkan manfaat penggunaan LKS dalam pembelajaran adalah untuk memberikan pengalaman belajar yang bermakna bagi siswa. Pengalaman belajar yang bermakna berarti melibatkan siswa secara aktif untuk menemukan konsep atau pengetahuan baru dengan mengaitkannya dengan pengetahuan yang telah ada, sehingga keaktivan siswa dapat berdampak baik bagi hasil belajar yaitu meningkat seiring penggunaan LKS.

Selain memiliki tujuan dan manfaat, terdapat pula keuntungan dari penggunaan LKS dalam pembelajaran antara lain, memudahkan guru dalam

25

Sunyono, “Development of Student Worksheet Base on Environment to SAINS Material of Yunior High School in Class VII on Semester I “, (Disampaikan dalam Proceeding of The 2nd International Seminar of Science Education , UPI , Bandung , 2008), hal. 2

26

Andi Prastowo, Panduan Kreatif Membuat Bahan Ajar Inovatif (Jogjakarta: DIVA Press, 2011), hal. 206.

melaksanakan pembelajaran, siswa akan belajar secara mandiri dan belajar memahami serta menjalankan suatu tugas tertulis.27

c. Fungsi Penggunaan LKS

LKS digunakan untuk menanamkan konsep dan prinsip dalam proses pembelajaran. Disisi lain LKS merupakan sarana penyampaian konsep dan prinsip kepada siswa baik secara mandiri maupun secara berkelompok karena LKS dapat digunakan untuk meningkatkan keaktivan siswa dalam proses pembelajaran. Penggunaan LKS dalam proses belajar mengajar dapat menimbulkan peluang yang lebih besar kepada siswa untuk memperoleh hasil belajar yang lebih baik khususnya pada mata pelajaran fisika. Hal ini dikarenakan LKS memiliki fungsi tertentu dalam proses pembelajaran. Terdapat beberapa fungsi LKS dalam proses belajar mengajar yaitu:28

1) Sebagai bahan ajar yang bisa meminimalkan peran pengajar, namun lebih

mengaktifkan siswa,

2) Sebagai bahan ajar yang mempermudah siswa untuk memahami materi yang

diberikan,

3) Sebagai bahan ajar yang ringkas dan kaya tugas untuk berlatih, serta

4) Memudahkan pelaksanaan pengajaran kepada siswa.

d. Jenis-Jenis LKS

Setiap LKS disusun dangan materi dan tugas tertentu yang dikemas untuk tujuan masing-masing. Berdasarkan pada tujuan pembuatan LKS yang dikemukakan oleh Muslim Ibrahim, LKS terbagi ke dalam dua bentuk yaitu:29

1) Lembar kegiatan yang berisi sarana untuk melatih, mengembangkan

keterampilan, dan menemukan konsep dalam suatu tema atau sering disebut dengan lembar kegiatan siswa yang tak berstruktur. LKS ini berperan sebagai alat bantu kegiatan siswa yang dipakai untuk menyampaikan pelajaran. Serta alat bantu mengajar yang dapat digunakan untuk mempercepat pelajaran,

27

Depdiknas, Panduan Pengembangan Bahan Ajar (Depdiknas: Jakarta, 2008), hal. 13

28

Andi Prastowo, Op.Cit., hal. 205.

29

Trianto, Desain Pengembangan Pembelajaran Tematik (Jakarta: Kencana, 2011), hal. 244.

memberi dorongan belajar pada tiap individu, berisi sedikit petunjuk, tertulis atau lisan untuk mengarahkan kerja pada siswa.

2) Lembar kegiatan siswa yang dirancang untuk membimbing siswa dalam suatu

proses belajar mengajar dengan atau tanpa bimbingan dari guru atau biasa disebut dengan lembar kegiatan siswa berstruktur. Lembar kerja ini memuat informasi dan tugas-tugas. Pada LKS ini telah disusun petunjuk dan pengarahannya, memberi semangat dan dapat mendorong belajar dan memberi bimbingan pada setiap siswa.

Menurut Andi Prastowo dalam bukunya, dikatakan bahwa setidaknya terdapat lima jenis LKS yang umumnya digunakan oleh siswa yaitu:30

1) LKS yang membantu siswa menemukan suatu konsep.

LKS jenis ini didasarkan pada prinsip konstruktvisme, bahwa seseorang akan belajar jika ia aktif mengkonstruk pengetahuan di dalam otaknya. LKS jenis ini memuat apa yang harus dilakukan siswa, meliputi melakukan, mengamati, dan menganalisis.

2) LKS yang membantu siswa menerapkan dan mengintegrasikan berbagai

konsep yang telah ditemukan.

LKS jenis ini membantu siswa dalam menerapkan konsep yang telah dipelajari ke dalam kehidupan sehari-hari. Caranya dengan memberikan tugas kepada mereka. Sebagai contoh dengan memberikan tugas untuk melakukan diskusi, kemudian meminta mereka untuk berlatih memberikan kebebasan berpendapat dan bertanggungjawab serta menghargai pendapat orang lain. 3) LKS yang berfungsi sebagai penuntun belajar

LKS jenis ini berisi pertanyaan atau isian yang jawabannya terdapat di dalam buku. Siswa dituntut untuk membaca buku terlebih dahulu agar dapat menjawab pertanyaan yang ada di dalam LKS. Fungsi utama LKS ini adalah membantu siswa menghafal dan memahami materi pelajaran.

4) LKS yang berfungsi sebagai penguat

Materi pembelajaran yang dikemas dalam LKS ini lebih mengarah pada penguatan atau pendalaman materi setelah mempelajari topik tertentu. LKS ini digunakan sebagai pembelajaran pokok atau untuk pengayaan.

30

Andi Prastowo, Op.Cit., hal. 208-209.

5) LKS yang berfungsi sebagai petunjuk praktikum

Salah satu isi dari LKS jenis ini adalah petunjuk pelaksanaan praktikum. Lembar kegiatan siswa untuk masing-masing pelajaran belum tentu sama. Hal ini disesuaikan dengan karakteristik pelajaran tersebut serta pendekatan yang digunakan dalam pembelajaran.

Dalam buku pengembangan perangkat pembelajaran untuk SMP tercantum dua jenis LKS untuk pembelajaran IPA yaitu:31

1) LKS untuk eksperimen berupa petunjuk untuk melaksanakan praktikum yang

menggunakan alat-alat dan bahan-bahan. Sistematika LKS umumnya terdiri dari judul, pengantar, tujuan, alat bahan, langkah kerja, kolom pengamatan, pertanyaan. Uraian masing-masing komponen adalah sebagai berikut:

(a) Pengantar, pengantar LKS berisi uraian singkat yang mengetengahkan bahan

pelajaran (berupa konsep-konsep) yang dicakup dalam kegiatan/praktikum,

(b) Tujuan, memuat tujuan yang berkaitan dengan permasalahan yang

diungkapkan di pengantar,

(c) Alat dan bahan, memuat alat dan bahan yang diperlukan,

(d) Langkah kegiatan, merupakan instruksi untuk melakukan kegiatan. Untuk

mempermudah siswa melakukan praktikum, langkah kerja ini dibuat secara sistematis. Bila perlu menggunakan nomor urut dan menambah tampilan sketsa gambar,

(e) Tabel pengamatan, dapat berupa tabel-tabel data untuk mencatat data hasil pengamatan yang diperoleh dari praktikum dan

(f) Pertanyaan, berupa pertanyaan yang jawabanya dapat membantu siswa untuk

mendapatkan konsep yang dikembangkan atau untuk mendapatkan kesimpulanya.

2) LKS non eksperimen berupa lembar kegiatan yang memuat teks yang

menuntut siswa melakukan kegiatan diskusi suatu materi pembelajaran. Kegitan menggunakan lembar kegiatan ini dikenal dengan istilah DART (Direct Activity to Relate to the Text Books) kegiatan ini berhubungan langsung dengan teks atau wacana. Ada dua jenis DART yaitu :

31

Popi Kamalia Devi, et al., Pengembangan Perangkat Pembelajaran Untuk SMP

(Jakarta: PPPPTK IPA, 2009), hal. 32-33.

(a) Bentuk LKS reconstruction DART. Bentuk LKS ini dapat berupa text completion (melengkapi teks), diagram completion (melengkapi tabel),

prediction (meramalkan), diagram cut andpaste (potong dan tempel gambar), dan scramble (mengacak);

(b) Bentuk LKS Analysis DART. Bentuk ini kegiatan siswa dapat berupa text

marking labelling dan recording. Pada bentuk ini LKS text marking labelling

dapat berupa underlaying (menggaris bawahi) dan labelling (memberi label), dan segmenting (memotong/menggolongkan). Bentuk LKS recording dapat berupa diagramatic representation (membuat diagram), tabulator (membuat

daftar yang tersusun), question (membuat pertanyaan-pertanyaan), words

square (teka-teki silang), dan summary (membuat rangkuman).

LKS yang digunakan oleh peneliti adalah jenis LKS non eksperimen. LKS ini akan memuat materi singkat dan soal-soal yang menuntut siswa melakukan kegiatan diskusi dalam suatu materi pembelajaran. LKS ini diharapkan dapat membantu siswa dalam proses pembelajaran, sehingga siswa memperoleh pemahaman konsep lebih baik lagi yang akan berdampak baik terhadap tercapainya tujuan pembelajaran.

e. Syarat-Syarat Penyusunan LKS

Didalam LKS non eksperimen memuat paling tidak judul, kompetensi dasar (KD) yang akan dicapai, waktu penyelesaian, informasi pendukung dan tugas yang harus dikerjakan. Penyusunan LKS harus memenuhi berbagai

persyaratan misalnya syarat didaktik, konstruksi, dan teknik. Syarat-syarat

didaktik, konstruksi, dan teknis yang harus dipenuhi, antara lain:32

1) Syarat-syarat didaktik mengatur tentang penggunaan LKS yang bersifat

universal dapat digunakan dengan baik untuk siswa yang lamban atau yang pandai. LKS lebih menekankan pada proses untuk menemukan konsep, dan yang terpenting dalam LKS ada variasi stimulus melalui berbagai media dan kegiatan siswa. LKS diharapkan mengutamakan pada pengembangan

32

Eli Rohaeti, Endang Widjajanti LFX, Regina Tutik Padmaningrum, “Pengembangan Lembar Kerja Siswa (LKS) Mata Pelajaran SAINS Kimia untuk SMP”, Jurnal Inovasi Pendidikan,Jilid 10 Nomor 1 (Mei, 2009), hal. 2

kemampuan komunikasi sosial, emosional, moral, dan estetika. Pengalaman belajar siswa ditentukan oleh tujuan pengembangan pribadi siswa.

2) Syarat konstruksi berhubungan dengan penggunaan bahasa, susunan kalimat,

kosa kata, tingkat kesukaran, dan kejelasan dalam LKS dan

3) Syarat teknis menekankan pada tulisan, gambar, penampilan dalam LKS.

f. Teknik Penyusunan LKS

Dalam penyusunan LKS terdapat prosedur yang harus dilakukan agar LKS dapat mencapai tujuan yang ingin dicapai dalam pembelajaran. Langkah-langkah penulisan LKS menurut Diknas adalah sebagai berikut:33

1) Melakukan analisis kurikulum: KI, KD, Indikator, dan materi pembelajaran. Langkah ini dimaksudkan untuk menentukan materi-materi mana yang membutuhkan bahan ajar LKS.

2) Menyusun peta kebutuhan LKS

Peta kebutuhan sangat diperlukan untuk mengetahui jumlah LKS yang harus ditulis serta melihat urutan LKS-nya.

3) Menentukan judul-judul LKS

Judul LKS ditentukan atas dasar kompetensi-kompetensi dasar, materi pokok, atau pengalaman belajar yang terdapat dalam kurikulum.

4) Penulisan LKS

Untuk menulis LKS, langkah yang perlu diperhatikan diantaranya adalah merumuskan kompetensi dasar, menentukan alat penilaian, menyusun materi, dan memperhatikan struktur LKS. Struktur LKS minimal terdiri dari enam komponen, yaitu judul, petunjuk belajar, kompetensi yang akan dicapai, informasi pendukung, tugas-tugas dan langkah-langkah kerja serta penilaian.

Dokumen terkait