BAB II KAJIAN PUSTAKA
B. Kajian Umum Tentang Perjudian
pasal 338 KUHP tentang pembunuhan dan pasal 378 KUHP tentang penipuan.18
B. Kajian Umum tentang Perjudian 1. Pengertian Perjudian
a. Menurut Kitab Undang-undang Hukum Pidana
Perjudian dalam hukum pidana diatur dalam Kitab Undang-undang Hukum Pidana Pasal 303 dan Pasal 303 bis. Bunyi dari Pasal 303 Kitab Undang-undang Hukum Pidana adalah sebagai berikut:19 1) Diancam dengan pidana paling lama dua tahun delapan
bulan atau denda paling banyak enam ribu rupiah, barang siapa tanpa mendapat ijin: (berdasarkan undang-undang No. 7 Tahun 1974, jumlah pidana penjara telah diubah menjadi sepuluh tahun dan denda menjadi dua puluh lima juta rupiah).
a. Dengan sengaja menawarkan atau memberi kesempatan untuk permainan judi dan menjadikan sebagai pencarian, atau dengan sengaja turut serta dalam suatu perusahaan untuk itu;
b. Dengan sengaja menawarkan atau memberi kesempatan kepada khalayak umum untuk permainan judi atau dengan sengaja turut serta dalam perusahaan untuk itu, dengan tidak perduli apakah untuk menggunakan kesempatan adanya sesuatu syarat atau dipenuhinya sesuatu tata cara;
c. Menjadikan turut serta pada permainan judi sebagai pencarian.
2) Kalau yang bersalah, melakukan kejahatan tersebut dalam menjalankan pencariannya, maka dapat dicabut haknya untuk menjalankan pencarian itu.
3) Yang disebut permainan judi adalah tiap-tiap permainan, dimana pada umumnya kemungkinan mendapat untung tergantung pada peruntungan belaka, juga karena permainannya lebih terlatih atau lebih mahir. Disitu
18 Ibid, hlm 102
19
Moeljatno, Kitab Undang-undang Hukum Pidana, Bumi Aksara, Jakarta, 1996, hlm. 111-112.
19
termasuk segala pertaruhan tentang keputusan perlombaan atau permainan lain-lainnya, yang tidak diadakan antara mereka yang turut berlomba atau bermain, demikian juga segala pertaruhan lainnya.
Dalam rumusan kejahatan Pasal 303 tersebut di atas, ada lima macam kejahatan mengenai hal perjudian (Harzardspel), dimuat dalam ayat (1):20
1. Huruf a ada dua macam kejahatan; 2. Huruf b ada dua macam kejahatan; dan 3. Huruf c ada satu macam kejahatan.
Sedangkan ayat (2) memuat tentang dasar pemberatan pidana, dan ayat (3) menerangkan tentang pengertian permainan judi yang dimaksudkan oleh ayat (1).
1. Kejahatan Pertama
Kejahatan bentuk pertama ini dimuat dalam huruf a yaitu menuntut pencaharian dengan cara sengaja mengadakan atau memberi kesempatan untuk main judi, atau sengaja turut campur dalam perusahaan main judi. Adapun unsur-unsur kejahatan ini adalah sebagai berikut:
Unsur Obyektif:
a. Perbuatan: menawarkankesempatan dan memberi kesempatan; b. Obyek: untuk bermain judi tanpa ijin;
c. Dijadikannya sebagai mata pencaharian. Unsur Subyektif:
20 Adami Chazawi, Tindak Pidana Mengenai Kesopanan, Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2005, Hlm 158.
20
d. Dengan sengaja
Dalam kejahatan yang pertama ini, pembuat tidak melakukan bermain judi, serta tidak ada larangan bermain judi. Tetapi perbuatan yang dilarang adalah menawarkan kesempatan bermain judi dan memberikan kesempatan bermain judi.21
Maksud dari menawarkan kesempatan bermain judi adalah si pembuat melakukan perbuatan dengan cara apapun untuk mengundang atau mengajak orang-orang untuk bermain judi dengan menyediakan tempat dan waktu tertentu. Jadi disinilah telah ada orang yang bermain judi.22
2. Kejahatan Kedua
Kejahatan kedua yang dimuat dalam huruf a yaitu melarang orang yang tanpa ijin dengan sengaja turut serta dalam suatu kegiatan usaha permainan judi. Adapun unsur-unsurnya adalah sebagai berikut: Unsur Obyektif:
a. Perbuatannya: turut serta;
b. Obyek: dalam suatu kegiatan usaha permainan judi tanpa ijin. Unsur Subyektif:
c. Dengan sengaja
Dalam kejahatan yang kedua ini, perbuatannya adalah turut serta yang artinya ikut terlibat bersama orang lain dalam usaha permainan
21 Ibid, hlm 159.
21
judi yang disebutkan pada bentuk kejahatan pertama yang diterangkan di atas.23
3. Bentuk Ketiga
Kejahatan bentuk ketiga adalah melarang orang yang tanpa ijin dengan sengaja menawarkan atau memberi kesempatan kepada khalayak umum untuk bermain judi. Adapun unsur-unsurnya adalah sebagai berikut:
Unsur Obyektif:
a. Perbuatan: menawarkan dan memberi kesempatan; b. Obyek: kepada khalayak umum;
c. Untuk bermain judi tanpa ijin. Unsur Subyektif:
d. Dengan sengaja.
Kejahatan bentuk ketiga ini hamper sama dengan kejahatan bentuk pertama, yakni pada perbuatan menawarkan kesempatan dan perbuatan memberi kesempatan. Sedangkan perbedaannya adalah sebagai berikut: 24
1) Pada bentuk pertama, perbuatan menawarkan kesempatan dan perbuatan memberikan kesempatan tidak disebutkan kepada siapa, oleh karena itu bisa termasuk seseorang atau beberapa orang tertentu. Tetapi bentuk ketiga, disebutkan ditunjukkan pada khalayak umum. Oleh karena itu bentuk ketiga tidak
23 Ibid, hlm 161.
22
berlaku jika kedua perbuatan itu hanya ditujukan pada satu orang tertentu.
2) Pada bentuk pertama secara tegas disebutkan bahwa kedua perbuatan itu dijadikan sebagai mata pencaharian. Sedangkan pada bentuk ketiga, tidak disebutkan dijadikannya sebagai mata pencaharian.
4. Bentuk Keempat
Kejahatan perjudian bentuk keempat dalam ayat (1) Pasal 303, adalah larangan dengan sengaja turut serta dalam menjalankan kegiatan usaha perjudian tanpa ijin. Adapun unsur-unsurnya adalah sebagai berikut:
Unsur Obyektif:
a. Perbuatan: turut serta;
b. Obyek: dalam kegiatan usaha permainan judi tanpa ijin Unsur Subyektif:
c. Dengan sengaja
Perbedaan antara bentuk keempat dengan bentuk kedua adalah pada bentuk kedua perbuatan turut sertanya ada kegiatan usaha perjudian yang dijadikan sebagai mata pencaharian. Sedangkan pada bentuk keempat perbuatan turut sertanya ditujukan pada kegiatan usaha perjudian yang bukan sebagai mata pencaharian. Demikian juga kesengajaan si pembuat dalam melakukan turut sertanya ditujukan pada kegiatan usaha bukan sebagai mata pencaharian.
23
Kejahatan bentuk kelima ini adalah melarang orang yang melakukan perbuatan turut serta dalam permaianan judi tanpa ijin yang dijadikannya sebagai mata pencaharian. Adapun unsur-unsurnya adalah sebagai berikut:
Unsur Obyektif:
a. Perbuatan: turut serta;
b. Obyek: dalam permainan judi tanpa ijin; c. Sebagai mata pencaharian.
Perbuatan materiil turut serta terdapat pada kejahatan bentuk kedua, keempat dan kelima. Pada bentuk kelima ini, unsur dalam menjalankan kegiatan usaha tidak dimuat lagi. Artinya si pembuat disini tidak ikut serta dalam menjalankan usaha permainan judi. Menjalankan usaha adalah berupa perbuatan menawarkan kesempatan dan memberikan kesempatan bermain judi. Si pembuat ikut terlibat bermain judi bersama orang lain, dan bukan terlibat bersama pembuat yang melakukan kegiatan usaha perjudian yang orang ini tidak ikut bermain judi.25
Tindak pidana perjudian juga dirumuskan dalam Pasal 303 bis KUHP, yang intinya menggunakan kesempatan main judi yang diadakan dengan melanggar Pasal 303 KUHP, adapun rumusannya adalah sebagai berikut:
1) Diancam dengan pidana penjara paling lama empat tahun atau pidana denda paling banyak sepuluh juta rupiah:
a. barang siapa menggunakan kesempatan main judi, yang diadakan dengan melanggar ketentuan Pasal 303;
24
b. barang siapa ikut serta main judi di jalan umum atau pinggir jalan umum atau di tempat yang dapat dikunjungi umum, kecuali jika ada ijin dari penguasa yang berwenang yang telah memberi ijin untuk mengadakan perjudian itu.
2) Jika ketika melakukan pelanggaran belum lewat dua tahun sejak ada pemidanaan yang menjadi tetap karena salah satu dari pelanggaran ini, dapat dikenakan pidana penjara paling lama enam tahun atau pidana denda paling banyak lima juta rupiah.
Kejahatan perjudian dalam ayat (1) terdapat dua bentuk yaitu dirumuskan dalam huruf a dan huruf b. Sedangkan pada ayat (2) merupakan pengulangannya yang menjadi dasar pemberatan pidana. Kejahatan perjudian dalam ayat (1) ada dua bentuk, yaitu:
1. Bentuk Pertama
Adapun unsur-unsur dalam bentuk pertama adalah sebagai berikut: 26
a. Perbuatannya adalah bermain judi;
b. Dengan menggunakan kesempatan yang diadakan dengan melanggar Pasal 303
Perbuatan menawarkan kesempatan dan memberikan kesempatan untuk bermain judi telah membuka kesempatan bagi khalayak umum untuk bermain judi. Barang siapa yang menggunakan kesempatan itu untuk bermain judi, maka telah melakukan kejahatan Pasal 303 bis KUHP.
2. Bentuk Kedua
Adapun unsur-unsur dalam bentuk kedua adalah sebagai berikut:27
25
a. Perbuatan: ikut serta bermain judi;
b. Tempat: di jalan umum, di pinggir jalan umum, di tempat yang banyak dikunjungi umum;
c. Perjudian itu tanpa ijin dari penguasa yang berwenang.
Bentuk kejahatan yang kedua perbuatannya turut serta yang artinya dimana dua orang melakukan tindak pidana perjudian bersama-sama yang perbuatan mereka memenuhi semua rumusan tindak pidana perjudian. Tempat permainan judi dapat dilakukan di tempat umum yang setiap orang bisa menujunya tanpa ada kesulitan.
Perbedaan antara Pasal 303 KUHP dengan Pasal 303 bis KUHP adalah Pasal 303 KUHP mengenai orang yang membuka dan turut serta dalam kegiatan usaha perjudian atau menyediakan tempat bermain judi dan menjadikannya sebagai mata pencaharian biasa disebut dengan Bandar, sedangkan Pasal 303 bis KUHP mengenai orang yang menggunakan kesempatan main judi atau orang yang ikut dalam permainan judi.
b. Menurut Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1974 tentang Penertiban Perjudian
Dalam undang-undang nomor 7 tahun 1974 tentang penertiban perjudian menyatakan bahwa semua tindak pidana perjudian adalah kejahatan. Bahwa pada hakekatnya perjudian adalah perbuatan bertentangan dengan agama, kesusilaan, dan moral Pancasila, serta membahayakan bagi penghidupan dan kehidupan masyarakat, bangsa
26
dan negara. Perjudian adalah penyakit masyarakat yang manunggal dengan kejahatan yang dalam proses sejarah dari generasi ke generasi ternyata tidak mudah diberantas.28
Perjudian mempunyai dampak yang negatif dan merugikan terhadap moral dan mental masyarakat. Pemerintah harus mampu menertibkan dan mengatur kembali perjudian. Oleh karena itu sangat pentingnya peraturan agar masyarakat menjauhi melakukan perjudian, guna menghindari dampak yang lebih parah.
Maka untuk maksud tersebut perlu mengklasifikasikan segala macam bentuk tindak pidana perjudian sebagai kejahatan, dan memberatkan ancaman hukumannya, karena ancaman hukuman yang sekarang berlaku ternyata sudah tidak sesuai lagi dan tidak membuat pelakunya jera.29
C. Kajian Umum tentang Hak-hak Tersangka dalam Proses Penyidikan