BAB III METODOLOGI PENELITIAN
E. Kalibrasi Instrumen
Sebelum instrumen tes digunakan, instrumen terlebih dahulu diuji coba. Uji coba ini dimaksudkan untuk melihat validitas, reliabilitas, daya pembeda dan tingkat kesukaran instrumen. Rincian uji coba yang akan digunakan pada instrumen, seperti berikut ini:
1. Validitas instrumen
Validitas berkenaan dengan ketetapan alat penilaian terhadap konsep yang dinilai sehingga betul-betul menilai apa yang seharusnya
dinilai.14 Validitas tes merupakan ukuran yang menyatakan keshahihan suatu instrumen sehingga mampu mengukur apa yang hendak diukur.15 Uji validitas tes yang digunakan adalah uji validitas isi (Content Validity) dan uji validitas yang dihubungkan dengan criteria (Criteria Related Validity). Untuk mengetahui uji validitas isi tes, dilakukan judgmentterhadap butir-butir soal yang dilakukan oleh dosen ahli.
Sebuah instrument dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang diinginkan dan dapat mengungkapkan data dari variable yang diteliti secara tepat. Dengan demikian, untuk mengetahui validitas yang dihubungkan dengan criteria digunakan uji statistic, yakni teknik korelasiPearson Product Moment:16
㭎 ( )( )
( ( ) ( ( ))
Keterangan :
rxy= koefisien korelasi antara variable X dan Y X = skor tiap butir soal
Y = skor total butir soal N = jumlah siswa
Setelah nilai koefisiesn korelasi diperoleh, maka dilakukan uji signifikansi untuk mengukur keberartian korelasi berdasarkan distribusi kurva normal dengan menggunakan statistik uji-t dengan rumus:17
thitung = 2
1 2
Keterngan :
thitung = nilai hitung koefisien validitas
rxy = koefisien korelasi tiap butir soal
Nana Sudjana Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2010) h.12
15
Suharsimi Arikunto,Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan,(Jakarta: Bumi Aksara, 2008), h. 65.
16
Ibid,h.72
n = jumlah responden
kemudian hasil di atas dibandingkan dengan nilai t-tabel pada
taraf signifikasni 5% (α = 0,05) dan derajat kebebasan (dk) = n-2. Kaidah
keputusannya :
Jika thitung> ttabelberarti valid sebaliknya, Jika thitung< ttabelberate tidak valid.
Jika instrumen itu valid, maka dilihat criteria penafsiran indeks korelasi (r) pada table 3.2 sebagai berikut:18
Tabel 3.2 Instrumen Koefisien Korelasi Nilai r
Interval Koefisien Tingkat Hubungan
0.80–1.00 Sangat Tinggi
0.61–0.80 Tinggi
0.40–0.60 Rendah
0.00–0.20 Sangat Rendah
Setelah validasi instrumen yang terdiri dari 25 soal uraian maka didapat hasil 10 soal valid dan dapat dilihat pada table 3.3 sebagai berikut:
Tabel 3.3 Kisi-kisi InstrumenContextual Teaching Learning(CTL)
Asas CTL Indikator No. Soal
1. Bertanya Membuat pertanyaan
penelitian seperti apakah, mengapa
3,4,5,6*,9*,13
18
2. Permodelan Membuat contoh sebagai aplikasi dari penelitian
1*,7,17*
3. Masyarakat Belajar
Membuat kelompok dan memisahkan diri dalam kelompok
2,8*,15,20
4. Konstruktivisme Menyusun argumen
berdasarkan temuan-temuan pada saat pembelajaran berlangsung
10,11*,19,24
5. Inquiry Menemukan
kesimpulan/solusi dari studi kasus yang diberikan
18*,14,16
6. Refleksi Menjelaskan hasil diskusi
kelompok
22*,12,23
7. Penilaian Sebenarnya
Penilaian atas produk yang dihasilkan
21,25*,
Berdasarkan hasil perhitungan, dari 25 soal yang diberikan terdapat 10 soal yang valid yaitu nomor 1, 6, 8, 9, 11, 17, 18,19, 22, dan 25 yang bertanda * pada tabel di atas merupakan soal yang valid.. Sedangkan soal yang tidak valid sebanyak 15 soal yaitu nomor 2, 3, 4, 5, 7, 10,12,13,14, 15, 16, 20, 21, 23 dan 24 .
Dari 10 soal yang didapat ini mewakili aspek CTL seperti aspek bertanya, pemodelan, masyarakat belajar, konstruktivisme, inquiry, refleksi, dan penilaian sebenarnya.
2. Reliabilitas
Reliabilitas adalah kesetabilan skor yang diperoleh orang yang sama ketika diuji ulang dengan tes yang sama pada situasi yang berbeda atau dari satu pengukuran ke pengukuran lainnya. Reliabilitas instrumen uji coba hasil belajar dihitung dengan KR-20, yaitu :19
11 1
2 2 Dimana :
9
r11 = koefisien reliabilitas internal seluruh item.
p = proporsi subjek yang menjawab item dengan benar
q = proporsi subjek yang menjawab item salah (q=1-p)
∑pq = jumlah hasil perkalianpdanq
K = Banyaknya item
S = standar deviasi dari tes
Untuk mengetahui kebenaran koefisien reliabilitas dilakukan uji-t, dengan rumus:
thitung = 2
1 2
Keterngan :
thitung = nilai hitung koefisien validitas rxy = koefisien korelasi tiap butir soal
n = jumlah responden
kemudian hasil di atas dibandingkan dengan nilai t-tabel pada taraf
signifikasni 5% (α = 0,05) dan derajat kebebasan (dk) = n-2. Jika thitung>
ttabelinstrumen dikatakan baik dan dapat dipercaya.
Jika instrumen reliable, maka dilihat criteria penafsiran indeks reliabilitas pada table 3.4 berikut ini:20
Tabel 3.4 Kriteria Reliabilitas Instrumen
Besarnya “r”
Product Moment (rxy)
Interprestasi
20
Anas Sudjiono, Pengantar Statistik Pendidikan (Jakarta: PT.Rajagrafindo Persada, 2012),h.193
0,00–0,20
Antara Variabel X dan Variabel Y memang terdapat korelasi, akan tetapi korelasi itu sangat lemah atau sangat rendah sehingga korelasi itu diabaikan (dianggap tidak ada korelasi antara variable X dan Variabel Y)
0,20–0,40 Antara variable X dan variable Y terdapat korelasi yang lemah atau rendah
0,40–0,70 Antara variable X dan variable Y terdapat korelasi yang sedang atau cukup
0,70–0,90 Antara variable X dan variable Y terdapat korelasi yang kuat atau tinggi.
Berdasarkan hasil perhitungan, diperoleh reliabilitas tes sebesar 0,55 sehingga dapat disimpulkan instrument CTL (contextual teaching learning) adalah reliabel dan termasuk kategori sedang.
3. Taraf Kesukaran Butir Soal
Tingkat kesukaran merupakan salah satu analisis kuantitatif konvensional paling sederhana dan mudah. Hasil hitugnya merupakan proporsi atau perbandingan antara siswa yang menjawab benar dengan keseluruhan siswa yang mengikuti tes.21 Soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah atau tidak terlalu sukar. Soal yang terlalu mudah tidak merangsang siswa untuk mempertinggi usaha untuk
memecahkannya. Sebaliknya, soal yang terlalu sukar akan
menyebabkan siswa menjadi putus asa dan tidak mempunyai semangat untuk mencoba lagi karena diluar jangkauannya. Adapun indeks
kesukaran rentangannya dari 0.0-1.0. Semakin besar indeks
menunjukkan semakin mudah butir soal, karena dapat dijawab dengan benar oleh sebagian besar atau seluruh siswa. Sebaliknya jika sebagian
Ahmad Sofyan dkk, Evaluasi Pembelajaran IPA Berbasis Kompetensi. (Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Jakarta dengan UIN Jakarta Press, 2006), h. 103
kecil atau tidak ada sama sekali siswa yang menjawab benar menunjukkan butir soal sukar.22
Tingkat kesukaran suatu butir soal adalah proporsi dari keseluruhan siswa yang menjawab benar pada butir soal tersebut. Tingkat kesukaran dihitung dengan menggunakan persamaan:23
= Keterangan :
P = Indeks kesukaran
B = Banyaknya siswa yang menjawab soal dengan benar
JS = Jumlah seluruh siswa peserta tes
Tingkat kesukaran yang baik adalah tingkat kesukarang yang memiliki nilai-nilai sebagai berikut:24
a. P = 0–0,25 Sukar b. P = 0,26–0,75 Sedang c. P = 0,76 - 1 Mudah 4. Daya pembeda Soal
Analisis daya pembeda mengkaji butir-butir soal dengan tujuan untuk mengetahui kesanggupan dalam membedakan siswa yang tergolong mampu (tinggi prestasinnya) dengan siswa yang tergolong kurang atau lemah prestasinya.25
Berikut ini adalah tabel klasifikasi daya pembeda yang dikemukakan oleh Suhartini Arikunto.26
Tabel 3.5 Klasifikasi Daya Pembeda
Nilai Daya Pembeda Kriteria
Ibid,h. 103 23
Suharsimi Arikunto,op.cit, h.208 24
Ahmad Sofyan dkkopcit,h. 103.
Nana Sudjana,op.cit,h.141 26
6
0,00–0,20 Jelek
0,20–0,40 Cukup
0,40–0,70 Baik
0,70–1,00 Baik sekali
Negatif Soal dibuang